Penggunaan Media Karikatur dalam Pembela
PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR PADA MODEL
PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP
NEGERI 3 KUPANG
Jannes Bastian Selly, Drs. Fakhruddin, M.Si, Imelda Paulina Soko, M.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana-Kupang
ABSTRAK
Model pembelajaran picture and picture dengan media karikatur
merupakan salah satu jenis model pembelajaran koperatif yang
menggunakan karikatur berupa tokoh-tokoh terkenal atau benda-benda
tertentu yang ditampilkan secara lucu dalam kegiatan pembelajaran, untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan motivasi belajar fisika siswa yang diajar
menggunakan media karikatur dengan siswa yang diajar menggunakan
media gambar pada model pembelajaran picture and picture, dan untuk
mengetahui apakah motivasi belajar fisika siswa yang diajar menggunakan
media karikatur lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan
media gambar pada model pembelajaran picture and picture. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas IX B sebagai kelas
eksperimen yang melibatkan 33 siswa, dan kelas IX A sebagai kelas kontrol
yang melibatkan 33 siswa. Instrumen yang digunakan adalah silabus,
rencana pembelajaran, media karikatur dan media gambar, soal diskusi,
soal tugas, serta angket motivasi belajar siswa. Berdasarkan analisis
statistik diketahui bahwa motivasi belajar fisika siswa yang diajar
menggunakan media karikatur pada model pembelajaran picture and
picture lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan
media karikatur pada model pembelajaran picture and picture. Dengan
demikian pembelajaran fisika menggunakan media karikatur pada model
pembelajaran picture and picture efektif untuk meningkatkan motivasi
belajar fisika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kupang
PENDAHULUAN
Manusia
(SDM)
yang
Pendidikan merupakan salah
berkualitas dan satu-satunya
satu sektor yang memegang peranan
wadah yang dapat dipandang
penting dalam memajukan kualitas
dan seyogianya berfungsi
sumber daya manusia, sehingga
sebagai
alat
untuk
untuk menjadi suatu negara yang
membangun
SDM
yang
maju, tidak ada yang lebih penting
bermutu
tinggi
adalah
selain memajukan mutu pendidikan.
pendidikan. Untuk mencapai
Memasuki abad ke-21,
tujuan pendidikan nasional,
sistem pendidikan nasional
pemerintah telah melakukan
menghadapi tantangan yang
perbaikan-perbaikan
sangat
kompleks
dalam
peningkatan mutu pendidikan
menyiapkan Sumber Daya
1
pada berbagai jenis dan
jenjang. Namun fakta di
lapangan belum menunjukkan
hasil yang memuaskan.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan diketahui
bahwa
kelompok
mata
pelajaran Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(MIPA), paling banyak siswa
absen dan meninggalkan kelas
sebelum pelajaran selesai. Hal
ini mengindikasikan bahwa
pada
jenjang
pendidikan
menengah, kelompok mata
pelajaran MIPA/sains masih
dianggap sulit dan kurang
disukai siswa.
Fisika
merupakan
salah satu mata pelajaran IPA
yang
termasuk
dalam
kelompok mata pelajaran sains
yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir, dengan
menggunakan
berbagai
peristiwa dan penyelesaiannya
baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Ilmu
Fisika
memberikan peluang untuk
mempelajari alam semesta,
menemukan cakrawala kita
secara jauh lebih menarik
dibandingkan dengan bidangbidang lainnya. Menyadari
betapa penting ilmu fisika,
maka sungguh disayangkan
apabila peserta didik kurang
bahkan tidak tertarik sama
sekali untuk mempelajari
fisika.
Faktor yang menjadi
penyebab adalah motivasi
belajar siswa yang rendah.
Padahal,
tanpa
adanya
motivasi belajar, siswa tidak
merasa
tertarik
untuk
mempelajari fisika. Cara yang
dapat dilakukan agar peserta
didik tertarik terhadap fisika
adalah dengan menerapkan
kegiatan pembelajaran yang
asyik dan menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut,
maka peran guru fisika
sebagai fasilitator dituntut
mempunyai
kemampuan
dalam menguasai materi,
mengorganisasikan
proses
pembelajaran,
mempunyai
kreativitas
tinggi
dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan
pembelajaran,
serta
menggunakan metode dan
media pembelajaran yang
tepat. Media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah media karikatur
dan media gambar.
Penggunaan
media
pembelajaran yang lucu dan
menghibur sudah banyak
dibuktikan melalui berbagai
penelitian oleh para ahli,
memiliki
pengaruh
yang
sangat
baik
terhadap
efektivitas pembelajaran. Hal
ini sangat membantu peserta
didik
meningkatkan
kegairahan belajar, terutama
saat siswa sedang mengalami
penurunan konsentrasi, jenuh,
bosan, kehilangan motivasi
dalam belajar. Bahkan dapat
meningkatkan daya ingat dan
kemampuan
memahami
pelajaran yang lebih abstrak
sekalipun
Model pembelajaran
yang dapat dipadukan dengan
media karikatur dan media
gambar
adalah
model
2
pembelajaran koperatif tipe
picture and picture. Model
pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture merupakan
model pembelajaran yang
membagi
siswa
dalam
kelompok-kelompok
kecil
yang heterogen dan meminta
siswa untuk mengurutkan
gambar-gambar materi yang
ditampilkan menjadi urutan
yang logis dan sesuai dengan
pembelajaran yang dimaksud.
Berdasarkan
uraian
masalah di atas, penulis
tertarik untuk melakukan
penelitian
dengan
judul:
“Penggunaan
Media
Karikatur
Pada
Model
Pembelajaran Picture and
Picture untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Fisika
Siswa
SMP Negeri
3
Kupang”.
Variabel bebas pada
penelitian
ini
adalah
pengajaran
menggunakan
model Picture and Picture
dengan media karikatur dan
gambar
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pada
penelitian ini adalah motivasi
belajar fisika siswa yang
dicerminkan
oleh
hasil
pengisian angket motivasi
yang diberikan
c. Variabel Kontrol
Waktu
yang
dibutuhkan untuk belajar,
dikontrol dengan jumlah jam
pelajaran yang digunakan
sama untuk kedua kelas.
Bahan pelajaran yang diberikan
adalah sama yaitu Listrik Statis
4. Desain Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan pada dua kelas
berbeda untuk mengetahui
perbandingannya. Kelas yang
digunakan
adalah
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Data pretest (tes awal), pada
dasarnya hanya dipakai untuk
mengetahui kemampuan atau
motivasi awal dari kedua
kelas,
dan
sebagai
pembanding untuk mengetahui
perubahan
yang
terjadi.
Sedangkan secara umum data
yang dipakai adalah data post
test yaitu pengisian angke
motivasi akhir yang dilakukan
oleh siswa.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan di SMP Negeri 3
Kupang, Kelurahan Naikolan,
Kecamatan Maulafa, Kota
Kupang pada bulan November
Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Populasi dan Sampel
Populasi
dari
penelitian ini adalah siswa
kelas IX, sedangkan untuk
sampel, diambil dua kelas
secara acak sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol
5. Prosedur Penelitian
3. Variabel Penelitian
a. Tahap Persiapan
a. Variabel Bebas (X)
3
Guru mempersiapkan
perangkan
pembelajaran,
beserta
angket
motivasi
belajar yang disusun sesuai
indikator-indikator motivasi
yang telah ditetapkan
b. Tahap Pelaksanaan
Guru
melakukan
pengajaran
pada
kelas
eksperimen
menggunakan
media karikatur sedangkan
pada kelas kontrol dengan
media gambar
c. Tahap akhir
Guru menghitung skor
motivasi siswa berdasarkan
angket yang diisi oleh siswa
dk=(k-1) kesimpulannya menolak
hipotesis Ho.
b. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian dilakukan uji
hipotesis pertama (uji dua pihak)
dengan persamaan
S
√
1
n1
2
+
)
1
n2
2
(n1 −1)S 1 +(n2 −1)S 2
S =
n1 + n2−2
2
X1 :
Rata– rata hitung kelompok
kelas eksperimen
X2 : Rata–rata hitung kelompok
kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelompok kelas
eksperimen
S2 : Standar deviasi kelompok kelas
kontrol
n1 : Jumlah sampel untuk kelompok
kelas eksperimen
n2 : Jumlah sampel untuk kelompok
kelas kontrol
Kriteria pengujian terima H0 jika –t11/2α < t < t1-1/2α diperoleh dari daftar
distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1 – 1/2α) untuk hargaharga t lainnya H0 ditolak. Dan uji
hipotesis kedua (uji pihak kanan)
dengan persamaan :
X 1− X 2
t=
)
1
1
S
+
n1
n2
6. Teknik analisis Data
a. Uji prasayarat analisis
Uji
prasyarat
analisis
yang
digunakan adalah Uji Normalitas
dengan persamaan :
k
( O i−E i )2
2
χ =∑
i=1 Ei
Keterangan:
Oi
X 1− X 2
t=
Frekuensi nyata atau hasil
pengamatan,
Ei : Frekuensi yang diharapkan
k : Banyaknya kelas interval.
X2 : Chi Kuadrat
Kriteria pengujian adalah tolak Ho
jika 2hitung 2tabel (1-)(k-3) dengan
taraf nyata untuk pengujian. Dalam
hal lainnya hipotesis itu diterima.
Dan Uji Homogenitas dngan
persamaan :
B = (log S2) (ni-1)
χ2 = (ln 10){B-(ni-1) logSi2}
Jika χ2hitung χ2tabel (1-)(k-1), ini
didapat dari daftar distribusi chikuadrat dengan peluang (1-) dan
:
√
2
2
(n −1)S 1 +(n2 −1)S 2
S = 1
n1 + n2−2
Kriteria pengujian terima H0 thitung <
ttabel dimana ttabel diperoleh dari daftar
distribusi dengan dk = (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1-α) untuk harga-harga
t lainnya H0 ditolak.
2
4
c. Hasil yang Diharapkan
1. Mengetahui perbedaan motivasi
belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol
2. Mengetahui motivasi belajar
yang paling tinggi di antar kelas
eksperimen dan kelas kontrol
1
Kehadiran sebelum pelajaran dimulai
2
Mengikuti pelajaran sampai selesai
3
4
83,03
62,42
86,36
59,19
73,33
61,82
78,94
64,24
79,39
62,53
81,59
Persentase (%)
50
1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel2. persentase motivasi belajar
fisika kelas kontrol
No. Angket
Awal
(%)
10,13,14
63,64
75,56
Menyukai pelajaran Fisika dan ingin
tahu lebih banyak tentang fisika
4,5
64,55
76,06
Memiliki jadwal belajar di rumah dan
mengajak teman berdiskusi dan
mempelajari materi-materi fisika
15,16,17
59,60
73,33
Tidak cepat putus asa belajar fisika dan
ingin mencapai prestasi yang tinggi
dalam fisika
11,18,19,20
60,45
75,76
Mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan tepat waktu
Total / Rata-Rata Persentase
9,12
67,27
78,48
20 Nomor
62,00
76,12
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Dari data hasil analisis,
diketahui
bahwa
terjadi
peningkatan motivasi belajar
fisika baik pada siswa kelas
eksperimen maupun siswa
kelas kontrol. Motivasi belajar
fisika siswa kelas eksperimen,
meningkat
pada
semua
indikator. Peningkatan paling
besar terjadi pada motivasi
mengikuti kegiatan belajar
mengajar
fisika,
yaitu
kehadiran sebelum pelajaran
dimulai
Indikator
yang
mengalami
peningkatan paling kecil adalah
indikator keenam yaitu memiliki
jadwal belajar di rumah dan
mengajak teman berdiskusi dan
mempelajari materi-materi fisika.
Pada kelas kontrol,
motivasi belajar siswa juga
100
Indikator
Menyampaikan
pendapat
baik
pertanyaan atau jawaban serta
menghargai pendapat orang lain
2. Pembahasan
Indikator Motivasi Belajar Fisika
No
77,98
indikator Motivasi Belajar Fisika
Apabila tabel di atas dibuat dalam
bentuk diagram batang, diperoleh
0
64,24
persentase (%)
63,03
6,7,8
Apabila tabel di atas dibuat dalam
bentuk diagram batang, diperoleh
Akhir (%)
86,06
86,97
87,07
78,48
Menyimak dan mencatat penjelasan
Guru di depan kelas
7
Berdasarkan data yang diperoleh
dan dianalisis, diketahui bahwa
seluruh data terdistribusi normal dan
bersifat homogen.
Tabel1. persentase motivasi belajar
fisika kelas eksperimen
62,73
65,05
76,97
61,82
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Awal (%)
59,39
59,39
5
8
Indikator
No. Angket
Kehadiran
sebelum
pelajaran
1
dimulai
Mengikuti pelajaran sampai selesai
2,3
Menyimak dan mencatat penjelasan
6,7,8
guru di depan kelas
Menyamapaikan pendapat baik 10,13,14
pertanyaan atau jawaban serta
menghargai pendapat orang lain
Menyukai pelajaran Fisika dan
4,5
ingin tahu lebih banyak tentang
fisika
Memiliki jadwal belajar di rumah 15,16,17
dan mengajak teman berdiskusi
dan mempelajari materi-materi
fisika
11,18,19,20
Tidak cepat putus asa belajar fisika
dan ingin mencapai prestasi yang
tinggi dalam fisika
9,12
Mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan tepat waktu
Total / Rata-Rata Persentase
20 Nomor
1
2,3
Akhir
(%)
5
meningkat
pada
semua
indikator. Indikator yang
mengalami peningkatan paling
besar sama dengan pada kelas
eksperimen tetapi dengan
persentase yang berbeda, yaitu
kehadiran sebelum pelajaran
dimulai. Pada dasarnya siswa
– siswi pada SMP Negeri 3
Kupang memiliki masalah
yang sama yaitu motivasi
mengikuti
pelajaran
dan
motivasi belajar. Akan tetapi
dengan
pengajaran
menggunakan media gambar,
terbukti siswa menjadi lebih
tertarik dan hadir di kelas
sebelum pelajaran dimulai.
Indikator
yang
mengalami
peningkatan paling kecil pada kelas
kontrol yaitu indikator kedelapan,
mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan
tepat
waktu.
Kesadaran siswa – siswi untuk
mengumpulkan tugas memang masih
tergolong rendah, selalu terlambat
dalam mengumpulkan, bahkan ada
siswa yang tidak mengumpulkannya
sama sekali. Dengan penelitian ini
dapat dilihat peningkatan yang cukup
baik,
meskipun
tidak
terlalu
signifikan,
akan
tetapi
telah
memberikan sumbangan motivasi
bagi siswa untuk mengerjakan tugastugas tanpa menunda.
Rata-rata
persentase
motivasi belajar fisika awal
kelas
eksperimen
sesuai
dengan hasil pengisian angket
yang dilakukan siswa, sebesar
62,53%. Sedangkan rata-rata
persentase motivasi belajar
akhir sesuai dengan pengisian
angket naik menjadi 81,59%,
dengan kata lain terjadi
peningkatan sebesar 19,06%.
Untuk kelas kontrol, rata-rata
persentase motivasi belajar
awal sesuai dengan hasil
pengisian
angket
yang
dilakukan
siswa–siswi,
sebesar 62,00%. Sedangkan
rata-rata persentase motivasi
belajar akhir sesuai dengan
pengisian
angket
yang
dilakukan siswa–siswi, naik
menjadi
76,12%
atau
meningkat sebesar 14,12%.
Peningkatan yang dicapai oleh
kelas eksperimen maupun
kelas kontrol tergolong baik,
karena rata-rata persentase
motivasi belajar fisika siswa
lebih tinggi dari 75%.
Peningkatan
motivasi
belajarfisika
secara
keseluruhan diungguli oleh
kelas eksperimen, hanya pada
indikator
keenam
yaitu
memiliki jadwal belajar di
rumah dan mengajak teman
berdiskusi dan mempelajari
materi-materi fisika, rata-rata
persentase akhirnya sama.
Dari hasil ini dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran menggunakan
media karikatur pada model
pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture lebih
unggul dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan
media gambar pada model
pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture.
Dengan
demikian
peningkatan motivasi belajar
fisika siswa kelas kontrol lebih
rendah dibanding siswa pada
kelas
eksperimen. Oleh
karena
itu
peneliti
6
merekomendasikan
model
pembelajaran picture and
picture dengan menggunakan
media
karikatur,
untuk
diterapkan pada materi-materi
fisika lainnya atau bahkan
pada pelajaran-pelajaran lain.
Picture and Picture dengan siswa
yang diajar menggunakan media
Gambar pada model pembelajaran
Kooperatif
tipe Picture and
Picture.
2. Motivasi Belajar Fisika Siswa
yang diajar menggunakan media
Karikatur
pada
model
pembelajaran Kooperatif tipe
Picture and Picture lebih tinggi
dibanding Motivasi Belajar Fisika
Siswa yang diajar menggunakan
media Gambar pada model
pembelajaran Kooperatif tipe
Picture and Picture.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan Motivasi
Belajar Fisika Siswa yang
signifikan antara siswa yang
diajar
menggunakan
media
Karikatur
pada
model
pembelajaran Kooperatif tipe
7
PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP
NEGERI 3 KUPANG
Jannes Bastian Selly, Drs. Fakhruddin, M.Si, Imelda Paulina Soko, M.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana-Kupang
ABSTRAK
Model pembelajaran picture and picture dengan media karikatur
merupakan salah satu jenis model pembelajaran koperatif yang
menggunakan karikatur berupa tokoh-tokoh terkenal atau benda-benda
tertentu yang ditampilkan secara lucu dalam kegiatan pembelajaran, untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan motivasi belajar fisika siswa yang diajar
menggunakan media karikatur dengan siswa yang diajar menggunakan
media gambar pada model pembelajaran picture and picture, dan untuk
mengetahui apakah motivasi belajar fisika siswa yang diajar menggunakan
media karikatur lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan
media gambar pada model pembelajaran picture and picture. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas IX B sebagai kelas
eksperimen yang melibatkan 33 siswa, dan kelas IX A sebagai kelas kontrol
yang melibatkan 33 siswa. Instrumen yang digunakan adalah silabus,
rencana pembelajaran, media karikatur dan media gambar, soal diskusi,
soal tugas, serta angket motivasi belajar siswa. Berdasarkan analisis
statistik diketahui bahwa motivasi belajar fisika siswa yang diajar
menggunakan media karikatur pada model pembelajaran picture and
picture lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan
media karikatur pada model pembelajaran picture and picture. Dengan
demikian pembelajaran fisika menggunakan media karikatur pada model
pembelajaran picture and picture efektif untuk meningkatkan motivasi
belajar fisika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kupang
PENDAHULUAN
Manusia
(SDM)
yang
Pendidikan merupakan salah
berkualitas dan satu-satunya
satu sektor yang memegang peranan
wadah yang dapat dipandang
penting dalam memajukan kualitas
dan seyogianya berfungsi
sumber daya manusia, sehingga
sebagai
alat
untuk
untuk menjadi suatu negara yang
membangun
SDM
yang
maju, tidak ada yang lebih penting
bermutu
tinggi
adalah
selain memajukan mutu pendidikan.
pendidikan. Untuk mencapai
Memasuki abad ke-21,
tujuan pendidikan nasional,
sistem pendidikan nasional
pemerintah telah melakukan
menghadapi tantangan yang
perbaikan-perbaikan
sangat
kompleks
dalam
peningkatan mutu pendidikan
menyiapkan Sumber Daya
1
pada berbagai jenis dan
jenjang. Namun fakta di
lapangan belum menunjukkan
hasil yang memuaskan.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan diketahui
bahwa
kelompok
mata
pelajaran Matematika dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(MIPA), paling banyak siswa
absen dan meninggalkan kelas
sebelum pelajaran selesai. Hal
ini mengindikasikan bahwa
pada
jenjang
pendidikan
menengah, kelompok mata
pelajaran MIPA/sains masih
dianggap sulit dan kurang
disukai siswa.
Fisika
merupakan
salah satu mata pelajaran IPA
yang
termasuk
dalam
kelompok mata pelajaran sains
yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir, dengan
menggunakan
berbagai
peristiwa dan penyelesaiannya
baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Ilmu
Fisika
memberikan peluang untuk
mempelajari alam semesta,
menemukan cakrawala kita
secara jauh lebih menarik
dibandingkan dengan bidangbidang lainnya. Menyadari
betapa penting ilmu fisika,
maka sungguh disayangkan
apabila peserta didik kurang
bahkan tidak tertarik sama
sekali untuk mempelajari
fisika.
Faktor yang menjadi
penyebab adalah motivasi
belajar siswa yang rendah.
Padahal,
tanpa
adanya
motivasi belajar, siswa tidak
merasa
tertarik
untuk
mempelajari fisika. Cara yang
dapat dilakukan agar peserta
didik tertarik terhadap fisika
adalah dengan menerapkan
kegiatan pembelajaran yang
asyik dan menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut,
maka peran guru fisika
sebagai fasilitator dituntut
mempunyai
kemampuan
dalam menguasai materi,
mengorganisasikan
proses
pembelajaran,
mempunyai
kreativitas
tinggi
dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan
pembelajaran,
serta
menggunakan metode dan
media pembelajaran yang
tepat. Media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah media karikatur
dan media gambar.
Penggunaan
media
pembelajaran yang lucu dan
menghibur sudah banyak
dibuktikan melalui berbagai
penelitian oleh para ahli,
memiliki
pengaruh
yang
sangat
baik
terhadap
efektivitas pembelajaran. Hal
ini sangat membantu peserta
didik
meningkatkan
kegairahan belajar, terutama
saat siswa sedang mengalami
penurunan konsentrasi, jenuh,
bosan, kehilangan motivasi
dalam belajar. Bahkan dapat
meningkatkan daya ingat dan
kemampuan
memahami
pelajaran yang lebih abstrak
sekalipun
Model pembelajaran
yang dapat dipadukan dengan
media karikatur dan media
gambar
adalah
model
2
pembelajaran koperatif tipe
picture and picture. Model
pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture merupakan
model pembelajaran yang
membagi
siswa
dalam
kelompok-kelompok
kecil
yang heterogen dan meminta
siswa untuk mengurutkan
gambar-gambar materi yang
ditampilkan menjadi urutan
yang logis dan sesuai dengan
pembelajaran yang dimaksud.
Berdasarkan
uraian
masalah di atas, penulis
tertarik untuk melakukan
penelitian
dengan
judul:
“Penggunaan
Media
Karikatur
Pada
Model
Pembelajaran Picture and
Picture untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Fisika
Siswa
SMP Negeri
3
Kupang”.
Variabel bebas pada
penelitian
ini
adalah
pengajaran
menggunakan
model Picture and Picture
dengan media karikatur dan
gambar
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat pada
penelitian ini adalah motivasi
belajar fisika siswa yang
dicerminkan
oleh
hasil
pengisian angket motivasi
yang diberikan
c. Variabel Kontrol
Waktu
yang
dibutuhkan untuk belajar,
dikontrol dengan jumlah jam
pelajaran yang digunakan
sama untuk kedua kelas.
Bahan pelajaran yang diberikan
adalah sama yaitu Listrik Statis
4. Desain Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan pada dua kelas
berbeda untuk mengetahui
perbandingannya. Kelas yang
digunakan
adalah
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Data pretest (tes awal), pada
dasarnya hanya dipakai untuk
mengetahui kemampuan atau
motivasi awal dari kedua
kelas,
dan
sebagai
pembanding untuk mengetahui
perubahan
yang
terjadi.
Sedangkan secara umum data
yang dipakai adalah data post
test yaitu pengisian angke
motivasi akhir yang dilakukan
oleh siswa.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan di SMP Negeri 3
Kupang, Kelurahan Naikolan,
Kecamatan Maulafa, Kota
Kupang pada bulan November
Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Populasi dan Sampel
Populasi
dari
penelitian ini adalah siswa
kelas IX, sedangkan untuk
sampel, diambil dua kelas
secara acak sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol
5. Prosedur Penelitian
3. Variabel Penelitian
a. Tahap Persiapan
a. Variabel Bebas (X)
3
Guru mempersiapkan
perangkan
pembelajaran,
beserta
angket
motivasi
belajar yang disusun sesuai
indikator-indikator motivasi
yang telah ditetapkan
b. Tahap Pelaksanaan
Guru
melakukan
pengajaran
pada
kelas
eksperimen
menggunakan
media karikatur sedangkan
pada kelas kontrol dengan
media gambar
c. Tahap akhir
Guru menghitung skor
motivasi siswa berdasarkan
angket yang diisi oleh siswa
dk=(k-1) kesimpulannya menolak
hipotesis Ho.
b. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian dilakukan uji
hipotesis pertama (uji dua pihak)
dengan persamaan
S
√
1
n1
2
+
)
1
n2
2
(n1 −1)S 1 +(n2 −1)S 2
S =
n1 + n2−2
2
X1 :
Rata– rata hitung kelompok
kelas eksperimen
X2 : Rata–rata hitung kelompok
kelas kontrol
S1 : Standar deviasi kelompok kelas
eksperimen
S2 : Standar deviasi kelompok kelas
kontrol
n1 : Jumlah sampel untuk kelompok
kelas eksperimen
n2 : Jumlah sampel untuk kelompok
kelas kontrol
Kriteria pengujian terima H0 jika –t11/2α < t < t1-1/2α diperoleh dari daftar
distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1 – 1/2α) untuk hargaharga t lainnya H0 ditolak. Dan uji
hipotesis kedua (uji pihak kanan)
dengan persamaan :
X 1− X 2
t=
)
1
1
S
+
n1
n2
6. Teknik analisis Data
a. Uji prasayarat analisis
Uji
prasyarat
analisis
yang
digunakan adalah Uji Normalitas
dengan persamaan :
k
( O i−E i )2
2
χ =∑
i=1 Ei
Keterangan:
Oi
X 1− X 2
t=
Frekuensi nyata atau hasil
pengamatan,
Ei : Frekuensi yang diharapkan
k : Banyaknya kelas interval.
X2 : Chi Kuadrat
Kriteria pengujian adalah tolak Ho
jika 2hitung 2tabel (1-)(k-3) dengan
taraf nyata untuk pengujian. Dalam
hal lainnya hipotesis itu diterima.
Dan Uji Homogenitas dngan
persamaan :
B = (log S2) (ni-1)
χ2 = (ln 10){B-(ni-1) logSi2}
Jika χ2hitung χ2tabel (1-)(k-1), ini
didapat dari daftar distribusi chikuadrat dengan peluang (1-) dan
:
√
2
2
(n −1)S 1 +(n2 −1)S 2
S = 1
n1 + n2−2
Kriteria pengujian terima H0 thitung <
ttabel dimana ttabel diperoleh dari daftar
distribusi dengan dk = (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1-α) untuk harga-harga
t lainnya H0 ditolak.
2
4
c. Hasil yang Diharapkan
1. Mengetahui perbedaan motivasi
belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol
2. Mengetahui motivasi belajar
yang paling tinggi di antar kelas
eksperimen dan kelas kontrol
1
Kehadiran sebelum pelajaran dimulai
2
Mengikuti pelajaran sampai selesai
3
4
83,03
62,42
86,36
59,19
73,33
61,82
78,94
64,24
79,39
62,53
81,59
Persentase (%)
50
1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel2. persentase motivasi belajar
fisika kelas kontrol
No. Angket
Awal
(%)
10,13,14
63,64
75,56
Menyukai pelajaran Fisika dan ingin
tahu lebih banyak tentang fisika
4,5
64,55
76,06
Memiliki jadwal belajar di rumah dan
mengajak teman berdiskusi dan
mempelajari materi-materi fisika
15,16,17
59,60
73,33
Tidak cepat putus asa belajar fisika dan
ingin mencapai prestasi yang tinggi
dalam fisika
11,18,19,20
60,45
75,76
Mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan tepat waktu
Total / Rata-Rata Persentase
9,12
67,27
78,48
20 Nomor
62,00
76,12
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Dari data hasil analisis,
diketahui
bahwa
terjadi
peningkatan motivasi belajar
fisika baik pada siswa kelas
eksperimen maupun siswa
kelas kontrol. Motivasi belajar
fisika siswa kelas eksperimen,
meningkat
pada
semua
indikator. Peningkatan paling
besar terjadi pada motivasi
mengikuti kegiatan belajar
mengajar
fisika,
yaitu
kehadiran sebelum pelajaran
dimulai
Indikator
yang
mengalami
peningkatan paling kecil adalah
indikator keenam yaitu memiliki
jadwal belajar di rumah dan
mengajak teman berdiskusi dan
mempelajari materi-materi fisika.
Pada kelas kontrol,
motivasi belajar siswa juga
100
Indikator
Menyampaikan
pendapat
baik
pertanyaan atau jawaban serta
menghargai pendapat orang lain
2. Pembahasan
Indikator Motivasi Belajar Fisika
No
77,98
indikator Motivasi Belajar Fisika
Apabila tabel di atas dibuat dalam
bentuk diagram batang, diperoleh
0
64,24
persentase (%)
63,03
6,7,8
Apabila tabel di atas dibuat dalam
bentuk diagram batang, diperoleh
Akhir (%)
86,06
86,97
87,07
78,48
Menyimak dan mencatat penjelasan
Guru di depan kelas
7
Berdasarkan data yang diperoleh
dan dianalisis, diketahui bahwa
seluruh data terdistribusi normal dan
bersifat homogen.
Tabel1. persentase motivasi belajar
fisika kelas eksperimen
62,73
65,05
76,97
61,82
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Awal (%)
59,39
59,39
5
8
Indikator
No. Angket
Kehadiran
sebelum
pelajaran
1
dimulai
Mengikuti pelajaran sampai selesai
2,3
Menyimak dan mencatat penjelasan
6,7,8
guru di depan kelas
Menyamapaikan pendapat baik 10,13,14
pertanyaan atau jawaban serta
menghargai pendapat orang lain
Menyukai pelajaran Fisika dan
4,5
ingin tahu lebih banyak tentang
fisika
Memiliki jadwal belajar di rumah 15,16,17
dan mengajak teman berdiskusi
dan mempelajari materi-materi
fisika
11,18,19,20
Tidak cepat putus asa belajar fisika
dan ingin mencapai prestasi yang
tinggi dalam fisika
9,12
Mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan tepat waktu
Total / Rata-Rata Persentase
20 Nomor
1
2,3
Akhir
(%)
5
meningkat
pada
semua
indikator. Indikator yang
mengalami peningkatan paling
besar sama dengan pada kelas
eksperimen tetapi dengan
persentase yang berbeda, yaitu
kehadiran sebelum pelajaran
dimulai. Pada dasarnya siswa
– siswi pada SMP Negeri 3
Kupang memiliki masalah
yang sama yaitu motivasi
mengikuti
pelajaran
dan
motivasi belajar. Akan tetapi
dengan
pengajaran
menggunakan media gambar,
terbukti siswa menjadi lebih
tertarik dan hadir di kelas
sebelum pelajaran dimulai.
Indikator
yang
mengalami
peningkatan paling kecil pada kelas
kontrol yaitu indikator kedelapan,
mengerjakan tugas fisika dengan
semangat tanpa menunda serta
mengumpulkan
tepat
waktu.
Kesadaran siswa – siswi untuk
mengumpulkan tugas memang masih
tergolong rendah, selalu terlambat
dalam mengumpulkan, bahkan ada
siswa yang tidak mengumpulkannya
sama sekali. Dengan penelitian ini
dapat dilihat peningkatan yang cukup
baik,
meskipun
tidak
terlalu
signifikan,
akan
tetapi
telah
memberikan sumbangan motivasi
bagi siswa untuk mengerjakan tugastugas tanpa menunda.
Rata-rata
persentase
motivasi belajar fisika awal
kelas
eksperimen
sesuai
dengan hasil pengisian angket
yang dilakukan siswa, sebesar
62,53%. Sedangkan rata-rata
persentase motivasi belajar
akhir sesuai dengan pengisian
angket naik menjadi 81,59%,
dengan kata lain terjadi
peningkatan sebesar 19,06%.
Untuk kelas kontrol, rata-rata
persentase motivasi belajar
awal sesuai dengan hasil
pengisian
angket
yang
dilakukan
siswa–siswi,
sebesar 62,00%. Sedangkan
rata-rata persentase motivasi
belajar akhir sesuai dengan
pengisian
angket
yang
dilakukan siswa–siswi, naik
menjadi
76,12%
atau
meningkat sebesar 14,12%.
Peningkatan yang dicapai oleh
kelas eksperimen maupun
kelas kontrol tergolong baik,
karena rata-rata persentase
motivasi belajar fisika siswa
lebih tinggi dari 75%.
Peningkatan
motivasi
belajarfisika
secara
keseluruhan diungguli oleh
kelas eksperimen, hanya pada
indikator
keenam
yaitu
memiliki jadwal belajar di
rumah dan mengajak teman
berdiskusi dan mempelajari
materi-materi fisika, rata-rata
persentase akhirnya sama.
Dari hasil ini dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran menggunakan
media karikatur pada model
pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture lebih
unggul dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan
media gambar pada model
pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture.
Dengan
demikian
peningkatan motivasi belajar
fisika siswa kelas kontrol lebih
rendah dibanding siswa pada
kelas
eksperimen. Oleh
karena
itu
peneliti
6
merekomendasikan
model
pembelajaran picture and
picture dengan menggunakan
media
karikatur,
untuk
diterapkan pada materi-materi
fisika lainnya atau bahkan
pada pelajaran-pelajaran lain.
Picture and Picture dengan siswa
yang diajar menggunakan media
Gambar pada model pembelajaran
Kooperatif
tipe Picture and
Picture.
2. Motivasi Belajar Fisika Siswa
yang diajar menggunakan media
Karikatur
pada
model
pembelajaran Kooperatif tipe
Picture and Picture lebih tinggi
dibanding Motivasi Belajar Fisika
Siswa yang diajar menggunakan
media Gambar pada model
pembelajaran Kooperatif tipe
Picture and Picture.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan Motivasi
Belajar Fisika Siswa yang
signifikan antara siswa yang
diajar
menggunakan
media
Karikatur
pada
model
pembelajaran Kooperatif tipe
7