KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DAN MOTIVASI MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 dan 2 Luragunglandeuh Kecamatan

(1)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Keefektifan Strategi KWL (know-Want to know-Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca Siswa Sekolah Dasar” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya asli saya melalui penelitian dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2011 Penulis,


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Tesis ini berjudul “Keefektifan Penggunaan Strategi KWL (Know-Want to Know-Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca Siswa Sekolah Dasar”. Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir dalam menempuh penyelesaian perkuliahan jenjang strata dua (S2) program studi pendidikan dasar konsentrasi bahasa Indonesia sekolah dasar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini terdiri dari lima Bab. Bab I berisikan “Pendahuluan”, Bab II berisikan kajian Teoretis mengenai “Pengaruh Strategi KWL (Know-Want to Know-Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca Siswa Sekolah Dasar”, selanjutnya Bab III berisikan “Metodologi Penelitian”, pada Bab IV berisikan “Hasil Penelitian dan Pembahasan”, dan Bab V berisikan “Kesimpulan dan Rekomendasi”.

Penulis sangat mengharapkan sumbang saran dan masukan yang membangun dari semua pihak, terutama yang terhormat dosen-dosen pembimbing sehingga tesis ini bisa lebih baik dan bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak, semoga menjadi amal yang bernilai ibadah di sisi Allah swt. Amin.

Bandung, Juli 2011 Penulis,


(3)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang karena limpahan taufik dan hidayah-Nya penelitian ini dapat penulis selesaikan. Allah swt. telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk mengatasi berbagai masalah selama menyelesaikan tulisan ini.

Melakukan penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan serta sangat berguna bagi peneliti. Meskipun demikian, sungguh tidaklah mudah dalam merampungkan tulisan ini tanpa bantuan yang sangat berharga yang diberikan oleh banyak pihak. oleh karenanya, penulis merasa wajib menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sangat tulus.

Pertama-tama, rasa hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Hj. Vismaia Sabariah Damaianti, M.Pd. sebagai pembimbing pertama. Dengan kesabaran yang tinggi, beliau membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Tak hanya bimbingan akademis yang telah beliau berikan, tetapi juga tuntunan moral dan spiritual yang membuat penulis selalu bersemangat dalam setiap aktivitas belajar. Sungguh beliau pendidik yang patut kita teladani.

Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. selaku pembimbing kedua yang selalu memberi masukan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga penulis senantiasa bersemangat dalam menyelesaikan tulisan ini. Sungguh, arahan beliau yang tegas terhadap


(4)

iv

kemampuan akademis dalam bidang bahasa Indonesia tidak akan penulis lupakan dan akan terus didalami oleh penulis.

Kepada Bapak Prof. Dr. H. Rahman, M. Pd. selaku dosen dan penguji, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya. Beliau senantiasa memberikan dorongan dan dukungan yang sangat besar kepada penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan tesis ini. Beliau juga sering memberikan tuntunan moral dan spiritual yang disampaikan melalui kalimat-kalimat lembut penuh keakraban. Sungguh beliau menjadi inspirasi bagi penulis.

Ungkapan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan pula kepada Bapak Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Dasar sekaligus penguji yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam segala hal yang berhubungan dengan administrasi, sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan ini dengan baik. Di samping itu, beliau juga merupakan salah satu dosen pemberi motivasi bagi penulis untuk tetap bekerja keras dalam melakukan segala aktivitas dan dengan candaan-candaan khas beliau membuat penulis senantiasa berada dalam keadaan ceria manakala penulis mengalami kesulitan dan kecemasan.

Selanjutnya, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Een Kurniati selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar yang telah memberikan kemudahan dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Beliau juga sering memotivasi penulis untuk tetap tegar menghadapi rintangan-rintangan semasa tulisan ini dibuat.


(5)

v

Kepada seluruh dosen di lingkungan pascasarjana penulis juga tidak pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih yang amat tulus. Para dosen telah membimbing penulis dari semester I hingga penulis menyelesaikan studinya. Banyak masukan, kritikan, dan bimbingan yang membuat penulis tegar menghadapi segala rintangan dalam menempuh pendidikan di Program Pascasarjana ini.

Kepada Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat penulis juga sampaikan terima kasih atas kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk memperoleh semua data yang diperlukan sebelum dan sesudah penelitian ini dilakukan.

Begitu juga kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru khususnya guru kelas IV SDN 1 dan 2 Luragunglandeuh Ibu Hj. Nining Aningsih, S.Pd.SD. dan Ibu Tati Sukwati, A.Ma.Pd. penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan, semangat, serta canda-canda yang diberikan selama penulis melaksanakan penelitian. Hal ini membuat penulis selalu merasa dalam keadaan senang ketika sedang masa penelitian sehingga sangat lancar dalam melakukan penelitian.

Penghargaan yang tinggi disampaikan pula kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu Staf Administrasi dan seluruh staf di lingkungan Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Dukungan yang telah mereka berikan merupakan andil yang sangat besar terhadap penyelesaian tulisan ini.


(6)

vi

Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Dasar, khususnya “Team 18 Pendas Aceh 09” dan teman-teman di Konsentrasi Bahasa Indonesia; Pak Zul, Pak Zain, Pak Dede, Pak Agus, Pak Asep, Bu Dewi, Bu Rohati, Bu Teti, Bu Marlina, Bu Neneng, Kak Leli, Kak Mina, Teh Dety, Teh Isti, teman-teman Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) SPs UPI, teman halaqah, teman-teman Darut Tauhid Arabic Club (DTAC), teman-teman-teman-teman My English Club (MEC) Darut Tauhid, ustad-ustadzah di Ma’had Al Quran dan Dirasah Islamiyah (MAQDIS), teman-teman kelompok Tahsinul Quran malam mingguan, teman-teman yang selalu membantu penulis di saat senang dan susah; Bang Takiddin, Bang Febri, Bang Bobi, Kang Rizki, Kak Tina, Teh Ikah, Leo, Jalal, Teh Tuty, Teh Vinni, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Tulisan ini tak berarti tanpa keikhlasan dan dukungan yang telah diberikan sahabat dan keluarga di kampung. Doa selalu disampaikan oleh mereka tiada henti-hentinya sehingga penulis senantiasa dalam kondisi sehat. Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada adik-adik tercinta Rika Silviani, Yulia Rahmah, dan Maisarah, dan abang-abang tersayang Bang Fat, Bang Fit, Bang Muhadi, dan Kak Iin, serta seluruh keluarga yang berada di kampung.

Akhirnya, terima kasih yang tak hingga penulis sampaikan kepada Ayahanda H. Sofyan Nyak Baik, S.Hut. dan Ibunda Hj. Suryani Kasem yang tiada henti-hentinya mengiring penulis dengan doa dan bimbingan. Semoga


(7)

vii

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya atas mereka. Tidak lupa pula ucapan terima kasih yang sangat tulus penulis sampaikan kepada Ayah H. Syarifuddin Ahmad dan Nyakwa Hj. Latifah serta Abua H. Farid Wajdi dan Nyakwa Mah yang telah mendidik penulis dari kecil sehingga penulis senantiasa bersemangat dalam menjalani masa-masa pendidikan yang dilalui.

Bandung, Juli 2011

Penulis,


(8)

viii ABSTRAK

Studi yang berjudul Keefektifan strategi KWL (Want to Know-Learned) dalam meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca Siswa ini dilatarbelakangi oleh pendapat ahli dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masih rendahnya KEM dan motivasi membaca siswa sekolah dasar di Indonesia. Dalam upaya mengatasi permasalahan rendahnya KEM dan motivasi membaca siswa tersebut, peneliti menggunakan strategi KWL yang memiliki prinsip dasar melibatkan keaktifan siswa, mulai dari menyebutkan dan kemudian menuliskan segala informasi yang diketahui tentang topik yang akan dipelajari, informasi yang ingin diketahui, dan informasi yang telah diketahui.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) pola rancangan pembelajaran membaca dengan strategi KWL; (2) proses pembelajaran membaca dengan strategi KWL; (3) keefektifan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL terhadap KEM siswa sekolah dasar; dan (4) keefektifan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL terhadap meningkatnya motivasi membaca siswa sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini dua kelompok diberi prates untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah adanya perlakuan pada setiap kelompok, dilakukan pascates untuk mengetahui peningkatan yang diperoleh oleh masing-masing kelompok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes pemahaman bacaan, tes motivasi membaca, lembar observasi, dan lembar tanggapan guru. Analisis data dilakukan dengan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca dengan strategi KWL efektif dalam meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa sekolah dasar. Hal ini terlihat dari hasil uji-t yang menunjukkan bahwa KEM dan motivasi membaca siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran membaca dengan strategi KWL dapat menjadi strategi pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terutama KEM dan motivasi membaca siswa. Oleh karena itu, strategi ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam pembelajaran membaca di sekolah dasar. Selanjutnya, strategi ini juga dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada semua mata pelajaran di sekolah dasar.


(9)

ix DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C.Batasan Masalah Penelitian ... 10

D.Rumusan Masalah Penelitian ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian yang Diharapkan ... 12

BAB II STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DAN MOTIVASI MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR ... 13

A.Hakikat dan Proses Membaca ... 13

1. Definisi Membaca ... 16


(10)

x

3. Keterampilan Membaca ... 22

4. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar ... 23

a. Tujuan ... 23

b. Ruang Lingkup ... 24

B.Kemampuan Efektif Membaca (KEM) ... 25

1. Pengertian KEM ... 25

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Efektif Membaca (KEM)... 29

3. Pengukuran KEM ... 29

4. Standardisasi KEM ... 31

C. Strategi KWL (Know-Want to know-Learned) ... 34

1. Pengertian Strategi KWL ... 34

2. Tujuan Strategi KWL ... 35

3. Tahapan Strategi KWL... 35

a. Tahap Know (apa yang saya ketahui) ... 36

b. Tahap What I want to know (apa yang ingin saya ketahui) ... 36

c. Tahap Learned (informasi apa yang saya dapatkan) ... 36

D. Motivasi Membaca Siswa ... 37

1. Hakikat Motivasi ... 37

2. Guru, Motivasi, dan Prestasi Belajar ... 39

3. Motivasi Membaca Siswa ... 42

E. Pengaruh Strategi KWL terhadap Peningkatan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca Siswa ... 47


(11)

xi

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 52

A.Metode Penelitian ... 52

B.Desain Penelitian ... 52

C.Definisi Operasional ... 55

1. Penggunaan Strategi KWL (Know-Want to know- Learned) dalam Pembelajaran Membaca... 55

2. Kemampuan Efektif Membaca... 56

3. Motivasi Membaca ... 57

D.Asumsi-asumsi Penelitian ... 57

E. Hipotesis Penelitian ... 57

F. Instrumen Penelitian ... 58

1. Tes Pemahaman Bacaan ... 59

a. Uji Validitas Tes Pemahaman Bacaan ... 61

b. Uji Reliabilitas Tes Pemahaman Bacaan ... 63

2. Instrumen Motivasi Membaca ... 64

3. Observasi ... 66


(12)

xii

G.Prosedur Penelitian ... 68

1. Tahap Persiapan ... 68

2. Tahap Eksperimen ... 70

a. Pemberian prates Tes Pemahaman Bacaan ... 70

b. Pemberian prates Instrumen/ Angket Motivasi Membaca ... 71

c. Pelaksanaan Strategi KWL ... 73

d. Pemberian Pascates ... 77

1) Pascates Tes Pemahaman Bacaan ... 77

2) Pascates Motivasi Membaca ... 77

3. Tahap Pengolahan Data ... 78

H.Lokasi, Waktu, dan Sumber Data Penelitian ... 79

1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 79

2. Sumber Data Penelitian ... 79

I. Teknik Pengumpulan Data ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

A.Hasil Penelitian ... 82

1. Pola Rancangan/Manual Peningkatan KEM dan Motivasi Membaca dengan Menggunakan Strategi KWL ... 82

a. Rasional ... 83

b. Pengertian ... 83

c. Tujuan ... 84

d. Materi ... 84

e. Teknik ... 85


(13)

xiii

2. Proses Pembelajaran Membaca Menggunakan Strategi KWL ... 89

a. Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi KWL .. 90

1) Deskripsi Pembelajaran Wacana Gemar Membaca ... 91

2) Deskripsi Pembelajaran Wacana Transmigrasi ... 93

3) Deskripsi Pembelajaran Wacana Makanan sebagai Sumber Makanan ... 96

b. Deskripsi Pembelajaran Konvensional (Ceramah) ... 98

c. Deskripsi Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 101

1) Deskripsi Prates ... 101

a) Deskripsi Prates Tes Pemahaman Bacaan ... 101

(1) Wacana Gemar Bermain Catur ... 101

(2) Wacana Urbanisasi ... 103

(3) Wacana Matahari sebagai Sumber Energi ... 105

b) Deskripsi Motivasi Membaca Siswa ... 106

2) Deskripsi Pascates ... 106

a) Deskripsi Pascates Tes Pemahaman Bacaan ... 107

(1) Wacana Gemar Membaca ... 107

(2) Wacana Transmigrasi ... 109

(3) Wacana Makanan sebagai Sumber Energi ... 110

b) Deskripsi Motivasi Membaca Siswa ... 111

3. Apakah Proses Pembelajaran yang Menggunakan Strategi KWL Efektif untuk Meningkatkan KEM Siswa Sekolah Dasar ... 113


(14)

xiv

1) Wacana “Gemar Bermain Catur” dan “Gemar Membaca” ... 114

a) Kemampuan Awal ... 114

b) Kemampuan Akhir ... 117

c) Peningkatan KEM ... 120

(1) Prates ... 120

(2) Pascates ... 122

2) Wacana “Urbanisasi” dan “Transmigrasi” ... 130

a) Kemampuan Awal ... 130

b) Kemampuan Akhir ... 133

c) Peningkatan KEM ... 136

(1) Prates ... 136

(2) Pascates ... 139

3) Wacana “Matahari sebagai Sumber Energi” dan “Makanan sebagai Sumber Energi” ... 147

a) Kemampuan Awal ... 147

b) Kemampuan Akhir ... 150

c) Peningkatan KEM ... 153

(1) Prates ... 154

(2) Pascates ... 156

b. Motivasi Membaca Siswa ... 164

1) Kemampuan Awal ... 164

2) Kemampuan Akhir ... 167


(15)

xv

c. Aktivitas Siswa dan Guru selama Proses Pembelajaran... 174

d. Tanggapan Aktivitas Siswa dan Guru selama Proses Pembelajaran ... 175

e. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 176

B.Pembahasan Penelitian... 180

1. Pemahaman terhadap Bacaan ... 180

2. Motivasi Membaca ... 182

3. Aktivitas Pembelajaran dengan Strategi KWL ... 183

4. Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran dengan Strategi KWL .. 186

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 188

A.Kesimpulan ... 188

B.Rekomendasi ... 190

DAFTAR PUSTAKA ... 193 LAMPIRAN-LAMPIRAN

A.Alat Pengumpul Data B.Data Penelitian C.Foto-foto Penelitian D.Surat-surat


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ... 53

3.2 Kisi-kisi Tes Pemahaman Bacaan ... 60

3.3 Analisis Validitas TPB I “Gemar Bermain Catur” ... 62

3.4 Analisis Validitas TPB II “Urbanisasi” ... 62

3.5 Analisis Validitas TPB III “Matahari sebagai Sumber Energi” ... 63

3.6 Kisi-kisi Motivasi Membaca ... 65

3.7 Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL ... 67

3.8 Kisi-Kisi Penilaian Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL ... 67

3.9 Model Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL ... 74

3.10 Teknik Pengumpulan Data ... 81

4.1 Uji Normalitas Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 114

4.2 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 115

4.3 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 116

4.4 Uji Normalitas Skor Pascates Prates KEM Gemar Membaca ... 117

4.5 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Gemar Membaca ... 118

4.6 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Gemar Membaca... 119

4.7 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Gemar Bermain Catur” Kelompok Kontrol ... 126

4.8 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Gemar Bermain Catur” Kelompok Eksperimen ... 127

4.9 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates Wacana “Gemar Membaca” Kelompok Kontrol... 128

4.10 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates Wacana “Gemar Membaca” Kelompok Eksperimen ... 129

4.11 Uji Normalitas Skor Prates KEM Urbanisasi ... 130

4.12 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Urbanisasi ... 131

4.13 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Urbanisasi ... 132

4.14 Uji Normalitas Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 133

4.15 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 134

4.16 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 135

4.17 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Urbanisasi” Kelompok Kontrol ... 143

4.18 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Urbanisasi” Kelompok Eksperimen ... 144


(17)

xvii

4.19 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates

Wacana “Transmigrasi” Kelompok Kontrol ... 145

4.20 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates Wacana “Transmigrasi” Kelompok Eksperimen ... 146

4.21 Uji Normalitas Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi ... 147

4.22 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi ... 149

4.23 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi Urbanisasi ... 149

4.24 Uji Normalitas Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi Urbanisasi ... 151

4.25 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi Urbanisasi ... 152

4.26 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi Urbanisasi ... 152

4.27 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Matahari sebagai Sumber Energi” Kelompok Kontrol ... 160

4.28 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Prates Wacana “Matahari sebagai Sumber Energi” Kelompok Eksperimen .. 161

4.29 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates Wacana “Makanan sebagai Sumber Energi” Kelompok Kontrol ... 162

4.30 Daftar Hasil Perolehan Skor KEM Pascates Wacana “Makanan sebagai Sumber Energi” Kelompok Kontrol ... 163

4.31 Uji Normalitas Skor Prates Motivasi Membaca ... 165

4.32 Uji Homogenitas Skor Prates Motivasi Membaca ... 166

4.33 Uji Beda Rerata Skor Prates Motivasi Membaca ... 166

4.34 Uji Normalitas Skor Pascates Motivasi Membaca ... 168

4.35 Uji Homogenitas Skor Prates Motivasi Membaca ... 169

4.36 Uji Beda Rerata Skor Prates Motivasi Membaca ... 169

4.37 Uji Normalitas Peningkatan Motivasi Membaca ... 171

4.38 Uji Homogenitas Peningkatan Motivasi Membaca ... 172

4.39 Uji-t Peningkatan Motivasi Membaca ... 173

4.40 Hasil Perhitungan Data Observasi Setiap Pertemuan... 174

4.41 Uji-t Peningkatan Rerata Skor KEM Prates Keseluruhan dan Skor KEM Pascates Keseluruhan ... 177


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 51 3.1 Alur Penelitian ... 54


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Alat Pengumpul Data

Lampiran Halaman

3.1 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana

“Gemar Bermain Catur ... 196

3.2 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana “Gemar Membaca” ... 198

3.3 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana “Urbanisasi” ... 200

3.4 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana “Transmigrasi” .. 202

3.5 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana “Matahari sebagai Sumber Energi” ... 204

3.6 Wacana dan Soal Tes Pemahaman Bacaan Wacana “Makanan sebagai Sumber Energi”... 206

3.7 Hasil Uji Instrumen dengan Bantuan Program Anates Versi 4.0.5. ... 208

3.8 Lembaran Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL ... 216

3.9 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ... 217

3.10 Lembaran Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL ... 227

3.11 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ... 222

3.12 Lembar Tanggapan Guru ... 227


(20)

xx Lampiran B: Data Penelitian

Lampiran Halaman

4.1 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 237

4.2 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 238

4.3 Uji Normalitas Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 239

4.4 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 240

4.5 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Gemar Bermain Catur ... 241

4.6 Uji Normalitas Skor Pascates KEM Gemar Membaca ... 243

4.7 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Gemar Membaca ... 244

4.8 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Gemar Membaca... 245

4.9 Uji Normalitas Skor Prates KEM Urbanisasi ... 247

4.10 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Urbanisasi ... 248

4.11 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Urbanisasi ... 249

4.12 Uji Normalitas Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 251

4.13 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 252

4.14 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Transmigrasi ... 253

4.15 Uji Normalitas Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi ... 255

4.16 Uji Homogenitas Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi ... 256

4.17 Uji Beda Rerata Skor Prates KEM Matahari sebagai Sumber Energi ... 257

4.18 Uji Normalitas Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi ... 259

4.19 Uji Homogenitas Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi ... 260

4.20 Uji Beda Rerata Skor Pascates KEM Makanan sebagai Sumber Energi ... 261

4.21 Uji Normalitas Skor Prates Motivasi Membaca ... 263

4.22 Uji Homogenitas Skor Prates Motivasi Membaca ... 264

4.23 Uji Beda Rerata Skor Prates Motivasi Membaca ... 265

4.24 Uji Normalitas Skor Pascates Motivasi Membaca ... 267

4.25 Uji Homogenitas Skor Pascates Motivasi Membaca ... 268

4.26 Uji Beda Rerata Skor Pascates Motivasi Membaca ... 269

4.27 Gain Ternormalisasi Motivasi Membaca Siswa Kelas Kontrol ... 271

4.28 Gain Ternormalisasi Motivasi Membaca Siswa Kelas Eksperimen .... 272

4.29 Uji Normalitas Peningkatan Motivasi Membaca ... 273


(21)

xxi

4.31 Uji-t Peningkatan Motivasi Membaca ... 275

4.32 Uji-t Peningkatan Rerata Skor KEM Prates Keseluruhan dan Skor KEM Pascates Keseluruhan ... 277

4.33 Uji-t Peningkatan Motivasi Membaca ... 279

4.34 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen ... 281

4.35 Hasil Observasi Kegiatan Guru Kelas Eksperimen ... 282

4.36 Skor Prates Motivasi Siswa Kelas Kontrol ... 283

4.37 Skor Pascates Motivasi Siswa Kelas Kontrol ... 285

4.38 Skor Prates Motivasi Siswa Kelas Eksperimen ... 287


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Penelitian

Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berkomunikasi yang harus dikuasai agar seseorang berhasil dalam kehidupannya. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa “Reading is the heart of Education”. Roger menyatakan bahwa membaca itu merupakan jantung pendidikan. Artinya dengan membaca maka kita akan belajar dan bernalar yang berujung kepada didapatkannya informasi-informasi sebagai alat utama untuk kehidupan yang baik. Jelas Roger menyebutkan betapa pentingnya kegiatan membaca itu. Maksudnya, membaca akan memberikan informasi-informasi penting yang dapat menjadi sarana untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa tidak semua pihak menyadari akan pentingnya membaca untuk menunjang kehidupannya ke arah yang lebih baik. Jadi, tidaklah berlebihan jika pengajaran membaca perlu mendapatkan posisi yang sangat penting karena dengan membaca kita dapat mengakses informasi-informasi yang berguna sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan.

Hasil studi dari The International Association for The Evaluation Achievement (Vismaia, 2001:1) menunjukkan kemampuan membaca dan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kegiatan membaca masih rendah. Berdasarkan studi literatur ini dinyatakan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki kebergantungan pada membaca sebagai proses belajar. Ini menjadi salah satu


(23)

2

problem utama yang dihadapi bangsa kita dewasa ini. Hal ini terlihat dari tertinggalnya kualitas sumber daya manusia kita oleh negara-negara yang sedang berkembang maupun negara yang sudah berkembang, dan itu menunjukkan kualitas pendidikan kita lebih rendah dibandingkan dengan mereka. Ini merupakan akibat dari kebiasaan membaca yang sangat rendah dan tentu saja akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dalam menjalani kehidupannya. Masyarakat akan tertinggal dalam segala hal karena informasi yang dimiliki serta pengetahuan yang sangat terbatas.

Sebagaimana diketahui bahwa hakikat membaca adalah perubahan pola pikir pembaca. Artinya, jika tidak terjadi perubahan apapun setelah melakukan aktivitas membaca, baik perubahan secara mental, sikap, ataupun perilaku maka seseorang belumlah dikatakan membaca. Isu tentang rendahnya kemampuan membaca masyarakat Indonesia telah berkembang sejak lama. Bahkan, bukan sekadar isu, melainkan didukung oleh bukti-bukti hasil penelitian lembaga-lembaga internasional yang bergerak dalam kajian membaca. Khususnya terhadap kualitas hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV pada keterampilan membaca pemahaman yang masih tergolong sangat rendah. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil data tes PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) yang merupakan studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yang disponsori oleh The International Association for The Evaluation Achievement (IAEA), sebagaimana telah disebutkan. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV tahun 2006, yang diikuti oleh 45 negara, Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil


(24)

3

survei yang juga dilakukan oleh IEA pada tahun 1992 yang menyebutkan kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat di atas Venezuela.

Penelitian lain yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca pada anak sekolah dasar adalah riset yang dilakukan oleh International Association for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) pada tahun 1996 yang menginformasikan bahwa melek baca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke 41 dari 49 negara yang disurvei. Sejalan dengan itu riset dari Bank Dunia pada tahun 1998 juga menginformasikan bahwa kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah di bawah Filipina, Thailand, dan Singapura. Dalam tahun 1998-2001 IAEEA kembali melakukan riset dalam hal melek baca siswa. Riset tersebut menginformasikan melek baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir dari 35 negara. Dan pada tahun 2007 IAEEA kembali menginformasikan hasil risetnya tentang minat baca siswa Indonesia berada pada posisi yang tidak memuaskan, selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan.

Sejalan dengan hasil riset tersebut, Badan Pusat Statistik pada tahun 2006 juga memublikasikan data yang menginformasikan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca (23,5%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio


(25)

4

ketimbang membaca. Dengan data ini terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Hasil penelitian-penelitian yang telah disebutkan sangat memprihatinkan dan merupakan tantangan bagi para pendidik untuk memperbaiki keadaan tersebut. Salah satu yang menjadi sorotan tentang fenomena rendahnya kualitas membaca pemahaman ini yaitu guru. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran guru memegang peranan penting dalam membimbing, mengembangkan serta meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca. Tentu saja semua orang mengetahui betapa pentingnya membaca, dengan membaca akan mampu menyerap berbagai informasi. Namun, sungguh disayangkan tidak semua orang mampu menyadari akan hal itu sehingga membaca belum menjadi sebuah kebutuhan. Bahkan pengajaran terkesan diabaikan. Banyak anak yang disuruh oleh guru untuk lebih rajin dan giat untuk membaca, tetapi gurunya sendiri masih enggan untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai sebuah kebutuhan.

Sebagaimana kita ketahui, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain menyimak, berbicara, dan menulis. Pada waktu membaca seseorang dituntut untuk berinteraksi melalui teks sehingga seseorang dapat memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh bacaan yang dibaca. Membaca di sekolah dasar terpilah menjadi dua bagian, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan kegiatan membaca yang lebih ditekankan pada mengubah rangkaian huruf menjadi rangkaian bunyi yang bermakna. Selain itu, membaca permulaan lebih ditekankan pada melancarkan teknik membaca pada anak-anak. Adapun membaca lanjut (pada kelas tinggi),


(26)

5

penekanannya lebih pada bagaimana anak-anak dapat menangkap pikiran, perasaan orang lain yang dikemukakan melalui bahasa. Dengan demikian, membaca lanjut penekanannya pada pemahaman isi bacaan. Oleh karena itu, penguasaan yang lancar dari teknik membaca itu merupakan syarat pertama yang tidak boleh dilupakan. Yap (Harjasujana, 1996) mengemukakan bahwa kemampuan siswa pada membaca permulaan akan mempengaruhi membaca selanjutnya termasuk akan membangkitkan minat dan motivasi membaca.

Salah satu faktor penentu timbulnya motivasi belajar siswa adalah ada tidaknya motivasi membaca pada diri siswa. Guru dituntut untuk mampu meningkatkan motivasi membaca pada siswanya. Agar motivasi membaca dapat dimiliki siswa, perlu dicarikan upaya-upaya yang tepat. Hittleman (Vismaia, 2001:7) mengemukakan bahwa motivasi membaca dapat diperoleh melalui interaksi dengan bahan, guru, dan lingkungan. Akan tetapi, akan sulit mengombinasikan ketiganya tanpa suatu strategi yang dapat memunculkan motivasi tersebut. Sejalan dengan Hittleman, Oemar (2009:5) menjelaskan bahwa interaksi antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam meningkatkan motivasi belajar, khususnya motivasi membaca, adalah saling mempengaruhi antara individu, bahan, dan lingkungannya. Interaksi itu akan terjadi apabila kondisi interaksi edukatif dapat diciptakan melalui strategi pembelajaran. Roestiyah (2008:1) mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien seorang guru harus memiliki strategi dalam mengajar. Hal ini berarti bahwa dengan adanya strategi dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran membaca, akan tercapainya pembelajaran yang maksimal.


(27)

6

Hal ini akan berdampak terhadap semakin termotivasinya siswa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Beverly Farr (Vismaia, 2001:7) menyarankan adanya upaya-upaya dalam pengembangan strategi pembelajaran. Artinya strategi sangatlah berperan dalam usaha pengombinasian kegiatan-kegiatan yang dapat memunculkan serta meningkatkan motivasi membaca siswa. Agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, diperlukan penggunaan strategi pembelajaran yang optimal. Ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi, bidang studi harus diorganisasikan dengan teknik pembelajaran yang tepat. Sekarang ini sangat banyak teknik atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, khususnya pada keterampilan membaca pemahaman. Teknik atau strategi ini menjadi senjata ampuh para guru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam hal yang berhubungan dengan membaca. Yunus (2010:134) menuliskan macam-macam strategi membaca pemahaman. Strategi-strategi tersebut adalah:

1) DRA (Direct Reading Activity); 2) DRTA (Direct Reading Thingking Activity); 3) ECOLA (Extending Concept Through Language Activities); 4) GIST (Generating Interaction between Schemata and Text); 5) ReQuest; 6) KWL (Know-Want to know-Learned); 7) SR (Shared Reading); 8) GR (Guide Reading); 9) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition); 10) REAP (Read, Encode, Annotate, Ponder); 11) PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate); 12) OK4R (Overview, Key, Read, Recall, Reflect, Review); 13) PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review); 14) Membaca Kritis; dan 15) CALLA (Cognitive Academic Language Learning Approach).

Dari sejumlah strategi tersebut, KWL merupakan strategi yang melihat secara tahap demi tahap akan kemampuan pemahaman terhadap sebuah bacaan yang dilakukan oleh siswa. Mulai dari tahapan prabaca; siswa diharapkan mampu mengungkapkan apa yang telah diketahui atau informasi apa yang telah dimiliki


(28)

7

terhadap topik yang sedang dibahas, saat membaca; siswa diminta untuk bertanya apa yang ingin diketahui mengenai topik yang sedang dibahas, dan setelah membaca; informasi apa yang telah didapat tentang topik yang sedang dibahas. Hal ini dianggap dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami bacaan yang dibaca serta dapat meningkatkan motivasi membaca.

Meskipun demikian, pembenaran tersebut belumlah bisa dipastikan 100% kebenarannya, hal ini dikarenakan oleh banyak sekolah yang menerapkan strategi-strategi dalam meningkatkan keterampilan membaca sampai kepada pemahaman terhadap bacaan, namun hasil yang diinginkan belumlah seperti apa yang diharapkan yaitu anak-anak mampu memahami bacaan yang dibaca dengan cepat dan tepat.

Seperti yang telah disebutkan, salah satu yang sangat berdampak ketika anak memiliki kemampuan membaca permulaan yang baik yang kemudian berlanjut pada membaca pemahaman adalah semakin termotivasinya anak dalam membaca. Motivasi membaca di sini adalah anak semakin terdorong untuk terus meningkatkan intensitas membacanya. Oleh karena meningkatnya intensitas membaca anak, tanpa disadari prestasi membaca anak semakin meningkat.

Penelitian tentang penggunaan strategi KWL dalam meningkatkan kemampuan membaca sudah dilakukan oleh banyak peneliti. Salah satunya adalah penelitian mengenai “Efektivitas KWL (Know, Want To Learn, Learned) dalam Pengajaran Membaca (Reading) Ditinjau dari Minat Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa (Penelitian Eksperimental pada Siswa-Siswa Kelas IX SMP Negeri 8 Probolinggo Tahun Pelajaran 2009-2010)” yang dilakukan oleh Achmad


(29)

8

Philip. Dalam tesis tersebut dibahas pengaruh strategi KWL terhadap peningkatan prestasi membaca siswa ditinjau dari minat siswa. Selain minat, sebagaimana diketahui bersama, ada unsur-unsur ekstrinsik lain yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan efektif membaca. Salah satunya adalah motivasi. Dalam tesis tersebut belum dibahas mengenai pengaruh strategi KWL terhadap prestasi membaca siswa yang ditinjau dari hubungannya dengan motivasi membaca. Oleh karena itu, perlu untuk diteliti mengenai hubungan kemampuan efektif membaca siswa dan motivasi membaca siswa yang juga akan menggunakan strategi KWL.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang keefektifan penggunaan strategi KWL dalam meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan motivasi membaca siswa sekolah dasar. Di sini ingin dilihat bahwa apakah strategi KWL tersebut mampu meningkatkan KEM siswa serta pengaruhnya terhadap motivasi membaca siswa setelah mengetahui kemampuan efektif membacanya.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Bukti-bukti hasil penelitian lembaga-lembaga internasional yang bergerak dalam kajian membaca telah membenarkan isu yang selama ini menggaung di dunia pendidikan Indonesia. Isu tersebut adalah mengenai rendahnya kemampuan membaca masyarakat Indonesia. Masalah ini lebih khususnya lagi terhadap kualitas hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV pada keterampilan membaca pemahaman yang masih tergolong sangat rendah. The International Association for The Evaluation Achievement (IEA) mengadakan tes PIRLS


(30)

9

(Progress in International Reading Literacy Study) pada tahun 2006 terhadap siswa kelas IV SD yang diikuti oleh 45 negara. PIRLS yang merupakan studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia menghasilkan data hasil tes yang cukup mencengangkan kita. Hasil tes tersebut menempatkan Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah. Salah satu yang menjadi sorotan tentang fenomena rendahnya kualitas membaca pemahaman ini yaitu guru. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran guru memegang peranan penting dalam membimbing, mengembangkan serta meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca.

Selanjutnya, penelitian The International Association for The Evaluation of Educational Achievement (2006) juga menunjukkan rendahnya apresiasi masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kegiatan membaca disebabkan oleh motivasi membaca yang rendah. Di sisi yang lain, motivasi membaca sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat guna mewujudkan masyarakat yang cerdas menyiasati hidupnya. Maksudnya, masyarakat mampu mengatasi permasalahan hidupnya dengan ilmu atau informasi-informasi yang didapatkan melalui kegiatan membaca. Motivasi membaca adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses membaca yang dilakukan.

Seorang siswa yang memiliki motivasi membaca akan melakukan kegiatan membaca dengan intensitas yang tinggi. Hal ini dilakukan karena ia mempunyai kebutuhan membaca untuk memperoleh informasi-informasi yang bermanfaat baginya. Bagi siswa yang memiliki motivasi membaca tinggi amat mudah bagi guru mengarahkan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran


(31)

10

membaca, bahkan tidak perlu memberikan perbaikan yang intensif bagi siswa tersebut. Sebaliknya, terhadap siswa yang memiliki motivasi membaca rendah, bahkan tidak sama sekali, guru perlu memberikan perlakuan tertentu secara sistematis guna memotivasi siswa dalam pelajaran membaca.

Siswa yang memiliki motivasi membaca adalah siswa yang melakukan kegiatan membaca atas hasrat dan kebutuhannya yang timbul dari dirinya sendiri tanpa tekanan. Hal ini berarti bahwa guru harus berupaya keras mengarahkan siswa agar memiliki keinginan kuat atau dorongan yang bersifat konstruktif sehingga siswa tergerak dengan sendirinya untuk meningkatkan intensitas kegiatan membaca. Hal ini dilakukan oleh siswa karena mereka merasa bahwa membaca merupakan kebutuhan mereka untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Ketika intensitas membaca mereka sudah meningkat, inilah tanda bahwa siswa telah memiliki motivasi membaca. Jadi, identifikasi masalah dalam penelitian ini berfokus pada rendahnya KEM, minat, dan motivasi membaca siswa.

C.Batasan Masalah Penelitian

Agar diperoleh gambaran tentang fokus penelitian ini, perlu dibatasi masalah penelitian. Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini bahwa KEM dan motivasi membaca siswa masih rendah. Hal ini diduga dipengaruhi oleh belum diterapkannya strategi yang tepat dalam pembelajaran membaca di sekolah dasar. Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, maka masalah tersebut perlu dibatasi yaitu apakah proses pembelajaran yang menggunakan strategi KWL efektif untuk meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa sekolah dasar.


(32)

11

D.Rumusan Masalah Penelitian

Berkaitan dengan masalah di atas, ada empat permasalahan penelitian yang perlu dicermati sebagai berikut.

1. Bagaimana pola rancangan pembelajaran membaca dengan strategi KWL? 2. Bagaimana proses pembelajaran membaca dengan strategi KWL?

3. Apakah pembelajaran membaca yang menggunakan strategi KWL efektif untuk meningkatkan KEM siswa sekolah dasar?

4. Apakah pembelajaran membaca yang menggunakan strategi KWL efektif untuk meningkatkan motivasi membaca siswa sekolah dasar?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian bermuara pada permasalahan tersebut, yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pola rancangan pembelajaran membaca dengan strategi KWL.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran membaca dengan strategi KWL. 3. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran membaca dengan

menggunakan strategi KWL terhadap KEM siswa sekolah dasar.

4. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL terhadap meningkatnya motivasi membaca siswa sekolah dasar.


(33)

12

F. Manfaat Penelitian yang Diharapkan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat secara teoretis menyangkut studi pengembangan teori pengajaran bahasa, khususnya keterampilan membaca, yaitu dengan memberikan wawasan baru tentang strategi KWL yang dapat meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa. Manfaat secara praktis menyangkut pemecahan masalah pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan bahasa terutama pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pertama, bagi pengembangan teori pendidikan atau pengajaran bahasa, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam menyusun model program pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran membaca di SDN 1 Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan. Kedua, bagi pemecahan masalah pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam memecahkan masalah pengajaran Bahasa Indonesia terutama pembelajaran membaca di tingkat sekolah dasar. Ketiga, bagi peningkatan mutu pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa khususnya di Sekolah Dasar 1 Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan.


(34)

52 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian kemampuan membaca merupakan penelitian sosial yang terdapat banyak variabel di dalamnya. Berbagai keterbatasan mengharuskan penelitian dilakukan hanya terhadap sebagian variabel, tidak seluruh variabel. Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen, yaitu metode yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Cook dan Campbell, 1975 dalam James H. McMillan dan Sally Shcumacher, 2001:342). Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan Motivasi Membaca pada siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan strategi KWL.

B. Desain Penelitian

Desain dari metode kuasi eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini dua kelompok, tidak dipilih secara random (R), diberi prates untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2010). Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi KWL pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional


(35)

53

(ceramah) pada kelompok kontrol. Setelah adanya perlakuan pada setiap kelompok, maka dilakukan pascates untuk mengetahui peningkatan yang diperoleh oleh masing-masing kelompok.

TABEL 3.1 DESAIN PENELITIAN

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan:

O1 : tes awal pada kelompok eksperimen O2 : tes akhir pada kelompok eksperimen

X1 : perlakuan pembelajaran dengan strategi KWL

X2 : perlakuan pembelajaran yang digunakan guru di kelas (ceramah) O3 : tes awal pada kelompok kontrol

O4 : tes akhir pada kelompok kontrol

Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. Alur penelitian ini terlihat dalam gambar berikut.


(36)

54 GAMBAR 3.1 ALUR PENELITIAN Identifikasi Masalah Tes Awal (prates)

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pembelajaran Membaca dengan Menggunakan

Strategi bukan KWL (Ceramah) Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL Pengolahan dan Analisis data Pembahasan Kesimpulan

Observasi dan Lembar Tanggapan Guru terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran Membaca dengan Strategi KWL Studi Pendahuluan

Studi Literatur: Strategi KWL, KEM, dan Motivasi Membaca

Perumusan Masalah

Penyusunan Instrumen: 1. soal Tes Pemahaman untuk

mendapat KEM;

2. angket motivasi membaca; 3. pedoman observasi; 4. pedoman wawancara.

Penyusunan Rencana Pembelajaran Membaca dengan Menggunakan Strategi KWL Tes Akhir (pascates) Validasi, Uji coba, Revisi


(37)

55

Dalam penelitian ini, kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan berupa pelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL. Sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang diberi perlakuan pembelajaran membaca dengan strategi bukan KWL (ceramah).

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang akan diteliti, (1) strategi KWL, (2) kemampuan efektif membaca, dan (3) motivasi membaca. Strategi KWL merupakan strategi yang digunakan dalam usaha peningkatan KEM dan motivasi membaca yang merupakan variabel sasaran. Adapun batasan yang jelas mengenai variabel-variabel penelitian ini akan diuraikan dalam klasifikasi variabel dan definisi operasional seperti berikut ini.

1. Strategi KWL dalam Pembelajaran Membaca

Strategi KWL adalah cara membaca yang melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan pengetahuan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan membaca.

Secara operasional strategi ini adalah strategi membaca di mana pembaca mengingat dahulu apa yang telah diketahui atau menentukan apa yang ingin diketahui dari topik yang akan dibahas, dan mengetahui apa yang telah diperoleh/diketahui dari informasi-informasi yang telah didapat. Penggunaan strategi membaca ini akan membiasakan siswa mengaitkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan apa yang dibaca dan menentukan apa yang telah diperoleh


(38)

56

dari pembacaannya. Strategi ini tidak hanya membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya, tapi juga mengeksplorasi apa yang telah diketahuinya. Bahkan strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik serta bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.

Penggunaan strategi KWL ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan strategi KWL dalam meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa. Artinya, apakah penggunaan strategi KWL ini dapat meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa ataupun tidak. Keefektifan yang dimaksud di sini adalah adanya perubahan, dampak, atau peningkatan yang terjadi pada KEM dan motivasi membaca siswa. Keefektifan strategi KWL ini dicari dengan uji statistik (uji-t). 2. Kemampuan Efektif Membaca (KEM)

KEM adalah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. (Harjasujana dalam Yunus, 2010). Sementara itu Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa KEM adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Definisi operasional dalam tesis ini yang dimaksud dengan KEM adalah perpaduan dari kemampuan visual (gerakan mata) dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca. Dengan kata lain, KEM merupakan kecepatan membaca seseorang haruslah diikuti pula oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Jadi, ada dua aspek yang dinilai dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman isi.


(39)

57

3. Motivasi Membaca

Secara operasional dalam tesis ini yang dimaksud dengan motivasi membaca adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk membaca sesuatu atau melakukan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang disampaikan penulis. Motivasi membaca siswa ditunjukkan dengan tinggi rendahnya keinginan siswa untuk memperoleh pemahaman terhadap wacana yang dibacanya, keinginan menemukan kepuasan dari kegiatan membaca, keinginan berinteraksi sosial melalui kegiatan membaca, keinginan mengatasi kesulitan membaca melalui kegiatan membaca, dan keinginan meningkatkan kemampuan membaca dari hasil kegiatan membaca.

D. Asumsi-asumsi Penelitian

Berdasarkan kajian kepustakaan, dapat diangkat sejumlah asumsi yang relevan dan dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini.

1. Strategi KWL merupakan strategi membaca (berbasis keaktifan siswa secara mental pada sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah membaca) yang menuntun siswa memahami sebuah teks secara keseluruhan.

2. Strategi KWL dapat membantu meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian yang dijabarkan dari landasan teori dan masih harus diuji kebenarannya


(40)

58

(Riduwan, 2010:35). Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, selanjutnya dirumuskan hipotesis agar penelitian ini lebih terarah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0 : penggunaan strategi KWL tidak efektif untuk meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa.

H1 : penggunaan strategi KWL efektif dapat meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa.

Dari hipotesis alternatif tersebut dijabarkan hipotesis-hipotesis sebagai berikut.

1. Setelah mendapat perlakuan, siswa menunjukkan peningkatan dalam aspek pemahaman bacaan secara efektif (peningkatan KEM).

2. Setelah mendapat perlakuan, siswa menunjukkan peningkatan dalam aspek motivasi membaca.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan empat instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu Instrumen Tes Pemahaman Bacaan (TPB) untuk mengetahui KEM siswa. Kemudian untuk mengetahui motivasi membaca siswa digunakan instrumen Motivasi Membaca. Lembar observasi dan lembar tanggapan guru digunakan untuk melihat aktivitas-aktivitas keterlaksanaan model pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL. Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen.


(41)

59

1. Tes Pemahaman Bacaan (TPB)

Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil pengajaran mencakup prates (dilakukan sebelum pengajaran) dan pascates (dilakukan setelah pengajaran), baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL, sedangkan pascates untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. Instrumen kemampuan memahami bacaan berbentuk soal pilihan ganda tentang bacaan yang dibaca.

Jenis soal-soal yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggambarkan pemahaman bacaan siswa. Riggs dan Lay dari Stanford (Damaianti, 2001:76) mengungkapkan bahwa khusus untuk menentukan tingkat pemahaman bacaan ada beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan pembuatan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu berupa fakta-fakta yang spesifik, ide pokok, sebab akibat, kosakata, dan tata kalimat. Adapun ketentuan tingkat kesulitan masing-masing item pertanyaan mengacu pada tingkat kognitif yang dikemukakan oleh Senders. Pertanyaan-pertanyaan pada tes ini berupa pertanyaan ingatan (K1), terjemahan (K2), pemahaman (K3), aplikasi (K4), analisis (K5), sintesis (K6), dan evaluasi (K7).

Menurut Arikunto, beberapa aspek kognitif yang telah disebutkan tersebut, ada beberapa yang cocok untuk diterapkan secara bertahap pada pendidikan anak sekolah dasar yaitu ingatan (K1), terjemahan (K2, pemahaman (K3), aplikasi


(42)

60

(K4), mengingat usia mereka yang masih berada pada tahapan operasional konkret seperti dikemukakan oleh Piaget. Adapun analisis, sintesis, dan evaluasi, dapat dilatih secara bertahap di SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi (Arikunto, 2006). Namun untuk penelitian ini peneliti menambah satu tingkat lagi yaitu sampai analisis (K5). Hal ini dilakukan karena peneliti ingin melihat sejauh mana anak mampu menganalisis dan juga sebagai latihan awal untuk memudahkan tugas-tugas mereka di tingkat lanjutan dalam hal menganalisis sebuah topik.

Berdasarkan hal di atas, instrumen tes pemahaman bacaan akan mengacu pada pedoman tes dengan kriteria-kriteria seperti di atas.

TABEL 3.2

KISI-KISI TES PEMAHAMAN BACAAN (TPB)

No. TPB Jenjang dan Nomor Pertanyaan

Ingatan Terjemahan Pemahaman Aplikasi Analisis

TPB I (Umum) 5 2 1,4 3 6

TPB II (umum) 5 2 1,4 3 6

TPB III (Sains) 1 2 4 3,6 5

TPB IV (Sains) 1 2 6 3,4 5

TPB V (IPS) 5 3 1,2 4 6

TPB VI (IPS) 1 4 2,3 5 6

Jumlah pertanyaan seluruhnya ada 36 butir, 18 soal untuk prates dan 18 soal untuk pascates. 12 soal untuk tes kemampuan umum, 12 soal untuk tes kemampuan sains, dan 12 soal untuk kemampuan IPS. Masing-masing tes kemampuan terdiri dari 6 soal untuk prates dan 6 soal untuk pascates. Artinya, skor ideal untuk setiap prates adalah 6 dan skor ideal untuk pascates juga 6. Untuk mendapatkan nilai kemampuan efektif membaca, skor yang telah diperoleh


(43)

61

dihitung dalam rumus kemampuan efektif membaca. Diberikan tes pemahaman dengan topik umum, sains, dan IPS karena selain dianggap bisa sebagai perwakilan dari topik lainnya, ketiga topik tersebut juga sudah mulai diajarkan di kelas IV, sehingga bisa diberikan untuk melihat pemahaman siswa secara keseluruhan pelajaran. Instrumen TPB I, II, III, IV, V, dan VI selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.1,. 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, dan 3.6.

a. Uji Validitas Tes Pemahaman Bacaan

Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau kesahihan (ketepatan) suatu alat ukur. Menurut Sugiyono (2009) suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengorelasikan antar skor butir soal dengan skor total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment.

Dengan bantuan program ANATES Versi 4.0.5. dapat diperoleh secara langsung koefisien setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien korelasi (rXY), maka langkah selanjutnya adalah mengonsultasikannya dengan nilai r product moment table pada interval kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan n – 2. Menurut Muhidin dan Abdurahman (Siregar, 2009) setiap butir soal dikatakan valid jika rXY lebih besar daripada nilai rtabel. Hasil analisis validitas TPB I, II, dan III disajikan pada Tabel 3.3, 3.4, dan 3.5 berikut.


(44)

62

TABEL 3.3

ANALISIS VALIDITAS TPB I “GEMAR BERMAIN CATUR”

Nomor Soal rXY rtabel Keterangan

1 0,561 0,258 Valid

2 0,447 0,258 Valid

3 0,331 0,258 Valid

4 0,520 0,258 Valid

5 0,656 0,258 Valid

6 0,646 0,258 Valid

Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi (rXY)

berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel. Dengan

demikian, semua butir soal dalam tes TPB I adalah valid. TABEL 3.4

ANALISIS VALIDITAS TPB II “URBANISASI”

Nomor Soal rXY rtabel Keterangan

1 0,764 0,258 Valid

2 0,625 0,258 Valid

3 0,594 0,258 Valid

4 0,531 0,258 Valid

5 0,597 0,258 Valid

6 0,572 0,258 Valid

Dari Tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi (rXY)

berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel. Dengan


(45)

63

TABEL 3.5

ANALISIS VALIDITAS TPB III “MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI”

Nomor Soal rXY rtabel Keterangan

1 0,406 0,258 Valid

2 0,495 0,258 Valid

3 0,515 0,258 Valid

4 0,708 0,258 Valid

5 0,737 0,258 Valid

6 0,539 0,258 Valid

Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi (rXY)

berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel. Dengan

demikian, semua butir soal dalam tes TPB III adalah valid. b. Uji Reliabilitas Tes Pemahaman Bacaan

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan baik bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang, atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir soal secara keseluruhan diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,44 untuk TPB I, 0,59 untuk TPB II, dan 0,64 untuk TPB III. Ini berarti bahwa TPB I, TPB II, dan TPB III mempunyai reliabilitas yang sedang.

Hasil pengujian valisditas dan reliabilitas untuk TPB I, II, dan III selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.7.


(46)

64

2. Instrumen Motivasi Membaca

Instrumen motivasi membaca ini diadopsi, kemudian dikembangkan, dari teori motivasi yang dikemukakan oleh Makmun. Sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya, Makmun mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat dijadikan indikator dalam mengidentifikasi motivasi adalah mulai dari durasi kegiatan, frekuensi, persistensi, ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, devosi dan pengorbanan, tingkat aspirasi, tingkatan kualifikasi prestasi atau produk dicapai dari kegiatan, sampai kepada arah sikap terhadap sasaran sebuah kegiatan.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa indikator-indikator motivasi tersebut penulis adopsi menjadi indikator-indikator motivasi membaca guna mengukur motivasi membaca siswa. Untuk indikator yang pertama “durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan)” penulis coba sesuaikan dengan apa yang penulis maksud dalam mengukur motivasi membaca dalam tesis ini. Penulis bermaksud mengukur ketahanan siswa seberapa lama siswa sanggup membaca atau fokus terhadap sebuah wacana atau bacaan. Oleh karena itu, indikator yang pertama penulis sesuaikan menjadi “ketahanan untuk tetap fokus dalam kegiatan membaca”. Setiap indikator tersebut divariasikan dengan item-item yang berupa pernyataan-pernyataan tentang kegiatan membaca. Masing-masing indikator memiliki item-item yang bervariasi jumlahnya.

Dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas, maka kisi-kisi angket motivasi membaca dapat digambarkan pada tabel 3.6 berikut.


(47)

65

TABEL 3.6

KISI-KISI MOTIVASI MEMBACA Variabel

Penelitian Indikator

Nomor Item Instrumen

Jumlah Positif Negatif

Motivasi Membaca

Ketahanan untuk tetap fokus dalam kegiatan membaca

1,2,3 - 3

Frekuensi kegiatan

membaca 4,5,6 - 3

Persistensi (ketetapan) dalam kegiatan

membaca

7,8 - 2

Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan dalam kegiatan membaca

10,11,12 9 4

Devosi (pengabdian)

dan pengorbanan 13,14,15 16 4

Tingkatan aspirasi (cita-cita, sasaran atau target) dari kegiatan membaca

17,18 19 3

Tingkat kualifikasi

prestasi membaca 20,21,22 - 3

Arah sikap (positif atau

negatif) 24,25,27 23,26 5

Jumlah 22 5 27

Untuk menilai validitas semua pertanyaan motivasi membaca, dilakukan judgement oleh tiga orang pakar di bidang profesi Bimbingan dan Konseling dengan kualitas dua orang profesor dan satu orang doktor. Untuk memperoleh item soal angket yang layak pakai, seluruh indikator dikembangkan menjadi


(48)

item-66

item soal sebanyak 54 item. Menurut para penimbang item-item yang kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya, dilakukan revisi sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut. Setelah dikoreksi oleh tiga orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item, serta ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap, maka item soal menjadi 45 soal. Kemudian atas saran dari penimbang, instrumen yang telah ditimbang ada baiknya di tes kembali kepada siswa kelas V. Siswa dimintakan memberi tanggapannya untuk menentukan setiap butir soal dengan kriteria dipahami atau tidak dipahami. Setelah peneliti melakukan pengetesan ke siswa kelas V SD Negeri 1 Luragunglandeuh, kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, maka diperoleh item soal sebanyak 27 soal.

3. Observasi

Dalam kegiatan observasi peneliti melakukan pengamatan secara langsung aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru terutama pembelajaran membaca di kelas IV SD Negeri 1 dan 2 Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi setiap tindakan aktivitas belajar siswa dan guru pada kelas eksperimen. Lembar observasi ini hanya digunakan pada kelas eksperimen karena indikator-indikator pengamatan yang dikembangkan dibuat hanya untuk memonitor pelaksanaan pembelajaran membaca dengan strategi KWL. Teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, serta gejala-gejala yang terjadi terhadap objek yang diobservasi (Sugiyono, 2010).


(49)

67

Berdasarkan definisi tersebut, maka disusunlah kisi-kisi penilaian terhadap objek yang diteliti sebagai berikut.

TABEL 3.7

KISI-KISI PENILAIAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN STRATEGI KWL

No. Indikator yang Dinilai No. Item

1. Keantusiasan dalam belajar 1

2. Keseriusan dalam belajar 2

3.

Penguasaan materi pembelajaran (Aktivitas siswa pada saat tahap K (Know), tahap W (Want to Know), dan tahap L (Learned).

3

4. Sikap siswa dalam belajar 4

5. Evaluasi 5

6. Penutupan Pembelajaran 6

Tabel 3.8

KISI-KISI PENILAIAN AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN STRATEGI KWL

No. Indikator yang Dinilai No. Item

1. Kemampuan Membuka Pelajaran 1

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran 2

3. Proses Pembelajaran 3

4. Aktivitas guru pada saat tahap K (Know), W

(Want to Know), dan L (Learned). 4

5. Penguasaan bahan ajar 5

6. Evaluasi 6


(50)

68

Instrumen observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca yang menggunakan strategi KWL dan kriteria penilaiannya dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 3.8 dan 3.9. Sedangkan instrumen aktivitas guru dalam pembelajaran membaca yang menggunakan strategi KWL dan kriteria penilaiannya dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3.10 dan 3.11.

4. Pedoman Tanggapan Guru

Penulis memberikan lembar tanggapan guru terhadap penggunaan strategi KWL dalam pembelajaran membaca. Lembar tanggapan guru ini diberikan untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai penerapan strategi KWL, apakah baik penggunaannya ataupun tidak terhadap pembelajaran membaca. Untuk lembar tanggapan ini, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia akan diminta mengisi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penerapan strategi KWL dalam pembelajaran bahasa, khususnya pada keterampilan membaca. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disusunlah kisi-kisi lembar tanggapan guru yang dapat dilihat pada Lampiran 3.12.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu tahap persiapan, tahap implementasi (eksperimen), dan tahap pengolahan data serta penulisan hasil penelitian. Tahap penelitian tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan identifikasi dan persiapan komponen-komponen pembelajaran yang diperlukan. Komponen-komponen-komponen tersebut seperti


(51)

69

penyusunan model dan strategi kegiatan pembelajaran serta evaluasi, pengembangan bahan ajar, diskusi, dan simulasi tentang membaca dengan menggunakan strategi KWL. Persiapan komponen pembelajaran dan instrumen penelitian ini dilakukan secara kooperatif oleh peneliti dan guru. Dengan demikian, dari kegiatan penelitian ini diharapkan komponen-komponen pembelajaran dan instrumen penelitian yang siap dan layak pakai dapat diperoleh. Pada tahap ini juga diadakannya pelatihan kepada guru tentang konsep yang direncanakan oleh peneliti untuk dijalankan dalam pembelajaran. Pelatihan ini dilakukan satu kali pertemuan dan apabila dibutuhkan dapat dilaksanakan pertemuan selanjutnya.

Persiapan komponen pembelajaran dan instrumen penelitian ini dilakukan secara kooperatif oleh peneliti dan guru dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Peneliti menginformasikan persoalan yang menjadi pusat perhatian peneliti sehingga harus melakukan penelitian eksperimen.

b. Memperagakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. c. Karakteristik model pembelajaran yang akan dibandingkan. d. Instrumen pengukuran yang akan digunakan.

e. Berapa lama eksperimen akan dilakukan.

f. Menyusun kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi KWL. g. Pengembangan bahan ajar.

h. Diskusi dan simulasi pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL.


(52)

70

2. Tahap Eksperimen

Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah implementasi kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang dan dipersiapkan pada tahap pertama: prates, implementasi kegiatan pembelajaran, pascates, dan meminta tanggapan guru. Pada tahap ini pembelajaran dijalankan oleh guru yang telah diberi konsep oleh peneliti, dan dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai observer.

Adapun uraian tahap penelitian yang akan ditempuh dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Pemberian Prates Tes Pemahaman Bacaan

Prates pemahaman bacaan berupa sebuah wacana diberikan kepada siswa. TPB menghasilkan skor KEM yang dinyatakan dalam besaran KPM (Kata Per Menit). Hasil yang diperoleh dari tes ini menunjukkan kemampuan membaca setiap siswa. Pengukuran kemampuan efektif membaca ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1) membagikan sebuah wacana. Jumlah kata pada wacana tersebut yaitu sekitar 100-105 kata. Wacana tersebut disertai soal pilihan berganda masing-masing 6 pertanyaan;

2) memberikan petunjuk cara mengerjakan tes. Siswa disuruh membaca wacana dan mengukur waktu baca untuk wacana dengan menggunakan alat ukur waktu (stopwatch);

3) selanjutnya mereka mengerjakan soal pilihan berganda sebagai tes pemahaman bacaan.


(53)

71

b. Pemberian Prates Instrumen/ Angket Motivasi Membaca

Instrumen kepribadian yang bersifat mengukur disusun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi, dll. Alat ukur yang penulis gunakan untuk mengukur motivasi adalah menggunakan Skala Interval (rating scale) dan Skala Likert. Skala Interval dan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Secara garis besar variabel yang diukur peneliti jabarkan menjadi indikator-indikator yang terukur. Indikator yang terukur dijadikan titik tolak untuk membuat item-item instrumen yang berupa pernyataan yang perlu dijawab responden (siswa). Tes motivasi membaca yang diberikan peneliti kepada siswa berupa angket motivasi membaca dengan tiga pilihan alternatif mengenai sikap siswa terhadap kegiatan membaca dan pembelajaran membaca.

Dalam Skala Interval setiap siswa diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan dengan cara melingkari nilai-nilai yang telah disediakan sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Nilai yang disediakan adalah nilai 3 yang menandakan siswa memiliki motivasi membaca yang tinggi, nilai 2 yang menandakan siswa memiliki motivasi membaca yang sedang, dan nilai 1 menandakan siswa memiliki motivasi membaca yang rendah.

Sedangkan dalam Skala Likert setiap siswa diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan dengan jawaban Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Untuk pernyataan positif maka dikaitkan dengan nilai S = 3 (memiliki motivasi membaca yang tinggi), KS = 2 (memiliki motivasi membaca


(54)

72

yang sedang), dan TS = 1 (memiliki motivasi membaca yang rendah). Sebaliknya untuk pernyataan negatif maka dikaitkan dengan nilai S = 1 (memiliki motivasi yang rendah), KS = 2 (memiliki motivasi membaca yang sedang), dan TS = 3 (memiliki motivasi membaca yang tinggi).

Angket motivasi membaca peneliti berikan sebagai prates dan pascates. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas di kelas 4 SDN 1 dan 2 Luragunglandeuh, Kabupaten Kuningan. Jumlah soal motivasi membaca sebanyak 27 soal sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan teori-teori motivasi yang telah dikaji oleh peneliti.

Prates untuk melihat motivasi membaca siswa dilakukan dengan memberikan instrumen motivasi membaca yang telah diujicobakan kesahihan dan keandalannya. Pemberian prates dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru bahasa Indonesia pada sekolah tempat penelitian berlangsung.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan prates ini adalah sebagai berikut. Pertama, siswa diberi penjelasan mengenai tujuan prates, yaitu untuk memperoleh data penelitian untuk keperluan peningkatan motivasi membaca. Kedua, kepada siswa dibacakan petunjuk pengerjaan yang tertera pada bagian awal kuesioner motivasi membaca secara lengkap. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang masih belum dipahami. Apabila tidak terdapat lagi pertanyaan dari siswa, maka langkah keempat adalah dimulainya pengerjaan tes.

Jawaban prates dikumpulkan pada hari itu juga. Penyekoran data prates diperlukan untuk mendapatkan skor motivasi membaca siswa.


(55)

73

c. Pelaksanaan Strategi KWL

Setelah tahap pelaksanaan prates dilakukan, baik pada tes motivasi maupun pada tes pemahaman bacaan, peneliti meneruskan penelitian dengan tahap berikutnya, yaitu tahap pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL. Perlakuan dimulai dengan penyampaian pendahuluan. Pada tahap ini peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, pengenalan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, serta evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa. Upaya peningkatan motivasi telah dimulai sejak tahap pendahuluan ini, misalnya dengan memberikan wawasan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran membaca dengan strategi KWL ini pada dasarnya ialah untuk meningkatkan motivasi membaca. Siswa dilibatkan langsung dalam membangun skemata awal, sehingga mereka akan mudah memahami inti dari sebuah bacaan yang dibahas. Oleh karena telah disampaikan kepada mereka bahwa akan mudah memahami bacaan, maka motivasi mereka untuk membaca akan semakin meningkat dengan tumbuhnya rasa percaya diri pada mereka.

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan strategi KWL dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut.


(56)

74

TABEL 3.10

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN STRATEGI KWL

No Kegiatan Guru Siswa

1 Pendahuluan: (15 menit)

o Membuka dengan salam, memimpin siswa untuk berdoa, dan selanjutnya mengondisikan siswa untuk siap belajar dengan cara mengabsen

kehadiran dan

membangun suasana yang kooperatif.

o Memberikan apersepsi dengan memotivasi siswa, bercerita tentang

cita-cita dan

keberhasilan (rajin membaca).

o Memberitahukan siswa bahwa pada hari ini siswa akan mempelajari tentang membaca intensif dengan strategi KWL (Know-Want to Know-Learned).

o Menjawab salam, berdoa, menjawab ketika namanya dipanggil.

o Bersemangat dan siap belajar.

o Memperhatikan dan mendengarkan

penjelasan guru dengan serius.

2 Kegiatan Inti: (50 menit)

o Menjelaskan langkah-langkah penggunaan strategi KWL, Know (apa yang diketahui), Want to Know (apa yang ingin diketahui), dan Learned (apa yang telah diketahui).

o Menjelaskan materi pembelajaran dengan langsung menerapkan penggunaan strategi

KWL dalam

pembelajaran membaca. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

o Mendengarkan

penjelasan guru tentang strategi KWL.

o Memperhatikan dan mendengarkan

penjelasan guru dengan serius. Siswa mengikuti instruksi guru sebagai berikut.


(57)

75

- Membuat sebuah tabel KWL sebagai berikut.

Topik : ....

Apa yang saya ketahui (K) Apa yang saya ingin ketahui (W) Apa yang telah saya pelajari (L)

- Menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa terhadap tabel tersebut.

- Meminta siswa menyebutkan apa saja yang siswa ketahui tentang topik bacaan yang sedang dibahas (K).

- Mencatat seluruh jawaban siswa ke dalam kolom K.

- Meminta siswa menyebutkan apa saja yang siswa ingin ketahui tentang topik bacaan yang sedang dibahas (W).

- Mencatat seluruh pertanyaan siswa ke dalam kolom W.

- Memperhatikan tabel

dan berusaha

memahaminya.

- Memperhatikan penjelasan guru mengenai tabel dan bertanya apabila belum mengerti. - Menyebutkan segala

hal yang diketahui mengenai topik bacaan yang sedang dibahas. (K)

- Melihat dan

menyempurnakan apabila jawaban siswa yang ditulis oleh guru kurang lengkap. - Menyebutkan apa saja

yang ingin diketahui dari topik bacaan yang sedang dibahas (W).

- Melihat dan


(1)

195

Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Kencana.

Soedarso. (1988). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia. Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syamsuddin dan Damaianti, V. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tampubolon. (2008). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung.

Widiyati, I. (2005). Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas IV D SD PL Bernardus Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.[Online]. Tersedia: http:// digilib. unnes.ac.id /gsdl/collect/ skripsi/ archives/ HASH9845/ 94d73d6e.dir/ doc.pdf [12 November 2010].

Wijaya, K. (2010). http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/19/manfaat-membaca/ Yusuf, S. (2007). Buku Materi pokok Pedagogik Pendidikan Dasar. Bandung:


(2)

188 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, studi ini memperoleh kesimpulan berkenaan dengan hasil studi empirik tentang eksperimen strategi KWL dalam pembelajaran membaca. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, pola rancangan pembelajaran dengan strategi KWL, mulai dari rasional, pengertian, tujuan, materi, teknik pendahuluan, sampai kepada prosedur pelaksanaan strategi KWL, yang sudah dihasilkan bermanfaat bagi guru-guru sekolah dasar untuk digunakan sebagai manual dalam pembelajaran membaca.

Kedua, proses pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL yang dimulai dengan kegiatan awal yaitu pembukaan proses belajar mengajar dan apersepsi, kemudian kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menerapkan strategi KWL, dan kegiatan penutup dengan memberikan kesimpulan berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran membaca dengan strategi KWL. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan siswa yang semakin lama semakin baik selama pembelajaran, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan lagi KEM dan motivasi membaca siswa yang menuju pada ketercapaian tujuan pembelajaran.

Ketiga, pembelajaran membaca dengan strategi KWL efektif untuk meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa. Ini berarti bahwa strategi KWL dapat meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa sekolah dasar.


(3)

189

Jika dijabarkan lebih rinci lagi, maka dapat dimaknai bahwa strategi KWL dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap sebuah topik yang akan dibahas. Hal ini akan berpengaruh kepada semakin mudahnya siswa memahami sebuah teks bacaan yang dibaca dan tidak perlu waktu yang lama untuk membaca sebuah bacaan, tentunya tanpa mengesampingkan pemahaman terhadap bacaan. Dengan strategi KWL juga siswa semakin meningkat motivasi membacanya. Siswa akan semakin terpacu untuk membaca suatu bacaan ketika ia mendapatkan sesuatu dari apa yang ia baca. Strategi KWL memberikan suatu trik mudah dalam memahami sebuah bacaan. Oleh karena itu, anak semakin mudah memahami sebuah bacaan yang dibaca. Dengan demikian, anak semakin meningkat intensitas membacanya akibat pengaruh motivasi membaca yang telah meningkat.

Peningkatan KEM dan motivasi ini dibuktikan dengan adanya perbedaan peningkatan rerata KEM antara siswa yang belajar dengan perlakuan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan rerata skor KEM yang lebih tinggi daripada siswa pada kelas konvensional. Hal yang sama juga terjadi pada motivasi membaca siswa, terdapat perbedaan peningkatan motivasi membaca antara siswa yang belajar dengan perlakuan strategi KWL dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan rerata skor motivasi membaca yang lebih tinggi daripada siswa pada kelas konvensional.


(4)

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut. Pertama, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pembelajaran membaca dengan strategi KWL lebih baik dalam meningkatkan KEM dan motivasi membaca siswa di sekolah dasar. Oleh karena itu, bagi para guru yang mengajarkan pelajaran membaca di sekolah dasar strategi KWL adalah strategi alternatif yang bisa digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terutama KEM dan motivasi membaca siswa. Sebelum strategi ini diimplementasikan, terlebih dahulu perlu dipersiapkan kemampuan guru dalam mengelola strategi KWL dan mengembangkan materi dan teknik strategi KWL, serta kesiapan mental guru untuk melaksanakan strategi ini.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran membaca dengan strategi KWL dapat diimplementasikan di semua mata pelajaran. Oleh karena itu, hendaknya para guru yang siswanya mengalami kesulitan dalam memahami suatu pelajaran dapat menjadikan strategi KWL sebagai strategi alternatif dalam proses pembelajaran.

Ketiga, dalam strategi KWL keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran tidak cukup diukur hanya melalui tes tertulis saja. Akan tetapi penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pengimplementasian strategi ini bukanlah berapa hasil skor siswa yang menjadi tujuan, melainkan bagaimana siswa memperoleh hasil tersebut. Artinya, proses yang dilalui oleh siswa dalam memamahi materi pelajaran adalah hal yang diutamakan.


(5)

191

Keterbatasan strategi KWL adalah sering terjadi kevakuman siswa pada tahap kedua dari strategi KWL, yaitu tahap want to know. Pada tahap ini anak sering kali tidak tahu apa yang ingin diketahui dari topik yang dibahas. Bagi guru yang kurang kreatif akan mengalami kesulitan dalam tahap ini. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini terlebih dahulu perlu dipersiapkan kemampuan guru dalam mengelola strategi KWL, mengembangkan materi, teknik penyampaian, dan kesiapan mental guru untuk melaksanakan strategi ini.

Keempat, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilaksanakan untuk penelitian mendatang. Di antaranya dengan memunculkan beberapa tema, baik yang berkaitan dengan pengembangan tema lebih lanjut dengan cakupan penelitian yang lebih luas ataupun yang berkenaan dengan beberapa tema lanjutan model penelitian dengan cakupan yang lebih spesifik.

Tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut, dengan cakupan yang lebih luas, misalnya penggunaan strategi KWL dalam meningkatkan KEM dan minat, sikap, atau prestasi membaca dengan memperhatikan tugas-tugas perkembangan siswa. Artinya, penelitian penggunaan strategi KWL dalam meningkatkan minat, sikap, dan prestasi bahkan motivasi membaca siswa dapat dilakukan pada jenjang yang lebih tinggi, misalnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) atau di Perguruan Tinggi (PT). Tentunya dalam mengelola strategi KWL pada jenjang-jenjang tersebut, guru harus mengembangkan materi, teknik penyampaian, dan kesiapan mental yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan siswa dalam melaksanakan strategi ini.


(6)

Adapun tema-tema yang dapat dikembangkan dengan cakupan penelitian yang lebih spesifik, misalnya penggunaan strategi KWL dalam meningkatkan kemampuan dan motivasi menulis, kemampuan dan berbicara, serta kemampuan dan motivasi menyimak.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Know-Want To Know-Learned (KWL) Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/20

1 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Know-Want To Know-Learned (KWL) Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/20

0 0 13

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

6 15 34

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR.

1 2 57

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENGARUH STRATEGI KNOW WANT TO LEARN (KWL) DAN MINAT MEMBACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA SMP NEGERI DI TEMANGGUNG.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG.

4 21 194

PENGARUH STRATEGI RAP (READ – ASK – PARAPHRASE) DAN STRATEGI KWL (KNOW – WANT TO KNOW – LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV - repository UPI T PD 1402751 Title

1 9 3

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR - repository UPI T PD 1201694 Title

0 0 3

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI INKUIRI DENGAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEDAN TAHUN PELAJARAN 20152016 TESIS

0 0 31