Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekol
Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Partisipasi
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan
Kinerja Guru SMP Se Kabupaten Banjar
Gusti Wildayani
NIM: A2A112024
ABSTRAK
Kata Kunci: Supervisi Akademik, Partisipasi dalam MGMP, Kinerja Guru.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan pada suatu bangsa maka guru
dituntut untuk menjadi sosok yang kreatif, produktif, dan akuntabel. Namun tidak mudah
mengajak guru kearah cita-cita yang ideal itu. Seorang guru harus mampu menguasai
kemampuan mengajar dengan baik.Selain itu, seorang guru harus mengetahui dan
melaksanakan kurikulum dengan baik, melakukan penelitian, memiliki kelompok kerja dan
lain sebagainya. Terkait dengan hal itu, supervisi akademik yang dilaksanakan oleh seorang
kepala sekolah dan partisipasi seorang guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) akan sangat membantu meningkatkan kinerja guru.Berdasarkan uraian singkat
tersebut, dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah ada
hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se
kabupaten Banjar, (2) Apakah ada hubungan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) Apakah
ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se Kabupaten Banjar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dan teknik korelasi
yang mendeskripsikan hubungan variabel supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru. Populasi dalam
penelitian ini adalah 450 guru pada 60 sekolah. Tetapi hanya 120 orang guru yang dijadikan
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket supervisi akademik, angket partisipasi dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran, dan lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh kepala
sekolah. untuk mendapatkan data supervisi akademik kepala sekolah maka angket diisi oleh
guru sementara untuk kinerja guru diisi oleh kepala sekolah pada guru yang bersangkutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara
supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, (2)
Ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) ada
hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se
kabupaten Banjar.
Berdasarkan hasil penelitian itu disarankan: (1) Kepala sekolah hendaknya
melakukan supervisi akademik secara berkala terutama observasi kelas. (2) Guru hendaknya
lebih meningkatkan partisipasinya dalam musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
ABSTRACT
Gusti Wildayani, 2015: The correlation between Academic Supervision of Principal and The
participation in Teachers’ networks to The Junior High School Teachers’
performances in Banjar Regency.Master of Educational Management Program.
Lambung Mangkurat University.
Advisors: Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd. and Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.
Keywords: academic
performances
supervision,
participation
in
teachers’
networks,
teachers’
Teacher is the most important part for the education proggression in a country. That
is one reason for a teacher to be creative, productive and accountable. However, it is not
easy for teacher to be the ideal one. A teacher should be competent in teaching, applying
curriculum, and doing some researches. Besides, he should be joining in teachers’ networks.
Therefore, the academic supervision of headmaster and the participation in teachers’
networks will be a great support for improving the teachers’ performances. Proposed to
those statements, there are some problems had been formulated in this research such as: (1)
If there is a correlation between the academic supervision of headmaster and the teachers’
performances, (2) If there is a correlation between the teachers’ networks and the teachers’
performances, and (3) If there is a correlation between the academic supervision and the
teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar
regency.
This research used qualitative approach, descriptive method and correlation
technique which had described the correlation between the academic supervision and the
teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar
regency. The population in this study is 450 teachers in 60 schools but the sample was taken
only 120 teachers who were being involved in teachers’ networks. Proportional random
sampling was used as the sampling technique. The questionnaires of academic supervision
and participation in teachers’ networks were filled out by the teachers but the observation
sheets of teachers’ performances were done by their principals.
The results of this research had founded that : (1) There is a positive and significant
correlation between the academic supervision and the teachers’ performances, (2) There is a
positive and significant correlation between the academic supervisionthe teachers’ network
and the teachers’ performances, and (3) There is a positive and significant correlation
between the academic supervision and the teachers’ networks to the teachers’ performances
especially in junior high school in Banjar regency.
Based on the results above, it is suggested: (1) the principals are supposed to supervise
teachers regularly especially related to the classroom observation and to communicate well
with his teachers. (2) a teacher is supposed to improve his participation in teacher’s network
I.
PENDAHULUAN
Tingkat kinerja guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah terutama
siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wowa S. Kuswana (2008:3) yang
mengemukakan bahwa kinerja guru dikatakan berhasil apabila memberikan efek terhadap
perkembangan potensi siswa dalam konteks psikologis dan fisik, yakni bersifat positif
terhadap apa yang dipelajarinya, baik dilihat dari tujuan serta manfaatnya. Sehingga
kecerdasan kognitif, efektif dan psikomotorik berkembang. Kinerja guru atau prestasi kerja
(Hasibuan, 2001:94) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan.
Hasil wawancara dengan beberapa orang guru dan pengamatan peneliti secara umum
menunjukkan adanya penurunan kinerja guru. Hal itu terlihat dari kurang disiplinnya guru
pada saat masuk kelas, kurang terampil dalam menyusun perangkat pembelajaran dan tidak
mumpuni dalam mengajar baik dalam materi mau pun dalam penguasaan kelas.
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan haruslah
mampu menggerakkan dan memberdayakan bawahannya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kinerja bawahannya. Daresh (1989:95) menyatakan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki sikap sebagai promotor (yang menggerakkan bawahannya), supporter (yang
mampu mendorong bawahannya untuk terus maju, analyzer (yang mampu melihat suatu
masalah dengan baik dan kemudian dapat memberikan solusi yang baik pula, dan controller
(mengarahkan bawahannya agar mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginannya dan
berjalan dengan lancar).
Kepemimpinan
kepala sekolah menurut teori mutakhir (Usman, 2011:352) haruslah
memiliki 25 kompetensi yang salah satunya adalah monitoring dan evaluasi. Jadi, seorang
kepala sekolah harus mampu berperan sebagai seorang supervisor yang baik, karena peran
tersebut merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan (Asmani, 2012:
17).Tujuan utama supervisi adalah membangkitkan potensi guru sebagai faktor utama
pendidikan. Guru didorong menjadi sosok yang kreatif, produktif, dan akuntabel. Supervisi
yang sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah adalah supervisi akademik yang
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola
proses pembelajaran, tidak bisa terlepas dari penilaian
unjuk kerja dalam
mengelola pembelajaran. Hasil laporan penelitian “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru” oleh Haris Fadillah (2013) melaporkan bahwa
supervisi akademik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan organisasi guru yang tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, Mulayasa (2008:37). Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) adalah wadah kerjasama guru-guru dalam upaya meningkatkan kinerja mereka,
yaitu merencanakan, melaksanakan dan menilai proses dan hasil kegiatan belajar mengajar.
Hasil laporan penelitian studi Ani Widayanti (2010) tentang “Peran Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan Kinerja Guru DIY” melaporkan bahwa peran
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan kinerja guru tergolong
tinggi yaitu 73,3%.
Kegiatan MGMP dilakukan di bawah koordinator pengawas sekolah, kepala sekolah
yang terkait dengan mata pelajaran dan untuk setiap mata pelajaran dipimpin oleh guru
senior atau guru inti.Di samping itu, dapat mengundang ahli dari luar seperti widyaiswara
dari LPMP. Keberadaan MGMP pada setiap mata pelajaran merupakan suatu harapan besar
untuk peningkatan kinerja guru.
Mengacu pada pernyataan di atas dan sesuai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa
pelaksanaan supervisi akademik di sekolah-sekolah SMP di kabupaten Banjar sangatlah
bervariasi sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang keterkaitan
antara supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pelaksanaan MGMP
di Kabupaten Banjar berpengaruh terhadap kinerja guru di kabupaten Banjar. Maka
dipandang perlu dilakukan suatu kajian yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
tentang hubungan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
peran serta dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru SMP
negeri se Kabupaten banjar.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan
variabel-variabel yang ada juga dimaksudkan untuk memprediksi keeratan hubungan yang
satu terhadap variabel yang lain antara prediktor dan satu variabel kriteria (Sugiyono,
2006:219).
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai ada atau tidaknya hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan
partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai variabel bebas
(independent variable) dengan kinerja guru sebagai variabel terikat (dependent variabel).
Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar dalam 10 bidang mata pelajaran
(PKn, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, PAI, BTA, Seni Budaya, Matematika,
dan BK) dan ikut berpartisipasi dalam MGMP di wilayah Kabupaten Banjar.Populasi
penelitian ini berasal dari 60 SMP Negeri se Kabupaten Banjar yang berjumlah 450 orang.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 27% dari jumlah populasi yaitu 120 orang.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) buah instrumen.
Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk menggali data tentang supervisi akademik,
partisipasi dalam MGMP, dan kinerja guru dengan menggunakan Skala Likert. Data kinerja
guru diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Kepala sekolah
mengisi Lembar Pengamatan Kinerja Guru yang sudah disediakan oleh Lembaga
Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kalimantan Selatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen yang digunakan penulis untuk menjaring data dalam variabel supervisi
akademik dan variabel partisipasi dalam MGMP adalah berupa kuesioner yang diisikan
oleh guru, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang kinerja
guru diisi oleh kepala sekolah.
Tabel 1
Hasil Uji Coba Validitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan Partisipasi
dalam MGMP
Variabel
Jumlah Item
Kategori
Supervisi Akademik
36
Valid
Partisipasi dalam MGMP
32
Valid
Tabel 2
Hasil Uji Coba Reliabilitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan
Partisipasi dalam MGMP
Variabel
Cronbach’s Alpha
Kategori
Supervisi Akademik
0,823
Reliabel
Partisipasi dalam MGMP
0,905
Reliabel
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, maka dapat penulis
simpulkan bahwa instrumen untuk supervisi akademik dan partisipasi dalam MGMP adalah
valid karena memiliki nilai r hitung lebih dari 0,361 dan reliabel karena nilai alpha lebih
besar dari 0,60.Sedangkan untuk instrumen kinerja guru dianggap valid dan reliabel karena
merupakan lembar Penilaian Kinerja Guru yang sudah baku dan standar dari Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan telah digunakan di seluruh wilayah Kalimantan
Selatan.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan supervisi akademik kepala sekolah
dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan
hipotesis penelitian, dimana :
Ho: Tidak ada hubungan positif antara supervisi akademik
kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar.
Tabel . 3
Korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru
Supervisi
akademik Pearson Correlation
supervisi akademik
Kinerja
kepala sekolah
Guru
1.000
0,328**
Kepala Sekolah
Sig.
KinerjaGuru
0,000
N
120
120
Pearson Correlation
0,328**
1.000
Sig.
0,000
N
120
Sumber : data primer di olah (2015)
120
Hasil data yang diperoleh dari analisis korelasi antara supervisi akademik kepala
sekolah dengan kinerja guru diketahui nilai r = 0,328 dan angka Sig = 0,000. Oleh karena
angka Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan yang positif dan signifikan
antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah
PertamaNegeri di Kabupaten Banjar.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan Partisipasi Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten
Banjar, ditetapkan hipotesis penelitian dimana :
Ho: Tidak ada hubungan positif antara
partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah
Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.
Tabel 4
Korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dengan kinerja guru
Partisipasi
Guru
Mata
Musyawarah Kinerja
Pelajaran
(MGMP)
Partisipasi Musyawarah Guru Pearson
Mata Pelajaran (MGMP)
Correlation
Kerja
Sig.
Kinerja
1.000
0,609**
0,000
N
120
120
Pearson
0,609**
1.000
Correlation
Sig.
0,000
N
120
120
Sumber : data primer di olah (2015)
Hasil data yang diperoleh dari analisis korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru dimana nilai r = 0,609 dan angka Sig = 0,000.
Oleh karena angka Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan yang positif
dan signifikan antara Partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan
kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.
Untuk mengetahui
hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah
Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan hipotesis penelitian, dimana : Ho
: Tidak
ada hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri
se Kabupaten Banjar.
Tabel 5
Korelasi antara Supervisi Akademik, Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan kinerja guru
Supervisi
Partisipasi
Kinerja
Akademik
dalam
Guru
Kepala
MGMP
Sekolah
Supervisi
Pearson Correlation
1
0,320
0,328
akademik
Sig.
0,001
0,000
120
120
120
Kepala Sekolah N
Partisipasi
Pearson Correlation
0,320
1
0,609
dalam MGMP
Sig.
0,001
0,000
N
120
120
120
Kinerja Guru
Pearson Correlation
0,328
0,609
1
Sig.
0,000
0,000
N
120
120
120
Kekuatan hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan Partisipasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) (X2) dengan kinerja guru (Y) ditunjukkan oleh
koefesien product moment sebesar R= 0,609. Untuk menguji keberartian koefesien korelasi,
dilakukan uji F dan diperoleh harga Fhitung sebesar 34,468. Kekuatan hubungan antara
(X1), dan (X2) dengan (Y) dapat dilihat pada tabel 6. dibawah ini :
Korelasi
Ry123
Tabel 6
Korelasi jamak antara X1, dan X2 dengan Y
R
F hitung
Sig.
0,609
34,468
0,000
Sumber : Lampiran
Hasil uji signifikansi pada tabel diatas ternyata korelasi jamak yang diperoleh dalam
penelitian ini signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah, dan Partisipasi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP)dengan kinerja guru teruji kebenarannya. Dengan kata lain, Ho
ditolak.
Koefesien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefesien korelasi jamak pada
variabel supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) secara bersama-sama dengan kinerja guru yaitu sebesar R = 0,609 nilai koefisien
determinasi 60,9%. Ini menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik kepala sekolah dan
Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)secara bersama-sama memberikan
kontribusi sebesar 60,9 % terhadap variabel kinerja guru. Sedangkan sisanya sebesar 39,1 %
dipengaruhi oleh faktor lain.
Terlepas dari tingkat supervisi kepala sekolah, partisipasi dalam MGMP dan tingkat
kinerja guru, hasil hipotesa penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam Musyawarah
Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten
Banjar dengan kategori tinggi.
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi sangatlah penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan suatu bangsa karena guru merupakan ujung tombak yang sangat berperan dalam
proses pembelajaran di sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diinginkan pada siswa. Agar guru memiliki kinerja yang diharapkan, tentu saja memerlukan
dukungan dan bimbingan seorang kepala sekolah melalui pelaksanaan supervisi akademik.
Pada kegiatan MGMP, para guru dapat membicarakan mengenai masalah mereka di kelas
dan mendapatkan solusi atau pemecahan masalah yang dapat menghambat atau
memperlambat kinerja mereka. Selain itu, pada forum MGMP, seorang guru akan
mendapatkan pengetahuan mengenai penulisan Karya Ilmiah yang akan berpengaruh terhadap
kenaikan pangkat dan kebutuhan lain guru terkait dengan paradigma-paradigma baru dalam
pendidikan seperti perkembangan kurikulum yang baru.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa semakin aktif peran seorang guru dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) maka kinerja mereka akan semakin meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi
akademik kepala sekolah dan partisipasi guru pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dengan kinerja guru yaitu sebesar 37,1%. Dengan kata lain, semakin baik supervisi
akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP maka semakin tinggi kinerja
guru.
Sesuai dengan pernyataan Sergiovanni (1987:40) yang menyatakan salah satu tujuan dari
supervisi
akademik
adalah
untuk
membantu
guru
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Sementara itu,
salah satu tujuan MGMP yang dirumuskan oleh Depdiknas (2008:7) adalah meningkatkan
kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan MGMP. Dari uraian tersebut terlihat dengan jelas
bahwa kedua variabel tersebut yaitu supervisi akademik dan partisipasi guru dalam MGMP
berpengaruh atau terkait langsung dengan tingkat kinerja guru.
Dari hasil penelitian dan uraian di atas terlihat sangat jelas adanya keterkaitan yang erat
antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP dengan
peningkatan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H. Zainal. 2013. Perbedaan Kemampuan Guru Mengelola Proses Belajar Mengajar
ditinjau dari Perilaku Kepemimpinan dan Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah di
SMP Negeri Kabupaten Hulu Sungai Selatan . Thesis pada Program Pasca Sarjana
Unlam: Tidak diterbitkan
Achmad, Arief. 2004. Pemberdayaan MGMP
www.jambiekpress.co,id. (diakses: 22/10/12)
adalah
Sebuah
Keniscayaan.Di
Alfonso, R.J. Firth, G. R., & Neville, R.F. 1981. Instructional Supervision, A Behaviour
System.Boston, Allyn and Bacon, Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Aqib, Zainal & Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas
Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya.
Ardansyah. 2012. Hubungan Antara Perilaku Konsiderasi dan Perilaku Struktur Inisiasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Pengembangan Profesionalisme Guru SD di
Kecamatan Tambang Ulang. Thesis Program Pasca Sarjana Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarmasin
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: Diva Press
Bafadal,
Ibrahim.
1992.
Supervisi
Pengajaran.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Budi, Setia. 2012. Hubungan Antara Supervisi Akademik dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Terhadap Profesionalisme Guru SMA di Kabupaten Tapin. Thesis pada
Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak diterbitkan
Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan
Penerapan Pembinaan Profesional. Malang: Rosindo. Edisi Revisi.
Burhanuddin, H. dkk (ed.). 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya
dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.
Cooper & Emory. 1995. Educational Research and Development. New York. Cambridge
University Press
Daresh, John C. 1989. Supervision as A Proactive Process. Longman Inc.
Depdiknas. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Dikdasmen: Jakarta
Depdiknas. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Dikmenum: Jakarta
Depdikbud. 2012. Buku 2 tentang Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Manfaatnya, dan
Pelaksanaannya di Sekolah. Dirjen PMTK
Depdiknas. 2008. Standar Pengembangan KKG/MGMP. http.www.docstoc.com. Diakses 10
April 2012
Dharma, Surya.Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah . Dalam Jurnal Tenaga
Kependidikan Volume 3, No. 1, April 2008.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Depdiknas. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta.
Glickman, C.D. 1981. Development Supervision: Alternative Practices or Helping Teachers
Improve Instruction. Virginia: ASCD
Glickman, C.D. Gordon. 1990. Supervision of Instruction: A Development Approach . Sixth
Edition. Boston: Allyn and Bacon
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Bumi Aksara
Hidayati. 2008. Konstribusi Layanan Supervisi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Fasilitas
Pembelajaran terhadap Kinerja Guru. Jurnal Penelitian Vol. 2
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru(PK Guru). Dirjen
PMPTK: Jakarta
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Press. Jakarta
Madja, W.. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran : Kumpulan Karya Tulis
Terpublikasi. Wineka Media. Cet. Ke-3.Malang
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PTg: PT. Refika Aditama
Mangkuprawira.2007. Kinerja Sumber Daya Manusia yang Diinginkan . Bandung: PT. Refika
Aditama
Montekarlo.2010. Hubungan Antara Supervisi Akademik dengan Kompetensi Guru SMP Negeri
Di kabupaten Barito Kuala . Thesis pada Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak
diterbitkan
Mulyasa. E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Mensukseskan MBS dan
KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa., E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa., E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nawawi, Achmad. 2005. Managemen Sumber Daya Manusia . Bandung. PT. Refika Aditama.
Novitasari. 2004. Profesionalisme Guru. Rajawali Press. Jakarta.
Oliva, Peter, F. 2007. Supervision for Today’s School.New York. Longman
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2007 tentang Standar
Kepala sekolah/madrasah
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual .PT Rineka Cipta. Jakarta
Purwanto, M. Ngalimin. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT. Remaja Rosyda
Karya.Cet Ke-18.Bandung.
Rivai, Veitzal. 2005. Education Management: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta. Bandung
Sudjana. 2008. Supervisi Akademik. Jakarta: Bina Mitra
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung:
ALFABETA.
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL. Sebuah Pengantar Aplikasi
untuk Riset. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Bussiness.Edisi 4.Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba
Sergiovanni, T.J., 1987. The Principalship of Reflective Practice Perfective, Boston: Allyn and
Bacon
Sugiyono.2003. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabita
Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan Administratif. Bandung: Alfabita
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabita
Sudjono, Agus. 2009. Konstribusi Supervisi Pengajaran terhadap Kompetensi Profesionalisme
Guru di Kabupaten Cirebon. Tesis: Tidak diterbitkan.
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba
Sunardi. 2011. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Supervisi Akademik dan Pengembangan Profesi
terhadap Profesionalisme Guru di SMPN 1 Purwokerto. Tesis: Tidak diterbitkan
Supriyadi. 2004. Pedoman Penyelenggaraan MGMP . Bandung: Workshop Repitalisasi MGMP
Sutrisno, B. 2009.MGMP Inovasi Pendidikan.htpp//budisutrisnompdblogspot.com 20/09/09
mgmp-inovas-pend. Diakses 21 Februari 2012
Syamsudin. 2008. Bahan Workshop Penyusunan Perangkat Supervisi Pemberdayaan
KKG/MGMP Melalui Program BERMUTU. www.docstoc.comdocs/kkg/mgmp
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Triani, Lilik. 2007. Konstribusi Peran MGMP terhadap Profesionalisme Guru Biologi SMA di
Malang. Tesis.Tidak diterbitkan.
Undang-Undang Republik Indonesia
Dosen.Depdiknas. Jakarta
Nomor
14
Tahun
2005.Tentang
Guru
dan
Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi
Aksara
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta
Timur: Bumi Aksara
Widayanti, A. 2010.Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cindekia
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan
Kinerja Guru SMP Se Kabupaten Banjar
Gusti Wildayani
NIM: A2A112024
ABSTRAK
Kata Kunci: Supervisi Akademik, Partisipasi dalam MGMP, Kinerja Guru.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan pada suatu bangsa maka guru
dituntut untuk menjadi sosok yang kreatif, produktif, dan akuntabel. Namun tidak mudah
mengajak guru kearah cita-cita yang ideal itu. Seorang guru harus mampu menguasai
kemampuan mengajar dengan baik.Selain itu, seorang guru harus mengetahui dan
melaksanakan kurikulum dengan baik, melakukan penelitian, memiliki kelompok kerja dan
lain sebagainya. Terkait dengan hal itu, supervisi akademik yang dilaksanakan oleh seorang
kepala sekolah dan partisipasi seorang guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) akan sangat membantu meningkatkan kinerja guru.Berdasarkan uraian singkat
tersebut, dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah ada
hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se
kabupaten Banjar, (2) Apakah ada hubungan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) Apakah
ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se Kabupaten Banjar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dan teknik korelasi
yang mendeskripsikan hubungan variabel supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru. Populasi dalam
penelitian ini adalah 450 guru pada 60 sekolah. Tetapi hanya 120 orang guru yang dijadikan
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket supervisi akademik, angket partisipasi dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran, dan lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh kepala
sekolah. untuk mendapatkan data supervisi akademik kepala sekolah maka angket diisi oleh
guru sementara untuk kinerja guru diisi oleh kepala sekolah pada guru yang bersangkutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara
supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, (2)
Ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) ada
hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se
kabupaten Banjar.
Berdasarkan hasil penelitian itu disarankan: (1) Kepala sekolah hendaknya
melakukan supervisi akademik secara berkala terutama observasi kelas. (2) Guru hendaknya
lebih meningkatkan partisipasinya dalam musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
ABSTRACT
Gusti Wildayani, 2015: The correlation between Academic Supervision of Principal and The
participation in Teachers’ networks to The Junior High School Teachers’
performances in Banjar Regency.Master of Educational Management Program.
Lambung Mangkurat University.
Advisors: Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd. and Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.
Keywords: academic
performances
supervision,
participation
in
teachers’
networks,
teachers’
Teacher is the most important part for the education proggression in a country. That
is one reason for a teacher to be creative, productive and accountable. However, it is not
easy for teacher to be the ideal one. A teacher should be competent in teaching, applying
curriculum, and doing some researches. Besides, he should be joining in teachers’ networks.
Therefore, the academic supervision of headmaster and the participation in teachers’
networks will be a great support for improving the teachers’ performances. Proposed to
those statements, there are some problems had been formulated in this research such as: (1)
If there is a correlation between the academic supervision of headmaster and the teachers’
performances, (2) If there is a correlation between the teachers’ networks and the teachers’
performances, and (3) If there is a correlation between the academic supervision and the
teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar
regency.
This research used qualitative approach, descriptive method and correlation
technique which had described the correlation between the academic supervision and the
teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar
regency. The population in this study is 450 teachers in 60 schools but the sample was taken
only 120 teachers who were being involved in teachers’ networks. Proportional random
sampling was used as the sampling technique. The questionnaires of academic supervision
and participation in teachers’ networks were filled out by the teachers but the observation
sheets of teachers’ performances were done by their principals.
The results of this research had founded that : (1) There is a positive and significant
correlation between the academic supervision and the teachers’ performances, (2) There is a
positive and significant correlation between the academic supervisionthe teachers’ network
and the teachers’ performances, and (3) There is a positive and significant correlation
between the academic supervision and the teachers’ networks to the teachers’ performances
especially in junior high school in Banjar regency.
Based on the results above, it is suggested: (1) the principals are supposed to supervise
teachers regularly especially related to the classroom observation and to communicate well
with his teachers. (2) a teacher is supposed to improve his participation in teacher’s network
I.
PENDAHULUAN
Tingkat kinerja guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah terutama
siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wowa S. Kuswana (2008:3) yang
mengemukakan bahwa kinerja guru dikatakan berhasil apabila memberikan efek terhadap
perkembangan potensi siswa dalam konteks psikologis dan fisik, yakni bersifat positif
terhadap apa yang dipelajarinya, baik dilihat dari tujuan serta manfaatnya. Sehingga
kecerdasan kognitif, efektif dan psikomotorik berkembang. Kinerja guru atau prestasi kerja
(Hasibuan, 2001:94) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan.
Hasil wawancara dengan beberapa orang guru dan pengamatan peneliti secara umum
menunjukkan adanya penurunan kinerja guru. Hal itu terlihat dari kurang disiplinnya guru
pada saat masuk kelas, kurang terampil dalam menyusun perangkat pembelajaran dan tidak
mumpuni dalam mengajar baik dalam materi mau pun dalam penguasaan kelas.
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan haruslah
mampu menggerakkan dan memberdayakan bawahannya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kinerja bawahannya. Daresh (1989:95) menyatakan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki sikap sebagai promotor (yang menggerakkan bawahannya), supporter (yang
mampu mendorong bawahannya untuk terus maju, analyzer (yang mampu melihat suatu
masalah dengan baik dan kemudian dapat memberikan solusi yang baik pula, dan controller
(mengarahkan bawahannya agar mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginannya dan
berjalan dengan lancar).
Kepemimpinan
kepala sekolah menurut teori mutakhir (Usman, 2011:352) haruslah
memiliki 25 kompetensi yang salah satunya adalah monitoring dan evaluasi. Jadi, seorang
kepala sekolah harus mampu berperan sebagai seorang supervisor yang baik, karena peran
tersebut merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan (Asmani, 2012:
17).Tujuan utama supervisi adalah membangkitkan potensi guru sebagai faktor utama
pendidikan. Guru didorong menjadi sosok yang kreatif, produktif, dan akuntabel. Supervisi
yang sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah adalah supervisi akademik yang
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola
proses pembelajaran, tidak bisa terlepas dari penilaian
unjuk kerja dalam
mengelola pembelajaran. Hasil laporan penelitian “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru” oleh Haris Fadillah (2013) melaporkan bahwa
supervisi akademik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan organisasi guru yang tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, Mulayasa (2008:37). Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) adalah wadah kerjasama guru-guru dalam upaya meningkatkan kinerja mereka,
yaitu merencanakan, melaksanakan dan menilai proses dan hasil kegiatan belajar mengajar.
Hasil laporan penelitian studi Ani Widayanti (2010) tentang “Peran Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan Kinerja Guru DIY” melaporkan bahwa peran
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan kinerja guru tergolong
tinggi yaitu 73,3%.
Kegiatan MGMP dilakukan di bawah koordinator pengawas sekolah, kepala sekolah
yang terkait dengan mata pelajaran dan untuk setiap mata pelajaran dipimpin oleh guru
senior atau guru inti.Di samping itu, dapat mengundang ahli dari luar seperti widyaiswara
dari LPMP. Keberadaan MGMP pada setiap mata pelajaran merupakan suatu harapan besar
untuk peningkatan kinerja guru.
Mengacu pada pernyataan di atas dan sesuai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa
pelaksanaan supervisi akademik di sekolah-sekolah SMP di kabupaten Banjar sangatlah
bervariasi sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang keterkaitan
antara supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pelaksanaan MGMP
di Kabupaten Banjar berpengaruh terhadap kinerja guru di kabupaten Banjar. Maka
dipandang perlu dilakukan suatu kajian yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
tentang hubungan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
peran serta dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru SMP
negeri se Kabupaten banjar.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan
variabel-variabel yang ada juga dimaksudkan untuk memprediksi keeratan hubungan yang
satu terhadap variabel yang lain antara prediktor dan satu variabel kriteria (Sugiyono,
2006:219).
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai ada atau tidaknya hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan
partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai variabel bebas
(independent variable) dengan kinerja guru sebagai variabel terikat (dependent variabel).
Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar dalam 10 bidang mata pelajaran
(PKn, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, PAI, BTA, Seni Budaya, Matematika,
dan BK) dan ikut berpartisipasi dalam MGMP di wilayah Kabupaten Banjar.Populasi
penelitian ini berasal dari 60 SMP Negeri se Kabupaten Banjar yang berjumlah 450 orang.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 27% dari jumlah populasi yaitu 120 orang.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) buah instrumen.
Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk menggali data tentang supervisi akademik,
partisipasi dalam MGMP, dan kinerja guru dengan menggunakan Skala Likert. Data kinerja
guru diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Kepala sekolah
mengisi Lembar Pengamatan Kinerja Guru yang sudah disediakan oleh Lembaga
Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kalimantan Selatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen yang digunakan penulis untuk menjaring data dalam variabel supervisi
akademik dan variabel partisipasi dalam MGMP adalah berupa kuesioner yang diisikan
oleh guru, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang kinerja
guru diisi oleh kepala sekolah.
Tabel 1
Hasil Uji Coba Validitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan Partisipasi
dalam MGMP
Variabel
Jumlah Item
Kategori
Supervisi Akademik
36
Valid
Partisipasi dalam MGMP
32
Valid
Tabel 2
Hasil Uji Coba Reliabilitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan
Partisipasi dalam MGMP
Variabel
Cronbach’s Alpha
Kategori
Supervisi Akademik
0,823
Reliabel
Partisipasi dalam MGMP
0,905
Reliabel
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, maka dapat penulis
simpulkan bahwa instrumen untuk supervisi akademik dan partisipasi dalam MGMP adalah
valid karena memiliki nilai r hitung lebih dari 0,361 dan reliabel karena nilai alpha lebih
besar dari 0,60.Sedangkan untuk instrumen kinerja guru dianggap valid dan reliabel karena
merupakan lembar Penilaian Kinerja Guru yang sudah baku dan standar dari Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan telah digunakan di seluruh wilayah Kalimantan
Selatan.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan supervisi akademik kepala sekolah
dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan
hipotesis penelitian, dimana :
Ho: Tidak ada hubungan positif antara supervisi akademik
kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar.
Tabel . 3
Korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru
Supervisi
akademik Pearson Correlation
supervisi akademik
Kinerja
kepala sekolah
Guru
1.000
0,328**
Kepala Sekolah
Sig.
KinerjaGuru
0,000
N
120
120
Pearson Correlation
0,328**
1.000
Sig.
0,000
N
120
Sumber : data primer di olah (2015)
120
Hasil data yang diperoleh dari analisis korelasi antara supervisi akademik kepala
sekolah dengan kinerja guru diketahui nilai r = 0,328 dan angka Sig = 0,000. Oleh karena
angka Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan yang positif dan signifikan
antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah
PertamaNegeri di Kabupaten Banjar.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan Partisipasi Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten
Banjar, ditetapkan hipotesis penelitian dimana :
Ho: Tidak ada hubungan positif antara
partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah
Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.
Tabel 4
Korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dengan kinerja guru
Partisipasi
Guru
Mata
Musyawarah Kinerja
Pelajaran
(MGMP)
Partisipasi Musyawarah Guru Pearson
Mata Pelajaran (MGMP)
Correlation
Kerja
Sig.
Kinerja
1.000
0,609**
0,000
N
120
120
Pearson
0,609**
1.000
Correlation
Sig.
0,000
N
120
120
Sumber : data primer di olah (2015)
Hasil data yang diperoleh dari analisis korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru dimana nilai r = 0,609 dan angka Sig = 0,000.
Oleh karena angka Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan yang positif
dan signifikan antara Partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan
kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.
Untuk mengetahui
hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah
Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan hipotesis penelitian, dimana : Ho
: Tidak
ada hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri
se Kabupaten Banjar.
Tabel 5
Korelasi antara Supervisi Akademik, Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan kinerja guru
Supervisi
Partisipasi
Kinerja
Akademik
dalam
Guru
Kepala
MGMP
Sekolah
Supervisi
Pearson Correlation
1
0,320
0,328
akademik
Sig.
0,001
0,000
120
120
120
Kepala Sekolah N
Partisipasi
Pearson Correlation
0,320
1
0,609
dalam MGMP
Sig.
0,001
0,000
N
120
120
120
Kinerja Guru
Pearson Correlation
0,328
0,609
1
Sig.
0,000
0,000
N
120
120
120
Kekuatan hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan Partisipasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) (X2) dengan kinerja guru (Y) ditunjukkan oleh
koefesien product moment sebesar R= 0,609. Untuk menguji keberartian koefesien korelasi,
dilakukan uji F dan diperoleh harga Fhitung sebesar 34,468. Kekuatan hubungan antara
(X1), dan (X2) dengan (Y) dapat dilihat pada tabel 6. dibawah ini :
Korelasi
Ry123
Tabel 6
Korelasi jamak antara X1, dan X2 dengan Y
R
F hitung
Sig.
0,609
34,468
0,000
Sumber : Lampiran
Hasil uji signifikansi pada tabel diatas ternyata korelasi jamak yang diperoleh dalam
penelitian ini signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah, dan Partisipasi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP)dengan kinerja guru teruji kebenarannya. Dengan kata lain, Ho
ditolak.
Koefesien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefesien korelasi jamak pada
variabel supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) secara bersama-sama dengan kinerja guru yaitu sebesar R = 0,609 nilai koefisien
determinasi 60,9%. Ini menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik kepala sekolah dan
Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)secara bersama-sama memberikan
kontribusi sebesar 60,9 % terhadap variabel kinerja guru. Sedangkan sisanya sebesar 39,1 %
dipengaruhi oleh faktor lain.
Terlepas dari tingkat supervisi kepala sekolah, partisipasi dalam MGMP dan tingkat
kinerja guru, hasil hipotesa penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam Musyawarah
Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten
Banjar dengan kategori tinggi.
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi sangatlah penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan suatu bangsa karena guru merupakan ujung tombak yang sangat berperan dalam
proses pembelajaran di sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diinginkan pada siswa. Agar guru memiliki kinerja yang diharapkan, tentu saja memerlukan
dukungan dan bimbingan seorang kepala sekolah melalui pelaksanaan supervisi akademik.
Pada kegiatan MGMP, para guru dapat membicarakan mengenai masalah mereka di kelas
dan mendapatkan solusi atau pemecahan masalah yang dapat menghambat atau
memperlambat kinerja mereka. Selain itu, pada forum MGMP, seorang guru akan
mendapatkan pengetahuan mengenai penulisan Karya Ilmiah yang akan berpengaruh terhadap
kenaikan pangkat dan kebutuhan lain guru terkait dengan paradigma-paradigma baru dalam
pendidikan seperti perkembangan kurikulum yang baru.
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa semakin aktif peran seorang guru dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) maka kinerja mereka akan semakin meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi
akademik kepala sekolah dan partisipasi guru pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dengan kinerja guru yaitu sebesar 37,1%. Dengan kata lain, semakin baik supervisi
akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP maka semakin tinggi kinerja
guru.
Sesuai dengan pernyataan Sergiovanni (1987:40) yang menyatakan salah satu tujuan dari
supervisi
akademik
adalah
untuk
membantu
guru
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Sementara itu,
salah satu tujuan MGMP yang dirumuskan oleh Depdiknas (2008:7) adalah meningkatkan
kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan MGMP. Dari uraian tersebut terlihat dengan jelas
bahwa kedua variabel tersebut yaitu supervisi akademik dan partisipasi guru dalam MGMP
berpengaruh atau terkait langsung dengan tingkat kinerja guru.
Dari hasil penelitian dan uraian di atas terlihat sangat jelas adanya keterkaitan yang erat
antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP dengan
peningkatan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H. Zainal. 2013. Perbedaan Kemampuan Guru Mengelola Proses Belajar Mengajar
ditinjau dari Perilaku Kepemimpinan dan Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah di
SMP Negeri Kabupaten Hulu Sungai Selatan . Thesis pada Program Pasca Sarjana
Unlam: Tidak diterbitkan
Achmad, Arief. 2004. Pemberdayaan MGMP
www.jambiekpress.co,id. (diakses: 22/10/12)
adalah
Sebuah
Keniscayaan.Di
Alfonso, R.J. Firth, G. R., & Neville, R.F. 1981. Instructional Supervision, A Behaviour
System.Boston, Allyn and Bacon, Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Aqib, Zainal & Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas
Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya.
Ardansyah. 2012. Hubungan Antara Perilaku Konsiderasi dan Perilaku Struktur Inisiasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Pengembangan Profesionalisme Guru SD di
Kecamatan Tambang Ulang. Thesis Program Pasca Sarjana Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarmasin
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: Diva Press
Bafadal,
Ibrahim.
1992.
Supervisi
Pengajaran.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Budi, Setia. 2012. Hubungan Antara Supervisi Akademik dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Terhadap Profesionalisme Guru SMA di Kabupaten Tapin. Thesis pada
Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak diterbitkan
Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan
Penerapan Pembinaan Profesional. Malang: Rosindo. Edisi Revisi.
Burhanuddin, H. dkk (ed.). 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya
dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.
Cooper & Emory. 1995. Educational Research and Development. New York. Cambridge
University Press
Daresh, John C. 1989. Supervision as A Proactive Process. Longman Inc.
Depdiknas. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Dikdasmen: Jakarta
Depdiknas. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Dikmenum: Jakarta
Depdikbud. 2012. Buku 2 tentang Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Manfaatnya, dan
Pelaksanaannya di Sekolah. Dirjen PMTK
Depdiknas. 2008. Standar Pengembangan KKG/MGMP. http.www.docstoc.com. Diakses 10
April 2012
Dharma, Surya.Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah . Dalam Jurnal Tenaga
Kependidikan Volume 3, No. 1, April 2008.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Depdiknas. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta.
Glickman, C.D. 1981. Development Supervision: Alternative Practices or Helping Teachers
Improve Instruction. Virginia: ASCD
Glickman, C.D. Gordon. 1990. Supervision of Instruction: A Development Approach . Sixth
Edition. Boston: Allyn and Bacon
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Bumi Aksara
Hidayati. 2008. Konstribusi Layanan Supervisi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Fasilitas
Pembelajaran terhadap Kinerja Guru. Jurnal Penelitian Vol. 2
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru(PK Guru). Dirjen
PMPTK: Jakarta
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Press. Jakarta
Madja, W.. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran : Kumpulan Karya Tulis
Terpublikasi. Wineka Media. Cet. Ke-3.Malang
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PTg: PT. Refika Aditama
Mangkuprawira.2007. Kinerja Sumber Daya Manusia yang Diinginkan . Bandung: PT. Refika
Aditama
Montekarlo.2010. Hubungan Antara Supervisi Akademik dengan Kompetensi Guru SMP Negeri
Di kabupaten Barito Kuala . Thesis pada Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak
diterbitkan
Mulyasa. E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Mensukseskan MBS dan
KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa., E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa., E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nawawi, Achmad. 2005. Managemen Sumber Daya Manusia . Bandung. PT. Refika Aditama.
Novitasari. 2004. Profesionalisme Guru. Rajawali Press. Jakarta.
Oliva, Peter, F. 2007. Supervision for Today’s School.New York. Longman
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2007 tentang Standar
Kepala sekolah/madrasah
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual .PT Rineka Cipta. Jakarta
Purwanto, M. Ngalimin. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT. Remaja Rosyda
Karya.Cet Ke-18.Bandung.
Rivai, Veitzal. 2005. Education Management: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta. Bandung
Sudjana. 2008. Supervisi Akademik. Jakarta: Bina Mitra
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung:
ALFABETA.
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL. Sebuah Pengantar Aplikasi
untuk Riset. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Bussiness.Edisi 4.Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba
Sergiovanni, T.J., 1987. The Principalship of Reflective Practice Perfective, Boston: Allyn and
Bacon
Sugiyono.2003. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabita
Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan Administratif. Bandung: Alfabita
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabita
Sudjono, Agus. 2009. Konstribusi Supervisi Pengajaran terhadap Kompetensi Profesionalisme
Guru di Kabupaten Cirebon. Tesis: Tidak diterbitkan.
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba
Sunardi. 2011. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Supervisi Akademik dan Pengembangan Profesi
terhadap Profesionalisme Guru di SMPN 1 Purwokerto. Tesis: Tidak diterbitkan
Supriyadi. 2004. Pedoman Penyelenggaraan MGMP . Bandung: Workshop Repitalisasi MGMP
Sutrisno, B. 2009.MGMP Inovasi Pendidikan.htpp//budisutrisnompdblogspot.com 20/09/09
mgmp-inovas-pend. Diakses 21 Februari 2012
Syamsudin. 2008. Bahan Workshop Penyusunan Perangkat Supervisi Pemberdayaan
KKG/MGMP Melalui Program BERMUTU. www.docstoc.comdocs/kkg/mgmp
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Triani, Lilik. 2007. Konstribusi Peran MGMP terhadap Profesionalisme Guru Biologi SMA di
Malang. Tesis.Tidak diterbitkan.
Undang-Undang Republik Indonesia
Dosen.Depdiknas. Jakarta
Nomor
14
Tahun
2005.Tentang
Guru
dan
Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi
Aksara
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta
Timur: Bumi Aksara
Widayanti, A. 2010.Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cindekia