Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi
(Mahsun, 2006).
Menurut Alamsyah (2012) rumah sakit adalah bagian yang integral dari
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana
pembangunan kesehatan. Sumber daya di rumah sakit terdiri dari kedokteran, perawat
dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya.
Sumber daya kesehatan dapat dikatakan merupakan jantung dari sistem
kesehatan. Tanpa adanya tenaga yang menjadi penggerak dan melayani, maka pilarpilar yang lain dalam sistem kesehatan nasional menjadi tidak berjalan. Fokus penting
ditujukan pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya kesehatan, guna
menjamin ketersediaan dan pendistribusian sumber daya manusia kesehatan
(Alamsyah, 2012).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting
dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
(Aditama, 2010).
1
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kepmenkes RI mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang
menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, kinerja adalah penampilan
hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi, kinerja
yang baik tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan
kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standart dan kode etik profesi
yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2011).
Menurut Hafizurarachman (2009) kinerja adalah penampilan kerja yang
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugasnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas
tenaga keperawatan yang bertugas selama 24 jam terus menerus dibangsal. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan diperlukan dukungan sumber daya manusia yang
mampu mengembangkan tugas dan terus mengadakan perubahan (Suyanto, 2009).
Kinerja dalam organisasi keperawatan diwujudkan melalui pemberian asuhan
keperawatan yang efektif dan efesien berdasarkan standar yang telah ditentukan
(Swansburg, 2000). Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung-jawab
dari tenaga keperawatan. Tugas umum perawat adalah memberikan pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien yang terdiri dari melakukan pengkajian, menegakkan
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan implementasi keperawatan, evaluasi
dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada berkas rekam medik pasien.
Selain itu pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
Universitas Sumatera Utara
keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam
keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Soeroso, 2002, Nursalam, 2001).
Proses keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan,
yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis
keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai
evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan.
Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi
masyarakat (Soeroso, 2002).
Evaluasi hasil kerja perawat tersebut tercermin dari cakupan pelayanan
keperawatan sesuai standar. Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
tahun 2004, bahwa standar praktik keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang
objektif untuk perawat memberikan asuhan keperawatan dan sebagai kriteria untuk
evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi
nosokomial, Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang mengancam keselamatan pasien
tidak akan terjadi.
Penerapan standar asuhan keperawatan pada prinsipnya adalah bagian dari
perilaku individu dalam bekerja sesuai tugas-tugasnya dalam organisasi dan biasanya
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan kepatuhan. Menurut Sarwono (2004) bahwa patuh adalah taat atau
tidak taat terhadap perintah atau ketentuan yang berlaku dan merupakan titik awal
dari perubahan sikap dan perilaku individu. Hasil akhir dari kepatuhan penerapan
standar asuhan keperawatan adalah kinerja atau hasil kerja perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan menurut Anjarwani
(2002) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit dan sering
dijadikan sebagai salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Keberhasilan
pelaksanaan asuhan keperawatan memberikan kontribusi terhadap cakupan pelayanan
keperawatan secara keseluruhan, dan konsekuensi positifnya akan meningkatnya
kinerja rumah sakit.
Untuk menilai mutu layanan kesehatan maka mutlak diperlukan pengukuran
tingkat kepuasan pasien sehingga dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu
layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien.
Layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan
sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas layanan
kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan yang dapat memenuhi harapan atau tidak mengecewakan pasien (Pohan,
2006).
Proses keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan,
yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis
keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai
Universitas Sumatera Utara
evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan.
Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi
masyarakat (Soeroso, 2002).
Evaluasi hasil kerja perawat tersebut tercermin dari cakupan pelayanan
keperawatan sesuai standar. Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
tahun 2004, bahwa standar praktik keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang
objektif untuk perawat memberikan asuhan keperawatan dan sebagai kriteria untuk
evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi
nosokomial, Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang mengancam keselamatan pasien
tidak akan terjadi.
Sumber daya manusia atau perawat merupakan sumber aset organisasi yang
paling bernilai tinggi. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan harga terjangkau. Dan sulitnya untuk mendapatkan sumber
daya semakin terbatas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tersebut
(Ilyas, 2012).
Keluhan pelanggan (pasien) dan pekerja (staf) dikaji untuk memperbaiki
standart pelayanan kepada pelanggan. Tujuannya adalah meningkatkan mutu proses
pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan (Muninjaya, 2011).
Menurut Gibson (1987) dalam Ilyas (2012) bahwa ada tiga faktor yang
memengaruhi kinerja seseorang, yaitu (1) Faktor individu terdiri dari kemampuan dan
Universitas Sumatera Utara
keterampilan, latar belakang dan sosio-demografis. Variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu,
variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja
individu, (2) faktor psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi.
Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja
sebelumnya dan variabel demografis, dan (3) faktor organisasi berefek tidak langsung
terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Rumkit TK II Putri Hijau merupakan rumah sakit TNI AD yang memiliki
sumber daya manusia terdiri dari TNI AD, PNS TNI AD, PNS Depkes dan honorer.
Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB seluruh perawat ruang rawat inap
sebanyak 160 orang yang terdiri dari TNI AD, PNS TNI AD dan PNS Depkes
sebanyak 112 orang dan honorer 48 orang. Dari catatan di bagian kepegawaian setiap
tahunnya tenaga honorer banyak yang mengundurkan diri tercatat pada tahun 2013
sebanyak 38 orang banyak alasan mereka mengundurkan diri antara lain karena
minimnya imbalan yang mereka dapatkan.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terhadap pelayanan yang
diberikan Rumkit TK II Putri Hijau Medan selama 3 (tiga) tahun terakhir disajikan
pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Pasien Rawat Inap yang Pulang Atas Permintaan Sendiri
(PAPS) Tahun 2011-2013
No.
Tahun
Jumlah Pasien
Jumlah Hari
Rawatan
1.
2.
3.
2011
2012
2013
8.249
8.600
8.037
53.334
54.687
47.640
Pulang Atas
Permintaan Sendiri
(PAPS)
348
372
320
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa adanya ketidakpuasan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien apabila pasien pulang
atas permintaan sendiri maka diprediksi pasien tidak puas terhadap pelayanan yang
diberikan.
Peneliti melakukan studi pendahuluan, melalui wawancara tentang mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien rawat inap. Dari 10 pasien dengan
memberi pertanyaan apakah penyebab pasien pulang atas permintaan sendiri
diketahui 6 orang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat
karena perawat tidak cepat dalam memenuhi kebutuhan pasien seperti lambatnya
penggantian infus, lambatnya proses kedatangan perawat untuk membantu kebutuhan
pasien, perawat tidak tersenyum disaat memberi pelayanan sehingga terkesan
sombong dan kurang peduli terhadap keluhan pasien perawat tidak memberikan
informasi yang diperlukan, 3 orang mengatakan tidak betah dirawat karena perawat
memiliki fasilitas dan perlengkapan yang kurang memadai dan 1 orang mengatakan
tidak memiliki alasan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan
khususnya berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perawat maka
penulis tertarik ingin meneliti tentang analisis faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan adalah apakah faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.4.
Hipotesis
Faktor karakteristik pribadi, motivasi, pendapatan, keluarga, organisasi,
supervise dan pengembangan karier mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit
TK II Putri Hijau Medan.
1.5.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi manajemen rumah sakit dalam
menilai kinerja perawat dan dapat mengembangkan sumber daya manusia khususnya
tenaga perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi
(Mahsun, 2006).
Menurut Alamsyah (2012) rumah sakit adalah bagian yang integral dari
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana
pembangunan kesehatan. Sumber daya di rumah sakit terdiri dari kedokteran, perawat
dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya.
Sumber daya kesehatan dapat dikatakan merupakan jantung dari sistem
kesehatan. Tanpa adanya tenaga yang menjadi penggerak dan melayani, maka pilarpilar yang lain dalam sistem kesehatan nasional menjadi tidak berjalan. Fokus penting
ditujukan pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya kesehatan, guna
menjamin ketersediaan dan pendistribusian sumber daya manusia kesehatan
(Alamsyah, 2012).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting
dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
(Aditama, 2010).
1
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kepmenkes RI mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang
menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, kinerja adalah penampilan
hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi, kinerja
yang baik tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan
kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standart dan kode etik profesi
yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2011).
Menurut Hafizurarachman (2009) kinerja adalah penampilan kerja yang
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugasnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas
tenaga keperawatan yang bertugas selama 24 jam terus menerus dibangsal. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan diperlukan dukungan sumber daya manusia yang
mampu mengembangkan tugas dan terus mengadakan perubahan (Suyanto, 2009).
Kinerja dalam organisasi keperawatan diwujudkan melalui pemberian asuhan
keperawatan yang efektif dan efesien berdasarkan standar yang telah ditentukan
(Swansburg, 2000). Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung-jawab
dari tenaga keperawatan. Tugas umum perawat adalah memberikan pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien yang terdiri dari melakukan pengkajian, menegakkan
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan implementasi keperawatan, evaluasi
dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada berkas rekam medik pasien.
Selain itu pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
Universitas Sumatera Utara
keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam
keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Soeroso, 2002, Nursalam, 2001).
Proses keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan,
yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis
keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai
evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan.
Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi
masyarakat (Soeroso, 2002).
Evaluasi hasil kerja perawat tersebut tercermin dari cakupan pelayanan
keperawatan sesuai standar. Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
tahun 2004, bahwa standar praktik keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang
objektif untuk perawat memberikan asuhan keperawatan dan sebagai kriteria untuk
evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi
nosokomial, Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang mengancam keselamatan pasien
tidak akan terjadi.
Penerapan standar asuhan keperawatan pada prinsipnya adalah bagian dari
perilaku individu dalam bekerja sesuai tugas-tugasnya dalam organisasi dan biasanya
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan kepatuhan. Menurut Sarwono (2004) bahwa patuh adalah taat atau
tidak taat terhadap perintah atau ketentuan yang berlaku dan merupakan titik awal
dari perubahan sikap dan perilaku individu. Hasil akhir dari kepatuhan penerapan
standar asuhan keperawatan adalah kinerja atau hasil kerja perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan menurut Anjarwani
(2002) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit dan sering
dijadikan sebagai salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Keberhasilan
pelaksanaan asuhan keperawatan memberikan kontribusi terhadap cakupan pelayanan
keperawatan secara keseluruhan, dan konsekuensi positifnya akan meningkatnya
kinerja rumah sakit.
Untuk menilai mutu layanan kesehatan maka mutlak diperlukan pengukuran
tingkat kepuasan pasien sehingga dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu
layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien.
Layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan
sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas layanan
kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas layanan
kesehatan yang dapat memenuhi harapan atau tidak mengecewakan pasien (Pohan,
2006).
Proses keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan,
yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis
keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai
Universitas Sumatera Utara
evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan.
Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi
masyarakat (Soeroso, 2002).
Evaluasi hasil kerja perawat tersebut tercermin dari cakupan pelayanan
keperawatan sesuai standar. Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
tahun 2004, bahwa standar praktik keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang
objektif untuk perawat memberikan asuhan keperawatan dan sebagai kriteria untuk
evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi
nosokomial, Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang mengancam keselamatan pasien
tidak akan terjadi.
Sumber daya manusia atau perawat merupakan sumber aset organisasi yang
paling bernilai tinggi. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan harga terjangkau. Dan sulitnya untuk mendapatkan sumber
daya semakin terbatas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tersebut
(Ilyas, 2012).
Keluhan pelanggan (pasien) dan pekerja (staf) dikaji untuk memperbaiki
standart pelayanan kepada pelanggan. Tujuannya adalah meningkatkan mutu proses
pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan (Muninjaya, 2011).
Menurut Gibson (1987) dalam Ilyas (2012) bahwa ada tiga faktor yang
memengaruhi kinerja seseorang, yaitu (1) Faktor individu terdiri dari kemampuan dan
Universitas Sumatera Utara
keterampilan, latar belakang dan sosio-demografis. Variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu,
variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja
individu, (2) faktor psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi.
Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja
sebelumnya dan variabel demografis, dan (3) faktor organisasi berefek tidak langsung
terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Rumkit TK II Putri Hijau merupakan rumah sakit TNI AD yang memiliki
sumber daya manusia terdiri dari TNI AD, PNS TNI AD, PNS Depkes dan honorer.
Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB seluruh perawat ruang rawat inap
sebanyak 160 orang yang terdiri dari TNI AD, PNS TNI AD dan PNS Depkes
sebanyak 112 orang dan honorer 48 orang. Dari catatan di bagian kepegawaian setiap
tahunnya tenaga honorer banyak yang mengundurkan diri tercatat pada tahun 2013
sebanyak 38 orang banyak alasan mereka mengundurkan diri antara lain karena
minimnya imbalan yang mereka dapatkan.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terhadap pelayanan yang
diberikan Rumkit TK II Putri Hijau Medan selama 3 (tiga) tahun terakhir disajikan
pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Pasien Rawat Inap yang Pulang Atas Permintaan Sendiri
(PAPS) Tahun 2011-2013
No.
Tahun
Jumlah Pasien
Jumlah Hari
Rawatan
1.
2.
3.
2011
2012
2013
8.249
8.600
8.037
53.334
54.687
47.640
Pulang Atas
Permintaan Sendiri
(PAPS)
348
372
320
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bahwa adanya ketidakpuasan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien apabila pasien pulang
atas permintaan sendiri maka diprediksi pasien tidak puas terhadap pelayanan yang
diberikan.
Peneliti melakukan studi pendahuluan, melalui wawancara tentang mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien rawat inap. Dari 10 pasien dengan
memberi pertanyaan apakah penyebab pasien pulang atas permintaan sendiri
diketahui 6 orang mengatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat
karena perawat tidak cepat dalam memenuhi kebutuhan pasien seperti lambatnya
penggantian infus, lambatnya proses kedatangan perawat untuk membantu kebutuhan
pasien, perawat tidak tersenyum disaat memberi pelayanan sehingga terkesan
sombong dan kurang peduli terhadap keluhan pasien perawat tidak memberikan
informasi yang diperlukan, 3 orang mengatakan tidak betah dirawat karena perawat
memiliki fasilitas dan perlengkapan yang kurang memadai dan 1 orang mengatakan
tidak memiliki alasan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan
khususnya berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perawat maka
penulis tertarik ingin meneliti tentang analisis faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan adalah apakah faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
1.4.
Hipotesis
Faktor karakteristik pribadi, motivasi, pendapatan, keluarga, organisasi,
supervise dan pengembangan karier mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit
TK II Putri Hijau Medan.
1.5.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi manajemen rumah sakit dalam
menilai kinerja perawat dan dapat mengembangkan sumber daya manusia khususnya
tenaga perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan.
Universitas Sumatera Utara