PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRAKTIK PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT (REDUCED AUDIT QUALITY PRACTICES / RAQP BEHAVIOR) : SURVEI PADA KAP DI BANDUNG.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadie, Hazmi Skripsi (2009): Pengaruh time budget pressure terhadap perilaku penurunan kualitas audit, Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia
Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik.. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2010). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi Keduabelas) (Penerjemah : Herman Wibowo). USA, Prentice Hall International Editions Inc.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Arthur, W. Holmes, David C. Burns (2005). Auditing Norma dan Prosedur. Edisi Kesembilan. Jilid Satu. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ayu Puji Lestari. (2010). “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku auditor dalam penghentian prematur prosedur audit”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Boyton, Johnson and Kell. (2007). Modern Auditing (Penerjemah : Drs. Paul A. Rajoe,MM) Edisi ketujuh jilid I.Jakarta:Erlangga
Christina Sososutikno, (2003). “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Coram, Paul, Juliana Ng dan David Woodliff. (2004a) “The Effect of Time Budget Pressure and Risk of Error on Auditor Performance” [On-line] http : //www.ecel.uwa.edu.au
Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David., (2003) “Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics.” Journal of Behavioral Research In Accounting, Vol. 15
Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. (2006). Perilaku Disfungsional Auditor:Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No.3. Ghufron, M.Nur & Rini Risnawati. (2010). “Teori – Teori Psikologi”. Jogjakarta : Ar –
Ruzz Media Group.
Gundry, L. C. (2006). Dysfuntional Behaviour In The Modern Audit Environment: The Effect Of Time Budget Pressure And Auditor Personality Type On Reduced Audit Quality Practices. Journal ofAccounting. University of Otago. New Zealand. Guy,D.M, C.Wayne Alderman, Alan J.Winters. (2002). Auditing, alih bahasa Sugiyarto,
(2)
Halil Paino, Malcolm Smith, dan Zubaidah Ismail.(2010). Dysfungsional Audit Behavior : An Explanatory Study in Malaysia. Journal Asian Review of Accounting. Edith Coward University Reasearch Online
Herningsih, Sucahyo. (2001). Penghentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Holmes, Arthur, W. dan David C. Burns, 2005, Auditing : Standard and Procedures, 9th Edition, Auditing : Norma dan Prosedur, Alih Bahasa: Moh. Badjuri, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta.
Husein, Umar. (2008), Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Indri Kartika, M.Si,Akt dan Provita Wijayanti,SE. (2007) “Locus of Control sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit”. Simposium Nasional Akuntansi X di Universitas Hasanudin Makasar Imam Ghozali ,(2011), “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,
Semarang : BP UNDIP
Iqbal, Hasan. (2008), ”Analisis Data Penelitian Dengan Statistik”. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kelley, T., Margheim, L., Pattinson, D (2005). “The Empirical Analysis of Auditor Time Budget Pressure and Time Deadline Pressure”. A Journal of Applies Business Research Volume 21, Number 1
Kreitner dan Kinicki. (2005). “Perilaku Organisasi”. Jakarta: Salemba empat.
Konrath, Laweey F. (2007). “Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach”, 5th Edition. West Publishing Company
Liyanarachchi, A & McNamara, Shaun M. (2007). “Time Budget Pressure in New Zealand Audit”. Business Review volume 9 No.2 The University of Auckland Business School
Luthan, Fred.(2006) . “Perilaku Organisasi”. Andi: Yogyakarta M. Nazir, (2003). “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Meigs, Whittington and Pany, (2011). “Principle of Auditing”. 9 Edition. Tokyo : Orwin Inc
Mohd Nazli Mohd Nor, Malcolm S, & Zubaidah I (2007). “Auditors Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices : A Preliminary Study From Malaysian Context”.
(3)
Maulina, Mutia., Anggraini R & Anwar . (2010). “Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto
Nyoman, (2010). Modul statistika. Bandung: Universitas Padjadjaran
Rahayu, Siti Kurnia & Suhayati, Ely.(2010). “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”. Yogyakarta: Graha Ilmu
Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A., 2007, Organizational Behavior,
12th., (alih bahasa Drs. Benjamin Molan), Edisi Bahasa Indonesia, Klaten: PT INT AN SEJATI.
Santoso, Singgih. (2004). “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat”. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sayidah, Neneng. Thesis (2010) : “Pengaruh Time Budget Pressure , Locus of Control terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan dampaknya terhadap Kualitas Audit” . Ilmu Ekonomi Universitas Padajajran
Siegel, Marconi, (1989), “Behavior Accounting”, Penerbit South-Western Publishing Co. Cincinnati
Sososutikno Christina. (2003). “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya
Suartana, I Wayan. (2010). “Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi”. Yogyakarta : Penerbit Andi
Subaeti. (2006). “Dampak pola perilaku auditor terhadap proses audit”. Media infotama, volume I no.2
Susanti, Meilia Nur Indah. (2010).”Statistika Deskriptif dan Induktif”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono.(2012). “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta : Bandung
Triatmoko Hanung, Setiawan Doddy, Weningtyas Suryanita. (2007). “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 10 No 1. Januari.
Thio Anastasi Petronila dan Yuke Irawati, (2006), „Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”, Jurnal Akuntansi Vol. 6 No. 1.
Ulfah, Maria .Skripsi (2009) : “Pengaruh Locus of Control Eksternal terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit”, Akuntansi Universitas Padjajaran Unti Ludigdo. (2007). “Paradoks Etika Akuntan”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
(4)
Yuliana, Amalia et al. (2009) . “Pengaruh Time Budget dan Resiko Audit terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Cakrawala Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Februari 2009
Pringgo Sanyoto (2010). [Online] Tersedia :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6057/perubahan-status-perusahaan-menjadi-go-public
Priyanto B Nugroho (2010). [Online] Tersedia:
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/29/borok-lehman-brothers-terungkap-repo-105/
Agus Supriyanto (2009). [Online] Tersedia:
http://www.tempo.co/read/news/2008/03/31/056120109/Auditor-Bank-Global-Kena-Sanksi
Candra Setya Santoso (2009). [Online] Tersedia :
http://economy.okezone.com/read/2009/09/18/20/258720/izin-tiga-akuntan-publik-ditetapkan-menkeu
(5)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembang pesatnya dunia bisnis dan usaha belakangan ini membuat makin bertambah banyak pula berdiri perusahaan baik perorangan maupun persekutuan, perusahaan-perusahaan ini saling berkompetisi untuk dapat meraih pasar dan terus berusaha mempertahankan keberadaan mereka. Untuk dapat bertahan dalam derasnya arus dunia bisnis serta ekonomi, suatu perusahaan harus melakukan usaha lebih dan terus melakukan inovasi, kebanyakan perusahaan kini melebarkan sayap keberbagai jenis usaha yang beragam dan kompleks. Makin beragam dan makin kompleks jenis usaha suatu perusahaan maka makin kompleks pula susunan posisi keuangan perusahaan tersebut. Peningkatan yang pesat dalam dunia bisnis dan ekonomi ini membawa peluang sekaligus tantangan bagi profesi akuntan publik.
Profesi akuntan publik telah mendapat banyak pengakuan dari berbagai kalangan baik dari dunia usaha, pemerintah, bahkan masyarakat luas. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan dana keuangan yang baik, disamping itu perkembangan profesi akuntan publik juga ikut didorong oleh peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan yang berkeinginan untuk go public untuk terlebih dahulu menyerahkan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik
(6)
(www.hukum-Meskipun demikian, tidak seluruh kalangan memberikan kepercayaan penuh kepada profesi akuntan khususnya akuntan publik. Krisis kepercayaan akan profesi ini semakin terasa saat terjadinya kasus Enron tahun 2002 yang melibatkan kantor akuntan besar saat itu “Arthur Anderson” ikut menyerah dan dinyatakan bangkrut. Belakangan kasus besar yang sangat kencang gaungnya pun menimpa profesi ini, “Lehman Brothers”, perusahaan sekuritas berusia 185 tahun yang bergerak dalam bidang investasi perdagangan saham dan obligasi, riset pasar, manajemen investasi, ekuitas pibadi, serta layanan perbankan juga sebagai pialang utama dalam pasar sekuritas perbendaharaan Amerika Serikat jatuh bangkrut pada tahun 2008, Lehman Brothers diketahui telah melakukan rekayasa keuangan untuk menutup-nutupi ketergantungannya pada pinjaman, hasil investigasi menemukan bahwa Lehman Brother menukar asset nya sebesar US$ 50 Milyar dalam bentuk tunai sesaat sebelum laporan keuangan dipublikasikan, sehingga untuk sementara waktu beban utang dineracanya berkurang, aksi ini terekam dalam transaksi yang dinamai Repo (repurchase agreement). Lewat Repo 105, yang digunakan sejak 2001, dilakukan transaksi diam-diam memindahkan miliaran dolar dari pembukuan saat bank itu dibawah pengawasan ketat, sistem ini tampaknya memiliki transaksi terstruktur sedemikian rupa sehingga lehman menjual sekuritas pada akhir kuartal dan berencana membeli kembali asset-aset itu beberapa hari kemudian. Ironisnya praktek ini dilakukan oleh para eksekutif Lehman sendiri. Tujuannya jelas untuk menunjukkan bahwa catatan keuangan perusahaan itu baik pada akhir 2007 dan 2008, keruntuhan Lehman Brother ikut menyeret kantor akuntan publik “Ernst &
(7)
Young” selaku kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan Lehman Brother, auditor “Ernst & Young” dinilai lalai dan melaporkan audit palsu soal keuangan lehman brother serta melakukan kajian yang tidak mendalam terhadap laporan keuangan Lehman Brother tersebut. Pada kasus inilah mulai terjadi krisis ekonomi yang akhirnya turut melanda amerika bahkan eropa.(www.ekonomi.kompasiana.com)
Tidak hanya terjadi pada perusahaan skala besar dunia dan kantor akuntan publik berlabel „big four”, namun kasus runtuhnya perusahaan dan membawa akuntan publik nya terseret serta dinyatakan bersalah pun terjadi di Indonesia, beberapa kantor akuntan publik dibekukan izin kerjanya dan auditor yang mengaudit juga harus menerima hukuman baik wajib mengikuti pendidikan professional kembali bahkan sampai kepada sanksi pembekuan izin kerja. Berikut disajikan daftar kasus pelanggaran yang berakhir pada pembekuan izin akuntan publik di Indonesia tahun 2008 dan 2009:
Tabel 1.1
Kasus Pembekuan Izin Akuntan Publik Tahun 2008 dan 2009
Akuntan Publik
Kasus Pelanggaran Sanksi
Akuntan Publik Drs. Thomas Iguna (2008)
Pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit di Bank Global pada tahun 2004. Pembekuan merupakan buntut dari kasus Bank Global.
Sanksi pembekuan selama 12 bulan dan diwajibkan kembali mengikuti Pendidikan Profesional
(8)
Akuntan Publik Wisnu Hermana Widya Putra (2008)
Pelanggaran terhadap Standar Akuntansi dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera tahun buku 2004 dan berpotensi mempengaruhi laporan auditor independen dan melanggar ketentuan tentang pembahasan penugasan audit umum atas laporan keuangan PT Electronic Indonesia dan PT Suryana.
Sanksi pembekuan selama 18 bulan dan diwajibkan kembali mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) Akuntan Publik Muhamad Zen (2008)
Pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen.
Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan
Akuntan Publik Drs. Basyiruddin Nur (2009)
Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007
Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan
Akuntan Publik Drs. Hans Burhanuddin Makarao (2009)
Pelanggaran Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008
Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik selama 3 bulan
Sumber : www.tempo.com (2008), www.economy.okezone.com (2009)
Beberapa contoh kasus pelanggaran Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berakhir pada pembekuan izin akuntan publik tersebut sangat disayangkan, akuntan publik sebagai pihak yang independen seharusnya dapat menjamin keandalan informasi laporan keuangan dan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Contoh diatas adalah sebahagian kecil contoh merosotnya kinerja akuntan publik bahkan ikut mebawa merosotnya perekonomian Indonesia serta dunia, bahkan dalam hal ini, karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh
(9)
sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia (Unti Ludigdo, 2007).
Masyarakat yang melihat beberapa contoh kasus runtuhnya perusahaan besar dan ikut terseretnya akuntan publik yang mengaudit pun kini mempersoalkan etika profesi dan perilaku dari para akuntan publik tersebut dalam melakukan pekerjaannya, bagaimana mungkin akuntan publik yang pelaksanaan tugas profesinya nya diatur dalam kode etik dapat melakukan pelanggaran terkait standar akuntansi dan etika profesi. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah praktik-praktik yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika profesi. Bagaimanapun harus diakui, masih terdapat berbagai kasus pelanggaran etika di kalangan akuntan seakan menjadi bukti rapuhnya integritas akuntan dan tidak menutup kemungkinan kondisi ini akan berakibat pada terjadinya krisis berkepanjangan pada profesi ini (Unti Ludigdo, 2007)
Kode etik profesi auditor telah diatur dalam Standar Auditing (SA)– Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), maka adalah suatu keharusan bagi pribadi yang berada dalam profesi ini untuk tunduk dan patuh dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan, namun tidak jarang pula ditemukan auditor yang melakukan pelanggaran dan melakukan kesalahan dalam melakukan proses audit, akan selalu ada situasi dimana auditor berada pada situasi konflik. Secara umum dianggap bahwa auditor termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berada dalam situasi konflik. Memenuhi tuntutan klien, berarti melanggar standar, namun dengan tidak memenuhi
(10)
tuntutan klien bisa mendapatkan sanksi dari klien berupa penghentian penugasan. Auditor secara terus-menerus berhadapan dengan dilemma etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. (Subaeti, 2006). Auditor secara sosial bertanggung jawab kepada masyarakat serta profesi daripada mengutamakan kepentingan pribadi, auditor seringkali dihadapkan kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusan, dilema etika ini akan mebawa auditor kepada perilaku yang tidak diinginkan atau menyimpang. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan akhirnya berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai laporan audit yang dihasilkan auditor.
Menurut Coram et al (2004), perilaku auditor tercermin dalam keterlibatan mereka dalam proses audit, akan ada situasi dimana auditor mungkin saja akan melakukan kesalahan, penyimpangan atau pelanggaran selama melakukan penugasan, perilaku audit yang melakukan kesalahan atau melakukan penyimpangan selama penugasan dikenal dengan istilah praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior).
Coram et al (2004) mendefinisikan perilaku penurunan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior) sebagai pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan sengaja oleh auditor. Menurut Weningtyas (2006), perilaku penurunan kualitas audit dapat dilakukan melalui tindakan seperti mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review
(11)
item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur audit yang disyaratkan belum dilakukan lengkap. Perilaku disfungsional auditor khususnya perilaku yang menyimpang dalam penugasan sering dikaitkan dengan penurunan kualitas audit yang berpengaruh terhadap profesi auditor (Donelly et al, 2003).
Seperti yang dikatakan Weningtyas (2006) meskipun dalam teori dinyatakan secara jelas bahwa audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di lapangan berbicara lain. Fenomena praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior) semakin banyak terjadi. Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap bagaimana cara auditor dalam melaksanakan audit. Melihat beberapa fakta yang telah terjadi, perlu untuk dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengurangan kualitas audit, hal ini dimaksudkan agar perilaku penurunan kualitas audit diharapkan dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi lagi.
Pada umumnya perilaku disfungsional dapat disebabkan oleh faktor internal (karakteristik auditor) serta faktor eksternal (faktor situasional saat melakukan audit) (Donelly et al, 2003). Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut terdiri dari faktor eksternal seperti review procedure dan quality control, time budget pressure, serta faktor internal, yaitu sisi personalitas dan karakter pribadi auditor.
Tekanan anggaran waktu (time budget pressure) adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
(12)
waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno,2003). Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan tekanan yang disebut time budget pressure atau tekanan anggaran waktu (Herningsih, 2001). Tekanan yang dihadapi auditor dalam penugasannya dapat berpengaruh terhadap perilaku dalam pengambilan keputusan, merubah strategi yang telah digunakan dan juga dapat membatasi ruang gerak dalam bekerja. Tekanan seperti ini dapat mengurangi kualitas audit dan laporan keuangan yang dihasilkan.
Perilaku disfungsional audit dapat disebabkan oleh karakteristik personal auditor, umumnya perilaku disfungsional dapat disebabkan oleh faktor internal (karakteristik auditor) serta faktor eksternal (faktor situasional saat melakukan audit). Karakteristik personal yang dimiliki auditor dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap penerimaan penyimpangan perilaku auditor. Karakteristik personal meliputi locus of control, kinerja karyawan (employee performance), serta komitmen pada organisasi, kecuali komitmen organisasi, karakteristik personal lainnya memiliki hubungan langsung dengan tingkat penerimaan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit (Thio Anastasia & Yuke Irawati, 2006).
Robbins & Judge (2007) mendefinisikan pusat kendali (locus of control) sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Locus of control dibagi menjadi locus of control eksternal dan
(13)
seseorang sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Sebaliknya locus control internal berarti sikap atau perilaku seseorang tidak tergantung dari atau kurang dipengaruhi pihak diluar dirinya. Penelitian Ayu Puji Lestari (2010) telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif diantara locus of control
dengan penerimaan perilaku disfungsional auditor.
Ide penelitian ini bersumber dari jurnal auditing yang ditulis oleh Gregory A.Liyanarachchi & Shaun M. McNamara dalam Business Review volume 9 No.2 The University of Auckland Business School pada tahun 2007 dengan judul Time Budget Pressure in New Zealand Audit. Penelitian ini dilakukan kepada 151 responden dari KAP big four dan Non Big-Four di Australia. Kesimpulannya ditemukan kecenderunganuntuk melakukan tindakan mengurangi prosedur audit dalam time budget pressure sehingga menurunkan kualitas audit.
Selain itu Loren Margheim, Tim Kelley dan Diane Pattison dalam The Journal of Applies Business Research tahun 2005 dengan judul The Empirical Analysis Of The Effects Of Auditor Time Budget Pressure and Time Deadline Pressure penelitian terhadap 115 responden dari KAP big four dan Non-Big Four mengungkapkan bahwa auditor cenderung mengalami stress apabila bekerja dalam tekanan waktu yang sempit, tekanan yang diterima ini membuat auditor melakukan tindakan mengurangi kualitas audit.
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian sebelumya. Dalam jurnalnya tahun 2007, “Locus of Control and Accepting Disfungsional Behavior on Public
(14)
Auditor of Development and Financial Absolut Based (DFAB), Indri Kartika & Profita Wijayanti mengemukakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional.
Penelitian akan dilakukan pada pihak-pihak yang secara langsung melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit mulai dari junior auditor, senior auditor, manager dan partner yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung. Menurut data IAPI (2012), Bandung memiliki 28 KAP dan kota Bandung masuk ke dalam 7 kota dengan penyebaran KAP di Indonesia terbanyak yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini, sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak-pihak yang secara langsung melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan audit, mengingat penelitian ini meneliti mengenai perilaku pada auditor.
Berdasarkan fenomena di atas dan masalah terkait,penulis akan meneliti tentang time budget pressure dan locus of control serta pengaruhnya terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior), oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh
Time Budget Pressure dan Locus of Control Terhadap Praktik Perilaku
Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP
(15)
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian masalah diatas penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan menjadi pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)?
2. Apakah locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)?
3. Apakah time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam hal ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?
(16)
2. Untuk mengetahui pengaruh locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?
3. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) ?
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan pandangan dan wawasan yang akan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang auditing dan yang berkaitan dengan time budget pressure dan locus of control dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior).
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh time budget pressure dan locus of control yang menyebabkan praktik perilaku penurunan kualitas audit yang terjadi di kantor akuntan publik serta digunakan sebagai bahan masukan yang berguna untuk melakukan pembenahan dan mengurangi praktik perilaku penurunan kualitas audit pada auditor.
(17)
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010:63) obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian.
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah time budget pressure,
locus of control dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQ Behavior). Dalam penelitian ini time budget pressure dan
locus of control sebagai variabel bebas (variabel X1 dan X2) dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) sebagai variabel terikat (variabel Y). Penelitian ini akan dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. Penelitian ini akan menguji sejauh mana time budget pressure dan locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.
(18)
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Sebelum kegiatan penelitian, rancangan penelitian atau desain penelitian perlu untuk dirumuskan. Desain penelitian memerlukan perencanaan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Arikunto (2010:90), desain penelitian adalah rencana atau rancangan sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian mulai dari tahap awal berupa merumuskan masalah hingga sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut M. Nazir (2003:54), metode deskriptif yaitu metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi mengenai fakta-fakta, sifat, hubungan serta pengaruh antar fenomena yang diselidiki
Sedangkan menurut Sugiyono (2012): “penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2012:11), metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,
(19)
misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Dapat disimpulkan dalam pengertian diatas bahwa metode penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei adalah metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan mengedarkan kuesioner, test, atau wawancara terstruktur untuk mendapatkan kesimpulan atas subjek penelitian.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Sugiyono (2012:59) mendefinisikan variabel sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu hal yang menjadi objek pengamatan penelitian atau sering pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Variabel independen atau bebas (X)
Menurut Sugiyono (2012: 59) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah :
(20)
a) Time Budget Pressure sebagai variabel Independen (X1), Tekanan
anggaran waktu (time budget pressure) adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan (Mutia Maulina et al, 2010).
b) Locus of Control sebagai variabel Independen (X2), Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan pusat kendali (locus of control) sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.
2. Variabel dependen atau terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2012: 59) variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) sebagai variabel Dependen (Y), Coram et al
(2004) mendefinisikan perilaku penurunan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP behavior) sebagai pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan sengaja oleh auditor.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu time budget pressure (X1) dan locus of control (X2) dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) (Y). Untuk memahami penggunaan ketiga variabel
(21)
dan menentukan data apa yang akan diperlukan untuk memudahkan pengukurannya, maka ketiga variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran beberapa dimensi dan indikator dibawah ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala No.Kuesioner Time Budget
Pressure (X1)
Time Budget
1. Pemahaman atas time budget 2. Tanggung jawab terhadap time
budget
3. Penilaian kinerja dari atasan 4. Frekuensi revisi time budget 5. Selisih time budget
Ordinal (1,2,3) (4,5,6,7) (8,9,10) (10,11,12) (13,14,15) Locus of
Control (X2)
Locus of Control Internal
1. Suka bekerja keras
2. Memiliki insiatif yang tinggi 3. Selalu berusaha untuk menemukan
pemecahan masalah
4. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin
5. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil
Ordinal (1) (3) (2) (5) (4) Locus of Control Eksternal
1. Kurang memiliki inisiatif 2. Mudah menyerah, kurang suka
berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luar yang
mengontrol
3. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah
4. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan
5. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain (7) (8) (6) (9,11) (10,12) Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RA QP Behavior) (Y) Perilaku secara langsung
1. Penghentian prematur terhadap langkah audit
2. Mengurangi jumlah pekerjaan yang dikerjakan
3. Tidak melakukan penelitian terhadap prinsip akuntansi klien 4. Tidak melakukan review yang
sungguh-sungguh
5. Menerima penjelasan klien yang lemah
Ordinal (1,2) (3,4,5,6) (7) (8) (9,10) Perilaku tidak secara
Penyelesaian pekerjaan menggunakan waktu pribadi dan tidak melaporkan
(22)
langsung
Sumber : (X1) Holmes, Arthur, W. dan David C. Burns, 2005, Auditing : Standard and Procedures, 9th Edition, Auditing : Norma dan Prosedur, Alih Bahasa: Moh. Badjuri, Buku Satu, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta.
Meigs, Whittington and Pany. 2011. Principle Of Auditing. Edition. Tokyo: Irwin Inc.
(X2) Donelly, David P., Jeffrey J.Q, and David O.,2003”Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Modek Using Auditors personal characteristic .” Journal of
Behaior Research In Accounting : vol 15).
(Y) Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. (2006). Perilaku Disfungsional Auditor:Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No.3.
3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Arikunto (2010:173) ”populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2012) mendefinisikan populasi mempunyai arti sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik Bandung, dengan asumsi responden adalah pihak-pihak yang secara langsung ikut melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, mulai dari junior auditor, senior auditor, manager, dan partner yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, kota Bandung masuk kedalam 7 Kota dengan Penyebaran KAP terbanyak yang menurut peneliti dapat mewakili dalam
(23)
penelitian ini, sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak- pihak yang secara langsung melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan audit.
Kantor akuntan publik yang menjadi populasi dalam penelitian ini akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.2
Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung
No Nama KAP No.KM Izin KAP
1. KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS KEP-216/KM.6/2002 2. KAP. Drs. Atang Djaelani KEP-047/KM.17/2000 3. KAP. Drs. Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998 4. KAP. Drs. Dadi Muchidin KEP-056/KM.17/1999 5. KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan KEP-350/KM.17/2000 6. KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan KEP-021/KM.5/2005 7. KAP. Drs. Gunawan Sudradjat KEP-588/KM.17/1998 8. KAP. H.E.R. Suhardjadinata, Dr, Ak, MM KEP-038/KM.6/2004 9. KAP. Heliantono & Rekan KEP-147/KM.5/2006 10. KAP. Drs. Jajat Marjat 13/KM.1/2011 11. KAP. JojoSunarjo, Ruchiat & Arifin KEP-362/KM.5/2005 12. KAP. Drs Joseph Munthe, Ms. Ak KEP-197/KM.17/1999 13. KAP. Karel, Widyarta KEP-269/KM.17/1999 14. KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KEP-1032/KM.17/1998 15. KAP. La Midjan & Rekan KEP-1103/KM.17/1998 16. KAP. Moch. Zainuddin & Sukmadi 918/KM.1/2010 17. KAP. DR. Moh. Mansur SE. MM. Ak 1338/KM.1/2009 18. KAP. Peddy HF. Dasuki 472/KM.1/2008 19. KAP. Drs. R. Hidayat Effendy KEP-237/KM.17/1999 20. KAP. Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008 21. KAP. Ronald Haryanto, Drs KEP-051/KM.17/1999
22. KAP. Sabar, CPA 842/KM.1/2011
23. KAP. Drs. Sahat P.Situmorang KEP-279/KM.6/2002 24. KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto KEP-949/KM.17/1998 25. KAP. Sugiono Poulus, SE., Ak., MBA KEP-077/KM.17/2000 26. KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003 27. KAP. Wisnu B. Soewito & Rekan 1273/KM.1/2011 28. KAP. Dra. Yati Ruhiyati KEP-605/KM.17/1998 Sumber : IAPI (2012)
(24)
Dari populasi tersebut kemudian penulis mengambil sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling yaitu disproportionate stratified random sampling.
Disproporsional stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap namun ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya
.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
3.2.4.1Sumber Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah yang digunakan dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data yang dipergunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :
1. Kuesioner
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, teknik pengumpulan data penelitian ini dengan kuesioner, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. Menurut Sugiyono (2012:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(25)
Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan kepada responden mengenai time budget pressure dan locus of control serta praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior), responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Adapun kuesioner yang akan digunakan penulis dalam pengumpulan data terdiri dari dua bagian, yaitu :
- Pertanyaan Umum
Pertanyaan umum dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka, menyangkut identitas responden yang diantaranya : Nama, Pendidikan, Posisi jabatan, Instansi, Lama kerja, pada pertanyaan ini responden bebas menentukan jawaban.
- Pertanyaan Khusus
Pertanyaaan khusus adalah pertanyaan yang dikaitkan dengan time budget pressure dan locus of control pertanyaan lain yang mempengaruhi praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQ Behavior) yang berbentuk pertanyaan tertutup dengan variasi jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2012:132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa pernyataan positif ataupun pernyataan negatif. Untuk setiap item pernyataan akan diberi bobot sebagai berikut :
(26)
Tabel 3.3
Pernyataan Item untuk variabel X1 dan Y
Untuk variabel X1 dan Y, skor rendah (nilai 1) menunjukkan jawaban tidak pernah, sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan jawaban selalu. Semakin rendah skor yang didapat, berarti semakin baik pula time budget pressure dan praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior).
Tabel 3.4
Pernyataan Item untuk variabel X2
Untuk variabel X2, skor rendah (nilai 1) menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin rendah skor yang didapat, berarti semakin baik pula locus of control.
Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel X1 dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2003:201) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:
No Pernyataan Skor
1 S (Selalu) 5
2 SR (Sering) 4
3 K (Kadang-Kadang) 3
4 P (Pernah) 2
5 TP (Tidak Pernah) 1
No Pernyataan Skor
1 SS (Sangat Setuju) 5
2 S (Setuju) 4
3 R (Ragu-Ragu) 3
4 TS (Tidak Setuju) 2
(27)
��= − � Keterangan:
RS : Rentang Skor m : Skor tertingi item n : Skor terendah item b : Jumlah kelas
Husein Umar (2003:201) Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 = (27 x 5 = 135), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 1 = (27 x 1 = 27)
��=135−27
5 = 21,6 dibulatkan menjadi 22
Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat dari tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian
Time Budget Pressure (X1) dan Locus Of Control
(X2)
Tidak Baik 27-48
Kurang Baik 49-75
Cukup Baik 76-97
Baik 98-119
Sangat Baik 120-142
Praktik Perilaku Penurunan Praktik Audit
(Reduced Audit Quality Practices/RAQP
Behavior) (Y)
Tidak Baik 27-48
Kurang Baik 49-75
Cukup Baik 76-97
Baik 98-119
(28)
2. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012:203) , observasi merupakan suatu proses yang tersusus dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah rancangan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dari sumber-sumbernya, baik pengamatan di lapangan atau dari sumber-sumber lainnya yang dapat disimpulkan dan diinformasikan kepada pihak. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012:206)
Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 206), “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh responden yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti. Pengisian kuesioner dilakukan
(29)
secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan menggunakan variabel berukuran nominal, untuk diolah dengan statistik, skala ukuran nominal kemudian ditansformasikan menjadi skala ukuran interval dengan Method of Succecive Interval (MSI).
Setelah data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan, selanjutnya dilakukan proses analisis data sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011: 52). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Product Moment, yaitu dengan rumus :
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden
Σ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y Σ X = Jumlah skor X
Σ Y = Jumlah skor Y (Σ X)2
= Kuadrat jumlah skor X (Σ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y
Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan
(30)
dengan rtabel- bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30 (didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.
2. Uji Keandalan/Reliabilitas (Test of Reliability)
Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal Hasan, 2008:15). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan seberapa besar hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang lebih dari sekali.
Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien
Alpha Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling
sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item, baik untuk format benar atau salah atau bukan, seperti format pada skala Likert sehingga koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency.
α = [ k ][1 - ∑ Si² ]
k – 1 Sx²
Dimana:
α = koefisien reliabilitas
k = jumlah instrumen pertanyaan/pernyataan
∑ Si² = jumlah varians dari setiap instrumen
(31)
Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).
3. MethodSuccessive Of Interval (MSI)
Data pada penelitian ini adalah menggunakan skala ordinal. Menurut Husein Umar (2008:167), agar dapat dianalisis secara statistik maka data tersebut harus dinaikkan menjadi skala interval dengan menggunakan Methods of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah metode successive interval dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4, atau 5. Asumsikan alternative jawaban hanya 5
b. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
c. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.
d. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan table distribusi normal.
e. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan table densitas.
f. Tentukan nilai skala (NS) untuk setaip nilai Z dengan rumus : NS = (A-B)/(C-D)
Keteranan:
A= nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B= nilai densitas pada skor yang diamati
C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati
D= nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati g. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: NT= NS +
(1+ ׀ Nsmin ׀)
Dimana ׀ Nsmin׀ adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.
(32)
4. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika telah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi uji asumsi klasik. Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Linearitas
a. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2011, 160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan
software statistik SPSS 16.0 for Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 1/2α” .
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2011, 105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi pada penelitian ini menggunakan besaran VIF (Variance
(33)
Inflation Factor) dan Tolerance, untuk mendeteksi multikolinearitas adalah sebagai berikut :
Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance - Mempunyai nilai VIF +/- 1
- Mempunyai angka Tolerance +/- 1
- Atau tolerance = 1/VIF dan VIF = 1/Tolerance
- Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF >5 dipastikan terjadi multikolinearitas.
Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan
software statistik SPSS 16.0 for Windows.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011: 139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Scatter plot sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians)
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. “Pada heteroskedastisitas,
kesalahan yang terjadi tidak random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas” (Iqbal Hasan, 2008:281).
(34)
d. Uji Linieralitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows.
5. Menentukan Analisis Regresi Liner Berganda
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin satu, dua, tiga, dan seterusnya variabel bebas (X1, X2,...,XN) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear (Iqbal Hasan, 2008). Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (Meilia Nur Indah Susanti, 2010:185)
Rumus analisis regresi linear berganda akan disajikan dengan model berikut :
(35)
Keterangan :
Y = RAQP a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X 1= Time Budget Pressure
X2= Locus of control
6. Melakukan Pengujian Hipotesis Uji t
Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji t
pada dasarnya menunjukkan ”seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen.” (Imam Ghozali 2011: 84). Dalam penelitian ini, berarti uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior) yang merupakan variabel dependennya.
Menurut Sudjana (1996: 388) langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis statistik
1) Ho : b1 = 0, i = X1, X2, artinya X1 dan X2 secara sendiri-sendiri tidak berpengaruh terhadap Y
2) Ha : b1 ≠0, i = X1, X2, artinya X1 dan X2 secara parsial berpengaruh terhadap Y
(36)
b) Mencari thitung
c) Penentuan nilai kritis
Menggunakan tabel distribusi t dengan memperhatikan tingkat signifikansi dan banyaknya sampel yang digunakan
d) Kaidah pengambilan keputusan
1) Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap Y.
2) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap Y.
Dengan dilakukannya uji t (uji parsial) terhadap time budget pressure, maka hipotesis pertama akan dijabarkan secara berikut :
Ho1 : b1 = 0, artinya time budget pressure tidak berpengaruh terhadap perilaku penurunan kualitas audit
Ha1 : b1 < 0, artinya time budget pressure berpengaruh terhadap perilaku penurunan kualitas audit
Hipotesis kedua yang diajukan setelah dilakukannya uji t (uji parsial) pada
Locus of control adalah :
Ho2 : b2 = 0, artinya Locus of Control tidak berpengaruh terhadap perilaku penurunan kualitas audit
Ha2 : b2 > 0, artinya Locus of Control berpengaruh terhadap perilaku penurunan kualitas audit
(37)
7. Melakukan Pengujian Hipotesis Uji F
Uji F atau yang disebut juga dengan uji simultan digunakan untuk
“menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik.”
(Santoso, 2004: 168). Langkah-langkah dalam pengujian uji simultan adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis statistik
1) Ho : b1 = b2 = 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y
2) Ha : b1= b2 ≠ 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y
Dengan dilakukannya uji F (uji simultan), maka hipotesis akan dijabarkan secara berikut :
Ho3 : b1 = b2 = 0, artinya time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap perilaku penurunan kualitas audit
Ha3 : b1 = b2 ≠ 0, artinya time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku penurunan kualitas audit
(38)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada kantor akuntan publik di Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Time budget pressure berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada kantor akuntan publik di Bandung. Tanda negatif (-0.271) pada koefisien
time budget pressure menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Artinya koefisien regresi untuk time budget pressure akan menurunkan perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik penurunan kualitas audit akan naik jika ada penurunan time budget pressure
2. Locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior). Tanda positif (0.591) pada koefisien locus of control menunjukkan hubungan positif antara variabel X2 dan Y. Koefisien regresi untuk locus of control akan menaikkan perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik penurunan kualitas audit akan turun
(39)
3. Time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit pada kantor akuntan publik di Bandung .
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:
1. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel time budget pressure, indikator frekuensi revisi time budget mendapatkan skor yang paling rendah, responden mengungkapkan bahwa ketika auditor mengalami kesulitan dalam penugasan dan membuat auditor harus menyimpang dari time budget
yang telah ditetapkan, auditor cenderung melakukan revisi terhadap time budget namun tidak menghitung selisih antara budgeted time hour dengan
actual time hour, hal ini seharusnya menjadi hal yang penting untuk mengevaluasi kinerja auditor dimasa depan. Time budget pressure yang mengarah kepada perilaku penurunan kualitas audit membuat atasan perlu untuk melakukan pengawasan kerja auditor bawahan untuk mencegah terjadinya perilaku penurunan kualitas audit .
2. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel locus of control, dimensi locus of control mendapatkan skor paling rendah, hal ini terkait jawaban beberapa responden yang masih menginginkan penghargaan dan promosi ketika berhasil melaksanakan penugasan dengan baik, terkait hal ini seharusnya
(40)
auditor bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan penugasan, hal ini sesuai dengan standar audit umum yang mengharuskan auditor untuk menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan audit.
3. Penelitian ini hanya menggunakan time budget pressure dan locus of control
sebagai variabel independen yang mempengaruhi praktik perilaku penurunan kualitas audit. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya, seperti tindakan supervisor, review prosedur, dan quality control untuk perilaku berpengaruh langsung serta kinerja karyawan dan komitmen dalam organisasi untuk pengaruh tidak langsung dan lain sebagainya.
(41)
HALAMAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Pengertian Audit ... 14
2.1.2 Jenis-Jenis Audit ... 16
2.1.3 Jenis-Jenis Auditor ... 17
2.1.4 Akuntan Publik ... 18
2.1.5 Standar Auditing ... 20
2.1.6 Kode Etik Auditor ... 22
2.1.7 Prosedur Audit ... 23
2.1.8 Time Budget Pressure ... 27
2.1.9 Locus of Control ... 33
2.2.0 Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (RAQP) Behavior ... 38
2.2 Penelitian Terdahulu ... 42
2.3 Kerangka Pemikiran... 43
2.4 Hipotesis ... 51
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Obyek Penelitian ... 54
3.2 Metode Penelitian ... 55
3.2.1 Desain Penelitian ... 55
(42)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.2.4.1 Sumber Data... 61
3.2.5 Teknik Analisis Data... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75
4.1 Hasil Penelitian ... 75
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 75
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik ... 75
4.1.2 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 82
4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 83
4.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 88
4.1.2.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 93
4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 96
4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Per Indikator ... 98
4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Secara Keseluruhan ... 104
4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Locus of Control Per Indikator ... 105
4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Locus of Control Secara Keseluruhan ... 108
4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Per Indikator ... 110
4.1.2.4.6Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Secara Keseluruhan ... 113
4.1.2.5 Analisis Statistik ... 114
4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 114
4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 120
4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 122
4.1.2.5.4 Pengujian Hipotesis (Uji F) ... 125
4.2 Pembahasan... 126
4.2.1 Time Budget Pressure ... 126
4.2.2 Locus of Control ... 128
4.2.3 Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 129
4.2.4 Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 130
4.2.5 Pengaruh Locus of Control terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 131
4.2.6 Pengaruh Locus of Control terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 132
(43)
5.1 Simpulan ... 134 5.2 Saran ... 135 DAFTAR PUSTAKA
(1)
131
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada kantor akuntan publik di Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Time budget pressure berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior) pada kantor akuntan publik di Bandung. Tanda negatif (-0.271) pada koefisien
time budget pressure menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Artinya koefisien regresi untuk time budget pressure akan menurunkan perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik penurunan kualitas audit akan naik jika ada penurunan time budget pressure
2. Locus of control berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit (reduced audit quality practices/RAQP Behavior). Tanda positif (0.591) pada koefisien locus of control menunjukkan hubungan positif antara variabel X2 dan Y. Koefisien regresi untuk locus of control akan
menaikkan perilaku praktik penurunan kualitas audit atau perilaku praktik penurunan kualitas audit akan turun
(2)
131
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Time budget pressure dan locus of control secara bersama-sama berpengaruh terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit pada kantor akuntan publik di Bandung .
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh time budget pressure dan locus of control terhadap praktik perilaku penurunan kualitas audit beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:
1. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel time budget pressure, indikator frekuensi revisi time budget mendapatkan skor yang paling rendah, responden mengungkapkan bahwa ketika auditor mengalami kesulitan dalam penugasan dan membuat auditor harus menyimpang dari time budget
yang telah ditetapkan, auditor cenderung melakukan revisi terhadap time budget namun tidak menghitung selisih antara budgeted time hour dengan
actual time hour, hal ini seharusnya menjadi hal yang penting untuk mengevaluasi kinerja auditor dimasa depan. Time budget pressure yang mengarah kepada perilaku penurunan kualitas audit membuat atasan perlu untuk melakukan pengawasan kerja auditor bawahan untuk mencegah terjadinya perilaku penurunan kualitas audit .
2. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel locus of control, dimensi locus of control mendapatkan skor paling rendah, hal ini terkait jawaban beberapa responden yang masih menginginkan penghargaan dan promosi ketika berhasil melaksanakan penugasan dengan baik, terkait hal ini seharusnya
(3)
131
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
auditor bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan penugasan, hal ini sesuai dengan standar audit umum yang mengharuskan auditor untuk menerapkan kemahiran professional dalam melaksanakan audit.
3. Penelitian ini hanya menggunakan time budget pressure dan locus of control
sebagai variabel independen yang mempengaruhi praktik perilaku penurunan kualitas audit. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya, seperti tindakan supervisor, review prosedur, dan quality control untuk perilaku berpengaruh langsung serta kinerja karyawan dan komitmen dalam organisasi untuk pengaruh tidak langsung dan lain sebagainya.
(4)
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Pengertian Audit ... 14
2.1.2 Jenis-Jenis Audit ... 16
2.1.3 Jenis-Jenis Auditor ... 17
2.1.4 Akuntan Publik ... 18
2.1.5 Standar Auditing ... 20
2.1.6 Kode Etik Auditor ... 22
2.1.7 Prosedur Audit ... 23
2.1.8 Time Budget Pressure ... 27
2.1.9 Locus of Control ... 33
2.2.0 Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (RAQP) Behavior ... 38
2.2 Penelitian Terdahulu ... 42
2.3 Kerangka Pemikiran... 43
2.4 Hipotesis ... 51
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Obyek Penelitian ... 54
3.2 Metode Penelitian ... 55
3.2.1 Desain Penelitian ... 55
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 56
(5)
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57
3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 59
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.2.4.1 Sumber Data... 61
3.2.5 Teknik Analisis Data... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75
4.1 Hasil Penelitian ... 75
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 75
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik ... 75
4.1.2 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 82
4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 83
4.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 88
4.1.2.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 93
4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 96
4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Per Indikator ... 98
4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Time Budget Pressure Secara Keseluruhan ... 104
4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Locus of Control Per Indikator ... 105
4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Locus of Control Secara Keseluruhan ... 108
4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Per Indikator ... 110
4.1.2.4.6Deskripsi Data Variabel Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit Secara Keseluruhan ... 113
4.1.2.5 Analisis Statistik ... 114
4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 114
4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 120
4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 122
4.1.2.5.4 Pengujian Hipotesis (Uji F) ... 125
4.2 Pembahasan... 126
4.2.1 Time Budget Pressure ... 126
4.2.2 Locus of Control ... 128
4.2.3 Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 129
4.2.4 Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 130
4.2.5 Pengaruh Locus of Control terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 131
4.2.6 Pengaruh Locus of Control terhadap Perilaku Praktik Penurunan Kualitas Audit ... 132
(6)
Rafella Eriyanti, 2012
Pengaruh Time Budget Pressure Dan Locus Of Control Terhadap Praktik Perilaku Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality Practices/RAQP Behavior)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 134
5.1 Simpulan ... 134 5.2 Saran ... 135
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN