Pemanfaatan Eceng Gondok di Samosir (Studi Tentang Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Huta Namora)
ABSTRAK
Fitri Indrayani Sondang Malau, 2016, Pemanfaatan Eceng Gondok di Samosir
(Studi Tentang Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Huta Namora). Skripsi ini
terdiri dari 6 Bab, 110 Halaman, 6 Tabel, 24 Foto, 1 Daftar Gambar, Daftar
Pustaka, Lampiran: Daftar Informan, Foto Penelitian.
Penelitian ini mengkaji tentang Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Huta
Namora, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilatarbelakangi,
melihat tumbuhnya peluang usaha baru pada masyarakat Desa Huta Namora dengan
mengolah tumbuhan eceng gondok menjadi sebuah produk kerajinan. Inovasi baru ini
diterima masyarakat dengan baik, dengan mengembangkan konsep dan pengalaman
menganyam yang sudah dilalui sebelumnya. Pemanfaatan eceng gondok ini menjadi
sebuah kegiatan ekonomi kreatif yang hidup di tengah masyarakat guna
meningkatkan atau menambah pendapatan. Disamping itu eceng gondok menjadi
sumber produksi yang mudah diperoleh karena jumlahnya yang banyak di Danau
Toba.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi dengan
teknik observasi partisipatif dan wawancara mendalam, dimana penulis terjun
langsung ke lapangan dan ikut terlibat dalam pembuatan kerajinan eceng gondok.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai usaha ekonomi
kreatif di Desa Huta Namora dan mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi
masyarakat melakukan usaha kerajinan eceng gondok serta melihat proses produksi
kerajinan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan eceng gondok ini
dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Usaha ekonomi kreatif ini
mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan kreatif
yang dimiliki. Diantara pengrajin tumbuh hubungan saling mendukung dan tidak ada
konflik antar pengrajin terkait pemanfaatan eceng gondok. Setiap pengrajin bebas
mengambil dan memanfaatkan eceng gondok untuk menciptakan produk-produk
kerajinan yang bernilai ekonomi. Usaha kerajinan ini merupakan penghasilan
tambahan disamping pekerjaan utama mereka yaitu bertani. Dampak usaha kerajinan
ini adalah adanya peningkatan penghasilan mereka dan mampu mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan biaya anak-anak mereka yang masih sekolah. Kendala yang dihadapi
pengrajin adalah masih kurangnya lokasi pemasaran dan promosi produk kerajinan
mereka.
Kata Kunci : Eceng Gondok, Usaha Kerajinan, Ekonomi Kreatif.
ii
Universitas Sumatera Utara
Fitri Indrayani Sondang Malau, 2016, Pemanfaatan Eceng Gondok di Samosir
(Studi Tentang Ekonomi Kreatif Masyarakat Desa Huta Namora). Skripsi ini
terdiri dari 6 Bab, 110 Halaman, 6 Tabel, 24 Foto, 1 Daftar Gambar, Daftar
Pustaka, Lampiran: Daftar Informan, Foto Penelitian.
Penelitian ini mengkaji tentang Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Huta
Namora, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilatarbelakangi,
melihat tumbuhnya peluang usaha baru pada masyarakat Desa Huta Namora dengan
mengolah tumbuhan eceng gondok menjadi sebuah produk kerajinan. Inovasi baru ini
diterima masyarakat dengan baik, dengan mengembangkan konsep dan pengalaman
menganyam yang sudah dilalui sebelumnya. Pemanfaatan eceng gondok ini menjadi
sebuah kegiatan ekonomi kreatif yang hidup di tengah masyarakat guna
meningkatkan atau menambah pendapatan. Disamping itu eceng gondok menjadi
sumber produksi yang mudah diperoleh karena jumlahnya yang banyak di Danau
Toba.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi dengan
teknik observasi partisipatif dan wawancara mendalam, dimana penulis terjun
langsung ke lapangan dan ikut terlibat dalam pembuatan kerajinan eceng gondok.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai usaha ekonomi
kreatif di Desa Huta Namora dan mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi
masyarakat melakukan usaha kerajinan eceng gondok serta melihat proses produksi
kerajinan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan eceng gondok ini
dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Usaha ekonomi kreatif ini
mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan kreatif
yang dimiliki. Diantara pengrajin tumbuh hubungan saling mendukung dan tidak ada
konflik antar pengrajin terkait pemanfaatan eceng gondok. Setiap pengrajin bebas
mengambil dan memanfaatkan eceng gondok untuk menciptakan produk-produk
kerajinan yang bernilai ekonomi. Usaha kerajinan ini merupakan penghasilan
tambahan disamping pekerjaan utama mereka yaitu bertani. Dampak usaha kerajinan
ini adalah adanya peningkatan penghasilan mereka dan mampu mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan biaya anak-anak mereka yang masih sekolah. Kendala yang dihadapi
pengrajin adalah masih kurangnya lokasi pemasaran dan promosi produk kerajinan
mereka.
Kata Kunci : Eceng Gondok, Usaha Kerajinan, Ekonomi Kreatif.
ii
Universitas Sumatera Utara