Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2015

(1)

KAWASA

DI

BALAI PENGKA

BADAN PENEL

LAPORAN AKHI R

PENDAMPI NGAN

SAN RUMAH PANGAN LEST

DI PROVI NSI BENGKULU

SI SWANI DWI DALI ANI

KAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN B

ELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PE

2015

No. Kode :

STARI

U

N BENGKULU

PERTANI AN


(2)

LAPORAN AKHI R

PENDAMPI NGAN

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI PROVI NSI BENGKULU

Sisw ani Dw i Daliani

Umi Pudji Astuti

Wahyuni Amelia Wulandari

Taufik Hidayat

Erpan Ramon

Robiyanto

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL) tahun 2015 dapat diselesaikan tepat waktu. Kegiatan pendampingan bertujuan mewujudkan KRPL untuk memenuhi kebutuhan, ketahanan, kemandirian pangan dan pendapatan keluarga dengan : mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan untuk lestari; meningkatkan kemampuan keluarga dalam pengelolaan pekarangan; mendampingi pengelolaan KBD untuk kelestariannya, dan menumbuhkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau bersih dan sehat secara mandiri.

Laporan akhir tahun ini berisi tentang progres pelaksanaan kegiatan pendampingan kawasan rumah pangan lestari tahun 2015 di provinsi Bengkulu. Pendampingan yang dilakukan adalah dalam bentuk pendampingan teknologi melalui berbagai macam chanel diantaranya penyampaian media informasi dalam bentuk leafleat, narasumber pelatihan, demonstrasi dan penguatan demplot. Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran melalui DI PA BPTP Bengkulu tahun 2015.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan kegiatan ini serta pihak-pihak yang turut membantu mulai dari pelaksanaan hingga tersusunnya laporan ini dengan baik. Semoga laporan tengah tahun ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, Desember 2015 Penanggung Jawab Kegiatan

I r.Siswani Dwi Daliani


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. JudulRDHP : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. I rian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2015 5. Status Penelitian (L/ B) : (L) Lanjutan

6. Penanggung Jawab :

a. Nama : I r. Siswani Dwi Daliani b. Pangkat / Golongan : Penata Tk. I / I I I d c. Jabatan : Penyuluh Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan kering dataran rendahdan dataran tinggi (pekarangan)

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2015

11. Output Tahunan : 1. Meningkatnya produktivitas lahan dengan pemanfaatn lahan pekarangan

2. Meningkatnya kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga 3. Peningkatan gizi keluarga melalui

percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

12. Output Akhir : 1. Terdampinginya kawasan rumah pangan lestari di provinsi Bengkulu melalui penyebaran bahan informasi, penguatan kebun bibit inti (KBI ) untuk memproduksi benih unggul, penguatan kebun bibit desa (KBD), pelatihan dan menjadi narasumber.

2. Berkembangnya kawasan baru dalam upaya peningkatan produktifitas lahan pekarangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan terjadi peningkatan pola konsumsi pangan keluarga


(5)

13. Biaya : Rp.155.050.000,-(Seratus lima puluh lima juta lima puluh ribu Rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Wahyu Wibawa, MP I r. Siswani Dwi Daliani NI P.19690427 199803 1 001 NI P. 19600730 198903 2 001

Mengetahui:

Kepala BBP2TP, Kepala BPTP Bengkulu

Dr. I r. Abdul Basit, MS Dr.I r. Dedi Sugandi, MP NI P. 19610929 198603 1 003 NI P.19590206 198603 1002


(6)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

DAFTAR I SI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

RI NGKASAN ... viii

SUMMARY ... x

I . PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... 3

1.2. Dasar Pertimbangan ... 3

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Keluaran yang Diharapkan ... 4

1.5. Perkiraan manfaat dan dampak... 5

I I . TI NJAUAN PUSTAKA ... ... 6

I I I . PROSEDUR ... ... 10

3.1. Pendekatan Konsep ... 10

3.2. Ruang Lingkup dan Tahapan Pendampingan ... 11

3.3. Sasaran Pendampingan ... 11

3.4. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan ... 11

3.5. Tahapan Pelaksanaan ... 11

3.6. Rancangan dan Metode Analisis ... 12

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Koordinasi I nternal dan antar institusi... 13

4.2. Kebun Bibit I nti (KBI ) ... 14

4.3. Kebun Bibit Desa (KBD) ... 15

4.4. Pendampingan I novasi Teknologi ... 17

4.5. Pendampingan kawasan yang dibangunpemerintah daerah melalui APBN dan APBD... 18

V. KESI MPULAN ... 26

KI NERJA HASI L PENGKAJI AN... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

ANALI SI S RI SI KO ... 29

JADWAL PELAKSANAAN ... 30

PEMBI AYAAN ... 31

TENAGA DAN ORGANI SASI PELAKSANA ... 33


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Produksi benih unggul Kebun Bibit I nti (KBI ) ... 15

2. KBD yang ditumbuhkan sampai dengan tahun 2013 melalui kegiatan m -KRPL ... 16

3. KBD yang masih eksis sampai dengan awal tahun 2015 dan perlu di suport ... 16

4. Bahan informasi inovasi teknologi yang disebarkan dalam bentuk leaflet ... 17

5. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2014 ... 19

6. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2015 ... 19

7. Karakteristik lokasi dan koopeartor KRPL di Provinsi Bengkulu ... 21

8. Data Base KRPL di Provinsi Bengkulu ... 22

9. Penghematan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan tambahan melalui KRPL komoditas sayuran di provinsi Bengkulu ... 23

10. Peningkatan pola pangan masyarakat di lokasi pendampingan KRPL ... 25


(8)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman

1. K ondisi KBD yang masih eksis dan berlanjut ... 34 2. Kondisi Pekarangan yang masih eksis dan berlanjut ... 35 3. Penyampaian inovasi teknologi melalui praktek dan menjadi

narasumber ... 36

4. Kerjasama dengan KKP Bengkulu Selatan dalam pendampingan


(9)

RI NGKASAN

1 Judul : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di provinsi Bengkulu.

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : 10 Kabupaten dan Kota

4 Agroekosistem : Lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi (pekarangan)

5 Status (L/ B) : L (Lanjutan)

6 Tujuan : 1. Meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfaatan lahan pekarangan

2. Meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga 3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

7 Keluaran : 4. Meningkatknya produktivitas lahan dengan pemanfaatn lahan pekarangan

5. Meningkatnya kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga 6. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

8 Prakiraan Manfaat : 1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiap keluarga dan KBD.

2. Berkembangnya tanaman pekarangan sebagai sumber pangan keluarga di setiap Kabupaten dan Kota.

3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga dan pendapatan keluarga.

9 Prakiraan Dampak : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dan konsumsi sehat bagi masyarakat.

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat . 3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran

dan buah-buahan di perdesaan dan perkotaan.

11 Metodologi :  Pendampingan program KRPL dilaksanakan di 10 kabupaten/ kota di Provinsi Bengkulu.

 Ruang lingkup kegiatan meliputi :

a. Pendampingan teknologi oleh petugas BPTP di setiap Kabupaten/ Kota (penguatan KBD, pemilihan benih yang sesuai).

b. Gelar teknologi di KBD M-KRPL.

c. Sosialisasi, apresiasi dan petalihan petani. d. Nara sumber dalam pelatihan penyuluh

pendamping.


(10)

f. Membangun display di BPTP sebagai wahana praktek belajar-mengajar bagi petani, penyuluh dan stakeholders sebagai mitra kerja BPTP.

g. Pemberdayaan KBI sebagai sumber benih KBD.

h. Pengumpulan data dari petani pelaksana melalui pre test dan post tes, pengisian questioner tentang minat dan persepsi petani terhadap teknologi yang didiseminasikan serta metode penyebarannya.

 Analisis data dilakukan dengan pembobotan, skala linkert.

12 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2013 s/ d 2015)

13 Biaya : Rp. 155.050.000,00 (Seratus lima puluh lima juta lima puluh ribu rupiah)


(11)

SUMMARY

1 Title : KRPL ‘s Assistance in Bengkulu province 2 Unit of Work : AI AT (BPTP)Bengkulu

3 Location : Bengkulu Province

4 Agroecosystems : Soil dry lowlands and highlands (the yard) 5 Status (C/ N) : C (Continouse)

6 Purposes : 1. To increase the productivity of land with land uses yard

2. I mproving the welfare through increased incomes and reduce house hold spending 3. I mproved nutrition through accelerated

diversification of food consumption (food patterns expectations)

7 Output : 1. The increasing of the productivity of land with land uses yard

2. I mproving the welfare through increased incomes and reduce house hold spending 3. I mproved nutrition through accelerated

diversification of food consumption (food patterns expectations)

8 Benefitsforecast : 1. The growth of lush plantsineachfamilyand KBD.

2. The development of plants as family food sources in every districts and city.

3. The increasing of family consumption quality and family income

9 I mpact forec : 1. The creation of a green, clean environment and healthy for consumption society

2. The improvement of public welfare

3. The creation of vegetables and fruits nursery businesses in rural and urban

10 Methodology : 1. Assist KRPL program the implemented in 10 districts/ city in Bengkulu Province.

2. The scope of activities includes:

a. Technology assistance by officials of BPTP in each district / city (KBD reinforcement, the selection of appropriate seed).

b. Technology degree in M-KRPL’s KBD c. Socialization, appreciation and farmers’

training.

d. Resource persons in extensionist training e. Publishing printed and electronic media f. Build a display in BPTP as a vehicle for

teaching and learning practices of farmers, extensionist, and stakeholders as BPTP partners.

g. KBI empowerment as a source of KBD seed.


(12)

pre-test and post-pre-test, about the interest and perception of farmers to technologies that are disseminated and the method of dissemination.

3. Data was analyzed by weighting, linkert scale. 11 Period : 3 (three) years (2013 up to 2015)


(13)

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian yang tertuang dalam Empat Sukses Kementerian Pertanian, salah satu diantaranya mengenai Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik I ndonesia pada tahun 2009-2015, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan/ OT.140/ 10/ 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kini menjadi acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegerasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui surat edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan di tingkat kabupaten/ kota ditindaklanjuti dengan surat edaran atau Peraturan Bupati/ Walikota (Perbup/ Perwalikota).Gerakan P2KP sangat jelas di lapangan, terutama pada tingkat provinsidan kabupaten/ kota, baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan dalam mewujudkan pengembangan ekonomi daerah, maupun dari segi pelaksanaan dan pembiayaannya. Selain itu, Gubernur dan bupati/ walikota sebagai integrator utama memiliki peranan penting dalammengoordinasikan gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) sebagai agen pembawa perubahan (agent of change).

Arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan.Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah dilakukan


(14)

masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian meluncurkan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL). Di provinsi Bengkulu kegiatan ini diawali dengan pembentukan m-KRPL di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu di desa Harapan Makmur. Sementara di Kota Bengkulu dilaksanakan di RT 9 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu. Pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahan Pangan Provinsi dan kabupaten/ kota mengimplementasikan arahan presiden tersebut dengan mencanangkan program Pemanfaatan Pekarangan Terpadu di 10 kabupaten/ kota se-provinsi Bengkulu. Kegiatan ini pertama kali diresmikan pada tahun 2012 di desa Bukit Peninjauan I kecamatan Sukaraja oleh Gubernur Bengkulu yang didampingi oleh Bupati Kabupaten Seluma. Dan secara maraton terus dilakukan sampai ke 10 kabupaten/ kota sampai dengan tahun 2014 yang ditandai dengan lounching pasar KRPL di Desa Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dalam upaya mendukung program pemerintah provinsi tersebut, Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Bengkulu di tahun 2012 melakukan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL). Pendampingan merupakan salah satu bentuk implementasi dalam upaya menjaga keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal. Kegiatan pendampingan ini pertama kali dilakukan di kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.

Pada tahun 2013, Program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosi P2KP. Tahun 2013, kegiatan sudah meluas ke 10 kabupaten/ kota dan ditandai dengan telah dilounchingkannya kegiatan pemanfaatan pekarangan terpadu oleh Gubenrnur Bengkulu dan Bupati masing-masing kabupaten/ kota.


(15)

Mengingat laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut dipanddang perlu dilakukannya pendampingan berkelanjutan. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan secara berkesinambungan

1.2. Dasar Pertimbangan

Kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL, selain bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman pekarangan juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), serta peningkatan ketrampilan dalam pengolahan pangan rumah tangga.

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan/ warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga

Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KP di Bengkulu tahun 2014 telah dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota. Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1 musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat dan mau melanjutkan kegiatannya.

Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya


(16)

telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan (Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)

Tingkat adopsi teknologi pemanfataatan pekarangan di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan perlu ditingkatkan.Melalui Pendampingan KRPL dalam bentuk kegiatan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan informasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu.

1.3. Tujuan

Secara umum pendampingan KRPL bertujuan untuk mendampingi kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/ kota di Provinsi Bengkulu. Secara khusus tujuan pendampingan KRPL di tahun 2015 adalah :

1. Meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfat an lahan pekarangan

2. Meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

1.4. Keluaran yang Diharapkan

Secara umum keluaran yang diharapkan adalah terdampinginya Kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten / kota di Provinsi Bengkulu. Keluaran khusus yang diharapkan pada tahun 2015 adalah:


(17)

1. Meningkatnya produktivitas lahan dengan pemanfaat an lahan pekarangan

2. Meningkatnya kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga

3. Peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan)

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat

1. Tersedianya sumber pangan yang sehat dengan memanfaatkan pekarangan. 2. Berkembangnya KBD dengan pengelolaan yang mandiri serta terjaganya

kontinyuitas ketersediaan bibit.

3. Terbentuknya industri rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan hasil pekarangan

4. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga dan pendapatan keluarga Dampak

1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dan konsumsi yang sehat bagi masyarakat

2. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran dan buah-buahan di perdesaan dan perkotaan


(18)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.

Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.

Pengelompokan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan,masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam,besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan.

a. Pekarangan Perkotaan :Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m2; (2) Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m2; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m2; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m2.

b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaandikelompkkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (< 120 m2), (3) pekarangan sedang (120-400 m2), dan (4) pekarangan luas (> 400 m2).

Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus


(19)

menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial, dilengkapi dengan kebun bibit.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai.Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini.Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi.Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila t eknologi yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009).

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal. 3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.


(20)

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983).

Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. I lustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum diseminasi beserta beragam channelyang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.

Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011)

Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/ aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pem belajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/ membuat penilaian (menemukan), menentukan


(21)

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh.


(22)

I I I . PROSEDUR

3.1. Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL

Ketahanan pangan menjadi isu global dan telah ditindaklanjuti oleh presiden RI pada pada konfrensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan oktober 2010 di Jakarta dengan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan. Hal ini telah ditindaklanjuti kementerian pertanian dengan kegiatan m-KRPL dan dikabupaten kota di provinsi Bengkulu melalui Badan ketahanan Pangan dengan pemanfaatan pekarangan terpadu. Program ini sangat lambat terealisasi dan untuk mempercepat proses diseminasi dianggap perlunya ada pendampingan dalam bentuk sosialisasi, apresiasi, gelar teknologi serta pelatihan-pelatihan agar tejadi akselerasi program tersebut sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan akan terbentuk kawasan-kawasan RPL yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Gambar 2. Diagram Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL Balitsa

Balitbuah

Balitkabi

BBP2TP

BPTP P2KP Prov, Kab

danKota

Pembinaan dan Pelatihan, penerapan

Teknologi/ demplot, gelar teknologi/ temu

lapang

Output

1. Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan minat petani pelaksana P2KP dalam pelaksanaan teknologi penanaman tanaman di pekarangan

2. Terdiseminasinya paket teknologi pemanfaatan pekarangan melalui media komunikasi langsung (sosialisasi, gelar teknologi, dan

pelatihan-pelatihan), dan komunikasi tidak langsung (tercetak, elektronik) di 10 kabupaten kota di provinsi Bengkulu 3. Rumusan metode penyabaran media


(23)

3.2. Ruang Lingkup Pendampingan

Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/ kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Lingkup Kegiatan Pendampingan KRPL tahun 2015 akan diprioritaskan pada :

a. Penyampaian materi melalui media tercetak (leaflet, buku petunjuk teknis) . b. Pelatihan teknis dan kelembagaan KBD bagi petani dan penyuluh pendamping .

c. Apresiasi/ temu lapang: penjaringan umpan balik khususnya dari petani,penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholdersdi tingkat provinsi dan kabupaten/ kota. d. Melakukan penguatan kembali demplot (lokasi m -KRPL 2012 dan 2013) di Kabupaten

terpilih.

e. I mplementasi display di BPTP sebagai wahana kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh dan stakeholder lainnya.

f. Penguatan KBI untuk memenuhi benih KBD.

3.3. Sasaran Pendampingan

Sasaran Pendampingan KRPL adalah Kelompok P2KP, dan penyuluh pendamping di 10 Kabupaten dan Kota.

3.4. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain adalah bahan berupa operasionalisisasi kegiatan dalam bentuk ATK, dan bahan diseminasi berupa Brosur, leafleat, bibit unggul tananaman pekarangan dan bahan untuk display KBD dan KBI .

3.5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 3.5.1 Persiapan

 Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/ keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.

 Koordinasi dengan stakeholder/ instansi terkait di lokasi pendampingan

 Menggali informasi yang menjadi pokok permasalahan dalam Pendampingan sebelumnya

 Mencari solusi dalam upaya penyelesaian permasalahan yang ada.


(24)

 I mplementasi inovasi teknologi dalam bentuk display, KBD, KBI dan penyiapan bahan diseminasi dalam bentuk juknis, leaflet, brosur yang dibutuhkan

 Pelatihan-pelatihan 3.5.2 Pelaksanaan kegiatan

Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan, gelar teknologi/ temu lapang dan pelaporan. Koordinasi ekstern dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam pelaksanaan kegiatan dan kemajuan perkembangan kegiatan.

Setelah dilakukan koordinasi intern dan ekstern, selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL. Setelah diketahui kebutuhan pendampingan maka selanjutnya dibuat petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan kegiatan berupa sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi sesuai dengan yang dibutuhkan, disamping itu dilakukan pula kegiatan penyiapan bahan penyuluhan berupa juklak/ juknis leaflet, display lapangan, KBD dan KBI .

3.6. Rancangan dan Metode Analisis Data

Dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan diantaranya adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfaatan lahan pekarangan, meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan petani dan mengurangi pengeluaran rumah tangga dan peningkatan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan) dilakukan pengambilan data melalui quisioner before-after dan wawancara. Hasil dianalisis secara deskriptif menggunakan T-test, peningkatan pendapatan diukur dengan menggunakan analisa usaha tani RC ratio.


(25)

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

Perkembangan implementasi KRPL di setiap provinsi menunjukkan peningkatan, baik secara kuantitas yang direflikasikan dengan peningkatan jumlah KRPL termasuk RPL, maupun peningkatan kualitas konsumsi masyarakat yang ditunjukkan dengan perubahan pola konsumsi pangan keluarga dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan penghematan biaya belanja rumah tangga

Kegiatan pendampingan kawasan rumah pangan lestari tahun 2015 di provinsi Bengkulu diarahkan pada pendampingan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Pendampingan teknologi yang diberikan antara lain adalah dalam bentuk bahan informasi, penguatan kebun bibit inti (KBI ) untuk memproduksi benih unggul, penguatan kebun bibit desa (KBD) sebagai demplot yang telah dibangun melalui kegiatan m-KRPL yang masih eksist, pelatihan dan menjadi narasumber. Pendampingan juga dilakukan terhadap reflikasi KRPL di tahun 2015 oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan pemangku kepentingan (stakeholders) atau mitra lainnya.

Adapun peran pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu dalam pengembangan KRPL di provinsi Bengkulu meliputi :

1. Pelatihan teknologi

Peran BPTP Bengkulu adalah sebagai narasumber, baik dalam pertemuan dikelas (pemaparan konsep dan penerapan KRPL) maupun praktek di lapangan atau kunjungan ( field trip) ke lokasi m-KRPL yang telah berhasil dan lestari

2. Penyiapan bahan/ materi penyuluhan

Materi penyuluhan dapat berupa barang cetakan (buku petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, folder, dsb), maupun berupa bahan tayang (CD/ DVD, dsb).

3. Tatap muka di ruang/ lapang

Tatap muka dilakukan dalam upaya untuk menggali informasi dan kebutuhan serta kendala yang dihadapi berupa konsultasi ataupun advokasi.

4. Akses informasi teknologi

Memberikan informasi tentang jenis teknologi tepat guna spesifik lokasi, cara penggunaannya, bagaimana mendapatkan (mengakses)nya dan sebagainya.


(26)

4.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi internal telah dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan tim dalam rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu tahun 2015. Pertemuan dilaksanakan setiap bulan. Dalam pertemuan ini dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan pendampingan KRPL.

Koordinasi antar institusi di tingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten), khususnya ditingkat kabupaten dilaksanakan dalam bentuk kunjungan dan pemaparan kegiatan kepada stakeholders ( Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten/ Kota, Balai Penyluhan Pertanian). Koordinasi dengan institusi di tingkat provinsi dan kabupaten, khususnya dengan pihak BKP provinsi maupun BKP, KKP dan BKP3 kabupaten/ kota dilakukan dalam rangka terlaksananya kegiatan pengawalan dan pendampingan yang telah ditumbuhkan ditahun sebelumnya dan yang akan ditumbuhkan di tahun 2015.

Koordinasi di tingkat nasional telah dilakukan melalui workshop sinergi KRPL dengan taman agroinovasi dan agroinovasi mart di BPTP Jawa Timur pada tanggal 18 Maret sampai dengan 21 Maret 2015.

4.2. Kebun Bibit I nti ( KBI )

Penguatan kebun bibit/ benih induk (KBI ) dilakukan dalam upaya untuk membangun sistem delivery benih, yaitu suatu proses mengalirnya benih yang berasal dari suatu unit sumber benih sampai ke tangan anggota KRPL untuk selanjutnya dibudidayakan. Konsep ini seharusnya berjalan secara simultan dan kontinyu sehingga pihak anggota KRPL tidak mengalami hambatan atau keterlambatan baik terhadap jenis tanaman, jumlah dan waktu yang dibutuhkan.

Adapun aspek yang perlu diperhatikan agar delivery benih tersebut berjalan simultan dan kontinyu adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan dan rotasi tanam 2. Memetakan jenis, jumlah dan waktu 3. Aspek komersial KBD

4. Nilai ekonomi, tingkat preferensi konsumen dan kesulitan budidaya 5. Tenaga pelaksana


(27)

Di tahun 2015, selain membangun display pekarangan dan penyedian bibit siap tanam, kebun bibit inti (KBI ) telah memproduksi benih pepaya kalifornia, kacang panjang, pare, tomat, cabe dan ayam KUB. Produksi benih ini bertujuan untuk menyediakan benih unggul spesifik lokasi yang akan disebarkan ke KBD-KBD di daerah. Jumlah produksi benih sampai dengan bulan Juni 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi benih unggul Kebun Bibit I nti (KBI )

No Nama Benih Jumlah (gr)

1. Pepaya Kalifornia 400

2. Kacang panjang 400

3. Pare 100

4. Tomat 80

5. Cabe 100

6. Ayam KUB

Ketersedian lahan dan sarana produksi benih dalam upaya memperbanyak dan memproduksi benih menjadi kendala utama di kebun bibit/ benih induk (KBI ) BPTP Bengkulu, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan benih/ bibit yang dibutuhkan oleh KBD dan anggota KRPL harus menghubungi UPBS Balit Komoditas dan alternatif lain mencari benih dari pihak swasta.

4.3. Penguatan Kebun Bibit Desa ( KBD)

Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun bertujuan untuk melayani kebutuhan benih/ bibit secara tepat varietas, mutu, jumlah dan waktu kepada Rumah Pangan Lestari (RPL) dalam mengelola pekarangan.

Upaya untuk menjaga keberlangsungan kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu, eksistensi KBD sangat dibutuhkan dalam menyediakan bibit bagi anggota. Oleh karena itu, KBD-KBD yang telah dibangun BPTP Bengkulu melalui kegiatan m -KRPL sampai dengan tahun 2013 harus tetap di suport secara njutan. Bentuk suport yang dapat diberikan adalah dalam bentuk bantuan saprodi dan benih serta UHL bagi pengelol a KBD. Penguatan kelembagaan KBD dilakukan dalam upaya untuk menjaga ketersediaan benih/ bibit agara kawasan rumah pangan lestari tetap hijau dan berkesinambungan serta untuk menjaga eksistensi fingsi dari KBD itu sendiri yakni fungsi produksi dan distribusi, fungsi keberagaman, fungsi estetika, fungsi lingkungan, fungsi pelayanan dan fungsi keberlanjutan.


(28)

Bantuan diberikan kepada pengelola KBD yang masih eksis dalam mengelola KBD dan pekarangan nya. Hasil survey di awal tahun 2015 didapat beberapa KBD yang telah dibangun mati suri dan musnah. Hanya sebagian kecil saja yang masih tetap eksis.

Tabel 2. KBD yang ditumbuhkan sampai dengan tahun 2013 melalui kegiatan m -KRPL

No Kabupaten/ Kota Desa/ Kelurahan 1 Kota Semarang, Lempuing, Sumber Jaya 2 Seluma Sido Luhur, Sukaraja, Suka Maju

3 Bengkulu Selatan Air Sulau RT 6, Air Sulau RT 8, Desa Batu Kuning 4 Kaur Padang Panjang, Bandar

5 Mukomuko Pondok Kandang, Tirta Mulya

6 Bengkulu Utara Tebing Kaning, Tanjung Raman, Padang Jaya, Talang Rendah

7 Bengkulu Tengah Harapan Makmur, Sri Katon, Arga I ndah I I , Jaya karta, Lagan

8 Kepahiang Tebat Monok, Air Sempiang 9 Rejang Lebong Air Bang, Air Meles Bawah 10 Lebong Karang Dapo, Daneu

Hasil identifikasi dan survey lokasi untuk kegiatan pendampingan KRPL diawal tahun 2015 yang telah dilakukan, dari 28 KBD yang telah ditumbuhkan melalui kegiatan m-KRPL, hanya 9 KBD saja yang masih tetap eksis sampai dengan awal tahun 2015. KBD tersebut disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. KBD yang masih eksis sampai dengan awal tahun 2015

No Nama KBD Lokasi Nama Pengelola

1. KBD Tebat Monok Ds. Tebat Monok Kab. Kepahiang Rohijah 2. KBD Jayakarta Ds. Jayakarta Kab. Bengkulu Tengah Joko 3. KBD Sukaraja Ds. Sukaraja Kab. Seluma Elly 4. KBD Suka Maju Ds. Suka Maju, Sukaraja Kab. Seluma Dewi 5. KBD Lubuk Gilang Ds. Lubuk Gilang, Air Priukan Kab.

Seluma

6. KBD Air Sulau Ds. Air Sulau Kab. Bengkulu Selatan Supini 7. KBD Tebing Kaning Ds. Tebing Kaning Kab. Bengkulu

Utara

Tukini

8. KBD Padang Jaya Ds. Padang Jaya Kab. Bengkulu Utara

Muryono

9. KBD Tirta Mulya Ds. Tirta Mulya Kab. Muko-muko Subar

Pendampingan terhadap pengelola KBD juga dilakukan dalam upaya agar pengelola memahami prinsip pengelolaan KBD baik dari aspek sosial yakni, dibangun dari, oleh, dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan tertentusesuai dengan kesepakatankomunitas/ kelompok serta dikelola secara terorganisir dalam semangat kekeluargaan dengan mengedepankan musyawarah


(29)

mufakat. Aspek teknis dengan menerapkan teknologi terbaru yang efektif dan efisien dengan bimbingan petugas serta memaksimalkan bahan baku lokal, memperhatikan kelestarian lingkungan dengan semaksimal mungkin menggunakan bahan baku ramah lingkungan. Aspek ekonomi agar supaya pengelola KBD harus berorientasi bisnis dan menjadi sumber penghasil.

4.4. I mplementasi Pendampingan I novasi Teknologi

Pendampingan inovasi teknologi dilakukan melalui penyebaran media informasi dalam bentuk folder, brosur, pelatihan dan menjadi narasumber. Bahan informasi yang telah disebarkan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Bahan informasi inovasi teknologi yang disebarkan dalam bentuk leaflet

No Judul Jumlah (eks) Penerima

1. Brosur teknologi pembuatan kompos 50 BPPK dan KWT 2. Brosur budidaya tomat di pekarangan 50 BPPK dan KWT

3. Folder budidaya tomat 120 BPPK dan KWT

4. Folder budidaya bayam 120 BPPK dan KWT

5. Folder budidaya kol bunga 1200 BPPK dan KWT

6. Folder budadaya kangkung darat 120 BPPK dan KWT

7. Folder budidaya cabe 120 BPPK dan KWT

8. Folder pemeliharaan ternak kambing 120 BPPK dan KWT

Selain dalam bentuk penyebaran media informasi, pendampingan juga dilakukan melalui pelatihan dan menjadi narasumber. Pelatihan dan narasumber yang telah dilakukan dalam pendampingan KRPL tahun 2015 adalah sebanyak lima kali diantaranya adalah di desa Air Periukan kabupaten Seluma, BKP kabupaten Kaur, BKP Provinsi, desa Tebing Kaning kabupaten Bengkulu Utara dan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Selatan. Materi inovasi teknologi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut diantaranya adalah :

1. Pengelolaan KBD dan pemeliharaan pekarangan 2. Penyiapan media semai dan media tanam

3. Pemeliharaan ayam (Kampung Unggul Balitbangtan) KUB 4. Pengendalian hama secara hayati

5. Demo pengolahan pangan lokal

Beberapa kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan BKP baik di provinsi kabupaten/ kota dan permintaan sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mulyo Asri desa Lubuk Gilang kecamatan Air Periukan kabupaten Seluma. Materi yang disampaikan antara lain


(30)

adalah; Pengelolaan KBD, pemanfaatan lahan pekarangan dan budiadaya ayam KUB. Kegiatan dilaksanakan di rumah ketua KWT Mulyo Asri pada tanggal 2 Maret 2015.

Bentuk kerjasama dengan BKP Provinsi menjadi narasumber dan memberi pelatihan pengolahan pangan lokal pada kegiatan Apresiasi Pendamping dan Evaluasi Pelaksanaan P2KP tahun 2015. Materi yang disampaikan antara lain adalah teknologi budidaya ikan dan ternak, praktek pembuatan dan budidaya tanaman vertiminaponik, pengolahan pascapanen hasil tanaman pekarangan dengan berbagai jajanan (kudapan) seperti cake casablangka, pudding jagung, cendol ganyong, kroket sukun, mash up cassava, dll. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27-28 Mei 2015 di kantor BKP Provinsi Bengkulu jalan Basuki Rahmat.

BKP kabupaten Kaur juga telah bekerjasama dengan BPTP Bengkulu dalam pelatihan bagi petugas pendamping P2KP dengan materi yang disampaikan antara lain adalah teknis pemeliharaan tanaman pekarangan dan pengendalian hama secara hayati yang dilaksanakan di kabupaten Kaur pada tanggal 23 April 2015.

4.5. Pendampingan kaw asan yang dibangun pemerintah daerah melalui dana APBN dan APBD

Sejak tahun 2012, pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahanan Pangan Provinsi, kabupaten/ kota telah menumbuhkan kawasan rumah pangan lestari yang disebut dengan istilah pemanfaatan pekarangan terpadu. Kegiatan pemanfataan pekarangan terpadu ini merupakan adopsi dan reflikasi dari model kawasan rumah pangan lestari (m-KRPL) yang diluncurkan Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian sejak tahun 2011.

Penumbuhan kelompok pemanfataan pekarangan ini sudah tersebar di 10 kabupaten/ kota di provinsi Bengkulu. Penumbuhan kawasan pada tahun 2014 dilakukan di 3 kabupaten dengan jumlah kaasan sebanyak 16 kawasan dan dalam tahun 2015 masih dilakukan pendampingan.


(31)

Tabel 5. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2014

No Kabupaten Kecamatan Desa/ Kelurahan Nama Kelompok Nama Ketua 1. Bengkulu Selatan Air Nipis Seginim Bunga Mas Manna Kota Manna Pino Maras Durian Seginim Tanjung Aur Jeranglah Tingg Gelumbang Padang Tambak

KWT Mekar Sari KWT Bersama KWT Raflesia KWT Mj.Bersama KWT Serasan KWT Anggrek Nina Hayati Runiah Yuhaini Darmiwati Sarmawati Yahini 2. Kepahiang Ujan Mas

Tebat karai Merigi Kabawetan Meranti Jaya Air Hitam Bandung Jaya Taba Saling Pulogeto Tangsi Duren Sepakat Terpadu Makmur Jaya Mekar Jaya Getting Merahidin Bugenvill Seroja Tunis Asri Hendayanti Murni Duriyatul aini Dailis Suryan Pariyem 3. Kota Bengkulu Selebar Kmp. Melayu Singaran Pati Pekan Sabtu Sumber Jaya Padang Serai Dusun Besar Usaha Bersama Sumber Berkah Serumpun Pinang Belarik Laidar Susiadeti Misiyem Rosna Sri N

Mengingat telah dirasakan manfaat yang sangat besar dari m-KRPL di beberapa lokasi yang telah dibangun, maka pemerintah provinsi Bengkulu masih terus mereflikasikan program pemanfaatan pekarangan tersebut melalui Badan Ketahan Pangan Provinsi dan kabupaten/ kota. Reflikasi dimaksudkan untuk memperluas kawasan dan pengembangan kawasan yang telah terbentuk. Di tahun 2015 dibangun 63 kawasan rumah pangan lestari baru yang tersebar luas di 10 kabupaten/ kota diprovinsi Bengkulu sebagai contoh untuk masyarakat yang lebih luas agar dapat menjadi motivasi dan pembelajaran dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, bermanfaat dan lestari.

Tabel 6. Penerima Manfaat Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan tahun 2015

No Kabupaten Kecamatan Desa/ Kelurahan Nama Kelompok Nama Ketua 1. Kepahiang Ujan mas

Kepahiang Tebat Karai Kabawetan Suro Bali Pungguk Meranti Kel. Sijantung Bogor Baru Penanjung Panjg Sukasari Teratai Biru Dahlia Melati Berayak Anggrek Anugrah Sri Fujawati Eva Susanti Nurbaiti I in Sartani Nirmala Sari Titin

Suprianti 2. Mukomuko Lubuk Pinang

Air Dikit Teras Terunjam Penarik Selagan Ry Sungai Rumbai Renah Karya Sumber Sari Serba Budi Bumi Mulya Mekar Sari Sumber Makmur

Nusa I ndah

Az Zahra Kusumaningati Mekar Jaya Padi Serumpun Puspa Melati Neli Karma Siti Hajar Suyanti Musini Yuliyati Sumiyati V Koto Resno Melati Putih Marjulina


(32)

XI V Koto Penarik Teramang Jaya Teras Terunjam Tanjung Mulya Mekar Mulya Nelan I ndah

Tunggal Jaya Megatra Mulya Cut Mutia Bersaudara Seruni Muryanti Siti Nurjanah Rosmiati Judikia 3. Rejang Lebong Curup Timur Curup Selatan Curup Tengah Selupu Rejang

Air Meles Bawah Pungguk Lalang Tempel Rejo Batu Galing Air Duku Anggrek Mekar Sari KWT Mawar KWT Setia KWT Melati

KWT Sido Rukun

Suryani Yusnita Sumiati Nilawati Rini Suryani Fitria S

4. Seluma Air Periukan Lubuk Gilang Dermayu Padang Pelasan Air Periukan Keban Agung Padang Pelawi LG Mandiri Wanita Rukun Mekar Jaya Kembang Sepakat Anggrek Asoka Rumuni Arni Ratna Juita Yeti Maryani Maimunah Erni Suarti 5. Lebong Topos

Bingin Kuning Lebong Selatan

Talang Baru 1 Talang Baru 2 P. Talang Leak Talang Kerinci Turan Tiging Tik Jeniak Harapan Maju Rizki Sukses Bersama Pelangi Matahari Berkah Sri Yuniah Siti Khadijah Chairani Saripa Zalmiwati Lena 6. Bengkulu Tengah Pd. Kubang Pd. Kelapo T Penanjung Pagar Jati Bang Haji Dusun Baru Harapan Sukarami Renah Kandis Tumbuk Air Napal Srikandi Albaroga Mekar Sari Mawar Melati Sinar Pagi Kartika Helli Cahayati Elni I narsih 7. Bengkulu Selatan Pino Raya Pino Psr. Manna Manna Bunga Mas Tungkal Beringin Datar Kota Bumi Batu Lambang Gunung Kembang Tumbuk Tebing Mahkota Dewa Teratai Usaha Bersama Gelumpai I ndah Sehat Beriman Sinar Beriman Susilawati Katma Dewi Liati Erina Okriani Elmi Rupasmi 8. Kota Bengkulu Sungai serut Muara Bgkh Kp. Melayu Ratu Agung Pasar Bengkulu P. Gubernur Muara Dua Tanah Patah Teguh Hati Pungguk Mentari Raflesia Karya Bersama Siti Suarni I nsi Mustika Erna Suryani Efnita

Ditinjau dari sebaran reflikasi inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan yang adopsi oleh masyarakat di provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 7.


(33)

Tabel 7. Karakteristik lokasi dan kooperator KRPL di Provinsi Bengkulu

Kabupaten/ Kota Kecamatan Karakteristik Sumberdaya I mplementasi Alam Manusia

Kepahiang Ujan mas Kepahiang Tebat Karai Kabawetan Dataran tinggi Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model Pedesaan

Mukomuko Lubuk Pinang Air Dikit Teras Terunjam Penarik Selagan Raya Sungai Rumbai V Koto

XI V Koto Teramang Jaya Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model perdesaan

Rejang Lebong Curup Timur Curup Selatan Curup Tengah Selupu Rejang Dataran tinggi Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMA Model Pedesaan Seluma Sukaraja Air Periukan Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model perdesaan Lebong Topos Bingin Kuning Lebong Selatan Dataran tinggi Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model pedesaan dan Perkotaan Bengkulu Tengah Pd. Kubang

Pd. Kelapo T Penanjung Pagar Jati Bang Haji Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model perdesaan dan perkotaan

Bengkulu Selatan Pino Raya Pino Psr. Manna Manna Bunga Mas Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMA Model perdesaan dan perkotaan

Bengkulu Utara Argamamur Armajaya Padang Jaya Dataran tinggi Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model Pedesaan

Kaur Bintuhan Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan cukup luas Rata-rata berpendidikan SMP Model perdesaan

Kota Bengkulu Sungai serut Muara Bgkh Kp. Melayu Ratu Agung Dataran rendah Pesisir pantai Pekarangan sempit Rata-rata berpendidikan SMA Model perkotaan


(34)

Jenis komoditas yang ditanam di pekarangan sangat beraneka ragam mulai dari tanaman pangan seperti ubi jalar, ubi kayu, ganyong dan garut. Tanaman hortikultura seperti buah naga di kabupaten kepahiang dan kabupaten Bengkulu Selatan, pepaya merah delima di kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Kepahiang dan Rejang Lebong, mangga dan rambutan di kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. Komoditas sayuran seperti cabe, tomat, terong, sawi, slada, kangkung darat dll. Dibeberapa lokasi kawasan yang dibentuk juga sebagian ada yang mengandalkan bidang peikanan dan peternakan seperti kolam lele dan ternak ayam KUB disamping tananaman pekarangan yang lestari.

Diinisiasi pada tahun 2011 dengan membuat model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang hanya 2 kawasan dan sampai dengan tahun 2013 menjadi 28 kawasan model sebagai demplot percontohan serta tempat kunjungan/ studi banding. Sampai tahun 2015 telah direflikasi oleh pemerintah daerah melalui Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu mencapai lebih dari 164 kawasan. Tabel 8. Data Base KRPL di Provinsi Bengkulu

Kab/ Kota

Jumlah Unit (kawasan)

m-KRPL Reflikasi

2011 2012 2013 2012 2013 2014 2015

Kota Bengkulu 1 - 2 - 6 4 4

Bengkulu Utara - 1 2 8 6 - 6

Bengkulu Tengah 1 3 2 6 6 - 6

Bengkulu Selatan - - 3 - 6 6 6

Kepahiang - - 2 - 6 6 6

Rejang Lebong - - 2 - 6 - 6

Lebong - - 2 - 6 - 6

Mukomuko - 1 1 - 6 - 11

Seluma - 1 2 8 6 - 6

Kaur - 1 1 - 6 - 6

Total 2 7 19 22 63 16 63

Data diolah dari berbagai sumber

Dengan semakin banyaknya reflikasi dan adopsi m-KRPL di provinsi Bengkulu, indikator keberhasilan program tersebut mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah KRPL, meningkatnya jumlah rumah tangga yang mengadopsi prinsip-prinsip rumah pangan lestari (RPL), meningkatnya jumlah desa, kecamatan, yang mengadopsi prinsip-prinsip RPL maupun KRPL, tumbuh dan berkembangnya kelembagaan KBD yang dapat melayani kebutuhan


(35)

benih/ bibit bagi RPL-RPL, adanya local champion sebagai pengelola KRPL, menurunnya belanja pengeluaran kebutuhan pangan harian rumah tangga, meningkatnya pemanfaatan dan pemasaran produk oleh karena kelimpahan hasil KRPL dan tumbuh dan berkembangnya dukungan stakeholder.

Dengan semakin banyaknya kawasan rumah pangan lestari ini maka secara otomatis lahan pekarangan yang sebelumnya sama sekali tidak termanfaatkan atau hanya ditanam tanaman hias seadanya telah berubah menjadi sumber pangan seperti sayuran, umbi-umbian, kolam ikan, ternak ayam dan bio farmaka.

Hasil survey yang dilakukan pada kelompok wanita tani penumbuhan baru di beberapa kabupaten terhadap komoditas utama yang memberikan dampak langsung terhadap penghematan belanja kebutuhan sehari-hari rumah tangga tani. Salah satunya di di desa Lubuk Gilang kecamatan Air Priukan kabupaten Seluma dari tanaman sayuran dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penghematan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan tambahan melalui KRPL komoditas sayuran di Provinsi Bengkulu tahun 2015 No Komoditas Harga satuan

(RP/ Kg)

Penghematan per bulan (Rp)

Pendapatan per bulan (Rp)

1 Cabe Keriting 40.000,- 100.000,-

166.000,-2 Tomat 12.000,- 40.000,-

150.000,-3 Terung 8.000,- 42.000,-

191.000,-4 Cabe Rawit 70.000,- 20.000,-

150.000,-5 Sawi 8.000,- 25.000,-

196.000,-6 Daun Bawang 25.000,- 15.000,-

8.500,-7 Kangkung 18.000,- 35.000,-

329.000,-8 Bayam 20.000,- 35.000,-

200.000,-9 Kol Bunga 24.000,- 25.000,-

75.000,-10 Kunyit 40.000,- 20.000,-

50.000,-Total 357.000,-

1.515.500,-Data menunjukkan terdapat 10 komoditas sayuran yang memberikan kontribusi dalam penghematan biaya konsumsi sayuran rumah tangga. Komoditas sayuran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penghematan biaya belanja sayuran sehari-hari rumah tangga adalah tanaman cabe, terung dan tomat. Hal ini dikarenakan komoditas tersebut selalu di gunakan dan sebelum adanya kegiatan KRPL semua komoditas tersebut mereka beli. Dengan memanfaatkan pekarangan maka pengeluaran sehari-hari yang mereka


(36)

keluarkan bisa berkurang dan atau dialihkan untuk keperluan lain seperti dalam hal penganekaragaman konsumsi pangan lainnya seperti telur, daging, susu, dan lain-lain.

Rata-rata penghematan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp. 357.000,-Sementara hasil survey terhadap beberapa rumah tangga yang telah menjual hasil pekarangan mereka memberikan penambahan pendapatan rata-rata Rp.1.515.500,-/ bulan sesuai dengan komoditas tanaman yang mereka tanam di pekarangan. Komoditas tanaman yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga adalah kangkung, bayam dan terung. Hal ini dikarenakan oleh permintaan pasar komoditas tersebut cukup tinggi dan mudah dibudidayakan.

Selain komoditas tanaman sayuran, beberapa rumah tangga juga membudidayakan ikan dengan membuat kolam terpal dan beternak ayam. Hal ini secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga berupa protein, vitamin, karbohidrat dll.

Meningkatnya keberagaman jenis dan jumlah tanaman pekarangan sebagai pangan lokal, meningkatnya kualitas konsumsi pangan keluarga yang ditunjukkan oleh meningkatnya skor PPH. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi Bengkulu Tahun 2010 73,2 sementara standar nasional 95 perlu dinaikkan melalui konsumsi daging dan sayur-sayuran pada tingkat rumah tangga. Tingkat komsumsi sebagian masyarakat Bengkulu masih dibawah anjuran gizi, untuk itu perlu meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui sumberdaya lokal dilingkungannya (BKP Provinsi Bengkulu 2011).

Hasil survey juga menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat yang sebelumnya hanya mengkonsumsi komoditas yang hampir sama setiap harinya, dengan pemanfaatan pekarangan menu rumah tangga lebih bervariasi dan lebih komplit.

Tabel 10 menunjukkan bahwa dengan KRPL, telah terjadi perubahan pola pangan masyarakat yang terus meningkat seiring dengan adanya sumber pangan di pekarangan dan telah terj adi pergeseran pola konsumsi yang sebelumnya dipergunakan untuk membeli sayuran beralih protein dan buah-buahan serta susu. Skor PPH yang ideal menurut badan ketahanan pangan kementerian pertanian disajikan pada Tabel 11.


(37)

Tabel 10. Peningkatan pola pangan masyarakat di lokasi pendampingan KRPL

No Pola Konsumsi Sebelum KRPL Rata-rata sebelum (hari/ bulan) Rata-rata setelah (hari/ bulan) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Umbi-umbian Sayuran I kan Daging ayam Daging Sapi/ kerbau Buah-buahan Susu 4-6 20-25 4-7 3-5 1-2 4-6 1-4 5-8 30-31 12-14 8-10 2-4 9-12 8-10

Tabel 11. Pola Pangan Harapan (PPH) yang ideal

No Kelompok Pangan PPH I deal

Gram Energi % AKG Skor PPH

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/ Biji Berminyak Kacang-kacangan Gula

Sayur dan Buah Lain-lain 257,0 100,0 150,0 20,0 10,0 35,0 30,0 250,0 -1000 120 240 200 60 100 100 120 60 50,0 6,0 12,0 10,0 3,0 5,0 5,0 6,0 3,0 25,0 2,5 24,0 5,0 1,0 10,0 2,5 30,0

-Total 2000 100,0


(38)

V. KESI MPULAN

1. Kegiatan pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan penyampaian inovasi teknologi pemanfaatan pekarangan dalam bentuk bahan informasi, demontrasi, pelatihan, penguatan Kebun Bibit I nti (KBI ) di BPTP Bengkulu dan Penguatan Kebun Bibit Desa (KBD), menjadi narasumber dan lain-lain dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan dengan pemanfatan lahan pekarangan yang diawali dengan pembangunan model dan sampai dengan ahhir tahun 2015 telah direflikasi oleh pemerintah provinsi Bengkulu menj adi lebih dari 164 kawasan yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota.

2. Perkembangan implementasi KRPL di provinsi Bengkulu menunjukkan peningkatan, baik secara kuantitas yang direflikasikan dengan peningkatan jumlah KRPL termasuk RPL peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan penghematan biaya belanja rumah tangga dari perhitungan yang mencakup seluruh strata berkisar antara Rp. 357.000,- dan dapat menambah pendapatan sampai dengan Rp. 1.515.500,-/ bulan

3. Melalui pemanfaatan pekarangan dengan membudidayakan tananaman pangan, hortikultura, sayuran, perikanan dan peternakan berdampak secara langsung terhadap kecukupan gizi keluarga melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (pola pangan harapan) . Peningkatan kualitas konsumsi masyarakat yang ditunjukkan dengan peningkatan rutinitas konsumsi yang lebih sering dalam mengkonsumsi sayuran, daging, ikan, buah-buahan dan susu. I ni terjadi karena cukupnya ketersediaan gizi yang dibutuhkan dari sekitar pekarangan serta mulai dilakukannya diversifikasi hasil pekarangan yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok pangan (padi-padian, aneka umbi, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/ biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, dan lainnya) bagi keluarga

4. Upaya menjaga keberlanjutan kegiatan maka dilakukan penguatan KBD melalui pemberian bantuan benih, saprodi, informasi teknologi dan pelatihan-pelatihan baik secara mandiri maupun yang dilaksanakan oleh BKP provinsi/ kabupaten/ kota.


(39)

KI NERJA HASI L PENGKAJI AN

Kegiatan Pendampingan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan di 10 Kabupaten/ kota di provinsi Bengkulu dimulai dengan koordinasi, I dentifikasi dan survey lokasi, penetapan lokasi pendampingan. Hasil identifikasi lokasi, penguatan KBD dilakukan di 6 Kabupaten yakni kabupaten Bengkulu Selatan, Seluma, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kepahiang dan Mukomuko. Selain itu pendampingan KRPL juga dilakukan terhadap reflikasi yang dibangun oleh pemerintah provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahanan Pangan tahun 2014 dan 2015 di 10 Kabupaten/ kota se provinsi Bengkulu. Pendampingan yang dilakukan dalam bentuk penguatan kelembagaan KRPL dan KBD, peningkatan kualitas SDM pengelola dan pendamping KRPL melalui pelatihan, apresiasi, penyebaran media informasi dalam bentuk leaflet dan brosur. Pendampingan juga dilakukan dengan menjadi narasumber di BKP Provinsi maupun kabupaten/ kota serta demonstrasi pengolahan hasil pekarangan guna diversifikasi pangan serta peningkatan nilai tambah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sejak diluncurkannya model KRPL tahun 2015 telah direflikasi lebih dari 164 kawasan rumah pangan lestari di provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2015, dan telah terjadi penghematan belanja rumah tangga dan penambahan pendapatan keluarga yang diiringi dengan terjadi perubahan pola konsumsi pangan keluarga dimana sebelum pelaksanaan kegiatan tahun 2010 skor PPH rumah tangga rata-rata 73,2 meningkat dengan terjadinya peningkatan jumlah hari dalam mengkonsumsi baik sayuran, daging, ikan buah dan susu.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan Pencapaian

Swasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor. BPTP Jawa Tengah.2008. Penyuluhan dan Penyebaran I nformasi Pertanian pada

daerah P4MI . Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.

Departemen Pertanian. 1996. Pedoman Penelitian Metode Penyuluhan Pertanian. Departeman Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian., Jakarta

Dinas Peternakan Propinsi Bengkulu.2009. Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu.

Fauzia, S. 2002. Revitalisasi Fungsi I nformasi dan Komunikasi serta diseminasi luaran BPTP. Makalah disampaikan pada ekspose dan seminar teknologi pertanian spesifik lokasi, 14-15 Agustus 2002 di Jakarta. Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor.

I sbagio Paransih, 1998. Kebijaksanaan Komunikasi Penelitian Pertanian dan Peranan AARDNET dalam Menopang Penelitian , Disampaikan pada Pengolahan Teknis Jaringan I nformasi Ciawi Bogor.

Marsyid, Usman dan Jakoni (2011), makalah Seminar : Karakterisasi Pola Pendampingan I novasi SL-PTT Padi Di Provinsi Riau, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau

Suharno, Rusdin, Dan Arnold C Turang (2010), makalah Seminar : Keragaan Dan Efektifitas Pendampingan Slptt Padi Di Sulawesi Tenggara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara

Tjiptopranoto,P.2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan I nformasi Pertanian.Balai Pusat Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian . Bogor.


(41)

ANALI SI S RI SI KO

Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/ pendampingan. Dengan mengenal risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 9 dan 10).

Tabel 9. Daftar risiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.

No. Resiko Penyebab Dampak

1. Koordinasi antar pelaksana KRPL di daerah kurang lancar

- Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi

- Peningkatan

produksi dan produktivitas

(kinerja bersama) tidak tercapai

Tabel 10. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2015.

NO. RI SI KO PENYEBAB PENANGANAN

1. Koordinasi antar pelaksana KRPL di daerah kurang lancar

- Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi

- Dilakukan sosialisasi - Meningkatkan


(42)

JADWAL KERJA

No Uraian Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RDHP 2 Penyusunan/ pembahasan

perbaikan RODHP 3 Koordinasi

4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan 6 Laporan tengah tahun 7 Laporan akhir tahun


(43)

PEMBI AYAAN

A. Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Volume Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1 Belanja Bahan 54.250.000

o Bahan saprodi dan pendukung lainnya KBI

1 Paket 10.000.000 10.000.000

o Bahan dan pendukung lainnya KBD 10 Unit 1.500.000 15.000.000

o Konsumsi 100 OK 40.000 4.000.000

o Bahan informasi, papan merk, CD, penyiaran radio/ TV, sinar tani

1 Paket 8.000.000 8.000.000

o Bahan pendampingan (ATK, komputer suplies, penggandaan dan pendukung lainnya)

1 Paket 17.250.000 17.250.000

2 Honor Output Kegiatan 35.800.000

o Honor petugas lapang KBD 144 OH 100.000 14.400.000 o Honor petugas lapang KBI 144 OH 100.000 14.400.000 o UHL petani kooperator dan pengelola

KBD

200 OH 35.000 7.000.000

3 Belanja Jasa Profesi 5.000.000

o Narasumber, pengarah, evaluator 10 OJ 500.000 5.000.000 4 Belanja perjalanan biasa 50.000.000

o Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp.

365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

10 OP 5.000.000 50.000.000

5 Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota 5.000.000 o Perjalanan dalam rangka pelaksanaan

kegiatan

50 OH 100.000 5.000.000

6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 5.000.000 o Uang harian dan transport perjalanan

ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000

o Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

3 OP 700.000 2.100.000


(44)

B. Realisasi Anggaran

No Uraian Rencana

(Rp)

Realisasi (Rp)

Sisa (% )

1 Belanja Bahan 54.250.000 99,41% 0,49% o Bahan saprodi dan pendukung

lainnya KBI

10.000.000 10.000.000 0

o Bahan dan pendukung lainnya KBD 15.000.000 14.807.000 193.000 o Konsumsi 4.000.000 3.950.000 50.000 o Bahan informasi, papan merk, CD,

penyiaran radio/ TV, sinar tani

8.000.000 8.000.000 0

o Bahan pendampingan (ATK, komputer suplies, penggandaan dan pendukung lainnya)

17.250.000 17.292.275 20.725

2 Honor Output Kegiatan 35.800.000 99,41% 0,59% o Honor petugas lapang KBD 14.400.000 14.400.000 0 o Honor petugas lapang KBI 14.400.000 14.400.000 0 o UHL petani kooperator dan

pengelola KBD

7.000.000 6.790.000 210.000

3 Belanja Jasa Profesi 5.000.000 88% 12% o Narasumber, pengarah, evaluator 5.000.000 4.400.000 600.000 4 Belanja perjalanan biasa 50.000.000 99,69% 0,31%

o Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

50.000.000 49.845.950 154.050

5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 5.000.000 94% 6% o Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan

5.000.000 4.700.000 300.000

6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

5.000.000 99,78% 0,22%

o Uang harian dan transport perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2.900.000 11000

o Penginapan perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2.100.000


(45)

TENAGA DAN ORGANI SASI PELAKSANA

NO NAMA/ NI P JABATAN DALAM KEGI ATAN

URAI AN TUGAS ALOKASI WAKTU

(% ) 1 I r. Siswani Dwi

Daliani

Penanggung Jawab

Bertanggung Jawab dalam pelaksanaan Pendampingan KRPL (penyusunan Juklak/ juknis, pelaksanaan gelar teknologi, temu lapang, sosialisasi, pelatihan, penerbitan media)kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

40

2 Dr. Umi Pudji Astuti, MP

Anggota Membantu dalam pelaksanaan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis )

20

3 Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, MSi

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

4 Taufik Hidayat, S.TP

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

5. Erpan Ramon, S.Pt

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

6. Robiyanto Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan


(46)

(47)

(48)

Lampiran 3. Penyampaian inovasi teknologi melalui praktek dan menjadi narasumber


(49)

Lampiran 4. Kerjasama dengan KKP Bengkulu Selatan dalam pendampingan KRPL


(1)

32 B. Realisasi Anggaran

No Uraian Rencana

(Rp)

Realisasi (Rp)

Sisa (% )

1 Belanja Bahan 54.250.000 99,41% 0,49%

o Bahan saprodi dan pendukung

lainnya KBI

10.000.000 10.000.000 0

o Bahan dan pendukung lainnya KBD 15.000.000 14.807.000 193.000

o Konsumsi 4.000.000 3.950.000 50.000

o Bahan informasi, papan merk, CD,

penyiaran radio/ TV, sinar tani

8.000.000 8.000.000 0

o Bahan pendampingan (ATK,

komputer suplies, penggandaan dan pendukung lainnya)

17.250.000 17.292.275 20.725

2 Honor Output Kegiatan 35.800.000 99,41% 0,59%

o Honor petugas lapang KBD 14.400.000 14.400.000 0 o Honor petugas lapang KBI 14.400.000 14.400.000 0 o UHL petani kooperator dan

pengelola KBD

7.000.000 6.790.000 210.000

3 Belanja Jasa Profesi 5.000.000 88% 12%

o Narasumber, pengarah, evaluator 5.000.000 4.400.000 600.000

4 Belanja perjalanan biasa 50.000.000 99,69% 0,31%

o Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000,- s/ d Rp. 5.000.000)

50.000.000 49.845.950 154.050

5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 5.000.000 94% 6%

o Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan

5.000.000 4.700.000 300.000 6 Belanja Perjalanan Dinas Paket

Meeting Luar Kota

5.000.000 99,78% 0,22%

o Uang harian dan transport

perjalanan ke luar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2.900.000 11000

o Penginapan perjalanan ke luar

propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2.100.000


(2)

33

TENAGA DAN ORGANI SASI PELAKSANA

NO NAMA/ NI P JABATAN

DALAM KEGI ATAN

URAI AN TUGAS ALOKASI

WAKTU (% ) 1 I r. Siswani Dwi

Daliani

Penanggung Jawab

Bertanggung Jawab dalam pelaksanaan Pendampingan KRPL (penyusunan Juklak/ juknis, pelaksanaan gelar teknologi, temu lapang, sosialisasi, pelatihan, penerbitan media)kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

40

2 Dr. Umi Pudji Astuti, MP

Anggota Membantu dalam pelaksanaan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis )

20

3 Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, MSi

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

4 Taufik Hidayat, S.TP

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

5. Erpan Ramon, S.Pt

Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan

20

6. Robiyanto Anggota Membantu melaksanakan kegiatan teknis, pelatihan, sosialisasi, Gelar Teknologi, pengumpulan data, analisis dan pelaporan kegiatan


(3)

34


(4)

35


(5)

36

Lampiran 3. Penyampaian inovasi teknologi melalui praktek dan menjadi narasumber


(6)

37

Lampiran 4. Kerjasama dengan KKP Bengkulu Selatan dalam pendampingan KRPL