PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAN SEPEDA BEKAS TERHADAP HASIL BELAJAR POLA GERAK DASAR DOMINAN LARI JARAK PENDEK (SPRINT).

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAN SEPEDA BEKAS TERHADAP HASIL BELAJAR POLA GERAK DASAR DOMINAN

LARI JARAK PENDEK (SPRINT) (Study Eksperimen di SMP N 1 Cilimus kuningan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh:

RICKY DWI SELVIANA

0801452

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

i

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE USE OF EX CYCLE-TIRE MEDIUM ON THE RESULT OF DOMINANT BASIC MOVEMENT PATTERN

LEARNING OF SPRINT

(An Experimental Study in SMP N 1 Cilimus Kuningan)

Advisers : 1. Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO 2. Sufyar Mudjianto, M.Pd

Ricky Dwi Selviana 2013

The objective of this research is to identify whether there is an effect of the use of ex cycle-tire medium in enhancing the result of dominant basic movement pattern learning of sprint. The method used is the Quasi Experimental (pretest – posttest control group design). The population of this research is the student of SMP Negeri 1 Cilimus (Public Lower Secondary School I Cilimus). The sample in this research is the grade – VIII students. The research instrument used is a skill test is basic movement pattern using the ex cycle-tire medium. From the research it has been obtained the value of t count = 5.53, the value is larger than that of t table = 1.74, so t count = 5.53 > t table = 1.74 meaning that the hypothesis (Ho) is accepted. so the experimental group indicates a significant effect compared with control group. The suggestions the author proposes associated with this research are for constructors, teachers or coaches, student specially and the readers generally in order that they can apply the instrumental modification in the learning of physical education, specially the use of cycle-tire medium in the athletic learning in enhancing the result of dominant basic movement pattern learning in the implementation of learning program.


(3)

i

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BAN SEPEDA BEKAS TERHADAP HASIL BELAJAR POLA GERAK DASAR DOMINAN LARI JARAK

PENDEK (SPRINT)

(Study Eksperimen di SMP N 1 Cilimus kuningan)

Pembimbing : 1. Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO 2. Sufyar Mudjianto, M.Pd

Ricky Dwi Selviana 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh media ban sepeda bekas dalam meningkatkan hasil belajar pola gerak dasar dominan lari sprint. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental (pretes-posttest control group design). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Cilimus. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan pola gerak dasar menggunakan media ban sepeda bekas. Hasil penelitian di dapat nilai t hitung = 5,53, nilai tersebut lebih besar dari nilai ttabel = 1,74, maka thitung 5,53 > t tabel 1,74 artinya hipotesis (Ho) diterima. Jadi kelompok eksperimen menunjukan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan kelompok control. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah bagi para pembina, guru atau pelatih, siswa/siswi dan pembaca pada umumnya agar menerapkan modifikasi alat pada pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya penggunaan media ban sepeda bekas pada pembelajaran atletik dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran pola gerak dasar dominan dalam pelaksanaan program pembelajarannya.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… ... i

KATA PENGANTAR……… ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….... .. iii

DAFTAR ISI……… ... v

DAFTAR TABEL ... ………..vii

DAFTAR GAMBAR……… ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN……… ... 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 4

C. Rumusan Masalah……….. .4

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. Manfaat Penelitian……….. 5

BAB II KAJIAN TEORETIS……. ... .6

A. Pengertian Olahraga Atletik ... 6

B. Pengertian Lari Jarak Pendek………. ... 7

C. Ruang Lingkup Pembelajarn ... 8

D. Hasil Belajar Pola Gerak Dasar Lari Sprint………...9

E. Faktor Yang Mempengaruhi Lari Sprint………22

F. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 25

G. Media Ban Sepeda Bekas ... 34

H. Hipotesis ... 36

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN……… ... 33

A. Lokasi Dan Subyek Penelitian……… . 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Populasi Dan Sampel penelitian ... 34

D. Definisi Konseptual ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Rancangan Analisi Data ... 42

G. Desain Penelitian ... 43

H. Alur Penelitian... 45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

A. 1. Deskripsi Hasil Tes Awal Dan Akhir ... 46

A. 2. Uji Normalitas Data ... 48

A. 3. Uji Homogenitas ... 50


(5)

B. Diskusi Penemuan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN….. ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAPTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57

A. Program Latihan …….………...57

B. Deskripsi Hasil Tes Pola Gerak Dasar Dominan... ...69

C. Uji Normalitas …… ...71

D. Uji Homogenitas ………. ...73

E. Uji Hipotesis ………... ...73

F. Surat Keputusan ...74

G. Surat Izin Penelitian ... 80

H. Surat Keterangan Penelitian ...81

I. Dokumentasi ...82


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dilihat dari pengertiannya Sprint adalah berlari dengan kecepatan yang tinggi atau berlari secepat-cepatnya dari satu tempat ke tempat lain. Sprint tidak hanya dilakukan dalam nomor lari jarak pendek saja, tetapi juga dalam nomor jarak menengah atau jarak jauh bahkan dalam perlombaan marathon. Nomor-nomor lari yang tergolong ke dalam lari jarak pendek adalah 100 m sampai dengan 400 m, namun di ruang tertutup lari jarak pendek dapat dimulai dari jarak 50 m atau 60 m, bergantung pada kapasitas ruang perlombaan itu sendiri. Para ahli olahraga mengklasifikasikan nomor lari jarak pendek/sprint sampai dengan jarak 400 m, namun ada pula beberapa ahli yang mengelompokan sampai dengan jarak 800 m.

Pada gerak lari cepat (sprint) berdasarkan sistematika berbagai bentuk gerakan kaki dari yang mudah ke yang sukar. Pembelajaran latihan kecepatan ini digunakan untuk memperbaiki koordinasi dan teknik lari sprint. Metode yang dapat diterima untuk mengembangkan teknik sprint adalah berlatih bagian demi bagian secara benar dan secara perlahan dalam masa latihan secara formal. Segera tingkatkan kecepatan berlari sesudah melakukan gerakan dengan irama yang benar. Anda harus melakukan latihan ini dengan sungguh-sungguh. Jarak yang diajurkan adalah 10 sampai 15 meter dengan 2 sampai 3 kali pengulangan, anda boleh berjalan ketika kembali ke tempat semula.

Ada beberapa factor yang dapat meningkatkan keterampilan pada lari sprint, diantaranya Sarana dan prasarana, SDM dan pendekatan pembelajaran. Perlunya sarana dan prasarana dalam atletik adalah untuk memfasilitasi pelari dalam melaksanakan latihan, contohnya adalah


(7)

gedung, lapang, alat. Gunanya gedung dalam penggunaan sarana dan prasarana atletik adalah memudahkan pelari dalam melakukan latihan, dimana saat keadaan cuaca buruk atau hujan, meraka bisa menggunakan gedung yang memudahkan mereka bisa latihan, sedangkan lapang salah satu factor utama dalam atletik, karena lapang ini sendiri adalah selain digunakan untuk latihan, lapang juga digunakan untuk melaksanakan perlombaan atletik sendiri, sangat vital bila suatu perlombaan atletik tidak dilaksanakan di lapang.

Selain sarana dan prasarana, factor lain yang mempengaruhi keterampilan siswa pada lari sprint adalah SDM, SDM ini adalah sumber daya manusia, maksudnya, dalam dunia pendidikan dimana seorang guru harus memiliki sifat yang baik, menguasai materi dalam suatu pembelajaran, agar siswa mengerti bagaimana guru tersebut memberikan materi, sama halnya dengan guru, siswanya pun harus memiliki fisik yang baik, dan juga mental yang baik, serta keterampilan yang baik, karena pada saat pembelajaran berlangsung, siswa langsung dapat merespon atau menangkap apa yang guru jelaskan, berikan tentang pembelajarannya.

Selain harus memiliki karakter yang baik, menguasai materi ajar, guru pun harus memiliki cara pendekatan pemebelajaran ke siswa, bagaimana cara agar siswa dapat cepat merespon apa yang guru berikan dalam suatau pembelajaran atletik agar siswa tidak bosan. Yang banyak digunakan dalam pembelajatan penjas sekarang-sekarang ini adalah menggunakan metoda GAME-DRILL-GAME, karena metoda ini dapat cepat merangsang kerja otak siswa, karena menggunakan beberapa alat atau media dan juga tidak membuat siswa bosan mengikuti pembelajaran penjas, karena menggunakan banyak permainan yang memacu pada materi pembelajaran atletik ini sendiri.

Dalam masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran atletik tersebut, dapat dibantu dengan penggunaan media pembelajaran sebagai perantara dalam penyampaian informasi pesan dari interaksi yang terjadi


(8)

antara guru dengan murid dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran atletik.

Media secara garis besar adalah sumber belajar yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dengan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar yang berbentuk alat fisik atau komunikasi maupun audi-visual yang dapat menyajikan pesan bagi siswa. Tujuan digunkanya media dalam suatu pembelajaran adalah mempermudah siswa dalam proses pembelajaran,meningkatkan efisiensi pembelajaran, menjaga relevansi dengan tujuan belajar dan membatu konsentrasi pembelajaran.

Ada dua jenis bentuk media dalam pembelajaran penjas, diantaranya visual dan non visual, contoh bentuk media visual adalah memberikan konteks untuk memahami teks, dan membantu pembelajaran lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam bentuk bacaan dan mengingatnya kembali, sedangkan non visual adalah media berupa alat bantu, seperti alat bantu ban bekas, bambu,dll

Fungsi media menurut Livie dan Lentz (1982) Mengemukakan lima fungsi media pembelajaran pada media visual dan non visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi kompetensi, fungsi psikomotor. Pembelajaran penjas di sekolah khususnya atletik, banyak menggunakan media atau alat yang di modifikasi, karena memudahkan siswa melakukan suatu aktifitas belajar,contohnya ban bekas, kenapa menggunakan ban bekas?, karena ban bekas ini sendiri mudah didapat, dan murah untuk membelinya, banyak fungsi menggunakan ban bekas dalan pembelajaran atletik ini, diantaranya, memudahkan pelari untuk melatih panjang langkah dan frekuensi lari. Manfaat ban bekas ini adalah pelari tidak akan kesulitan saat melakukan lari, karena media terlihat jelas dilihat, memudahkan pelari untuk melewatinya. Kesimpulannya adalah bahwa Penggunaan ban bekas ini pada latihan lari adalah memudahkan pelari untuk melakukan lari agar dapat terkontrol frekuensi kecepatan terhadap larinya dan pola gerak dasar dominan dapat terbentuk.


(9)

Kegunaan ban bekas ini adalah mengganti media bantu yang sebernarnya atau memodifikasi alat bantu yang sebenarnya, dan mempermudah pelari dalam melakukan latihan gerak dasar lari. Menggunakan ban bekas untuk meningkatkan pola gerak dasar lari jarak pendek adalah agar pola langkah dan frekuensi langkah pelari dapat tercapai, acceleration, coordination, speed dan daya tahan meraka terbentuk, karena ban bekas ini sangat membantu dalam proses peningkatkan kecepatan lari.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah mengenai “pengaruh penggunaan media ban sepedah bekas terhadap hasil belajar pola gerak dasar dominan lari jarak pendek (sprint) siswa SMP N 1 Cilimus” yang telah dikemukakan sebelumnya, muncul identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi lari jarak pendek (sprint)

2. Kurang ide kreatifitas yang dimiliki oleh guru dalam pengembangan proses pembelajaran lari jarak pendek terhadap modifikasi alat.

C. Rumusan Masalah

Pemberian rangsangan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi anak secara keseluruhan. Sarana dan fasilitas yang diperlukan dalam merangsang dan mengembangkan aspek keterampilan dan kemampuan pribadi anak dilakukan dengan memanfaatkan pembelajaran yang dapat dilakukan guna menstimulasi perkembangan dan kamampuannya, salah satunya sentral pembelajaran, yakni pembelajaran yang di modifikasi.


(10)

Melalui pembelajaran yang di modifikasi inilah tempat anak melakukan kegiatan bermain guna membantu proses perkembangan dan kemampuannya. Oleh karena itu penggunaan obyek berupa alat yang sudah dimodifikasi dapat merangsang dan mengembangkan kreatifitas anak. Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka muncul pertanyaan penelitian : “Apakah media ban sepeda bekas dapat meningkatkan keterampilan belajar gerak dasar dominan lari sprint”.

D. Tujuan Penilitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk: “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh media ban sepeda bekas dalam meningkatkan hasil belajar pola gerak dasar dominan lari sprint”.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan proses pembelajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha menanamkan arti pentingnya sebuah modifikasi alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya lari.


(11)

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cilimus. Tepatnya di SMP Negeri I Cilimus

2. Subjek Penelitian

Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini selain diperoleh dari pengamatan langsung, dan juga diperoleh dari studi literatur. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII yang berjumlah 33 orang tahun ajaran 2012/2013.

Dalam penelitian ini penulis menganggap subjek penelitiannya sebanyak 33 orang karena penulis menganggap bahwa subjek penelitian tersebut representatif purposif, karena dapat mewakili dan memberikan data yang berkaitan dengan penelitian ini, sehingga mampu memberikan keterangan-keterangan yang sesungguhnya, selain itu penulis berupaya memperoleh informasi-informasi lain untuk menambah dan menguatkan data penelitian.

B. Metode Penelitian

Sugiyono (2007:2), mengemukakan “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam hal ini, metode eksperimen yang


(12)

penulis maksud adalah Quasi Experimental. Metode ini di gunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan pencobaan dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan, sebab akibat, dengan cara membandingkan satu kelompok eksperimental satu atau lebih dengan kelompok kontrol. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam penelitian ini yang dicobakan merupakan variabel bebas yaitu penggunaan media ban sepedah bekas untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar pola gerak dasar dominan lari sprint.

C. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2010:173), populasi yaitu “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi merupakan jumlah data yang akan dijadikan objek penelitian. Sugiyono (2007:80) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat Sugyiono diatas populasi merupakan objek yang akan diteliti, bukan hanya orang tetapi benda yang mempunyai kualitas dan dianggap memenuhi kriteria dan karakteristik untuk diteliti dan dipelajari, agar penelitian tersebut mempunyai hasil dan kesimpulan yang berarti. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Cilimus, Kec. Cilimus , Kab. kuningan.


(13)

Keadaan populasi lebih jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 VIII A 16 14 30

2 VIII B 11 14 25

3 VIII C 12 17 29

4 VIII D 11 14 25

Jumlah Total 109

Arikunto (2010:173)

2. Sampel penelitian

Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, peneliti membatasi subjek penelitian yang akan diteliti yakni dengan melakukan penelitian sampel. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2007:82) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik random (acak). Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis merujuk pada pendapat Arikunto (2006:134): “… untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil 10%-25% atau lebih”.

Dengan demikian, peneliti mengambil sampel sebanyak 30% dari jumlah populasi 109 orang, dengan tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Penentuan pengambilan sampel dengan presentase 30% adalah atas pertimbangan peneliti berkenaan dengan kemampuan peneliti dilihat dari waktu. Berdasarkan pernyataan tersebut,


(14)

maka jumlah sampel penelitian ini ditentukan sebesar 30% dari populasi atau 30% x 109 orang = 33. Jadi sampel penelitian adalah 33 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Kelas VIII Jumlah Siswa

1 VIII A 10

2 VIII B 7

3 VIII C 8

4 VIII D 8

Jumlah Sampel 33

Sugiyono (2007:82)

Karakteristik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siswa-siswi SMP Negeri 1 Cilimus kelas VIII, Kec. Cilimus, Kab. kuningan dengan usia rata-rata 13-15 tahun. Berdasarkan data di atas memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian secara representatif.

D. Definisi Konseptual

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran pengertian agar tidak keliru mengenai permasalahan yang muncul dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang menyangkut hal-hal penting berkaitan dengan judul yang dipilih peneliti sebagai berikut:

1. Penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program.


(15)

Dalam penelitian ini hubungan antara variabel X dan Y sangan berkaitan. Variabel bebas atau variabel X (penggunaan media ban bekas) dengan variabel terikat atau variabel Y (hasil belajar pola gerak dasar dominan lari sprint)

2. Ban bekas yaitu suatu benda atau alat yang sudah tidak di pakai, karena sudah tidak berfungsi lagi, tetapi dengan tidak berfungsinya lagi, dapat memberikan manfaat bagi suatu pembelajaran.

3. Belajar menurut Slameto (2003:2) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

4. Sprint menurut Hendrayana (2007:1.5) ialah berlari dengan kecepatan yang tinggi atau berlari secepat- cepatnya dari satu tempat ke tempat lain

5. Siswa adalah peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan.

6. Pola gerak dasar Syarifuddin. Aip dan Muhadi (1992), gerakan-gerakan sederhana, diantaranya gerakan-gerakan lokomotor yaitu gerakan-gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat, misalnya jalan, lari, lompat.

Penelitian yang dilakukan peneliti melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penggunaan media ban sepeda bekas. Sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar pola gerak dasar dominan lari sprint di kelas VIII SMP Negeri 1 Cilimus, Kec. Cilimus, Kab. kuningan. Berikut gambaran visual hubungan antara kedua variabel tersebut adalah:


(16)

Variabel X (Independen/Bebas) Variabel Y (Dependen/Terikat

Gambar 3.3

Hubungan Antara Variabel Penelitian

E. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil dengan cara tes. Sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes adalah: ”suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa atau atlet”. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Dalam hal ini untuk mengumpulkan tentang pola gerak dasar dominan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Tes pola gerak dasar dengan ketentuan sesuai pada buku Hendrayana bermain atletik (2007). Yaitu :

Angkling

lari kecil yang terkonsentrasi pada pergelangan kaki  Pandangan lurus ke depan dan kedua bahu rileks  Cobalah berjalan secara perlahan

 Angkatlah paha depan dengan kuat sampai pada posisi sejajar dengan tanah

 Kedua lengan di tekuk dengan sudut 90 derajat Short straight fast leg

Penggunaan media ban sepeda bekas

Hasil belajar pola gerak dasar dominan lari


(17)

lari dengan tungkai lurus pendek dan mendarat pada bola kaki  Pandangan lurus ke depan dan kedua bahu rileks  Buatlah sudut 90 derajat pada setiap siku

 Angkatlah paha sedapat mungkin sampai posisi horizontal

 Luruskan tungkai kiri sampai berdiri diatas ujung kaki, mengkangkat paha kanan sampai sejajar dengan tanah

 Kemudian meluruskan bagian bawah tungkai sampai tungkai kanan dalam keadaan lurus dan sejajar dengan, lakukan secara berulang-ulang

Long straight fast leg

sama seperti short straight fast leg tetapi lebih lebar dan panjang langkahnya

 Pandangan lurus ke depan

 Kedua lengan membentuk sudut 90 derajat di bagian siku dan ayunkan keduanya ke depan dan belakng dengan kuat

 Kedua paha di angkat horizontal, dan bagian bawah tungkai di tendangkan sampai posisi tungkai dalam keadaan lurus

 Memulailah dengan gerakan di tempat, kemudian bergeraklah ke depan dengan pelan dan cobalah untuk meloncat ke depan.

 Berlari dengan lutut di angkat tinggi disertai dengan pelurusan bagian bawah tungkai

hit kick

lari dengan tumit menyentuh pantat bagian bawah/ bukan belakang, sehingga telapak kaki tidak menghadap ke atas tetapi ke belakang

 Mulai dengan lari di tempat dan bergerak kedepan dengan mendangkan tumit ke belakang

 Mulailah bergerak pelan ke depan, tendangkan tumit ke belakang lebih tinggi lagi


(18)

lari dengan lutut tinggi, gerakan tersebut harus dikoordinasikan dengan gerakan ayunan lengan

 Badan tegak selama lutut diangkat tinggi

 Condongkan badan ke depan dan tolakan tungkai dengan kuat untuk melakukan akselerasi

 Gerakan kedua lengan sekuat mungkin ke depan dan ke belakang dan jangan menyilang ke belakang

 Pandangan ke depan dan badan jangan bersandar ke belakang

1. Tes pola gerak dasar

Untuk mengukur pola gerak dasar dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes tes pola gerak dasar sebagaimana yang dijelaskan Arikunto (2010:193) adalah sebagai berikut :” tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

a. Bentuk tes : pola gerak dasar

b. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh ban sepedah bekas dalam meningkatkan keterampilan belajar gerak dasar dominan lari sprint

c. Alat dan fasilitas : lapangan, ban sepeda bekas, pluit. d. Petunjuk pelaksanaan :

1). Menandai lintasan untuk tes pola gerak dasar menggunakan 5 ban sepeda bekas

2). Tiap testee melakukan start dengan posisi berdiri

3). Setelah ada aba-aba suara pluit, testee melakukan gerakan dasar dominan sampai ujung ban.

e. penilaian : mencatat gerakan dasar dominan yang siswa lakukan


(19)

1). Seorang starter( pemberi aba-aba), seorang pencatat

1 meter (satu langkah kaki siswa )

Gambar 3.4

Ban sepeda bekas untuk tes pola gerak dasar dominan

Bentuk penilaian

Objek yang dinilai skor Skor skor

1 2 3

Posisi kaki Posisi tangan Posisi pandangan Kombinasi tangan dan kaki

Ket skor :

3 : Baik sekali 2 : Baik


(20)

Dilihat dari bentuk penilaian, Hendrayana ,2007 :

 Penilaian posisi kaki, dilihat dari siswa apakah pengangkatan paha sampai pada posisi sejajar dengan tanah

 Penilaian posisi tangan, apakah siswa pada saat melakukan gerakan lari, lengan membentuk sudut 90 derajat pada setiap siku

 Penilaian pandangan, apakah siswa pada saat melakukan gerakan lari pandangan nya tersebut lurus ke depan dan bahu rileks

F. Rancangan analisis data 1. Uji-t tidak berpasangan

Bertujuan untuk menganalisis kesamaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data dengan menggunakan kolmogorov – Smirnov dengan p >0,05 untuk mengetahui rerata dan sampel berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normalatau analisis non parametrik bila data tidak berdistribusi normal.

3. Uji t-Dependent

a. Hipotesisi pertama dilakukan uji-t berpasangan (p 0.05) untuk mengetahui besar peningkatan antara pre test dan post test control group design pada kelompok eksperimen

b. Hipotesisi kedua dilakukan uji-t tidak berpasangan (p 0.05) untuk mengetahui besar perbedaan peningkatan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data yang berasal dari populasi tersebut apakah homogen atau tidak. Selain itu, uji homogenitas juga diperlukan untuk keperluan penghitungan jenis statistik.


(21)

G. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pretes-posttest control group design (bilah bambu) sebagai desain penelitiannya.

Dalam hal ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment sebanyak 16 kali pertemuan, Selama ± 8 minggu. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakuakn tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikasi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Sugyiono (2007:76) mengambarkan desainya sebagai berikut:

Gambar 3.6 Desain Penelitian Sugiyono (2007:79)

A 01 X 02


(22)

Keterangan:

A = adalah kelompok eksperimen menggunakan ban bekas B = adalah kelompok control menggunakan bilah bambu X = adalah treatment berupa pembelajaran pola gerak dasar

dominan melalui penggunaan ban bekas 01 dan 03 = adalah tes awal atau observasi awal 02 an 04 = adalah tes akhir atau observasi akhir


(23)

H. Alur Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitiannya dideskripsikan dalam bentuk bagan 3.

Gambar 3.7 Langkah-langkah Penelitian

Populasi

Sampel

Tes awal: pola gerak dasar melewati ban sepeda bekas

Treatment/Perlakuan

Kelompok eksperimen: Pembelajaran pola gerak dasar menggunakan ban sepeda bekas

Tes akhir: pola gerak dasar melewati ban sepeda bekas

Kelompok control : pembelajaran pola gerak dasar

menggunakan bilah bambu

Analisis Data


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa penggunaan media ban sepeda bekas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan belajar pola gerak dasar dominan lari jarak pendek (sprint).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan modifikasi ban sepeda bekas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan belajar siswa sekolah dasar, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan modifikasi pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang modifikasi pembelajaran, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan modifikasi alat pembelajaran kepada para guru penjas dan stakeholder yang terkait dengan dunia pendidikan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alvarez dan Ballesteros (ed. 1 1979). Track and Field Athletics a Basic Coaching Manual. London: Internasional Amateur Athletic Federation.

Harald Muller & Wolfgang Ritzdorf (2000). Pedoman mengajar Atletik lari, lompat, lempar. I.A.A.F.

Hendrayana (2007). Bermain atletik. FPOK UPI

Dik dik Zafar sidik, dkk (2010). Mengajar dan belajar Atletik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dikdik & Komarudin (2009). Pedoman mengajar dan melatih atletik. FPOK UPI

Sunaryo basuki, Atletik II. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. CV Tambak Kusuma

Juliantine, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa. 2007. Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Lutan, Rusli. 1988. Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Bahagia. 1996. Media Dan Alat Pembelajaran. FPOK UPI

Syarifuddin. Aip dan Muhadi (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Abduljabar dan Jajat 2010. Statistik Dalam Penjas. FPOK UPI


(26)

Arti Kata. Tersedia: http://www.artikata.com/translate.php. (April 2012)

http://riki1987.blogspot.com/


(1)

G. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pretes-posttest control group design (bilah bambu) sebagai desain penelitiannya.

Dalam hal ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment sebanyak 16 kali pertemuan, Selama ± 8 minggu. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakuakn tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikasi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Sugyiono (2007:76) mengambarkan desainya sebagai berikut:

Gambar 3.6 Desain Penelitian Sugiyono (2007:79)

A 01 X 02


(2)

Keterangan:

A = adalah kelompok eksperimen menggunakan ban bekas B = adalah kelompok control menggunakan bilah bambu X = adalah treatment berupa pembelajaran pola gerak dasar

dominan melalui penggunaan ban bekas 01 dan 03 = adalah tes awal atau observasi awal 02 an 04 = adalah tes akhir atau observasi akhir


(3)

H. Alur Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitiannya dideskripsikan dalam bentuk bagan 3.

Populasi

Sampel

Tes awal: pola gerak dasar melewati ban sepeda bekas

Treatment/Perlakuan

Kelompok eksperimen: Pembelajaran pola gerak dasar menggunakan ban sepeda bekas

Tes akhir: pola gerak dasar melewati ban sepeda bekas

Kelompok control : pembelajaran pola gerak dasar

menggunakan bilah bambu


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa penggunaan media ban sepeda bekas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan belajar pola gerak dasar dominan lari jarak pendek (sprint). B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan modifikasi ban sepeda bekas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan belajar siswa sekolah dasar, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan modifikasi pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang modifikasi pembelajaran, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan modifikasi alat pembelajaran kepada para guru penjas dan stakeholder yang terkait dengan dunia pendidikan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alvarez dan Ballesteros (ed. 1 1979). Track and Field Athletics a Basic Coaching Manual. London: Internasional Amateur Athletic Federation.

Harald Muller & Wolfgang Ritzdorf (2000). Pedoman mengajar Atletik lari, lompat, lempar. I.A.A.F.

Hendrayana (2007). Bermain atletik. FPOK UPI

Dik dik Zafar sidik, dkk (2010). Mengajar dan belajar Atletik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dikdik & Komarudin (2009). Pedoman mengajar dan melatih atletik. FPOK UPI Sunaryo basuki, Atletik II. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. CV Tambak Kusuma

Juliantine, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta:Rineka Cipta. Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa. 2007. Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Lutan, Rusli. 1988. Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud.

Bahagia. 1996. Media Dan Alat Pembelajaran. FPOK UPI

Syarifuddin. Aip dan Muhadi (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud


(6)

Arti Kata. Tersedia: http://www.artikata.com/translate.php. (April 2012) http://riki1987.blogspot.com/