MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR anak

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR
MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
Rosa Imani Khan
Ninik Yuliani
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
motorik kasar melalui permainan Lompat Kanguru pada anak usia
4-5 tahun. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan,
kaki dan seluruh tubuh anak, yang mengandalkan kematangan
dalam koordinasi. Perkembangan motorik kasar anak diharapkan
dapat berkembang secara optimal karena secara langsung ataupun
tidak, akan mempengaruhi perilaku sehari-hari anak nantinya.
Penelitian ini dilakukan pada 30 anak Kelompok A TK
Dharma Wanita Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
Tahun Ajaran 2015-2016, yang berusia 4-5 tahun, yang terdiri dari
16 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Penelitian ini
menggunakan
metode

penelitian
tindakan
kelas
dengan
menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
melalui permainan Lompat Kanguru dapat mengembangkan
keterampilan motorik kasar pada anak-anak usia 4-5 tahun di
Kelompok A TK DharmaWanita Gogorante Kecamatan Ngasem
Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2015-2016.
Kata kunci : permainan lompat kanguru, keterampilan motorik
kasar

PENDAHULUAN
Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak
sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan
fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang dengan cepat.

Misalnya secara fisik, anak akan terlihat lebih tinggi atau lebih besar.
Pada anak usia dini, perkembangan kemampuan anak akan sangat
terlihat pula. Salah satu kemampuan pada masa usia dini yang

berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik dan motoriknya
(Yamin dan Jamilah, 2010).
Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan
yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak
pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja di masa
dewasa. Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi
lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat
berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan dan
perlakuan
yang
sesuai
dengan
tingkat
pertumbuhan
dan
perkembangannya, termasuk untuk perkembangan fisik dan motorik

anak (Noorlaila, 2010).
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik adalah proses seorang
anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu,
anak akan belajar dari pendidiknya tentang beberapa pola gerakan yang
dapat mereka lakukan untuk melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan,
kelenturan dan ketepatan koordinasi dengan mata. Pengembangan
kemampuan motorik halus dan kasar sangat diperlukan anak agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Perkembangan
motorik kasar anak diharapkan dapat berkembang secara optimal karena
secara langsung ataupun tidak, akan mempengaruhi perilaku sehari-hari
anak nantinya. Secara langsung, perkembangan motorik kasar akan
menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung,
perkembangan keterampilan motorik kasar akan mempengaruhi cara
anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Ini semua akan
tercermin dari pola penyesuaian diri anak secara umum. Keterampilan
motorik kasar, yang di dalamnya tercakup keterampilan bergerak, sangat
diperlukan anak untuk bermain (Sujiono dkk., 2007).
Keterampilan motorik kasar merupakan bagian dari aktivitas yang
mencakup keterampilan otot-otot besar, seperti merangkak, berjalan,

berlari, melompat atau berenang dan melempar. Masa lima tahun
pertama kehidupan anak, motorik kasar inilah yang lebih dominan
berkembang. Motorik kasar anak berkembang sejalan dengan
pertambahan usia dan kematangan saraf serta otot-otot anak (Yamin dan
Sanan, 2010).
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh TK Dharma Wanita
Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri adalah kurang
berkembangnya keterampilan motorik kasar anak-anak di Kelompok A
Tahun Ajaran 2015-2016. Rata-rata anak takut apabila diajak untuk
berlari kencang dan melompat. Mereka cenderung berpegangan kepada
guru terutama jika mereka diminta untuk melompat agak tinggi. Ini
membuat guru jarang melaksanakan materi pengembangan motorik
kasar dan lebih menyibukkan anak dalam kegiatan membaca, menulis,
berhitung atau kegiatan lain seperti menggambar, mewarnai dan
menyusun balok-balok. Ditambah lagi dengan faktor ketakutan para
orang tua apabila terjadi cidera pada anak-anaknya. Hal ini membuat
kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatas dan guru menjadi
lebih terfokus pada kegiatan pengembangan kognitif saja, yaitu cara
belajar yang hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan kepada


anaka tanpa memperhatikan hal-hal yang lain dalam perkembangan anak
usia dini. Akibatnya keterampilan motorik kasar anak kurang
berkembang optimal.
Kegiatan pengembangan keterampilan motorik kasar anak dapat
dilakukan melalui permainan yang tentunya akan lebih efektif karena
dunia anak adalah dunia bermain. Aspek perkembangan anak dapat
ditumbuhkan secara optimal melalui kegiatan bermain. Mengajak
bermain anak-anak pada usia prasekolah terbukti mampu meningkatkan
perkembangan mental dan kecerdasan anak, bahkan jika anak tersebut
mengalami malnutrisi (Adriana, 2013). Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, peneliti mencoba memberikan solusi untuk
mengembangkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan
Lompat Kanguru.
Saat memainkan Lompat Kanguru ini, anak diminta untuk terus
menjepit bola di lutut mereka, sembari melompat-lompat menirukan
gerakan binatang kanguru (Sher, 2009). Permainan ini mengajak anak
untuk aktif melalui kegiatan yang menarik dan dalam suasana yang
penuh keceriaan. Terdapat beberapa variasi melompat dalam permainan
Lompat Kanguru ini, antara lain lompat pendek, lompat tinggi, lompat
menyamping dan melompati halang rintang. Menurut Flobel (dalam

Sudono, 1995), kegiatan bermain yang dilakukan anak menggunakan alat
yang disenangi oleh anak dapat digunakan untuk menarik perhatian
serta mengembangkan kapasitas dan pengetahuan anak.
Apakah kegiatan bermain Lompat kanguru ini terbukti dapat
mengembangkan keterampilan motorik kasar anak-anak di Kelompok A
TK Dharma Wanita Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
Tahun Ajaran 2015-2016? Permasalahan inilah yang akan menjadi fokus
peneliti dan akan dikaji dalam penelitian.
Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Istilah motor menyiratkan adanya gerakan otot, yang seakan-akan
tidak banyak melibatkan aspek kognitif dan perseptual. Namun
kenyataannya adalah keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan
sesuatu yang kompleks dan melibatkan pendeteksian terhadap rangsang,
evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud
gerakan (Sujiono, 2007).
Sujiono (2007) mengklasifikasikan aktivitas motorik anak menjadi
dua jenis, yakni :
a. Motorik Halus
Gerakan motorik halus merupakan gerakan yang hanya
melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari dalam

meronce, mewarna, melipat dan menulis. Gerakan ini tidak
banyak memerlukan tenaga, namun hanya memerlukan
koordinasi mata dan tangan secara cermat.
b. Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar merupakan gerakan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan ini
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot

yang lebih besar. Motorik kasar lebih dulu berkembang daripada
motorik halus anak. Hal ini terlihat saat anak sudah mampu
menggunakan dan mengkoordinasikan otot-otot kakinya untuk
berjalan sebelum anak dapat menggunakan dan mengontrol
tangan dan jari-jarinya untuk menggunting dan meronce.
Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat
berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan
untuk terampil berlari, maka anak akan senang berolahraga.
Mengingat pentingnya pengembangan keterampilan motorik
kasar bagi anak usia dini, maka pokok bahasan pada penelitian
ini akan menekankan pada pengembangan keterampilan motorik
kasar melalui permainan Lompat Kanguru.

Kemampuan motorik kasar dipengaruhi oleh faktor tampilan dan
lingkungan (Sujiono, 2007). Faktor tampilan dapat berupa ukuran tubuh,
pertumbuhan fisik, sistem saraf, kekuatan dan berat tubuh. Melalui
latihan, masing-masing unit gerak akan terkoordinasi. Begitu pula faktor
lingkungan juga mempengaruhi pengembangan keterampilan motorik
kasar anak. Motivasi untuk bergerak dapat muncul karena adanya
stimulasi dari lingkungan. Sebaliknya apabila anak kurang bergerak,
maka akan memperlambat keterampilan motorik kasarnya.
Permainan Lompat Kanguru
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain,
semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak menjadi
lebih sehat sekaligus cerdas. Anak-anak bermain dengan menggunakan
seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Kesenangan merupakan
salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan terus bermain
sepanjang aktivitas tersebut menghiburnya. Permainan adalah stimulasi
yang sangat tepat bagi anak (Adriana, 2013).
Permainan Lompat Kanguru adalah permainan yang ditujukan
untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Anak diminta
untuk terus menjepit bola dengan lutut mereka sembari melompatlompat menirukan gerakan binatang kanguru. Terdapat variasi melompat
dalam permainan ini, antara lain : lompat pendek, lompat tinggi, lompat

menyamping dan melompati halang rintang (misalnya melompati kardus
kecil). Pendidik juga bisa meminta anak untuk menghitung banyak
lompatan yang dapat dilakukan tanpa menjatuhkan bola. Alat yang
dibutuhkan dalam permainan ini hanyalah sebuah bola karet atau bola
lain yang tidak terlalu berat dan keras (Sher, 2009).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Mengacu pada
pendapat Kemmis dan Taggart (1988 dalam Hidayah, 2013), tiap siklus
dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah 30 anak di Kelompok A TK Dharma
Wanita Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2015-2016, terdiri dari 16 anak laki-laki dan 14 anak perempuan.

Penelitian ini dilakukan pada semester I, tepatnya pada bulan AgustusOktober 2015.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan dokumentasi. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah lembar observasi dan dokumentasi yaitu Rencana Kegiatan
Harian (RKH). Sedangkan teknik analisis dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif yang dilanjutkan dengan refleksi.
Data hasil penelitian yang berbentuk kuantitatif akan dianalisis secara
deskriptif komparatif kemudian dilakukan refleksi, dan data yang
berbentuk kualitatif akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kemudian dilakukan refleksi.
Dalam memperoleh data untuk mengetahui indikator hasil belajar,
kriteria yang digunakan adalah :
Tabel Indikator dan Penilaiannya
Indikator
Penilaian

No
.
1.
Anak dapat melakukan a. Bintang 1 : Anak tidak dapat
lompatan pendek
melakukan lompatan pendek
b. Bintang 2 : Anak dapat melakukan
lompatan pendek dengan bantuan guru
c. Bintang 3 : Anak dapat melakukan

lompatan pendek tanpa bantuan guru,
dengan sedikit kesalahan
d. Bintang 4 : Anak dapat melakukan
lompatan pendek tanpa bantuan guru,
tanpa ada kesalahan
2.
Anak dapat melakukan a. Bintang 1 : Anak tidak dapat
lompatan tinggi
melakukan lompatan tinggi
b. Bintang 2 : Anak dapat melakukan
lompatan tinggi dengan bantuan guru
c. Bintang 3 : Anak dapat melakukan
lompatan tinggi tanpa bantuan guru,
dengan sedikit kesalahan
d. Bintang 4 : Anak dapat melakukan
lompatan tinggi tanpa bantuan guru,
tanpa ada kesalahan
3.
Anak dapat melakukan a. Bintang 1 : Anak tidak dapat
lompatan menyamping
melakukan lompatan menyamping
b. Bintang 2 : Anak dapat melakukan
lompatan menyamping dengan
bantuan guru
c. Bintang 3 : Anak dapat melakukan
lompatan menyamping tanpa bantuan
guru, dengan sedikit kesalahan
d. Bintang 4 : Anak dapat melakukan
lompatan menyamping tanpa bantuan
guru, tanpa ada kesalahan
4.
Anak dapat melompati a. Bintang 1 : Anak tidak dapat melompati

kardus kecil

kardus kecil
b. Bintang 2 : Anak dapat melompati
kardus kecil dengan bantuan guru
c. Bintang 3 : Anak dapat melompati
kardus kecil tanpa bantuan guru,
dengan sedikit kesalahan
d. Bintang 4 : Anak dapat melompati
kardus kecil tanpa bantuan guru,
tanpa ada kesalahan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal, yakni sebelum dilaksakannya tindakan,
pengembangan keterampilan motorik kasar di Kelompok A ini
menunjukkan beberapa gambaran. Media pembelajaran yang seringkali
digunakan oleh guru adalah bola. Guru mengajak anak untuk melempar
dan menangkap bola secara bergantian. Saat guru mengajak anak untuk
berlari kencang, rata-rata anak tidak mau untuk berlari kencang, mereka
hanya berlari kecil saja. Begitu pula saat guru mengajak anak untuk
melompat-lompat dan melompati halang rintang (misalnya melompati
tali), banyak anak yang berpegangan kepada guru karena khawatir
terjatuh. Pada kondisi awal ini, keterampilan motorik kasar anak kurang
berkembang. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan keterampilan
motorik kasar anak pada kondisi awal :
Tabel Kondisi Awal Keterampilan Motorik Kasar Anak
(Sebelum Diberikan Tindakan)
Bintang 1
Bintang 2
Bintang 3
Bintang 4
Aspek
Jumla
Jumla
Jumla
Jumla
%
%
%
%
h
h
h
h
Anak
dapat
10
33
20
67
melakukan
lompatan pendek
Anak
dapat
5
17
10
33
10
33
5
17
melakukan
lompatan tinggi
Anak
dapat
5
17
10
33
15
50
melakukan
lompatan
menyamping
Anak
dapat
11
37
10
33
5
17
4
13
melompati kardus
kecil
RATA-RATA
14
21
29
36
Sebelum diberikannya tindakan, rata-rata jumlah anak yang
mendapatkan nilai bintang 1 adalah sebanyak 14%, yang mendapatkan
nilai bintang 2 sebanyak 21%, yang mendapatkan nilai bintang 3
sebanyak 29% dan yang mendapatkan nilai bintang 4 sebanyak 36%.

Deskripsi Siklus I
Sebelum memulai kegiatan, peneliti menyiapkan gambar-gambar
dan video tentang binatang kanguru, lima buah bola dan lembar
pengamatan serta segala keperluan lainnya untuk kegiatan hari ini. Pada
awal kegiatan, peneliti menarik perhatian anak dengan mengucapkan
salam dan berdo’a. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dilanjutkan
dengan mengajak anak bercakap-cakap tentang binatang kanguru
sembari menunjukkan gambar-gambar serta video binatang kanguru.
Peneliti berusaha menarik minat anak tentang binatang kanguru beserta
gerakannya. Lalu peneliti menjelaskan tentang permainan Lompat
Kanguru kepada anak-anak. Peneliti kemudian mengarahkan suasana
kelas menuju kondisi yang diinginkan dengan mengajak anak-anak keluar
kelas dan mencoba memainkan Lompat Kanguru dengan menggunakan
bola secara bergantian. Peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi
terhadap perkembangan keterampilan motorik kasar anak-anak pada
saat bermain Lompat Kanguru. Berikut ini adalah hasil observasi pada
pelaksanaan siklus 1 :
Tabel Hasil Observasi Keterampilan Motorik Kasar Anak pada
Siklus 1
Bintang 1
Bintang 2
Bintang 3
Bintang 4
Aspek
Jumla
Jumla
Jumla
Jumla
%
%
%
%
h
h
h
h
Anak
dapat
9
30
21
70
melakukan
lompatan pendek
Anak
dapat
4
13
8
27
11
37
7
23
melakukan
lompatan tinggi
Anak
dapat
3
10
7
23
20
67
melakukan
lompatan
menyamping
Anak
dapat
6
20
7
23
10
34
7
23
melompati kardus
kecil
RATA-RATA
8
15
31
46
Hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus 1 ini menunjukkan ratarata jumlah anak yang mendapatkan nilai bintang 1 adalah sebanyak 8%,
yang mendapatkan nilai bintang 2 sebanyak 15%, yang mendapatkan
nilai bintang 3 sebanyak 31% dan yang mendapatkan nilai bintang 4
sebanyak 46%.
Pelaksanaan siklus 1 ini memiliki beberapa gambaran. Terdapat
penurunan jumlah anak yang memiliki nilai bintang 1 dan 2, dan terdapat
peningkatan jumlah anak yang memiliki nilai bintang 3 dan 4. Tingkat
partisipasi anak masih cenderung rendah. Banyak anak yang kurang
tertarik untuk mau mengikuti permainan Lompat Kanguru. Ternyata

setelah peneliti amati, ini disebabkan karena jumlah bola yang
disediakan oleh peneliti terlalu sedikit, yakni 5 buah, padahal jumlah
keseluruhan anak yang mengikuti permainan ini adalah 30 anak.
Semangat anak untuk mengikuti permainan banyak yang menurun
apabila ia terlalu lama menunggu temannya selesai menggunakan bola
tersebut.
Selain itu, banyak anak yang masih ragu-ragu untuk melompat.
Mereka lebih senang apabila dalam melompat didampingi oleh guru. Ini
membuat peran guru menjadi terlalu dominan. Guru kurang memberikan
motivasi kepada anak.
Deskripsi Siklus 2
Peneliti mempersiapkan rencana kegiatan pembelajaran beserta
segala keperluannya. Pada siklus 2 ini, peneliti menyiapkan jauh lebih
banyak bola untuk permainan Lompat Kanguru, yakni 15 buah bola. Pada
saat memainkan Lompat Kanguru, anak tidak akan terlalu lama
menunggu gilirannya untuk mendapat bola. Guru juga selalu memberi
motivasi kepada anak-anak bahwa mereka pasti bisa memainkan Lompat
Kanguru ini dengan baik. Berikut ini adalah hasil observasi pada
pelaksanaan siklus 2 :
Tabel Hasil Observasi Keterampilan Motorik Kasar Anak pada
Siklus 2
Bintang 1
Bintang 2
Bintang 3
Bintang 4
Aspek
Jumla
Jumla
Jumla
Jumla
%
%
%
%
h
h
h
h
Anak
dapat
3
10
27
90
melakukan
lompatan pendek
Anak
dapat
4
14
9
30
17
56
melakukan
lompatan tinggi
Anak
dapat
5
17
25
83
melakukan
lompatan
menyamping
Anak
dapat
5
17
10
33
15
50
melompati kardus
kecil
RATA-RATA
0
7
23
70
Hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus 2 ini menunjukkan tidak
satupun anak yang mendapatkan nilai bintang 1, sementara rata-rata
jumlah anak yang mendapatkan nilai bintang 2 sebanyak 7%, yang
mendapatkan nilai bintang 3 sebanyak 23% dan yang mendapatkan nilai
bintang 4 sebanyak 70%.
Pelaksanaan siklus 2 ini memiliki beberapa gambaran. Terdapat
penurunan jumlah anak yang memiliki nilai bintang 1, 2 dan 3, serta
terdapat peningkatan jumlah anak yang memiliki nilai bintang 4. Anak

tidak lagi terlalu lama menunggu gilirannya untuk mendapatkan bola.
Bahkan anak bisa mendapat kesempatan bermain berulang kali. Suasana
belajar terasa lebih ceria. Anak-anak terlihat lebih menikmati permainan
Lompat Kanguru ini. Anak lebih bersemangat dan berkonsentrasi untuk
melakukan gerakan-gerakan Lompat Kanguru. Keterampilan motorik
kasar anak berkembang lebih baik.
Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Anak
Kondisi Awal
Bintan
g1

Aspek
Anak
dapat
melakukan
lompatan
pendek
Anak
dapat
melakukan
lompatan
tinggi
Anak
dapat
melakukan
lompatan
menyampi
ng
Anak
dapat
melompati
kardus
kecil
RATARATA

Siklus 1

Bintan
g2

Bintan
g3

Bintan
g4

Bintan
g1

Siklus 2

Bintan
g2

Bintan
g3

Bintan
g4

Bintan
g1

Bintan
g2

Bintan
g3

Bintan
g4

f
-

%
0

F
-

%
0

f
1
0

%
3
3

F
2
0

%
6
7

f
-

%
0

F
-

%
0

f
9

%
3
0

f
2
1

%
7
0

f
-

%
0

f
-

%
0

f
3

%
1
0

f
2
7

%
9
0

5

1
7

1
0

3
3

1
0

3
3

5

1
7

4

1
3

8

2
7

1
1

3
7

7

2
3

-

0

4

1
4

9

3
0

1
7

5
6

-

0

5

1
7

1
0

3
3

1
5

5
0

-

0

3

1
0

7

2
3

2
0

6
7

-

0

-

0

5

1
7

2
5

8
3

1
1

3
7

1
0

3
3

5

1
7

4

1
3

6

2
0

7

2
3

1
0

3
4

7

2
3

-

0

5

1
7

1
0

3
3

1
5

5
0

1
4

2
1

2
9

3
6

8

1
5

3
1

4
6

0

7

Dari tabel rekapitulasi hasil observasi di atas terlihat bahwa
prosentase anak yang mendapat nilai bintang 1 kian berkurang pada
setiap siklus (pada kondisi awal sebanyak 14%, pada siklus 1 sebanyak
8% dan pada siklus 2 tidak satupun anak yang mendapat nilai bintang 1).
Prosentase anak yang mendapat nilai bintang 2 juga kian berkurang pada
setiap siklus (pada kondisi awal sebanyak 21%, pada siklus 1 sebanyak
15% dan pada siklus 2 sebanyak 7%). Sedangkan prosentase anak yang
mendapatkan bintang 3 meningkat pada siklus 1 (pada kondisi awal
sebanyak 29%, pada siklus 1 sebanyak 31%) dan menurun pada siklus 2
yakni sebanyak 23%. Prosentase anak yang mendapat nilai bintang 4
kian bertambah pada setiap siklus (pada kondisi awal sebanyak 36%,
pada siklus 1 sebanyak 46% dan pada siklus 2 sebanyak 70%).
Hasil dari penelitian ini diperoleh kemajuan atau perkembangan
yang berarti pada keterampilan motorik kasar anak. Rata-rata
keterampilan motorik kasar masing-masing anak meningkat hingga siklus
terakhir. Dengan bermain Lompat Kanguru ini, anak lebih tertarik dan
berkonsentrasi untuk belajar menggerakkan dan mengkoordinasikan
hampir seluruh bagian tubuhnya. Anak juga jadi lebih percaya diri dalam
menggerakkan tubuhnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Subinarto
(2005) bahwa melalui bermain, anak sesungguhnya sedang belajar

2
3

7
0

mengeksploitasi dan merekayasa berbagai hal yang dapat dilakukannya
serta mentransformasikan hal-hal tersebut secara imajinatif. Pada saat
yang sama, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan, yang
menggiring perhatian anak kepada penguasaan sejumlah keterampilan
tertentu tanpa mereka sadari.
SIMPULAN DAN SARAN
Secara umum, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
melalui
permainan
Lompat
Kanguru
dapat
mengembangkan keterampilan motorik kasar pada anak-anak Kelompok
A TK Dharma Wanita Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
Tahun Ajaran 2015-2016. Permainan Lompat Kanguru dapat mengasah
keterampilan motorik kasar anak dalam situasi yang menarik dan
menyenangkan.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai
berikut :
a. Dalam pengembangan keterampilan motorik kasar anak, ada
baiknya guru memanfaatkan permainan Lompat Kanguru karena
permainan ini terbukti dapat mengembangkan keterampilan
motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun
b. Hendaknya guru senantiasa kreatif dalam mengelola pembelajaran,
agar pembelajaran tidak monoton dan semangat belajar anak terus
terjaga, sehingga perkembangan anak juga dapat optimal, seperti
memanfaatkan permainan Lompat Kanguru untuk mengembangkan
keterampilan motorik kasar anak
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup
efektif dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar pada
anak usia 4-5 tahun, sehingga disarankan untuk mengembangkan
lagi penelitian ini dengan memodifikasi permainan Lompat
Kanguru untuk mengembangkan aspek lain dalam diri anak usia
dini.
PUSTAKA ACUAN
Adriana, Dian. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak.
Jakarta : Salemba Medika.
Noorlaila, Iva. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Kreatif
Mendidik dan Bermain Bersama Anak. Yogyakarta : Pinus Book
Publisher.
Sher, Barbara. (2009). Smart Play for Kids. Jogjakarta : Bookmarks.
Subinarto. 2005. Jurus Jitu Mengasah Otak Si Kecil. Bandung : Media Inc.
Sudono, Anggani (1995). Alat-Alat Permainan dan Sumber Belajar Di
Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti Proyek
Pendidikan, Akademi Jakarta.
Sujiono, Bambang dkk. (2007). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis dan Jamilah, Sabri Sanan. (2010). Panduan Pendidikan
Anak Usia Dini. Bandung : Anggota IKAPI.
Yamin dan Sanan. (2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Gaung Persada Press.

Dokumen yang terkait

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Hubungan self efficacy dengan stres anak yang menghadapi ujian kenaikan tingkat olah raga bela diri Taekwondo

1 55 124

Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini

10 155 83

Aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode multimedia berbasis android untuk pendidikan anak usai dini (PAUD) Permata Hati Bandung

0 37 1

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HAND STAND ROLL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KARANGANYAR PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 25 37

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

3 23 53