UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK TEN CHI KEN (JURUS) DAI SANKEI DENGAN GAYA MELATIH SECARA OTORITER PADA ATLET KEMPO KYU II (SABUK BIRU) DOJO BPKP MEDAN TAHUN 2012.

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK TEN CHI KEN ( JURUS )
DAI SANKEI DENGAN MENGGUNAKAN GAYA
MELATIH SECARA OTORITER PADA
ATLET KEMPO KYU II (SABUK BIRU)
DOJO BPKP MEDAN TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai
Syarat- Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :
Arti Kurniaty Bangun
Nim. 081266210009

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi
Ken (Jurus) Dai Sankei Dengan Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada
Atlet Kempo Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012 “.
Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2.

Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK UNIMED

3.

Bapak Drs. Suharjo M.Pd selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED


4.

Bapak Drs. Mesnan M.Kes selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED

5.

Bapak Dr. Budi Valianto M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED

6.

Bapak Drs. Zulfan Heri M.Pd selaku Ketua Jurusan PKO FIK UNIMED

7.

Bapak Drs. Nono Hardinoto M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PKO FIK
UNIMED

8.

Bapak Drs. H.Bakti Sitepu selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu serta kesempatan yang begitu banyak kepada penulis

9.

Ibu Dr. Rahma Dewi M.Pd selaku Pengarah Skripsi yang telah banyak
memeberikan waktu, arahan dan saran-saran kepada penulis

10. Bapak/Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu
penyelesaian skripsi ini
11. Terima kasih kepada Sempai H.Parte Bangun yang telah memberikan saya
izin untuk melakukan penelitian pada atlet tersebut. Terima kasih juga saya
sampaikan kepada Sempai Ir. HM. Ramlan Siregar, Sempai H.Parte Bangun
dan Hendra Bangun S.Si selaku Wasit atau Juri Kempo Daerah yang telah
membantu dalam melakukan penelitian.

12. Seluruh civitas akademik FIK Universitas Negeri Medan yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
13. Teristimewa kepada Ibundaku Hj.Delviana H Sembiring dan Ayahandaku H.
Parte (John Party) Bangun orangtua yang telah bersusah payah untuk
membesarkan, membimbing dan membiayai serta mendo’akan penulis hingga

dapat menyelesaikan studi ini. Juga untuk abang dan kakakku Hendra Bangun
S.Si, Nala Sanata Bangun ST, Mestha Bangun AMD, Iwan Rakitta Bangun,
dan Indah Kharina Bangun S.Pi yang selalu memberikan semangat kepada
penulis untuk selalu tetap optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Sajali S.Pd selalu memberikan semangat dan motivasi yang tiada henti serta
kesabaran dalam menghadapi sikap yang kurang baik yang telah dilakukan
selama penyelesaian skripsi ini.
15. Terima kasih juga buat rekan-rekan mahasiswa (PKO REGULER - A 2008)
dan My Friend (Fadly Anwar, Rafika Ardilla dan Laila Ajizah) yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti
perkuliahan.
Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis semoga
menjadi amal ibadah yang Insya Allah dapat diterima oleh Allah SWT.
Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya, dan prestasi pada khususnya. Amin..... Ya... Rabbal’alamin.

Medan,


Agustus 2012

Wassalam

ARTI KURNIATY BANGUN
NIM. 081266210009

ABSTRAK
ARTI KURNIATY BANGUN. Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi Ken
(Jurus) Dai Sankei Dengan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada Atlet Kempo
Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012
(Pembimbing : Drs. H. BAKTI SITEPU).
Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan latihan teknik Ten
Chi Ken (jurus) Dai Sankei terhadap gerakan teknik Kempo melalui gaya melatih
secara otoriter pada atlet Kyu II (Sabuk Biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012.
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah atlet Kyu II Dojo BPKP Medan
yang berjumlah 8 atlet yang akan diberikan tindakan berupa gaya melatih secara
otoriter. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Olahraga (Sport Action Research).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan tes hasil latihan di
akhir siklus yang berbentuk aplikasi penilaian teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai
Sankei dalam teknik Kempo.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan I siklus selama 1 minggu
dengan frekuensi latihan 4 kali dalam seminggu atau sebanyak 4 kali pertemuan
dalam I siklus. Dalam 4 pertemuan terdiri dari 9 gerakan dalam latihan, dimana
gerakan tersebut diberikan selama 2 pertemuan. Analisis data dilakukan dengan
cara reduksi data dan paparan data.
Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Dari data awal atlet, sebelum pelatih
menggunakan gaya melatih secara otoriter diperoleh hasil dari teknik Ten Chi
Ken (jurus) Dai Sankei atlet adalah Noval (65), Lutvi (45), Tiara (62,5), Mazaya
(75), Lovita (62,5), Ekky (75), Indri (62,5), dan Suroto (75). (2) Dari hasil tes
teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei setelah diberikan perlakuan pada siklus I
yaitu dengan menggunakan gaya melatih secara otoriter diperoleh hasil yaitu
Noval (80), Lutvi (80), Tiara (80), Mazaya (85), Lovita (80), Ekky (85), Indri
(80), dan Suroto (85). Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan
bahwa menggunakan gaya melatih secara otoriter dapat meningkatkan dan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil teknik Ten Chi Ken (Jurus)
Dai Sankei .


DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK.................................................................................................

i

KATA PENGANTAR.............................................................................. .

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................


viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................

7

C. Pembatasan Masalah .................................................................


7

D. Rumusan Masalah .....................................................................

8

E. Tujuan Penelitian ......................................................................

8

F. Manfaat Penelitian ....................................................................

8

BAB II LANDASAN TEORITIS .............................................................

10

A. Kajian Teoritis...........................................................................


10

1. Hakikat Teknik ...................................................................

10

2. Hakikat Tenchi Ken (Jurus) ................................................

12

3. Hakikat Gaya Melatih Secara Otoriter ................................

14

B. Kerangka Berpikir .....................................................................

17

C. Hipotesis Tindakan ..................................................................


18

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

19

A. Setting Penelitian .....................................................................

19

B. Subjek Penelitian ................................................................ .....

20

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................

20

D. Desain Penelitian ......................................................................

22

E. Instrumen Penelitian.................................................................

26

F. Teknik Analisis Data ...............................................................

27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................

29

A. Deskripsi Data Penelitian. ........................................................

29

B. Hasil Penelitian ........................................................................

31

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................

32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

36

A. Kesimpulan. .......................................................................

36

B. Saran...................................................................................

36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

37

LAMPIRAN ..............................................................................................

38

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Shorinji Kempo merupakan seni beladiri yang menggunakan tendangan,
pukulan,

tangkisan,

kuncian,

dan

bantingan.

Shorinji

Kempo

adalah

keseimbangan antara kekuatan dan moral. Oleh karena itu, belajar kempo harus
memadukan keduanya untuk dikuasai. maka kenshi (pemain Kempo) dilarang
menyerang terlebih dahulu sebelum diserang, sehingga dalam ajaran Shorinji
Kempo dikenal Doktrin: “ Taklukkan Dirimu Sebelum Menaklukkan Orang Lain”
Pemain Kempo (kenshi) tidak dibenarkan hanya mempelajari atau
mendalami Ilmu Shorinji Kempo saja, tetapi harus seimbang dengan pembekalan
jiwa dan rohaninya. Sehingga Shorinji Kempo tidak hanya diciptakan untuk
membuat orang menjadi kuat secara fisik dan menjadikan mereka petarung
dengan teknik tinggi dalam kompetisi, ataupun kenshi jangan sampai terobsesi
hanya untuk mengalahkan lawan. Namun, berlatih untuk menjadikan manusia
menjadi berkekuatan sejati dan menjadi manusia seutuhnya yang kuat rohani dan
raga sehingga dapat melindungi dirinya sendiri maupun orang lain serta
masyarakat dan lingkungannya. Sehingga lahirlah falsafah Shorinji Kempo :
“Kekuatan Tanpa Kasih Sayang Adalah Kejaliman, Kasih Sayang Tanpa
Kekuatan Adalah Kelemahan ”.
Shorinji

Kempo

dilandasi

prinsip

BUDO,

yaitu

secara

harfiah

menghentikan pertarungan, dalam arti sebenarnya adalah sebuah seni beladiri

1

2

dimaksudkan bukan untuk berkelahi, berperang atau membunuh manusia, tetapi
dimaksudkan untuk menghentikan konflik antar manusia dan membentuk sebuah
budaya damai, dalam hal ini Budo memerankan peran moral yang lebih baik
dalam masyarakat dan bukan sebagai alat pemusnah. Dalam hal ini tujuan berlatih
kempo merupakan modal dasar pembangunan moral dalam lingkungan,
masyarakat, berbangsa bertanah air.
Shorinji Kempo diciptakan oleh So Doshin pada tahun 1947 di kota
Todatsu pulau Shikoku
Provinsi Kagawa yang (sekarang orang-orang menyebutnya dengan Pulau
Kempo) di Jepang. So Doshin adalah seorang tentara Jepang yang di kirim ke
Tiongkok dalam expedisi Tentara Jepang ke Manchuria/ Kore pada tahun 1928.
So Doshin yang tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian
melarikan diri dari pasukannya dan mengembara di daratan Tiongkok. Dalam
pengembaraannya So Doshin bertemu dengan Wen Tayson, Maha Guru (sihang)
ke 20 dari Kuil Siaw Liem Sie, kemudian selama kurang lebih 17 tahun So
Doshin belajar ilmu beladiri di bawah bimbingan Sihang Wen Tayson.
Seusai Perang Dunia II Agustus 1945 dimana Jepang Takhluk dari Sekutu.
So Doshin melihat kelemahan mental yang terjadi pada bangsa Jepang, sehingga
So Doshin bertekad untuk memulihkan semangat hidup bangsanya terutama
generasi mudanya So Doshin mulai mengembangkan ilmu beladiri baru yang
diramunya dari ilmu beladiri yang didapatnya dari Sihang Wen Tayson di Cina,
dan ilmu beladiri asli Jepang yang pernah dipelajarinya sehingga lahirlah ilmu
beladiri baru yang disebut “ Shorinji Kempo”. Pusat Shorinji Kempo/ World

3

Shorinji Kempo Organitation (WSKO) adalah di kota Todatsu pulau Shikoku,
Jepang atau disebut Honbu.
Di Indonesia kempo didirikan tahun 1962 dan resmi dijadikan salah satu
cabang olahraga di Indonesia dan resmi menjadi bagian KONI pada tahun 1966.
Beladiri Kempo sangat cepat perkembangan di Indonesia maupun di kawasan
Asia khususnya Jepang, hal ini ditandai dengan banyaknya berdirinya cabangcabang beladiri Kempo. Olahraga Kempo merupakan salah satu cabang olahraga
prestasi yang dapat di pertandingkan baik di arena Regional maupun
Internasional.
Perkembangan olahraga beladiri Kempo di Sumut pada tahun 80-an sangat
pesat, ini dapat dilihat banyak berdiri cabang-cabang Kempo di wilayah Sumut
salah satunya Dojo BPKP. Dojo BPKP berdiri pada tahun 1986, prestasi dojo
tersebut telah banyak melahirkan kenshi-kenshi yang berpotensi dan berbakat di
tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Dojo BPKP juga merupakan dojo yang
selalu aktif.
Di dalam olahraga beladiri Kempo tingkatan dimulai dari Minarai KenshiDAN VIII, di Indonesia paling tinggi tingkatannya baru DAN VII yang disebut
dengan sebutan adalah Senshai (Guru). Setiap Kenshi (Pemain Kempo) untuk
naik tingkatan tersebut harus menguasai pelajaran kempo sesuai tingkatannya
masing-masing teori maupun praktek, seperti yang tertera di kurikulum Sorinji
Kempo. Di dalam pelajaran Kempo ada 2 teknik yaitu: Goho (metode keras) dan
Juho (metode lembut) dan ada juga jurus yaitu Ken seperti Ten Chi Ken, Giwa
Ken, Ryu O Ken, Byakuren dan Manji Ken.

4

Ten Chi Ken merupakan gerakan atau jurus yang wajib dikuasai oleh
seluruh kenshi (pemain Kempo) yang mana pada waktu kenaikan tingkat Ten Chi
Ken ini akan diujikan oleh para penguji. Di dalam jurus Ten Chi Ken terbagi atas
6 pola hokei/ single fram yaitu, Ten Chi Ken Dai- Ikkei, Ten Chi Ken Dai- Nikei,
Ten Chi Ken Dai- Sankei, Ten Chi Ken Dai- Yonkei, Ten Chi Ken Dai- Gokei,
dan Ten Chi Ken Dai- Rokkei (World Shorinji Kempo Organization, 2008. )
Di dalam jurus Ten Chi Ken, Ten Chi Ken Dai- Sankei adalah bagian Ten
Chi Ken yang ke tiga. Berikut cara pelaksanaannya :
1. Kaki kiri maju dengan mae chidori ashi, tangan kiri melakuakn jodan yoko furi
zuki kearah depan.
2. Tangan kanan chudan gyaku zuki kearah 30° kanan. Tangan kiri didepan dada.
3. Kaki kanan mawashi geri kearah 60° kanan, letakkan kaki setelah menendang
di posisi 90° (1/4 putaran) dari posisi awal, dan seluruh badan menghadap 90°
4. Maju kedepan dengan mae chidori ashi kanan, tangan kanan melakukan shuto kiri.
Tangan kiri didepan dada.

5. Tangan kiri melakukan chudan gyaku zuki. Tangan kanan didepan dada.
6. Mundur kebelakang dengan jun sagari kiri, shita uke dengan tangan kanan.
7. Kaki kanan melakukan keri age dan kembali keposisi awal.
8. Hadapkan kepala untuk melihat arah berlawanan, lalu melangkah menyeberang
dengan yoko kagi ashi kanan dan melakukan zen tenkan. Hidari ichiji gamae.
Zanshin.
9. Tarik kaki kanan untuk membentuk mae yose ashi. Kesshu dachi. Chosoku.

5

Berikut ini merupakan data-data yang diperoleh peneliti dari hasil
observasi langsung dilapangan dan wawancara dengan pelatih (3 Juni 2012)
sebagai berikut : Bahwa atlet remaja tersebut masih baru berlatih ± 1 tahun, dan
juga kenshi (pemain kempo) masih dalam proses pembinaan maka dari itu atlet
tersebut belum berlatih maksimal melakukan gerakan yang sesuai dengan
kehendak pelatih dan ketentuan standar nasional. Jikalau pelatih memakai gaya
melatih dengan secara otoriter, kenshi tersebut akan malas untuk berlatih bahkan
bisa mengakibatkan kenshi tersebut keluar, karena di dojo BPKP Medan atlet kyu
II (sabuk biru) umumnya masih anak-anak dan remaja. Sehingga belum bisa di
paksa dan juga belum bisa dikeraskan karena masih labil. Tetapi jika atlet remaja
tersebut sudah menuju tingkat kejuaraan Nasional, maka pelatih melakukan
Teknik Kempo yang memakai gaya melatih secara otoriter.
Dari keseluruhan atlet tersebut memiliki kekurangan dalam hal melakukan
teknik Kempo yang benar. Khususnya pada atlet kyu II (sabuk biru) Sehingga,
perlu dilakukan observasi mengenai teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei yang
dilihat dari gerakan jurus yang dilatih dengan menggunakan gaya melatih secara
otoriter.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap kenshi-kenshi
(pemain Kempo) di Dojo BPKP Medan, atlet kyu II di tes melakukan teknik Ten
Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan salah satu pelatih dojo BPKP Medan. Dan
hasil dari tes Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei yang dilakukan atlet tersebut secara
individual. Hasilnya kategori cukup, dan kurang, (tercantum di lampiran) kata

6

pelatih Dojo BPKP dan juga memiliki kekuasaan sebagai Sekum di Provinsi ini
khususnya pada cabang Kempo.
Menurut H. Parte Bangun ( wawancara 3 Juni 2012) Penyebab dari
kesulitan atlet dalam melakukan Tenchi Ken (jurus) Dai Sankei adalah salah satu
dikarenakan gerakan Kempo itu tidak mudah untuk dilakukan (sulit), ditambah
lagi atlet tersebut masih terlalu muda untuk menguasai semua teknik dan jurus
Shorinji Kempo. Maka dari itu, pelatih tidak menggunakan gaya melatih secara
otoriter saat pelaksanaan latihan. Pelatih juga tidak menuntut atlet melakukan
jurus tersebut dengan benar yang penting kenshi tersebut bisa faham dan bisa
melakukan gerakan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu cara agar atlet dapat
melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan baik dan benar. Jika
selama ini pelatih Kempo Dojo BPKP Medan melatih dengan cara tidak
menggunakan sikap otoriter, maka pada kesempatan kali ini pelatih mencoba
melakukan gaya melatih secara otoriter kepada atlet Kyu II (sabuk biru). Dengan
menggunakan gaya melatih secara otoriter, diharapkan atlet remaja tersebut dapat
melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei dengan benar sesuai teknik
Shorinji Kempo.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Teknik Ten Chi Ken ( jurus ) Dai Sankei
Dengan Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Pada Atlet Kempo Kyu II
(sabuk biru) Dojo BPKP Medan Tahun 2012”.

7

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang masalah maka dapat di
identifikasi yang menjadi masalah :
1) Faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan teknik Ten Chi Ken (jurus)
Dai Sankei ?, 2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi atlet kesulitan
pada saat melakukan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei ?, 3) Berapa
besarkah manfaat gaya melatih secara Otoriter pada atlet dojo BPKP Medan
dalam upaya meningkatkan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai Sankei tersebut
dengan efektif?

C. Pembatasan Masalah
Melihat dari banyaknya identifikasi masalah di atas maka perlu kiranya
menentukan pembatas masalah. Untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai
maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai
Sankei dengan menggunakan gaya melatih secara otoriter pada atlet Kempo kyu II
( sabuk biru ) Dojo BPKP Medan 2012.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatas masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:
“Seberapa Besar Pengaruh Menggunakan Gaya Melatih Secara Otoriter Dalam
Melakukan Teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei Terhadap Atlet Kempo Kyu II
(Sabuk biru) Dojo BPKP Medan 2012”.

8

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penjelasan dari permasalahan
dikemukakan di atas, yaitu : “ Untuk mengetahui pengaruh menggunakan gaya
melatih secara otoriter dalam melakukan teknik Ten Chi Ken (Jurus) Dai Sankei
Terhadap Atlet Kempo Kyu II (sabuk biru) Dojo BPKP Medan 2012”.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan suatu pembinaan dalam
menigkatkan prestasi pada cabang Kempo. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan atau bahan pemikiran bagi pelatih dan pembina
olahraga dalam melatih.
2. Sebagai bahan masukan dalam memperoleh data-data tentang teknik Ten Chi
Ken (jurus) Dai Sankei.
3. Untuk menambah pengetahuan didalam melakukan penelitian ini agar dapat
menambah

masukan

atau

sumbangan

kepada

semua

pihak

dalam

mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga Kempo serta pembuatan
karya ilmiah di bidang olahraga.
4. Memberikan informasi tentang pentingnya teknik Ten Chi Ken (jurus) Dai
Sankei untuk pencapaian prestasi dan kenaikan tingkat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimulan
Berdasarkan dari data awal atlet sebelum menggunakan gaya melatih
secara otoriter, teknik Ten Chi Ken Dai Sankei atlet, Noval (57,5), Lutfi (37,5),
Tiara (60), Mazaya (72,5), Lovita (62,5), Ekky (50), Indri (55), Suroto dan (75).
Sedangkan pada saat perlakukan diberikan yaitu menggunakan gaya melatih
secara otoriter pada siklus I selama 6 kali pertemuan terjadi peningkatan terhadap
hasil tes Ten Chi Ken Dai Sankei menjadi Noval (97,5), Lutfi (80), Tiara (80),
Mazaya (95), Lovita (85), Ekky (82,5), Indri (80), Suroto dan (85).

B. Saran
Sebagai saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.

Disarankan kepada Pelatih Kempo Dojo BPKP Medan khususnya untuk
dapat memberikan metode gaya melatih secara otoriter kepada atlet, karena
bentuk gaya melatih ini dapat memberikan pengaruh terhadap teknik Ten Chi
Ken Dai Sankei.

2.

Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba
melakukan Penelitian Tindakan Olahraga (PTO) dengan melalui bentukbentuk latihan teknik lainnya.

33

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FRONT CONE HOPS DENGAN LATIHAN BARRIER HOP (HURDLE HOP) TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN MAEGERI CHUDAN PADA ATLET PUTRA SABUK BIRU PERGURUAN INKANAS DOJO BRIMOB MEDAN TAHUN 2015.

1 7 20

UPAYA MENINGKATKAN VO2MAKS MELALUI METODE LATIHAN INTERVAL TRAINING PADA ATLET PUTRA PERGURUAN KUNG-FU NAGA SAKTI SASANA AMPLAS KATEGORI SABUK BIRU SENIOR TAHUN 2015.

2 21 22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KATA (JURUS) HEIAN SANDAN DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PADA ATLET KARATE SABUK HIJAU DAN BIRU DOJO SMP NEGERI 6 MEDAN PERGURUAN KEI SHIN KAN SUMATERA UTARA TAHUN 2014.

0 4 17

UPAYA MENINGKATKAN KECEPATAN TENDANGAN MAWASHIGERI CHUDAN MELALUI VARIASI LATIHAN PADA ATLET WADOKAI SABUK COKLAT DOJO CAPITALKARATE CLUB (CKC) MEDAN USIA 15-17 TAHUN 2013.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN LATIHAN MENGGUNAKAN AUDIOVISUAL DENGAN METODE KOMANDO TERHADAP KEMAMPUAN KATA PINAN SHODAN PADA ATLET KARATE SABUK KUNING DOJO BUDI MURNI 3 MEDAN TAHUN 2012/2013.

0 1 21

UPAYA MENINGKATKAN KECEPATAN TENDANGAN MAEGERI CHUDAN MELALUI VARIASI LATIHAN PADA ATLET WADOKAI SABUK BIRU DOJO CAPITAL KARATE CLUB (CKC) MEDAN TAHUN 2013.

0 3 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KATA PINAN NIDAN MELALUI METODE PART METHOD PADA ATLET KARATEKA PERGURUAN WADOKAI KARATE-D0 DOJO BUDI MURNI III MEDAN TAHUN 2012/2013.

0 1 22

UPAYA MENINGKATKAN LATIHAN KATA HEIAN SANDAN DENGAN FREKWENSI LATIHAN 4 KALI SEMINGGU PADA ATLET KARATE SABUK BIRU PERGURUAN TAKO DOJO PANTAI CERMIN TAHUN 2013.

0 7 23

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KATA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VCD DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK KATA (JURUS) JION PADA ATLET KARATE SABUK COKLAT PERGURUAN KEI SHIN KAN SUMATERA UTARA DOJO SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN 2012.

0 8 22

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK PUKULAN GYAKU TSUKI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN MEMUKUL BOLA KECIL DIGANTUNG PADA ATLET KARATEKA PUTRA SABUK KUNING DOJO WADOKAI SIMPANG SELAYANG MEDAN TAHUN 2012.

0 12 22