Hubungan antara Leukosit dengan Procalcitonin sebagai Biomarker Sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Bulan Agustus – Oktober 2015 Medan

ii

ABSTRAK

Pendahuluan: Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi
ditandai dengan demam, takikardia, takipnue, leukositosis atau leukopenia dan
infeksi lokal. Sepsis masih merupakan penyebab kematian utama pada kasus kritis
di berbagai penjuru dunia. Tingginya kejadian dan problema infeksi biasanya
dikaitkan dengan keadaan negara berkembang atau tempat dengan higienitas
kurang. Belakangan ini dikenal suatu pemeriksaan procalcitonin (PCT) yang
merupakan pemeriksaan “gold standard”pada kasus sepsis. Pemeriksaan PCT ini
membutuhkan biaya pemeriksaan yang masih relatif tinggi dan ketersediannya di
pelayanan kesehatan primer belum semua ada. Pemeriksaan lainnya, yaitu
pemeriksaan leukosit yang lazim dipakai, relative murah dan terjangkau dimana
leukosit cenderung naik dalam keadaan infeksi. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar leukosit dengan PCT sebagai
biomarker sepsis di RSUP H. Adam Malik Medan.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik korelasi dengan rancangan penelitian
potong lintang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total
sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel 43
sampel di ruang ICU RSUP H. Adam Malik Medan.

Hasil: Data yang diperoleh rerata usia subyek penelitian adalah 48.74±2.53 tahun
dengan rata-rata denyut nadi 94.4±3.17 x/menit, rata-rata frekuensi napas
22.28±0.76 x/menit, dan rata-rata suhu tubuh 37.48±0.09 ⁰C. Hasil kadar leukosit
menunjukkan rerata 16809±1138.63 /mm3 dan rerata kadar PCT 0.43±0.1 ng/ml.
Kesimpulan: Besar koefisien korelasi yang didapat pada penelitian ini antara
kadar leukosit dengan PCT adalah r=0.129 dan p>0.05 (0.411). Dengan demikian
dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi antara jumlah leukosit dengan kadar pct
pada pasien sepsis di RSUP H. Adam Malik Medan.
Kata kunci: Sepsis, procalcitonin, leukosit

Universitas Sumatera Utara

iii

ABSTRACT

Introduction: Sepsis is a systemic response to infection with clinic manifestation
of fever, tachycardia, tachypnea, leukocytosis or leukopenia and local infection.
Sepsis is still the main cause of mortality in critical care case in many countries.
The high incidence and infection problems usually indicated in developing

countries or places with poor hygiene. Lately a new diagnostic test is being known
as procalcitonin (PCT) in which is a “gold standard” in sepsis case. PCT test is
relatively high costly manner and most probably not available in primary care
setting. Other examination like leucocyte test is usually used, being relatively
cheap and achievable in many places which leucocyte level usually increased in
infection condition. Therefore, this study aim is to know correlation between
leucocyte level and PCT as a biomarker in sepsis in RSUP H. Adam Malik
Medan.
Method: This study is an analytics correlation with cross-sectional study design.
The sampling technique used in this study is the total sampling that based on the
inclusion and exclusion criteria with the total number of study subjects was 43
samples in critical care unit of RSUP H. Adam Malik Medan.
Result: The data obtained are the mean age of the study subjects is 48.74±2.53
years old, with the mean pulse is 94.4±3.17 x/minute, the mean respiratory rate is
22.28±0.76 x/minute, and the mean of body temperature is 37.48±0.09 ⁰C. Result
of leucocytes level indicated the mean value was 16809±1138.63 /mm3 and the
mean value of PCT was 0.43±0.1 ng/ml.
Conclusion: Correlation coefficient resulted in this study between leucocytes and
PCT is r=0.129 and p>0.05 (0.411). In Conclusion, There was not a correlation
between levels of leucocytes count with PCT levels in sepsis patients in RSUP H.

Adam Malik Medan.
Keywords: Sepsis, procalcitonin, leucocytes

Universitas Sumatera Utara