Pelayanan Kesehatan Puskesmas (Budaya Kerja Puskesmas sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Kota Balige Sumatera Utara) Chapter III V

65

BAB III
BUDAYA KERJA PUSKESMAS SOPOSURUNG SEBAGAI SARANA
PELAYANAN KESEHATAN SALAH SATUNYA BAGI IBU HAMIL

3.1 Aspek Sosial Budaya Kesehatan Khusus Dalam Pelayanan Kebidanan
3.1.1 Pengaruh Sosial Budaya Pada Kesehatan Masyarakat
Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup
tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain
masalah tersebut, masalah lain masih perlu diperhatikam adalah masalah sosial
budaya masyarakat, adat istiadat, perilaku, dan kurangnya peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan.
Keadaan sosial budaya masyarakat tidak saja seluruhnya bersifat negatif,
tetapi ada juga yang positif yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan
kesehatan, yaitu semangat gotong royong dan kekeluargaan serta sikap
musyawarah dalam mengambil keputusan. Pembangunan dalam suatu negara
berdampak positif juga menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti timbulnya
daerah kumuh di pekotaan akibat pesatnya urbanisasi, polusi karena pesatnya
perkembangan industri, ibu (ASI) secara optimal kepada anaknya, masalah

kesehatan jiwa yang menonjol, dan penyalahgunaan obat.
Selain masalah tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah masalah yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Angka kematian dan kesuburan
indonesia berkaitan dengan faktor sosial budaya masyarakat. Faktor ini meliputi

Universitas Sumatera Utara

66

tingkat pendidikan penduduk, khsusnya wanita yang masih rendah, keadaan sosial
ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang masih rendah, petugas kesehatan yang masih belum
merata, dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah penduduk,
kebiasaan atau adat istiadat serta perilaku masyarakat yang kurang menunjang
kesehatan, misalnya ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan
akan sulit melahirkan . ibu menyusui di larang mengonsumsi makanan yang amis
(ikan, telur). Bayi usia satu minggu sudah diberi nasi, pisang, supaya
mekoniumnya cepat keluar.
3.1.2 Aspek Sosial Budaya Dalam Kesehatan Ibu dan Anak
Hingga saat ini, sudah banyak program pembangunan kesehatan di

Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu
dan anak. Pada dasarnya, program tersebut lebih menitikberatkan pada upaya
penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar, dan angka
kematian ibu. Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga
menyangkut angka kesakitan dan morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu, seperti
infeksi saluran pernapasan (ISPA), diare, dan tetanus yang sering diderita oleh
bayi dan anak yang sering kali berakhir dengan kematian.
Demikian pula dengan penyakit yang diderita oleh ibu hamil, seperti
anemia, hipertensi, hepatitis, dan lain lain dapat membawa resiko kematian ketika,
akan, sedang atau setelah persalinan. Baik masalah kematian maupun kesakitan
pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan
lingkungan didalam masyarakat tempat mereka berada. Disadari atau tidak, faktor

Universitas Sumatera Utara

67

kepercayaan dan pengetahuan budaya, seperti konsepsi mengenai berbagai
pantangan, hubungan sebab akibat antara makana dan kondisi sehat sakit.
Kebiasaan dan ketidak tahuan, sering kali membawa pengaruh baik dalam hal

positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya
sebagai fakta dasar sebab ini menyangkut selera manusia karena peran
kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola
makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang di sertai dengan
kepercayaan akan pantangan, tabu, dan ajuran terhadap beberapa makanan
tertentu.
3.1.3 Makanan, Penyakit, dan Kesehatan Anak
Salah satu faktor yang secara langsung dapat memengaruhi kondisi
kesehatan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada
aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis, makanan yang
seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota suatu rumah tangga,
sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin, dan situasi situasi tertentu.
Misalnya, Ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi makan
tertentu, sebaliknya suami yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat
jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota
keluarga yang lain, atau anak laki-laki diberin makan lebih dulu daripada anak
perempuan.
Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi atau kebiasaan, yang
paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makan kepada


Universitas Sumatera Utara

68

keluarga adalah ibu. Dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gatekeeper
keluarga.
3.1.4 Persepsi Masyarakat Tentang Penyakit
Dari sudut pandang sistem medis modren , adanya persepsi masyarakat
yang berbeda tentang penyakit sering kali menimbulkan permasalahan pada
beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang disebabkan
kemasukan roh halus, dan hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. Padahal
kejang mungkin disebabkan oleh demam yang tinggi, atau adanya radang otak
yang bila tidak disembuhkan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan
kematian. Kepercayaan terhadap demam dan diare pada bayi adalah karena bayi
tersebut bertambah kepandaiannya, seperti mampu berjalan. ada pula yang
menganggap bahwa bahwa diare yang sering diderita oleh bayi dan anak-anak
disebabkan pengaruh udara, yang sering dikenal dengan istilah “masuk angin”.
Karena persepsi terhadap penyakit berbeda-beda, pengobatannya pun berbedabeda. Misalnya, disuatu daerah dianggap bahwa diare ini disebabkan oleh “masuk
angin” yang dipersepsikan sebagai mendinginnya badan anak, maka anak perlu
diobati dengan bawang merah karena dapat memanaskan badan anak.

Sesungguhnya pola pemberian makanan pada anak, etiologi penyakit, dan
tindakan kuratif penyakit merupakan bagian dari sistem perawatan kesehatan
umum dalam masyarakat. Dikatakan bahwa dalam sistem medis tradisional dan
modern, hal ini terlihat bila ada anak yang menderita sakit, ibu atau anggota
keluarga lain akan melakukan pengobatan sendiri terlebih dahulu, apakah
menggunakan obat tradisional atau obat modern. Tindakan pemberian obat ini

Universitas Sumatera Utara

69

merupakan tindakan pertama yang paling sering dilakukam dalam upaya
mengobati atau kesehatan. Jika upaya inin tidak berhasil, baru dicari upaya lain,
misalnya membawa ke petugas kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan, dan lainlain.
3.1.5 Kehamilan, Persalinan, dan Kematian Ibu
Permasalan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan
kesehatan ibu di indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang
berhubungan dengan persallinan, dalam mengahadapi masalah ini, pemerintah
pada bulan Mei 1988 mencanangkan program Safe Motherhood. Yang
mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita, tertama pada

masa kehamilan, persalinan, dan pasca-persalinan. Ini merupakan salah satu faktor
yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
kematian ketika persalinan. Perilaku perawatan kehamilan penting untuk
mengetahui dampak kesehatan bayi dan ibu sendiri. Fakta berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu yang menganggap kehamilan sebagi
hal yang biasa, alamiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
Banyaknya ibu yang kurang menyadari pentingnya emeriksaan kehamilan
menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor risiko tinggi yang mungkin
dialami oleh mereka. Risiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering
kali karena kasusnya sudah terlambat dan berakibat fatal, yaitu kematian. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan informasi.
Selain

kurang

pengetahuan

tentang


opentingnya

perwatan

kehamilan,

Universitas Sumatera Utara

70

permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor
menikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai dipedesaan. Disamping itu,
denagn masih adanya preferensi terhadap jenis kehamilan yang berturut-turut
dalam janga waktu yang relatif pendek, yang menyebabkan ibu berseiko tinggi
saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah
masalah gizi. Hal ini disebabkan oleh adanya kepercayaan dan pantangan terhadap
beberapa makanan. Sementara kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang
ditambah lagi dengan pantangan terhadap beberapa makanan sebenarnya sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap

kesehatan ibu dan janin. Tidak heran bila kasus anemia dan kurang gizi pada
wanita hamil cukup tinggi, terutama di daerah pedesaan. Penyebab utama
tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan kurangnya zat gizi yang
dibutuhkan untuk pembentukan darah
3.2 Aspek Sosial Budaya Kehamilan
Pada dasarnya, masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilannya dan
persalinan karena menganggap masa tersebut kritis karena dapat membahayakan
bagi janin dan/atau ibunya. Tingkat kekritisan ini dapat dipandang berbeda oleh
setiap individu, dan di respon oleh masyarakat dengan berbagai strategi atau
sikap, seperti upacara kehamilan, anjuran, dan larangan secara tradisional.
Disamping itu, masyarakat secara umum berperilaku mementingkan pemeliharaan
kesehatan kehamilan, sesuai pengetahuan kesehatan modern dan tradisional.

Universitas Sumatera Utara

71

Strategi-strategi tersebut dilakukan warga masyarakat agar dapat di capai kondisi
kehamilan dan persalinan ideal tanpa gangguan.
Terlepas dari sudut pandang masyarakat tentang masa kehamilan dan

persalinan yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya( tuntutan budaya).
Serta faktor-faktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Pada masa
kehamilan dan saat menjelang persalinan, aspek finansial juga dapat menjadi
masalah jika ibu hamil dengan pasangan belum bekerja, berhenti bekerja, atau
dengan penghasilan kurang. Ibu hamil mungkin tinggal dirumah kontarakan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dan dalam lingkungan kumuh sehingga ibu
rentan terhadap kekurangan gizi selama kehamilan. Dalam setiap masyarakat ada
mitos atau kepercayaan tertentu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
budaya dan adat istiadat tertentu.
3.2.1 Manajemen Kebidanan pada Ibu Hamil
Proses manajemen kebidanan diawali dengan pengumpulan data sampai dengan
evaluasi. Proses ini dapat berulang, dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada
siklus berikutnya. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah adanya
panduan mengenai data apa yang akan dihimpun sesuai dengan kondisi pasien.
Jangan sampai bidan terjebak dengan menghimpun data yang sebenarnya tidak
diperlukan, sehingga yang terkumpul, justru bukan data fokus yang dapat
menunjang diagnosis pasien.


Universitas Sumatera Utara

72

3.2.2 Pengkajian
Ini adalah langkah bidan untuk mencari semua informasi yang berkaitan dengan
pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan
pertanyaan. Anamnesis dapat dilakukan dalam dua cara yaitu Auto anamnesis12
dan Allo anammesis 13. Setelah bidan menjalankan kedua hal ini maka para bidan
akan membuat data dan membuat evaluasi atas hasil pekerjaan dan respon pasien
terhadap pelayanan yang telah dikerjakan oleh bidan di puskesmas soposurung.
3.2.3 Evaluasi Pelayanan Kesehatan Bagi Para Bidan Dilihat Dari Respon Pasien
− Pasien kelihatan senang dengan apa yang di sampaikan oleh bidan
mengenai apresiasi dan motivasi untuk peningkatan kesehatannya selama
hamil
− Pasien mengerti dengan penjelasan yang di berikan, terbukti dengan dapat
menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan dan pada saat bidan
memeberikan penjelasan kepada pasien selalu memberi respon dengan
senyum dan anggukan kepala

− Pasien bersedia melakukan pemeriksaan ulang di hari berikutnya
3.3 Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Hamil
1.

Perubahan fisiologis

Adanya fertilisasi dan konsepsi bertemunya ovum (sel telur) dengan sperma akan
terjadi pembuahan dan pembelahan sel-sel sehingga tumbuh dan berkembang
12

Auto anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh
adalah data primer, karena langsung dari sumber nya.
13
Allo anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data
tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan adrurat ketika pasie tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data akurat.

Universitas Sumatera Utara

73

dalam kandungan ibu. Ibu tidak mengalami menstruasi selama masa
kehamiannya. Dalam proses pertumbuhan janin tersebut terjadi perubahan
hormonal khususnya meningkatnya hormon pertumbuhan bagi janin. Akibatnya
merasa mual, pusing-pusing, tak ada nafsu makan. Gejala lain yang muncul,
peningkatan denyut nadi, peningkatan tekanan darah/tensi. Pada orang-orang
tertentu terjadi perubahan kulit diman kulit menjadi kehitam-hitaman. Adanya
penurunan sel-sel darah merah. Selama kehamilah berat badan aka semakin
bertambah yang di sebabkan berat janin, plasenta, air ketuban, otot-otot pada
bokong dan buah dada. Adanya perubahan fisik ini dapat merubah bentuk fisik
ibu hamil, dimana yang tadinya langsing menjadi montok, gendut, gerakan
melambat.
2. Perubahan psikologis
Kehamilan dan kelahiran tersebut pada umunya merupakan suatu proses yang
menimbulkan arti emosional yang sangat besar artinya pada setiap wanita.
Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang menyertai pada ibu hamil, mulai dari peristiwa
ngidam yang pada umumnya dibarengi dengan emosi-emosi yang kuat karena
dorongan hormonal, ibu menjadi lebih peka, mudah tersinggung.
Kehamilan pada umunya menambah intensitas emosi-emosi dan tekana-tekanan
batin pada kehidupan psikisnya. Ibu bangga dengan kehamilannya dan sangat
bergairah untuk menyambut kehadiran bayinya, apabila yang dikandungnya
merupakan peristiwa yang pertama. Disamping rasa kegembiraan, rasa cemas pun
mulai timbul misalnya:

Universitas Sumatera Utara

74

Apakah bayinya sehat atau cacat, apakah ibu dapat melahirkan dengan lancar. Hal
ini akan diperberatlagi kalau ada status yang berkaitan dengan rumah tangganya.
Secara terperinci, hal-hal yang dapat menimbulkan kecemasan. Dan ketakutan
pada ibu hamil adalah :
a. Ibu mengalami hamil pertama, belum mempunyai pengalaman misalnya
memikirkan perubahan-perubahan yang akan terjadi seperti adanya
pergerakan anak, adanya kelainan kelainan kulit
b. Anak yang tidak diharapkan, misalnya sudah pernah mau digugurkan
tetapi tidak gugur, takut anaknya cacat. Kehamilan diluar nikah
c. Apabila

ibu

memiliki

pengalaman

persalinan

yang

lalu

tidak

menyenangkan seperti anak lahir abnormal, anak meninggal, pendarahan
banyak dan sebagainya.
d. Masalah-masalah seksual, apakah boleh mengadakan hubungan seksual,
sedangkan ibu takut tidak dapat melayani suaminya
e. Keadaan sosial ekonomi, apakah mampu membiayai perawatan maupun
persalinan nanti.
f. Terlalu mengharapkan anak dengan jenis kelamin tertentu
g. Umur ibu sudah tergolong resiko tinggi, lebih dari 35 tahun
h. Ibu menderita penyakit tertentu
i. Tidak mendapatkan dukungan dari suami ataupun keluarga
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Selama masa kehamilannya, seorang ibu sesuai dengan pengalamannya akan
selalu bergelut dengn masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah-masalah

Universitas Sumatera Utara

75

yang berkaitan dengan kehamilan dan faktor-faktor disekitar kehamilannya.
Seperti telah dikemukakan diatas, bebrapa kondisi psikologis yang akan muncul
dan dapat mempengruhi kondisi kehamilan ibu. Bidan yang akan senantiasa
berhubungan dengn ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melalui tindakan
pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan ibu hamil
melalui berbagai metode maupun hubungn dapat mengadakan komunikasi
terapeutik.
Komunikasi terapeutik yang dimaksud adalah yang dimana diharapkan dapat
meredam pemunculan faktor psikosisosial yang berdanmpak negatif terhadap
kehamilannya. Oleh karena itu seorang bidan diharapkan membantu ibu sejak
awal

kehamilannya

untuk

mengorganisasikan

perasaannya,

pikirannya,

kekuatannya untuk menerima, memelihara kehamilan dengan lancar. Dalam
proses komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis
yang akan dilalui oleh ibu hamil.
Pasien : “Bu bidan, pada umur kehamilan saya yang
kedua bulan ini, saya meras tidak enak makan, pusing,
muntah, tidak bisa tidur”
Bidan : “Bu, apa yang dirasakan oleh ibu, dirasakan
pula oleh ibu-ibu lain. Hal ini akibat pengaruh ini bisa
diatasi dengan usaha penyesuaian, makan yang cukup,
teratur dan menjaga pikiran yang sehat, meningkatkan
kesadaran untuk menerima dan memelihara kehamilan
ini bersama-sama keluarga lain khususnya suami.”
(Wawancara, 17/05/17)

Universitas Sumatera Utara

76

3.4 Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Melahirkan
Peristiwa bukan hanya kelahiran merupakan proses murni fisiologis belaka, akan
tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen psikologis. Tetapi ada perbedaan
yang dialami oleh ibu yang satu dengan yang lainnya.
Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat mudah melahirkan bayinya,
dan juga ada ibu-ibu yang sangat sukar untuk melahirkan bayinya, dan kadangkadang sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi.
1. Perubahan fisiologis
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakanpergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan ibu semakin tidak
bebas, ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mngalami gangguan
kencing kaki bengkak. Kondisi-kondisi otot panggul dan otot-otot jalan lahir
mengalami pemekaran.
2. Perubahan psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak
dipengaruhi oleh perasaan-perasaan dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah
bayinya dapat lahir lancar, sehat, atau cacat. Ibu juga amat bahagia akan
menyongsong kelahiran bayinya yang diidam-idamkannya. Disamping itu ibu
merasakan takut kepada darah, takut sakit, takut terjadi gangguan waktu
melahirkan, bahkan takut mati.
Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan, kecemasan ayah hampir sama
besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak
secara langsung merasakan efeknya dari kehamilan.

Universitas Sumatera Utara

77

3. Pelaksanaan komunikasi terapeutik pada Ibu melahirkan
Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan
dan juga pada suami yang menunggunya, maka orientasi pelayanan bukan hanya
ditujukan kepada sang ibu juga sekaligus kepada sang suami. Ibu dituntut untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses pelontaran/kelahiran bayi.
Sang suami juga dibesarkan hatinya, di jelaskan apa yang terjadi pada istrinya.
Pasien : Aduh bu bidan, saya tidak tahan menahan sakit, masih
lamakah ini terjadi ? saya kapok, bantulah saya”
Bidan : “Bu, ibu sudah ada kemajuan dalam proses persalinan
ini, (sambil menepuk-nepuk/mengelus-elus tangan klien). Perlu
saya jelaskan bahwa fase-fase persalinan sampai bayi ibu lahir
adalah
(jelaskan dengan singkat). Tetapi prosesnya itu akan semakin
lancar kalau ibu berusaha dak keyakinan, serta berusaha
bersama-sama kita untuk mempercepat kelahiran . sampai detik
ini keadaan bayi ibu cukup sehat, dan ibu juga kondisinya baik.
Suami ibu telah menunggu di luar, sambil berdoa dan selalu
menanyakan keadaan ibu. Lakukanlah apa yang saya sarankan,
tidak lama lagi bayi ibu akan lahir, saya selalu membantu ibu.
3.5 Komunikasi Dengan Ibu Masa Nifas
1. Perubahan psikologis
Setelah proses persalinan berlalum, maka akan terjadi proses involsi yaitu
pemulihan fungsi-fungsi alat kandungan secara perlahan-lahan ke kondisi
semua. Setelah melahirkan, perut ibu masih kelihatan besar.
2. Perubahan psikologis

Universitas Sumatera Utara

78

Setelah melahirkan, ibu memunculkan berbagai ekspresi yang diakibatkan
oleh karena telah berlalunya peristiwa yang sangat menentukan dalam
hidupnya. Peristiwa yang tealh di lewatkan itu baginya merupakan
peristiwa yang sangat mengesankan oleh karena :
a. Ibu merasa bangga karena telah mampu mengatasi kesulitan,
kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.
b. Ibu meras bahagia karena telah mendapatkan relasi dengan bayinya,
dan ia ingin cepat-cepat menegetahui jenis kelamin bayinya, bentuk
bayinya.
Namun disamping itu ada pemunculan gejala-gejala psikis yang tidak bahagia
pada ibu-ibu yang telah melewati masa perjuangannya. Hal ini disebabkan oleh
karena:
a. Ibu mengalami, kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan,dan penderitaan
batin, misalnya anak yang dilahirkan merupakan hasil diluar nikah.
Sehingga anak yang dilahirkan memberikan beban perasaan, noda-noda
yang cukup berat dalam hidupnya.
b. Disamping itu, kepedihan serta kesenduan yang muncul diakibatkan oleh
karena jenis kelamin bayinya yang tidak sesuai dengan idamannya ataupun
idaman suaminya/mertuanya. Atau bayi yang dilahirkan mengalami
kecacatan. Timbul perasaan tidak cinta anaknya.
c. Bagi ibu-ibu yang telah bercerai, maka kelahiran anaknya merupakan
peristiwa yang tidak menyenangkan.
3. Pelaksanaan komunikasi terapetik pada ibu nifas

Universitas Sumatera Utara

79

Melihat kemungkinan pemunculan peristiwa psikis pada ibu yang melahirkan
bayinya, maka bidan secara hati-hati melakukan komunikasi terapeutik, karena
kestabilan emosi belum pulih seperti semula. Orientasi pembicaraan lebih berkisar
penerimaan terhadap bayi, serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas.
Bidan : “Bu, saya berikan ucapan selamat, karena bayi ibu telah
lahir dengan selamat atas perjuangan ibu yang begitu tabah dan
penuh semangat (sambil memegang tangan ibu)”

Universitas Sumatera Utara

80

BAB IV
TANGGAPAN PARA STAFF PUSKESMAS DAN MASYARAKAT
TERHADAP BUDAYA KERJA PUSKESMAS SOPOSURUNG

Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan puskesmas
pada saat sekarang. Sarana yang tidak lengkap seperti obat-obatan yang kurang
bermutu dari segi variasi, petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan
yang kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat kurang puas setiap
berobat ke pusat pelayanan kesehatan ini. Disamping itu program puskesmas yang
kurang berjalan menjadi pemicu rendahnya mutu pelayanan puskesmas di mata
masyarakat.
Penyebab kurangnya minat masyarakat untuk berobat di sarana pelayanan
kesehatan.
1.

Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan.

2.

Jarak yang di tempuh terlalu jauh.

3.

Banyak persyaratan administrasi yang harus di lengkapi.

4. Telalu lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
5. Kurang nyaman dengan pelayanan yang diberikan
Ketidak

puasan

pasien

terhadap

pelayanan

kesehatan

sehingga

kurang/tidak ingin berobat di tempat pelayanan kesehatan.
Dalam pengalaman sehari-hari yang paling sering dikemukakan dalam
kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas pelayanan kesehatan, antar lain :
keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses

Universitas Sumatera Utara

81

masuk pemeriksaan,

serta ketertiban dan kebersihan lingkungan puskesmas.

Sikap, perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, serta kemudahan
mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam
persepsi kepuasan pasien.
4.1 Tanggapan Staff Puskesmas Mengenai Pelayanan Kesehatan Dan
Keberadaan Puskesmas Soposurung
1. Kepala puskesmas (dr. Daslan Simanjuntak)
Beliau sudah menjadi pegawai puskesmas dan menjadi kepala puskesmas sejak
2012 tetapi sebelumnya dia di tugaskan di Puskesmas Sigumpar. Menurut beliau
puskesmas dicitrakan saat ini lebih kepada promotif 14 dan preventif 15 bukan
kuratif. Pegawai mengakui bahwa sebanyak-banyak nya pasien yang antri masih
bisa tertanggulangi dan sejauh ini belum ada keluhan dan sebisa mungkin
diusahakan tidak ada. Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang
direncanakan

dan

dilaksanakan

sesuai

profesi

keahlian

masing-masing.

Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud
aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan
(sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat
dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko
penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau
14

Suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamkan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan. Contoh : penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
15

Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Contoh :
pengolesan fluor pada gigi

Universitas Sumatera Utara

82

menimbulkan wabah penyakit. Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan
penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang. Administrasi adalah suatu kegiatan pelayanan
ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang
berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan
organisasi. Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan
pengamatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk
menentukan hasil program pelayanan kesehatan dan penetapan kebijakan program
selanjutnya. Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan kesehatan, dan
menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam unsur
pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga
program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling
mendukung pencapaian target pelayanan.

Untuk masalah obat sejauh ini para pegawai rasa cukup
untuk memenuhi kebutuhan pasien setiap bulannya. Tetapi obat
yang dari segi jenis obat masih terbilang kurang karena kadar dari
setiap obat masih terbilang rendah untuk tingkat jenis obat, karena
kalau jenis itu ibaratnya obat kejang masih belum ada contoh nya
seperti itu. ( Wawancara, 04/05/2017)

Semua obat berasal dari pemerintah apabila membeli dilarang oleh
pemerintah serta pungutan liar pun sangat dilarang. Untuk masalah administrasi
dan rujukan sejauh ini masih lancar dan tidak ada keluhan karena pasien tidak
terlalu banyak hanya sekitar 20-25 perhari dan pasien yang datang pun berjarak-

Universitas Sumatera Utara

83

jarak. Hari datang nya pasien biasanya itu hari senin karena awal-awal minggu
begitu pendapat beliau. Masalah bidan yang memiliki sifat kurang ramah atau
tidak bersahabat masih tidak ada keluhan dan semoga tidak ada untuk seterusnya.
Kemudian bagian profesionalisme dan bagian keterampilan medis. Untuk
masalah profesionalisme dalam waktu dekat ini akan diadakan seminar atau
pelatihan untuk pembelajaran staf-staf yang berkepentingan di puskesmas, tetapi
memang sebelumnya ada seminar tetapi ada waktu dan tempat yang sudah
disesuaikan dari dinas kesehatan di Kecamatan Balige yang biasanya di
laksanakan di Hotel Sumatera yang ada di Balige. Seperti seminar yang terjadi
pada sekitar bulan April minggu ke III 2017 diadakan nya seminar mengenai
monitoring evaluasi kepada para staff pegawai yang diadakan di Hotel Sumatera.
Dan tetap dibayari oleh pemerintah
Dalam bagian sarana dan prasarana puskesmas sangat kurang dari segi
jumlah ataupun kuantitas alat kesehatan karena alat yang sudah lama ada yang
rusak dan ada yang hilang. Selama beliau menjabat sudah banyak alat kesehatan
yang rusak dan hilang terutama yang berbahan besi karena besi itu semakin lama
semakin berkarat. Tetapi dari segi staff masih terbilang cukup. Pasien yang di
layani selama melayani di puskesmas soposurung memiliki penyakit batuk dan
pilek yang lebih sering datang ke puskesmas. Semua pasien yang berobat tidak
dipungut biaya apapun atau gratis dan hal ini sudah berlaku sejak 6 tahun hingga
sekarang (2017).
Masalah hubungan ke desa itu masih baik karena apabila ada wabah di
desa maka Puskesmas soposurung akan terlibat langsung tetapi apabila masalah

Universitas Sumatera Utara

84

musyawarah, Puskesmas Soposurung akan di libatkan ke kecamatan atau pun
kelurahan. Sekarang sistem puskesmas sudah bergeser tidak ada lagi yang
namanya pengobatan gratis ataupun pelayanan yang bersifat kuratif.
Profesi pasien yang sering datang yaitu Pegawai Negri Sipil. Awal
mendaftar menggunakan KTP dari setiap pasien.
2. Dokter Gigi (drg. Yetty Manalu)
Beliau adalah dokter gigi. Dan hanya beliau lah dokter gigi yang ada di
puskesmas soposurung balige, semenjak tahun 2000 beliau sudah melayani
sebagai dokter di puskesmas soposurung. Dan beliau juga membuka usaha di
rumah beliau yaitu klinik dokter gigi yang berada di balige. Sembari bekerja
sebagai dokter gigi di puskesmas soposurung, juga menjalankan bisnis sepulang
kerja. Beliau memandang puskesmas dicitrakan sebagai sarana pelayanan
kesehatan puskesmas yang sangat mudah di jangkau masyarakat dan sangat
ekonomis. Serta mudah untuk menjalankan pengobatan. Standard memenuhi
kriteria sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat termasuk dalam kategori
baik. Dan puskesmas juga bertugas menjadi unit layanan kesehatan rawat jalan
yang pertama dan sejauh ini hal itu bisa terkendali dan termanajemen dengan
baik. Didukung dengan staf dan pekerja-pekerja yang masih berpotensi dan cukup
di puskesmas soposurung tentunya.
Untuk keadaan obat yang tersedia. Obat yang ada dipukesmas adalah obat
yang di berikan pemerintah. Sejauh ini beliau juga merasa obat yang di sediakan
baik kualitasnya hanya saja terkadang masih dalam kuantitas yang kurang dan
kapasitas pasien dengan obat setiap bulannya terkadang tidak sesuai sehingga

Universitas Sumatera Utara

85

terkadang apabila obat yang ada dipuskesmas telah habis maka puskesmas akan
mengajukan permintaan kembali kepada pemerintah untuk menyediakan obat ke
puskesmas soposurung. Tetapi apabila berbicara mengenai jenis obat masih
terbilang cukup,beliau juga mengungkapkan sebagai kualitas pelayanan kesehatan
bahwa puskesmas soposurung masih tetap menjaga kebaikan puskesmas yang
tetap diusahakan oleh pegawai-pegawi yang bekerja didalamnya.
Puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan rawat jalan yang
pertama masih tetap menjalankan tugasnya dalam hal itu. Dimana tidak ada rawat
inap yang memudahkan pegawai mengontrol perjalanan budaya kerja yang sesuai
dengan kompetensi puskesmas. Tetapi yang menjadi keluhan beliau dan juga
termasuk bidan-bidan serta staff pegawai disini adalah kondisi fisik dari
puskesmas maksudnya itu adalah bangunan serta alatnya yang masih sangat
minim. Bagi beliau yang sudah lama bekerja di puskesmas soposurung semenjak
puskesmas ini didirikan yaitu pada tahun 1994. Pembangunan puskesmas
soposurung belum pernah di renovasi atau diperbaiki. Sehingga beliau dan staf
pegawai terkadang mengeluh akan hal itu. Melihat kondisi kamar mandi lah salah
satu yang menjadi contoh bahwa kamar mandi yang tersdia sngat kurang diman
air nya tidak ada kondisinya sudah bangunan lama dan kamar mandi yang tersedia
pun hanya satu itupun terkadang sulit untuk digunakan . Sementara puskesmas
soposurung sudah dekat dengan kota, kawasan sekolah, dan juga kawasan warga
masyarakat biasa. Tetapi beliau mengatakan kemungkinan puskesmas ini
didirikan karena dekat dengan kawasan sekolah dan warga serta kota, sementara
sudah ada puskesmas dikota yaitu puskesmas balige yang dimana soposurung

Universitas Sumatera Utara

86

balige masih terbilang satu kecamatan yaitu Kecamatan Balige.

Padahal

seharusnya puskesmas biasanya hanya berdiri satu puskesmas dalam setiap
kecamatan. Sehingga mungkin puskesmas soposurung kurang diperhatikan
fisiknya yang sudah tua. Para staf dana kepala puskesmas juga sudah sering
menyepakati agar membuat surat permohonan tetapi alhasil surat yang selalu
mereka berikan tidak ada jawaban dan tindaklanjut dri pemerintah. Dokter Yetty
juga menyatakan bahwa alat-alat yang ada diruangan nya yaitu ruangan poli gigi
sudah sangat-sangat perlu diganti karena semenjak tahun 2006 alat-alat kesehatan
dan pemeriksaan gigi di sediakan hingga sekarang yaitu tahun 2017 belum ada
pergantian alat. Dan kita bisa membayangkan sudah 11 tahun dipakai dan sudah
sewajarnya juga alat itu diganti menjadi yang baru.
Dan karena itu juga lah beliau selaku dokter terkadang kesulitan untuk
mengobati pasien. Yang dimana karena alat kesehatan gigi yang sangat minim.
Dokter sendiri yang bisa mengerjakan pelayanan nya sebatas mencabut gigi dan
memberi obat apabila sakit kalau untuk menambal gigi tidak bisa karena tidak ada
alat untuk itu.
Tapi kamilah, alat gigi terahir kali alat gigi itu datang
tahun 2006 berarti sekitar 11 tahun. Bayangkanlah bagaimana alat
itu kan. Jadi yang bisa kami lakukan pun yah cuma pencabutan
sama ya kalo sakit dikasih obat. Lebih dari situ yah gk bisa lagi
seperti menambal ya gak bisa lagi ( Wawancara, 10/05/2017)

Untuk keadaan kuantitas pasien, pasien yang sering berobat yaitu pelajar
atau anak sekolah yang menjalankan pendidikan disana yaitu kawasan soposurung
yang dimana inilah kemungkinan yang menjadi alasan pemerintah untuk

Universitas Sumatera Utara

87

mebangun puskesmas ini supaya dekat dengan anak sekolah karena beliau
mengakui terkadng pada saat pagi-pagi sekitar jam 8 sampai jam 9 para pelajar
disana akan melakukan baris berbaris pada saat di tengah kegiatan itu. Ada-ada
saja didapati pasien anak sekolah yang pingsan karena manahan sakit atau pun
tidak sarapan dari rumah sehingga menyebabkan pelajar tersebut lemas dan
pingsan serta di bawalah ke puskesmas tetapi apabila sudah termasuk dalam
kategori parah. Tetapi apabila belum parah atau pun hanya butuh istirahat maka
pihak sekolah akan menempatkan siswa-siswa nya di UKS (Unit Kesehatan
Sekolah) di masing-masing sekolah. Karena juga kan puskesmas adalah
pertolongan pertama sehingga sebelum mengetahui penyakit betul-betul parah
tunggu ada persetujuan dari pihak rumah sakit yang akan memberi surat rujukan
kerumah sakit. Barulah setelah diperiksa parah dan puskesmas tidak berpotensi
untuk mngobati lagi maka akan di bawa rumah sakit. Tetapi apabila masih bisa di
obati oleh pihak puskesmas maka puskesmas akan berusaha untuk mengobati
pasien sampai sembuh dan memberikan obat kepada pasien.
Selebihnya profesi yang berobat ke puskesmas soposurung adalah guru
yang dimana dekat juga ke puskesmas soposurung. Kalau masyarakat umum
memang ada terbilang tidak sedikit juga seperti desa sangkar nihuta masih
kadang-kadang datang berobat ke puskesmas tersebut. Tetapi terkadang pasien
jugakan memilih ke puskesmas balige karena sudah dekat dengan kota sekalian
kalo pada saat hari pasar maka mereka sekalian berobat ke puskesmas balige.
Ketika ditanyai masalah gratis maka beliau tidak mau berkata banyak. Kerana
beliau merasa sebenarnya apabila gratis para pasien jadi menggunakan bpjs

Universitas Sumatera Utara

88

sementara setiap instansi pelayanan puskesmas itukan harus mendukung satu
sama lain tetapi beliau tidak mau berkata banyak dia hanya mengatakan hal itu
seputar dengan kondisi puskesmas yang layanan nya gratis hingga sekarang.
Karena sedikit kesulitan karena sebenarnya apabila tidak gratis biaya
puskesmas kepada pasien yang diman uang tersebut bisa menjadi kas untuk
perbaikan-perbaikan hal kecil tanpa menunggu lama dari mana uang perbaikan itu
di dapatkan contohnya seperti mempekerjakan tukang untuk memperbaiki kamar
mandi maka biaya akan keluar dan tidak sedikit. Untuk masalah kebersihan
puskesmas soposurung setiap harinya itu tergantung inisiatif para staf. Apakah
staf akan mengerjakan piket dengan menayapu serta meapikan atau menggaji
orang untuk membersihkan setiap hari dan para staf akan berunding serta
membagi untuk masalah gaji dari orang yang ditugaskan untuk membersihkan.
Untuk masalah kegiatan diluar atau aktivitas diluar hanya posyandu yang berjalan
sekarang kalau pengobatan gratis sudah tidak lagi berjalan. untuk karakterkarakter setiap pasien sudah beragam-ragam di hadapi termasuk ada pasien yang
baik dan mengatakan berapa harga untuk keseluruhan pengobatan lalu staf akan
menjawab gratis tetapi terkadang pasien memberikan berapapun tetapi banyak
juga yang didapati berkati terimakasih pun tidak.
3. Staff puskesmas (Rosmawati Silaban)
Beliau adalah seorang staff pegawai yang bekerja di puskesmas sejak tahun 1994
beliau. Beliau meyatakan bahwa ketika penulis menanyakan bagaimana citra dari
puskesmas selama ini beliau langsung menjawab kalau masalah itu sudah bisa
kamu jawab sendiri lah. Kemudian penulis melanjutkan pertanyaan nya dengan

Universitas Sumatera Utara

89

kondisi masalah antrian di puskesamas beliau mejawab sejauh dari perjalan
puskesmas bahwa antrian masih berjalan dengan baik hanya saja tempat antrian
kurang teratur karena hanya tersedia satu kursi panjang yang walaupun budaya
antri masih berjalan baik karena pasien yang hanya pada hari tertentu saja yang
banyak. Yang bangku tidak di tempatkan pada satu koridor saja tetapi di bagian
depan ada dua dan di bagian samping kiri ada dua dan di belakang ada satu.
Tetapi sejauh ini untuk fasilitas bangku tidak membuat pasien jadi berlama-lama
berdiri hanya saja memang bangku di atur secara terpisah pisah di karenakan pintu
dari setiap ruangan.

Gambar 14. Keadaan ruang tunggu atau tempat antrian pasien yang secara
terpisah dikarenakan pintu dari setiap ruangan yang menjadi penghalang.
Berbicara mengenai obat beliau berkata obat yang digunakan sejauh ini
cukup tetapi sama halnya dengan yang lain bahwa obat yang di pergunakan

Universitas Sumatera Utara

90

terkadang dalam bulan itu sudah habis padahal contohnya masih ada beberapa
hari lagi sampe menunggu bulan depan. Tetapi semuanya masih terkendali dengan
baik. Apabila ditanyakan masalah keramahtamaan para staf pegawai atau pun
bidan sejauh ini baik karena masih menggunakan bahasa daerah juga yaitu bahasa
batak. Jadi apabila berbicara dengan pasien masih nyaman dan masih dalam
kategori baik. Untuk budaya kerja setiap bidan ataupun staff masih terbilang baik
seperti yang tertera pada struktru yang telah di sepakati ada penanggung jawab
setiap ruangan dan juga pekerjaan, bisa dilihat bahwa dari situlah profesional dan
keterampilan staf, dokter dan bidan di puskesmas soposurung masih terbilang
cukup.
Untuk masalah profesionalisme dan keterampulan medis
yang memadai yah bisa diliat sendirikan termasuknya yang
menjaga disini itu rata-rata bidan yang sudah senior nya yang
masih tau tugas bidan itu apa sebenarnya. Jadi walaupun nanti
kapus gak ada udah bisa bidan membuat resep ke pasien terkadang
juga bodan disini buka usaha nya di rumah kalau udah pulang
kerja. Jadi masalah itu yah menurut ku masih baik lah
(Wawancara, 11/05/2017
Untuk ketersediaan sarana dan prasana di puskesmas soposurung bisa
terbilang kuran lah apalagi masalah bagunan yanga dimana sebenarnya sudah
banyak yang harus baru dan sudah banyak juga yang harus diperbaiki termasuk
masalah apotek yang lemari obat nya sudah perlu diganti. Pasien yang datang
biasanya rame pada hari tertentu saja contohnya senin pagi pukul 8 sudah
lumayan banyak tetapi siang nanti sudah tidak lagi. Mungkin masyarakat juga tau
bahwa senin itu adalah hari kerja resmi sehingga lebih tetap waktunya hari senin

Universitas Sumatera Utara

91

pagi. Sejauh yang dialami pasien yang seramai apapun masih bisa di atasi dan di
tenangkan karena terkadang masyarakat itupun datang dan disambut oleh bidanbidan yang ada disana dengan berbagai percakapan yang bukan hanya berbicara
seputar puskesmas atau pun kesehatan tetapi juga kadang berbicara mengenai
kabar yang sedang marak dan juga saling menanyakan marga 16 bagi orang batak.
Ketika penulis menanyakan apa sebabnya puskesmas soposurung dibangun beliau
hanya menjawab tidak tahu menahu masalah itu. Karena beliau merasa hanya
sebatas melayani sebagai staff puskesmas atau pun bidan yang bekerja untuk
masyarakat.
Penyakit yang sering ditangani di puskesmas soposurung adalah penyakit
biasa seperti demam, batuk, pilek dan juga penyakit orang tua itu bagi pasien yang
umum. Apabila pelajar yang sering ditemui adalah demam, pusing, muntah, maag,
pingsan. Yang ditangani sampai saat ini masih sampe pada tahap ini, karena
apabila sudah parah biasanya langsung di rujuk atau di bawa ke rumah sakit
terdekat yaitu rumah sakit balige. Cara puskesmas memberikan pelayanan terbaik
adalah mengerjakan mandat staf pegawai kesehatan sesuai dengan yang tertulis.
Bukan memandang sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi tetap
berpandangan bahwa yang para pelayan di puskesmas masih di bawah naungan
pemerintah dan semuanya untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan
bersama. Masyarakat sekarang sudah terbebas dari biaya berobat ke puskesmas
sehingga masyarakat ke puskesmas karena aturannya tidak ada pungutan apapun
selama berobat di puskesmas. Penjadwalan puskesmas dengan desa tidak terlaun
16

Orang batak selalu memiliki nama marga/keluarga. Nama/marga ini diperoleh dari
garis keturunan ayah (patrilinier) yang selanjutnya akan di teruskan kepada keturunannya secara
terus menerus

Universitas Sumatera Utara

92

menganggu satu sama lain karena kegiatan puskesmas saat ini adalah hanya
posyandu. Pengobatan gratis sudah tidak lagi karena puskesmas sudah
menyediakan obat gratis setiap harinya. Profesi yang ditemui beragam-ragam
tidak memandang ada yang petani, pegawai, pelajar. Karakter yang dihadapi
masih bisa di tangani yang walaupun terkadang ada saja pasien yang kurang
percaya kalau hanya mendengarkan pegawai berbicara satu kali itu terkhusus pada
pasien yang sudah usia lanjut.
4. Fretty Sinaga (Staff Puskesmas)
Beliau adalah seorang staff puskesmas yang masih sekitar tahun 2010
mulai bekerja di soposurung hingga sekarang. Penulis mewawancarai beliau
sedikit sulit karena beliau sedikit cuek dengan keberadaan penulis di puskesmas
tersebut. Penulis memulai wawancara dengan menanyakan pencitraan puskesmas
pada saat ini. Pencitraan puskesmas saat ini menurut beliau adalah masih dalam
kategori sebagai layanan kesehatan tetapi kekurangan nya saat ini. Pemerintah
masih kurang memperhatikan puskesmas termasuk di desa-desa yang jauh dari
kota. Beliau berkata untuk masalah antrin bukan menjadi hal sulit untuk dapat
mengaturnya dikarenakan pasien yang ada masih sesuai jumlahnya denngan staff
pegawai yang ada disini. Obat yang digunakan sejauh ini kualitasnya baik jarang
berlebih dan selalu memperhatikan expaired obat sebelum memberi kepada
pasien. Karena salah satu alasannya juga obat yang digunakan cepat habis setiap
bulan nya dan jarang berlebih sehingga hampir tidak pernah menemui obat yang
tanggal kaladuarsanya sudah habis dan kalau pun ada maka staff akan membuang
obat tersebut. Pelayanan yang terjadi dipuskesmas soposurung merasa sejauh ini

Universitas Sumatera Utara

93

baik tidak ada masalah. Sejauh ini tidak ada pasien yang mengeluh akan sikap
bidan atau staff puskesmas yang membuat pasien tidak nyaman.

Kalau bidan yang ramah tamah, ya menurut saya sejauh ini
baik dan karena memank masih memili suku yang sama jadi tidak
masalah. Karen kan orang batak ciri khas bahasnya kasar kan,
jadi tidak begitu masalah bagi pasien. Karena ada juga terkadang
didapati pasien memiliki kekerabatan dengan pasien bisa saja satu
kampung atau pun satu marga. Ya seperti itu lah, jadi sejauh ini
baiklah kalau masalah pelayanan bidan disini sama pasien yang
datang (Wawancara, 12/05/2017)

Puskesmas selalu memiliki profesionalisme dan keterampilan medis yang
memadai tetapi kuantitas dari mereka yang tidak sama di setiap puskesmas. Tetapi
di puskesmas soposurung sejauh ini masih berjalan dengan baik yang walaupun
hanya dua dokter yang di tugaskan dimpuskesmas soposurung masih bisa berjalan
dengan baik karena didukung oleh bidan yang sudah lama bekerja di puskesmas
soposurung. Jadi semuanya saling bekerja sama. Layanan puskesmas saat ini
sejauh ini baik, mudah dan lancar. Ketersediaaan sarana dan prasarana dari di
puskesmas inilah yang menjadi masalah kerana beliau merasa puskesmas harus
betul-betul di ubah mulai sejak tahun 1994 belum ada perubahan atau renovasi
yang dimana terkadang bidan di puskesmas tersebut juga kurang semangat karena
contohnya salah satu adalah masalah kamar mandi yang kotor dana hanya tersedia
satu. Sementara kalau kita melihat puskesmas yang lain bisa dikatakan yang
masih masuk kawasan Toba Samosir itu rata-rata sudah memiliki kamar mandi 2
dipisahkan antara pegawai dan pasien. Tetapi di puskesmas ini masih kurang hal-

Universitas Sumatera Utara

94

hal seperti itu termasuk juga lemari apotik yang sudah buruk jadi memang perlu
renovasi besar terhadap hal ini. Terutama dekat sekolah yang dimna anak sekolah
terkadang ada yang tiba-tiba kecelakaan atau luka parah harus diantar kesini dulu
bagaimana dengan alatnya juga yang sudah lama sekali. Puskesmas ini dibentuk
disini kalau masalah itu beliau tidak tau tapi mungkin karena dekat sekolah dan
juga sekolah sebaiknya dengan layanan kesehatan sehingga mungkin di bangun
disini.
Penyakit yang sering ditemui di puskesmas soposurung masih sekedar
penyakit biasa yang bisa di tanggualngi seperti demam, dan lain lain. Cara para
staff memberikan pelayanan terbaiok kepada pasien adalah salah satu nya tidak
mengecewakan pasien meladeni pasien dengan baik, melakukan contak person
denga baik sehingga terjalin komunikasi yang baik sehingga memiliki kepuasan
yang timbal balik, pasien puas atas pelayanan bidan-bidan dan para bidan juga
puas dengan sambutan pasien yang baik. Pasien yang tidak mapu atau mampu
sudah tidak ada lagi kadar nya karena puskesmas soposurung dan semua
puskesmas sudah gratis jadi sepertinya untuk masalah perekonomia tidak lagi.
Puskesmas sopsosurung setiap hari melayani masyarakat hanya hari minggu yang
tidak karena libur. Hal proses penjadwalan puskesmas dengan desa sejuh ini tidak
ada bentrok karena kegiatan puskesmas keluar itu sekarang hanya posyandu dan
posyandu juga di diadakan di rumah bidan desa saja jadi sejauh ini tidak ada
masalah dengan jadwal desa. Profesi pasien yang datang ke puskesmas itu adalah
masyarakat umum yaitu petani, ada juga guru yang mengajar di sekolah dekat
dengan puskesmas soposurung dengan pelajar yang secara mendadak datang

Universitas Sumatera Utara

95

contohnya pingsan. Karakter yang banyak di temui atau yang berkunjung ke
puskesmas soposurung adalah petani dan anak sekolah. Dan memiliki keluhan
yang berbeda tetapi keseringan keluhan yang tdiak terlalu parah atau masih bisa di
atasi pleh pihak puskesmas.
Para staff mengakui bahwa sejauh ini pelayanan mereka di puskesmas
masih terkoordinir dengan baik karena dilihat dari warga yang masih datang untuk
berobat ke puskesmas soposurung.

4.2 Tanggapan Pasien Mengenai Pelayanan Kesehatan Dan Keberadaan
Puskesmas Soposurung
1. Juliati Simangunsong ( 47 Th)
Beliau adalah seorang ibu datang dengan keluahan tangan kanan yang
sering ngilu. Ibu juliati datang dari desa silalahi ke Puskesmas Soposurung
bersama suami nya dengan menggunakan sepeda motor. Ketika penulis menanyak
sedikit tentang pukesmas dan penulis awalnya menanyakan tentang budaya kerja
yaitu bagaiman para staff puskesmas atau bidan-bidan di puskesmas memberikan
informasi terhadap administrasi yang berlaku bagi para pasien sejauh ini beliau
mngatakan baik dan terkadang dibantu mendapatkan solusi untuk berobat. Untuk
masalah kebersihan sejauh yang mereka lihat masih terbilang kurang terkhususnya
dilihat dari lantai dan kamar mandi yang dimana beliau tidak terlalu mangetahui
itu karena apa. Apakah itu karena lantai dan kamar mandi yang sudah termasuk
bagunan yang sudah lama atau bidannya beliau tidak terlalu mau memperjelas.
Tetapi sampai saat ini beliau merasakan hal itu. Dan untuk keengkapan fasilitas

Universitas Sumatera Utara

96

kalau dilihat semua komposisi masih ada karena beliau kesini hanya sebatas
berobat, memberitahukan keluhan kemudian di berikan obat.
Kalau masalah tugas mereka sebagai bidan masih baiklah,
karena juga bidan-bidannya masih mau meladenilah karena
selama saya berobat tidak pernah saya temui mereka sombong
kepada pasien. Tetapi kalau untuk pasien lain saya tidak tau yah
(Wawancara, 02 Mei 2017)
Untuk masalah kerapian dan penampilan sejauh ini rata-rata bidannya itu
baik, rapi, terlihat seperti seorang bidan yang beersih dan rapi apalagi dengan
pakaian putih mereka yang sudah menjadi ciri khas para pelayan kesehatan
dengan warna putih. Banyak hal juga yang masih terbilang unggul dengan
kerapian pribadi masing-masing kalau masalah kebersihan diluar beiau tidak
mengatakan apa-apa untuk masalah tersebut.
Dalam masalah menanggulangi permasalan atau keluahn yang dialami
sejauh ini, beliau berkata bahwa para bidan-bidan di puskesmas soposurung
termasuk cekatan dan cepat dalam memberi resep dan obat tanpa menunggu
terlalu lama. Dan beliau juga termasuk orang yang bisa dikatakan puas dalam hal
memberi obat atau resep serta profesionalisme nya yang masih nyata terlihat.
Dimana bidan juga memberikan arahan dalam mengkonsumsi obat dengan cepat
dan teratur sehingga mudah dipahami dan juga tetap mengingatkan makanan apa
yang di makan atau yang tidak boleh dimakan selama mengkonsumsi obat. Dan
untuk kedisiplinan dari setiap bidan beliau tidak terlalu yakin dengan hal itu
karena beliau boasnya datang pukul 10.00 sehingga beliau tidak yakin pasti
apakah para staff puskesmas datang tepat waktu atau juga terlambat.
2. Judika Siahaan (37 th)

Universitas Sumatera Utara

97

Beliau adalah seorang pasien yang bertempat tinggal di hinalang, masih
terbilang dekat dengan puskesmas soposurung, yang dimana beliau memiliki
keluhan adanya nyeri dilutut sampai ke tulang kering. Beliau adalah salah satu
orang yang sering berobat ke puskesmas soposurung, beliau menanggapi para
staff yang memberikan informasi tentang administrasi pada masyarakat asih
trbilang cukup baik. Karena memberikan kemudahan. Tetapi beliau terkadang
menemui hal-hal dimana staf puskesmas yang di bagian adminitrasi/pendaftaran
tidak tetap di ruangannya. Bagi beliau sebenarnya tidak masalah tetapi sebaiknya
ketika mendengar atau melihat pasien diharapkan memberi pelayan nya sebagai
st