PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA FORUM DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCAL TEACHING : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 SIND FEJ p-2012.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah dan Aziez. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

.

Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arsyad dan Mukti. (1993). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Hendriani, S. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Bandung: FPMIPA UPI. [Tidak diterbitkan].

Kamdhi, J. S. (1995). Diskusi yang Efektif. Cirebon: Kanisius.

Maidar, dkk. (1984). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Shira Media.

Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nurjamal, D. (2011). Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Nuryanti, L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri. Nuraeni, dkk. (2002). Penataran Tertulis Tipe A untuk Guru-Guru SLTP Jurusan

Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. [Tidak diterbitkan]

Palinscar, A.S. (1984). Strategies For Reading Comperehension Reciprocal Teaching. [Online]. Tersedia: http://www.readingquest.org/strat/rt/html. (30 April 2012)

Palinscar, A.S. (1986). Reciprocal Teaching. [Online]. Tersedia: http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.htm.


(2)

Rahmawati, Y. (2007). Melalui Kegiatan Berbicara dan Membaca Membentuk Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosida, H. (2007). Penggunaan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika. Bandung: FPMIPA UPI. [Tidak diterbitkan].

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono, H. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suhendar dan Supinah. (1992). Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak & Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir Jaya.

Sunendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. (1993). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wiyanto, A. (2000). Terampil Diskusi. Jakarta: PT Grasindo

Zaelan, Ain. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar Fisika di SMA. Bandung: FPMIPA UPI. [Tidak diterbitkan].


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi, karena bahasa merupakan sumber untuk terciptanya interaksi manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia terdiri atas empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tarigan (2008: 1) mengatakan setiap keterampilan itu berhubungan erat dengan tiga keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan caturtunggal.

Salah satu dari empat aspek keterampilan bahasa yang penting dan perlu untuk dikuasai dengan baik adalah berbicara. Menurut Suhendar dan Pien (1992:16) berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, perasaan) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan (ujaran) sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain. Berbicara juga merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, manusia dituntut untuk terampil dalam berbicara. Hal ini juga dikemukakan oleh Suyoto (2003: 32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di masyarakat. Pernyataan Suyoto dipertegas oleh Tarigan (2008: 1) yang menyatakan bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan


(4)

pikirannya. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara akan mudah bergaul dengan orang lain. Karena dengan keterampilan yang dimilikinya ia mampu menyampaikan pesan dengan baik, sehingga komunikasi berjalan dengan lancar.

Keterampilan berbicara sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Pentingnya keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, melainkan juga bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbicaranya di depan umum atau di depan kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan mengemukakan ide, gagasan atau pendapatnya dan mengajukan pertanyaan, sehingga siswa akan mendapatkan informasi yang belum diketahuinya.

Menurut Nuraeni (2002), banyak orang beranggapan, berbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak perlu dipelajari. Untuk situasi yang tidak resmi anggapan itu ada benarnya namun pada situasi resmi pernyataan tersebut salah besar. Kenyataan tidak semua orang siswa yang berani berbicara di depan kelas. Hal ini dibenarkan oleh Djago Tarigan (1992: 143) yang menyatakan bahwa sejumlah siswa masih merasa takut berdiri di hadapan teman sekelasnya, bahkan tidak jarang terlihat beberapa siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa yang akan dikatakan apabila ia berhadapan dengan sejumlah siswa lainnya

Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan terampil dalam berbicara. Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran berbicara yang sangat mendukung untuk melatih keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya. Namun fakta di lapangan, suasana diskusi hanya dikuasai oleh beberapa siswa


(5)

saja. Hal ini dibenarkan oleh Tarigan (1993: 88) mengatakan keadaan pengajaran berbicara sejalan dengan pengajaran bahasa Indonesia belum memuaskan, keterampilan berbicara dalam arti luas, para pelajar belum memadai. Kenyataannya dalam diskusi, seminar, ataupun ceramah, menunjukkan bahwa sebagian besar pesertanya diam, kurang bersuara, kecakapan beradu argumentasi masih jauh dari memadai.

Dalam rangka mengumpulkan data awal penelitian tentang kemampuan berbicara siswa, peneliti melakukan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2012, di SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan mewawancarai guru Bahasa Indonesia, yaitu Ibu Dra. Tuti Priati. Studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi nyata di lapangan terkait dengan masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran berbicara.

Pembelajaran berbicara, khususnya diskusi masih banyak kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain sulitnya untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi suatu permasalahan, siswa kurang percaya diri dengan apa yang disampaikannya, kurang menguasai materi yang didiskusikannya, dan kalimat yang digunakan dalam berbicara kurang efektif. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru seringkali siswa hanya diam. Sebagian siswa dapat menjawab pertanyaan guru, namun hanya dengan jawaban singkat. Pembelajaran berbicara pada forum diskusi hanya beberapa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sedangkan siswa lain hanya menjadi pendengar.


(6)

Hal ini sungguh disayangkan, pembelajaran berbicara pada forum diskusi belum optimal.

Seharusnya guru dalam pembelajaran berbicara harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Jika seorang siswa senang mengikuti pembelajaran, maka siswa akan mudah berpikir dan mengemukakan pendapatnya. Sebaliknya, jika seorang siswa tegang dan tidak nyaman dalam mengikuti pembelajaran, maka ia tidak akan dapat berpikir dengan baik sehingga kurang berani menyampaikan pendapatnya. Suasana dalam pembelajaran dapat menunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Hal lain yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran berbicara adalah materi yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa dan model yang digunakan dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dapat mendorong siswa untuk lebih aktif mengikuti pembelajaran. Sebagai tenaga pengajar guru harus dapat memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapatnya. Sehingga rasa percaya diri mereka timbul dan berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

Keberadaan guru merupakan faktor yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun. Pada era teknologi modern sekarang ini, peranan guru semakin dibutuhkan dalam rangka membimbing siswa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Khususnya dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi, model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang variatif, sehingga kurang memotivasi dan menggali potensi siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu mempersiapkan pengajaran


(7)

dengan berbagai variasi model pembelajaran, karena penggunaan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat menjadi salah satu faktor pendorong siswa dalam pembelajaran berbicara.

Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis akan melakukan suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada forum diskusi dalam mengungkapkan ide dan gagasannya. Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi begitu banyak, antara lain model problem solving (pemecahan masalah), problem based learning (pembelajaran berdasarkan masalah), numbereded heads together (kepala bernomor), role playing (bermain peran), reciprocal teaching (pengajaran terbalik), jigsaw, mind mapping (peta pikiran), dan think pair and share (curah pendapat). Model-model pembelajaran tersebut dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran hanya saja cara pelaksanaan pembelajarannya berbeda.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan model Reciprocal Teaching dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi yang diharapkan dapat membuat siswa berpikir logis, berani mengemukakan pendapatnya, dan menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Model Reciprocal Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk dapat memahami suatu topik, dalam pembelajaran ini guru serta siswa memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik. Model pembelajaran ini siswa diberikan empat strategi pemahaman mandiri secara spesifik, yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan, dan


(8)

dapat memprediksi. Keempat strategi ini dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, berinteraksi dengan siswa lain, dan membantu siswa untuk memahami suatu konsep yang sedang dipelajarinya.

Model pembelajaran Reciprocal Teaching ini juga menuntut siswa untuk mampu berpikir logis serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator, yaitu membimbing dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Model Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri, sehingga siswa dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi lebih efektif. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum mengemukakan pendapat dan gagasannya.

Adapun penelitian yang dilakukan dan dapat dijadikan referensi atau rujukan untuk penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian oleh Hadiana Rosida (2007) dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika”. Hasil penelitiannya menyebutkan kemampuan siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika mengalami peningkatan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Suci Hendriani (2009) dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran Lingkungan”. Hasil penelitian yang dilakukan Suci Hendriani juga menyebutkan kemampuan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Penelitian yang telah


(9)

dilakukan oleh Hediana Rosida dan Suci Hendriani telah memberi peluang kepada penulis untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran yang sama. Adapun model pembelajaran tersebut akan penulis gunakan dalam penelitian meningkatkan pembelajaran keterampilan berbicara pada forum diskusi.

Berdasarkan paparan di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi terhadap siswa SMA kelas XI IPA. Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada forum diskusi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran berbicara, yaitu sebagai berikut.

1) Siswa masih sulit untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi suatu permasalahan.

2) Siswa kurang percaya diri dengan apa yang disampaikannya. 3) Siswa kurang menguasai materi yang didiskusikannya. 4) Kalimat yang digunakan dalam berbicara kurang efektif.


(10)

5) Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru seringkali siswa hanya diam. Sebagian siswa dapat menjawab pertanyaan guru, namun hanya dengan jawaban singkat.

6) Pembelajaran berbicara pada forum diskusi hanya beberapa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sedangkan siswa lain hanya menjadi pendengar.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaraan siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching?

2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching?

3) Bagaimanakah hasil yang diperoleh dari pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung?


(11)

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:

1) perencanaan pembelajaran berbicara pada forum diskusi siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dengan menggunakan model Reciprocal Teaching;

2) proses pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching; dan

3) hasil pembelajaran siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching.

1.5 Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian dapat dicapai dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat, maka diharapkan penelitian ini akan memberikan kegunaan atau manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan referensi dalam proses meningkatkan keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam mengemukakan pendapat pada forum diskusi.


(12)

2) Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti, sebagai calon guru Bahasa Indonesia diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Ini merupakan langkah awal untuk lebih memahami permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas khususnya pada pembelajaran berbicara pada forum diskusi. b) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam

penggunaan model pembelajaran keterampilan berbicara pada forum diskusi.

c) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada forum diskusi bagi siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung serta dapat berpikir logis dan kritis dalam mengemukakan pendapat dan memecahkan suatu masalah.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang


(13)

dilakukan tentang konsep berbicara (pengertian berbicara, tujuan berbicara, jenis-jenis berbicara, faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara, hambatan-hambatan dalam berbicara, dan penilaian keterampilan berbicara), konsep diskusi (pengertian diskusi, manfaat diskusi, jenis-jenis diskusi), konsep model reciprocal teaching (hakikat reciprocal teaching, manfaat reciprocal teaching, strategi dan langkah-langkah model pembelajaran reciprocal teaching), kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN membahas desain penelitian, alur penelitian tindakan kelas, prosedur penelitian tindakan kelas, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN berisi tentang simpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan.


(14)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu, penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Suharsimi Arikunto, 2010:135).

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Secara rinci tujuan PTK antara lain sebagai berikut: (1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah; (2) membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas; (3) meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; dan (4) menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (Suhardjono, 2008:60-61).

Penelitian tindakan kelas dilakukan karena kurang maksimalnya hasil pembelajaran yang diperoleh oleh siswa. Oleh sebab itu, dilakukan perbaikan guna meningkatkan kemampuan siswa agar hasil pembelajaran yang mereka


(15)

peroleh lebih baik dari sebelumnya. Penelitian dengan menggunakan metode PTK tidak hanya meningkatkan kemampuan siswa melainkan juga dapat meningkatkan kinerja guru. Guru akan menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovatif untuk menciptakan suasana belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam beberapa siklus tindakan. Inilah yang membedakan metode penelitian PTK dengan metode penelitian yang lain. Setiap siklus tindakan bersifat berkesinambungan dan reflektif dari satu siklus ke siklus berikutnya, sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu keputusan sebagai hasil dari penelitian.

Berikut ini adalah bagan yang akan menggambarkan siklus penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan.


(16)

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Diadaptasi dari Model PTK Kemmis & Mc Taggart

()

Bagan 3.1 Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Siklus 1

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan

Siklus 2

Siklus 3

Refleksi

Refleksi Perencanaan

Perencanaan


(17)

3.2Alur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki dua tahapan utama, yaitu tahapan pra-PTK dan tahapan pelaksanaan pra-PTK. Dua tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Tahapan pra-PTK, meliputi:

1) Identifikasi masalah 2) Analisis masalah 3) Rumusan masalah

Tiga tahapan pra-PTK tersebut dilaksanakan untuk menentukan Kompetensi Dasar atau satuan materi ajar yang memang memiliki kecenderungan bermasalah atau kualitas mutu pembelajarannya masih rendah.

3.2.2 Tahapan pelaksanaan PTK, meliputi:

1) Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan ini disusun berdasarkan studi pendahuluan yang bersumber dari data-data observasi awal dalam tahap pra-PTK untuk menyusun pelaksanaan siklus ke-1. Perencanaan siklus ke-2 disusun berdasarkan refleksi siklus ke-1, begitu seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan. Dalam setiap tahap perencanaan dibahas dan ditentukan mengenai fokus pembelajaran, teknik, dan evaluasi yang akan digunakan.


(18)

2) Pelaksanaan (acting)

Tahap pelaksanaan ini adalah tahap berlangsungnya proses belajar mengajar yang telah dirancang sebelumnya dalam tahap perencanaan. 3) Pengamatan (observing)

Tahap pengamatan ini berlangsung pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar. Selama proses belajar mengajar, peneliti bersama dengan para observer lain mengamati jalannya proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi dan catatan lapangan. Hasil observasi dan catatan lapangan tersebut akan menjadi bahan diskusi balikan (feedback) untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

4) Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi adalah tahap identifikasi proses pembelajaran dalam satu siklus untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus tersebut agar tidak terulang di siklus selanjutnya dan merencanakan siklus selanjutnya dengan lebih baik sampai tercapai hasil/tujuan yang diinginkan.

3.3Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan dan hasil refleksi yang didapatkan.


(19)

1) Studi Pendahuluan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang perlu dipecahkan yang berkaitan dengan kemampuan berbicara siswa dalam diskusi. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara pembelajaran berbicara khusunya diskusi masih banyak kesulitan yang dialami siswa, antara lain sulitnya untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi suatu permasalahan, kurang percaya diri dengan apa yang disampaikannya, kurang menguasai materi yang didiskusikan, dan kalimat yang digunakan dalam berbicara kurang efektif.

2) Perencanaan Pelaksanaan Tindakan

Tahapan perencanaan pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut. a) Menentukan waktu dan kelas penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti menentukan waktu penelitian. Waktu pelaksanaan siklus pertama direncanakan pada minggu pertama bulan Mei. Kelas yang digunakan adalah kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung. Kelas tersebut dipilih berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.


(20)

b) Setelah menentukan waktu dan kelas penelitian, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, media, dan skenario pembelajaran.

3) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan perencanaan yang telah dibuat (RPP, model, media, dan skenario pembelajaran). Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan berbicara siswa pada forum diskusi. Pada awal pembelajaran, peneliti membangkitkan motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk diskusi.

Tahap selanjutnya siswa diajak untuk menumbuhkan jiwa kritis. Peneliti menyuguhkan bahan yang akan didiskusikan. Setelah itu, siswa menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran diskusi. Hasil diskusi inilah yang dianalisis dalam refleksi untuk mengetahui kesulitan siswa agar dapat dicari solusi pemecahan masalah untuk pembelajaran pada siklus selanjutnya.

4) Pengamatan

Pada proses pengamatan, dilakukan pengambilan data yang meliputi proses dari pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer bertujuan untuk mengumpulkan bukti dari tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan acuan dalam melakukan refleksi. 5) Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap tindakan berdasarkan lembar observer, hasil tes berbicara siswa, dan catatan lapangan. Tujuan refleksi


(21)

yaitu untuk menemukan arah tindakan selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi sebagai berikut.

a) Mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut bahan ajar, model, media, aktivitas guru dan siswa, dan evaluasi.

b) Menyusun komponen pembelajaran meliputi pengembangan bahan ajar, media, dan evaluasi pembelajaran.

c) Mendeskripsikan pembelajaran serta menilai dan melihat kemajuan siswa dalam menyampaikan pendapat pada tiap siklusnya.

d) Merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

3.4Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung, Jalan Aceh No.108 Bandung. Penelitian ini dilakukan pada kegiatan diskusi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menitikberatkan pada kemampuan berbicara pada forum diskusi dengan mengguanakan model Reciprocal Teaching.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 5 laki-laki dan 19 perempuan. Penulis mengambil subjek di kelas ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia dan observasi langsung ke dalam kelas.


(22)

3.5Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pendapatnya kepada orang lain secara lisan.

2) Diskusi merupakan forum pertukaran pikiran diantara sekelompok orang yang sengaja membahas suatu masalah untuk mencari solusi atau pemecahan masalah sehingga diperoleh suatu kesepakatan.

3) Reciprocal Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang empat strategi pemahaman, yaitu merangkum/meringkas, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi pertanyaan agar siswa mampu mengeluarkan pendapatnya, mampu berpikir logis, mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya serta memotivasi siswa untuk belajar sehingga siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

3.6Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.


(23)

3.6.1 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Agar pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini lebih terarah dan sistematis maka diperlukan RPP yang jelas, agar tujuan penelitian ini tercapai dengan sebaik-baiknya.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa pada forum diskusi. Lembar observasi ini diisi oleh observer sebagai pencatat lapangan. Lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Bentuk instrumennya dapat digambarkan sebagai berikut.

a) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru berfungsi untuk mengamati dan mengevaluasi keterampilan guru dalam menyampaikan materi dan mengendalikan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun formatnya sebagai berikut.


(24)

Tabel 3.1

Format Observasi Aktivitas Guru

Sekolah : SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI IPA/2

Siklus ke- :

Hari/Tanggal :

Observer :

No Aspek yang Dinilai Nilai

A B C D

1 Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Mengondisikan kelas untuk memulai pembelajaran.

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

c. Mengaitkan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diaajarkan.

d. Memberikan acuan materi yang akan diajarkan.

2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa.


(25)

siswa.

c. Antusiasme penampilan dan mimik. d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas. 3 Penguasaan Materi

a. Materi yang diajarkan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan.

b. Kejelasan dalam menjelaskan materi. c. Kejelasan dalam memberikan contoh. 4 Proses Pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP.

b. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa.

c. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu. 5 Penggunaan Media

a. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan jenis media.

b. Ketepatan saat penggunaan media. c. Keterampilan saat mengoperasionalkan. d. Membantu kelancaran proses pembelajaran. 6 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntunan aspek kompetensi.


(26)

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.

7 Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali pokok bahasan materi yang diajarkan.

b. Memberikan kesempatan bertanya.

c. Menginformasikan materi ajar berikutnya. Keterangan:

A = Baik sekali B = Baik C = Cukup D = Kurang

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(27)

Tabel 3.2

Format Observasi Aktivitas Siswa

Siklus ke- : Hari/Tanggal : Observer :

No Aspek yang Diamati Nilai Ket

1 Aktivitas siswa selama mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. b. Siswa serius mengerjakan tugas yang

diberikan guru.

c. Siswa mengungkapkan pendapatnya dengan berani.

d. Siswa mampu melaporkan informasi dengan baik.

2 Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan PBM a. Melamun

b. Mengobrol dengan teman c. Melakukan pekerjaan lain d. Membuat corat-coret di kertas Keterangan:

Kategori penilaian siswa sesuai dengan PBM 4 = Sangat baik


(28)

2 = Cukup 1 = Kurang

Kategori penilaian siswa tidak sesuai dengan PBM 1 = Sangat baik

2 = Baik 3 = Cukup 4 = Kurang

2) Pedoman Wawancara

Wawancara dibutuhkan untuk menguatkan data-data dan hasil temuan selama penelitian berlangsung. Peneliti akan membuat pedoman wawancara untuk mencari dan menggali informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan berbicara pada forum diskusi.

3) Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berbicara dalam diskusi. Untuk mengukur kemampuan berbicara siswa pada forum diskusi, peneliti menemukan beberapa kriteria penilaian. Kriteria penilaian ini sebagai acuan bagi peneliti dalam menganalisis pendapat siswa dalam menyampaikan pendapatnya.


(29)

4) Angket

Angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh pelaksanaan tindakan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana respons siswa terhadap model pembelajaran diskusi dengan mengunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam keterampilan berbicara pada forum diskusi.

Tabel 3.3 Angket Siswa

Nama : Kelas :

Berilah tanda checklist (√) pada kolom SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju, STS (Sangat Tidak Setuju) yang sesuai dengan tanggapan Anda terhadap pernyataan-pernyataan yang terdapat di kolom sebelah kiri.

No Pernyataan SS S TS STS

1 Model pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan saya dalam belajar Bahasa Indonesia.

2 Pembelajaran seperti ini membuat saya termotivasi dalam diskusi.

3 Saya merasa kesulitan dalam mencari pertanyaan berikut penyelesaiannya dengan menggunakan model pembelajaran ini.


(30)

terhadap pembelajaran diskusi semakin menurun.

5 Pembelajaran seperti ini membuat saya mudah untuk berkomunikasi dengan teman lainnya. 6 Pembelajaran seperti ini membuat saya merasa

malas untuk mencari variasi bentuk-bentuk pertanyaan dan jawaban.

7 Pembelajaran seperti ini membuat saya tidak ingin bertanya ataupun menjawab pertanyaan. 8 Pembelajaran seperti ini berbeda dengan

pembelajaran sebelumnya dan harus dipertahankan.

9 Pembelajaran seperti ini membantu untuk meningkatkan keterampilan berbicara saya pada saat diskusi.

10 Pembelajaran ini membuat saya senang untuk bertanya.

5) Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai pengumpul data untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.


(31)

Tabel 3.4

Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Forum Diskusi

Catatan Lapangan Saran

3.7Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keterangan dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, maka pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam hal ini, pengamatan langsung terhadap situasi nyata di kelas, sehingga akan diperoleh gambaran, rekaman atau catatan secara teliti kejadian nyata di kelas.

2) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung kepada responden. Teknik wawancara


(32)

dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang berlangsung.

3) Tes

Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Tes ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi tentang kemampuan berbicara siswa dalam mengungkapkan pendapatnya pada forum diskusi dengan menggunakan model reciprocal teaching. Bentuk tes yang digunakan adalah tes lisan.

4) Angket

Angket yang digunakan dalam penilitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih.

5) Foto

Foto merupakan sumber data tidak tertulis yang dapat membantu penulis dalam memantau kegiatan di kelas. Foto ini berguna untuk merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model reciprocal teaching.

6) Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan dibuat oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Dengan catatan lapangan ini, guru juga bisa


(33)

mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung.

Pada tahap ini, semua data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan, kemudian diolah dan diinterpretasikan.

3.8Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data. Teknik pengolahan data terdiri atas dua tahap, yaitu tahap analisis data dan kategori data dan interpretasi data.

3.8.1 Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu lembar observasi guru dan siswa, hasil berbicara siswa sesuai kriteria penilaian, dan catatan lapangan. Selanjutnya diadakan reduksi data untuk mengategorisasikan data. Penyajian dalam laporan penelitian ini, yaitu analisis secara deskriptif yang digambarkan dari data atau tabel baik berupa data kuantitatif (nilai siswa setiap siklus) dan data kualitatif (catatan lapangan dan observasi). Langkah terakhir adalah merefleksikan hasil analisis untuk menarik kesimpulan.

3.8.2 Kategori Data dan Interpretasi Data

Semua data yang diperoleh selama penelitian terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian, kemudian data tersebut


(34)

diinterpretasikan. Berikut ini adalah langkah pemaparan hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus.

3) Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan catatan lapangan. 4) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa.

5) Menganalisis data dari hasil belajar siswa dari setiap tindakan (siklus) untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.

Kemampuan berbicara siswa pada forum diskusi dengan menggunakan model reciprocal teaching dinilai berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut.

Tabel 3.5

Format Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching

Nama Siswa :

No Aspek Bobot Aspek Penilaian Skor

Maksimal

1 2 3 4 5

1. Kejelasan suara dalam mengemukakan pendapat

4 20

2. Kelancaran berbicara 4 20

3. Hubungan isi dengan topik yang sedang dibahas


(35)

4. Kemampuan

mengemukakan pendapat

4 20

5. Kualitas isi 4 20

Skor keseluruhan 100

Keterangan skala nilai 5 = Baik sekali 4 = Baik

3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Kurang sekali

Keterangan Kriteria penilaian

1) Kejelasan mengemukakan pendapat

5 = Suara sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat cocok dengan kondisi, situasi, dan isi pembicaraan.

4 = Pengaturan volume suara sudah bagus, hanya sesekali dijumpai ketidakcocokan.

3 = Volume suara cukup tetapi masih banyak perlu penyesuaian. 2 = Pengaturan volume suara kurang baik, pembicara tidak tahu

bagaimana seharusnya ia mengatur suara.

1 = Sulit sekali mengikuti pembicaraan karena tidak ada penyesuaian suara. Suara tidak jelas dan terlalu lemah.


(36)

2) Kelancaran berbicara

5 = Sangat lancar, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa. 4 = Pembicaraan lancar, hanya saja ada beberapa gangguan yang tidak

begitu berarti.

3 = Pembicaraan cukup lancar walaupun ada gangguan. 2 = Pembicaraan kurang lancar, karena sering berhenti. 1 = Pembicaraan sangat tidak lancar, banyak diam dan gugup. 3) Hubungan isi dengan topik yang sedang dibahas

5 = Isi pembicaraan sangat cocok, benar-benar mewakili topik.

4 = Ada sedikit yang tidak cocok, tetapi bukan hal yang mengganggu.

3 = Disana-sini dijumpai hal-hal yang kurang cocok antara isi dan topik, tetapi secara umum masih cukup.

2 = Lebih banyak lagi dijumpai hal-hal yang tidak cocok, sehingga ada kesan yang tidak nyambung.

1 = Benar-benar dirasakan hampir tidak ada hubungan isi dengan topik, banyak sekali penyimpangan isi dari topik.

4) Kemampuan mengemukakan pendapat

5 = Pendapat yang diungkapkan sangat logis, menggunakan pilihan kata yang tepat dan dapat menghargai lawan bicara.

4 = Pendapat yang diungkapkan logis, berhubungan dengan isi pembicaraan, dan menghargai pendapat orang lain.


(37)

3 = Pemilihan kata yang digunakan cukup baik dan dapat menghargai lawan bicara.

2 = Pendapat yang diungkapkan tidak berhubungan dengan isi pembicaran, pilihan kata tidak sesuai, dan kurang menghargai lawan bicara.

1 = Pendapat yang diungkapkan sangat tidak logis, menggunakan pilihan kata yang tidak baik, sikap penuh emosi terhadap lawan bicara.

5) Kualitas isi

5 = Isi pembicaraan sangat bermakna, sangat bermutu, dan terlihat penguasaan topik pembicaraan.

4 = Isi pembicaraan sudah bagus, bermakna, tetapi belum sampai pada tingkat istimewa.

3 = Kualitas isi memadai, tidak bagus tetapi tidak terlalu jelek.

2 = Dilihat dari kualitas isinya dirasakan cukup banyak kekurangannya.

1 = Isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak ada maknanya bagi topik yang dibicarakan.

Kemudian untuk mendapat nilai daya serap siswa, nilai yang didapat siswa dikategorikan berdasarkan sistem PAP (Patokan Acuan Penilaian) skala lima.


(38)

Tabel 3.6

Penilaian PAP Skala Lima

Interval Tingkat Penguasaan Nilai Kategori Penilaian

85 – 100 A Baik sekali

75 – 84 B Baik

60 – 74 C Cukup

40 – 59 D Kurang

0 – 39 E Kurang sekali


(39)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab kelima ini, penulis akan menyajikan simpulan dan saran dari penelitian keterampilan berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA di SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung.

5.1Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada pembelajaran berbicara forum diskusi, maka penulis memperoleh beberapa simpulan sebagai berikut.

1) Penyusunan perencanaan pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching berdasarkan hasil observasi awal. Perencanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada setiap siklus guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Reciprocal Teaching sesuai dengan tujuan pembelajaran dan penelitian. Perencanaan pembelajaran dikembangkan dengan pemberian tugas kepasa siswa, yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi pertanyaan pada forum diskusi agar dapat memotivasi siswa aktif dalam pembelajaran berbicara sehingga siswa berani mengemukakan pendapatnya. Kemudian


(40)

guru menyiapkan materi ajar yang dapat menunjang pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam mengemukakan pendapatnya. Selain itu, guru juga menyiapkan media pembelajaran, media yang digunakan dalam penelitian ini adalah power point, video, dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain. Tema yang dijadikan bahan diskusi dalam penelitian berkaitan dengan kehidupan siswa. Selanjutnya, guru menyusun langkah-langkah pembelajaran dan membuat evaluasi pembelajaran serta penilaian yang sesuai dengan indikator pembelajaran.

2) Pelaksanaan proses pembelajaran berbicara pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA SMA Kartika Siliwangi 3 Bandung dapat terlaksana dengan baik dan tiap siklus mengalami peningkatan. Siswa sangat senang pembelajaran dengan mengunakan model Reciprocal Teaching. Pelaksanaan siklus I dan II, walaupun banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa dapat diatasi dengan baik pada siklus III. Peningkatan proses pembelajaran tiap siklus dapat dilihat dari penilaian observer yang mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Sedangkan, peningkatan hasil penilaian pembelajaran siswa dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tiap siklus. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada saat kegiatan inti dengan menggunakan model Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut.


(41)

a) Guru memperlihatkan contoh video pelaksanaan diskusi kepada siswa. b) Siswa memberikan tanggapan terhadap video yang telah ditontonnya. c) Guru menjelaskan materi kepada siswa, yaitu cara mengemukakan

pendapat dan menanggapi tanggapan orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar beserta contohnya.

d) Guru menyampaikan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi, yaitu model Reciprocal Teaching.

e) Guru membuka buku paket Bahasa Indonesia, kemudian memeragakan kepada siswa bagaimana cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan tentang apa yang dibacanya, dan memprediksi.

f) Siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya tentang hal yang belum dipahaminya.

g) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap anggota kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda, ada yang merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi, moderator dan berperan sebagai guru untuk menjelaskan hasil diskusinya.

h) Guru memberikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain kepada tiap kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tema yang sama.

i) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai peran yang telah ditentukan.


(42)

j) Setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru, perwakilan masing-masing kelompok diminta untuk mengambil kertas yang ada di dalam kotak untuk menentukan kelompok yang akan tampil pertama mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

k) Kelompok yang mendapat urutan pertama, mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas seperi guru menjelaskan kepada siswanya. l) Siswa melakukan diskusi, bertanya, mengemukakan tanggapan yang

mendukung hasil penelitian, menanggapi kritikan terhadap hasil penelitian, mengomentari tanggapan orang lain terhadap laporan hasil penelitian, dan menanggapi tanggapan teman-temannya.

3) Kemampuan berbicara siswa pada forum diskusi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Hal tersebut terbukti dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa tiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 66,33. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 75,13. Pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 80,17. Hasil refleksi pada siklus I dan II menunjukkan masih ada kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, pada siklus III kendala-kendala tersebut dapat teratasi dengan baik pada siklus III, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah jauh di atas KKM, yaitu 70. Oleh sebab itu, penelitian dicukupkan pada siklus III.


(43)

5.2Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai upaya dalam peningkatan keterampilan berbicara.

1) Model Reciprocal Teaching terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada forum diskusi. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan model Reciprocal Teaching ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi. 2) Pembelajaran berbicara dengan menggunakan model Reciprocal Teaching

harus dipersiapkan dengan matang agar dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan.

3) Pada saat melakukan diskusi guru harus memilih tema yang menarik sesuai dengan minat siswa. Hal ini bertujuan agar siswa tertarik dengan tema tersebut dan memotivasi siswa untuk berbicara sehingga siswa dalam pembelajaran berbicara pada forum diskusi akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.


(44)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... .iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTRA TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 7

1.3Rumusan Masalah ... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 9

1.5Manfaat Penelitian ... 9

1.6Sistematika Penulisan ... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1Keterampilan Berbicara ... 12

2.1.1 Pengertian Berbicara ... 12

2.1.2 Tujuan Berbicara ... 13

2.1.3 Jenis-jenis Berbicara ... 15

2.1.4 Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ... 16

2.1.5 Hambatan-hambatan dalam Berbicara ... 19

2.1.6 Penilaian Keterampilan Berbicara ... 21

2.2Diskusi ... 22


(45)

jenis Diskusi ………….

2.3Model Reciprocal Teaching ... 27

2.3.1 Hakikat Reciprocal Teaching ... 27

2.3.2 Manfaat Model Reciprocal Teaching ... 28

2.3.3 Strategi Model Pebelajaran Reciprocal Teaching ... 29

2.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Model Reciprocal Teaching .. 31

2.4Kerangka Berpikir …... 32

2.5Hipotesis Penelitian ... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 35

3.1Desain Penelitian ... 35

3.2Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 38

3.2.1 Tahapan Pra-PTK ... 38

3.2.2 Tahapan Pelaksanaan PTK ... 38

3.3Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 39

3.4Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

3.5Definisi Operasional ... 43

3.6Instrumen Penelitian ... 43

3.6.1 Instrumen Perlakuan ... 44

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 44

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.8Teknik Pengolahan Data ... 54

3.8.1 Analisis Data ... 54

3.8.2 Kategori Data dan Interpretasi Data ... 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1Deskripsi Hasil Penelitian ………... 60

4.1.1 Siklus I ………... 61

4.1.1.1Perencanaan Pembelajaran Siklus I ………... 61


(46)

4.1.2 Siklus II ………... 99

4.1.2.1Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 99

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 100

4.1.2.3Hasil Pengamatan Siklus II ... 105

4.1.2.4Refleksi Tindakan Siklus II ... 133

4.1.3 Siklus III ………... 136

4.1.3.1Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 137

4.1.3.2Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 138

4.1.3.3Hasil Pengamatan Siklus III ... 143

4.1.3.4Refleksi Tindakan Siklus III ... 168

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 168

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 183

5.1Simpulan ... 183

5.2Saran ………... 187

DAFTAR PUSTAKA . ... 188

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 190


(47)

Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru 45 Tabel 3.2 Format Observasi Aktivitas Siswa 48

Tabel 3.3 Angket Siswa 50

Tabel 3.4 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Forum Diskusi 52 Tabel 3.5 Format Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching 55

Tabel 3.6 Penilaian PAP Skala Lima 59

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus I 68

Tabel 4.2 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus I 75 Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I 77

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Pertemuan II 80

Tabel 4.5 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus I 83

Tabel 4.6 Perolehan Skor Siswa Siklus I 85

Tabel 4.7 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus I 86 Tabel 4.8 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I 86 Tabel 4.9 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus I 93 Tabel 4.10 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus I 94


(48)

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus II 105

Tabel 4.13 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus II 112 Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Pertemuan I 113

Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Pertemuan II 116

Tabel 4.16 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi

dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus II 118 Tabel 4.17 Perolehan Skor Siswa Siklus II 120 Tabel 4.18 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus II 121 Tabel 4.19 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II 121 Tabel 4.20 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik Sekali pada

Siklus II 128

Tabel 4.21 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus II 129 Tabel 4.22 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus II 131 Tabel 4.23 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Kurang pada Siklus II 132 Tabel 4.24 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus III 143

Tabel 4.25 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus III 148 Tabel 4.26 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus III


(49)

Pertemuan II 152 Tabel 4.28 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi

dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus III 154 Tabel 4.29 Perolehan Skor Siswa Siklus III 157 Tabel 4.30 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus III 157 Tabel 4.31 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus III 158 Tabel 4.32 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik Sekali pada

Siklus III 163

Tabel 4.33 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus III 165 Tabel 4.34 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus III 167 Tabel 4.35 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada Forum Diskusi Tiap Siklus dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching 169 Tabel 4.36 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima pada Siklus I, II, dan III 172 Tabel 4.37 Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I, II, dan III 173 Tabel 4.38 Persentase Hasil Angket Evaluasi Pembelajaran 175


(50)

Diagram 4.1 Persentase Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Berbicara Siswa 171 Diagram 4.2 Perolehan Nilai dalam Skala Lima Siklus I, II, dan III 173 Diagram 4.3 Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I, II, dan III 174


(51)

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari Model PTK


(52)

LAMPIRAN 1 191

1. Surat Pengesahan Judul Skripsi 192

2. Surat Permohonan Izin Penelitian 194

3. Surat Keterangan Penelitian 195

LAMPIRAN 2 196

1. RPP Siklus I, II, dan III 197

2. Pedoman Wawancara 244

3. Contoh Laporan Hasil Penelitian 245

4. Angket Hasil Penelitian 254

LAMPIRAN 3 302

1. Nilai Berbicara Siklus I, II, dan III 303 2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II, dan III 306 3. Catatan Lapangan Siklus I, II, dan III 324 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III 330

LAMPIRAN 4 354


(1)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru 45 Tabel 3.2 Format Observasi Aktivitas Siswa 48

Tabel 3.3 Angket Siswa 50

Tabel 3.4 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Forum Diskusi 52 Tabel 3.5 Format Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching 55 Tabel 3.6 Penilaian PAP Skala Lima 59 Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus I 68

Tabel 4.2 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus I 75 Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I 77

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I

Pertemuan II 80

Tabel 4.5 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus I 83 Tabel 4.6 Perolehan Skor Siswa Siklus I 85 Tabel 4.7 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus I 86 Tabel 4.8 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I 86 Tabel 4.9 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus I 93 Tabel 4.10 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus I 94


(2)

Hana Khairesti Fejri, 2012

Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Forum Diskusi Dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.11 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Kurang pada Siklus I 96 Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus II 105

Tabel 4.13 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus II 112 Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Pertemuan I 113

Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II

Pertemuan II 116

Tabel 4.16 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi

dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus II 118 Tabel 4.17 Perolehan Skor Siswa Siklus II 120 Tabel 4.18 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus II 121 Tabel 4.19 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II 121 Tabel 4.20 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik Sekali pada

Siklus II 128

Tabel 4.21 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus II 129 Tabel 4.22 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus II 131 Tabel 4.23 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Kurang pada Siklus II 132 Tabel 4.24 Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Siklus III 143

Tabel 4.25 Catatan Lapangan Pembelajaran Berbicara pada Siklus III 148 Tabel 4.26 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus III


(3)

Tabel 4.27 Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus III

Pertemuan II 152

Tabel 4.28 Skor Penilaian Keterampilan Berbicara pada Forum Diskusi

dengan Menggunakan Reciprocal Teaching Siklus III 154 Tabel 4.29 Perolehan Skor Siswa Siklus III 157 Tabel 4.30 Rekapitulasi Skor Berdasarkan Skala Lima pada Siklus III 157 Tabel 4.31 Kemampuan Berbicara Siswa Siklus III 158 Tabel 4.32 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik Sekali pada

Siklus III 163

Tabel 4.33 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Baik pada Siklus III 165 Tabel 4.34 Penilaian Keterampilan Berbicara Kategori Cukup pada Siklus III 167 Tabel 4.35 Perbandingan Keterampilan Berbicara Siswa pada Forum Diskusi Tiap Siklus dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching 169 Tabel 4.36 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima pada Siklus I, II, dan III 172 Tabel 4.37 Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I, II, dan III 173 Tabel 4.38 Persentase Hasil Angket Evaluasi Pembelajaran 175


(4)

Hana Khairesti Fejri, 2012

Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Forum Diskusi Dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Berbicara Siswa 171 Diagram 4.2 Perolehan Nilai dalam Skala Lima Siklus I, II, dan III 173 Diagram 4.3 Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I, II, dan III 174


(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari Model PTK


(6)

Hana Khairesti Fejri, 2012

Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Forum Diskusi Dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 191

1. Surat Pengesahan Judul Skripsi 192 2. Surat Permohonan Izin Penelitian 194 3. Surat Keterangan Penelitian 195

LAMPIRAN 2 196

1. RPP Siklus I, II, dan III 197

2. Pedoman Wawancara 244

3. Contoh Laporan Hasil Penelitian 245 4. Angket Hasil Penelitian 254

LAMPIRAN 3 302

1. Nilai Berbicara Siklus I, II, dan III 303 2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II, dan III 306 3. Catatan Lapangan Siklus I, II, dan III 324 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III 330

LAMPIRAN 4 354