PENINGKATAN KOMITMEN ORGANISASI KEPALA SEKOLAH EFEKTIF PADA ERA GLOBALISASI.

PENINGKATAN KOMITMEN ORGANISASI KEPALA SEKOLAH EFEKTIF
PADA ERA GLOBALISASI
Paningkat Siburian
Abstrak
Komitmen organisasi kepala Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sikap yang merefleksikan
loyalitas pada organisasi yang dipimpinnya perlu ditingkatkan secara terus – menerus agar
mereka mau melaksanakan setiap program pendidikan dengan sebaik – baiknya, sehingga
tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Model Integrasi Perilaku Organisasi
menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen organisasi. Peningkatan komitmen organisasi kepala SMK dapat dilakukan melalui
pengabadian budaya organisasi. Pengabadian budaya organisasi terdiri atas dua proses, yaitu:
sosialisasi dan internalisasi. Jadi, kedua proses pengabadian budaya organisasi tersebut sangat
diperlukan untuk menjadikan kepala SMK memiliki komitmen organisasi yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Kepala Sekolah.
A. PENDAHULUAN
Implementasi Kurikulum

2013

dalam


memimpin

guru

melakukan

yang diharapkan dapat memberikan bekal

pembelajaran yang dapat menumbuhkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi

kemampuan peserta didik berpikir kritis,

peserta didik ditentukan oleh berbagai

kreatif, dan inovatif, sehingga memiliki

faktor, baik faktor sosial maupun faktor


pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

nonsosisal.

dibutuhkan dalam pembangunan nasional.

Menteri

Sehubungan

Pendidikan

dengan

dan

itu,

Kebudayaan


Hechinger

dalam

Direktorat

Tenaga

(http://www.poskotanews.com/2013/09/01

Kependidikan (2007: 6) mengemukakan

/mendikbud-optimis-bisa-laksanakan-

bahwa naik atau turunnya kualitas sekolah

kurikulum-2013) mengemukakan bahwa

sangat tergantung kepada kualitas kepala


untuk

sekolahnya.

menyukseskan

Kurikulum
berbagai
kualitas

2013
faktor,

guru,

pendukung,
sekolah

sangat

seperti

sarana

penguatan

serta

implementasi

peran

dan

Jadi,

kepala

sekolah


ditentukan

merupakan orang kunci dalam menentukan

peningkatan

keberhasilan sekolah, sehingga mereka

prasarana

manajemen
pemerintah

di
dan

kalangan peduli dunia pendidikan.
Kepala sekolah sebagai manajer
memiliki peran yang sangat penting di


harus

profesional

serta

memiliki

komitmen organisasi yang tinggi terhadap
organisasi yang dipimpinnya.
Komitmen

organisasi

kepala

sekolah sebagai sikap yang merefleksikan
loyalitas

pada


organisasi

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

yang

dipimpinnya perlu ditingkatkan secara

bahwa komitmen organisasi merupakan

terus

tantangan utama pada abad XXI.

menerus

agar


mereka

mau

melaksanakan setiap program pendidikan

Oleh karena itu, dalam rangka

dengan sebaik – baiknya, sehingga tujuan

memberhasilkan

program

pendidikan tercapai

secara efektif dan

nasional di Sekolah Menengah Kejuruan


efisien. Sehubungan dengan itu, Peneliti

(SMK), perlu dilakukan kajian tentang

dalam Luthans (2006: 248) memandang

peningkatan komitmen organisasi kepala
sekolah efektif pada

era

pendidikan

globalisasi.

B. PEMBAHASAN
Sekolah

Menengah


Kejuruan

bertanggung jawab. Secara khusus, dapat

adalah sebuah lembaga pendidikan yang

dikemukakan bahwa SMK

diharapkan dapat menghasilkan tenaga

untuk menyiapkan peserta didik agar

kerja yang dapat diandalkan sebagai faktor

menjadi

manusia

produktif,

kreatif,

keunggulan kompetitif dalam menghadapi

mampu

bekerja

mandiri,

mengisi

persaingan global. Sehubugan dengan itu,

lowongan pekerjaan yang ada di dunia

dilakukan pengembangan kurikulum SMK

usaha dan dunia industri sebagai tenaga

yang disebut dengan Kurikulum

2013

kerja terampil tingkat menengah serta

potensi,

mampu mengembangkan diri di kemudian

dan

hari, baik secara mandiri maupun melalui

serta

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

yang

berpusat

pada

perkembangan,
kepentingan

kebutuhan,
peserta

didik

lingkungannya.

bertujuan

Sehubungan dengan itu, Basuki (2005: 21)

Kementerian

dan

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan

Kebudayaan (2012: 2) menjelaskan bahwa

kejuruan adalah menyiapkan peserta didik

kurikulum

dikembangkan

memasuki dunia kerja dan melanjutkan

berbasis kompetensi merupakan instrumen

pendidikan ke jenjang pendidikan yang

untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

lebih tinggi. Pernyataan Basuki tersebut

(1) manusia berkualitas yang mampu dan

mengacu pada fungsi pendidikan kejuruan,

proaktif menjawab tantangan zaman yang

yakni menyiapkan siswa menguasai ilmu

selalu berubah; (2) manusia terdidik yang

pengetahuan

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

sehingga mampu mengikuti, menguasai,

Maha

sehat,

dan menyesuaikan diri dengan kemajuan

berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)

Iptek, dan memiliki kemampuan dasar

warga

2013

Esa,
negara

Pendidikan

yang

berakhlak
yang

mulia,
demokratis

dan

teknologi

(Iptek),

dan

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

untuk dapat mengembangkan diri secara

terencana

berkelanjutan.

pendidikan agar dapat berkembang dan

Bachtiar

maju

(Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPTK/JUR.

untuk
sesuai

meningkatkan
dengan

mutu

kebutuhan

pembangunan dan perkembangan zaman.

_PEND.TEKNIK_ELEKTRO/195512041

Peningkatan

981031BACHTIAR_HASAN/PENDIDIK

kepala

AN_KEJURUAN_DI_INDONESIA.Pdf)

mewujudkan kepala sekolah efektif, yang

mengemukakan untuk dapat melakukan

mampu melakukan pekerjaan yang benar

fungsi

penyelenggaraan

dengan cara yang benar. Sehubungan

pendidikan kejuruan harus berlandaskan

dengan kepala sekolah efektif, Direktorat

filsafat pendidikan kejuruan sebagaimana

Tenaga

dalam teori Prosser yang menjelaskan

menjelaskan

bahwa sekolah kejuruan akan efektif hanya

sekolah layak dinyatakan sebagai kepala

jika diperkenalkan dengan situasi nyata

sekolah efektif, jika menguasai jawaban

untuk berpikir, berperasaan, berperilaku

atas pertanyaan: (1) mengapa pendidikan

seperti halnya pekerja di industri, di mana

yang baik diperlukan di sekolah; (2) apa

siswa akan bekerja setelah lulus.

yang diperlukan untuk meningkatkan mutu

tersebut,

Penyelenggaraan

pendidikan

kejuruan membutuhkan kepala sekolah

sekolah

profesionalisme
dilakukan

Kependidikan
bahwa

(2007:

seseorang

untuk

10)
kepala

sekolah; dan (3) bagaimana mengelola
sekolah untuk mencapai prestasi terbaik.

profesional yang memiliki kepemimpinan

Peranan kepala sekolah sangat

efektif dan komitmen organisasi yang

dominan dalam menetukan keberhasilan

tinggi agar tujuannya dapat tercapai secara

sekolah, sehingga kepala sekolah dituntut

efektif dan efisien. Bubb dan Earley (2007:

memiliki visi dan wawasan yang luas

13)

“professional

tentang sekolah, dan kemampuan yang

development is crucial for organizational

baik serta memiliki komitmen organisasi

growth and school improvement”. Sesuai

yang

dengan pernyataan Bubb dan Earley dapat

kepemimpinan yang efektif. Indonesia

dikemukakan

Australia

menyatakan

profesional

bahwa

bahwa
sangat

pengembangan
penting

untuk

tinggi

dalam

Technical

and

melakukan
Vocational

Education Project (1995: 1) menetapkan

pertumbuhan organisasi dan perbaikan

bahwa

sekolah.

83)

Kejuruan (SMK) yang baik harus memiliki

peningkatan

kemampuan yang tinggi dan bekerja secara

Mulyasa

mengemukakan

bahwa

(2009:

Kepala

Sekolah

Menengah

perlu

penuh waktu dalam perannya sebagai: (1)

dilaksanakan secara terus - menerus dan

Manajer; (2) Pemimpin; (3) Administrator;

profesionalisme

kepala

sekolah

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

(4) Wiraswastawan; (5) Penyelia; (6)

Wiyata Mandala, yakni cara memandang

Pencipta

sekolah sebagai lingkungan pendidikan

iklim kerja; dan (7) Pendidik.

Sehubungan

dengan

itu,

Direktorat

dan pembelajaran, dan bertanggung jawab

Pendidikan Menengah Kejuruan (1995: 4 –

penuh

10) menjelaskan indikator keberhasilan

pendidikan.

terhadap

kepala Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu:
(1)

sebagai

manajer

harus

mampu

penyelenggaraan

Sesuai dengan penjelasan di atas,
dapat

dikemukakan

bahwa

seseorang

mengelola sumber daya manusia, fasilitas,

kepala sekolah mau bekerja secara penuh

dan dana untuk melaksanakan misi dan

waktu

mencapai tujuan sekolah; (2) sebagai

terhadap penyelenggaraan pendidikan, jika

pemimpin harus mampu meyakinkan dan

memiliki komitmen organisasi yang tinggi

menggerakkan orang lain (staf, siswa, dan

terhadap

masyarakat) untuk mencapai tujuan sesuai

Komitmen organisasi menunjuk pada janji

target; (3) sebagai administrator harus

atau tanggung jawab seseorang terhadap

memahami

organisasinya untuk bekerja keras sesuai

dan

penyelenggaraan

mengkoordinasikan
administrasi

sekolah

dan bertanggung jawab penuh

lembaga

yang

keinginan organisasi

dipimpinnya.

guna mencapai

sesuai pedoman pengelolaan administrasi

tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

sekolah,

Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson

dan

memberikan

pelayanan

administrasi yang lancar dan tepat waktu;

(2009:

(4) sebagai wiraswastawan harus mampu

commitment is defined as desire on the

menganalisis

memanfaatkan

part an employee to remain a member of

peluang, serta menciptakan keunggulan

organization.” Berdasarkan penjelasan Colquitt,

kompetitif; (5) sebagai penyelia harus

LePine, dan Wesson di atas dapat didefinisikan

mampu

bahwa

peluang,

mengkomunikasikan

penyeliaan,

program

melaksanakan,

menindaklanjuti hasil penyeliaan;

67)

bahwa

“organizational

komitmen organisasi menunjuk pada

dan

keinginan seorang karyawan untuk tetap

(6)

menjadi

anggota

organisasi.

Jadi,

sebagai pencipta iklim kerja harus mampu

seseorang kepala sekolah yang memiliki

meyakinkan dan menggerakkan seluruh

komitmen organisasi yang tinggi terhadap

tenaga kependidikan dan siswa untuk

organisasi sekolah yang dipimpinnya,

menciptakan

keindahan,

tidak berkehendak meninggalkan sekolah

ketertiban, keamanan, kerindangan, serta

tersebut, karena merasa bahwa tujuan

keakraban dan kekeluargaan; dan

organisasi sesuai dengan tujuannya. Secara

sebagai

kebersihan,

pendidik

harus

(7)

memiliki

pemahaman yang baik terhadap Wawasan

rinci,

Colquitt,

Lepine,

dan

Wesson

mengemukakan tiga tipe komitmen yang

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

membentuk komitmen secara keseluruhan

berikut

ini.

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Drivers of Overall Organizational
Sumber: Jason A. Colquitt,

Jeffery A. Lepine, dan Michael J. Wesson. 2009. Organizational
Behaviour.
Improving Perfomance and Commitment in the Workplace. New York:
McGraw-Hill. p. 64

commitment, defined as a desire to
remain a member of
an
organizations due to a feeling of
obligation.”

Sehubungan dengan tipe-tipe komitmen
organisasi, Colquitt, LePine, dan Wesson
(2009: 68 – 69) menjelaskannya sebagai
berikut:
“These sorts of emotional reasons
create
affective
commitment,
defined as a desire to remain a
member of an organizations due to
an emotional attachment to, and
involvement
with,
that
organization. These sorts of
reasons
create
continuance
commitment, defined as a desire to
remain a member of
an
organizations because of an
awareness of the costs associated
with leaving it. These sorts of
reasons
create
normative

Berdasarkan penjelasan di atas
dapat dikemukakan definisi

komitmen

afektif sebagai keinginan untuk tetap
menjadi anggota dalam organisasi karena
keterikatan emosional dan keterlibatan
dengan

organisasi,

definisi

komitmen

kelanjutan sebagai keinginan untuk tetap
menjadi anggota dari sebuah organisasi
karena adanya kesadaran akan biaya yang
terkait

dengan

meninggalkannya,

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

dan

definisi

komitmen

normatif

Jadi,

sebagai

kepala

sekolah

yang

keinginan untuk tetap menjadi anggota

memiliki kemampuan yang baik untuk

dari

memimpin harus dibarengi

sebuah

organisasi

karena

rasa

komitmen

kewajiban. Selanjutnya, Prayitno (2009:

organisasi yang kuat untuk berusaha keras

219) mengemukakan bahwa komitmen

sesuai

dapat

untuk

mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah

sunguh-

yang dipimpinnya. Sehubungan dengan

249)

pentingnya komitmen organisasi kepala

diartikan

sebagai

melakukan

sesuatu

sungguh.

Luthans

janji

dengan
(2006:

mengemukakan

bahwa

komitmen

organisasi

sering

didefinisikan

paling

keinginan

sekolah

organisasi

dalam

pendidikan,

dalam

memberhasilkan

Direktur

Tenaga

sebagai (1) keinginan kuat untuk tetap

Kependidikan (2008: 6) mengemukakan

sebagai anggota organisasi tertentu; (2)

bahwa komitmen kepala sekolah terhadap

keinginan untuk berusaha keras sesuai

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya

keinginan organisasi; dan

merupakan

(3)

refleksi

dari

kompetensi

keyakinan tertentu, serta penerimaan nilai

kepribadian dan kompetensi sosial yang

dan tujuan organisasi. Sesuai dengan

harus dimiliki kepala sekolah.

hakikat komitmen organisasi sebagaimana

Komitmen organisasi dipengaruhi oleh

diuraikan di atas, komitmen organisasi

berbagai faktor, baik faktor dalam diri

kepala SMK yang ideal menunjuk kepada

individu maupun faktor lingkungannya.

keyakinan tertentu, serta penerimaan nilai

Secara rinci, Colquitt, LePine, dan Wesson

dan tujuan organisasi; keinginan yang kuat

menjelaskan faktor yang mempengaruhi

untuk tetap sebagai anggota organisasi;

komitmen organisasi, baik secara langsung

dan keinginan untuk berusaha keras sesuai

maupun

keinginan

dibuat

organisasi

sekolah

yang

tidak
pada

langsung
Gambar

2

sebagaimana
berikut

dipimpinnya.

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

ini.

Gambar 2. Model Integrasi Perilaku Organisasi
Sumber:

dapat

Jason A. Colquitt, Jeffery A. Lepine, dan Michael J. Wesson.
2009.
Organizational Behaviour. Improving Perfomance and Commitment in the Workplace.
New York : McGraw-Hill. p. 8

Berdasarkan Gambar 2 di atas

individual yang meliputi kepuasan kerja,

diketahui

mekanisme

stres, motivasi, kepercayaan, keadilan,

budaya

etika, pembelajaran, dan pengambilan

organisasi

yang

organisasi,

dan

bahwa
meliputi
struktur

organisasi;

keputusan,

mekanisme kelompok yang meliputi gaya

individual

dan perilaku kepemimpinan, kuasa dan

mempengaruhi hasil-hasil individual yang

pengaruh

meliputi kinerja dan komitmen organisasi.

kepemimpinan,

karakteristik

tim;

dan

proses

tim,

karakteristik

selanjutnya
tersebut

Jadi, Model

mekanisme

secara

Integrasi

langsung

Perilaku

individual yang meliputi kepribadian dan

Organisasi menjelaskan bahwa budaya

nilai budaya, dan kemampuan secara

organisasi adalah salah satu faktor yang

langsung

dapat mempengaruhi komitmen organisasi.

mempengaruhi

mekanisme

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

Sehubungan

dengan

itu,

Gibson,

refleksi asumsi-asumsi yang mendasari

Ivancevich, dan Donnelly (1996: 77)

tentang cara kerja terbentuk, apa yang

menyatakan bahwa budaya organisasi

dapat diterima dan tidak dapat diterima;

mengandung

dan apa perilaku dan tindakan yang

gabungan

nilai-nilai,

kepercayaan, asumsi, persepsi, norma,

didorong dan dianjurkan.

kekhasan dan pola perilaku dalam suatu

Penjelasan Lussier dan Mullins di

organisasi. Lunenburg dan Ornstein (2000:

atas

60) menyatakan bahwa “the culture of an

organisasi

organization is all the beliefs, feelings,

bagaimana anggota organisasi seharusnya

behaviors,

are

bersikap, apa yang dapat diterima dan

characteristic of an organization”. Sesuai

tidak dapat diterima, dan perilaku yang

dengan

dan

dianjurkan dalam bekerja. Jadi, budaya

Ornstein di atas dapat diketahui bahwa

organisasi dapat merupakan pedoman yang

budaya

semua

berisi asumsi, nilai, dan norma yang akan

dan

menuntun anggota organisasi di dalam

simbol yang merupakan karakteristik dari

berpikir, bersikap, dan bertindak guna

sebuah organisasi. Kedua pernyataan di

mencapai tujuan organisasi secara efektif

atas menjelaskan aspek-aspek budaya yang

dan efisien.

and

symbols

pernyataan

Lunenburd

organisasi

kepercayaan,

that

perasaan,

adalah
perilaku,

meliputi nilai-nilai, kepercayaan, asumsi,

menunjukkan

hakikat

yang

dapat

Budaya

budaya
menuntun

organisasi

perlu

persepsi, perasaan, perilaku, norma, dan

diabadikan agar anggota organisasi dapat

simbol yang merupakan ciri khas dari

bekerja dengan baik mencapai tujuan

suatu organisasi. Lussier (1997: 255)

organisasi. Pengabadian budaya organisasi

mengemukakan

“organizational

adalah proses yang dilakukan secara sadar

culture consists of the shared values,

atau tidak sadar untuk menanamkan

beliefs, and assumptions of how its

budaya

members should behave”. Mullins (2005:

organisasi agar budaya organisasi dapat

891)

bahwa

terus hidup dan berkembang sepanjang

“organisational culture as reflecting the

kehidupan organisasi. Pengabadian budaya

underlying assumptions about the way

organisasi terdiri atas dua proses, yaitu

work is formed ; what is ‘acceptable and

proses

not acceptable’; and what behavior and

menanamkan budaya organisasi kepada

actions are encouraged and discouraged”.

anggotanya

(sosialisasi)

Berdasarkan penjelasan Mullins dapat

internalisasi

budaya

diketahui bahwa budaya organisasi adalah

anggota organisasi untuk menyamakan

bahwa

mengemukakan

organisasi

upaya

kepada

anggota

organisasi
dan

organisasi

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

untuk
proses
oleh

nilai-nilai,

norma,

dan

kepercayaan

sikap dan perilaku yang diperlukan dalam

individu (anggota organisasi) dengan nilai-

pencapaian

nilai, norma, dan kepercayaan organisasi.

pengabadian

Jadi, kedua proses pengabadian budaya

lembaga

organisasi tersebut sangat diperlukan untuk

dengan tahapan seperti pada Gambar 3

menjadikan anggota organisasi memiliki

berikut ini.

Mulai

Seleksi calon anggota
organisasi baru

tujuan
budaya

pendidikan

organisasi.
organisasi
dapat

Cuci otak dan prakondisi
membuka Ya
jalan penerimaan
budaya organisasi baru

Observasi, tes, ujian,
praktik, sanksi dan
sebagainya

Lulus?

Observasi, tes, ujian,
praktik, sanksi dan
sebagainya

Tidak

Proses
pada

dilakukan

Tidak

Calon ditolak

Lulus ?

Ya

Seremoni, wisuda,
sumpah, baiat jadi
anggota organisasi baru

Selesai

Penguatan melalui
pemberian imbalan dan
hukuman

Gambar 3 Proses Pengabadian Budaya Organisasi
Sumber: Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat. p. 31.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

Sesuai dengan Gambar 3 dapat

indoktrinasi, dan pelatihan dievaluasi, dan

pengabadian

diberi sanksi bagi yang gagal. Bagi calon

budaya organisasi diawali seleksi para

yang lulus diadakan seremoni penerimaan

calon anggota organisasi baru untuk

anggota organisasi baru yang meliputi

mendapatkan

yang

pengucapan sumpah dan pelantikan, dan

memenuhi persyaratan norma, nilai, kode

mereka mempunyai hak dan kewajiaban

etik, dan harapan dari budaya organisasi.

sebagai

Calon tidak lulus ditolak, sedang calon

memperkuat dan melanggengkan budaya

lulus diterima memasuki kegiatan lanjutan

organisasi, bagi anggota organisasi yang

mencuci otak agar meninggalkan pola

berperilaku sesuai dengan norma, nilai,

pikir, norma, dan nilai-nilai yang ada

dan asumsi serta berjasa bagi organisasi

dalam dirinya. Selanjutnya, dilakukan

diberi

sosialisasi dan difusi budaya organisasi, di

sedangkan bagi anggota organisasi yang

mana calon anggota baru diperkenalkan,

perilakunya tidak sesuai, diberi hukuman.

dijelaskan

bahwa

dijelaskan,

proses

calon

dan

anggota

dirembesi

anggota

organisasi.

penghargaan

dan

Untuk

imbalan,

Berdasarkan kajian teori dapat

budaya

organisasi melalui orientasi, indoktrinasi,

dikemukakan

dan pelatihan. Selain itu, calon anggota

komitmen organisasi kepala SMK dapat

baru

dan

dilakukan

melalui

berperilaku serta manfaatnya bagi dirinya

organisasi

atau

dan

organisasi.

diajari

bagaimana

organisasi.

berpikir

Hasil

orientasi,

bahwa

peningkatan

penguatan

budaya

pengabadian

budaya

C. PENUTUP
Komitmen

organisasi

kepala

untuk mencapai tujuan pendidikan secara

SMK adalah salah satu faktor yang dapat

efektif dan efisien. Oleh karena itu, upaya

memberhasilkan

peningkatan komitmen organisasi kepala

pencapaian

tujuan

sekolah melalui implementasi Kurikulum

SMK

2013. Kepala SMK sebagai manajer harus

memberhasilkan program pendidikan agar

memiliki komitmen organisasi yang tinggi

lulusan lembaga tersebut dapat menjadi

agar mau bekerja secara penuh waktu dan

tenaga

bertanggungjawab

sebagai

penyelenggaraan

penuh

terhadap

pendidikan

sangat

kerja
faktor

diperlukan

yang

dalam

dapat

diandalkan

keunggulan

kompetitif

yang

dalam menghadapi persaingan global.

dilakukan melalui proses perencanaan,

Peningkatan komitmen organisasi dapat

pengorganisasian,

dilakukan melalui kegiatan penguatan

pengarahan,

dan

pengendalian sumber daya pendidikan

budaya

organisasi

kepala

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan

SMK

DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar Hasan. 2009. Arti dan Tujuan
Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan.
Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPT
K/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKT
RO/195512041981031BACHTIAR_HASAN/PENDIDIK
AN_KEJURUAN_DI_INDONESI
A.Pdf), p.5 diakses 27 Maret 2012
Basuki

Wibawa. 2005. Pendidikan
Teknologi
dan
Kejuruan
.Manajemen dan Implementasinya
di Era Otonomi . Surabaya: Kerta
Jaya Duta Media

Bubb, Sara and Peter Earley. 2007.
Leading and Managing Continuing
Professional
Development
.
London: Paul Chapman Publishing
Colquitt, Jason A., Jeffery A.Le Pine, dan
Michael
J.Wesson.
2009.
Organizational
Behavior.
Improving
Performance
And
Comitment In the Workplace. New
York: McGraw-Hill International
Edition
Direktorat
Pendidikan
Kejuruan. 1995.
Keberhasilan Kepala
Menengah
Kejuruan
Direktorat Pendidikan
Kejuruan

Menengah
Indikator
Sekolah
. Jakarta:
Menengah

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007.
Kepemimpinan
Pendidikan
Persekolahan yang Efektif .
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Direktur Tenaga Kependidikan 2008.
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional

Yuwono,
ANDI

et.

al.,

Yogyakarta:

Gibson, James L., John. M. Ivancevich,
dan James H. Donnelly, 1996.
Organisasi. Terj. Nunuk Adiarni .
Jakarta: Binarupa Aksara
Indonesia Australia Technical and
Vocational Education Project.
1995. Profil Kepala Sekolah
Menengah
Kejuruan . Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, 1995), p. 1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2012. Dokumen Kurikulum 2013.
Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Lunenburg, Fred C dan Allan C. Ornstein
2000. Educational Administration.
Concepts and Practices . Belmont:
Wadsworth
Lussier, Robert N. 1997. Management.
Concepts.
Applications.
Skill
Development . Ohio: SouthWestern College Publishing
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
2013. Mendikbud Optimis, Bisa
Laksanakan Kurukulum 2013.
http://www.poskotanews.com/2013
/09/01/mendikbud-optimis-bisalaksanakan-kurikulum-2013/
diakses tanggal 5 September 2013).
Mullins, Laurie J. 2005. Management and
Organisational Behaviour. London:
Prentice Hall
Mulyasa,
E. 2009. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional . Bandung:
Remaja Rosdakarya
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis
Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Fred Luthans . 2006. Perilaku Organisasi.
Terjemahan
Vivin
Andhika

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan