Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG JKN (JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL) DAN PUSKESMAS SIDODADI KABUPATEN
ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Tinjauan Umum Mengenai JKN (Jaminan Kesehatan Nasional )
1. Pengertian dan Dasar Hukum JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari
SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial. Bersifat wajib bagi seluruh masyarakat
Indonesia dan orang asing yang yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia berdasarkan SJSN.
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar

peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Jaminan
ini disebut JKN karena semua penduduk Indonesia wajib menjadi
peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang

Universitas Sumatera Utara

asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia
dan telah membayar iuran. ****************
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan pola
pembiayaan pra-upaya, artinya pembiayaan kesehatan yang
dikeluarkan sebelum atau tidak dalam kondisi sakit. Pola
pembiayaan pra-upaya menganut hukum jumlah besar dan
perangkuman risiko. Supaya risiko dapat disebarkan secara luas
dan direduksi
secara efektif, maka pola pembiayaan ini membutuhkan jumlah besar
peserta. Oleh karena itu, pada pelaksanaannya, JKN mewajibkan
seluruh penduduk Indonesia menjadi peserta agar hukum jumlah
besar tersebut dapat dipenuhi. Perangkuman risiko terjadi ketika
sejumlah individu yang berisiko sepakat untuk menghimpun risiko
kerugian dengan tujuan mengurangi beban (termasuk biaya

kerugiam/klaim)

yang

harus

ditanggung

masing-masing

individu. ††††††††††††††††
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari SJSN. Sistem Jaminan Sosial
Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi
Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan UU
SJSN. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia

****************

Kementerian Kesehatan RI, Buku Saku FAK BPJS

Kesehatan, Sekretariat Jenderal, Jakarta 2013.
††††††††††††††††
Murti B., Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta 2000, hal 81

Universitas Sumatera Utara

terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat
memenuhi

kebutuhan

dasar

kesehatan

masyarakat

yang


layak. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak, yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diatur dalam Pasal 19 SJSN,
jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan
prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, serta diselenggarakan
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan. §§§§§§§§§§§§§§§§

Maksud dari prinsip asuransi sosial disini meliputi :
a. Kegotong-royongan antara yang kaya dan miskin, yang sehat dan
sakit, yang tua dan muda, dan yang berisiko tinggi dan rendah;
b. kepesertaan yang bersifat wajib dan tidak selektif;
c. iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan;
d. bersifat nirlaba.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡


Kemenkes-RepubIik Indonesia Tahun 2014
Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional Pasal 19
§§§§§§§§§§§§§§§§

Universitas Sumatera Utara

Prinsip ekuitas

yaitu

kesamaan dalam

memperoleh

pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisnya, yang tidak terikat
dengan besaran iuran yang telah dibayarkannya. Sesuai dengan
Undang-Undang BPJS bahwa badan yang menyelenggarakan JKN
adalah BPJS kesehatan. Untuk menyelenggarakan jaminan
kesehatan maka terdapat beberapa pihak yang terlibat yaitu, badan

penyelenggara dalam hal ini BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai berlaku di
Indonesia pada tanggal 1 Januari 2014 serta mengacu pada prinsipprinsip SJSN, berikut: *****************
a. Prinsip kegotongroyongan
Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam
hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam
kebudayaan Indonesia. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti
peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta
yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta
yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan
SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu.
Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Prinsip nirlaba

*****************

Tim Penyusun Bahan Advokasi dan Sosialisasi JKN,
Buku Pegangan Sosialisasi JKN, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia:Jakarta,2014,hal.17.


Universitas Sumatera Utara

Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari
laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk
memenuhi

sebesar-besarnya

kepentingan

peserta.

Dana

yang

dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil
pengembangannya,


akan

dimanfaatkan

sebesar-besarnya

untuk

kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas. Prinsip-prinsip manajemen ini mendasari
seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan
hasil pengembangannya.
c. Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
d. Prinsip kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi

seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat danpemerintah serta kelayakan penyelenggaraan
program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,
bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara
mandiri, sehingga pada akhirnya SJSN dapat mencakup seluruh rakyat.
e. Prinsip dana amanat

Universitas Sumatera Utara

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
f. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jamninan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besarkepentingan peserta.

Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional. Peraturan
perundang-undangan

yang


memerintahkan

dan

memberi

kewenangan Penyelenggaraan JKN Terbentang luas, mulai dari
UUD 1945 hingga Peraturan Menteri dan Lembaga. Pemerintah
telah mengundangkan (dua puluh dua) Peraturan Perundangundangan yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan program
JKN dan tata kelola BPJS Kesehatan. Hingga akhir Februari 2014,
dasar hukum penyelenggaraan program JKN dan Tata kelola BPJS
Kesehatan diatur dalam 2 (dua) Pasal UUD 1945, 2 (dua) buah
Undang-Undang, 6 (enam) Peraturan Pemerintah, 5 (lima)
Peraturan Presiden, 4 (empat) Peraturan Menteri, dan 1(satu)
Peraturan BPJS Kesehatan, diantaranya :

a. Undang Undang Dasar 1945

Universitas Sumatera Utara


Pasal 28H dan Pasal 34 UUD 1945 adalah dasar hukum Tertinggi yang
menjamin hak konstitusional warga Negara atas pelayanan Kesehatan
dan mewajibkan Pemerintah untuk membangun Sistem dan tata kelola
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan
penyelenggaraan program jaminan sosial.
Pasal 28H
Ayat (1):
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan Sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Ayat (2):
“Setiap orang Berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh Kesempatan dan manfaat yang sama
guna mencapai persamaan dan keadilan.”
Ayat (3):
“Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.”
Pasal 34
Ayat (1):
“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Oleh negara.”
Ayat (2):
“Negara mengembangkan system jaminan Sosial bagi Seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
Mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”

Ayat (3):

Universitas Sumatera Utara

“Negara bertanggung jawab atas penyediaan Fasilitas pelayanan
kesehatan
dan
fasilitas
Pelayanan
umum
yang
†††††††††††††††††
layak”

b. Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Undang-Undang SJSN menetapkan program JKN sebagai salah satu
program jaminan social dalam sistem Jaminan sosial nasional. Di
dalam UU SJSN ini diatur asas, tujuan, prinsip, organisasi, dan tata
cara

penyelenggaraan

nasional. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

program

jaminan

kesehatan

UU SJSN menetapkan asuransi sosial dan

ekuitas sebagai Prinsip penyelenggaraan JKN. Kedua prinsip
dilaksanakan dengan menetapkan kepesertaan wajib dan penahapan
implementasinya, iuran sesuai Dengan besaran pendapatan, manfaat
JKN sesuai dengan kebutuhan medis, serta Tata kelola Dana amanah
Peserta oleh badan penyelenggara nirlaba dengan mengedepankan
kehati-hatian, akuntabilitas efisiensi dan efektifitas.
Undang-Undang SJSN membentuk dua organ yang bertanggungjawab
dalam Penyelenggaraan program jaminan social nasional, Yaitu
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Dan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS).UU Ini mengatur secara umum fungsi, tugas,
dan kewenangan kedua organ tersebut. UU SJSN mengintegrasikan
program bantuan social dengan program jaminan sosial. Integrasi
†††††††††††††††††

Pasal 28H dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Universitas Sumatera Utara

kedua program perlindungan sosial tersebut diwujudkan dengan
mewajibkan pemerintah untuk mensubsidi Iuran JKN dan keempat
program jaminan sosial lainnya bagi orang miskin dan orang tidak
mampu.Kewajiban ini dilaksanakan secara bertahap dan dimulai dari
program JKN. UU SJSN menetapkan dasar hukum bagi transformasi
PT. Askes (Persero) dan Ketiga Persero lainnya menjadi BPJS.
c. Undang Undang No. 24 Tahun 2011 Tetang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
Undang-Undang BPJS adalah peraturan pelaksanaan Undang-Undang
SJSN. Undang-Undang BPJS melaksanakan Pasal 5 Undang-Undang
SJSN pasca Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara No.
007/PUU-III/2005. Undang-Undang BPJS menetapkan Pembentukan
BPJS Kesehatan untuk Penyelenggaraan program JKN dan BPJS
Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan kecelakaan
kerja, Jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. UU
BPJS mengatur proses transformasi badan penyelenggara jaminan
sosial dari badan usaha milik Negara (BUMN) ke badan hukum publik
otonom nirlaba BPJS. Perubahan-perubahan kelembagaan tersebut
mencakup perubahan dasar hukum, bentuk badan hukum, organ, Tata
kerja, lingkungan, tanggung jawab, hubungan kelembagaan, serta
Mekanisme

pengawasan

menetapkan

Bahwa

dan

pertanggungjawaban.

BPJS

Berhubungan

UU

BPJS

langsung

dan

bertanggungjawab kepada Presiden.

Universitas Sumatera Utara

d. Peraturan Pemerintah No.101 Tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan (PP PBIJK)
Peraturan Pemerintah Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PP
PBIJK) adalah Peraturan pelaksanaan UU SJSN. PP PBIJK
melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (3) dan Pasal 17 ayat (6) UU
SJSN. PP PBIJK Mengatur tata cara pengelolaan subsidi iuran jaminan
kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran. PP PBIJK memuat ketentuanketentuan yang mengatur penetapan kriteria dan tata cara Pendataan
fakir miskin dan orang tidak mampu, penetapan PBIJK, pendaftaran
PBIJK, pendanaannya, pengelolaan Data PBI, serta peran Serta
masyarakat.
e. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan
Penerima Bantuan Iuran Dalam 1 Penyelenggaraan Jaminan Sosial
adalah peraturan pelaksanaan UU No.24 Tahun 2011 UUBPJS. PP
86/2013 melaksanakan ketentuan UU BPJS Pasal 17 ayat (5).
Peraturan Ini mengatur ruang lingkup sanksi administratif, tata cara
pengenaannya kepada Pemberi kerja dan perorangan, serta tata cara
pengawasan

dan

Pemeriksaan

kepatuhan

peserta

dalam

penyelenggaraan program Jaminan sosial.

Universitas Sumatera Utara

f. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
(PERPRES JK)
PerPres JK adalah peraturan pelaksanaan UU SJSN dan UU BPJS. PerPres
JK melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2), Pasal 21 ayat (4), Pasal
22 Ayat (3), Pasal 23 ayat (5), Pasal 26, Pasal 27 Ayat (5), Dan Pasal
28 Ayat (2) UU SJSN. PerPres JK Juga melaksanakan ketentuan Pasal
15 ayat (3) dan Pasal 19 ayat (5) huruf a UU BPJS.PerPres JK
mengatur Peserta dan kepesertaan JKN, pendaftaran, iuran Dan tata
kelola iuran, manfaat JKN, koordinasi manfaat, penyelenggaraan
pelayanan, fasilitas kesehatan, kendali Mutu dan kendali biaya,
penanganan keluhan, dan penanganan sengketa.
g. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Peraturan
Presiden No. 12 TAHUN 2013 (PERPRES PERUBAHAN PERPRES
JK)
Menjelang penyelenggaraan JKN pada 1 Januari 2014, ditemukan
Beberapa ketentuan dalam PerPres JK yang perlu disesuaikan dengan
Kebutuhan penyelenggaraan JKN. Materi muatan Perpres Perubahan
PerPres Jaminan Kesehatan adalah untuk:
1) mengubah ketentuan tentang peserta JKN dan penerima manfaat
JKN;
2) mengatur lebih rinci penahapan kepesertaan wajib JKN;

Universitas Sumatera Utara

3) menambahkan ketentuan tentang iuran JKN. Besaran iuran Diatur
rinci Untuk masing-masing kelompok peserta dan diatur Pula tata
Cara pengelolaan iuran JKN;
4) mengubah batasan hak ruang perawatan inap Di rumah sakit;
5) menambahkan Dua manfaat yang tidak dijamin oleh JKN, yaitu
pelayanan kesehatan yang telah Dijamin oleh program jaminan
kecelakaan Lalu lintas yang Bersifat wajib Sampai nilai yang
ditanggung Oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas dan biaya
pelayanan kesehatan Pada kejadian tak diharapkan yang dapat
dicegah;
6) menambahkan ketentuan Tentang koordinasi manfaat antara JKN
dan program Jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan
Kecelakaan lalu lintas wajib;
7) mengubah ketentuan pelayanan obat, alat Medis habis Pakai dan
alat kesehatan;
8) mengubah ketentuan tentang pemberian kompensasi;
9) mengubah prosedur pembayaran fasilitas kesehatan;
10) mengubah ketentuan kendali mutu dan kendali biaya.
h. Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
Bahwa beberapa ketentuan dalam peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah beberapa kali

Universitas Sumatera Utara

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2016,
diubah sebagai berikut :
1) Menambahkan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) sebagai salah satu peserta penerima upah;
2) Penyesuaian ketentuan iuran bagi keluarga yang suami dan istrinya
pekerja penerima upah;
3) Ketentuan pindah manfaat bagi peserta yang telah memilih iuran
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas tertentu;
4) Pengaturan obat dan alat kesehatan program, termasuk alat
kontrasepsi di fasilitas kesehatan milik pemerintah, terkait
kebutuhan dan kecukupan pengadaan, distribusi, dan tata caranya;
5) Perluasan

manfaat

jaminan

kesehatan,

seperti

dengan

menambahkan pelayanan akibat ketergantungan narkotika dan/atau
alkohol serta pelayanan medis akupuntur dalam pelayanan
kesehatan yang dijamin;
6) Penyusuain ketentuan cara pembayaran kapitasi kepada fasilitas
kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah non buld dan
fasilitas kesehatan tingkat pertama milik Pemerintah Pusat;
7) Pengaturan tentang moral hazard, wasten, abuse, dan fraud,
termasuk upaya pencegahan, deteksi dini, penindakan, prosedur
pengawasan, sanksi administrasi, dan denda bagi pelaku fraud
.

Universitas Sumatera Utara

i.

Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

Dinamika penyelenggaraan jaminan kesehatan di negeri ini terus
menggeliat menuju perubahan yang lebih baik. Perubahan pertama
tertuang dalam PerPres Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas PerPres Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
Perubahan kedua tertuang dalam PerPres Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas PerPres Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan. Perubahan ketiga tertuang dalam PerPres Nomor
28 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas PerPres Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Dalam PerPres Nomor 28 Tahun
2016 ini, ketentuan yang diubah adalah sebagai berikut:
1) Pembatalan kenaikan Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta
Pekerja Bukan Penerima Upah (PPBPU) kategori Manfaat
Pelayanan di Ruang Perawatan Kelas III.
2) Penegasan atau pemantapan pengertian dan implementasi cost
sharing (termasuk pula coordination of benefit) dalam kasus
perawatan di kelas yang lebih tinggi aripada hak peserta semula.
j.

Peraturan Presiden No. 107 Tahun 2013

Peraturan Presiden No.107 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tertentu Berkaitan Dengan Kegiatan Operasional Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, Dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia adalah peraturan Pelaksanaan UU BPJS.

Universitas Sumatera Utara

PrePres No. 107/2013 melaksanakan ketentuan Pasal 57 dan Pasal 60
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011.
Peraturan Presiden ini mengatur jenis pelayanan kesehatan Bagi
Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang tidak didanai oleh JKN. Pelayanan
kesehatan Tersebut diselenggarakan di fasilitas kesehatan Milik
Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI, serta didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 59 Tahun 2014
Peraturan Menteri Kesehatan No. 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan (Permenkes Standar Tarif Pelayanan Kesehatan)
adalah peraturan pelaksanaan PerPres No. 12 Tahun 2013. Permenkes
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Melaksanakan ketentuan Pasal 37
ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013. Standar tariff yang
diatur dalam peraturan ini mencakup tarif bagi fasilitas Kesehatan
tingkat Pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Standar tarif
memuat tarif INA-CBGs, tariff kapitasi, dan tarif non-kapitasi.
l.

Peraturan Menteri Kesehatan No.71 Tahun 2013

Peraturan Menteri Kesehatan No.71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional,

Universitas Sumatera Utara

(Permenkes Pelayanan Kesehatan JKN) adalah peraturan pelaksanaan
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013.
Permenkes Pelayanan Kesehatan JKN melaksanakan ketentuan Pasal 21
ayat (7), Pasal 22 ayat (1) huruf c, Pasal 26 ayat (2), Pasal 29 ayat (6),
Pasal 31, Pasal 34 ayat (4), Pasal 36 ayat (5), Pasal 37 ayat (3), dan
Pasal 44 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013. Permenkes ini
mengatur tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh program
JKN, tata cara kerjasama fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan,
sistem pembayaran fasilitas kesehatan, sistem kendali Mutu dan
kendali biaya, pelaporan dan kajian pemanfaatan pelayanan (utilization
review), serta peraturan peralihan bagi pemberlakuan ketentuanketentuan wajib di fasilitas kesehatan.
m. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014
Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan (PerBPJS Penyelenggaraan JK) adalah peraturan
pelaksanaan PerPres No. 12 Tahun 2013 dan PerPres No. 111 Tahun
2013. PerBPJS Penyelenggaraan JK melaksanakan ketentuan PerPres
No. 12 Tahun 2013 Pasal 15, Pasal 17 ayat (7), Pasal 26 ayat (3), Pasal
31, Pasal 40 ayat (5), dan Pasal 42 ayat (3) dan PerPres No. 111 Tahun
2013 Pasal 17 A ayat (6). Peraturan BPJS Kesehatan tersebut mengatur
tata cara pendaftaran dan pemutahiran data Peserta JKN, identitas
Peserta JKN, tata cara pembayaran iuran, Tata cara Pengenaan sanksi
administratif, tata cara penggunaan hasil penilaian teknologi

Universitas Sumatera Utara

kesehatan, prosedur pelayanan kesehatan, prosedur Pelayanan gawat
darurat, tata Cara penerapan system kendali mutu pelayanan JKN.
n. Peraturan Menteri Keuangan No. 205 Tahun 2013
Peraturan Menteri Keuangan No. 205 Tahun 2013 (Permenkeu 205/2013)
mengatur tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban
dana iuran jaminan kesehatan penerima penghasilan dari pemerintah.
o. Peraturan Menteri Keuangan No. 205 Tahun 2013
Peraturan Menteri Keuangan No.205 Tahun 2013 (Permenkeu 206/2013)
mengatur tata cara penyediaan, pencairan, dan pertanggungjawaban
dana iuran jaminan kesehatan penerima bantuan iuran.
p. Peraturan Pelaksanaan UU SJSN dan UU BPJS yang mengatur tata
kelola BPJS Kesehatan.
UU SJSN dan UU BPJS mendelegasikan berbagai ketentuan Kelembagaan
BPJS untuk diatur dalam Peraturan Pemerintah atau Peraturan
Presiden. Peraturan
tersebut adalah:
1) Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2013 Tentang Modal Awal
BPJS Kesehatan.
2) Peraturan Pemerintah No.85 Tahunn 2013 Tentang Hubungan
Antar LembagaBPJS.
3) Peraturan Pemerintah No.87 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Aset Jaminan Sosial Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

4) Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas
dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
5) Peraturan Presiden No.108 Tahun 2013 Tentang Bentuk dan Isi
Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial.
6) Peraturan Presiden No.110 Tahun 2013 Tentang Gaji atau Upah
dan Manfaat Tambahan Lainnya serta Insentif Bagi Anggota
Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Keenam peraturan tersebut diulas dalam buku
“Paham BPJS.

2. Ruang Lingkup Peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Salah satu prinsip penyelenggaraan jaminan sosial,
termasuk didalamnya jaminan kesehatan, adalah kepesertaan
bersifat wajib. Pasal 4 Undang-Undang SJSN menyatakan bahwa
“Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan
pada prinsip : 1. Gotong-royong; 2. Nirlaba; 3. Keterbukaan; 4.
Kehati-hatian; 5. Akuntabilitas; 6. Portabilitas; 7. Kepesertaan
bersifat wajib; 8. Dana amanat; dan 9. Hasil pengelolaan Dana
Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta”.
Penjelasan Pasal 4 UU SJSN butir (g) menyatakan bahwa
prinsip kepesertaan wajib dalam ketentuan ini adalah prinsip yang

Universitas Sumatera Utara

mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial,
yang dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan yang dimaksud
penduduk adalah WNI yang berada di dalam maupun di luar negeri
dan Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Indonesia untuk
masa paling sedikit 6 (enam) bulan. Untuk program jangka pendek
seperti Jaminan Kesehatan, WNA yang bekerja di Indonesia wajib
membayaar iuran atau menjadi peserta.§§§§§§§§§§§§§§§§§
Peserta JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Masyarakat yang telah mendaftar dan membayar iuran, maka
sudah secara otomatis menjadi peserta JKN, namun apabila peserta
tersebut tidak membayar iuran secara berturut-turut selama 6
(enam) bulan atau meninggal dunia, maka kepesertaannya secara
otomatis pula telah berakhir. Kecuali bagi peserta yang merupakan
pekerja yang tidak mendapatkan pekerjaan setelah 6 (enam) bulan
pasca Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tidak mampu. Pasal
4 huruf g UU BPJS menyebutkan bahwa kepesertaan dalam
program JKN bersifat wajib, artinya seluruh warga masyarakat
wajib menjadi peserta JKN. ******************
Peserta JKN dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : (1)
penerima bantuan iuran, yang meliputi fakir miskin dan orang tidak
§§§§§§§§§§§§§§§§§

Mundiharno dan Hasbullah Thabrany, op. cit. hal. 6
Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan
PenyelenggaraJaminan Sosial, Pasal 4 huruf g
******************

Universitas Sumatera Utara

mampu; dan (2) bukan penerima bantuan iuran, yang meliputi
pekerja formal dan informal beserta keluarganya. Iuran jaminan
kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur
oleh peserta, pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk program
jaminan kesehatan. Atas dasar iuran yang dibayarkan setiap peserta
berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan. ††††††††††††††††††

3. Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama
sila ke-5 juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini
juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur
dalam Undang Undang No. 23 tahun1992 yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Dalam Undang-Undang no.36 tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap

††††††††††††††††††

Kementerian Kesehatan RI, 2014, Op.cit.

Universitas Sumatera Utara

orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program
jaminan kesehatan sosial.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,
pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
kesehatan perorangan.
Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di
bidang kesehatan,diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero)
dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai
negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan
jaminan

melalui

skema

Jaminan

Kesehatan

Masyarakat

(Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun
demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagibagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.
Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan UU SJSN. UU
SJSN ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh
penduduk termasuk JKN melalui suatu BPJS.
Namun, penyelenggaraan jaminan sosial yang dikelola oleh
ASKES belum optimal. Hal ini dikarenakan perlindungan yang
diselenggarakan oleh ASKES bersifat eksklusif, sebab peserta
ASKES hanya berasal dari kalangan PNS, TNI/Polri dan pekerja

Universitas Sumatera Utara

formal yang cakupan kepesertaannya hanya dibawah 30% dari total
penduduk di Indonesia. Sehingga pada tanggal 25 November 2011
pemerintah mengundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya
disebut

Undang-Undang

BPJS).

Program

yang

digulirkan

pemerintah di tahun 2014 JKN dari BPJS ini memberi angin segar
buat masyarakat Indonesia. Dengan adanya program tersebut
semua masyarakat mendapatkan pelayanan sosial kesehatan dari
pemerintah ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡.

Undang-undang

ini

menyebutkan

bahwa untuk menjalankan program pemenuhan jaminan sosial
dibutuhkan suatu badan hukum yang menjalankan jaminan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga dibentuklah Badan
Penyelenggara

Jaminan

Sosial

(selanjutnya

disebut

BPJS) §§§§§§§§§§§§§§§§§§ yang tanggung jawabnya langsung kepada
Presiden. *******************
BPJS dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu BPJS Kesehatan
dan

BPJS

Ketenagakerjaan.

BPJS

Kesehatan

berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan, sedangkan BPJS
ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakanprogram jaminan
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2013/12/jaminankesehatan-nasional-jkn-dan.html (diakses tanggal 1 April 2016)
§§§§§§§§§§§§§§§§§§
Lihat Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 116 Tahun 2011 dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5256).
*******************
Lihat Pasal 7 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2011 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5256).

Universitas Sumatera Utara

kecelakaan kerja, program jaminan kematian, program jaminan
pensiun, dan program jaminan hari tua. †††††††††††††††††††
Sistem rujukan pelayanan kesehatan BPJS dilaksanakan
secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Pada pelayanan
kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas
kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga
yang tercantum pada kartu peserta BPJS Kesehatan. Apabila
peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka
peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau
fasilitas kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan di tingkat ini
hanya dapat diberikan apabila peserta mendapat rujukan dari
fasilitas primer. Rujukan ini hanya diberikan kepada pasien yang
membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik dan fasilitas
kesehatan primer yang ditunjuk untuk melayani peserta tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan peserta
karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan atau tenaga. Apabila
penyakit peserta masih belum dapat tertangani di fasilitas
kesehatan sekunder, maka peserta dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan tersier. Di sini, peserta akan mendapatkan penanganan

†††††††††††††††††††

Lihat Pasal 9 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 2011 dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5256).

Universitas Sumatera Utara

dari dokter sub-spesialis yang menggunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan sub-spesialiastik. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
BPJS diharapkan menjadi ujung tombak dari amanat
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang disebutsebut sebagai awal baru dan pintu gerbang terbukanya sistem
perasuransian yang baik dan terstruktur di Indonesia. Dengan
terbukanya peluang bagi seluruh rakyat Indonesia untuk ikut serta
di dalam BPJS, diharapkan seluruh rakyat Indonesia dapat
memperoleh pelayanan kesehatan dan cita-cita seluruh rakyat
Indonesia untuk hidup sehat dapat tercapai.
Asuransi yang diterapkan dala BPJS ini memiliki prinsip
gotong royong, maksudnya premi yang dibayarkan oleh tiap
anggota asuransi dijadikan sebagai dana kesehatan bagi anggota
asuransi lainnya yang sedang sakit. Pemerintah berharap agar
seluruh penduduk Indonesia menjadi peserta BPJS, sehingga
prinsip gotong royong dari perasuransian dapat terlaksana dengan
baik.
Jumlah peserta BPJS Kesehatan bisa dibilang meningkat
dengan cepat. Hal ini terlihat dari jumlah peserta BPJS Kesehatan
per

15

April

2016

tercatat

sebanyak

165.749.580

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

www.jamkesindonesia.com. Minim Pemahaman Sistem
Rujukan BPJS Kesehatan. Diakses Pada 03 Februari 2016, Pukul 20.45 WIB.

Universitas Sumatera Utara

jiwa. §§§§§§§§§§§§§§§§§§§ Jumlah ini lebih besar apabila dibandingkan
dengan peserta Askes yang hanya sebanyak 16 juta jiwa.
Tujuan utama BPJS Kesehatan ialah seluruh penduduk
mendapatkan pelayanan dan hak untuk sehat. BPJS kesehatan
dalam melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional tidak
dapat melakukannya sendiri, melainkan memerlukan kerjasama
dengan berbagai bentuk fasilitas kesehatan.Dalam menjalankan
fungsinya, BPJS Kesehatan menerapkan sistem rujukan dimana
terdapat jenjang-jenjang dalam pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Faskes I)yaknipelayanan kesehatan
dasar yang diberikan oleh puskesmas, klinik atau dokter umum. Disebut
juga Faskes Primer.
2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua (Faskes II) yakni pelayanan kesehatan
spesialistik oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL)yakni:
a. Klinik utama atau yang setara
b. Rumah Sakit Umum
c. Rumah Sakit Khusus.

Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain:
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima
§§§§§§§§§§§§§§§§§§§

www.bpjs-kesehatan.go.id, Jumlah Peserta
Kesehatan. Diakses Pada 01 Juni 2016, Pukul 20.03 WIB.

BPJS

Universitas Sumatera Utara

Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap
Jaminan Kesehatan Nasional). Pelayanan kesehatan yang dijamin,
antara lain : ********************
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan kesehatan
nonspesifikasi:
1) Administrasi pelayanan.
2) Pelayanan promitif dan preventif.
3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis.
4) Tindakan medis non-spesialistik baik operatif manupun nonoperatif.
5) Transfusi darah.
6) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama,
dan Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi.
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yaitu pelayanan
kesehatan yang mencakup: Program jaminan pemelihara kesehatan
memberikan manfaat paripurna meliputi seluruh kebutuhan medis
yang diselenggarakan di setiap jenjang Program Pelayanan
Kesehatan dengan rincian cakupan pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas,
Klinik, Balai Pengobatan atau Dokter praktek solo;
********************

Ridha
Hidayat.
http://www.academia.edu/8664718/Makalah_bpjs (diakses tanggal 1 Apil 2016,
pukul 19.00 WIB).

Universitas Sumatera Utara

b. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan) adalah pemeriksaan dan
pengobatan yang dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan
dari dokter PPK I sesuai dengan indikasi medis;
c. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada peserta yang memerlukan perawatan di ruang
rawat inap Rumah Sakit;
d. Pelayanan Persalinan adalah pertolongan persalinan yang diberikan
kepada tenaga kerja wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta
program jaminan pemelihara kesehatan maksimum sampai dengan
persalinan ke 3 (tiga);
e. Pelayanan Khusus adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang
diberikan untuk mengembalikan fungsi tubuh Emergensi merupakan
suatu keadaan dimana peserta membutuhkan pertolongan segera, yang
bila tidak dilakukan dapat membahayakan jiwa.
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin adalah pelayanan
kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan yang berlaku.
a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (kecuali untuk kasus gawat
darurat).
b. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja
atau hubungan kerja.

Universitas Sumatera Utara

c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas.
d. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
e. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau kosmetik.
f.

Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (memperoleh keturunan).

g.

Pelayanan ortodonsi (meratakan gigi).

h. Gangguan kesehatan akibat ketergantungan obat terlarang dan/atau
alkohol.
i.

Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat
melakukan hobi yang berbahaya.

j.

Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional.

k. Pengobatan

dan

tindakan

medis

yang

dikategorikan

sebagai

eksperimentasi.
l.

Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu.

m. Perbekalan kesehatan rumah tangga.
n. Pelayanan kesehatan akibat bencana dan wabah.

Dasar landasan dan dasar hukum dari jaminan kesehatan
nasional ini adalah UU SJSN, UU BPJS, PP No 101/ 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran (PBI), Perpres No 12 / 2103 tentang
Jaminan Kesehatan Nasional, Roadmap JKN, Rencana aksi

Universitas Sumatera Utara

pengembangan

pelayanan

kesehatan,

Permenkes,

Peraturan

BPJS. ††††††††††††††††††††

B. Tinjauan Umum Mengenai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Kesehatan
1. Pengertian BPJS (Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial)
BPJS (Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial) Kesehatan
adalah Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial yang dibentuk
pemerintah

untuk

memberikan

jaminan

kesehatan

untuk

masyarakat.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS
berkantor pusat di Jakarta, dan bisa memiliki kantor perwakilan di
tingkat provinsi serta kantor cabang di tingkat kabupaten kota.
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah
berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi
anggota BPJS. Ini sesuai Pasal 14 UU BPJS.
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai
anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja
pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya
††††††††††††††††††††

http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.co.id/2013/08/program-jaminankesehatan-nasional-jkn.html (diakses tanggal 1 April 2016).
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
Pasal 1 ayat (2) PP No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan

Universitas Sumatera Utara

pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya
ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS
ditanggung pemerintah melalui program Bantuan Iuran.
Menjadi peserta BPJS Kesehatan tidak hanya wajib bagi
pekerja di sektor formal, namun juga pekerja informal. Pekerja
informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para
pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai
dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.
Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai
secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh
warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan BPJS Kesehatan
akan diupayakan untuk menanggung segala jenis penyakit namun
dengan melakukan upaya efisiensi.
2. Iuran Peserta BPJS Kesehatan
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis
Iuran dibagi menjadi: §§§§§§§§§§§§§§§§§§§§
a. Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan
tidak mampu).
b. Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS,
Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non
§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§

https://muslim.or.id/23816-hukum-bpjs.html diakses

tanggal 1 April 2016)

Universitas Sumatera Utara

pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang
dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterimanya.
c. Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak
yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh
Peserta yang bersangkutan.
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta
Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas PNS, Anggota TNI,
Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau Upah
per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja,
dan 2 persen dibayar oleh peserta. Tapi iuran tidak dipotong sebesar
demikian secara sekaligus. Karena secara bertahap akan dilakukan
mulai 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2015 adalah pemotongan 4
persen dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4 persen
dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta.
Mulai tanggal 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari
Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4 persen dibayar oleh
Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.Sementara bagi peserta
perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan
kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:

Universitas Sumatera Utara

1) Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang
per bulan;
2) Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per
orang per bulan;
3) Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per
orang.
Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10
setiap bulan dan apabila ada keterlambatan dikenakan denda
administratif sebesar 2 persen dari total iuran yang tertunggak
paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran
Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
Pada tanggal 29 Februari 2016 Pemerintah memandang
beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2016 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 perlu disesuaikan
dengan kebutuhan penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional.
Atas pertimbangan tersebut, Pemerintah telah menandatangani
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam Perpres itu disebutkan, Iuran Jaminan Kesehatan
bagi Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja
adalah :
a. Sebesar Rp 30.000 per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di
ruang perawatan Kelas III;
b. Sebesar Rp 51.000 per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di
ruang perawatan kelas II;
c. Sebesar Rp 80.000 per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di
ruang perawatan kelas I;
Ketentuan besaran Iuran sebagaimana dimaksud di atas
mulai berlaku tanggal 1 April 2016.
Menurut Perpres tersebut, Pemberi Kerja wajib memungut
iuran dari Pekerjanya, membayar iuran yang menjadi tanggung
jawabnya, dan menyetor iuran tersebut kepada BPJS Kesehatan
paling lambat tanggal 10 setiap bulan.
Adapun Peserta Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja wajib membayar Iuran Jaminan Kesehatan kepada BPJS
Kesehatan paling lambat tanggal 10 setiap bulan. Selain itu, Iuran
Jaminan Kesehatan dapat dibayarkan untuk lebih dari 1 (satu)
bulan yang dilakukan di awal.

Pemberhentian sementara penjaminan Peserta sebagaimana
dimaksud berakhir dan kepesertaan aktif kembali apabila Peserta :

Universitas Sumatera Utara

a.

Membayar Iuran bulan tertunggak paling banyak untuk waktu 12
bulan; dan

b. Membayar Iuran pada bulan saat Peserta ingin mengakhiri
pemberhentian sementara jaminan. *********************
Pada

tanggal

31

Maret

Pemerintah

kembali

menandatanganin Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 28 Tahun
2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Pada Perpres ini
mengubah besaran iuran Jaminan Kesehatan Peserta pekerja Bukan
Penerima Upah (PPBPU) kategori manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas III, yang semula di tetapkan dalam Perpres No.19
tahun 2016 naik menjadi Rp. 30.000 per orang per bulan,
dibatalkan kenaikan tersebut dalam Perpres No.28 tahun 2016 ini
sehingga tetap pada besaran sebelumnya Rp. 25.500 per orang per
bulan ketentuan ini berlaku pada tanggal 1 April 2016. Dalam
kerangka berpikir positif, pembatalan ini lebih mencerminkan
sensitivitas hati presiden terhadap gejolak sukma publik terkait
kenaikan tersebut .†††††††††††††††††††††

*********************

Setkab.go.id/inilah-perpres-nomor-19-tahun-2016tentang-perubahan-perpres-tentang-jaminan-kesehatan/ (diakses tanggal 8
September 2016. Pukul 18.00 WIB)
†††††††††††††††††††††
hhtp://laodeahmad.com/2016/04/membedah-perpres28-tahun-2016-terkait-jaminan-kesehatan_17.html?m=1(diakses
tanggal
6
September 2016. Pukul 19.00 WIB)

Universitas Sumatera Utara

3. Hak dan Kewajiban Para Pihak di dalam BPJS Kesehatan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Bab IV Bagian
Keempat di jalaskan mengenai hak dan kewajiban BPJS dan
Peserta BPJS Kesehatan, yakni: ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡
a. Pihak BPJS
Pasal 12
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
BPJS berhak dan berkewajiban untuk: §§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§
1) Hak
a) Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program
yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber
lainnya

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan; dan
b) Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
program Jaminan Sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan;
c) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan Fasilitas
Kesehatan. Menerima laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis
yang telah disepakati.
2) Kewajiban
‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Nurchamimzone.blogspot.co.id/2014/01/makalahorganisasi-manajemen-kesehatan.html (diakses tanggal 1 April 2016, pukul
20.00 WIB)
§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§§
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Universitas Sumatera Utara

a) Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
b) Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS
untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
c) Memberikan informasi melalui media massa cetak dan
elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan
dan hasil pengembangannya;
d) Memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan
Undang- Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
e) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan
kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;
f) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur
untuk mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya;
g) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan
hari tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun;
h) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai besar hak
pensiun 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
i) Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik
aktuaria yang lazim dan berlaku umum;
j) Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial; dan

Universitas Sumatera Utara

k) Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi
keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada
Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

b. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS
1) Hak Peserta
a) Mendapatkan

kartu

peserta

sebagai

bukti

sah

untuk

memperoleh pelayanan kesehatan.
b) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban
serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas yang bekerja
sama dengan BPJS kesehatan.
d) Menyampaikan keluhan/ pengaduan, kritik dan saran secara
lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.
2) Kewajiban Peserta
a) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran
yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
b) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,
penceraian, kematian, kelahiran pindah alamat atau pindah
fasilitas kesehatan tingkat 1

Universitas Sumatera Utara

c) Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau
dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
d) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

C. Gambaran Umum Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi
Sumatera Utara
1. Sejarah Berdirinya Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi
Sumatera Utara
Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting
dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan seseorang mungkin tidak
dapat menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Dalam Undang
Undang Dasar NRI 1945dan Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia, Kesehatan dimasukkan ke dalam daftar hak-hak
asasi yang harus diperoleh oleh setiap manusia. Dalam rangka
mewujudkan hak atas derajat kesehatan yang optimal bagi rakyat
Indonesia, salah saturuang lingkup kewajiban Negara adalah
melindungi rakyat/warga negara sebagai penyandang hak dari
bahaya yang potensial mengancam kesehatannya. Sejalan dengan
itu

maka

pemerintah

berkewajiban

menyediakan

sarana

kesehatan. ********************** Undang Undang tentang Kesehatan
menyebutkan bahwa sarana kesehatan adalah tempat yang
**********************

Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Universitas Sumatera Utara

digunakan

untuk

menyelenggrakan

upaya

kesehatan. ††††††††††††††††††††††
Puskesmas sebagai sarana kesehatan merupakan institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat

dengan karakteristik

tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat

kesehatan

yang

tingginya. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡Puskesmas

setinggimenyelenggarakan

pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan

kondisi

berdasarkan

masyarakat,
karakteristik

Puskesma

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 51

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Peserta JKN BPJS Kesehatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan Di Puskesmas Sidodadi Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

Analisis Pelaksanaan Pelayanan Gigi Dan Mulut Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Chapter III VI

0 0 57

Gambaran Perilaku Kepuasan Peserta BPJS dalam Pemanfaatan Layanan Kesehatan Di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2016 Chapter III IV

0 0 54

Pelayanan Kesehatan Puskesmas (Budaya Kerja Puskesmas sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Kota Balige Sumatera Utara) Chapter III V

0 0 40

APA ITU JKN DAN BPJS KESEHATAN

0 0 4

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD. DR. H. BOB BAZAR, SKM

0 3 14