LAPORAN AKHIR LDPM 2015
LAPORAN AKHIR PEMANTAUAN
KEGIAT AN PENGUAT AN-LDPM
2015
Pus at Di s t r i bus i Dan Cadangan Pangan
Badan Ket ahanan Pangan
Kement er i an Per t ani an
2015
KATA PENGANTAR
Kegiatan
koordinasi,
sinkronisasi,
pengembangan,
pemantapan
dan
pemantauan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas Bidang
Distribusi Pangan, sesuai tugas dan fungsinya untuk mendukung Pusat
Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan-Kementerian
Pertanian dalam rangka penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantauan
dan evaluasi kelembagaan pangan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan pemantauan dan
pengumpulan data; pembinaan dan pengendalian serta sinkronisasi dan
konsolidasi salah satu kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, yaitu
mengimplementasikan
kegiatan
Penguatan-Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat (P-LDPM) sejak tahun 2009 sampai 2015 gapoktan yang telah
dibina sejumlah 1.582 yang tersebar di 28 provinsi sentra produksi
padi/jagung. Konsep kegiatan P-LDPM adalah memberikan bantuan sosial
(bansos) untuk penguatan modal Gapoktan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM
dirancang dalam 3 tahap, yaitu (1) Tahap penumbuhan diberikan dana bansos
untuk penguatan modal dan pendampingan; (2) Tahap pengembangan
diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan, dan (3)
Tahap kemandirian diberikan pendampingan.
Laporan akhir kegiatan P-LDPM tahun 2015 ini disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemantauan, pembinaan,
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P-LDPM untuk memberikan gambaran
tentang perkembangan
pelaksanaan
kegiatan
P-LDPM dilapangan
dan
permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan bansos
sebagai penguatan modal pengembangan usaha distribusi/pemasaran dan
pengelolaan cadangan pangan serta penguatan posisi kelembagaan gapoktan
dalam upaya stabilisasi harga minimal di tingkat petani anggotanya.
Keterbatasan dan kekurangan dalam tulisan laporan ini akan dijadikan acuan
pada masa datang.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Dr. Benny Rachman
i
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2015
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................... iV
DAFTAR GAMBAR ................................................................... V
DAFTAR GRAFIK .................................................................... Vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A.LATAR BELAKANG ............................................................. 1
B.TUJUAN ......................................................................... 2
C.RUANG LINGKUP PEMANTAUAN ............................................. 3
BAB II METODE PEMANTAUAN .................................................... 4
A.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN ............................................. 4
B.METODE PENGUMPULAN DATA............................................... 4
C.METODE PENGOLAHAN DATA ................................................ 5
BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
................................................................................... 6
A.KERANGKA PIKIR KEGIATAN LDPM ........................................... 6
B.STRATEGI KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM
.................................................................................. 9
BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM .............................. 12
A.PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA PEMBELIAN GABAH DAN JAGUNG
OLEH GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM ....................................... 12
B.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS KEGIATAN PENGUATANLDPM ............................................................................ 17
B.1.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
.................................................................................. 17
B.2.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
PERPROVINSI ................................................................... 21-90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 91
LAMPIRAN............................................................................ 95
iii
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. HARGA RATA-RATA PEMBELIAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 ..................................................... 16
TABEL 2.REALISASI PENYALURAN DANA BANSOS PENGUATAN-LDPM
TAHUN 2014 ............................................................ 18
TABEL 3.GAPOKTAN P-LDPM KABUPATEN KARAWANG, JABAR ............. 26
TABEL4.DAFTAR NAMA GAPOKTAN PELAKSANA KEGIATAN PENGUATAN
P– LDPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA ............................... 26
TABEL 5.MODAL USAHA GAPOKTAN SUBUR TANI ............................. 38
TABEL6.ASET GAPOKTAN SUBUR TANI DESA BUDUR BERUPA
ALSINTAN, MODAL USAHA DAN MODAL TETAP ...................... 40
TABEL7.HASIL VERIFIKASI GAPOKTAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN
2014 ...................................................................... 60
TABEL8.GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM PROVINSI DIY TAHUN 2014 ........ 69
TABEL9.RINCIAN TOTAL ALOKASI DANA BANSOS P-LDPM PROVINSI
JAWA TIMUR ............................................................. 87
TABEL10.LAPORAN PERKEMBANGAN DANA BANSOS GAPOKTAN
SEJAHTERA ............................................................. 90
iv
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN
LDPM ................................................................... 4
GAMBAR 2.KERANGKA PIKIR KEGIATAN PENGUATAN LDPM ................. 6
GAMBAR 3.PERKEMBANGAN JUMLAH LDPM TAHUN 2009-2014 ............. 10
v
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GRAFIK 1. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKP OLEH GAPOKTAN LDPM
TAHUN 2014 ......................................................... 13
GRAFIK 2. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 14
GRAFIK 3. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA BERAS OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 15
vi
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, Poktan,
dan/atau Gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras,
dan/atau jagung di saat panen raya dan masalah aksesbilitas
pangan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian c.q. Badan
Ketahanan Pangan, sejak tahun 2009 telah melaksanakan
kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(Penguatan-LDPM). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan
di tingkat rumah tangga petani melalui: (i) pengembangan unitunit
usaha
pengolahan
(unit
dan
usaha
distribusi
pengelolaan
atau
cadangan
pemasaran
pangan);
atau
dan
(ii)
pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah
produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap
sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke
Gapoktan pada: (i) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk
pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang);
pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya;
dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil
produksi petani anggotanya, (ii) Tahap Pengembangan wajib
digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal
spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras
dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya.
Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana
dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana belanja
bansos tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk
pengadaan
cadangan
pangan.
Gapoktan
Tahap
Kemandirian tidak lagi menerima dana belanja bansos tetapi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
1
wajib
mengelola
dana
yang
sudah
diterimanya
secara
berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah,
beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari
kegiatan pembelian dan penjualan pangan. Pada tahun 2015
kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan kepada 203 Gapoktan
tahap penumbuhan, 38 Gapoktan tahap pengembangan, dan 117
Gapoktan
tahap
kemandirian.
Agar
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan LDPM tahap pengembangan dan tahap kemandirian
dapat
berjalan
sesuai
ketentuan,
perlu
dilaksanakan
pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi terhadap
seluruh stake holder yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Kegiatan pemantauan dalam laporan ini merupakan gambar
kegiatan yang mencakup pemantauan, pembinaan, koordinasi,
dan konsolidasi LDPM diharapkan dapat memberikan gambaran
hasil perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana bansos
Gapoktan dan pelaksanaan kegiatan bansos Penguatan-LDPM,
serta terbinanya Gapoktan tahap penumbuhan, pengembangan,
kemandirian dan pasca kemandirian.
B. Tujuan
Tujuan Kegiatan Pemantauan Penguatan - LDPM adalah :
1. Menyusun
Gapoktan
informasi
dalam
Penguatan-LDPM
gambaran
organisasi
dalam
pelaksanaan
Gapoktan
pemberdayaan
pelaksana
mengembangkan
unit
kegiatan
usaha
distribusi/pemasaran pangan dan unit pengelola penyediaan
cadangan pangan.
2. Memantau perkembangan Gapoktan dalam memanfaatkan dana
bansos sebagai penguatan modal usaha pada tahap penumbuhan
dan tahap pengembangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
2
3. Memantau perkembangan stabilisasi harga gabah dan jagung yang
dilakukan oleh Gapoktan Penguatan-LDPM
4. Menyampaikan hasil pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi
perkembangan kegiatan Penguatan-LDPM tahap penumbuhan,
pengembangan dan kemandirian bagi aparat, pendamping dan
pendampingan Gapoktan
C. Ruang Lingkup Pemantauan
1. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan kegiatan dilaksankan di 15 (lima belas)
Provinsi
yang terdiri dari : Banten, Jawa Barat, Sulawesi
Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
Lampung, Bengkulu, Riau, Kalsel, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah,Sumatera Barat.
2. Sasaran Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan pada Gapoktan pelaksana kegiatan
Penguatan-LDPM tahun 2015 yang terdiri dari Gapoktan tahap
penumbuhan tahun 2015, Gapoktan tahap pengembangan yang
ditumbuhkan tahun 2015 dan Gapoktan tahap kemandirian yang
ditumbuhkan tahun 2013.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
3
BAB II
Metode Pemantauan
A. Kerangka Pikir Pemantauan
Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dalam laporan
ini adalah kegiatan meliputi kegiatan pemantauan, koordinasi
dan sinkronisasi serta pembinaan kegiatan Penguatan-LDPM
tahap
penumbuhan,
tahap
pengembangan
dan
tahap
kemandirian tahun 2015. Kegiatan pemantauan, pembinaan
dan pengumpulan data P-LDPM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh Gapoktan (Tahap
Penumbuhan, Tahap pengembangan dan Tahap Kemandirian)
dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha
distribusi/pemasaran/ pengolahan pangan dan pengelola
cadangan pangan ditinjau dari 3 aspek yaitu : kelembagaan,
unit
usaha
distribus/pemasaran/pengolahan
dan
unit
cadangan pangan. (Gambar 1)
Penguatan-LDPM Th. 2015
Tahap
Penumbuhan
201
Tahap
Pengembangan
Tahap
Kemandirian
Manfaat
Pemanfaatan Bansos sebagai
Penguatan modal untuk:
Kelembagaan
Unit
Distribusi/Pengolahan
Unit Cadangan Pangan
Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
4
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pemantauan dilaksanakan melalui pengumpulan data
dan tatap muka. Pengumpulan data dengan menggunakan
Kuesioner (kuesioner terlampir) dengan sasaran pemantauan
adalah
Gapoktan
pelaksana
Penguatan-LDPM
tahap
penumbuhan, pengembangan dan tahap kemandirian tahun
2015.
Sumber data dan informasi dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dengan aparat provinsi selaku Tim Pembina,
aparat kabupaten selaku Tim Teknis, pendamping dan
pengurus Gapoktan pelaksanaan Penguatan-LDPM. Materi
pemantauan antara lain meliputi pemanfaatan dana bansos
sebagai penguatan modal usaha sesuai dalam pedoman dan
manfaat yang diperoleh bagi anggota dan pengurus Gapoktan
Penguatan-LDPM serta berkembangnya membangun jejaring
kemitraan. Selain itu dalam laporan pemantauan ini juga
disampaikan hasil dari laporan Gapoktan
Penguatan-LDPM
melalui SMS center.
C. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi tabulasi data dan pengolahan data
yang berasal dari SMS center dan pengumpulan data hasil
pemantauan di lapangan dengan menggunakan kuesioner.
Data dari sms center dianalisis untuk melihat perkembangan
harga rata-rata pembelian Gapoktan Penguatan-LDPM dalam
pemanfaatan bansos sebagai bantuan penguatan modal.
Sedangkan data dari kuesioner pemantauan langsung di
lapangan untuk melihat : (1) perkembangan pemanfaatan
dana bansos yang dilaksanakan oleh Gapoktan PenguatanLDPM
untuk
kegiatan
pembangunan/renovasi
gudang,
pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran pangan dan
pengelolaan
cadangan
pangan,
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
(2)
perkembangan
5
kelembagaan
Gapoktan
dalam
kiprahnya
membanguan
organisasi Gapoktan melalui pemberdayaan, (3) manfaat
dana bansos bagi Gapoktan penguatan-LDPM, dan (4)
permasalahan yang dihadapi dan prospek pengembangannya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
6
BAB III
KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN
MASYARAKAT
A. Kerangka Pikir Kegiatan LDPM
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian
Pertanian
dalam
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan-LDPM
merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di
tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga
petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha
distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan
cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana penyimpanan
milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani,
meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan
akses masyarakat terhadap sumber pangan (Gambar 1).
Terwujudnya stabilitas harga pangan wilayah
Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani
Posisi
tawar
meningkat
Harga di
petani baik
Nilai tambah produk meningkat
Akses pangan
meningkat
Unit Usaha Pengolahan
Gapoktan
Unit Usaha
Distribusi/Pemasaran/
Pengolahan
Modal usaha dan
manajemen meningkat
Unit Pengelolaan
Cadangan
Pangan
B A N S O S + Pendampingan
Permasalahan
Rendahnya posisi tawar petani pada saat panen raya
Rendahnya nilai tambah produk pertanian
Terbatasnya modal usaha Gapoktan
Terbatasnya akses pangan (beras) pada saat masa paceklik
A.Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Penguatan LDPM.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
7
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani
memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b)
meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah
produk
pangan
dan
usahanya
melalui
kegiatan
pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan
pendapatan di tingkat petani anggotanya; dan
c)
memperkuat kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan cadangan
pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya
saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada:
a) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau
renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras
dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah,
dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya;
b) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk
pengadaan
gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika
dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung
terutama
dari
hasil
produksi
petani
anggotanya.
Bagi
provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari
APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan
Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk pengadaan cadangan pangan.
Gapoktan Tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana Belanja
Bantuan Sosial tetapi wajib mengelola dana yang sudah
diterimanya secara berkelanjutan untuk terus digunakan dalam
pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi
pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan
pangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
8
Dukungan pemerintah dalam rangka pemberdayaan Gapoktan di
daerah
sentra
produksi,
dengan
meningkatnya
kegiatan
pembelian-penjualan diharapkan mampu meminimalkan tingkat
fluktuasi harga di wilayah pada saat panen raya sehingga
terwujud
stabilisasi
terkendalinya
diharapkan
harga
tingkat
mampu
harga
di
tingkat
pangan
mengatasi
di
inflasi,
petani.
Dengan
wilayah
tersebut
dan
memotivasi
bekerjanya mekanisme pasar secara efektif dan efisien.
Sejalan
dengan
Penguatan-LDPM
proses
Tahun
pemberdayaan,
2015
dilakukan
maka
kegiatan
melalui
beberapa
tahapan yaitu: Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian.
Dukungan dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke
Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada
tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun
ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping,
Tim Teknis maupun Tim Pembina
Pada Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan, Tim
Pembina provinsi dan Tim Teknis kabupaten/kota melakukan
verifikasi,
identifikasi
bagi
calon
Gapoktan
yang
akan
ditumbuhkan dan siap atau layak menerima tambahan Dana
Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah) serta melakukan evaluasi dan
seleksi terhadap Gapoktan yang sudah ditumbuhkan tahun 2015
untuk dinilai apakah siap atau layak untuk menerima tambahan
Dana
Belanja
Bantuan
Sosial
tahun
2015
sebesar
Rp
75.000.000,00 ( tujuh puluh lima juta rupiah) sebagai tambahan
modal usaha.
Bagi Gapoktan yang sudah masuk Tahap Penumbuhan pada tahun
pertama tetapi belum juga memenuhi persyaratan masuk ke
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
9
Tahap Pengembangan, maka provinsi dan kabupaten/kota wajib
melakukan
pembinaan
teknis
dan
administrasi
sehingga
Gapoktan dinyatakan layak masuk ke Tahap Pengembangan.
Selama masih dalam proses pembinaan, Dana Belanja Bantuan
Sosial sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah)
belum dapat dicairkan. Apabila sampai dengan akhir tahun
pelaksanaan, Gapoktan belum juga layak untuk dapat masuk ke
Tahap Pengembangan maka provinsi segera mengembalikan Dana
tersebut ke Kas Negara. Pada tahun berikutnya, Gapoktan tidak
akan lagi mendapat Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah), namun daerah tetap harus
melakukan pembinaan lanjutan terhadap Gapoktan agar aset
yang telah diberikan oleh pemerintah masih dapat terus
berkembang.
Pada
Tahap
kabupaten/kota,
Kemandirian,
dan
Tim
pendamping,
Pembina
provinsi
Tim
Teknis
melanjutkan
pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan Tahap
Kemandirian agar mereka dapat terus mengembangkan unit
usahanya sehingga akumulasi Dana Belanja Bantuan Sosial yang
dikelolanya akan terus meningkat melakukan kegiatan usaha
jual-beli gabah,beras dan/atau jagung.
Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui pendekatan
pemberdayaan. Gapoktan dibina dan dibimbing agar melalui unit
usaha yang dikelolanya mampu mengatasi permasalahan petani
anggotanya, khususnya masalah ketidakmampuan anggotanya
dalam
mengakses pangan di saat paceklik, masalah harga
pangan
yang
jatuh
saat
panen
raya,
dan
masalah
pembiayaan/modal usaha.
B. Strategi
Keberlanjutan Pelaksanaan Kegiatan Penguatan-
LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
10
Gapoktan yang telah dibina oleh Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian melalui kegiatan penguatan-LDPM sejak
tahun 2009 sampai tahun 2015 berjumlah 1.582 Gapoktan di 270
kabupaten 29 provinsi. (Daftar rekapitulasi Gapoktan
Tahun
2009 sd 2015 terlampir).
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
11
BAB IV
HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM
A. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah dan Jagung
oleh Gapoktan Penguatan-LDPM.
1. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Panen (GKP) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering panen
(GKP) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 1 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKP diatas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen yaitu Rp. 3700
per kg di tingkat petani. Harga pembelian tertinggi untuk
gabah kering panen yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 5.733 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Selatan. Sedangkan harga pembelian di bawah
HPP terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Riau dan Banten. Pembelian di bawah HPP
di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena harganya
mendekati HPP, dan pembelian dengan harga tersebut dapat
disebabkan oleh kualitas gabah kering panen yang dibeli oleh
Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah
diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Kalimantan
Tengah, Maluku, NTB, Kepri, Papua, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, tidak melaporkan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
12
Grafik 1 Harga Pembelian Rata-rata GKP oleh Gapoktan LDPM Tahun
2015
2. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Giling (GKG) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering giling
(GKG) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 2 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKG di atas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling yaitu Rp. 4600
perkg di tingkat penggilingan. Harga pembelian tertinggi
untuk gabah kering giling yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 6705 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga pembelian dibawah
HPP terjadi di Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
Jambi, Nusa Tenggara Timur. Pembelian di bawah HPP di
beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena mendekati
HPP, dan pembelian tersebut dan pembelian dengan harga
tersebut dapat disebabkan oleh kualitas gabah kering panen
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
13
yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga
pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012.
Provinsi Aceh, Bali, Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, Papua tidak melaporkan.
Grafik 2 Harga Pembelian Rata-rata GKG oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
3. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Beras Nasional
Perkembangan
harga
rata-rata
pembelian
beras
yang
dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatanLDPM tergambar dalam Grafik 3
berikut ini. Gapoktan
penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara
umum membeli beras di atas harga pembelian pemerintah
(HPP) untuk beras yaitu Rp. 7300 per kg di gudang bulog.
Semua pembelian adalah diatas HPP Pemerintah dan Harga
pembelian
tertinggi
untuk
beras
yang dilakukan
oleh
Gapoktan LDPM adalah Rp. 13158 per kg yang dilakukan oleh
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
14
Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan ada
beberapa provinsi yang tidak melaporkan yaitu : Provinsi
Sulawesi Tenggara,Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat
dan Papua .
Grafik 3. Harga Pembelian Rata-rata Beras oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
4. Harga Rata-rata Pembelian Jagung Gapoktan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 .
Dari 29 provinsi pelaksana Penguatan-LDPM, 13 provinsi
melaksanakan usaha jual beli jagung sebagai berikut:
No
Provinsi
Jagung
Jagung
Tongkol
Pipilan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
15
1
Sumut
NA
NA
2
Lampung
1967
2343
3
DIY
1967
2343
4
Jabar
1362
3010
5
Jateng
645
2419
6
Jatim
NA
NA
7
NTT
645
1031
8
Kalbar
NA
NA
9
Kalsel
NA
NA
10
Sulsel
334
2419
11
Sulteng
5354
NA
12
Sulut
13
Gorontalo
1297
NA
NA
3282
Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
Sampai dengan Desember 2015 sesuai dengan pelaporan yang
bersumber dari sms center Penguatan-LDPM provinsi yang
tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung baik
itu JGP atau JGT adalah provinsi Sumatera Utara, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, untuk provinsi
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara tidak mengirimkan data
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
16
harga rata-rata untuk JGP, sedangkan untuk Gorontalo tidak
mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung JGT.
Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGT adalah
provinsi Sulawesi Tengah yaitu : Rp. 5354, sedangkan harga
rata-rata pembelian terendah untuk JGT adalah Sulawesi
Selatan yaitu : Rp. 334. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi
untuk JGP adalah provinsi Gorontalo yaitu : Rp. 3282,
sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGP
adalah Rp. 1031 untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga
komoditas jagung ditentukan berdasarkan harga perkiraan di
daerah dikarenakan untuk komoditas jagung memang belum
ada HPP yang pasti dari pemerintah .
B. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM
Dalam laporan pemantauan perkembangan pemanfaatan dana
bansos oleh Gapoktan Penguatan-LDPM ini disampaikan
berdasarkan perkembangan pemanfaatan dana bansos secara
nasional dan perkembangan per provinsi.
Mengacu kepada dokumen Perjanjian Kinerja Pusat Distribusi
dan
Cadangan
kelembagaan
Pangan
distribusi
diberdayakan
(tahap
kemandirian)
pada
Tahun
2015
pangan
penumbuhan,
Tahun
2015
(revisi),
target
masyarakat
yang
pengembangan
adalah
sebanyak
dan
358
Gapoktan. Jumlah tersebut terdiri dari 203 Gapoktan Tahap
Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117
Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan
Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana
bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai
APBN.
Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi
pangan pada tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
17
99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya,
realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau
100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap
pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan
dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau
87.2% dari target 117 Gapoktan.
Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap
Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang
dialokasikan senilai Rp 150 juta. Sesuai pedoman kegiatan,
dana
bansos
tersebut
pembangunan/rehabilitasi
digunakan
gudang,
modal
untuk
pembelian
gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan
cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM
Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203
Gapoktan dari target 203 Gapoktan).
Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah
38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap
pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan
tersalur sebanyak
36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.
Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam pencairan dana
bansos
Penguatan
LDPM
Tahap
Pengembangan
adalah
Sumatera Barat ada 2 Gapoktan.
Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada
Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan,
dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang
seharusnya
masuk
pada
tahap
pengembangan
tidak
memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun
2015 tidak masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah
Gapoktan
tahap
kemandirian
pada
tahun
2015
hanya
terealisasi sebanyak 102 Gapoktan.
Berdasarkan Pedoman Kegiatan Penguatan LDPM 2015, setiap
Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan LDPM pada tahun
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
18
kedua akan dinilai kelayakan dan kesiapannya oleh Tim
Pembina Provinsi untuk melaksanakan Tahap Pengembangan
dan menerima dana bansos tahap pengembangan.
2
Gapoktan tahap pengembangan di Sumatera Barat yang tidak
terealisasi pencairan dana bansosnya tersebut dinilai belum
memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan, yaitu:
1. Gapoktan belum memenuhi 2 kali putaran modal hingga
verifikasi dilaksanakan. Perputaran modal ini antara lain
sebagai tolak ukur kinerja Gapoktan dalam menyerap
gabah dan beras yang diproduksi anggotanya.
2. Kinerja Gapoktan tidak maksimal dalam menjalankan
pengembangan
usaha
dan
dalam
mencari
peluang
kemitraan pemasaran sehingga menghadapi hambatan
untuk meningkatkan volume pemasaran berasnya.
Dua
Gapoktan tersebut selanjutnya dibina kembali oleh Tim
Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sehingga
pada
tahun
kelayakannya
selanjutnya
dan
dapat
kembali
dipertimbangkan
dinilai
kembali
untuk
mendapatkan dana bansos Tahap Pengembangan.
Sebaran Gapoktan dan jumlah Bansos yang dialokasikan dan
pencairan dana Bansos untuk kegiatan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1. Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM
Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015
Penumbuhan
No
Provinsi
Alokasi Realisasi
1
Pengembangan
Aceh
2 Sumut
%
Alokasi
Realisasi
%
7
7
100
0
0
-
7
7
100
0
0
-
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
19
3 Sumbar
8
8
100
4
2
100
4 Riau
4
4
100
0
0
-
5 Kepri
2
2
100
0
0
-
6 Jambi
3
3
100
0
0
-
7 Bengkulu
3
3
100
0
0
-
8 Sumsel
12
12
100
5
5
100
9 Lampung
11
11
100
6
6
100
23
23
100
0
0
-
11 Banten
8
8
100
3
3
100
12 Jateng
23
23
100
0
0
-
6
6
100
4
4
100
19
19
100
6
6
100
15 NTB
7
7
100
0
0
-
16 NTT
6
6
100
0
0
-
17 Kalbar
8
8
100
5
5
100
18 Kalsel
7
7
100
0
0
-
19 Sulsel
17
17
100
8
8
100
20 Sulteng
6
6
100
2
2
100
21 Sulbar
2
2
100
0
0
-
22 Sultra
3
3
100
0
0
-
23 Sulut
5
5
100
0
0
-
24 Gorontalo
4
4
100
0
0
-
10 Jabar
13 DIY
14 Jatim
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
20
203
Tabel 10.
203
100%
38
36
Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015
Sumber : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
C. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM Per Provinsi
a) Propinsi Jawa Barat
Sampai
dengan
tahun
2015,
Provinsi
Jawa
Barat
telah
mempunyai 161 Gapoktan LDPM terdiri dari 49 LDPM pasca
kemandirian 2009, 33 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 21
LDPM tahap pasca kemandirian 2011 , 27 LDPM tahap pasca
kemandirian 2012, 8 LDPM tahap Kemandirian 2013, serta 23
LDPM tahap penumbuhan 2015 . Tahun 2015 Provinsi Jawa Barat
tidak
memiliki
alokasi
penumbuhan
dikarenakan
adanya
pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa
Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Barat yang telah dipantau
tepatnya di kabupaten Garut, Jabar.
Kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Garut sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2009.
Gapoktan
yang
telah
Hingga tahun 2015, jumlah
mendapatkan
dukungan
dana
dan
pembinaan melalui kegiatan Penguatan-LDPM mencapai 12
Gapoktan yang berlokasi di kabupaten Garut diantaranya adalah
: 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2009, 3 Gapoktan
tahap pasca kemandirian tahun 2010, 2 Gapoktan tahap pasca
kemandirian tahun 2011, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
21
94,7%
tahun 2012, 1 Gapoktan tahap kemandirian tahun 2013 . 2
Gapoktan tahap penumbuhan 2015
J.Tabel 10. Daftar Gapoktan Kegiatan Penguatan LDPM
Kabupaten Garut , Provinsi Jawa Barat
Th.
No.
Nama Gapoktan
Alamat
1
HARAPAN MUKTI JAYA
2010
Ds. Jagabaya - Mekarmukti
2
Mekarsari
2009
Ds,Mekarsari,Cibalong,Garut
3
Karya Mukti Tani*
2011
Cinta Damai,Sukaresmi,Garut
4
Muda Tani
2013
samarang samarang garut
5
Mekar Sari***
2012
Cangkuang,Leles,Garut
6
Kancana Tani
2009
Ds. DUNGUSIKU
7
TANI MUKTI
2010
Ds. Karang Anyar - Leuwigoong
8
CIGAWIR
2010
Ds. Cigawir - Selaawi
9
Sukahurip***
2012
Cikarag,Malangbong,Garut
10 Binangkit*
2011
Ds.Sakawayana,Malangbong,Garut
11 Agrimukti
2015
Kp.Kb.Kalapa,BungbulangGarut
12 Sukamaju
2015
Ds.Babakan,Kondang,Karang Tengah,Garut
Penumbuhan
Berikut ulasan hasil pemantauan yang dilakukan di kabupaten Garut:
1. Gapoktan Tahap Penumbuhan
1.1 Gapoktan Suka Maju yang beralamat di Kp. Babakan
Kondang RT. 001/05 Ds. Sindanggalis, Kec. Karang Tengah
merupakan Gapoktan Penumbuhan tahun 2015.
Kepengurusan Gapoktan terdiri dari Ketua : Piat Supriatna
No. HP 085321734742, Sekretaris : Sopandi, Bendahara : Dedi
Mulyadi.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
22
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sudah baik dan sudah
terbentuk pada 24 Juli 2007, dan Jumlah anggota Gapoktan
350 orang dari 8 Kelompoktani dengan luas lahan sawah 499.
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan.
Bukti kepemilikan lahan untuk gudang berupa surat Akte Jual
Beli No 4253/Kep.3211/V/2010 tanggal 07 Mei 2010. Dari
alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan
gudang
sebesar
Rp.
35.000.000,-,
untuk
unit
usaha
distribusi/pemasaran Rp. 90.000.000,- dan untuk Unit usaha
cadangan pangan Rp 20.000.000,-.
Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Suka Maju adalah
sbb:
- Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp. 90.000.000,- untuk
pembelian beras 8 Kelompoktani kurang lebih 10 ton
- Unit Cadangan Pangan Rp. 25.000.000,- untuk pembelian
beras 8 Kelompoktani sebanyak kurang lebih 1,5 ton
- Untuk Pembangunan Gudang Rp.35.000.000,Perkembangan harga pada saat pemantauan untuk komoditas
beras Rp 9.000,-/kg, GKP Rp 3.700,-/kg dan GKG Rp 4.700,/kg.
1.2 Gapoktan Muda
Tani (Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Gapoktan Muda Tani beralamat di Kp. Lengkong Kaler RT.
002/02 Desa Samarang, Kec. Samarang, Kab. Garut, Provinsi
Jawa Barat. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Sulaeman (No HP
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
23
: 085222916646), Sekertaris : Sungkana, Bendahara : Dindin
Kusnidar.
Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan
sampai dengan tahap kemandirian masih dipegang oleh
pengurus yang sama, permasalahan yang muncul dapat
diatasi secara bersama-sama dengan mengadakan rapat
pengurus Gapoktan serta tugas masing-masing pengurus
dapat dilaksanakan dengan baik.
Aspek administrasi, Pembukuan, Gapoktan Muda Tani sudah
memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas
Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,
Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku
penyaluran dan buku penerimaan.
Hanya saja buku
inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Pada unit
distribusi/ pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya
kegiatan pembelian GKG sebanyak 4.335 kg dan beras
sebanyak 2.000 kg sebesar Rp. 38.344.250,-. Pada unit
Cadangan Pangan stock digudang ada 500 kg.
Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan Muda Tani
memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi
kaderisasi,
tetapi
rencana
ke
arah
sana
sudah
ada.Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :
perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran
( Posisi April 2015 ). Saldo di rekening Bank ada Rp
2.700.000,- dan di Buku Kas ada Rp 30.000.00,-. Sisa Barang
di unit usaha distribusi : Beras 1.215 kg, dan GKG 18.520 kg.
Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg,
Perkembangan harga beras pada saat pemantauan sebesar Rp
8.700/kg dan GKG Rp 4.800,-/ kg.
Dalam
pengadaan
mengadakan
dan
kontrak
pemasaran
tertulis/belum
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
Gapoktan
ada
belum
kemitraan.
24
Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping
dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang
diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta
pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan
oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Saran
dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan
dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon
didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk
memberikan dukungan bantuan.
1.3 Kesimpulan dan Saran :
Pengurus
dan
Pendamping
Gapoktan
sangat
menentukan keberhasilan Gapoktan. Karena itu sangat
ditentukan oleh kerjasma Tim Pembina, Tim Teknis,
Pendamping dan Pengurus Gapoktan.
Tim Tekhnis harus melakukan pembinaan langsung ke
Gapoktan
secara rutin agar bila terjadi kesalahan
pelaksanaan yang menyimpang dari pedoman dapat
langsung bisa diatasi.
b) Provinsi Jawa Tengah
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah telah
mempunyai 166 Gapoktan LDPM terdiri dari 54 LDPM pasca
kemandirian 2009, 24 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 26
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 27 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 8 LDPM tahap kemandirian 2013, 23 LDPM
tahap penumbuhan 2015. Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah tidak
memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya pemotongan
anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM
Provinsi Jawa Tengah yang telah dipantau :
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
25
Pelaksanaan program kegiatan bansos Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM) pada TA. 20015
Propinsi Jawa Tengah mendapat alokasi bansos LDPM tahap
penumbuhan sebanyak 23 Gapoktan dan dialokasikan ke 20
kabupaten, tetapi tidak alokasi bansos LDPM untuk tahap
pengembangan. Sampai dengan bulan September 2015 sudah
terealisasi 100%, karena masih ada satu Gapoktan yang
terlambat cair pada bulan September2015, dan rata-rata masih
dalam proses pembangunan gudang cadangan pangan dengan
tanah hibah dengan dasar legalitas dari notaries. Pemantuan dan
pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke Kabupaten
Semarang
(Gapoktan
Al
Barokah/Penumbuhan
2015)
dan
Kabupaten Grobogan (Gapoktan Sidodadi/penumbuhan 2015),
dengan hasil sebagai berikut:
1. Gapoktan Al Barokah
Gapoktan Al Barokah di Desa Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Berdiri pada tahu 2002 dan dikukuhkan
pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak
16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM
Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran
beras organik dan bahan olahan kue-kue kering, dengan
tambahan bansos LDPM dapat menambah permodalan dalam
pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk
membantu anggota Gapoktan saat paceklik. Gapoktan Al
Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan
pangan, dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan
penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit
distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras
organik yang merupakan kebutuhan sehari-hari diwilayah
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
26
Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten
Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan Koperasikoperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan
PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar
propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas
Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg
GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras
merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual
dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg
dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek
Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan ratarata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan
merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat
sehingga
usaha
pemasaran
unit
distribusi
melakukan
pembelian dan penjualan beras organik.
Dengan
sistem
pemasaran
yang
melakukan
kemitraan
walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal,
Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras
kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran
dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran
sebagai
persyaratan
LDPM
penembangan
untuk
tahun
berikutnya.
Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan
pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk
dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari
aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan
ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan.
Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan,
sekretariat.
2. Gapoktan Sidodadi
Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
27
pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM
Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos
LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras,
bawang
merah,
dan
jagung,
aktifitas
pembelian
dan
penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat
ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan
pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah
adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah,
dan masih dalam proses legalitas ke notaris.Gapoktan
Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi
belum
dimanfaatkan
untuk
pembelian
dan
penjualan
gabah/beras dan jagung karena belum musim panen,
sehingga belum ada perputaran dana LDPM, diharapkan untuk
segera memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik
diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar
wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran
dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap
untuk masing-masing penangungjawab unit usaha masingmasing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk
mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya.
Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum
ada laporan SMS senter yang
dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol
atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.Aset yang
dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU.
3. Kesimpulan dan saran;
Gapoktan LDPM tahap penumbuhan dan pengembangan
masih
diperlukan
pengawalan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
dan
pendampingan
28
dalam pengembangan pemanfaatan dana LDPM, baik
dalam
pengembangan
usahanya
maupun
dalam
pelaksanaan administarsi pembukuannya dari masing
masing penanggungjawab unit usahanya.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai
masih dalam proses pembangunan, namun demikian
diharapkan
pemanfaatan
dana
cadangan
pangan
maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk
jual beli gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat
mengoptimalkan
perputaran
dananya
sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun
berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi
dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat
lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada
administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih
sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha
oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan
usaha oleh gapokta.
c) Provinsi Kalimantan Barat
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat telah
mempunyai 46 Gapoktan LDPM terdiri dari 8 LDPM pasca
kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, 5 LDPM
tahap pengembangan 2015, dan 8 LDPM tahap penumbuhan
2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Kalimantan Barat yang telah dipantau:
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
29
1. Gapoktan Meteor ( Gapoktan calon Penumbuhan Th 2015
yang sudah lulus verifikasi Kabupaten dan Provinsi)
Beralamat di Desa Gelik, Kecamatan Selakuau Timur,
Kabupaten Sambas. Ketua Gapoktan : Muslimun Hadran ( No
hp : 085350722628 ), Sekertaris : Pauji Toin ( No. hp:
082351007529 ), Bendahara : Pendi Mastur ( No. hp:
082149870250 ), Ketua Unit Distribusi/Pengolahan hasil:
Husni, Ketua Unit Cadangan Pangan : Fauzi .S.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan
Gapoktan
merupakan
bukan
bentukan baru karena Gapoktan berdiri 22 Desember 2006.
Dengan jumlah 18 Poktan dan beranggotakan 500 orang,
jumlah lahan yang dimiliki oleh Gapoktan sekitar 725 Ha.
Gapoktan sudah mempunyai unit usaha seperti unit distribusi
, unit cadangan pangan yang masing – masing sudah memiliki
pengurusnya. Gapoktan rutin melakukan pertemuan sekitar 8
kali dalam 1 musim/ 4 bulan.
(2)
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Gapoktan
juga sudah mempersiapkan rekening atas nama Gapoktan
namun pada pelaksanaan nya nanti untuk Rekening bansos
LDPM disarankan agar Gapoktan membuka Rekening baru atas
nama Gapoktan P-LDPM. Bukti kepemilikan lahan yang
dimiliki oleh Gapoktan untuk gudangnya sudah ada di
pendamping berupa surat Hibah. Sesuai RUG sudah di
alokasikan dari dana bansos P-LDPM sebesar Rp. 30.000.000,( untuk pembelian material saja ) sedangkan untuk ongkos
sepenuhnya ditanggung oleh Gapoktan secara swadaya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
30
Rencana gudang seukuran 6 x 8 dengan kapasitas 30 Ton.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan Hasil: Ketua Unit
Bapak Husni dan mengenai pembukuan sudah dipersiapkan
oleh Gapoktan berdasarkan arahan pendamping Gapoktan.
Sesuai
RUG
yang
disusun
distribusi/pengolahan
oleh
Gapoktan
untuk
sebesar Rp. 100.000.000,-.
unit
Untuk
pembelian gabah 18 Poktan. Kesiapan Unit Usaha Cadangan
Pangan: Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan Bapak Fauzi .
Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk cadangan
pangan sebesar 20 juta untuk membeli gabah 18 Poktan.
Berikut rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Meteor:
1).Unit
Usaha
Distribusi/Pengolahan
hasil
Rp.
100.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 Poktan
sebesar kurang lebih 25 ton
2).Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk
pembelian Gabah 18 poktan sebesar 5 – 4 ton
3). Pembangunan Renovasi Gudang Rp.30.000.000,4).Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh Gapoktan
Swadaya Rp. 16.921.500,Perkembangan harga pembelian yang terjadi di wilayah
Gapoktan : a). Harga beras Rp. 8000,- ; Harga GKS Rp. 4000,; Harga GKG Rp. 4000,- sd 4200,- ; Harga GKP Rp. 3800,-.
dengan Rata-rata panen 2 – 3 kali dalam setahun, mengenai
kemitraan yang terjadi di Gapoktan , Gapoktan sudah
memiliki mitra yang cukup banyak, Bantuan pemerintahpun
sudah sempat masuk ke Gapoktan berupa 1 unit mobil RMU,
power tresser dan traktor dari kementarian desa tertinggal (
pada saat itu Desa Gelik termasuk dalam wilayah desa yang
dipandang tertinggal, akses ke jalan utama sangat jauh dan
saran dan prasarana umumnya masih sangat minim dengan
jalan yang belum diaspal ) karena itu Gapoktan membeli
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
31
gabah dan menjual beras, sedangkan utk komoditas pangan
lokal strategis lain yang bisa dikembangkan di Desa Gelik
adalah daging ayam. Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan
yaitu Bapak Fauzi pernah mendapat penghargaan presiden
sebagai petani teladan dan Pendamping Gapoktan Bapak
Hanafi pernah juga mendapatkan penghargaan penyuluh
swadaya tahun 2013. di tingkat provinsi. Permasalahan dan
kendala
Gapoktan
saat
ini
adalah
kurangnya
fasilitas/prasarana yang diberikan pemerintah untuk wilayah
Gapoktan padahal desa Gelik termasuk wilayah yang surplus
akan Gabah dan Gapoktan juga telah memiliki kemitraan
yang baik. Saran dari Gapoktan yang diberikan untuk Tim
Pembina dan Tim Teknis maupun Pusat adalah harapannya
dana Bansos P-LDPM Tahun 2015 untuk Alokasi Penumbuhan
bisa segera dicairkan pada kisaran Bulan Juli-Agustus 2015
mengingat karena Gapoktan sudah mulai bulan April 2015.
2. Gapoktan Mekar Bersatu ( Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Beralamat di Dusun Mawar Desa Tebas Sungai Rt. 36/ Rw. 18
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat.
Dengan
ketua
:
Bapak
Muslimin
(
No
HP
:
081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP :
085245406517
),
Bendahara
:
Ibu
Anita
(
No.
HP:
085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap
kemandirian untuk kepengurusan Gapoktan masih dipegang
oleh pengurus yang sama, permas
KEGIAT AN PENGUAT AN-LDPM
2015
Pus at Di s t r i bus i Dan Cadangan Pangan
Badan Ket ahanan Pangan
Kement er i an Per t ani an
2015
KATA PENGANTAR
Kegiatan
koordinasi,
sinkronisasi,
pengembangan,
pemantapan
dan
pemantauan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas Bidang
Distribusi Pangan, sesuai tugas dan fungsinya untuk mendukung Pusat
Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan-Kementerian
Pertanian dalam rangka penyusunan kebijakan, pengembangan, pemantauan
dan evaluasi kelembagaan pangan.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan pemantauan dan
pengumpulan data; pembinaan dan pengendalian serta sinkronisasi dan
konsolidasi salah satu kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, yaitu
mengimplementasikan
kegiatan
Penguatan-Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat (P-LDPM) sejak tahun 2009 sampai 2015 gapoktan yang telah
dibina sejumlah 1.582 yang tersebar di 28 provinsi sentra produksi
padi/jagung. Konsep kegiatan P-LDPM adalah memberikan bantuan sosial
(bansos) untuk penguatan modal Gapoktan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM
dirancang dalam 3 tahap, yaitu (1) Tahap penumbuhan diberikan dana bansos
untuk penguatan modal dan pendampingan; (2) Tahap pengembangan
diberikan dana bansos untuk penguatan modal dan pendampingan, dan (3)
Tahap kemandirian diberikan pendampingan.
Laporan akhir kegiatan P-LDPM tahun 2015 ini disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemantauan, pembinaan,
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P-LDPM untuk memberikan gambaran
tentang perkembangan
pelaksanaan
kegiatan
P-LDPM dilapangan
dan
permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan bansos
sebagai penguatan modal pengembangan usaha distribusi/pemasaran dan
pengelolaan cadangan pangan serta penguatan posisi kelembagaan gapoktan
dalam upaya stabilisasi harga minimal di tingkat petani anggotanya.
Keterbatasan dan kekurangan dalam tulisan laporan ini akan dijadikan acuan
pada masa datang.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Dr. Benny Rachman
i
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2015
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................... iV
DAFTAR GAMBAR ................................................................... V
DAFTAR GRAFIK .................................................................... Vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A.LATAR BELAKANG ............................................................. 1
B.TUJUAN ......................................................................... 2
C.RUANG LINGKUP PEMANTAUAN ............................................. 3
BAB II METODE PEMANTAUAN .................................................... 4
A.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN ............................................. 4
B.METODE PENGUMPULAN DATA............................................... 4
C.METODE PENGOLAHAN DATA ................................................ 5
BAB III KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT
................................................................................... 6
A.KERANGKA PIKIR KEGIATAN LDPM ........................................... 6
B.STRATEGI KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN-LDPM
.................................................................................. 9
BAB IV HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM .............................. 12
A.PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA PEMBELIAN GABAH DAN JAGUNG
OLEH GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM ....................................... 12
B.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS KEGIATAN PENGUATANLDPM ............................................................................ 17
B.1.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
.................................................................................. 17
B.2.PERKEMBANGAN PEMANFAATAN DANA BANSOS PENGUATAN –LDPM
PERPROVINSI ................................................................... 21-90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 91
LAMPIRAN............................................................................ 95
iii
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. HARGA RATA-RATA PEMBELIAN JAGUNG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 ..................................................... 16
TABEL 2.REALISASI PENYALURAN DANA BANSOS PENGUATAN-LDPM
TAHUN 2014 ............................................................ 18
TABEL 3.GAPOKTAN P-LDPM KABUPATEN KARAWANG, JABAR ............. 26
TABEL4.DAFTAR NAMA GAPOKTAN PELAKSANA KEGIATAN PENGUATAN
P– LDPM DI KABUPATEN TASIKMALAYA ............................... 26
TABEL 5.MODAL USAHA GAPOKTAN SUBUR TANI ............................. 38
TABEL6.ASET GAPOKTAN SUBUR TANI DESA BUDUR BERUPA
ALSINTAN, MODAL USAHA DAN MODAL TETAP ...................... 40
TABEL7.HASIL VERIFIKASI GAPOKTAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN
2014 ...................................................................... 60
TABEL8.GAPOKTAN PENGUATAN-LDPM PROVINSI DIY TAHUN 2014 ........ 69
TABEL9.RINCIAN TOTAL ALOKASI DANA BANSOS P-LDPM PROVINSI
JAWA TIMUR ............................................................. 87
TABEL10.LAPORAN PERKEMBANGAN DANA BANSOS GAPOKTAN
SEJAHTERA ............................................................. 90
iv
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 1.KERANGKA PIKIR PEMANTAUAN KEGIATAN PENGUATAN
LDPM ................................................................... 4
GAMBAR 2.KERANGKA PIKIR KEGIATAN PENGUATAN LDPM ................. 6
GAMBAR 3.PERKEMBANGAN JUMLAH LDPM TAHUN 2009-2014 ............. 10
v
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GRAFIK 1. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKP OLEH GAPOKTAN LDPM
TAHUN 2014 ......................................................... 13
GRAFIK 2. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA GKG OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 14
GRAFIK 3. HARGA PEMBELIAN RATA-RATA BERAS OLEH GAPOKTAN
LDPM TAHUN 2014 .................................................. 15
vi
Laporan Akhir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, Poktan,
dan/atau Gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras,
dan/atau jagung di saat panen raya dan masalah aksesbilitas
pangan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian c.q. Badan
Ketahanan Pangan, sejak tahun 2009 telah melaksanakan
kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(Penguatan-LDPM). Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan
di tingkat rumah tangga petani melalui: (i) pengembangan unitunit
usaha
pengolahan
(unit
dan
usaha
distribusi
pengelolaan
atau
cadangan
pemasaran
pangan);
atau
dan
(ii)
pembangunan sarana penyimpanan milik Gapoktan agar dapat
meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah
produksi petani dan mendekatkan akses masyarakat terhadap
sumber pangan. Dana belanja bansos yang disalurkan ke
Gapoktan pada: (i) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk
pembangunan atau renovasi sarana penyimpanan (gudang);
pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya;
dan pembelian gabah, dan/atau beras terutama dari hasil
produksi petani anggotanya, (ii) Tahap Pengembangan wajib
digunakan untuk pengadaan gabah, beras dan/atau pangan lokal
spesifik lainnya jika dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras
dan/atau jagung terutama dari hasil produksi petani anggotanya.
Bagi provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana
dari APBD untuk pembangunan gudang, maka dana belanja
bansos tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk
pengadaan
cadangan
pangan.
Gapoktan
Tahap
Kemandirian tidak lagi menerima dana belanja bansos tetapi
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
1
wajib
mengelola
dana
yang
sudah
diterimanya
secara
berkelanjutan untuk terus digunakan dalam pembelian gabah,
beras dan/atau jagung sehingga terjadi pemupukan modal dari
kegiatan pembelian dan penjualan pangan. Pada tahun 2015
kegiatan Penguatan-LDPM dialokasikan kepada 203 Gapoktan
tahap penumbuhan, 38 Gapoktan tahap pengembangan, dan 117
Gapoktan
tahap
kemandirian.
Agar
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan LDPM tahap pengembangan dan tahap kemandirian
dapat
berjalan
sesuai
ketentuan,
perlu
dilaksanakan
pemantauan, pembinaan, koordinasi, dan konsolidasi terhadap
seluruh stake holder yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Kegiatan pemantauan dalam laporan ini merupakan gambar
kegiatan yang mencakup pemantauan, pembinaan, koordinasi,
dan konsolidasi LDPM diharapkan dapat memberikan gambaran
hasil perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana bansos
Gapoktan dan pelaksanaan kegiatan bansos Penguatan-LDPM,
serta terbinanya Gapoktan tahap penumbuhan, pengembangan,
kemandirian dan pasca kemandirian.
B. Tujuan
Tujuan Kegiatan Pemantauan Penguatan - LDPM adalah :
1. Menyusun
Gapoktan
informasi
dalam
Penguatan-LDPM
gambaran
organisasi
dalam
pelaksanaan
Gapoktan
pemberdayaan
pelaksana
mengembangkan
unit
kegiatan
usaha
distribusi/pemasaran pangan dan unit pengelola penyediaan
cadangan pangan.
2. Memantau perkembangan Gapoktan dalam memanfaatkan dana
bansos sebagai penguatan modal usaha pada tahap penumbuhan
dan tahap pengembangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
2
3. Memantau perkembangan stabilisasi harga gabah dan jagung yang
dilakukan oleh Gapoktan Penguatan-LDPM
4. Menyampaikan hasil pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi
perkembangan kegiatan Penguatan-LDPM tahap penumbuhan,
pengembangan dan kemandirian bagi aparat, pendamping dan
pendampingan Gapoktan
C. Ruang Lingkup Pemantauan
1. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan kegiatan dilaksankan di 15 (lima belas)
Provinsi
yang terdiri dari : Banten, Jawa Barat, Sulawesi
Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
Lampung, Bengkulu, Riau, Kalsel, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah,Sumatera Barat.
2. Sasaran Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan pada Gapoktan pelaksana kegiatan
Penguatan-LDPM tahun 2015 yang terdiri dari Gapoktan tahap
penumbuhan tahun 2015, Gapoktan tahap pengembangan yang
ditumbuhkan tahun 2015 dan Gapoktan tahap kemandirian yang
ditumbuhkan tahun 2013.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
3
BAB II
Metode Pemantauan
A. Kerangka Pikir Pemantauan
Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dalam laporan
ini adalah kegiatan meliputi kegiatan pemantauan, koordinasi
dan sinkronisasi serta pembinaan kegiatan Penguatan-LDPM
tahap
penumbuhan,
tahap
pengembangan
dan
tahap
kemandirian tahun 2015. Kegiatan pemantauan, pembinaan
dan pengumpulan data P-LDPM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh Gapoktan (Tahap
Penumbuhan, Tahap pengembangan dan Tahap Kemandirian)
dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha
distribusi/pemasaran/ pengolahan pangan dan pengelola
cadangan pangan ditinjau dari 3 aspek yaitu : kelembagaan,
unit
usaha
distribus/pemasaran/pengolahan
dan
unit
cadangan pangan. (Gambar 1)
Penguatan-LDPM Th. 2015
Tahap
Penumbuhan
201
Tahap
Pengembangan
Tahap
Kemandirian
Manfaat
Pemanfaatan Bansos sebagai
Penguatan modal untuk:
Kelembagaan
Unit
Distribusi/Pengolahan
Unit Cadangan Pangan
Gambar 1. Kerangka Pikir Pemantauan Kegiatan Penguatan-LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
4
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pemantauan dilaksanakan melalui pengumpulan data
dan tatap muka. Pengumpulan data dengan menggunakan
Kuesioner (kuesioner terlampir) dengan sasaran pemantauan
adalah
Gapoktan
pelaksana
Penguatan-LDPM
tahap
penumbuhan, pengembangan dan tahap kemandirian tahun
2015.
Sumber data dan informasi dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dengan aparat provinsi selaku Tim Pembina,
aparat kabupaten selaku Tim Teknis, pendamping dan
pengurus Gapoktan pelaksanaan Penguatan-LDPM. Materi
pemantauan antara lain meliputi pemanfaatan dana bansos
sebagai penguatan modal usaha sesuai dalam pedoman dan
manfaat yang diperoleh bagi anggota dan pengurus Gapoktan
Penguatan-LDPM serta berkembangnya membangun jejaring
kemitraan. Selain itu dalam laporan pemantauan ini juga
disampaikan hasil dari laporan Gapoktan
Penguatan-LDPM
melalui SMS center.
C. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi tabulasi data dan pengolahan data
yang berasal dari SMS center dan pengumpulan data hasil
pemantauan di lapangan dengan menggunakan kuesioner.
Data dari sms center dianalisis untuk melihat perkembangan
harga rata-rata pembelian Gapoktan Penguatan-LDPM dalam
pemanfaatan bansos sebagai bantuan penguatan modal.
Sedangkan data dari kuesioner pemantauan langsung di
lapangan untuk melihat : (1) perkembangan pemanfaatan
dana bansos yang dilaksanakan oleh Gapoktan PenguatanLDPM
untuk
kegiatan
pembangunan/renovasi
gudang,
pengembangan unit usaha distribusi/pemasaran pangan dan
pengelolaan
cadangan
pangan,
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
(2)
perkembangan
5
kelembagaan
Gapoktan
dalam
kiprahnya
membanguan
organisasi Gapoktan melalui pemberdayaan, (3) manfaat
dana bansos bagi Gapoktan penguatan-LDPM, dan (4)
permasalahan yang dihadapi dan prospek pengembangannya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
6
BAB III
KONSEP PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN
MASYARAKAT
A. Kerangka Pikir Kegiatan LDPM
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian
Pertanian
dalam
pelaksanaan
kegiatan
Penguatan-LDPM
merupakan untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di
tingkat petani dan Ketahanan Pangan di tingkat rumah tangga
petani melalui: a) pengembangan unit-unit usaha (unit usaha
distribusi atau pemasaran atau pengolahan dan pengelolaan
cadangan pangan); dan b) pembangunan sarana penyimpanan
milik Gapoktan agar dapat meningkatkan posisi tawar petani,
meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan
akses masyarakat terhadap sumber pangan (Gambar 1).
Terwujudnya stabilitas harga pangan wilayah
Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani
Posisi
tawar
meningkat
Harga di
petani baik
Nilai tambah produk meningkat
Akses pangan
meningkat
Unit Usaha Pengolahan
Gapoktan
Unit Usaha
Distribusi/Pemasaran/
Pengolahan
Modal usaha dan
manajemen meningkat
Unit Pengelolaan
Cadangan
Pangan
B A N S O S + Pendampingan
Permasalahan
Rendahnya posisi tawar petani pada saat panen raya
Rendahnya nilai tambah produk pertanian
Terbatasnya modal usaha Gapoktan
Terbatasnya akses pangan (beras) pada saat masa paceklik
A.Gambar 1 Kerangka Pikir Kegiatan Penguatan LDPM.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
7
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: a) mendukung upaya petani
memperoleh harga yang lebih baik pada saat panen raya; b)
meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah
produk
pangan
dan
usahanya
melalui
kegiatan
pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan
pendapatan di tingkat petani anggotanya; dan
c)
memperkuat kemampuan Gapoktan dalam pengelolaan cadangan
pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan anggotanya
saat menghadapi paceklik atau tidak ada panen.
Dana Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan ke Gapoktan pada:
a) Tahap Penumbuhan wajib digunakan untuk pembangunan atau
renovasi sarana penyimpanan (gudang); pengadaan gabah, beras
dan/atau pangan lokal spesifik lainnya; dan pembelian gabah,
dan/atau beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya;
b) Tahap Pengembangan wajib digunakan untuk
pengadaan
gabah, beras dan/atau pangan lokal spesifik lainnya jika
dibutuhkan; dan pembelian gabah, beras dan/atau jagung
terutama
dari
hasil
produksi
petani
anggotanya.
Bagi
provinsi/kabupaten/kota yang sudah mengalokasikan dana dari
APBD untuk pembangunan gudang, maka dana Belanja Bantuan
Sosial tersebut dapat digunakan untuk penguatan modal usaha
penjualan-pembelian gabah, beras dan/atau jagung dan/atau
untuk pengadaan cadangan pangan.
Gapoktan Tahap Kemandirian tidak lagi menerima dana Belanja
Bantuan Sosial tetapi wajib mengelola dana yang sudah
diterimanya secara berkelanjutan untuk terus digunakan dalam
pembelian gabah, beras dan/atau jagung sehingga terjadi
pemupukan modal dari kegiatan pembelian dan penjualan
pangan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
8
Dukungan pemerintah dalam rangka pemberdayaan Gapoktan di
daerah
sentra
produksi,
dengan
meningkatnya
kegiatan
pembelian-penjualan diharapkan mampu meminimalkan tingkat
fluktuasi harga di wilayah pada saat panen raya sehingga
terwujud
stabilisasi
terkendalinya
diharapkan
harga
tingkat
mampu
harga
di
tingkat
pangan
mengatasi
di
inflasi,
petani.
Dengan
wilayah
tersebut
dan
memotivasi
bekerjanya mekanisme pasar secara efektif dan efisien.
Sejalan
dengan
Penguatan-LDPM
proses
Tahun
pemberdayaan,
2015
dilakukan
maka
kegiatan
melalui
beberapa
tahapan yaitu: Penumbuhan, Pengembangan dan Kemandirian.
Dukungan dana Belanja Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBN untuk kegiatan Penguatan-LDPM hanya diberikan ke
Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan, yaitu pada
tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun
ketiga, Gapoktan hanya menerima pembinaan dari pendamping,
Tim Teknis maupun Tim Pembina
Pada Tahap Penumbuhan dan Tahap Pengembangan, Tim
Pembina provinsi dan Tim Teknis kabupaten/kota melakukan
verifikasi,
identifikasi
bagi
calon
Gapoktan
yang
akan
ditumbuhkan dan siap atau layak menerima tambahan Dana
Belanja Bantuan Sosial tahun 2015 sebesar Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah) serta melakukan evaluasi dan
seleksi terhadap Gapoktan yang sudah ditumbuhkan tahun 2015
untuk dinilai apakah siap atau layak untuk menerima tambahan
Dana
Belanja
Bantuan
Sosial
tahun
2015
sebesar
Rp
75.000.000,00 ( tujuh puluh lima juta rupiah) sebagai tambahan
modal usaha.
Bagi Gapoktan yang sudah masuk Tahap Penumbuhan pada tahun
pertama tetapi belum juga memenuhi persyaratan masuk ke
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
9
Tahap Pengembangan, maka provinsi dan kabupaten/kota wajib
melakukan
pembinaan
teknis
dan
administrasi
sehingga
Gapoktan dinyatakan layak masuk ke Tahap Pengembangan.
Selama masih dalam proses pembinaan, Dana Belanja Bantuan
Sosial sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah)
belum dapat dicairkan. Apabila sampai dengan akhir tahun
pelaksanaan, Gapoktan belum juga layak untuk dapat masuk ke
Tahap Pengembangan maka provinsi segera mengembalikan Dana
tersebut ke Kas Negara. Pada tahun berikutnya, Gapoktan tidak
akan lagi mendapat Dana Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah), namun daerah tetap harus
melakukan pembinaan lanjutan terhadap Gapoktan agar aset
yang telah diberikan oleh pemerintah masih dapat terus
berkembang.
Pada
Tahap
kabupaten/kota,
Kemandirian,
dan
Tim
pendamping,
Pembina
provinsi
Tim
Teknis
melanjutkan
pembinaan teknis dan administrasi terhadap Gapoktan Tahap
Kemandirian agar mereka dapat terus mengembangkan unit
usahanya sehingga akumulasi Dana Belanja Bantuan Sosial yang
dikelolanya akan terus meningkat melakukan kegiatan usaha
jual-beli gabah,beras dan/atau jagung.
Kegiatan Penguatan-LDPM dilaksanakan melalui pendekatan
pemberdayaan. Gapoktan dibina dan dibimbing agar melalui unit
usaha yang dikelolanya mampu mengatasi permasalahan petani
anggotanya, khususnya masalah ketidakmampuan anggotanya
dalam
mengakses pangan di saat paceklik, masalah harga
pangan
yang
jatuh
saat
panen
raya,
dan
masalah
pembiayaan/modal usaha.
B. Strategi
Keberlanjutan Pelaksanaan Kegiatan Penguatan-
LDPM
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
10
Gapoktan yang telah dibina oleh Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian melalui kegiatan penguatan-LDPM sejak
tahun 2009 sampai tahun 2015 berjumlah 1.582 Gapoktan di 270
kabupaten 29 provinsi. (Daftar rekapitulasi Gapoktan
Tahun
2009 sd 2015 terlampir).
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
11
BAB IV
HASIL PEMANTAUAN KEGIATAN P-LDPM
A. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah dan Jagung
oleh Gapoktan Penguatan-LDPM.
1. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Panen (GKP) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering panen
(GKP) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 1 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKP diatas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen yaitu Rp. 3700
per kg di tingkat petani. Harga pembelian tertinggi untuk
gabah kering panen yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 5.733 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Selatan. Sedangkan harga pembelian di bawah
HPP terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Riau dan Banten. Pembelian di bawah HPP
di beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena harganya
mendekati HPP, dan pembelian dengan harga tersebut dapat
disebabkan oleh kualitas gabah kering panen yang dibeli oleh
Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga pembelian gabah
diluar kualitas mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012. Provinsi Kalimantan
Tengah, Maluku, NTB, Kepri, Papua, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, tidak melaporkan.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
12
Grafik 1 Harga Pembelian Rata-rata GKP oleh Gapoktan LDPM Tahun
2015
2. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Gabah Kering
Giling (GKG) Nasional
Perkembangan harga rata-rata pembelian gabah kering giling
(GKG) yang dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos
penguatan-LDPM tergambar dalam Grafik 2 berikut ini.
Gapoktan penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29
provinsi secara umum membeli GKG di atas harga pembelian
pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling yaitu Rp. 4600
perkg di tingkat penggilingan. Harga pembelian tertinggi
untuk gabah kering giling yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
adalah Rp. 6705 per kg yang dilakukan oleh Gapoktan LDPM
di Kalimantan Tengah. Sedangkan harga pembelian dibawah
HPP terjadi di Provinsi Maluku, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
Jambi, Nusa Tenggara Timur. Pembelian di bawah HPP di
beberapa provinsi tidak terlalu rendah karena mendekati
HPP, dan pembelian tersebut dan pembelian dengan harga
tersebut dapat disebabkan oleh kualitas gabah kering panen
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
13
yang dibeli oleh Gapoktan LDPM di luar kualitas. Harga
pembelian gabah diluar kualitas mengacu pada Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan /PP.200/4/2012.
Provinsi Aceh, Bali, Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, Papua tidak melaporkan.
Grafik 2 Harga Pembelian Rata-rata GKG oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
3. Perkembangan Harga Rata-rata Pembelian Beras Nasional
Perkembangan
harga
rata-rata
pembelian
beras
yang
dilakukan oleh Gapoktan penerima dana bansos penguatanLDPM tergambar dalam Grafik 3
berikut ini. Gapoktan
penerima dana bansos penguatan-LDPM di 29 provinsi secara
umum membeli beras di atas harga pembelian pemerintah
(HPP) untuk beras yaitu Rp. 7300 per kg di gudang bulog.
Semua pembelian adalah diatas HPP Pemerintah dan Harga
pembelian
tertinggi
untuk
beras
yang dilakukan
oleh
Gapoktan LDPM adalah Rp. 13158 per kg yang dilakukan oleh
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
14
Gapoktan LDPM di Kalimantan Tengah. Sedangkan ada
beberapa provinsi yang tidak melaporkan yaitu : Provinsi
Sulawesi Tenggara,Kepri, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat
dan Papua .
Grafik 3. Harga Pembelian Rata-rata Beras oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
4. Harga Rata-rata Pembelian Jagung Gapoktan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 .
Dari 29 provinsi pelaksana Penguatan-LDPM, 13 provinsi
melaksanakan usaha jual beli jagung sebagai berikut:
No
Provinsi
Jagung
Jagung
Tongkol
Pipilan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
15
1
Sumut
NA
NA
2
Lampung
1967
2343
3
DIY
1967
2343
4
Jabar
1362
3010
5
Jateng
645
2419
6
Jatim
NA
NA
7
NTT
645
1031
8
Kalbar
NA
NA
9
Kalsel
NA
NA
10
Sulsel
334
2419
11
Sulteng
5354
NA
12
Sulut
13
Gorontalo
1297
NA
NA
3282
Tabel 2. Harga Rata-rata pembelian Jagung oleh Gapoktan
LDPM Tahun 2015
Sampai dengan Desember 2015 sesuai dengan pelaporan yang
bersumber dari sms center Penguatan-LDPM provinsi yang
tidak mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung baik
itu JGP atau JGT adalah provinsi Sumatera Utara, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, untuk provinsi
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara tidak mengirimkan data
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
16
harga rata-rata untuk JGP, sedangkan untuk Gorontalo tidak
mengirimkan laporan untuk harga rata-rata jagung JGT.
Harga Rata-rata Pembelian tertinggi untuk JGT adalah
provinsi Sulawesi Tengah yaitu : Rp. 5354, sedangkan harga
rata-rata pembelian terendah untuk JGT adalah Sulawesi
Selatan yaitu : Rp. 334. Harga Rata-rata Pembelian tertinggi
untuk JGP adalah provinsi Gorontalo yaitu : Rp. 3282,
sedangkan harga rata-rata pembelian terendah untuk JGP
adalah Rp. 1031 untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga
komoditas jagung ditentukan berdasarkan harga perkiraan di
daerah dikarenakan untuk komoditas jagung memang belum
ada HPP yang pasti dari pemerintah .
B. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM
Dalam laporan pemantauan perkembangan pemanfaatan dana
bansos oleh Gapoktan Penguatan-LDPM ini disampaikan
berdasarkan perkembangan pemanfaatan dana bansos secara
nasional dan perkembangan per provinsi.
Mengacu kepada dokumen Perjanjian Kinerja Pusat Distribusi
dan
Cadangan
kelembagaan
Pangan
distribusi
diberdayakan
(tahap
kemandirian)
pada
Tahun
2015
pangan
penumbuhan,
Tahun
2015
(revisi),
target
masyarakat
yang
pengembangan
adalah
sebanyak
dan
358
Gapoktan. Jumlah tersebut terdiri dari 203 Gapoktan Tahap
Penumbuhan, 38 Gapoktan Tahap Pengembangan dan 117
Gapoktan Tahap Kemandirian. Meskipun untuk Gapoktan
Tahap Kemandirian sudah tidak menerima bantuan dana
bansos, tetapi masih dilakukan pembinaan yang didanai
APBN.
Realisasi pemberdayaan Gapoktan selaku lembaga distribusi
pangan pada tahun 2015 adalah 341 Gapoktan atau mencapai
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
17
99,4% dari target 343 Gapoktan. Jika ditinjau per tahapnya,
realisasi penumbuhan Gapoktan adalah 203 Gapoktan atau
100% dari target, realisasi pemberdayaan untuk tahap
pengembangan adalah 36 atau 94,7% dari target 38 Gapoktan
dan untuk tahap kemandirian terealisasi 102 Gapoktan atau
87.2% dari target 117 Gapoktan.
Gapoktan yang ditumbuhkan pada tahun 2015 atau Tahap
Penumbuhan, seluruhnya sudah mencairkan dana Bansos yang
dialokasikan senilai Rp 150 juta. Sesuai pedoman kegiatan,
dana
bansos
tersebut
pembangunan/rehabilitasi
digunakan
gudang,
modal
untuk
pembelian
gabah/jagung bagi kegiatan distribusi pangan dan penyediaan
cadangan pangan. Realisasi dana bansos Penguatan LDPM
Tahap Penumbuhan mencapai 100% (tersalur kepada 203
Gapoktan dari target 203 Gapoktan).
Gapoktan Tahap Pengembangan yang ditargetkan sejumlah
38 Gapoktan. Realisasi pencairan dana Bansos untuk tahap
pengembangan yang ditargetkan tersalur pada 38 Gapoktan
tersalur sebanyak
36 Gapoktan atau mencapai 94,7%.
Provinsi yang tidak mencapai 100% dalam pencairan dana
bansos
Penguatan
LDPM
Tahap
Pengembangan
adalah
Sumatera Barat ada 2 Gapoktan.
Pembinaan terhadap Gapoktan Tahap Kemandirian pada
Tahun 2015 yang ditargetkan terlaksana bagi 117 Gapoktan,
dikarenakan ada 15 Gapoktan pada tahun 2015 yang
seharusnya
masuk
pada
tahap
pengembangan
tidak
memenuhi persayaratan pencairan LDPM maka pada tahun
2015 tidak masuk dalam tahap kemandirian, sehingga jumlah
Gapoktan
tahap
kemandirian
pada
tahun
2015
hanya
terealisasi sebanyak 102 Gapoktan.
Berdasarkan Pedoman Kegiatan Penguatan LDPM 2015, setiap
Gapoktan pelaksana kegiatan Penguatan LDPM pada tahun
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
18
kedua akan dinilai kelayakan dan kesiapannya oleh Tim
Pembina Provinsi untuk melaksanakan Tahap Pengembangan
dan menerima dana bansos tahap pengembangan.
2
Gapoktan tahap pengembangan di Sumatera Barat yang tidak
terealisasi pencairan dana bansosnya tersebut dinilai belum
memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan, yaitu:
1. Gapoktan belum memenuhi 2 kali putaran modal hingga
verifikasi dilaksanakan. Perputaran modal ini antara lain
sebagai tolak ukur kinerja Gapoktan dalam menyerap
gabah dan beras yang diproduksi anggotanya.
2. Kinerja Gapoktan tidak maksimal dalam menjalankan
pengembangan
usaha
dan
dalam
mencari
peluang
kemitraan pemasaran sehingga menghadapi hambatan
untuk meningkatkan volume pemasaran berasnya.
Dua
Gapoktan tersebut selanjutnya dibina kembali oleh Tim
Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sehingga
pada
tahun
kelayakannya
selanjutnya
dan
dapat
kembali
dipertimbangkan
dinilai
kembali
untuk
mendapatkan dana bansos Tahap Pengembangan.
Sebaran Gapoktan dan jumlah Bansos yang dialokasikan dan
pencairan dana Bansos untuk kegiatan Penguatan-LDPM
Tahun 2015 dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1. Realisasi Penyaluran Dana Bansos Penguatan-LDPM
Tahap Penumbuhan dan PengembanganTahun 2015
Penumbuhan
No
Provinsi
Alokasi Realisasi
1
Pengembangan
Aceh
2 Sumut
%
Alokasi
Realisasi
%
7
7
100
0
0
-
7
7
100
0
0
-
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
19
3 Sumbar
8
8
100
4
2
100
4 Riau
4
4
100
0
0
-
5 Kepri
2
2
100
0
0
-
6 Jambi
3
3
100
0
0
-
7 Bengkulu
3
3
100
0
0
-
8 Sumsel
12
12
100
5
5
100
9 Lampung
11
11
100
6
6
100
23
23
100
0
0
-
11 Banten
8
8
100
3
3
100
12 Jateng
23
23
100
0
0
-
6
6
100
4
4
100
19
19
100
6
6
100
15 NTB
7
7
100
0
0
-
16 NTT
6
6
100
0
0
-
17 Kalbar
8
8
100
5
5
100
18 Kalsel
7
7
100
0
0
-
19 Sulsel
17
17
100
8
8
100
20 Sulteng
6
6
100
2
2
100
21 Sulbar
2
2
100
0
0
-
22 Sultra
3
3
100
0
0
-
23 Sulut
5
5
100
0
0
-
24 Gorontalo
4
4
100
0
0
-
10 Jabar
13 DIY
14 Jatim
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
20
203
Tabel 10.
203
100%
38
36
Perkembangan Sasaran Penguatan LDPM Tahun 2015
Sumber : Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
C. Perkembangan Pemanfaatan Dana Bansos Kegiatan PenguatanLDPM Per Provinsi
a) Propinsi Jawa Barat
Sampai
dengan
tahun
2015,
Provinsi
Jawa
Barat
telah
mempunyai 161 Gapoktan LDPM terdiri dari 49 LDPM pasca
kemandirian 2009, 33 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 21
LDPM tahap pasca kemandirian 2011 , 27 LDPM tahap pasca
kemandirian 2012, 8 LDPM tahap Kemandirian 2013, serta 23
LDPM tahap penumbuhan 2015 . Tahun 2015 Provinsi Jawa Barat
tidak
memiliki
alokasi
penumbuhan
dikarenakan
adanya
pemotongan anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa
Gapoktan LDPM Provinsi Jawa Barat yang telah dipantau
tepatnya di kabupaten Garut, Jabar.
Kegiatan Penguatan-LDPM di Kabupaten Garut sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2009.
Gapoktan
yang
telah
Hingga tahun 2015, jumlah
mendapatkan
dukungan
dana
dan
pembinaan melalui kegiatan Penguatan-LDPM mencapai 12
Gapoktan yang berlokasi di kabupaten Garut diantaranya adalah
: 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian tahun 2009, 3 Gapoktan
tahap pasca kemandirian tahun 2010, 2 Gapoktan tahap pasca
kemandirian tahun 2011, 2 Gapoktan tahap pasca kemandirian
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
21
94,7%
tahun 2012, 1 Gapoktan tahap kemandirian tahun 2013 . 2
Gapoktan tahap penumbuhan 2015
J.Tabel 10. Daftar Gapoktan Kegiatan Penguatan LDPM
Kabupaten Garut , Provinsi Jawa Barat
Th.
No.
Nama Gapoktan
Alamat
1
HARAPAN MUKTI JAYA
2010
Ds. Jagabaya - Mekarmukti
2
Mekarsari
2009
Ds,Mekarsari,Cibalong,Garut
3
Karya Mukti Tani*
2011
Cinta Damai,Sukaresmi,Garut
4
Muda Tani
2013
samarang samarang garut
5
Mekar Sari***
2012
Cangkuang,Leles,Garut
6
Kancana Tani
2009
Ds. DUNGUSIKU
7
TANI MUKTI
2010
Ds. Karang Anyar - Leuwigoong
8
CIGAWIR
2010
Ds. Cigawir - Selaawi
9
Sukahurip***
2012
Cikarag,Malangbong,Garut
10 Binangkit*
2011
Ds.Sakawayana,Malangbong,Garut
11 Agrimukti
2015
Kp.Kb.Kalapa,BungbulangGarut
12 Sukamaju
2015
Ds.Babakan,Kondang,Karang Tengah,Garut
Penumbuhan
Berikut ulasan hasil pemantauan yang dilakukan di kabupaten Garut:
1. Gapoktan Tahap Penumbuhan
1.1 Gapoktan Suka Maju yang beralamat di Kp. Babakan
Kondang RT. 001/05 Ds. Sindanggalis, Kec. Karang Tengah
merupakan Gapoktan Penumbuhan tahun 2015.
Kepengurusan Gapoktan terdiri dari Ketua : Piat Supriatna
No. HP 085321734742, Sekretaris : Sopandi, Bendahara : Dedi
Mulyadi.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
22
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sudah baik dan sudah
terbentuk pada 24 Juli 2007, dan Jumlah anggota Gapoktan
350 orang dari 8 Kelompoktani dengan luas lahan sawah 499.
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan.
Bukti kepemilikan lahan untuk gudang berupa surat Akte Jual
Beli No 4253/Kep.3211/V/2010 tanggal 07 Mei 2010. Dari
alokasi dana bansos telah di alokasikan untuk pembuatan
gudang
sebesar
Rp.
35.000.000,-,
untuk
unit
usaha
distribusi/pemasaran Rp. 90.000.000,- dan untuk Unit usaha
cadangan pangan Rp 20.000.000,-.
Rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Suka Maju adalah
sbb:
- Unit Usaha Distribusi/Pemasaran Rp. 90.000.000,- untuk
pembelian beras 8 Kelompoktani kurang lebih 10 ton
- Unit Cadangan Pangan Rp. 25.000.000,- untuk pembelian
beras 8 Kelompoktani sebanyak kurang lebih 1,5 ton
- Untuk Pembangunan Gudang Rp.35.000.000,Perkembangan harga pada saat pemantauan untuk komoditas
beras Rp 9.000,-/kg, GKP Rp 3.700,-/kg dan GKG Rp 4.700,/kg.
1.2 Gapoktan Muda
Tani (Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Gapoktan Muda Tani beralamat di Kp. Lengkong Kaler RT.
002/02 Desa Samarang, Kec. Samarang, Kab. Garut, Provinsi
Jawa Barat. Dengan Pengurus sbb : Ketua : Sulaeman (No HP
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
23
: 085222916646), Sekertaris : Sungkana, Bendahara : Dindin
Kusnidar.
Apabila dilihat dari aspek organisasi/kepengurusan Gapoktan
sampai dengan tahap kemandirian masih dipegang oleh
pengurus yang sama, permasalahan yang muncul dapat
diatasi secara bersama-sama dengan mengadakan rapat
pengurus Gapoktan serta tugas masing-masing pengurus
dapat dilaksanakan dengan baik.
Aspek administrasi, Pembukuan, Gapoktan Muda Tani sudah
memiliki buku sesuai pedoman yaitu : Buku Bank, Buku Kas
Umum, Buku Kas Pembantu unit distribusi, Buku pembelian,
Buku Penjualan, Buku kas pembantu cadangan pangan, buku
penyaluran dan buku penerimaan.
Hanya saja buku
inventaris Gapoktan serta anggota belum ada. Pada unit
distribusi/ pemasaran/pengolahan terlihat bahwa adanya
kegiatan pembelian GKG sebanyak 4.335 kg dan beras
sebanyak 2.000 kg sebesar Rp. 38.344.250,-. Pada unit
Cadangan Pangan stock digudang ada 500 kg.
Bila dilihat dari kepengurusan Gapoktan, Gapoktan Muda Tani
memiliki dinamika kelompok yang cukup baik, jika dilihat sisi
kaderisasi,
tetapi
rencana
ke
arah
sana
sudah
ada.Perkembangan Dana Bansos Gapoktan sebagai berikut :
perputaran bansos di unit distribusi sudah ada 10 kali putaran
( Posisi April 2015 ). Saldo di rekening Bank ada Rp
2.700.000,- dan di Buku Kas ada Rp 30.000.00,-. Sisa Barang
di unit usaha distribusi : Beras 1.215 kg, dan GKG 18.520 kg.
Jumlah cadangan pangan yang dipinjam : Beras 750 kg,
Perkembangan harga beras pada saat pemantauan sebesar Rp
8.700/kg dan GKG Rp 4.800,-/ kg.
Dalam
pengadaan
mengadakan
dan
kontrak
pemasaran
tertulis/belum
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
Gapoktan
ada
belum
kemitraan.
24
Pendampingan Gapoktan yang dilakukan oleh pendamping
dilakukan secara rutin minimal 1 kali sebulan, materi yang
diberikan mengenai seputar pembukuan dan pelaporan serta
pengembangan usaha. Bimbingan teknis juga telah dilakukan
oleh Tim Teknis Kabupaten sebanyak 3 bulan sekali. Saran
dari Gapoktan adalah untuk lebih diintensifkan pembinaan
dari Tim Tekhnis maupun Tim Pembina dan juga mohon
didukung untuk menjebatani dengan instansi lain untuk
memberikan dukungan bantuan.
1.3 Kesimpulan dan Saran :
Pengurus
dan
Pendamping
Gapoktan
sangat
menentukan keberhasilan Gapoktan. Karena itu sangat
ditentukan oleh kerjasma Tim Pembina, Tim Teknis,
Pendamping dan Pengurus Gapoktan.
Tim Tekhnis harus melakukan pembinaan langsung ke
Gapoktan
secara rutin agar bila terjadi kesalahan
pelaksanaan yang menyimpang dari pedoman dapat
langsung bisa diatasi.
b) Provinsi Jawa Tengah
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Jawa Tengah telah
mempunyai 166 Gapoktan LDPM terdiri dari 54 LDPM pasca
kemandirian 2009, 24 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 26
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 27 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 8 LDPM tahap kemandirian 2013, 23 LDPM
tahap penumbuhan 2015. Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah tidak
memiliki alokasi penumbuhan dikarenakan adanya pemotongan
anggaran. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM
Provinsi Jawa Tengah yang telah dipantau :
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
25
Pelaksanaan program kegiatan bansos Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan LDPM) pada TA. 20015
Propinsi Jawa Tengah mendapat alokasi bansos LDPM tahap
penumbuhan sebanyak 23 Gapoktan dan dialokasikan ke 20
kabupaten, tetapi tidak alokasi bansos LDPM untuk tahap
pengembangan. Sampai dengan bulan September 2015 sudah
terealisasi 100%, karena masih ada satu Gapoktan yang
terlambat cair pada bulan September2015, dan rata-rata masih
dalam proses pembangunan gudang cadangan pangan dengan
tanah hibah dengan dasar legalitas dari notaries. Pemantuan dan
pengumpulan data penguatan LDPM dilaksanakan ke Kabupaten
Semarang
(Gapoktan
Al
Barokah/Penumbuhan
2015)
dan
Kabupaten Grobogan (Gapoktan Sidodadi/penumbuhan 2015),
dengan hasil sebagai berikut:
1. Gapoktan Al Barokah
Gapoktan Al Barokah di Desa Ketapang Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Berdiri pada tahu 2002 dan dikukuhkan
pada tahun 2004, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak
16 kelompok 500 orang. Sebelum menerima bansos LDPM
Gapoktan AL Barokah sudah bergerak dibidang pemasaran
beras organik dan bahan olahan kue-kue kering, dengan
tambahan bansos LDPM dapat menambah permodalan dalam
pemasaran beras organik, dan cadangan pangan untuk
membantu anggota Gapoktan saat paceklik. Gapoktan Al
Barokah menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Telah dilaksanakan pembangunan gudang cadangan
pangan, dan telah dilaksanakan aktifitas pembelian dan
penjual beras, dan cadangan pangan. Aktifitas usaha unit
distribusi dalam pembelian dan penjualan beras pada beras
organik yang merupakan kebutuhan sehari-hari diwilayah
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
26
Gapoktan dan telah dipasarkan ke wilayah kabupaten
Semarang, dan telah melakukan kerjasama dengan Koperasikoperasi instansi pemerintah di wilayah kabupaten, dengan
PT. Indosepirit di Kebun Jeruk Jakarta, dan menjual ke luar
propinsi ke Makasar. Gabah yang dibeli rata-rata varietas
Metik susu dengan harga Rp. 5.300,- s.d Rp. 5.600,- per kg
GKP, Rp. 7.000,- per Kg GKG, dan membeli gabah beras
merah/beras hitam dengan harga Rp. 9.000,- per kg. Dijual
dalam bentuk beras Rp. 14.000 per kg s.d Rp. 17.000 per kg
dalam bentuk kemasan 5 kg dan 10 kg dengan merek
Gapoktan al barokah. Seluruh anggota Gapoktan dan ratarata petani di wilayahnya menanam padi organik, dan
merupakan kebutuhan konsumsi buat petani dan masyarakat
sehingga
usaha
pemasaran
unit
distribusi
melakukan
pembelian dan penjualan beras organik.
Dengan
sistem
pemasaran
yang
melakukan
kemitraan
walaupun belum dengan sistem kontrak secara legal,
Gapoktan Al Barokah dapat memberikan pasokan beras
kepada mitra sesuai dengan permintaan, sehingga perputaran
dalam pemanfaatan dana LDPM dapat lebih dari dua putaran
sebagai
persyaratan
LDPM
penembangan
untuk
tahun
berikutnya.
Telah melakukan pembukuan dengan baik sesuai dengan
pedoman dan panduan LDPM, walaupun masih perlu untuk
dilakukan pendampingan, pengawalan dan pembinaan dari
aparat propinsi maupun kabupaten, untuk lebih meningkatan
ketertiban administrasi, dan pengembangan usaha kemitraan.
Aset yang dimiliki; gudang, lantai jemur, RMU, alat kemasan,
sekretariat.
2. Gapoktan Sidodadi
Gapoktan Sidodadi di Desa Kropak Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan berdiri pada tahu 2008 dan dikukuhkan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
27
pada tahun 20010, menerima bantuan sosial Penguatan LDPM
Tahun 2015. Usaha dilakukan sebelum menerima bansos
LDPM, telah melakukan pembelian dan penjualan beras,
bawang
merah,
dan
jagung,
aktifitas
pembelian
dan
penjualan masih di wilayahnya sendiri. Sampai dengan saat
ini masih dalam proses pemabangunan gudang cadangan
pangan, sudah 90 persen hampir selesai, dan status tanah
adalah tanah hibah yang dinyatakan oleh camat dan lurah,
dan masih dalam proses legalitas ke notaris.Gapoktan
Sidodadi menerima bansos LDPM tahap penumbuhan sebesar
Rp.150 juta, untuk pembangunan gudang sebesar Rp. 30 Jt,
unit distribusi sebesar Rp. 100 jt dan cadangan pangan Rp. 20
jt. Dana LDPM yang diterima untuk kegiatan unit distrbusi
belum
dimanfaatkan
untuk
pembelian
dan
penjualan
gabah/beras dan jagung karena belum musim panen,
sehingga belum ada perputaran dana LDPM, diharapkan untuk
segera memanfaatkan untuk pembelian dan penjualan baik
diwilayah sendiri pada anggota Gapoktan maupun keluar
wilayah untuk optimalisasi pemanfaatan dan perputaran
dananya. Kelengkapan administrasi masih belum lengkap
untuk masing-masing penangungjawab unit usaha masingmasing, disarankan pendamping dan aparat kabupaten untuk
mendampingi dan mengawal pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM dan sekaligus penertiiban administrasi pembukuannya.
Belum adanya aktifitas pembelian dan penjualan maka belum
ada laporan SMS senter yang
dilaporkan, dan disampaikan
bahwa laporan tetap disampaikan walaupun dalam posisi nol
atau tidak ada aktifitas pembelian dan penjualan.Aset yang
dimiliki; gudang, belum memiliki lantai jemur/RMU.
3. Kesimpulan dan saran;
Gapoktan LDPM tahap penumbuhan dan pengembangan
masih
diperlukan
pengawalan
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
dan
pendampingan
28
dalam pengembangan pemanfaatan dana LDPM, baik
dalam
pengembangan
usahanya
maupun
dalam
pelaksanaan administarsi pembukuannya dari masing
masing penanggungjawab unit usahanya.
Pembangunan gudang cadangan pangan belum selesai
masih dalam proses pembangunan, namun demikian
diharapkan
pemanfaatan
dana
cadangan
pangan
maupun unit distribusi untuk segera dimafaatkan untuk
jual beli gabah/beras/jagung, sehingga akan dapat
mengoptimalkan
perputaran
dananya
sebagai
persyaratan pada tahap pengembangan pada tahun
berikutnya.
Pendamping perlu untuk lebih fokus dan konsentrasi
dalam pendamping Gapoktan sehingga Gapoktan dapat
lebih meningkatkan pelaksanaan pemanfaatan dana
LDPM sesuai dengan pedoman umum LDPM.
Diperlukan adanya apresiasi pelatihan Gapoktan pada
administrasi pembukuan, dan pola usaha kemitraan.
Pembinaan oleh tingkap propinsi dan kabupaten masih
sangat diperlukan, dan dierlukan adannya temu usaha
oleh Gapoktan sehingga dapat pengembangan wawasan
usaha oleh gapokta.
c) Provinsi Kalimantan Barat
Sampai dengan tahun 2015, Provinsi Kalimantan Barat telah
mempunyai 46 Gapoktan LDPM terdiri dari 8 LDPM pasca
kemandirian 2009, 7 LDPM tahap pasca kemandirian 2010, 6
LDPM tahap pasca kemandirian 2011, 7 LDPM tahap pasca
Kemandirian 2012, 5 LDPM tahap kemandirian 2013, 5 LDPM
tahap pengembangan 2015, dan 8 LDPM tahap penumbuhan
2015. Berikut ulasan mengenai beberapa Gapoktan LDPM Provinsi
Kalimantan Barat yang telah dipantau:
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
29
1. Gapoktan Meteor ( Gapoktan calon Penumbuhan Th 2015
yang sudah lulus verifikasi Kabupaten dan Provinsi)
Beralamat di Desa Gelik, Kecamatan Selakuau Timur,
Kabupaten Sambas. Ketua Gapoktan : Muslimun Hadran ( No
hp : 085350722628 ), Sekertaris : Pauji Toin ( No. hp:
082351007529 ), Bendahara : Pendi Mastur ( No. hp:
082149870250 ), Ketua Unit Distribusi/Pengolahan hasil:
Husni, Ketua Unit Cadangan Pangan : Fauzi .S.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan
Gapoktan
merupakan
bukan
bentukan baru karena Gapoktan berdiri 22 Desember 2006.
Dengan jumlah 18 Poktan dan beranggotakan 500 orang,
jumlah lahan yang dimiliki oleh Gapoktan sekitar 725 Ha.
Gapoktan sudah mempunyai unit usaha seperti unit distribusi
, unit cadangan pangan yang masing – masing sudah memiliki
pengurusnya. Gapoktan rutin melakukan pertemuan sekitar 8
kali dalam 1 musim/ 4 bulan.
(2)
Jika dilihat dari aspek administrasi, pendamping sudah
mempunyai
bekal
materi
pada
saat
acara
apresiasi
pendamping yang dilaksanakan tgl 11 sd 13 Maret 2015 untuk
pembukuan.
Buku
yang
wajib
dimiliki
oleh
Gapoktan
sebanyak 5 buku. Sedangkan buku pelengkap yang lain
seperti buku tamu sudah dimiliki oleh Gapoktan. Gapoktan
juga sudah mempersiapkan rekening atas nama Gapoktan
namun pada pelaksanaan nya nanti untuk Rekening bansos
LDPM disarankan agar Gapoktan membuka Rekening baru atas
nama Gapoktan P-LDPM. Bukti kepemilikan lahan yang
dimiliki oleh Gapoktan untuk gudangnya sudah ada di
pendamping berupa surat Hibah. Sesuai RUG sudah di
alokasikan dari dana bansos P-LDPM sebesar Rp. 30.000.000,( untuk pembelian material saja ) sedangkan untuk ongkos
sepenuhnya ditanggung oleh Gapoktan secara swadaya.
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
30
Rencana gudang seukuran 6 x 8 dengan kapasitas 30 Ton.
Kesiapan Unit Usaha Distribusi/Pengolahan Hasil: Ketua Unit
Bapak Husni dan mengenai pembukuan sudah dipersiapkan
oleh Gapoktan berdasarkan arahan pendamping Gapoktan.
Sesuai
RUG
yang
disusun
distribusi/pengolahan
oleh
Gapoktan
untuk
sebesar Rp. 100.000.000,-.
unit
Untuk
pembelian gabah 18 Poktan. Kesiapan Unit Usaha Cadangan
Pangan: Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan Bapak Fauzi .
Sesuai RUG yang disusun oleh Gapoktan untuk cadangan
pangan sebesar 20 juta untuk membeli gabah 18 Poktan.
Berikut rincian RUG yang dimiliki oleh Gapoktan Meteor:
1).Unit
Usaha
Distribusi/Pengolahan
hasil
Rp.
100.000.000,- untuk pembelian Gabah 18 Poktan
sebesar kurang lebih 25 ton
2).Unit Cadangan Pangan Rp. 20.000.000,- untuk
pembelian Gabah 18 poktan sebesar 5 – 4 ton
3). Pembangunan Renovasi Gudang Rp.30.000.000,4).Biaya Lain-lain yang dikeluarkan oleh Gapoktan
Swadaya Rp. 16.921.500,Perkembangan harga pembelian yang terjadi di wilayah
Gapoktan : a). Harga beras Rp. 8000,- ; Harga GKS Rp. 4000,; Harga GKG Rp. 4000,- sd 4200,- ; Harga GKP Rp. 3800,-.
dengan Rata-rata panen 2 – 3 kali dalam setahun, mengenai
kemitraan yang terjadi di Gapoktan , Gapoktan sudah
memiliki mitra yang cukup banyak, Bantuan pemerintahpun
sudah sempat masuk ke Gapoktan berupa 1 unit mobil RMU,
power tresser dan traktor dari kementarian desa tertinggal (
pada saat itu Desa Gelik termasuk dalam wilayah desa yang
dipandang tertinggal, akses ke jalan utama sangat jauh dan
saran dan prasarana umumnya masih sangat minim dengan
jalan yang belum diaspal ) karena itu Gapoktan membeli
Laporan Akhir Pemantaun Kegiatan Penguatan – LDPM 2015
31
gabah dan menjual beras, sedangkan utk komoditas pangan
lokal strategis lain yang bisa dikembangkan di Desa Gelik
adalah daging ayam. Ketua Unit Usaha Cadangan Pangan
yaitu Bapak Fauzi pernah mendapat penghargaan presiden
sebagai petani teladan dan Pendamping Gapoktan Bapak
Hanafi pernah juga mendapatkan penghargaan penyuluh
swadaya tahun 2013. di tingkat provinsi. Permasalahan dan
kendala
Gapoktan
saat
ini
adalah
kurangnya
fasilitas/prasarana yang diberikan pemerintah untuk wilayah
Gapoktan padahal desa Gelik termasuk wilayah yang surplus
akan Gabah dan Gapoktan juga telah memiliki kemitraan
yang baik. Saran dari Gapoktan yang diberikan untuk Tim
Pembina dan Tim Teknis maupun Pusat adalah harapannya
dana Bansos P-LDPM Tahun 2015 untuk Alokasi Penumbuhan
bisa segera dicairkan pada kisaran Bulan Juli-Agustus 2015
mengingat karena Gapoktan sudah mulai bulan April 2015.
2. Gapoktan Mekar Bersatu ( Gapoktan Tahap Kemandirian
Tahun 2015)
Beralamat di Dusun Mawar Desa Tebas Sungai Rt. 36/ Rw. 18
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat.
Dengan
ketua
:
Bapak
Muslimin
(
No
HP
:
081345724190 ), Sekertaris : Bapak Suyadi ( No. HP :
085245406517
),
Bendahara
:
Ibu
Anita
(
No.
HP:
085288100257 ). Pendamping Pak Ibnu.
Kesiapan Gapoktan secara umum : (1) jika dilihat dari aspek
organisasi/kepengurusan Gapoktan sampai dengan tahap
kemandirian untuk kepengurusan Gapoktan masih dipegang
oleh pengurus yang sama, permas