TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Tuliskan Definisi Hadist Shahih! Dan syarat-syarat Hadist Shahih.
A. Pengertian Hadis Sahih
Kata sahih berasal dari bahsa Arab as-shahih, berbentuk pluralnya ashihha dan
berakar kata pada shahha. Dari segi bahasa, kata ini memiliki beberapa arti, di antaranya: (1)
selamat dari penyakit, (2) bebas dari aib/cacat.
Dari segi istilah, para ulama berpendapat bahwa hadis sahih adalah: “hadis yang
sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi Muhammad), diriwayatkan oleh (periwayat)
yang adil dan dhabith sampai akhir sanad, (di dalam hadis itu) tidak terdapat kejanggalan
(syadz) dan cacat (illat). Demikian menurut Imam Nawawi, berdasarkan kaidahyang dibuat
oleh Ibn as-Shalah.
B. Syarat-syarat Hadis Sahih
Berdasarkan pengertian diatas, maka syarat-syarat Hadis Sahih ada lima macam.
Yakni:
1. Sanad Hadis harus bersambung (ittishalul isnad).
Maksudnya, sanad hadis itu sejak dari mukharrijnya sampai kepada nabi tidak ada
yang terputus. Arti sambung adalah setiap perawi mendengar hadis tersebut dari orang
sebelumnya dengan nyata, sedang sebelumnya mendengar dari orang sebelumnya lagi, dan
begitulah seterusnya sampai akhir sanad.
2. Para perawi yang meriwayatkan hadis itu, haruslah orang yang bersifat adil (kepercayaan).
Arti adil di sini ialah memiliki sifat-sifat:

1. Istiqamah dalam agamanya (Islam);
2. Akhlaknya baik;
3. Tidak fasiq (antara lain tidak banyak melakukan dosa-dosa kecil, apalagi dosa besar);
dan
4. Memelihara muru’ahnya (memelihara kehormatan dirinya).
3. Para perawi yang meriwayatkan hadis itu, haruslah bersifat dhabith.
Arti dhabith disini ialah memiliki ingatan dan hafalan yang sempurna. Dia
memahami dan hafal dengan baik apa yang diriwayakannya itu, serta mampu menyampaikan
hafalan itu kapan saja dikehendaki.
Gabungan dari sifat adil dan dhabith, biasa disebut dengan istilah tsiqah atau tsabat.
Jadi, orang yang tsiqah pasti adil dan dhabith, tetapi orang yang adil saja tau dhabith saja,
belum termasuk orang yang tsiqah.

4. Sanad dan matan hadis terhindar dari syadz.
Artinya perawi yang tsiqah tersebut tidak menyalahi perawi yang lebih unggul
darinya. Matan hadis dinyatakan mengandung syadz jika periwayat yang meriwayatkan hadis
tersebut sebenarnya terpecaya, tetapi ia menyalahi periwayat-periwayat lain yang lebih tinggi.
5. Sanad dan matan hadis itu terhindar dari illat.
Illat adalah sifat tersembunyi yang mengakibatkan hadis tersebut cacat dalam
penerimaannya, kendati secara lahiriah hadis tersebar dari illat. Lebih jelasnya adalah bahwa

hadis yang bersangkutan terbebas dari cacat kesahihannya. Yami hadis itu terbebas dari sifatsifat samar yang membuatnya cacat, meskipun tampak bahwa hadis itu tidak menunjukan
adanya cacat tersebut
2. Sebutkan hadist-hadist Dhaif , berupa contoh-contohnya !
A. Pengertian Hadits Dha’if
Menurut bahasa dha’if berarti ‘Aziz: yang lemah sebagai lawan dari Qawiyyu yang
artinya kuat.
Sedang menurut istilah, Ibnu Shalah memberikan definisi :
‫ما لم يجمع صفات الصحيح ولصفات الحسن‬
Artinya:
“Yang tidak terkumpul sifat-sifat shahih dan sifat-sifat hasan”.
Zinuddin Al-Traqy menanggapi bahwa definisi tersebut kelebihan kalimat yang
seharusnnya dihindarkan, menurut dia cukup :
‫ما لم يجمع صفات الحسن‬
Artinya:
“yang tidak terkumpul sifat-sifat hadits hasan”
Karena sesuatu yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits hasan sudah barang tentu
tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih.
Para ulama memberikan batasan bagi hadits dha’if :
‫الحديث الضعيف هو الحديث الذي لم يجمع صفات الحديث الصحيح ول صفات الحديث‬
Artinya:

“hadits dha’if adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat hadits shahih dan juga
tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan”.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian hadits dha’if adalah hadits yang
lemah, yakni para ulama masih memiliki dugaan yang lemah, apakah hadits itu berasal dari

Rasulullah atau bukan. Hadits dha’if itu juga bukan saja tidak memenuhi syarat-syarat hadits
shahih tetapi juga tidak memenuhi syarat-syarat hadits hasan.
B. Contoh Hadits Dha’if
Menurut al-Nawawi dan juga mayoritas ulama ahli hadits, hadits dloif adalah hadits
yang tidak memenuhi syarat shohih dan hasan. Hadits dhaif dapat diklasifikasikan menjadi
dua;
A) Dhaif disebabkan tidak memenuhi syarat itishol al sanad.
Dhaif jenis ini di bagi lagi menjadi :
1) Hadits Muallaq
Hadits muallaq menurut bahasa berarti hadits yang tergantung. Dari segi istilah, hadits
muallaq adalah hadits yang gugur satu rawi atau lebih diawal sanad. Contoh: Bukhari
berkata, kala Malik, dari Zuhri,dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
bersabda:
‫لتقاضلوابين النبياء‬
Artinya:

“Jangan lah kamu melebihkan sbagian Nabi dan sebagian yang lain”. (HR. Bukhari)
Menurut kesimpulan diatas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa hadits dha’if karena
gugurnya rawi artinya tidak adanya satu, dua, atau beberapa rawi, yang seharusnya ada dalam
suatu sanad, baik pada permulaan, pertengahan, maupun diakhir sanad hadits ini terbagi
menjadiempat, yaitu: hadits mursal (melepaskan), hadits muqati’(terputus), hadits mudal
(yang sulit dipahami), dan hadits muallaq (tergantung).
2) Hadits Mursal
Kata “Mursal” secara etimologi diambil dari kata “irsal” yang berarti “Melepaskan”,
adapun pengertian hadits mursal secara terminology ialah hadits yang dimarfu’kan oleh
tabi’in kepada Nabi Saw. Artinya, seorang tabi’in secara langsung mengatakan, “bahwasanya
Rasulullah Saw bersabda…..”
Sebagai contoh, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab AlMuwqaththa’, dari Zaid bin Aslam, dari Atha’ bin Yasar, bahwasnya Rasulullah Saw
bersabda:
‫ان سدة الحر من فيح جهنم‬
“sesungguhnya cuaca yang sangat panas itu bagian dari uap neraka Jahannam”
3) Hadits Munqothi'
Hadits munqati menurut bahasa artinya terputus. Menurut sebagian para ulama hadits,
hadits munqati’ ialah hadits yang dimana didalam sanadnya terdapat seseorang yang tidak
disebutkan namanya oleh rawi, misalnya perkataan seorang rawi, “dari seseorang laki-laki”.
Sedang menurut para ulama lain bahwa hadits muntaqi’ ialah hadits yang dalam sanadnya


terdapat seorang rawi yang gugur (tidak disebutkan) dari rawi-rawi sebelum sahabat, baik
dalam satu atau beberapa tempat, namun rawi yang gugur itu tetap satu dengan syarat bukan
pada permulaan sanad.
Contoh hadits ini adalah;
‫ما رواه عبد الرزاق عن الثورى عن أبى إسحاق عن زيد بن يثيع عن حذيفه مرفوعا إن وليتموها أبا بكر فقوى‬
‫أمين‬
Riwayat yang sebenarnya adalah Abd Rozak meriwayatkan hadits dari Nukman bin
Abi Saybah al-Jundi bukan dari Syauri. Sedangkan Syauri tidak meriwayatkan hadits dari Abi
Ishak, akan tetapi ia meriwayatkan hadits dari Zaid. Dari riwayat yang sesungguhnya kita
dapat mengetahui bahwa hadits di atas adalah termasuk hadits yang munqotihi’.
4) Hadits Mu'adlol
Hadits mudal menurut bahasa, berarti hadits yang sulit dipahami. Para ulama member
batasan hadits mudal adalah hadits yang gugur dua orang rawinya atau lebih secara
beriringan dalam sanadnya, contohnya: “telah sampai kepadaku, dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah Saw bersabda:
(‫للملةك طعامه وكسوته بالمعروف )رواه مالك‬
Artinya:
“Budak itu harus diberi makanan dan pakayan secara baik”. (HR. Malik)
5) Hadits Mudallas

Yaitu hadits yang diriwayatkan dengan menghilangkan rawi diatasnya. Tadlis sendiri
dibagi menjadi beberapa macam ;


Tadlis Isnad

Adalah hadist yang disampaikan oleh seorang perawi dari orang yang semasa
dengannya dan ia betemu sendiri dengan orang itu namun ia tidak mendengar hadist tersebut
langsung darinya. Apabila perawi memberikan penjelasan bahwa ia mendengar langsung
hadist tersebut padahal kenyataannya tidak, maka tidak tidak termasuk mudallas melainkan
suatu kebohongan/ kefasikan.


Tadlis qath’i

Apabila perawi menggugurkan beberapa perawi di atasnya dengan meringkas
menggunakan nama gurunya atau misalnya perawi mengatakan “ telah berkata kepadaku”,
kemudian diam beberapa saat dan melanjutkan “al-Amasi . . .” umpamanya. Hal seperti itu
mengesankan seolah-olah ia mendengar dari al-Amasi secara langsung padahal sebenarnya
tidak. Hadist seperti itu disebut juga dengan tadlis Hadf (dibuang) atau tadlis sukut (diam

dengan tujuan untuk memotong).
Tadlis ‘Athof (merangkai dengan kata sambung semisal “Dan”).
Yaitu bila perawi menjelaskan bahwa ia memperoleh hadist dari gurunya dan
menyambungnya dengan guru lain padahal ia tidak mendengar hadist tersebut dari guru
kedua yang disebutnya.


Tadlis Taswiyah
Apabila perawi menggugurkan perawi di atasnya yang bukan gurunya karena
dianggap lemah sehingga hadist tersebut hanya diriwayatkan oleh orang-orang yang
terpercaya saja, agar dapat diterima sebagai hadist shahih. Tadlis taswiyah merupakan jenis
tadlis yang palin buruk karena mengandung penipuan yang keterlaluan.




Tadlis Syuyukh

Yaitu tadlis yang memberikan sifat kepada perawi dengan sifat-sifat yang lebih dari
kenyataan, atau memberinya nama dengan kunyah (julukan) yang berbeda dengan yang telah

masyhur dengan maksud menyamarkan masalahnya. Contoh: Seseorang mengatakan: “Orang
yang sangat alim dan teguh pendirian bercerita kepadaku, atau penghafal yang sangat kuat
hafaleannya brkata kepadaku”.
Termasuk dalam golongan tadlis suyukh adalah tadlis bilad (penyamaran nama
tampat). Contoh: Haddatsana fulan fi andalus (padahal yang dimaksud adalah suatu tempat di
pekuburan). Ada beberapa hal yang mendasari seorang perawi melakukan tadlis suyukh,
adakalanya dikarenakan gurunya lemah hingga perlu diberikan sifat yang belum dikenal,
karena perawi ingin menunjukkan bahwa ia mempunyai banyak guru atau karena gurunya
lebih muda usianya hingga ia merasa malu meriwayatkan hadist darinya dan lain sebagainya.
B) Dhaif karena hal lain diluar ittisal al sanad.
Hadits dhaif yang disebabkan faktor ini dibagi menjadi :
1) Hadits Maudhu'
Adalah hadits kontroversial yang di buat seseorang dengan tidak mempunyai dasar
sama sekali. Sedangkan menurut Subhi Sholih adalah khabar yang di buat oleh pembohong
kemudian dinisbatkan kepada Nabi.karena disebabkan oleh faktor kepentingan.
Tanda-tanda sebuah hadits itu dapat dikatakan maudu' dapat dilihat sanadnya yaitu:
· Rawi hadits terkenal sebagi pembohong.
· Perawi merupakan perawi tunggal.
· Perawi mengaku sendiri bahwa hadits itu adalah hadits maudu'.
· Mengetahui sikap dan perilaku perawi.

Sedangkan tanda-tanda dari aspek matan antara lain:
· Arti hadits itu kontra dengan hadits yang lain yang lebih tinggi.
· Bertentangn dengan al-Quran, sunnah mutawatir atau ijmak.
· Tidak sesuai dengan fakta sejarah.
Contohnya adalah hadits tentang keutamaan bulan rajab yang diriwayatkan Ziyad ibn
Maimun dari shabat Anas r.a
.‫قيل يارسول ال لم سمي رجب قال لنه يترجب فيه خير كثبر لشعبنا ورمضنا‬

Menurut Abu Dawud dan Yazid ibn Burhan, Ziyad ibn Maimun adalah seorang
pembohong dan pembuat hadiits palsu.

2) Hadits Matruk
Adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang disangka suka berdusta. Contoh
hadits ini adalah hadits tentang qadha' al hajat yang diriwayatkan oleh Ibn Abi Dunya dari
Juwaibir ibn Sa'id al Asdi dari dhohak dari Ibn 'Abbas.
‫ الخ‬... ‫قال النبي عليكم باصطناع المعروف فانه يمنع مصارع السوء‬
Menurut an Nasa'i dan Daruqutni, Juwaibir adalah orang yang tidak dianggap
haditsnya.
3) Hadits Munkar
Adalah hadits yang tidak diketahui matannya selain dari rawi itu dan perawi itu tidak

memenuhi syarat bias dikatakan seorang dlobid. Atau dengan pengetian hadits yang rawinya
lemah dan bertentangan dengan riwayat rawi tsiqoh. Munkar sendiri tidak hany sebatas pad
sanad namun juga bis aterdapat pada matan.
4) Hadits Majhul
a. Majhul 'aini : hanya diketahui seorang saja tanpa tahu jarh dan ta'dilnya.
Contohnya hadits yang diriwayatkan oleh Qutaibah ibn Sa'ad dari Ibn Luhai'ah dari
Hafs ibn Hasyim ibn 'utbah ibn Abi Waqas dari Saib ibn Yazid dari ayahnya Yazid ibn Sa'id al
Kindi
‫ اخرجه ابي داود‬.‫ان النبي كان اذا دعا فرفع يديه مسح وجهه بيده‬
Hanyalah Ibn Luhai'ah yang meriwayatkan hadits dari Hafs ibn Hasyim ibn 'utbah ibn
Abi Waqas tanpa diketahui jarh dan ta'dilnya.
b. Majhul hali : diketahui lebih adari sati orang namun tidak diketahui jarh dan
ta'dilnya.contoh hadits ini adalah haditsnya Qasim ibn Walid dari Yazid ibn Madkur.
‫ اخرجه البيهقى‬.‫ان عليا رضي ال عنه رجم لوطيا‬
Yazid ibn Madkur dianggap majhul hali.

5) Hadits Mubham
Yaitu hadits yang tidak menyebutkan nama dalam rangkaian sanadnya. Contohnya
adalah hadits Hujaj ibn Furadhah dari seseorang (rajul), dari Abi Salamah dari Abi Hurairah.
‫قال رسو ل ال المؤمن غر كريم والفاجر خب لئيمز اخرجه ابو داود‬


6) Hadits Syadz
Hadits syaz adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang terpercaya, yang
berbeda dalam matan atau sanadnya dengan riwayat rawi yang relatif lebih terpercaya, serta
tidak mungkin dikompromikan antara keduanya. Contoh: hadits syaz dalam matan adalah
hadits yang diriwayatkan oleh muslim, dari Nubaisyah Al-Hudzali, dia berkata, Rasulullah
bersabda:
‫ايام التشريق ايام اكل وشرب‬
Artinya:
“hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan dan minum”
Jadi, kesimpulan bahwa hadits yang cacat rawi dan matan atau kedua-duanya
digolongkan hadits dha’if yang terbagi menjadi tujuh, yaitu: hadits maudu’ (palsu), hadits
matruk (yang ditinggalkan) atau hadits matruh (yang dibuang), hadits munkar(yang
diingkari), hadits muallal (terkena illat), hadits mudras (yang dimasuki sisipan), hadits
maqlub (yang diputar balik), dan hadits syaz (yang ganjil)

NAMA : RIFQI MEDIAN H

NIM : 5211161102
KELAS : AKUNTANSI - C