KAJIAN LEARNING OBSTACLE (KHUSUSNYA HAMBATAN EPISTIMOLOGIS) DAN REPERSONALISASI PADA MATERI PELUANG DI SMP.

(1)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN LEARNING OBSTACLE (KHUSUSNYA HAMBATAN EPISTIMOLOGIS) DAN REPERSONALISASI

PADA MATERI PELUANG DI SMP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

PANJI WIRALDY HSB 0907065

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN LEARNING OBSTACLE (KHUSUSNYA HAMBATAN EPISTIMOLOGIS) DAN REPERSONALISASI

PADA MATERI PELUANG DI SMP

Oleh Panji Wiraldy Hsb

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Panji Wiraldy Hsb 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

KAJIAN LEARNING OBSTACLE (KHUSUSNYA HAMBATAN EPISTIMOLOGIS) DAN REPERSONALISASI

PADA MATERI PELUANG DI SMP

Oleh:

Panji Wiraldy Hsb.

NIM. 0907065

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed.

NIP. 195802011984031001

Pembimbing II,

Dr. Elah Nurlaelah, M.Si.

NIP. 196411231991032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Drs. Turmudi M.Ed.,M.Sc.,Ph.D.


(4)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN LEARNING OBSTACLE (KHUSUSNYA HAMBATAN EPISTIMOLOGIS) DAN REPERSONALISASI

PADA MATERI PELUANG DI SMP

ABSTRAK

Panji Wiraldy Hsb (0907065). Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) dan Repersonalisasi pada Materi Peluang di SMP.

Penelitian ini tentang “Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) dan Repersonalisasi pada Materi Peluang di SMP”. Latar belakang penelitian ini diambil karena materi peluang terkandung dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar materi matematika serta hasil penelitian Dayat dan Limbong tentang kesulitan yang dialami siswa SMA mempelajari materi peluang. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah learning obstacle (khususnya hambatan epistimologis) yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi peluang di SMP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Rangkaian penelitian ini dimulai dengan repersonalisasi pada materi peluang kemudian dilanjutkan dengan uji instrumen TKR dan wawancara. Setelah uji instrumen TKR dan wawancara dilaksanakan, diidentifikasi beberapa learning

obstacle yang dialami siswa terkait materi peluang. Akhirnya, disusunlah suatu

alternatif desain didaktis yang diharapkan mampu mengatasi learning obstacle yang telah teridentifikasi. Desain didaktis tersebut tidak sampai diimplementasikan kepada siswa, namun sudah disusun berdasarkan hasil repersonalisasi dan learning obstacle serta prediksi respon siswa.

Kata kunci : Learning obstacle, hambatan epistimologis, peluang, repersonalisasi,


(5)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Panji Wiraldy Hsb (0907065). Assessment of Obstacle (Particularly in Epistemological Obstacle) and Repersonalization on Probability Material in Junior High School.

This study on "Assessment of Learning Obstacle (Particularly in Epistemological Obstacle) and Repersonalization on Probability Material in Junior High School". The background of this research is taken as the probability material contained in the standards of mathematics competence and basic competences, and research of Limbong and Dayat about the difficulties experienced by high school students to learn the probability material. The focus of this research is the problem in learning obstacle (particularly in epistemological obstacle) faced by students in learning the probability material in junior high. The approach used in this study is the qualitative approach. The series of this study began with repersonalization on material probability followed by TKR test instruments and interviews. After TKR test instruments and interviews conducted, identified some learning obstacles experienced by students related probability material. Finally, an expected alternative didactical design was composed to overcome the obstacle that has been identified. This didactical design is not to be implemented to the students, but it was designed based on the results of learning obstacle and repersonalization and prediction of student responses.

Keywords : Learning obstacle, epistemological obstacle, probability, repersonalization, didactical design.


(6)

v

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 5

1.3. Batasan Masalah ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

1.6. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Learning Obstacle (LO)... 8

2.2. Didactical Design Research (DDR) ... 10

2.3. Teori – Teori Pembelajaran yang Relevan ... 14

2.3.1. Jerome Bruner ... 15

2.3.2. David Ausubel ... 16

2.3.3. Teori APOS ... 17

2.3.4. Teori Konstruktivisme Vygotsky ... 18

2.3.5. Teori Metakognisi ... 22


(7)

vi

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1. Desain Penelitian ... 24

3.2. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 25

3.3. Instrumen Penelitian ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

3.6. Teknik Analisis Data ... 38

3.7. Uji Keabsahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsep dan Konteks pada Materi Peluang Dilihat dari Perspektif Sejarah ... 30

4.1.1. Sejarah Munculnya Peluang ... 30

4.1.2. Makna Peluang ... 33

4.2. Hasil Repersonalisasi pada Materi Peluang ... 34

4.2.1. Teori Himpunan ... 35

4.2.1.1. Pengertian Himpunan ... 35

4.2.1.2. Operasi-operasi pada Himpunan ... 36

4.2.2. Teori Peluang Matematika ... 38

4.2.2.1. Ruang Sampel dan Titik Sampel ... 38

4.2.2.2. Menentukan Anggota Ruang Sampel ... 39

4.2.2.3. Peristiwa atau Kejadian ... 41

4.2.2.4. Definisi Peluang Matematika ... 41

4.2.2.5. Peluang Suatu Peristiwa atau Kejadian ... 42

4.2.2.6. PETI ANGSA (PEluang SeTIap ANGgota SAma) ... 43

4.2.2.7. Kepastian dan Kemustahilan ... 43

4.2.2.8. Peluang Dua Kejadian dari Dua Percobaan Berbeda atau Saling Bebas (Independent Events) ... 44

4.2.2.9. Peluang Dua Kejadian Terpisah Satu Sama Lain (Mutually Exclusive) ... 46


(8)

vii

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.2.10.Peluang Komplemen Peristiwa ... 46

4.2.2.11.Peluang Dua Kejadian Tidak Terpisah Satu Sama Lain (Mutually Inclusive) ... 47

4.2.2.12.Peluang Komplemen Peristiwa ... 48

4.3. Analisis Learning Obstacles (dalam hal ini hambatan epistimologis) yang dialami siswa dalam mempelajari konsep teori peluang ... 49

4.3.1 Analisis Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal tentang Materi Peluang ... 49

4.3.2. Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep-Konsep dalam Materi Peluang ... 72

4.3.2.1. Learning Obstacle Tipe 1 ... 72

4.3.2.2. Learning Obstacle Tipe 2 ... 73

4.3.2.3. Learning Obstacle Tipe 3 ... 74

4.3.2.4. Learning Obstacle Tipe 4 ... 75

4.4. Desain Didaktis Materi Peluang ... 76

4.4.1. Urutan Pengembangan Materi Peluang ... 76

4.4.1.1. Apersepsi ... 76

4.4.1.2. Kegiatan Inti ... 77

4.4.1.3. Penutup ... 78

4.4.2. Pengembangan Desain Didaktis Berdasarkan Learning Obstacle (khususnya hambatan epistimologis) pada Materi Peluang ... 78

4.4.2.1. Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Tipe 1 ... 78

4.4.2.2. Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Tipe 2 ... 92

4.4.2.3. Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Tipe 3 ... 94

4.4.2.4. Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Tipe 3 ... 96


(9)

viii

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4.3. Kemampuan yang Dapat Dikembangkan

Melalui Desain Didaktis ... 99

4.4.3.1. Kemampuan Pemahaman ... 99

4.4.3.2. Kemampuan Kreatifitas ... 100

4.4.3.3. Kemampuan Koneksi ... 100

4.4.3.4. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 101

4.5. Sajian Atau Desain Didaktis Materi Peluang Dalam Buku Ajar Dilihat Dari Aspek Alur Pikir Dan Kompetensi Matematis Yang Dikembangkan ... 102

4.5.1. Urutan Materi ... 102

4.5.1.1. Dasar-dasar Peluang ... 102

4.5.1.1.1. Kejadian Acak ... 103

4.5.1.1.2. Titik Sampel dan Ruang Sampel ... 103

4.5.1.2. Perhitungan Peluang ... 105

4.5.1.2.1. Pengertian Kejadian ... 105

4.5.1.2.2. Perhitungan Peluang dengan Frekuensi Relatif ... 105

4.5.1.2.3. Perhitungan Peluang dengan Rumus Peluang ... 106

4.5.1.2.4. Nilai Peluang ... 107

4.5.1.3. Frekuensi Harapan ... 108

4.5.2. Kompetensi Matematis yang Dikembangkan ... 108

4.5.2.1. Kompetensi Pemahaman ... 109

4.5.2.2. Kompetensi Penalaran ... 110

4.6. Desain Didaktis yang Disusun Berdasarkan Learning Obstacle dan Repersonalisasi dan Desain Bahan Ajar yang Tersedia dalam Buku Paket Dilihat dari Aspek Alur Pikir dan Kompetensi Matematis yang Dikembangkan ... 110

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 113


(10)

ix

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 118

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 168

DAFTAR TABEL Tabel halaman 3.1 Responden Uji Learning Obstacle ... 24

4.1 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 1 ... 50

4.2 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan Soal Nomor 1 ... 50

4.3 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 2 ... 52

4.4 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan Soal Nomor 2 ... 53

4.5 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 3 ... 56

4.6 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan Soal Nomor 3 ... 56

4.7 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 4 ... 60

4.8 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan Soal Nomor 4 ... 60

4.9 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 5 ... 63

4.10 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan Soal Nomor 5 ... 64

4.11 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal Nomor 6 ... 68 4.12 Distribusi Kemampuan Responden dalam Mengerjakan


(11)

x

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal Nomor 6 ... 68

4.13 Jenis Learning Obstacle ... 98

4.14 Desain Didaktis dan Desain Bahan Ajar yang Tersedia Dilihat dari Aspek Alur Pikir dan Kompetensi Matematis yang Dikembangkan ... 111

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi ... 12

4.1 Diagram Venn A B ... 35

4.2 Diagram Venn A B ... 36

4.3 Diagram Venn ... 37

4.4 Diagram Venn ... 38

4.5 Tabel Pelemparan Dua Keping Uang Logam ... 40

4.6 Diagram Pohon Pelemparan Dua Keping Uang Logam ... 41

4.7 Diagram Pohon Pelemparan Dua Keping Uang Logam dan Sebuah Dadu ... 45

4.8 Segiempat Peluang Pelemparan Dua Keping Uang Logam dan Sebuah Dadu ... 45

4.9 Diagram Venn Dua Kejadian Terpisah Satu Sama Lain ... 46

4.10 Diagram Venn Komplemen Peristiwa ... 47


(12)

xi

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.12 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 1 ... 50

4.13 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 1 ... 51

4.14 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 1 ... 51

4.15 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 2 ... 54

4.16 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 2 ... 54

4.17 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 2 ... 55

4.18 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 2 ... 55

4.19 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 3 ... 57

4.20 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 3 ... 58

4.21 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 4 ... 60

4.22 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 4 ... 60

4.23 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 4 ... 61

4.24 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 4 ... 61

4.25 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 4 ... 62

4.26 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 5 ... 64

4.27 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 5 ... 64

4.28 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 5 ... 65

4.29 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 5 ... 66

4.30 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 6 ... 69

4.31 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 6 ... 70

4.32 Kekeliruan Siswa Menjawab Soal Nomor 6 ... 71


(13)

xii

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN A HASIL PENELITIAN

A.1 Chapter Design Materi Peluang ... 118 A.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Materi Peluang ... 123 LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Istrumen Wawancara ... 141 B.2 Tes Kemampuan Responden (TKR) Materi Peluang ... 142 B.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Responden (TKR) ... 143 LAMPIRAN C HASIL UJI INSTRUMEN


(14)

xiii

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(15)

1

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam pendidikan. Jika pendidikan diibaratkan sebagai sebuah mesin besar, maka matematika akan menjadi salah satu komponen sangat penting untuk menggerakkan mesin tersebut. Matematika merupakan ilmu yang banyak diterapkan dalam ilmu – ilmu lainnya. Dengan kata lain Matematika menjadi induk dari tumbuh kembangnya ilmu – ilmu tersebut. Contohnya saja ketika ilmu Matematika berkembang secara otomatis ilmu Fisika, Kimia dan Biologi juga akan ikut berkembang.

Kline (1973) (Suherman, et all, 2001) mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Pendapat lain datang dari James dan James (Suherman, et all, 2001) yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, pola berpikir, dan pola mengorganisasikan konsep - konsep yang dapat dimanfaatkan dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Definisi tersebut menunjukkan pentingnya pembelajaran matematika diberikan kepada siswa karena diharapkan mampu mengatasi permasalahan kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika yang terjadi di dalam kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam kegiatan pengajaran materi matematika dengan


(16)

2

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Suryadi (2010) mengatakan bahwa pada dasarnya pembelajaran matematika berkaitan dengan Guru, Siswa, dan Materi Matematika. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi proses belajar yang terjadi. Proses belajar yang hanya didasarkan pada pemahaman secara tekstual dari bahan-bahan ajar seperti buku saja akan mengakibatkan proses belajar yang miskin makna dan konteks seperti yang disampaikan oleh de Lange (Turmudi, 2008) yang mengatakan bahwa pembelajaran (matematika) sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenalkan subyek, memberikan satu atau dua contoh, lalu ia mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku. Hal ini tentu menjadi masalah saat siswa dihadapkan pada soal yang lebih bersifat aplikatif dan kontekstual. Tidak hanya itu, proses belajar yang berorientasi pada hasil akan mengakibatkan siswa belajar secara pasif. Siswa tidak termotivasi untuk

meng-explore suatu konsep, dan cenderung menunggu gurunya mengajarkan saja. Di

sinilah peran seorang guru dibutuhkan untuk membuat proses belajar siswa tidak kehilangan makna proses (doing math) serta konteks.

Pembelajaran matematika pada hakikatnya sangat erat kaitannya dengan proses berpikir dimana pembelajaran matematika dapat terjadi jika terjadi aktivitas berpikir. La Costa (1985) (Hendra, 2010) berpendapat bahwa terdapat tiga klasifikasi mengajar berpikir dalam proses pembelajaran yaitu teaching of

thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking.

Teaching of thinking adalah proses pembelajaran yang tujuannya untuk

membentuk mental tertentu, misalnya kemampuan berpikir kritis atau kreatif.

Teaching for thinking adalah proses pembelajaran yang mengupayakan

pembentukan lingkungan kondusif bagi perkembangan kognitif siswa. Teaching


(17)

3

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikirnya. Ketiga proses tersebut dapat terwujud melalui pembelajaran matematika karena keeratan antara proses berpikir dengan pembelajaran matematika itu sendiri. Dengan pembelajaran matematika di kelas diharapkan kemampuan bernalar pada diri siswa dapat terwujud. Selain itu matematika dapat dijadikan alat bagi siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang lebih rumit dan membutuhkan kemampuan tingkat tinggi seperti pemecahan masalah. Bahkan seharusnya pembelajaran matematika dapat mempersiapkan siswa agar mampu menggunakan matematika sebagai ilmu dan solusi dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari sebagaimana tujuan pembelajaran matematika yang dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika (Depag RI, 2005 : 21) sebagai berikut :

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, dan rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan masalah.

Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar, pengukuran dan geomerti, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus. Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang penting untuk dipelajari adalah materi peluang. Peluang dapat diartikan sebagai besar kemungkinan suatu kejadian terjadi dari suatu percobaan. Teori peluang sangat banyak manfaatnya pada kehidupan sehari-hari, contohnya dalam bidang bisnis, meteorologi, sains, dan industri. Pada bisnis asuransi jiwa, perusahaan asuransi jiwa menggunakan peluang untuk menaksir berapa lama seseorang mungkin hidup; pada bidang kedokteran, dokter menggunakan peluang untuk memprediksi kesuksesan sebuah


(18)

4

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengobatan; pada bidang meteorologi, ahli meteorologi menggunakan peluang untuk meramalkan kondisi cuaca; pada bidang sains, peluang digunakan dalam studi kelakuan molekul-molekul dalam suatu gas dan ilmu genetika, peluang juga digunakan untuk memprediksi hasil-hasil sebelum hari pemilihan umum. Selain itu, dalam pembelajaran matematika, materi peluang merupakan ilmu dasar untuk mempelajari konsep matematika lain seperti statistika dan kombinatorik.

Namun, pada kenyataannya setelah materi peluang diberikan, siswa belum dapat memanfaatkan pembelajaran materi peluang tersebut. Siswa hanya sekedar tahu dan pernah mempelajari materi peluang, tapi tidak memahami dan mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan materi tersebut. Bahkan materi ini masih dianggap materi yang sulit untuk dipelajari bagi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dayat dan Limbong pada tahun 2012 bahwa dalam mempelajari peluang terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu :

1. Kesulitan menentukan ruang sampel dan ruang kejadian 2. Kesulitan mengerjakan soal komplemen kejadian 3. Kesulitan dalam menyelesaikan soal kejadian majemuk

4. Kesulitan dalam mengerjakan soal pengayaan atau soal dalam bentuk soal cerita

Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Dayat dan Limbong tersebut, tentu tidak menutup kemungkinan adanya kesulitan-kesulitan lain yang dialami siswa dalam mempelajari materi peluang yang belum teridentifikasi dan dicari solusinya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa tersebut tentu akan menjadi

“batu sandungan” bagi siswa dalam mempelajari materi peluang secara utuh. Sebagai seorang calon pendidik, muncul dorongan dalam diri peneliti untuk memecahkan masalah tersebut. Karena pada hakikatnya, guru juga merupakan salah satu profesi pelayanan masyarakat seperti layaknya seorang dokter, namun klien dan perannya berbeda. Jika seorang dokter berusaha untuk mengobati keluhan-keluhan pasiennya, maka guru berusaha untuk mengobati


(19)

kesulitan-5

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk dapat meracik

“obat” yang tepat, maka tindakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

memeriksa dan mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh siswa ini dikenal dengan learning obstacle. Munculnya learning obstacle sebagaimana yang dikemukakan oleh Brousseo (Suratno, 2009) disebabkan oleh tiga faktor, yaitu hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar), didaktis (pengajaran guru atau bahan ajar), dan epistimologis (pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi yang terbatas).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi

learning obstacle (dalam hal ini hambatan epistimologis) siswa pada materi

peluang, karena dalam materi ini sering ditemukan konteks-konteks yang tidak tersampaikan atau tersampaikan dengan makna yang keliru kepada dan dari siswa. Dengan mengidentifikasi learning obstacle pada materi peluang ini akan disusun suatu alternatif desain didaktis yang diharapkan mampu mengatasi learning

obstacle pada materi ini sehingga siswa tidak menemui lagi hambatan-hambatan

dalam memahami konsep yang ada.

Pada penyusunan desain akan lebih baik bila ditunjang dengan menelaah dan mempertimbangkan perspektif sejarah dilihat dari keterkaitan antar konsep dan konteks. Hal ini dikarenakan dalam menelaah perubahan konsep dan konteks dari waktu ke waktu dapat terlihat bagaimana keterkaitan konsep tersebut dengan konteks-konteks yang ada, serta dapat dilihat apakah terjadi penghilangan materi atau tidak selama perkembangannya yang hasilnya dapat dijadikan pertimbangan penyusunan desain didaktis maupun proses pembelajaran. Sehingga dengan adanya desain didaktis, siswa akan diarahkan pada pembentukan suatu pemahaman yang utuh dan mampu mengaplikasikan konsep yang dipelajari. Selanjutnya penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) dan Repersonalisasi pada Materi Peluang di SMP”.


(20)

6

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana keterkaitan antar konsep dan konteks mengenai materi peluang

dilihat dari perspektif sejarah?

2. Bagaimana hasil repersonalisasi materi peluang?

3. Bagaimana identifikasi learning obstacle (khususnya hambatan epistimologis) pada materi peluang?

4. Bagaimana sajian atau desain bahan ajar materi peluang dalam buku ajar dilihat dari aspek alur pikir dan kompetensi matematis yang dikembangkan? 5. Bagaimana bahan ajar yang disusun berdasarkan learning obstacle dan

repersonalisasi pada materi peluang?

1.3. Batasan Masalah

Agar fokus dari penelitian ini jelas, peneliti membatasi permasalahan di atas dalam hal-hal berikut ini:

1. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini adalah konsep-konsep dalam materi peluang

2. Learning obstacle yang dikaji dalam penelitian ini adalah hambatan

epistimologis. Hambatan epistimologis dipilih dengan asumsi bahwa pembelajaran matematika materi peluang yang telah diberikan guru di kelas sebelumnya sudah berjalan baik dan benar. Sehingga, kesulitan yang paling mungkin muncul adalah kesulitan yang berasal dari diri siswa sendiri.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dapat diambil dari penlitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui keterkaitan antar konsep dan konteks mengenai materi peluang dilihat dari perspektif sejarah?


(21)

7

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui identifikasi learning obstacle (khususnya hambatan epistimologis) pada materi peluang.

4. Mengetahui sajian atau desain didaktis materi peluang dalam buku ajar dilihat dari aspek alur pikir dan kompetensi matematis yang dikembangkan.

5. Mengetahui bahan ajar yang disusun berdasarkan learning obstacle dan repersonalisasi pada materi peluang.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada manfaat yang dapat diambil yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam penyusunan bahan ajar yang sesuai agar hambatan – hambatan yang dialami siswa dapat teratasi. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengembangan

pembelajaran di kelas.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi sesama peneliti jika ingin melakukan penelitian dikemudian hari.

1.6. Definisi Operasional

Definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:

1. Kajian adalah suatu proses atau langkah-langkah yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data guna mendapatkan dan meningkatkan kepemahaman suatu topoik/isu yang signifikan

2. Learning obstacle merupakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi siswa

dalam proses belajar. Dalam penelitian ini, learning obstacle yang akan dikaji adalah hambatan epistimologis.

3. Hambatan epistimologis merupakan hambatan yang berkaitan dengan

pengetahuan seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu.

4. Repersonalisasi merupakan proses melakukan matematisasi suatu konsep

matematika seperti yang dilakukan matematikawan, jika konsep tersebut dihubungkan dengan konsep sebelum dan sesudahnya.


(22)

8

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Desain didaktis merupakan racangan tertulis tentang sajian bahan ajar yang

memperhatikan respon siswa. Penyusunan dan pengembangan desain didaktis berdasarkan sifat konsep yang akan disajikan dengan mempertimbangkan

learning obstacle yang diidentifikasi. Desain didaktis tersebut dirancang guna


(23)

24

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, pemilihan metode dikarenakan metode ini dapat lebih rinci dalam menjelaskan fenomena-fenomena kompleks dan sulit diungkapkan jika menggunakan metode kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi learning obstacle yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya yang telah berlangsung, khususnya materi peluang. Sehingga metode ini seharusnya mampu memberikan kesimpulan yang sesuai.

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain untuk mengidentifikasi learning obstacle pada materi peluang di SMP.

Untuk meneliti learning obstacle (khususnya hambatan epistimologis) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X di SMAN 7 Bandung yang telah memperoleh materi peluang di SMP. Adapun rinciannya disajikan dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Responden Uji Learning Obstacle

Tingkat Kelas Responden

SMA

X dari SMP

Kluster Unggul 10

X dari SMP

Kluster Sedang 10

X dari SMP

Kluster Rendah 10

Jumlah Responden Keseluruhan 30


(24)

25

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menentukan topik matematika yang akan dijadikan bahan penelitian 2. Menganalisis topik matematika yang terpilih

3. Melakukan repersonalisasi terhadap topik matematika terpilih

4. Membuat instrumen awal berupa Tes Kemampuan Responden (TKR) untuk mengetahui hambatan epistimologis yang ada pada topik tersebut

5. Melakukan uji instrumen TKR pada siswa dilanjutkan dengan wawancara dengan siswa

6. Melakukan analisis terhadap hasil pengujian dan wawancara

7. Memilih salah satu buku paket matematika yang umum dipakai oleh guru di SMP.

8. Membuat kesimpulan mengenai learning obstacles yang muncul dan mengaitkan dengan teori-teori belajar yang sudah ada

9. Membuat analisis tentang karakteristik siswa dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran

10.Menyusun desain didaktis untuk mengatasi learning obstacles yang muncul disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

11.Melihat bagaimana desain didaktis yang disusun dan bahan ajar dalam buku paket dari perspektif alur pikir dan kompetensi matematis

12.Menyusun laporan penelitian

3.2. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji learning obstacle yang dialami siswa dalam mempelajari materi peluang. Selanjutnya akan disusun suatu alternatif desain didaktis yang diharapkan mampu mengatasi learning obstacle yang telah dikaji sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012 : 1) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:


(25)

26

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrmen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Hal ini sejalan dengan Bogdan dan Taylor (Artanti, 2013) yang mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Mereka berpendapat pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. J.W. Creswell (Artanti, 2013) mendefinisikan metode deskriptif analisis (descriptive of analyze research) adalah sebagai metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek apa adanya. Penelitian ini sering disebut penelitian non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian. Metode ini dapat menjelaskan fenomena yang lebih kompleks yang sulit diungkapkan dengan menggunakan metode kuantitatif. Sehingga dengan metode ini peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara rinci, baik itu berupa kata-kata, gambar, maupun perilaku, dan tidak dituangkan berupa bilangan atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis, tes tertulis dan wawancara. Dalam penelitian kualitatif, penulis adalah instrumen utama dalam penelitian. Penulis berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, batasan masalah penelitian, memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas


(26)

27

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

temuan. Sejalan dengan hal tersebut, Ahmadi (Artanti, 2012 : 28) mengemukakan bahwa:

Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia, yakni peneliti sendiri atau orang yang terlatih. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata (bahasa), tindakan, atau bahkan isyarat atau bahkan lambang yang untuk dapat menangkap atau menjelaskan data semua itu, maka manusia sebagai instrumen penelitian yang paling tepat. Dan hal ini bukan merupakan suatu konsep yang baru.

Hal serupa ditegaskan oleh Sugiyono (2012) bahwa dalam penelitian kualitatif istrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan instrumen penelitian yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan pembuatan instrumen tes tertulis dan angket merupakan upaya untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang lengkap terkait hal-hal yang akan dikaji dalam penelitian ini.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan epistimologis terkait materi peluang dan mengetahui desain didaktis yang akan dikembangkan berdasarkan learning obstacle yang teridentifikasi serta dikaitkan dengan teori belajar yang relevan. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi hambatan epistimologis bersifat diagnostik karena bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data tentang jenis kesulitan siswa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan proses triangulasi, yakni menyatukan data dari hasil pengujian instrumen, observasi dan wawancara.

Uji instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan epistimologis terkait materi peluang.

Observasi yang dilakukan adalah observasi secara langsung dan partisipasi. Peneliti melakukan observasi secara langsung selama uji instrumen hambatan


(27)

28

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

epistimologis berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek tersebut.

Karena tergolong dalam penelitian kualitatif, observasi yang dilakukan berupa observasi tak berstruktur, karena fokus penelitiannya belum jelas (Sugiyono, 2011). Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang yang akan diobservasi. Pemilihan observasi jenis ini karena fokus observasi akan terus berkembang selama kegiatan penelitian.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-struktur. Wawancara ini dilaksanakan kepada subjek yang. mengerjakan instrumen untuk mengidentifikasi hambatan epistimologis. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui point of view responden dalam mengerjakan instrumen hambatan epistimologis mungkin muncul yang tidak bisa direpresentasikan dengan tulisan.

3.5. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu subjek identifikasi hambatan epistimilogis. Subjek identifikasi hambatan epistimologis adalah siswa yang telah memperoleh materi pembelajaran peluang di SMP, yaitu siswa SMA kelas X Bandung.

Responden siswa SMA kelas X berasal dari 3 kluster SMP di Kota Bandung, yakni kluster Unggul, Sedang, dan Rendah. Masing-masing kluster akan diwakili oleh satu sekolah. Tujuan penggunaan ‘kluster’ adalah untuk kebutuhan lintas kemampuan berbeda (cross section abilities). Pemilihan sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan subyektif dari pribadi peneliti.


(28)

29

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suardika mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif proses analisis bersifat induktif yaitu menghimpun dan memadukan data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan informasi (Leviana, 2012).

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data yag diperoleh kemudian dikumpulkan untuk selanjutnya diolah secara sistematik. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, selanjutnya pengajuan data serta menyimpulkan data. (Kamaluddin, 2012)

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Membaca keseluruhan informasi yang dikumpulkan

2. Mengklasifikasikan data-data tersebut

3. Membuat uraian terperinci mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil pengujian

4. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori 5. Menemukan dan menetapkan pola atas dasar data aslinya

6. Peneliti melakukan interpretasi 7. Menyajikan secara naratif

3.7. Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2011, dalam Hendra) mengemukakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability

(objektivitas). Dari keempat uji keabsahan tersebut, penulis akan menggunakan uji

credibility dan diantara beberapa metode dalam pengujian credibility, penulis

menggunakan metode peningkatan ketekunan sebagai alternatif yang dipilih. Upaya peningkatan ketekunan yang dilakukan penulis diantaranya, dengan membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan hasil temuan. Hal tersebut dilakukan agar analisis terhadap temuan semakin mendalam dan komprehensif. Selain itu juga,


(29)

30

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti berdiskusi dengan pembimbing mengenai instrumen penelitian sebelum diujicobakan kepada siswa.


(30)

113

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan hasil uji TKR yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Learning obstacles khususnya hambatan – hambatan epistimologis yang

muncul dalam mempelajari materi peluang terbagi menjadi 4 tipe yaitu : Tipe 1 : learning obstacle terkait konsep-konsep yang ada dalam materi peluang Tipe 2 : learning obstacle terkait dengan konteks variasi informasi yang tersedia Tipe 3 : learning obstacle terkait dengan koneksi konsep-konsep dalam materi

peluang dengan konsep-konsep materi matematika lain

Tipe 4 : learning obstacle terkait dengan menyelesaikan soal pemecahan masalah. 2. Desain bahan ajar konsep peluang disusun berdasarkan learning obstacle yang

muncul setelah pelaksanaan TKR. Bentuk sajian desain bahan ajar disusun menjadi empat bagian, yaitu:

Bagian 1 : Mengenai pengembangan pemahaman konsep-konsep yang ada dalam materi peluang

Bagian 2 : Mengenai pengembangan kemampuan menyelesaikan masalah peluang dengan variasi informasi yang beragam.

Bagian 3 : Mengenai pengembangan kemampuan koneksi konsep-konsep dalam materi peluang dengan konsep-konsep materi matematika lain.

Bagian 4 : Mengenai pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. Bahan ajar ini berupa Lembar Kegiatan Siswa individu dan latihan soal. Lembar kegiatan siswa tersebut terdiri dari soal rutin yang biasa terdapat pada buku paket siswa, soal tidak rutin, dan soal koneksi konsep peluang dengan konsep matematika lain.


(31)

114

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain bahan ajar yang disusun berupa Lembar Kegiatan Siswa ini disajikan dengan diberikannya stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diajukan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada

penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Dalam pembelajaran materi peluang hendaklah seorang guru tidak hanya memindahkan soal-soal dari buku paket, dibutuhkan penyusunan bahan ajar secara matang agar konsep dan konteks materi peluang matematika dapat tersampaikan secara sempurna.

2. Diperlukan soal dengan variasi informasi terkait materi peluang, agar siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih banyak.

3. Diperlukan soal koneksi, pemecahan masalah, dan kemampuan matematis lainnya pada materi peluang sehingga meningkatkan kemampuan matematis pada diri siswa dan menjadi modal dalam mempelajari materi matematika lainnya.

4. Pada pengembangan bahan ajar konsep peluang perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai perumusan prediksi jawaban siswa. Selanjutnya diperlukan implementasi bahan ajar tersebut.

5. Diperlukan uji instrumen kembali setelah penyusunan bahan ajar yang direvisi agar dapat diketahui apakah bahan ajar tersebut dapat mengatasi learning


(32)

115 Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Abidin, Z. (2010). Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam

Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia : http://wordpress.com/

Teori Piaget. html [01 Desember 2012]

Artanti, D.M. (2013). Desain Didaktis Konsep Teorema Sisa pada

Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi

FPMIPA UPI BANDUNG : Tidak Diterbitkan

Bagah. (2011). Teori APOS Dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia : http://bagah.wordpress.com/2011/11/02/teori-apos-dalam-pembelajaran-matematika/ [01 Desember 2012]

Brousseau, G. (1997). Theory of didactical situations (N. Balacheff, M.

Cooper, R. Sutherland, V. Warfield Eds & Trans. Dordrecht.

Netherland: Kluwer Academic.

Dahar, R. W. (1988). Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan

dan Budaya Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Dayat dan Limbong. R. (2012). Kesulitan Siswa Mempelajari Matematika

Materi Statistika dan Peluang. [Online]. Tersedia :

http://www.slideshare.net/LamRoNna/kesulitan-belajar-matematika-untuk-siswa [20 Juni 2013]

Depag RI. (2005). Standar Kompetensi MTs. Jakarata: Depdiknas

Halman, S. U. (2012). Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan Piaget. [Online]. Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [12 Desember 2012]

Hendra, A. (2010). Desain Didaktis Bahan Ajar Problem Solving pada

Konsep luas Daerah Lingkaran. Skripsi : Tidak diterbitkan

Herdian. (2010). Teori – Teori Belajar (Piaget, Bruner, Vygotsky). [Online].

Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/teori-teori-belajar-piaget-bruner-vygotsky/ [3 Desember 2012]


(33)

116

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indriani, A. N. (2011). Desain Didaktis Konsep Operasi Bentuk Aljabar

Pada Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Istiqomah, D. N. (2012). Desain Didaktis Konsep Perbandingan Segmen

Garis pada Pembelajaran SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Kamaludin, R. (2012). Desain Didaktis Konsep Faktorisasi Aljabar pada

Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Khususwanto.(2008). Pembelajaran Metakognitif. [Online]. Tersedia: repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_040473_chapter2.pdf [1 Mei 2012]

Kusnandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta

: PT Raja Grafindo Persada.

Leviana, M. (2012). Desain Dedaktis pada Konsep Hubungan Sudut Pusat,

Luas Juring, dan Panjang Busur Lingkaran di SMP. Skripsi : Tidak

Diterbitkan

Morteza, M. (2008). Sejarah Peluang dan Statistika. [Online]. Tersedia: http://hasanahworld.wordpress.com/2008/06/21/sejarah-peluang-dan-statistika/ [20 Juni 2013]

Nur’ela. (2013). Desain Dedaktis Konsep Garis Singgung pada Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Skripsi

FPMIPA UPI BANDUNG : Tidak Diterbitkan

Sonsaka, M. (2011). Mengenal Teori Konstruktisme Vygotsky. [Online]. Tersedia : http://sonsaka.blog.ugm.ac.id/?s=teori+vigotsky&x=0&y=0 [15 Januari 2013]

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan, UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, E.et al. (2001).Common Text Book STRATEGI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KONTEMPOR.Bandung : JICA–UPI Bandung.

Suratno, T. (2009). Memahami Kompleksitas Pengajaran-Pembelajaran dan


(34)

117

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the2the.com/eunice/document/TSuratno_complex_syndrome.pdf [14 Desember 2012]

Suryadi, D. (2009). Model Antisipasi dan Situasi Didaktis dalam

Pembelajaran Maematika Kombinatorik. UPI: LPPM

Suryadi, D. (2010). Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian dari Sudut

Pandang Teori Belajar dan Teori Didaktik. Hand-out Seminar.

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research

(DDR): Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study. Dalam Teori, paradigma, prinsip dan pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI

Turmudi. (2008). Landasan Filosofis dan Teoritis Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Exploratif dan Investigatif). Jakarta : Leuser Cita

Pustaka

Utomo, P. (2012). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/ [3 Desember 2012]

Widyatmoko, A. (2008). Jerome Bruner: Belajar Penemuan. [Online]. Tersedia:http://arifwidiyatmoko.wordpress.com/2008/07/29/%E2%80 %9Djerome-bruner-belajar-penemuan%E2%80%9D/ [3 Desember 2012]

Wikipedia. (2013). Wikipedia, the Free Encyclopedia. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/ [20 Juni 2013]


(1)

30

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti berdiskusi dengan pembimbing mengenai instrumen penelitian sebelum diujicobakan kepada siswa.


(2)

113 Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan hasil uji TKR yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Learning obstacles khususnya hambatan – hambatan epistimologis yang

muncul dalam mempelajari materi peluang terbagi menjadi 4 tipe yaitu : Tipe 1 : learning obstacle terkait konsep-konsep yang ada dalam materi peluang Tipe 2 : learning obstacle terkait dengan konteks variasi informasi yang tersedia Tipe 3 : learning obstacle terkait dengan koneksi konsep-konsep dalam materi

peluang dengan konsep-konsep materi matematika lain

Tipe 4 : learning obstacle terkait dengan menyelesaikan soal pemecahan masalah. 2. Desain bahan ajar konsep peluang disusun berdasarkan learning obstacle yang

muncul setelah pelaksanaan TKR. Bentuk sajian desain bahan ajar disusun menjadi empat bagian, yaitu:

Bagian 1 : Mengenai pengembangan pemahaman konsep-konsep yang ada dalam materi peluang

Bagian 2 : Mengenai pengembangan kemampuan menyelesaikan masalah peluang dengan variasi informasi yang beragam.

Bagian 3 : Mengenai pengembangan kemampuan koneksi konsep-konsep dalam materi peluang dengan konsep-konsep materi matematika lain.

Bagian 4 : Mengenai pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. Bahan ajar ini berupa Lembar Kegiatan Siswa individu dan latihan soal. Lembar kegiatan siswa tersebut terdiri dari soal rutin yang biasa terdapat pada buku paket siswa, soal tidak rutin, dan soal koneksi konsep peluang dengan konsep matematika lain.


(3)

114

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain bahan ajar yang disusun berupa Lembar Kegiatan Siswa ini disajikan dengan diberikannya stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diajukan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada

penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Dalam pembelajaran materi peluang hendaklah seorang guru tidak hanya memindahkan soal-soal dari buku paket, dibutuhkan penyusunan bahan ajar secara matang agar konsep dan konteks materi peluang matematika dapat tersampaikan secara sempurna.

2. Diperlukan soal dengan variasi informasi terkait materi peluang, agar siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih banyak.

3. Diperlukan soal koneksi, pemecahan masalah, dan kemampuan matematis lainnya pada materi peluang sehingga meningkatkan kemampuan matematis pada diri siswa dan menjadi modal dalam mempelajari materi matematika lainnya.

4. Pada pengembangan bahan ajar konsep peluang perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai perumusan prediksi jawaban siswa. Selanjutnya diperlukan implementasi bahan ajar tersebut.

5. Diperlukan uji instrumen kembali setelah penyusunan bahan ajar yang direvisi agar dapat diketahui apakah bahan ajar tersebut dapat mengatasi learning


(4)

115

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Abidin, Z. (2010). Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam

Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia : http://wordpress.com/

Teori Piaget. html [01 Desember 2012]

Artanti, D.M. (2013). Desain Didaktis Konsep Teorema Sisa pada

Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi

FPMIPA UPI BANDUNG : Tidak Diterbitkan

Bagah. (2011). Teori APOS Dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia : http://bagah.wordpress.com/2011/11/02/teori-apos-dalam-pembelajaran-matematika/ [01 Desember 2012]

Brousseau, G. (1997). Theory of didactical situations (N. Balacheff, M.

Cooper, R. Sutherland, V. Warfield Eds & Trans. Dordrecht.

Netherland: Kluwer Academic.

Dahar, R. W. (1988). Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan

dan Budaya Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Dayat dan Limbong. R. (2012). Kesulitan Siswa Mempelajari Matematika

Materi Statistika dan Peluang. [Online]. Tersedia :

http://www.slideshare.net/LamRoNna/kesulitan-belajar-matematika-untuk-siswa [20 Juni 2013]

Depag RI. (2005). Standar Kompetensi MTs. Jakarata: Depdiknas

Halman, S. U. (2012). Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan Piaget. [Online]. Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [12 Desember 2012]

Hendra, A. (2010). Desain Didaktis Bahan Ajar Problem Solving pada

Konsep luas Daerah Lingkaran. Skripsi : Tidak diterbitkan

Herdian. (2010). Teori – Teori Belajar (Piaget, Bruner, Vygotsky). [Online].

Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/teori-teori-belajar-piaget-bruner-vygotsky/ [3 Desember 2012]


(5)

116

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indriani, A. N. (2011). Desain Didaktis Konsep Operasi Bentuk Aljabar

Pada Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Istiqomah, D. N. (2012). Desain Didaktis Konsep Perbandingan Segmen

Garis pada Pembelajaran SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Kamaludin, R. (2012). Desain Didaktis Konsep Faktorisasi Aljabar pada

Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi : Tidak Diterbitkan

Khususwanto.(2008). Pembelajaran Metakognitif. [Online]. Tersedia: repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_040473_chapter2.pdf [1 Mei 2012]

Kusnandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta

: PT Raja Grafindo Persada.

Leviana, M. (2012). Desain Dedaktis pada Konsep Hubungan Sudut Pusat,

Luas Juring, dan Panjang Busur Lingkaran di SMP. Skripsi : Tidak

Diterbitkan

Morteza, M. (2008). Sejarah Peluang dan Statistika. [Online]. Tersedia: http://hasanahworld.wordpress.com/2008/06/21/sejarah-peluang-dan-statistika/ [20 Juni 2013]

Nur’ela. (2013). Desain Dedaktis Konsep Garis Singgung pada Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Skripsi

FPMIPA UPI BANDUNG : Tidak Diterbitkan

Sonsaka, M. (2011). Mengenal Teori Konstruktisme Vygotsky. [Online]. Tersedia : http://sonsaka.blog.ugm.ac.id/?s=teori+vigotsky&x=0&y=0 [15 Januari 2013]

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan, UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, E.et al. (2001).Common Text Book STRATEGI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KONTEMPOR.Bandung : JICA–UPI Bandung.

Suratno, T. (2009). Memahami Kompleksitas Pengajaran-Pembelajaran dan


(6)

Panji Wiraldy, 2013

Kajian Learning Obstacle (Khususnya Hambatan Epistimologis) Dan Repersonalisasi Pada Materi Peluang Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the2the.com/eunice/document/TSuratno_complex_syndrome.pdf [14 Desember 2012]

Suryadi, D. (2009). Model Antisipasi dan Situasi Didaktis dalam

Pembelajaran Maematika Kombinatorik. UPI: LPPM

Suryadi, D. (2010). Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian dari Sudut

Pandang Teori Belajar dan Teori Didaktik. Hand-out Seminar.

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research

(DDR): Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study. Dalam Teori, paradigma, prinsip dan pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI

Turmudi. (2008). Landasan Filosofis dan Teoritis Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Exploratif dan Investigatif). Jakarta : Leuser Cita

Pustaka

Utomo, P. (2012). Piaget dan Teorinya. [Online]. Tersedia: http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/ [3 Desember 2012]

Widyatmoko, A. (2008). Jerome Bruner: Belajar Penemuan. [Online]. Tersedia:http://arifwidiyatmoko.wordpress.com/2008/07/29/%E2%80 %9Djerome-bruner-belajar-penemuan%E2%80%9D/ [3 Desember 2012]

Wikipedia. (2013). Wikipedia, the Free Encyclopedia. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/ [20 Juni 2013]