Hubungan Antara Kadar Leukosit, Monosit, Dan Procalcitonin Dengan Risiko Terjadi Infeksi Pada Stroke Fase Akut Dan Outcome Fungsional Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1.

TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK-USU/RSUP H.

Adam Malik Medan dari tanggal 24 Juni 2015 s/d 31 Oktober 2016.

III.2.

SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit.

Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non
random secara konsekutif.

III.2.1. Populasi Sasaran
Semua penderita stroke akut yang ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan CT sken kepala.


III.2.2. Populasi Terjangkau
Semua penderita stroke akut yang dirawat di ruang rawat inap
terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik
Medan.

44
Universitas Sumatera Utara

III.2.3. Besar Sampel
Ukuran sampel dihitung menurut rumus hypothesis testing-one
population mean (Lameshow dkk,1990)

Z
n

(1 / 2 )

1.96
n


Po (1  Po )  Z (1  ) ) Pa (1  Pa )

Po  Pa 2



2

0.06(1  0.06)  1.282 0.21(1  0.21)

0.152



2

n ≥ 48
dimana :
Z (1 / 2)

= deviat baku alpha.  = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

Z (1  )

= deviat baku betha.  = 0,10maka nilai baku normalnya 1,282

= proporsi penderita stroke akut = 0,06 (6%)
= perkiraan proporsi penderita stroke akut yang diteliti,
sebesar = 0,21 (21 %)
= beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,15
P0  Pa
Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 48 orang.

P0
Pa

III.2.4. Kriteria Inklusi
1. Semua penderita stroke akut dan telah dikonfirmasi dengan
pemeriksaan CT scan kepala.
2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini.


III.2.5. Kriteria Eksklusi
1. Penderita stroke dengan infeksi pada saat masuk rumah sakit.
2. Penderita stroke yang sudah menggunakan antibiotik pada saat
masuk rumah sakit.

45
Universitas Sumatera Utara

3. Penderita stroke rekuren.

III.3.

BATASAN OPERASIONAL

1. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan
oleh

iskemik


meninggal,

atau

tapi

perdarahan

tidak

memiliki

berlangsung
bukti

≥24

yang

jam


cukup

atau
untuk

diklasifikasikan (Sacco dkk, 2013).
2. Stroke iskemik adalah episode disfungsi neurologis disebabkan
infark fokal serebri, spinal dan infark retinal (Sacco dkk, 2013).
3. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang
dengan cepat yang disebabkan oleh perdarahan di parenkim otak
atau sistem ventrikel yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco
dkk, 2013).
4. Fase akut stroke adalah jangka waktu antara awal mula serangan
stroke yang berlangsung sampai 1 minggu (Misbach,1999).
5. Leukosit adalah sistem pertahanan tubuh yang merupakan
kumpulan unit yang bergerak. Sistem daya tahan tubuh ini adalah
kemampuan tubuh untuk bertahan dan menyingkirkan material
yang berbahaya dan sel-sel abnormal dalam tubuh. Jumlah normal
sel darah putih adalah 4000-11.000/µl darah (Ganong, 2003). Pada

penelitian ini akan ditetapkan:
-

Rendah apabila kadar leukosit < 4000/µl

-

Normal apabila kadar leukosit 4000-11000/µl

46
Universitas Sumatera Utara

-

Tinggi apabila kadar leukosit >11000/µl

6. Monosit adalah leukosit fagositik yang juga berperan penting
dalam pertahanan terhadap organisme patogenik dan antigen.
Monosit membentuk 5 sampai 8% dari leukosit di dalam darah
(Sacher dkk, 2002). Pada penelitian ini akan ditetapkan:

-

Rendah apabila kadar monosit 8%

7. Procalcitonin adalah precursor peptida dari hormon calcitonin dan
disintesis secara fisiologis oleh sel tyroid . Pada kondisi normal nilai
procalcitonin sangat rendah (0.1 ng/ml) (Kibe dkk, 2011). Pada
penelitian ini akan ditetapkan:
-

Normal apabila kadar procalcitonin ≤0,1 ng/ml

-

Tinggi apabila kadar procalcitonin >0,1 ng/ml

8. Outcome adalah impairments, disabilitas dan handicaps sebagai
berikut (Misbach, 2011): a. Impairments adalah suatu kehilangan
atau abnormalitas fungsi atau struktur psikologis,


fisiologis

anatomis. b. Disabilitas adalah hambatan atau ketidakmampuan
akibat impairments untuk melakukan suatu aktivitas dalam rentang
waktu tertentu dengan cara atau yang dianggap normal untuk
orang sehat. c. Handicaps adalah gangguan yang dialami oleh
individu akibat “impairment” atau “disabilitas” tersebut, sehingga

47
Universitas Sumatera Utara

seseorang terbatas dalam melakukan suatu perannya sebagai
manusia normal.
Komponen outcome pada penelitian ini diukur menggunakan skala
mRS, dihitung pada hari ke empat belas (H-14).
9. Infeksi adalah kondisi lokal atau sistemik akibat reaksi perlawanan
terhadap adanya gen infeksius ataupun toksinnya yang muncul
sebelum pasien dirawat di tempat pelayanan kesehatan (CDC
Surveillance Definitions for Spesific Types of Infections, 2013).
Infeksi didiagnosis dengan adanya demam (T ≥ 380C) dan

peningkatan penanda nonspesifik inflamasi sistemik (leukosit ≥
11.000/mm3 , LED > 20 mm/jam dan CRP ≥ 10 mg/L (Popovic dkk,
2013).

III.4. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian

ini

bersifat

deskriptif

analitik

dengan

metode

pengumpulan data secara potong lintang dengan sumber data primer

diperoleh dari semua penderita stroke akut yang dirawat di bangsal
Departemen Neurologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan.
a. Studi observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran kadar
leukosit, monosit dan procalcitonin dengan risiko terjadinya infeksi
pada pasien stroke fase akut dan outcome fungsional.

48
Universitas Sumatera Utara

b. Studi korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar
leukosit, monosit dan procalcitonin dengan risiko terjadi infeksi
pada stroke fase akut dan outcome fungsional.

III.5.

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.5.1. Instrumen
-

Pemeriksaan laboratorium :
Leukosit = menggunakan alat hematology analyzer merk Sysmex
S4000
Monosit = menggunakan alat hematology analyzer merk Sysmex
S4000
Procalcitonin = menggunakan alat Cobass 6000

-

CT sken kepala, merk Hitachi seri W 450

-

Penilaian Outcome dengan mRS.
Modified Rankin Scale (mRS) merupakan skala rating outcome
global dengan nilai dari 0 (tidak ada gangguan) hingga 5 (hanya
terbaring ditempat tidur, inkontinensia, membutuhkan perawatan
dan perhatian menetap) dan 6 (outcome fatal) (Weimar dkk, 2002).
Bila mRS 1-3, dikelompokkan sebagai outcome baik sedangkan
mRS 4-6 dikelompokkan sebagai outcome jelek (Painthakar &
Dabhi, 2003).

III.5.2. Pengambilan Sampel

49
Universitas Sumatera Utara

Semua penderita stroke akut, yang telah ditegakkan dengan
pemeriksaan CT sken kepala yang dirawat di Bangsal Neurologi Rindu A4
RSUP H. Adam Malik medan yang diambil secara konsekutif dan yang
memenuhi kriteria inklusi, diambil darah venanya untuk dikirim ke
Laboratorium Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 5ml
setelah penderita datang ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk
pemeriksaan kadar leukosit, monosit dan procalcitonin, dan kemudian
diamati apakah terjadi infeksi atau tidak pada pasien tersebut. Penilaian
mRS dilakukan oleh dokter pemeriksa pada hari ke empat belas.

50
Universitas Sumatera Utara

III.5.3. Kerangka Operasional
Penderita Stroke Akut

Anamnesis
Pemeriksaan neurologis
Head Ct scan

Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi

Surat Persetujuan Ikut Penelitian

Pemeriksaan kadar leukosit,
monosit dan procalcitonin
Diamati apakah terjadi infeksi atau
tidak, dan pada hari ke-14 dinilai
outcome fungsional

Analisa Data

Hasil

III.5.4. Variabel yang diamati
Variable bebas = kadar leukosit, monosit, procalcitonin
Variable terikat = infeksi
outcome

III.5.5. Analisa statistik

51
Universitas Sumatera Utara

Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan
program computer Windows SPSS (Statistical Product and Science Service).
Analisa dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :
a. Untuk melihat hubungan kadar leukosit dengan terjadi infeksi pada stroke
fase akut menggunakan uji Somers’d.
b. Untuk melihat hubungan kadar monosit dengan terjadi infeksi pada stroke
fase akut menggunakan uji Somers’d.
c. Untuk melihat hubungan kadar procalcitonin dengan terjadi infeksi pada
stroke fase akut menggunakan uji Somers’d.
d. Untuk melihat hubungan kadar leukosit pada stroke fase akut dengan
outcome fungsional menggunakan uji Somers’d.
e. Untuk melihat hubungan kadar monosit pada stroke fase akut dengan
outcome fungsional menggunakan uji Somers’d.
f.

Untuk melihat hubungan kadar procalcitonin pada stroke fase akut
dengan outcome fungsional menggunakan uji Somers’d.

g. Untuk mengetahui risiko leukosit, monosit, dan procalcitonin

dengan

terjadinya infeksi pada penderita stroke fase akut menggunakan uji
regresi logistik.
h. Untuk mengetahui karakteristik demografi penderita stroke akut di RSUP
H Adam Malik Medan menggunakan analisis deskriptif.

III.5.6. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Juni 2015 s/d 30 Oktober
2016.
Persiapan

: 25 April 2015 s/d 15 Mei 2015

52
Universitas Sumatera Utara

Pengumpulan data

: 24 Juni 2015 s/d 31 Oktober 2016

Analisis data

: 01 November 2016 s/d 15 November 2016

Penyusunan laporan

: 16 November 2016 s/d 10 Desember 2016

Penyajian laporan

: Januari 2017

53
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENELITIAN
IV.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Dari keseluruhan pasien stroke fase akut yang di ruang rawat inap
Bangsal Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan pada periode Juni 2015
hingga Oktober 2016, terdapat 50 pasien stroke akut yang memenuhi
kriteri inklusi dan eksklusi sehingga diikutkan dalam penelitian.
Dari 50 orang pasien stroke akut yang diikutsertakan dalam
penelitian didapatkan rerata usia adalah 57,20 dengan standard deviasi
7,70 tahun dengan rentang usia 40 sampai 73 tahun. Jenis kelamin pada
penelitian terbanyak adalah 27 orang laki-laki (54,0%) dan 23 orang
(46,0%) adalah perempuan.
Dari 50 orang subjek penelitian, suku terbanyak adalah suku Batak
yaitu 23 orang (46,0%) dan yang paling sedikit adalah suku Aceh yaitu 2
orang (4,0%). Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian, pekerjaan
pegawai negeri sipil dan ibu rumah tangga paling banyak dijumpai yaitu 16
orang (32,0%) dan petani paling sedikit dijumpai yaitu 7 orang (14,0%).
Berdasarkan pendidikan subjek penelitian, pendidikan Sekolah Menengah
Umum paling banyak dijumpai yaitu 27 orang (54,0%) dan Sekolah Dasar
paling sedikit dijumpai yaitu 6 orang (12,0%).

54

54
Universitas Sumatera Utara

Dari seluruh subjek penelitian, jenis stroke yang paling banyak
dijumpai adalah stroke iskemik yaitu 41 orang (82,0%) dan stroke
hemoragik paling sedikit dijumpai yaitu 9 orang (18,0%). Pada penelitian
ini rerata kadar leukosit 11.256/mm3 dengan standard deviasi 2.677,
rerata kadar monosit 9,01% dengan standard deviasi 9,80 dan rerata
kadar procalcitonin 0,43ng/mL dengan standard deviasi 0,79. Penderita
yang terinfeksi sebanyak 28 orang (56,0%) sedangkan penderita yang
tidak terinfeksi sebanyak 22 orang (44,0%). Dan pada penelitian ini
dijumpai penderita stroke fase akut yang memiliki outcome fungsional
yang baik sebanyak 21 orang (42,0%) dan 29 orang (58,0%) yang
memiliki outcome fungsional yang buruk.
Pada penelitian ini didapatkan rerata kadar leukosit penderita
stroke fase akut yang mengalami infeksi 11.718/mm3 dengan standard
deviasi 2.704, rerata leukosit yang tidak mengalami infeksi 10.668/mm3
dengan standard deviasi 2.584, rerata kadar monosit penderita stroke fase
akut yang mengalami infeksi 7,54% dengan standard deviasi 1,84, dan
yang tidak mengalami infeksi 10,87 % dengan standard deviasi 14,60, dan
rerata kadar procalcitonin yang mengalami infeksi 0,64ng/mL dengan
standard deviasi 0,98 dan rerata procalcitonin yang tidak mengalami
infeksi 0,16ng/mL dengan standard deviasi 0,30. Dan didapatkan rerata
kadar leukosit pada penderita stroke fase akut yang memiliki outcome baik
9.757/mm3 dengan standard deviasi 2.431, rerata kadar leukosit yang
memiliki outcome buruk 12.255/mm3 dengan standard deviasi 2.378,

55
Universitas Sumatera Utara

rerata kadar monosit yang memiliki outcome yang baik 10,86% dengan
standard deviasi 15,39, rerata kadar monosit yang memiliki outcome buruk
7,77% dengan standard deviasi 2,04, dan rerata kadar procalcitonin pada
penderita stroke fase akut yang memiliki outcome baik 0,18ng/mL dengan
standard deviasi 0,23, dan rerata kadar procalcitonin yang memiliki
outcome buruk 0,59 ng/mL dengan standard deviasi 0,98.
Data lengkap mengenai karakteristik subjek penelitian ini disajikan
pada tabel 3.

IV.1.2. Hubungan Antara Kadar Leukosit dengan Terjadi Infeksi pada
Stroke Fase Akut
Dari 50 penderita stroke fase akut yang ikut dalam penelitian ini,
didapatkan 9 orang (39,1%) yang memiliki kadar leukosit normal terjadi
infeksi, dan 14 orang (60,9%) memiliki kadar leukosit normal tidak terjadi
infeksi. Berdasarkan kadar leukosit yang tinggi, terdapat 19 orang (70,4%)
yang terjadi infeksi dan 8 orang (29,6%) yang tidak terjadi infeksi.
Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar leukosit dengan terjadi
infeksi pada stroke fase akut (r=0,315; p=0,020), dengan kekuatan
korelasi lemah dengan menggunakan uji Somers’d (tabel 4).

56
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik Sampel
Usia (thn)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Suku
Batak
Jawa
Karo
Aceh
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Petani
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Sarjana
Jenis Stroke
Stroke iskemik
Stroke hemoragik
Leukosit/mm3 (rerata)
Infeksi
Tidak Infeksi
Outcome Baik
Outcome Buruk

n (50)

Rerata

SD

57,2

7,70

27
23

54,0
46,0

23
17
8
2

46,0
34,0
16,0
04,0

16
16
11
7

32,0
32,0
22,0
14,0

6
22
27
6

12,0
22,0
54,0
12,0

41
9

82,0
18,0
11.256
11.718
10.668
9.757
12.255

2.677
2.704
2.584
2.431
2.378

Monosit % (rerata)
Infeksi
Tidak Infeksi
Outcome Baik
Outcome Buruk

9,01
7,54
10,87
10,86
7,77

9,80
1,84
14,60
15,39
2,04

Procalcitonin ng/mL
(rerata)
Infeksi
Tidak Infeksi
Outcome Baik
Outcome Buruk

0,43
0,64
0,16
0,18
0,59

0,79
0,98
0,30
0,23
0,98

Infeksi
Ya

%

28
22

56,0
44,0

57
Universitas Sumatera Utara

Tidak
Outcome
21
42,0
Baik
29
58,0
Buruk
Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Leukosit dengan Terjadi Infeksi
pada Stroke Fase Akut
Infeksi

Leukosit

Ya

Tidak

Normal

09 (39,1%)

14 (60,9%)

Tinggi

19 (70,4%)

08 (29,6%)

r

p

0,315

0,020

Uji Somers’d; p