LAGU BEBAS SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENUMBUHKAN KREATIFITAS GERAK PADA ANAK USIA DINI DI PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG.

(1)

LAGU BERTEMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENUMBUHKAN KREATIVITAS GERAK PADA ANAK USIA DINI DI PAUD WISANA

CIDADAP BANDUNG SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh :

GINNA HENDRIYAST 0901373

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bertema Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas

Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana Cidadap Bandung

Oleh: Ginna Hendriyast

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ginna Hendriyast 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

GINNA HENDIYAST, 2013

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Lagu Bertema Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana Cidadap Bandung”.

Pengembangan kreativitas disekolah khususnya lembaga setingkat PAUD atau TK umumnya kurang begitu diberdayakan secara optimal. Pengembangan kreativitas di sekolah ini hanya meliputi kegiatan bernyanyi dan melukis. Sedangkan pengembangan kreativitas melalui gerak dan lagu kurang begitu diperhatikan. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana proses kreatif siswa dalam bereksplorasi melalui lagu bertema, bagaimana hasil belajar siswa dalam berkreativitas seni tari dengan menggunakan lagu bertema binatang. Menyikapi permasalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan pembelajaran tari dengan memanfaatkan lagu bertema sebagai stimulus untuk menumbuhkan kreativitas siswa. Tujuan penelitian ini adalah memotivasi siswa agar mau bergerak dan mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam bereksplorasi serta memahami hasil belajar siswa dalam berkreativitas khususnya seni tari melalui lagu bertema. Manfaat penelitian ini juga adalah agar mampu mengembangkan minat dan bakatnya serta meningkatkan kemampuan berkreasi dan bereksplorasi terhadap pembelajaran seni tari sehingga mampu bekerjasama, berinteraksi dengan baik juga dapat meningkatkan sikap positif terhadap pembelajaran seni tari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain one grup study. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan penghitungan statistik, kemudian diinterpretasikan secara kualitatif untuk memaparkan bagaimana pelaksanaan lagu bertema sebagai stimulus untuk menumbuhkan kreativitas gerak pada anak usia dini di lapangan. Hasil penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan stimulus lagu bertema ini berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas dan mampu menumbuhkan kreativitas anak. Karena ketika proses pembelajaran tari menggunakan stimulus lagu bertema ini siswa dapat bereksplorasi gerak dengan baik, menyusun gerak, mengkombinasi dan menampilkan gerak dengan baik.Kesimpulannya bahwa hasil yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah siswa dapat termotivasi untuk menciptakan gerak kreatif tanpa ada paksaan dan merasa terpaksa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pos-test setelah menerapkan stimulus lagu bertema (bermain dalam lingkaran) nilai perbandingannya adalah �1 < �2 yaitu 22,33 < 30,77, yang berarti hasil setelah adanya rangsangan lagu bertema (bermain dalam lingkaran) lebih meningkat disbanding sebelum adanya rangsangan lagu bertema (bermain dalam lingkaran) sebagai motivasi untuk menumbuhkan kreativitas gerak pada anak usia dini di PAUD Wisana.


(4)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA……….

LEMBAR PENGESAHAN………

PERNYATAAN ...

MOTO ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL……….. .. viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR DIAGRAM LINGKARAN………. iix

DAFTAR GAMBAR………. iiix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penulisan Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 14

A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

B. Motivasi Anak Dalam Menari ... 15

1. Macam-macam Motivasi ... 16

2. Fungsi Motivasi ... 17

3. Hal- Hal Yang Menimbulkan Motivasi Belajar ... 18

C. Menumbuhkan Sikap Kreativitas ... 20

1. Pesona Rasa Takjup ... 20


(5)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

4.Banyak Bertanya ... 22

D. Pendidikan Anak Usia Dini ... 23

E.Karakteristik Anak Usia Dini ... 27

F.Kreativitas Anak Usia Dini ... 31

1. Ciri Kreativitas ... 32

2. Komponen Kreativitas ... 33

3. Faktor Dan Penghambat Kreativitas ... 34

4. Bermain Dan Kreativitas Anak Usia Dini ... 36

G. Jenis- Jenis Rangsangan Dalam Pembelajaran Tari ... 39

1. Rangsang Auditif ... 39

2. Rangsang Visual ... 40

3. Rangsang Kinestetis ... 40

4. Rangsang Gagasan ... 40

5. Rangsangan Peraba ………... 41

H. Penciptaan Gerak Sebagai Proses Kreatif ... 42

a. Tahap Pengenalan... 42

b. Tahap Eksplorasi ... 43

c. Tahap Membentuk ... 44

I. Lagu Bertema Sebagai Stimulus Dalam Membuat Gerak Tari ... 45

J. Evaluasi ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A.Metode Penelitian ... 51

B. Definisi Operasional ... 53

1. Lagu Bertema ... 53

2. Gerak ... 53

3. Motivasi ... 54

4. Kreativitas Siswa ... 54


(6)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Asumsi ... 58

F. Hipotesis ... 58

G.Lokasi, Populasi, sampel ... 59

1. Lokasi ... 59

2.Populasi ... 59

3. Sampel ... 60

H. Teknik Pengumpulan Data ... 61

1. Wawancara ... 61

2.Tes ... 62

3.Observasi ... 63

4. Dokumentasi ... 64

I. Teknik Analisis Data ... 64

J. Tahap- Tahap Penelitian ... 65

1. Pra Penelitian Wawancara ... 65

a.Survei ... 65

b. Menentukan Judul Dan Objek Penelitian ... 66

c. Pembuatan Proposal ... 66

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian ... 66

e. Menentukan Instrumen Penelitian ... 66

2. Pelaksaaan Penelitian ... 67

a. Pengeumpulan Data ... 67

b. Proses Bimbingan ... 67

c. Pengolahan ... 67

3. Penyusunan Laporan ... 68

a. Penyusunan Data ... 68

b. pengetikan Data ... 68


(7)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

A. Hasil Penelitian ... 69

1. Potret Sekilas Paud Wisana ... 69

2. Hasil Observasi Pembelajaran Seni Tari Sebelum Rangsangan Lagu Bertema Diaplikasikan ... 70

3. Pelaksaaan Aplikasi Rangsangan Lagu Bertema (Bermain Dalam Lingkaran ) Sebegai Gerak Kreatif ... 71

B. Pembahasan Penelitian ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN ...

RIWAYAT HIDUP ...


(8)

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Profil Siswa Kelas B2 PAUD Wisana Cidadap Bandung Yang

Menjadi Sampel Penelitian ... 61

2. Tabel 4.1 Syntak Lagu Bertema (bermain dalam lingkaran) Kak Zepe Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini .. 73

3. Tabel 4.2 Penilaian Pre-test Hasil Kreativitas Anak PAUD ... 94

4. Tabel 4.3 Tebel Distribusi Frekuensi ... 96

5. Tabel 4.4 Penilaian Post-test Hasil Kreativitas Siswa ... 98

6. Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi ... 100

7. Tabel 4.6 Analisis Data Pre-test dan Post-test ... 102


(9)

GINNA HENDIYAST, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu lembaga pendidikan untuk anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik ( halus dan kasar ), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelegensi) dan kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, maka penyelnggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI ( 2010:2)

Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peran sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Bihler, dkk dalam Diah Harianti (1996) pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI (2010.2) menekankan anak usia dini ini kepada anak usia 2,5 tahun sampai usia 6 tahun.


(10)

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi berkembangannya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sollehudin (1997) dalam Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI (2010:2) mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai - nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Dipandang dari hakekatnya belajar dan perkembangan, bahwasanya belajar dan perkembangan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya. Temuan Ornstein (Bateman,1990) tentang fungsi belahan otak menunjukan bahwa anak yang pada masa usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangkan kedua belah otaknya akan memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses atau berhasil pada saat memasuki Sekolah Dasar (SD). Hal ini menjadikan banyak orang tua dan guru berlomba dengan waktu untuk memberikan pengalaman belajar melaui kegiatan atau pembelajaran akademik.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD, Taman Kanak – Kanak (TK), Raudatul Atfal (RA), kelompok Bermain, dan lembaga yang sejenis dengan nama yang bervariasi bermunculan. Hal ini sebagai bukti meningkatnya kesadaran orang tua dan guru tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.


(11)

Pentingnya pendidikan anak usia dini sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. Hal ini berdampak pada keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki usia prasekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri. Sasaran yang diarahkan pada anak usia dini lebih kepada kemampuan untuk berkreasi secara optimal.

Nurwily (2008:1) dalam skripsinya, mengemukakan bahwa pembelajaran pada anak usia dini yang perlu diperhatikan adalah perbedaan karakteristik anak yang beragam sebagai acuan untuk menggali dan mengembangkan potensi - potensi yang dimiliki oleh anak. Setiap anak usia dini memiliki tingkat perkembangan karekteristik yang berbeda hal ini terlihat dari beberapa fakta dilapangan yang menunjukan bahwa setiap anak memiliki tingkat perkembangan emosi yang berbeda, perkembangan fisik- motorik yang berbeda, perkembangan kognitif yang berbeda, dan perkembangan lainnya. Dengan demikian perbedaan perkembangan karakteristik yang dimiliki oleh anak dapat menciptakan kreativitas yang beraneka ragam sesuai dengan karakteristik yang dimiliki anak. Mutiah (2010:41), Kreativitas merupakan dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Kreativitas merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep atau langkah - langkah baru pada diri seseorang. Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakikat dan perannya sebagai dimensi dan memberi ciri keunggulan bagi pertumbuhan diri peserta didik yang sehat, produktif, dan inovatif. Pada dasarnya proses kreatif pada anak usia dini terletak pada metode pengajaran guru disekolah. Seorang guru taman kanak- kanak sebelum melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan, program kegiatan belajar, dan ruang lingkup program kegiatan belajar untuk membekali anak sesuai dengan perkembangannya.


(12)

Anggia (2010), dalam skripsinya mengungkapkan bahwa salah satu bekal yang harus dimiliki Anak untuk meningkatkan daya kreativitas cipta, rasa, dan karsa sedini mungkin dapat dilakukan dengan memberikan materi atau bahan ajar melalui mata pelajaran Seni Tari. Seperti yang kita ketahui banyak lembaga setingkat PAUD atau TK yang masih mengesampingkan mata pelajaran Seni Tari. Sama halnya yang tejadi di PAUD Wisana. Padahal apabila dicermati melalui pendidikan seni tari anak dapat mengalami proses belajar dimana ia mampu untuk mengungkapkan kembali segala imajinasinya serta mengekspresikan kembali segala pengalaman-pengalamannya secara kreatif.

Kreativitas anak sering dianggap sebagai suatu aspek perkembangan yang penting dan tak habis - habisnya didengungkan disana – sini. Namun pada perktinya perkembangannya justru terabaikan, orang tua lebih senang menciptakan suasana keteraturan menyangkut segala aktivitas anak. Demikian pula di sekolah, semakin banyak anak mengulang dan menghafal bahan-bahan pelajaran, maka akan dinilai semakin baik. Tidak mengherankan keunikan berfikir dan berkreasi pada anak semakin menurun. Padahal jika dilihat dari kegiatan pembelajar disekolah tidak akan terlepas dari kegiatan bermain, karena Sebenarnya bermain adalah salah satu kebutuhan dasar perkembangan anak. Jika kebutuhan bermain belum terpenuhi anak akan kesulitan mencapai perkembangan yang optimal.

Hal ini sesuai dengan apa yang peneliti temukan dilapangan. Proses pembelajaran di PAUD Wisana Cidadap Bandung ini lebih mengutamakan aspek kognitif (pengetahuan) yaitu menekankan pembelajaran berhitung, menulis dan membaca. Semakin banyak anak mampu menjawab soal atau pertanyaan tentang penjumlahan makan ia akan mendapatkan penghargaan (reward) berupa bintang. Akan tetapi kapasitas mereka bermain dan berkreativitas amat terbatas. Hal tersebut terlihat dari waktu istirahat yang


(13)

amat singkat. Padahal apabila dicermati kegiatan bermain yang sebenarnya adalah ketika kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan atau tanpa menggunakan alat akan menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak. Sama hal nya yang terjadi pada kreativitas, kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. (Novan, dkk, 2012:92,98).

Pernyataan diatas tidak sesuai dengan apa yang peneliti temukan di lapangan, karena banyak masalah yang ditemukan dalam penelitian ini diantaranya: 1). Waktu yang diberikan untuk istirahat anak sangatlah sedikit sehingga anak tidak dapat memanfaatkan waktu istirahat untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman lain, 2). Kegiatan bermain yang terbatas, kegiatan bermaian untuk anak semestinya adalah hal yang sangat penting dilakukan, karena pada kegiatan ini anak dapat mengeksplor segala daya imainasinya dan juga daya kreativitasnya, 3). Tidak dapat mencari informasi, ketika kegiatan bermain terabaikan maka kemampuan Anak untuk mencari informasi pun tidak dapat berkembang secara maksimal. Padahal apabila dicermati ketika Anak bermain maka secara langsung ia akan mencari informasi terhadap benda-benda baru yang ia temukan, 4). Mengembangkan imajinasi, ketika anak mampu mengembangkan kemampuannya dalam mencari informasi maka ia akan mampu untuk mengembangkan daya imajinasinya dengan baik, karena semakin banyak anak memperoleh informasi maka akan semakin baik pula anak dalam mengembangkan daya imajinasinya, 5). Kurang memberikan kesenangan pada diri anak, kegiatan belajar yang dilakukan di PAUD wisana ini berlangsung selama 2 jam atau 120 menit. Waktu yang diberikan untuk bermain dan beristirahat pada anak sangatlah terbatas hanya sekitar 15 menit, tentu waktu tersebut sangat kurang


(14)

untuk anak melakukan kegiatan bermain, jika kegiatan bermain pada anak tidak diberikan secara maksimal, maka mereka tidak akan merasakan kesenangan pada dirinya. Sehingga kegiatan belajar yang mereka lakukan akan terasa membosankan. Selain itu dari sisi kreativitas pada pembelajaran di paud wisana ini kurang begitu terolah secara maksimal, kreativitas yang dimaksud dalam proses pembelajaran di PAUD Wisana ini adalah ketika anak mampu melipat kertas dan merangkainya manjadi satu bentuk hewan atau tumbuhan maka hal tersebut sudah dapat dikategorikan bahwa anak tersebut telah melakukan kegiatan kreatif. Proses kreatif di atas bisa saja dikatakan bukan sebagai proses keatif. Karena proses kreativitas adalah menghasilkan produk baru bukan meniru atau menjiplak produk yang sudah ada. Selain itu hal yang tak kalah penting untuk menunjang tumbuhnya kreativitas adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah arena bermain yang sesuai, kelengkapan media bermain, dan tentunya guru yang bisa berperan aktif dalam menumbuhkan kreativitas anak. Hal ini mungkin yang belum diperhatikan dan miliki oleh PAUD Wisana.

Dari paparan di atas bahwa kesadaran akan pentingnya pengembangan kreativitas anak usia dini dalam bergerak nampaknya belum disadari betul oleh guru dan orang tua. Padahal apabila dicermati setelah melakukan gerak anak akan merasakan manfaat untuk tubuhnya sendiri yang sesuia dengan kemampuan motorik anak usia dini tersebut. Adapun manfaat gerak tari bagi anak adalah 1). Kesehatan yang baik, sebagian besar tergantiung pada porsi latihan yang sangat penting bagi perkembangan kebahagiaan anak. 2).

Katarsis emosional, melalui latihan yang berat anak dapat melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan dan keputusasaan. 3). Kemandirian, semakin banyak anak melakukan gerak sendiri akan tumbuh rasa percaya diri dan kebahagiaan yang besar. 4). Hiburan diri, pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam


(15)

kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya, meskipun tidak ada teman sebayanya. 5). Sosialisasi, perkembangan motorik yang baik turut menyumbung bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepeminpinan. 6). Konsep diri, pengendalian moterik menimbulkan rasa aman secara fisik yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada dasarnya menimbulkan rasa percaya diri, umumnya akan mempengaruhi perilaku. ( Desfina, 2008:8)

Berdasrkan permasalahan di atas, maka saya ingin mencoba untuk memotivasi kemampuan anak dalam berkesenian khususnya seni tari yang mana anak bisa diajak berkreasi sehingga anak bisa mengenal berbagai unsur tari dan juga anak dapat bergerak lebih kreatif dan berpariasi. Dengan menggunakan strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Dimana materi pelajaran yang digunakan pun sebisa mungkin tidak terkesan memaksa anak, contohnya dengan menerapkan kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu yang dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak.

Penelitian ini mengambil salah satu lagu bertema sebagai stimulus dalam pembelajaran seni tari. Lagu bertema adalah alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, lagu bertema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya pembendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas, sehingga dalam melakukan pengajaran guru tidak terkesan memaksakan anak untuk menghafal bahan materi yang diajarkan. Yuliani (2005:258) mengemukakan bahwa:


(16)

Peran tema (1). anak mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu, (2). anak dapat mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai bidang perkembangan dalam tema yang sama, (3). pemahaman terhadap materi pengembangan lebih mendalam dan berkesan, (4). kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak, (5). anak lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata.

Selain itu fungsi pembelajaran tematik juga dapat diaplikasikan sebagai alat atau srategi untuk kegiatan pembelajaran seni tari. Karena dalam perkembangannya melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak dan bersentuhan dengan beberapa aspek pendidikan seperti psikomotorik, kognitif dan afektif yang memberikan peluang bagi pendidik untuk meningkatkan kembali metode- metode kreatif yang dapat diaplikasikan di kelas.

Peneliti mengambil salah satu lagu bertema yang memiliki ketukan atau ritme yang ritmis, sehingga sesuai dengan psikologi anak usia dini. Karena anak usia dini lebih menyukai hal – hal yang menyenangkan, apalagi pada usia 3-6 tahun anak sangat menyukai hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan atau temui dalam kegiatan sehari-harinya. Lagu ini adalah lagu baru yang dipelajari oleh anak-anak di paud wisana, oleh karena itu dengan iringan lagu yang ritmis ini menimbulkan kesenangan diri pada anak sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Anak dengan senang hati menyanyikan juga bergerak sesuai iringan lagu tersebut. Sikap antusias anak dalam proses pembelajaran ditunjukan dengan rasa ingin tahu tentang lirik lagu, dan mencari inspirasi dalam mengeksplor kemampuan mereka dalam melakukan gerak. Hal ini sesuai dengan psikologi perkembangan motorik anak usia dini.

Penelitian ini menggunakan teori full mimicry (keseluruhan ) dimana Anak diharapkan mampu menirukan semua aktivitas dan kebiasaan binatang dalam


(17)

lagu tersebut. Selain itu yang menarik dalam lagu ini anak diajak bermain tebak – tebakan jenis binatang yang ada di hutan beserta makanan dan kebiasaan gerak – gerak binatang tersebut. Lagu ini juga merupakan media bermain anak dengan cara anak bernyanyi dan menirukan apa yang diperintahkan dalam lagu tersebut. Lagu bertema ini diciptakan bukan hanya untuk dinyayikan anak – anak akan tetapi bermuatan pendidikan. Kak Zepe menciptakan lagu ini terinspirasi dari kegiatan bermain anak baik di sekolah atau pun di lingkungan sekitar rumahnya ketika bermain tebak – tebakan jenis binatang yang ada di hutan beserta kebiasaanya. Lagu bertema ini adalah multi rangsang yang dapat menimbulkan kreativitas dan keberanian anak untuk bereksplorasi dan membuat geraknya sendiri. Apa lagi dalam lagu ini anak diajak membuat suatu lingkaran terlebih dahulu sehingga anak akan lebih tertarik dan merasa senang, anak pun dapat menemukan beberapa pengalaman kreatif dan menarik. Selain itu anak juga dapat mengenal dan memepelajari hal – hal diluar itu sperti kebiasaan binatang dan makanannya. Pengajaran tari yang akan peneliti lakukan lebih mengutamakan interaksi sosial, dimana Anak diajarkan untuk bekerjasama, saling menghargai, bebas bergerak dan berkreasi juga belajar menghargai hasil karya orang lain.

Desfina dalam Edukid Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini (2007:9) menyatakan bahwa proses awal dalam penciptaan tarian adalah gerak. Gerak merupakan media yang utama dalam seni tari, untuk itu perlu latihan dalam pengelolaan gerak. Tujuan latihan adalah bagaimana anak mempersiapkan tubuhnya sehingga dapat dijadikan alat ekspersi yang baik. Tari menggunakan tubuh sendiri secara ekspresif, sama halnya dalam bermain, sama-sama bergerak, membutuhkan kreativitas, hanya saja pada tari lebih maksimal yaitu pada tari anak harus dibiasakan membuat respon terhadap struktur ritme dari tarian, mengatur gerak- geraknya dalam cara yang beranakaregam. Ia harus memahami pula pola- pola gerak yang dibuat oleh orang lain. Dengan


(18)

demikian ia mulai mengembangkan kemampuan vocabuler gerak tari untuk digunakan dalam bentuk apa saja sebagai komunikasi, rekreasi, bahkan sekedar sebagai ungkapan gerak untuk kesenangan pelakunya.

Dari paparan diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk membuat model pembelajaran yang menggunakan stimulus lagu bertema karena dengan stimulus lagu tersebut anak dapat menciptakan tari kreasi sendiri tanpa dipaksa dan terpaksa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah menggunakan metode bermain sambil belajar dimana guru mengajak anak untuk bermain tebak-tebakan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh hewan berkaki empat, kemudian dituangkan dalam bentuk gerak kreatif sesuai daia imajinasi mereka masing-masing. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang sangat menyenangkan sehingga anak tidak merasa terpaksa dan guru tidak harus memeksa anak dalam melakukan gerak.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mencoba untuk

menuliskan dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “ Lagu Bertema Sebagai

Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana Cidadap Bandung”.

B.Rumusan Masalah

Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kreatif gerak anak dalam bereksplorasi melalui lagu bertema ?

2. Bagaimana hasil belajar anak dalam berkreativitas seni tari dengan menggunakan lagu bertema?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diidentifikaskan , maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk memotivasi anak agar mau


(19)

bergerak dan menciptakan koreografi melalui lagu bertema sebagai stimulus gerak di kelas B PAUD Wisana Cidadap Bandung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Memahami tujuan kreatif anak dalam bereksplorasi tari melalui stimulus lagu bertema .

2. Memahami hasil belajar anak dalam berkreativitas seni tari melalui lagu bertema.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak, pendidik, lembaga dan peneliti.

1. Bagi Anak Usia Dini

Dalam penelitian ini anak mampu mengembangkan minat dan bakatnya serta meningkatkan kemampuan berkreasi dan bereksplorasi terhadap pembelajaran seni tari sehingga mampu bekerjasama, berinteraksi dengan baik juga dapat meningkatkan sikap positif terhadap pembelajaran seni tari.

2. Bagi Pendidik

Penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam meningkatkan kompetensi anak. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam proses belajar mengajar Seni Tari di PAUD.

3. Bagi Lembaga

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran Seni Tari.


(20)

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memperoleh data mengenai langkah - langkah guru dalam menerapkan pembelajaran seni tari melalui proses kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak kelas B PAUD Wisana Cidadap Bandung dan memperoleh hasil belajar Anak serta diharapkan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya tentang penerapan pembelajaran Seni Tari.

E.

Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR

UCAPAN TRIMAKASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK

DAFTAR DIAGRAM LINGKARAN DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan penulisan D. Manfaat penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORITIS


(21)

A. Penelitian Terdahulu

B. Motivasi Anak Dalam Menari

C. Menumbuhkan Sikap Kreatif Anak PAUD D. Pendidikan Anak Usia Dini

E. Karakteristik Anak Usia Dini F. Kreativitas Anak Usia Dini

G. Jenis- jenis Rangsang Dalam Pembelajaran Tari H. Penciptaan Gerak Sebagai Proses Kreatif

I. Lagu Bertema Sebagai Stimulus Dalam Membuat Gerak Tari

J. Evaluasi

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

B.

Definisi Operasional

C.

Variable Penelitian

D.

Instrumen Penelitian

E.

Hipotesis

F.

Asumsi

G.

Lokasi, Populasi dan Sampel

H.

Teknik Pengumpulan Data

I.

Teknik Analisis Data

J.

Tahap

Tahap Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN


(22)

B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(23)

GINNA HENDIYAST, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan kegiatan penelitian yang menerapakan sebuah konsep model pembelajaran Seni Tari di PAUD yang memotivasi anak untuk menumbuhkan kreativitas dan pengetahuan gerak. Konsep tersebut dilakukan pada kegiatan pembelajaran seni tari dengan memanfaatkan lagu bertema sebagai multi stimulus terhadap anak. Maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen, eksperimen yang dimaksud adalah eksperimen semu ( quasi eksperimen ), karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu sampel atau tanpa sampel pembanding. Eksperimen semu dapat juga disebut dengan one shot desain. Jenis metode yang digunakan dalam memecahkan masalah pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen ) yang merupakan metode yang sangat cocok untuk melihat dan mengukur tingkat kreativitas anak dalam pembelajaran seni tari. Metode eksperimen semu atau Quasi eksperimen yakni membandingkan pembelajaran awal dan hasil akhir pembelajaran. Sukardi (2003:184), Quasi eksperimen (eksperimen semu) adalah penelitian yang dilakukan tidak menggunakan kelas pembanding. Adapun yang menjadi alasan desain ini agar konsentrasi penelitian ini dalam pelaksanaannya tidak terpecah, dan penelitan dapat dilakukan secara efektif untuk mencapai hasil yang maksimal. Sugiyono (2011: 77)

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true eksperimental desain, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.


(24)

Quasi eksperimental desain, digunakan pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian.

Dalam penelitian ini materi tes awal yaitu mengetahui kemampuan bergerak anak tanpa menggunakan rangsangan atau stimulus dari lagu bertema yang akan digunakan dalam pemberian treatmen, dan anak diharapkan mampu untuk meresponnya melalui gerak-gerak sesuai kemampuan mereka masing- masing. Tujuan diadakannya tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana anak dapat bergerak, yang selanjutnya adalah perlakukan eksperimen dengan menerapkan pembelajaran seni tari dengan rangsang lagu bertema. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan rangsang lagu bertema memberikan pengaruh terhadap prilaku anak, yang mana mereka tidak akan merasa dibeda - bedakan dan merasa dipaksa untuk bergerak. Metode eksperimen ini juga disebut one – grup eksperimen dengan bentuk one – grup pre-test dan post- test. Di dalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut prates atau pretest dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut pascates atau posttest. Perbedaaan antara (O1) dan (O2) yakni (O1 – O2) diasumsikan sebagai efek dari treatment atau perlakuan. Dalam penelitian ini treatmen yang digunakan adalah sebanyak dua kali pertemuan untuk setiap langakah pembelajaran.

Gambar desain penelitian yang akan dilakukan. Keterangan:

O1 : tes awal sebelum Anak diberikan perlakuan (nilai pretest) X : perlakuan di kelas berupa stimulus lagu bertema


(25)

O2 : tes akhir sesudah Anak diberikan perlakuan (nilai posttest)

B.

Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul “Stimulus Lagu Bertema

Sebagai Inspirasi Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana

Cidadap Bandung”, maka peneliti perlu menjelaskan istilah – istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Lagu Bertema

Diana Mutiah (2010:169),Lagu atau musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi. Musik dapat memberikan kesenangan baik bagi yang mendengarkan maupun bagi yang memainkannya. Dengan bermain musik menimbulkan kegairahan, menghilanhkan ketegangan dan memberikan suasana nyaman. Selain itu banyak orang yang memperoleh kesenangan yang sangat baik dengan melakukan kontak langsung dengan musik seperti bernyanyi, bertepuk tangan, tertawa, menari, dan berjoget. Lagu bertema yang digunakan dalam penelitian ini, adalah suatu karya seni suara yang berisi mengenai asiknya bermain lingkarang dengan menebak nama - nama binatang yang ada di hutan yang diciptakan olek Kak Zepe, beliau dalah seorang pencipta lagu berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Gerak

Gerak merupakan sarana ekspresi dan mengalihkan ketakutan, kemarahan, kenikmatan, dan sebagainya. Gerak juga merupakan ekspresi pembebasan dari belenggu ketidak berdayaan, simbolis, maupun katarsis, khususnya pada anak- anak mereka mengekspresikan dirinya secara langsung dan efektif melalui gerakan.


(26)

3. Motivasi

Dipandang dari fungsinya bahwa motivasi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal pada anak untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang meliputi: adanya hasrat keinginan untuk berhasil, adanya harapan dan cita- cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar.

4. Kreativitas Anak

Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas dapat didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide - ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan

Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Drevdal (dalam Hurlock, 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan pola - pola baru dan gabungan informasi yang


(27)

diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi Bentuk - bentuk kreativitas mungkin berupa produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat prosedural atau metodologis. Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman - pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan unsur – unsur yang ada yang ditimbulkan oleh stimulus audio lagu bertema Binatang.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa judul penelitian ini

adalah “Pemanfaatan Lagu Bertema Sebagai “Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreativitas Gerak Pada Anak Usia Dini Di PAUD Wisana

Cidadap Bandung” adalah suatu ide atau gagasan yang muncul dengan

berbagai stimulus yang diberikan seperti stimulus berupa audio dimana anak mendengarkan lagu bertema sehingga dapat menciptakan bentuk gerak baru yang masih asli sehingga mampu meningkatkan daya fikir, daya fantasi anak yang bersifat intelektual.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang dapat dimanipulasi secara sistematis. Dalam hal ini peneliti menentukan bahwa lagu bertema merupakan variabel bebas dalam penelitian ini (Independen variebel X).


(28)

Variabel yang diukur dari sebagai adanya manipulasi pada veriabel bebas hal ini diungkapkan oleh sukardi dalam Mariyati ( 2008:70). Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kreativitas gerak anak: variasi gerak tubuh( gerak kaki, tanga, kepala dan seluruh bagian tubuh), sebagai indevenden variebel Y.

D.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik fenomena itu disebut variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi a. Pelaksanaan penelitian

Pedoman dalam penelitian meliputi, perkembangan rasa peka Anak atau motivasi anak secara individu dan hasil selama proses pembelajaran diterapkan dengan meliputi aspek pengetahuan, apektif, dan keterampilan motorik.

Indikator perkembangan rasa peka dan motivasi anak secara individu yang diamati adalah sebagai berikut:

1. BE : Eksplorasi Gerak 2. MK : Menyusun Gerak 3. MG : Mengkombinasi Gerak 4. MD : Penampilan

Kreativitas anak dalam menumbuhkan gerak kreatif anak itu sendiri dapat diukur dengan jelas apa yang menjadi bahan penilaiannya, sesuai dengan kategori di atas maka anak yang kreatif akan menunjukan sikap yang positif.


(29)

Dari ketiga aspek di atas, penilaian dapat dibagi kedalam empat kategori, yaitu anak sangat kreatif, kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Untuk memudahkan dalam proses menganalisis datanya, maka penilaian terhadap aspek-aspek tersebut di atas menggunakan nilai-nilai kuantitatif, dengan kategori penilaian berdasarkan pada criteria penilaian skala 4-10. Kategori nilai tersebut adalah sebagai berikut:

10 = sangat kreatif 8 -9 = kreatif

6 -7 = kurang kreatif 4 -5 = tidak kreatif

Penilaian bagi anak dengan kategori sangat kreatif mendapatkan nilai 10 apabila anak tersebut:

a. Mampu melakukan eksplorasi gerak dengan baik b. Anak mampu menyusun gerak kreatif dengan baik

c. Mampu bereksplorasi, mengkombinasi serta menampilkan gerak kreatifnya di kelas.

Penilaian bagi anak dengan kategori kreatif mendapatkan nilai 8-9 apabila anak tersebut:

a. Dapat melakukan eksplorasi gerak b. Anak dapat menyusun gerak kreatif

c. Dapat bereksplorasi, mengkombinasi serta menampilkan gerak kreatifnya di depan kelas

Penilaian bagi anak dengan kategori kurang kreatif mendapatkan nilai 6-7 apabila anak tersebut:

a. Kurang dapat melakukan eksplorasi gerak b. Kurang dapat menyusun gerak kreatif

c. Kurang dapat bereksplorasi, mengkombinasi dan menampilkan gerak kreatifnya di depan kelas


(30)

Penilaian bagi anak dengan kategori tidak kreatif mendapatkan nilai 4-5 apabila anak tersebut:

a. Tidak dapat melakukan eksplorasi gerak b. Tidak dapat menyusun gerak kreatif

c. Tidak dapat bereksplorasi, mengkombinasi dan menampilkan gerak kreatifnya di depan kelas.

Indikator hasil penilaian kreativitas anak seperti yang dipaparkan di atas merupakan acuan ketercapaian dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam penilaian hasil kreativitas tersebut ada beberapa hal yang perlu dicapai yaitu: 1. Anak mampu melakukan ekslporasi gerak dengan baik, 2. Anak mampu menyusun gerak kreatif 3. Anak mampu beresplorasi dan mampu mengkombinasi gerak kreatif 4. Serta mampu menampilkan gerak kreatifnya di depan kelas. Jadi keempat kriteria ini akan terlihat apakah anak memiliki kesiapan, kemauan dan kekhususan dalam menerima materi tari. Sehingga kegiatan pembelajaran pun bisa dikatakan aktif jika anak berminat untuk mengikuti materi dan mengikuti kegiatan pembelajaran.

E.

Asumsi

Pengembangan kreativitas tidak terlepas dari 4 konsep penekanan kreativitas (4p) yaitu, pribadi, proses, pendorong dan produk. Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah lagu bertema merupakan salah satu stimulus yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari untuk mengembangkan kreativitas gerak pada anak usia dini.

F.

Hipotesis

Penelitian ini mengemukakan bahwa stimulus lagu bertema dapat memotivasi anak dalam bergerak (variasi gerak tubuh, tangan, kaki, kepala,


(31)

dan seluruh bagian tubuh) khususnya lagu bertema binatang pada anak usia dini di PAUD Wisana Cidadap Bandung.

G.

Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah PAUD Wisana yang beralamat di Jl. Cidadap Girang No.8 06/05 Bandung. Peneliti tertarik menjadikan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian karena tidak adanya pengajaran khusus mengenai seni tari dan tidak adanya guru yang ahli dibidang seni tari. Selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan serta pengalaman juga untuk meningkatkan kreativitas anak dalam menciptakan serak kreasinya sendiri. Adapula alasan yang menjadikan sekolah ini layak menjadi tempat penelitian adalah karena tempatnya dekat dan strategis sehingga mudah dijangkau.

2. Populasi

Populasi keseluruhan subjek penelitian. Seperti diungkapkan oleh

Sugiono (2011: 80), bahwa “populasi bukan hanya orang, tetapi objek dan

benda - benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek penelitian yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah anak kelas B2 PAUD Wisana dengan jumlah keseluruhan 9 orang anak, yang terdiri dari 7orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Adapun yang menjadi alasan terhadap pemilihan populasi penelitian seluruh anak kelas B2 PAUD Wisana Cidadap Bandung, agar mempermudah peneliti dalam memperoleh data sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Selain


(32)

itu, Anak B2 PAUD Wisana Cidadap Bandung memiliki kompetensi yang tinggi dalam kreativitas seni tari. Adapun alasan peneliti memilih kelas B2 yaitu karena pembelajaran tari yang dilakukan dengan menggunakan stimulus lagu bertema pada Anak kelas B2 ini lebih mudah diserap dan lebih menarik perhatian anak.

3. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan sampel total dikarenakan jumlah sampel yang peneliti gunakan sama dengan jumlah populasi. Alasan mengambil sampel ini yaitu akan mempermudah pengolahan data karena dalam penelitian ini dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh anak kelas B2 yang hanya satu kelas tanpa adanya kelas pembanding. Adapun sampelyang dipilih dalam penelitian ini adalah anak kelas B2 yang berjumlah 9 orang. Kelas ini dilipih dengan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana motivasi anak kelas B2 untuk bergerak dan berkreativitas dalam pembelajaran seni tari. Pertimbangan lain yaitu karena dari segi karakteristik anak di kelas B2 ini memiliki usia yang cukup, yaitu rata – rata anak berusia 5 tahun. Dimana dalam usia tersebut anak lebih suka melakukan gerak kreatif dibandingkan gerak terstruktur, sehingga dalam pemberian rangsang akan lebih mudah dan anak pun jauh lebih menguasai dan memahami materi yang disampaikan.


(33)

Table 3.1

Profil Anak kelas B2 PAUD Wisana Cidadap Bandung Yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Nama Anak Jenis Kelamin

1. M. Kaffi Syahrudin R Laki-laki 2. Fakrizal Abdulah Syabani Laki-laki 3. Nabila Shaima Ramandani Harahap Perempuan

4. Mohamad Zaid Laki-laki

5. Delinda Zahra Fitriana Perempuan 6. Rifki Imadudin M.Z Laki-laki 7. Kevin Hidayatulloh Laki-laki 8. Ramaditya Septian N Laki-laki 9. Rasya Gustian Risandi Laki-laki

H.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlikan disini adalah teknik pengumpulan data yang tepat sehingga data yang diperoleh benar - benar tepat atau valid dan relevan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang otentik, dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak – pihak tertentu (tanya jawab).


(34)

Wawancara dalam penelitian ini lebih menekankan pada minat dan bakat anak serta sejauh mana anak dapat berkreasi dan berapresiasi. Dengan menggunakan teknik wawancara secara langsung dengan subjek dan sampel penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan seluruh anak kelas B2 PAUD Wisana sebagai objek eksperimen. Wawancara ini ditempuh dengan cara tanya jawab langsung kepada anak, guru dan kepala sekolah. Proses wawancara yang diajukan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara Kepada Kepala Sekolah

Wawancara ini bertujuan untuk mengetaui tentang kurikulum yang ada disekolah tersebut, tentang proses belajar mengajar. Alasan mengapa wawancara ini dilakuakan adalah untuk mengetahui tentang karakteristik anak di sekolah dan pemberdayaan kreativitas anak disekolah seperti apa. Hal ini merupakan langkah awal dalam mengumpulkan data penelitian.

b . Wawancara Kepada Guru yang bersangkutan

wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tentang karakteristik anak secara khusus yaitu anak kelas B2 dan tentang proses belajar mengajar terutama pengajaran tari di sekolah. Alasannya adalah wawancara ini bertujuan agar peneliti mengetahui bagaimana pemberdayaan kreativitas anak disekolah juga mengetaui proses kreativitas anak dalam setiap pembelajaran.

c. Wawancara Kepada Anak

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon anak sejauh mana anak dapat berkreativitas menciptakan hal- hal baru dan memahami pembelajaran seni tari yang telah diberikan dengan menggunakan stimulus lagu bertema, apakan kreativitas anak meningkat atau tidak. Selain itu alasan mengapa wawancara ini dilakukan adalah untuk mengetahui minat anak setelah mendapatkan pembelajaran tari dengan rangsangan lagu bertema akan lebih menyukai mata pelajaran tersebut atau tidak.


(35)

2. Tes

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, baik lisan, tulisan maupun perbuatan. Adapun tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Pre - tes merupakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Tes ini bertujuan mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap bahan ajar, tes yang dilakukan adalah menalar peserta didik terhadap pembelajaran seni tari dalam bentuk praktek gerak dan lagu tanpa menerapkan lagu utama penelitian.

- Post - tes merupakan tes yang dilakukan setelah akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian anak terhadap bagaian pembelajaran seni tari. Tes yang dilakukan adalah dengan anak menampilkan rangkaian gerak kreatif beserta lagu yang sudah diajarkan. Sehingga dapat dilihat sejauh mana anak dapat berkreasi.

3. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap hal - hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Tekhnik observasi digunakan sebagai studi pendahuluan, yaitu untuk mengenal, mengamati, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti dimana peneliti terlibat langsung adalam proses kreatif. Observasi ini diawali dengan menerapkan rangsang lagu bertema sebagai fokus utama penelitian. Observasi ini dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan kreativitas gerak dengan lebih menekankan pengalaman gerak tari pada masa kanak - kanak khususnya pada pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini observasi yang dilakukan peneliti adalah mengenai perkembangan kreativitas gerak tari sebelum dan sesudah eksperimen mengenai kegiatan pembelajaran


(36)

seni tari dengan menggunakan rangsang lagu bertema Binatang sebagai motivasi untuk menumbuhkan kreativitas gerak anak. Alasan dilakukannya observasi adalah untuk menentukan faktor- faktor yang akan dilihat dalam perkembangan kreativitas gerak ini adalah mengenai keaktifan anak dalam berkreasi dan bereksplorasi gerak. Kemudian hasil observasi merupakan bahan pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap rencana dan tindakan dalam menyusun rencana dan tindakan selanjutnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda - benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan -peraturan, notulen rapat, dan sebagainya. Dalam penelitian ini sumber studi dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data berupa foto dan video sebagai dokumentasi pada proses pembelajaran seni tari serta tipe recorder untuk merekam hasil wawancara dengan guru dan anak. Alasannya karena studi dokumentasi merupakan bahan penunjang untuk memperkuatpengolahan data.

I.

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan adalah data - data yang masih mentah sehingga perlu diolah dan dianalisis terlebih dahulu. Adapun data yang dianalisis dalam penelitian kuatitatif melalui perhitungan statistik dan lebih jelasnya maka penelitian ini dilengkapi dengan paparan secara kuantitatif yaitu suatu bentuk paparan deskriftif analisis. Dari awal penelitian hingga akhir penelitian proses analisis data akan terus berlangsung. Adapun langkah statistik yang digunakan untuk eksperimen dengan menggunakan pre - tes dan post - tes adalah sebagai berikut:


(37)

1. Mencari rata- rata nilai tes awal 2. Mencari rata-rata nilai tes akhir 3. Mencari beda

4. Menghitung perbedaan rata- rata melalui uji – t dengan rumus sebagai berikut:

�= �

2� 1

Sedangkan untuk mencari

=

� � Cara menentukan �2� = �2− � 2

Keterangan :

Md : mean dari deviasi (d) antara post tes dan pre test Xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi

2

� d : jumlah kuadrat deviasi

N : banyak subjek D.b : atau db adalah N-1

J.

Tahap

Tahap Penelitian

langkah-langkah yang dilakukan mencakup tahapan awal kegiatan awal persiapan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan akhir yang diuraikan sebagai berikut:

1. Pra penelitian

a. Survey

Survey adalah kegiatan pengamatan langsung ke lokasi yang akan dijadikan penelitian, dimana hal ini sebagai langkah awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui dan mencari informasi mengenai


(38)

tempat yang dianggap relevan dan layak untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian guna menyelesaikan skripsi ini. Adapun lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah PAUD Wisana Cidadap Bandung. Adapun alasannya adalah karena, sekolah tersebut kurang mendapatkan pengajaran tentang mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari

b. Menentukan Judul dan Objek Penelitian

Setelah melakukan survey lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan judul penelitian yang akan diikuti oleh rumusan masalah penelitian.

c. Pembuatan Proposal

Berdasarkan hasil survey dilapangan, selanjutnya disusunlah proposal penelitian untuk diajukan kepada Dewan Skripsi.

d. Menyelesaikan Administrasi Penelitian

Setelah proposal disetujui oleh dewan skripsi, maka langkah selanjutnya harus diselesaikan sebelum peneli melaksanakan penelitian adalah menyelesaikan masalah administrasi yang berhubungan erat dengan surat perijinan, berupa:

1. SK (surat keputusan) pengangkatan pembimbing I dan pembimbing II.

2. Surat permohonan izin penelitian dari Dekan UPI yang melalui proses terlebih dahulu dari bagian Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni UPI.

3. Mengurus surat rekomendasi dari pihak sekolah yang menjadi lokasi penelitian yakni PAUD W isana Cidadap Bandung

e. Menentukan Instrumen Penelitian

Instrumrn dalam penelitian ini merupakan alat yang dapat mengumpulkan data-data tentang hasil dari tingkat kreativitas Anak


(39)

kelas B2 apakah sudah tumbuh atau termotivasi melalui penerapan rangsangan lagu bertema.

1. Instrument penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi dan tes.

2. Sistem Penilaian

Penilaian dilakuakan ketika awal kegiatan, selama kegiatan berlangsung dan terus diamati samapai dengan akhir kegiatan. Hal yang dinilai oleh peneliti adalah aktivitas Anak selama proses penerapan lagu bertema dalam upaya menumbuhkan kreativitas gerak pada pembelajaran seni tari, dengan kriteria penilaian yaitu: 1). Aspek penerimaan materi, 2). Aspek menanggapi materi, 3). Aspek kreativitas dalam bentik eksplorasi gerak. System penilaian yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibuat peneliti, dengan mengacu pada standar nilai dari sekolah yang bersangkutan yaitu:

Kurang : antara nilai 4-5 Cukup : antara nilai 6-7 Baik : antara nilai 8-9 Sangat baik : antara nilai 10

2 . Pelaksaaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian berlangsung. b. Proses Bimbingan

Proses binbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II yang ditetapkan oleh dewan skripsi telah peneliti lakukan mulai Dario persiapan penelitian sampai menjelang ujian siding skripsi.


(40)

c. Pengolahan data

Untuk menguji kebenaran informasi, dilakukan pengolahan data dengan cara melengkapi data yang telah diolah tersebut menjadi akurat dan valid.

3. Penyusunan Laporan

a. Penyusunan Data

Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah melalui tahap pengelolaan data. Langkah penyusunan data ini dilaksanakan agar laporan penelitian menjadi jelas.

b. Pengetikan Data

Proses ini dilakukan setelah data disusun dengan system melalui proses bimbingan terlebuh dahulu.

c. Penggandaan Laporan

Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah semua skripsi disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II.


(41)

GINNA HENDIYAST, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran tari pada anak usia dengan usia 4-6 tahun lebih menekankan kepada anak untuk mau bergerak, menciptakan gerak dan mengkombinasikannya, karena pada usia dini, anak sangat tertarik untuk mencoba dan menemukan hal-hal baru yang menimbulkan rasa penasaran yang besar.

Berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran menggunakan rangsangan lagu bertema sangat berpengaruh terhadap kreativitas gerak anak usia dini di PAUD Wisana Cidadap Bandung. Hal ini terlihat dengan meningkatnya kemampuan eksplorasi gerak anak, mengkombinasikan, menyusun serta berani untuk menampilkan hasil gerak kreatifnya di depan kelas.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, siswa mengalami peningkatan terhadap kemampuan kreativitas gerak dalam pembelajaran seni tari, dilihat dari hasil tes awal (pretest) sebelum pembelajaran seni tari menggunakan rangsangan lagu bertema diberikan dan tes akhir (post-test), yaitu mengalami peningkatan yang cukup besar dengan nilai rata-rata pretest sebesar 22,33 sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 30,77. Uji hipotesis dengan taraf signifikan a =0,05, setelah dilakukan pengujian hipotesis telah diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 37,187 > 2.306. berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.


(42)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan untuk dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait, adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan pembelajaran, guru disarankan dapat memilih metode pembelajaran yang dapat membangun kerjasama, berkomunikasi antar teman, dan saling menghargai teman dan guru. Hal ini berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian tersebut.

2. Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga memberikan sumbangan pengaruh pembelajaran seni tari selanjutnya.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ardy, W Novan dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Desfina, (2008). Tari Kreatif Untuk Mengembangkan Keterampilan Gerak Anak.

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edukid, Bandung : Program Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak.

Desfina, (2009). Tari Kreatif: Paradigma Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Seni Kegunaan. Jakarta : Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI).

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI. (2010). Pendalaman Materi Dan Metodologi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.

Bandung : UPI.

Masunah, J. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung : UPI. Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar Utami, (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Mutiah Diana, (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana. Rachmawati Yeni dan Kurniati Euis. (2010). Strategi Pengembangan

Kreativitas Pada Anka Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung : Alfabeta.

Sujiono Nurani Y dan Sujiono Bambang, (2004). Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan Indonesia.

Yus Anita, (2002). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.


(44)

Yus Anita, (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak – Kanak.


(45)

DAFTAR PUSTAKA SKRIPSI DAN ONLINE

Anggia, W Intan. (2010). Stimulus Lagu Daerah Sebagai Inspirasi Gerak Kreatif Pada Siswa kelas III DI SDN VIII Cicalengka. Bandung. UPI

Arudam, Harry.(2012). Karakteristik Dan Kreativitas Siswa Paud.(online). Availableatc : http://harryarudam.blogspot.com/2012/05/karateristik-kreatifitas-pada.html

Asniah. (2008). Mendidik Anak Usia Dini Melalui Tari. (online). Available atc:

http://asniah.wordpress.com/2008/01/21/mendidik-anak-usia-dini-melalui-tari/

Nurwily. (2008). Pengembangan Stimulus Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Peningkatan Empati Anak Kelompok Nol Besar Taman Kanak- Kanak LAB School UPI. Bandung: UPI

Putri N A, Tria. (2012). Implementasi konsep Dance Imagery Nature Untuk Meningkatkan Kreativitas Gerak siswa kelas IV SDN 3 Salawu Tasikmalaya. Bandung: UPI.


(1)

68

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c. Pengolahan data

Untuk menguji kebenaran informasi, dilakukan pengolahan data dengan cara melengkapi data yang telah diolah tersebut menjadi akurat dan valid.

3. Penyusunan Laporan

a. Penyusunan Data

Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah melalui tahap pengelolaan data. Langkah penyusunan data ini dilaksanakan agar laporan penelitian menjadi jelas.

b. Pengetikan Data

Proses ini dilakukan setelah data disusun dengan system melalui proses bimbingan terlebuh dahulu.

c. Penggandaan Laporan

Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah semua skripsi disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran tari pada anak usia dengan usia 4-6 tahun lebih menekankan kepada anak untuk mau bergerak, menciptakan gerak dan mengkombinasikannya, karena pada usia dini, anak sangat tertarik untuk mencoba dan menemukan hal-hal baru yang menimbulkan rasa penasaran yang besar.

Berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran menggunakan rangsangan lagu bertema sangat berpengaruh terhadap kreativitas gerak anak usia dini di PAUD Wisana Cidadap Bandung. Hal ini terlihat dengan meningkatnya kemampuan eksplorasi gerak anak, mengkombinasikan, menyusun serta berani untuk menampilkan hasil gerak kreatifnya di depan kelas.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, siswa mengalami peningkatan terhadap kemampuan kreativitas gerak dalam pembelajaran seni tari, dilihat dari hasil tes awal (pretest) sebelum pembelajaran seni tari menggunakan rangsangan lagu bertema diberikan dan tes akhir (post-test), yaitu mengalami peningkatan yang cukup besar dengan nilai rata-rata pretest sebesar 22,33 sedangkan nilai rata-rata posttest sebesar 30,77. Uji hipotesis dengan taraf signifikan a =0,05, setelah dilakukan pengujian hipotesis telah diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 37,187 > 2.306. berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.


(3)

108

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan untuk dijadikan bahan pertimbangan pihak-pihak terkait, adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan pembelajaran, guru disarankan dapat memilih metode pembelajaran yang dapat membangun kerjasama, berkomunikasi antar teman, dan saling menghargai teman dan guru. Hal ini berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian tersebut.

2. Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga memberikan sumbangan pengaruh pembelajaran seni tari selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ardy, W Novan dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Desfina, (2008). Tari Kreatif Untuk Mengembangkan Keterampilan Gerak Anak.

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edukid, Bandung : Program Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak.

Desfina, (2009). Tari Kreatif: Paradigma Dalam Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Seni Kegunaan. Jakarta : Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI).

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini FIP UPI. (2010). Pendalaman Materi Dan Metodologi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung : UPI.

Masunah, J. (2012). Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung : UPI. Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar Utami, (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Mutiah Diana, (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana. Rachmawati Yeni dan Kurniati Euis. (2010). Strategi Pengembangan

Kreativitas Pada Anka Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung : Alfabeta.

Sujiono Nurani Y dan Sujiono Bambang, (2004). Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan Indonesia.

Yus Anita, (2002). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.


(5)

110

GINNA HENDIYAST, 2013

Lagu Bebas Sebagai Stimulus Untuk Menumbuhkan Kreatifitas Gerak Pada Anak Usia Dini di PAUD WISANA CIDADAP BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yus Anita, (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(6)

DAFTAR PUSTAKA SKRIPSI DAN ONLINE

Anggia, W Intan. (2010). Stimulus Lagu Daerah Sebagai Inspirasi Gerak Kreatif Pada Siswa kelas III DI SDN VIII Cicalengka. Bandung. UPI

Arudam, Harry.(2012). Karakteristik Dan Kreativitas Siswa Paud.(online). Availableatc : http://harryarudam.blogspot.com/2012/05/karateristik-kreatifitas-pada.html

Asniah. (2008). Mendidik Anak Usia Dini Melalui Tari. (online). Available atc:

http://asniah.wordpress.com/2008/01/21/mendidik-anak-usia-dini-melalui-tari/

Nurwily. (2008). Pengembangan Stimulus Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Peningkatan Empati Anak Kelompok Nol Besar Taman Kanak- Kanak LAB School UPI. Bandung: UPI

Putri N A, Tria. (2012). Implementasi konsep Dance Imagery Nature Untuk Meningkatkan Kreativitas Gerak siswa kelas IV SDN 3 Salawu Tasikmalaya. Bandung: UPI.