aritmatika sosial 1 dan 2

Kelompok 6
Dony Dwi F. (103174089)
Nur Rakhmah F. (103174203)
Annisa Dita I.(103174204)
Yafita Arfina M. (103174207)
Ganang Wahyu H. (10317421 3)
Sinta Devi N. (103174228)

ARITMATIKA SOSIAL
1. Harga pembelian, harga penjualan,
untung, dan rugi
2. Persentase untung rugi
3. Rabat, Bruto, Tara, dan Netto
4. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
5. Bunga Harian, bulanan, dan

1. Harga pembelian, harga
penjualan, untung, dan rugi
Illustrasi :
“Seorang pedagang beras membeli beras
dengan harga Rp5.000,00 per kg.

Kemudian beras itu dijualnya dengan
harga Rp5.750,00 per kg.”
Pada kegiatan jual beli tersebut dapat
dikatakan bahwa harga
pembeliannya Rp5.000,00 per kg dan
harga penjualannya Rp5.750,00 per
kg.

Nilai uang dari suatu barang yang dibeli
disebut harga pembelian
 
Nilai uang dari suatu barang yang dijual
disebut harga penjualan
 

Kapan seorang
pedagang dikatakan
untung, dan kapan
dikatakan rugi?


Seorang pedagang dikatakan untung apabila ia
menjual barang dagangannya dengan harga lebih dari
harga pembelian.

Untung = harga penjualan – harga pembelian

Seorang pedagang dikatakan rugi apabila ia menjual
barang dagangannya dengan harga kurang dari harga
pembelian.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Contoh 1 :

Seorang pedagang buah-buahan membeli buah rambutan
dengan harga Rp2.750,00 per kg. Selanjutnya pedagang itu
menjualnya dengan harga Rp3.000,00 per kg.
a. Pedagang itu memperoleh/mendapat kan untung atau rugi?
b. Berapa besar untung atau rugi itu?


Penyelesaian :

harga pembelian = Rp 2.750,00 per kg
harga penjualan = Rp3.000,00 per kg
a. Karena harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian,
maka pedagang itu memperoleh untung.
b. untung = harga penjualan – harga pembelian
= Rp3.000,00 - Rp 2.750,00
= Rp 250,00
Jadi, besarnya untung yang diperoleh pedagang adalah Rp

250,00

Contoh 2 :
Jatrat membeli sebuah laptop bekas dengan harga Rp
2.500.000,00. Setelah dipakainya selama 7 bulan, laptop tersebut
mengalami kerusakan. Biaya memperbaiki laptop tersebut adalah
Rp 1.150.000,00. Setelah diperbaiki, Jatrat pun menjual laptopnya
dengan harga Rp 3.000.000,00. Tentukan besar kerugian yang
dialami Jatrat!


Penyelesaian :
Biaya perbaikan termasuk sebagai modal (harga pembelian),
maka
Modal = Rp 2.500.000,00 + Rp 1.150.000,00
= Rp 3.650.000,00
Harga penjualan = Rp 3.000.000,00
Karena harga penjualan lebih rendah dari modal, maka Jatrat
mengalami kerugian.
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
= Rp 3.650.000,00 - Rp 3.000.000,00
= Rp 650.000,00
Jadi, besarnya kerugian yang dialami Jatrat adalah Rp 650.000,00

Menghitung Harga
Penjualan

a. Jika memperoleh untung, maka harga
penjualan lebih tinggi daripada harga
pembelian, sehingga :

Untung = harga penjualan – harga pembelian
Harga penjualan = harga pembelian +
untung

Contoh :
Harga pembelian sebuah handphone adalah Rp
1.500.000,00. Agar memperoleh keuntungan sebesar Rp
150.000,00, berapakah harga penjualannya ?

Penyelesaian :
Harga pembelian = Rp 1.500.000,00
Untung
= Rp 150.000,00
Karena memperoleh untung, maka harga penjualan lebih
tinggi daripada harga pembelian, sehingga :
Harga penjualan = harga pembelian + untung
= Rp 1.500.000,00 + Rp 150.000,00
= Rp 1.650.000,00
Jadi, untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp
150.000,00, maka harga jualnya adalah Rp 1.650.000,00.


b. Jika mengalami rugi, maka harga
penjualan lebih rendah daripada harga
pembelian, sehingga :
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Harga
rugi

penjualan = harga pembelian -

Contoh :
Harga beli 2 lusin buku tulis adalah Rp 48.000,00.
Setelah dijual ternyata penderita mengalami kerugian
sebesar Rp 500,00 tiap buku. Tentukan harga
penjualan setiap buku!
Penyelesaian :
1 lusin = 12 buah
2 lusin = 12 x 2 = 24 buah
Harga beli satu buah buku tulis = Rp 48.000,00 : 24
= Rp 2.000,00

Besarnya kerugian tiap kemeja = Rp 500,00
Karena rugi, maka harga penjualan lebih rendah daripada
harga pembelian, sehingga
Harga penjualan 1 buah buku tulis = harga pembelian – rugi
= Rp 2.000,00 - Rp 500,00
= Rp 1.500,00
Jadi, harga penjualan satu buah buku tulis sebesar Rp

Menghitung Harga
Pembelian

a. Jika memperoleh untung, maka harga
pembelian lebih murah daripada
harga penjualan, sehingga :
Untung = harga penjualan – harga pembelian
Harga pembelian = harga penjualan untung

Contoh
Seorang pedagang membeli telur ayan sebanya
60 butir. Kemudian telur itu dijual dengan harga

seluruhnya Rp 120.000,00. Jika dari hasil
penjualan tersebut ternyata diperoleh untung Rp
250,00 per butir, tentukan harga pembelian
seluruhnya !

Penyelesaian :
Harga penjualan seluruhnya= Rp 120.000,00
Laba / untung seluruhnya
= 60 x Rp 250,00
= Rp 15.000,00
Karena untung, maka harga penjualan lebih tinggi daripada
harga pembelian, sehingga :
Harga pembelian seluruhnya
= harga jual – untung
= Rp 120.000,00 - Rp 15.000,00
= Rp 105.000,00
Jadi, harga pembelian seluruhnya sebesar Rp 105.000,00.

b. Jika mengalami rugi, berarti
harga pembelian lebih mahal

dari harga penjualan, sehingga :
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Harga pembelian = harga penjualan
+ rugi

Contoh :
Seorang pedagang menjual 1 kodi kain dengan harga Rp
800.000,00. Ternyata ia mengalami kerugian sebesar Rp
1.000,00 per lembar. Tentukan harga pembelian perlembar
kain!

Penyelesaian :
1 kodi = 20 buah
Harga penjualan 1 kain = Rp 800.000,00 : 20
= Rp 40.000,00
Rugi setiap kain
= Rp 1.000,00
Karena rugi, maka harga pembelian lebih tinggi daripada
harga penjualan
Harga pembelian 1 kain = harga jual + rugi

= Rp 40.000,00 + Rp 1.000,00
= Rp 41.000,00
Jadi, harga pembelian 1 kain sebesar Rp 41.000,00.

Persentasi Untung
Rugi

Menentukan Persentasi Untung
Rugi
Persen artinya per seratus. Persen ditulis
dalam bentuk p% dengan p bilangan real.
Dalam perdagangan, besar untung atau rugi
terhadap
harga
pembelian
biasanya
dinyatakan dalam bentuk persen.

Contoh
Harga pembelian = 100 x Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00

Harga penjualan = Rp 840.000,00
Harga penjualan lebih dari harga pembelian, maka mengalami
untung.
Untung = Harga penjualan - Harga pembelian

= Rp 840.000,00 - Rp 800.000,00
= Rp 40.000,00

Menentukan Harga Jual dan
Beli Jika Untung dan Rugi
Diketahui
Jika persentase untung atau
rugi diketahui, dapat dihitung harga beli atau
harga jualnya.
Telah diketahui bahwa untung (laba) = harga penjualan – harga pembelian,
maka:
1) harga penjualan = harga pembelian + untung
2) harga pembelian = harga penjualan – untung
Telah diketahui pula bahwa rugi = harga pembelian – harga penjualan,
maka
1) harga penjualan = harga pembelian – rugi
2) harga pembelian = harga penjualan + rugi

Catatan:
Dalam bentuk persen, harga beli dapat dianggap sebagai modal = 100%.  
Menentukan Harga Jual dan Beli Jika Untung dan Rugi Diketahui
 

Contoh
Seorang pedagang menjual
suatu barang dengan harga
Rp318.000,00 dan mendapat
untung 6% dari harga beli.
Tentukan harga beli barang
tersebut.

rabat,
diskon,
pajak,
bruto,
netto, dan
tarra

rabat dan
diskon

Perhatikan gambar di samp
Andi membeli beberapa pan pizza
seharga Rp 150.000,00. Karena
bertepatan dengan momen tahun
baru, Andi hanya membayar sebesar
Rp 125.000,00.
Potongan harga itulah yang
dinamakan diskon.

Jadi, diskon adalah:
njual
e
p
h
le
o
n
a
k
ri
e
ib
d
g
Potongan harga yan
n
a
a
d
a
e
k
a
d
a
a
n
re
a
k
kepada pembeli
,
n
u
h
ta
ir
h
k
a
,
a
y
ra
ri
a
tertentu, misalnya h
inya.
a
g
a
b
e
s
n
a
d
,
g
n
a
d
u
cuci g
n gn
to
o
p
n
a
k
a
p
ru
e
m
s
Dalam contoh di ata
karena
l
a
ju
n
e
p
n
a
k
ri
e
ib
d
harga yang
tahun
t
a
a
s
i
d
g
n
ra
a
b
li
e
pembeli memb
baru.

Lalu, apakah yang
dimaksud dengan
rabat?

rabat
Pengertian rabat hampir sama dengan
pengertian diskon. Namun, rabat
merupakan potongan harga yang
diberikan penjual kepada pembeli yang
membeli barang dengan jumlah besar
(misal kepada agen untuk dijual
kembali)

contoh soal
Seseorang membeli baju di Toko Anugerah
seharga Rp 85.000,00. Toko tersebut
memberikan diskon 20% untuk setiap
pembelian.
a. Berapa rupiah diskon yang diberikan oleh
toko tersebut?
b. Berapa rupiah yang harus dibayar untuk
membeli pakaian tersebut?

 Penyelesaian:

Diketahui:

Ditanya:

a. Diskon yang diberikan
Harga beli= Rp85.000,00
toko dalam rupiah
Diskon = 20%

b. Uang yang harus
dibayar

Jawab:
a.Diskon 20% = × 85.000,00 = 17.000,00
b.yang harus dibayar = 85.000,00 – 17.000,00 =
68.000,00
Jadi, uang yang harus ia bayarkan sebesar
Rp68.000,00.

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa:
Harga Bersih = Harga Kotor –
Rabat/Diskon
Di mana:
Harga bersih merupakan harga setelah
dipotong diskon/rabat
Harga kotor merupakan harga sebelum
dipotong diskon/rabat

paja
k
Dinda membeli baju di
sebuah department store
seharga Rp 50.000,00. Saat
di kasir dan membayar
bajunya, ternyata di struk
terdapat tulisan “harga sudah
termasuk PPN 10%”
PPN merupakan salah satu
jenis pajak yang
kepanjangannya adalah Pajak
Pertambahan Nilai.

Jadi, apakah PAJAK itu?
Pajak adalah suatu kewajiban yang dibebankan
kepada
masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaan
kepada negara menurut peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan pemerintah.
Jadi, pajak bersifat mengikat dan memaksa.
Macam-macam pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang besarnya telah ditetapkan pemerintah
sebesar 10%, Pajak Penghasilan (PPh) yang
besarnya ditetapkan pemerintah sebesar 15%, dan
sebagainya.

tto
n
o
c
con o
h
h

Pada supermarket “AGUNG” hampir semua
label harga barang yang dijual belum termasuk
PPN sebesar 10%. Jika Pak Amin membeli
sebuah AC dengan label harga sebesar
Rp2.000.000,00 berapa rupiah Pak Amin harus
membayar?

Diketahui:

Ditanya:

Harga AC = Rp 2.000.000,00 Uang yang harus
PPN = 10%

dibayar?

Jawab:
PPN 10% = 2.000.000 x 15% = 200.000
Sehingga, uang yang harus dibayar adalah:
2.000.000 + 200.000 = 2.200.000
Jadi, Pak Amin harus membayar AC sebesar
Rp2.200.000,00

Coba perhatikan pada saat membeli makanan kecil
atau saat ibu membeli gula pasir. Berat barang yang
dibeli merupakan berat kotor, artinya berat makanan
kecil ditambah berat kemasannya. Berat kemasan
barang seperti plastik, karung, kertas disebut tarra.
Berat barang beserta kemasannya disebut berat kotor
atau bruto, sedangkan berat barangnya saja disebut
berat bersih atau netto.

bruto, tarra, dan net

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Bruto = Netto + Tarra
Netto = Bruto - Tarra
Tarra = Bruto - Netto

Jika bruto dan persen tarra diketahui, tarra
dapat dicari melalui:

Tarra = Bruto x %Tarra
Menentukan harga bersih setelah memperoleh
tarra dirumuskan dengan cara:
 

Contoh:
Ani akan membuat 200 buah kue lemper, dengan
berat masing-masing 30 gram, dan berat ketan
masing-masing 27 gram. ani membutuhkan daun
pisang dan ketan.
a. Berapa netto dan bruto dari 200 buah lemper?
b. Berapa tarra dari 200 buah lemper?
c. Berapa persen tarra dari 200 buah lemper?

a. Netto
Netto (200 lemper) = 200 x 27
= 5.400
Bruto (200 lemper) = 200 x 30
= 6.000
Jadi, netto 200 lemper adalah 5.400 gram dan
bruto 200 lemper adalah 6.000 gram
b. Tarra
Tarra (200 lemper) = 200 x (Bruto 1 lemper – Netto
1 lemper)
= 200 x (30 - 27)
= 200 x 3
= 600
Jadi tarra 200 lemper adalah 600 gram

 c.

Persentase Tarra

Tarra = Persentase tarra x Bruto
600 = Persentase tarra x 6.000

Jadi, persentase tarra dari 200 lemper
adalah 10%

bunga tunggal dan
bunga majemuk

bunga
Apabila kita menyimpan uang di bank, maka
kita akan mendapatkan tambahan uang yang
disebut bunga. Bunga tabungan dihitung
berdasarkan persen nilai. Bunga tabungan
dihitung secara periodik, misalnya sebulan
sekali atau setahun sekali. Ada dua jenis bunga
tabungan, yaitu bunga tunggal dan bunga
majemuk.

a
g
n
u
b
l
a
g
g
tun
Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung
hanya berdasarkan besarnya modal saja. Cara
menghitung bunga tunggal adalah:
 

SI = Bunga tunggal
P = Pokok (nilai awal)
r = Tingkat suku bunga dalam
setahun

contoh soal
Vega menyimpan uang di bank sebesar Rp
2.000.000,00 dengan suku bunga 18% setahun
dengan bunga tunggal. Tentukan:
a. besarnya bunga pada akhir bulan pertama;
b. besarnya bunga pada akhir bulan keenam

 Diketahui:

P = 2.000.000
r = 18%
a. Besar bunga pada akhir bulan pertama

Jadi, besar bunga pada akhir bulan pertama
adalah Rp 30.000,00

 b.

Besar bunga pada akhir bulan keenam

Jadi, besar bunga pada akhir bulan keenam
adalah sebesar Rp 180.000,00

bunga
u
m
e
j
a
m
k
Bunga majemuk
adalah bunga yang dihitung
berdasarkan jumlah modal dengan modal bunga
yang lalu atau dengan kata lain bunga berbunga.
Cara menghitung bunga majemuk adalah:
 
 S

= Nilai akhir

P = Pokok (nilai awal)
= Tingkat bunga per periode perhitungan bunga
n = Jumlah periode perhitungan bunga

contoh soal
Jika Andi menabung Rp 2.000.000,00 di
bank pada awal Januari 2011 dengan
bunga majemuk 2% per tahun, berapa
uang Andi pada akhir 2011?

 Diketahui:

Ditanya:
S=...?

P = 2.000.000
= 2% per tahun
n = 1 tahun = 12 bulan
Jawab:

Jadi, uang Andi di akhir tahun 2011 sebesar
Rp2.540.000,00

BUNGA

Pengertian Bunga
Modal adalah sejumlah uang atau barang yang
akan di usahakan dan didayagunakan untuk
menghasilkan suatu produksi, yang di harapkan
dapat menghasilkan keuntungan.
Pinjaman adalah sejumlah uang atau barang
yang dipinjamkan oloeh seseorang untuk di
gunakan sebagaimana mestinya, yang akan
dikembalikan dalam kurung waktu tertentu.
Bunga adalah ganti rugi atas modal yang
ditanamatau pokok pinjaman dalam masa tertentu
dan dinyatakan dengan % (persen) setahun.

Unsur Untuk Menetapkan Bunga
• Modal (pokok)
• Lama : Tahun = T ; Bulan = B ; Hari
=H
• Persen = P

Lama Pembungaan
• Hari, yaitu tanggal pengembalian modal ikut
di hitung, sedangkan tanggal pengembalian
tidak di hitung
• Jumlah hari dalam sebulan, di hitung menurut
hari kalender, kecuali di tentukan bahwa
semua bulan di hitung rata – rata 30 hari.
• Jumlah hari dalam setahun, di hitung 360 hari.
• Untuk tahun kabisat ( tahun yang habis di
bagi dengan empat ), yaitu bulan februari, di
hitung 29 hari.

Rumus Untuk Menghitung Bunga
T P M
100

• Untuk beberapa tahun
B P M
• Untuk beberapa bulan
12100
H P M
• Untuk beberapa hari
360 100

• Contoh1:
Pada tanggal 2 Februari, Dina menabung di sebuah bank
sebesar Rp 400.000,00. Kemudian bank tersebut
memberikan bunga sebesar 18% setahun.Pada tanggal
3 April tabungannya diambil. Tentukan besar bunga yang
diterima oleh Dina!
Penyelesaian:
Diketahui: M= Rp 400.000,00
P = 18% setahun
H = 60 hari
Ditanya: Bunga harian?
H P M

Jawab: bunga harian 360 100
60 18 400000
36000
432000000

36000
12000


Jadi besar bunga yang diterima Dina sebesar Rp 12.000

Contoh 2:
Febri menyimpan uang di Bank sebesar Rp
2.000.000,00, dengan bunga 8% setahun.
Tentukan besar bunga pada akhir bulan ke
sembilan?
Diketahui: M= Rp 2.000.000,00
P = 8% setahun
B =9
B P M
Ditanya: Bunga harian?

12 100
Jawab: bunga bulanan
9 8 2000000

1200
144000000

1200
12000

Jadi besar bunga pada akhir bulan ke sembilan
adalah Rp 12.000,00.

Contoh 3
Brian menyimpan uang di Bank sebesar Rp
5.000.000,00, dengan bunga 8% setahun. Tentukan
besar bunga pada akhir tahun ke dua setelah ia
menabung?
Diketahui: M= Rp 5.000.000,00
P = 8% setahun
T =2
T P M

Ditanya: Bunga harian? 100
2 8 5000000
Jawab: bunga tahunan


 

100
80000000

100
800000

Jadi besar bunga pada akhir bulan ke sembilan adalah
Rp 800.000,00.