dakwah dalam pandangan jamaah tabligh.pd (1)

DA’WAH DALAM PANDANGAN JAMAAH TABLIGH
(Study Kasus Di Markas Jamaah Tabligh Tanjung Anom Solo Tahun 2015)
Penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah islam di indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si

Disusun oleh:
Imam Arifin

G000140159
Kelas: A

PRODI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ABSTRAK
Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim, karena islam adalah
agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan
mengenalkan islam kepada seluruh penjuru dunia. Dalam dunia dakwah sudah
banyak kelompok-kelompok dalam islam yang berusaha mewujudkan dakwah
secara sempurna sehingga islam dapat menyebar keseluruh umat manusia

didunia ini. Salah satu gerakan atau kelompok dakwah yang telah mendunia
adalah jamaah tabligh, gerakan ini berasal dari india dan membentuk kelompokkelompok untuk menyebar keseluruh penjuru dunia, termasuk indonesia dengan
tujuan menyebarkan agama islam dan menghidupkan sunah rasulullah SAW.
Dalam penelitian ini fokus tempat penelitian adalah markas tanjung anom solo
yaitu di masjid An-Ni’mah yang merupakan tempat singgah dan musyawarah
jamaah tabligh khususnya daerah solo dan sekitarnya. Adapun pembahasan yang
akan penulis teliti adalah pandangan dakwah jamaah tabligh dan juga kegiatankegiatannya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa
wawancara, pengamatan dan juga telaah buku-buku jamaah tabligh. Analisis
diskriptif kualitatif dipilih untuk menguji teori, pendapat dan hasil penelaahan
buku. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dakwah jamaah tabligh bukanlah
sekedar mengajak manusia untuk berbuat baik maupun masuk islam, melainkan
juga menekankan pada perbaikan diri seorang da’i dengan menanamkan sifatsifat tayyibah sehingga ajaran agama dapat dijalankan secara sempurna. Adapun
kegiatan dakwah jamaah tabligh meliputi ibadah ijtima’i dan ibadah infiradi,
ibadah ijtima’i berupa ta’lim masjid, musyawarah dan juga dakwah dari satu
rumah ke rumah lain sedangkan ibadah infiradi berupa membaca alqur’an dan
sholat sunah yang dikerjakan sendiri oleh masing-masing jamaah.
Kata Kunci: Dakwah Jamaah Tabligh, Kegiatan Jamaah Tabligh

PENDAHULUAN
Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

untuk menyebarkan dan menyiarkan islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai
rahmat bagi seluruh alam, islam juga menjamin terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia, bila mana ajaran islam yang mencakup segenap
aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh.
Maka dari itu dakwah merupakan hal yang penting dalam agama islam,
karena menyebarnya agama islam di seluruh dunia ini tak lepas dari usaha-usaha
dakwah yang dilakukan oleh rosulullah , para sahabat nabi dan juga umat islam
yang meneruskan perjuangan dakwahnya.
Seiring dengan berkembangnya zaman, maka tantangan dakwah juga
semakin bertambah berat dan kompleks, hal ini disebabkan karena masalah yang
dihadapi oleh dakwah semakin berkembang pula. Sebagai contoh adalah
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa banyak perubahan
masyarakat, baik dalam cara berfikir, sikap maupun tingkah laku. Walaupun
dalam satu sisi, kemajuan tekhnologi memang telah membuat manusia lebih
sempurna dalam menguasai, mengolah dan mengelola alam untuk kepentingan
dan kesejahteraan hidup mereka. Tetapi dari sisi lain juga, kemajuan tekhnologi
dan ilmu pengetahuan justru menimbulkan efek samping yang mungkin tidak
dikehendaki oleh manusia itu sendiri seperti banyaknya penyakit dan rusaknya
alam ini, dan juga yang lebih penting lagi dari dampak negatif kemajuan ini

adalah merosotnya nilai-nilai kemanusiaan, sehingga boleh dikatakan manusia
dewasa ini sedang mengalami krisis nilai-nilai insani.
Begitu pula persoalan-persoalan kemasyarakatan yang juga semakin rumit
dan kompleks, merupakan masalah yang harus dihadapi dan diatasi oleh para
pendukung dan pelaksana dakwah. Pada kenyataannya adalah semakin meningkat
kampanye dan serangan pemikiran yang menentang islam, dalam bentuk seruan
atheistis seperti komunis, sukalarisme, kristenisasi dan lain sebagainya yang
merupakan problema dakwah yang harus dihadapi.
Untuk menghadapi tantangan dakwah yang semakin berat dan meningkat,
maka tidak mungkin dakwah dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan
saja, harus ada strategi dakwah yang di susun dan diorganisir sebaik mungkin
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang di inginkan. Maka munculah kelompokkelompok dakwah atau ormas-ormas islam.
Di indonesia juga telah muncul ormas-ormas islam yang telah didesain
oleh para pendiri-pendirinya dan siap menghadapi tantangan-tantangan dakwah
dimasa depan. Diantara ormas-ormas di indonesia yang telah mengalami
perkembangan dalam dakwahnya adalah muhammadiyah, persatuan islam
(PERSIS), nahdlatul ulama’ (NU), at-tarbiyah dan hizbut tahrir indonesia (HTI).
Selain ormas islam muncul juga gerakan-gerakan dakwah dalam masyarakat
diantaranya adalah jamaah tabligh atau yang bisa disebut dengan jaulah, yang
mana jamaah tabligh ini selalu identik dengan jubah, surban dan juga cara

berdakwahnya yang unik, yang banyak mengundang sorotan dan tanggapan

masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang “ dakwah
dalam pandangan jamaah tabligh (study kasus di markas tanjung anom solo 2015)
Adapun pokok masalah yang di teliti adalah (1) Bagaimana dakwah dalam
pandangan jamaah tabligh markas tanjung anom solo? (2) Apa saja aktivitas
dakwah yang dilakukan jamaah tabligh markas tanjung anom solo? Peneliti
berusaha untuk mendapatkan pendapat-pendapat dari jamaah tabligh sendiri
maupun buku yang berkaitan dengan jamaah tabligh.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu
“kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di
lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintah”.Adapun
penelitian ini dilakukan terhadap jamaah tabligh di markas tanjung anom solo.
Adapun jenis pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif, yakni “penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

pandangan jamaah tabligh terhadap dakwah dan juga aktifitas-aktifitas yang
dilakukan.
Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di markas jamaah
tablig tanjung anom solo. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pihak-pihak
yang bersedia memberikan informasi berupa keterangan dan data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah ketua jamaah tabligh markas tanjung anom solo dan anggotanya.
Adapun Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain: Wawancara dari responden yang dipilih, Dokumentasi dari buku-buku karya
ulama jamaah tabligh dan obsevasi langsung dalam kegiatan jamaah tabligh untuk
lebih memperdalam penelitian.
Teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan atau mendeskripsikan data-data
yang telah terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi,
kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Metode
induktif merupakan “proses penalaran dimana observasi atau pengamatan
menjadi dasar untuk merumuskan teori, hipotesis, dan interpretasi”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gerakan Jamaah Tabligh
Jamaah tabligh berasal dari bahasa arab. Kata jama’ah artinya kumpulan,

sedangkan tabligh artinya menyampaikan. Secara istilah berarti gerakan
keagamaan yang terdiri dari sekumpulan orang islam dengan tujuan mengajak
manusia melakukan ibadah secara menyeluruh sesuai alqur’an dan sunnah.1
1

Sayyid Abdul Hasan Ali Nadwi. Riwayat Hidup Dan Usaha Dakwah Maulana Maulana
Ilyas, (Yogyakarta: Ash Shaff, 1999). Hal. 27.

Sedangkan gerakan jamaah tabligh adalah sistem kenabian yang
merupakan terapi rukhani yang paling menakjubkan dan sangat efektif dalam
mengubah sikap manusia paling jahat sekalipun, karena sesungguhnya sistem
ini adalah yang diturunkan allah kepada para nabi dan rasul, termasuk baginda
rasulullah SAW, dimana para nabi dan rasul terus berkorban dalam berdakwah
sehingga terjadilah perubahan dimana sifat jahat berubah menjadi sifat-sifat
kebaikan.2
2. Arti dan Definisi Dakwah
Dakwah di tinjau dari segi bahasa berarti “ panggilan, seruan atau ajakan”,
bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sedangkan kata
kerjanya adalah da’a-yad’u yang berarti menyeru, memanggil atau mengajak.3
Dakwah dalam arti seperti itu dapat dijumpai dalam ayat al-qur’an mislanya

dalam surat yusuf ayat 33 dan surat yunus ayat 25:

‫ﱄ ِﳑﱠﺎ ﻳَ ْﺪﻋُﻮﻧَِﲏ إِﻟَْﻴ ِﻪ‬
َ َ‫ﻗ‬
‫ﺎل َر ﱢ‬
‫َﺣ ﱡ‬
‫ﺐ إِ َﱠ‬
َ ‫ب اﻟ ﱢﺴ ْﺠ ُﻦ أ‬

Artinya:
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku (Q.S. Yusus 33).
Syeikh ali makhfudz, dalam kitabnya hidayatul mursyidin memberikan definisi
dakwah sebagai berikut:

‫ﺣﺚ اﻟﻨّﺎس ﻋﻠﻲ اﳋﲑ و اﳍﺪى واﻷﻣﺮ ﺑﺎﳌﻌﺮوف واﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ اﳌﻨﻜﺮ ﻟﻴﻔﻮزو ﺑﺴﻌﺎدة‬
ّ
‫اﻟﻌﺎﺟﻞ وﻵﺟﻞ‬

Mendorong orang agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru

mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar
mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Muhammad natsir, dalam tulisanya yang berjudul fungsi dakwah islam
dalam rangka perjuangan mendefinisikan dakwah sebagai:
Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di
dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam
media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamanya
dalam perikehidupan perseorangan, perkehidupan rumah tangga (usrah) peri
kehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Dalam bukunya teori dan praktek dakwah islamiyah. H.S.M. nasaruddin
latif mendefinisikan dakwah sebagai:
Setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainya, yang bersifat
menyeru, mengajak, memanggil manusia lainya untuk beriman dan menaati
alllah swt, sesuai garis-garis akidah dan syari’at serta akhlak islamiyah.
Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan,
tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah diambil kesimpulankesimpulan sebagai berikut:
2

Husen Usman Kambayang. Usaha Da’wah Dan Tabligh, (Bandung: Pustaka Ramadhan,

2004), Hal. 8.
3
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Da’wah, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2011), Hal 1.

A. Dakwah itu adalah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau
aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.
B. Usaha yang diselenggarakan itu adalah berupa:
a) Mengajak orang untuk beriman dan mentaati allah swt atau memeluk
agama islam.
b) Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat (ishlah)
c) Nahi mungkar
C. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraam hidup yang diridhai allah
swt.
3. Proses Penyelenggaraan Dakwah
Usaha atau aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka dakwah itu
merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Arti proses
adalah rangkaian perbuatan yang mengandung suatu maksud tertentu, yang
memang dikehendaki oleh pelaku perbuatan itu. Sebagai suatu proses,usaha
atau aktivitas dakwah tidaklah mungkin dilaksanakan secara sambil lalu dan

seingatnya saja. Melainkan harus disiapkan dan direncanakan secara matang,
dengan memperhitungkan segenap segi dan faktor yang mempunyai pengaruh
bagi pelaksanaan dakwah.4 Demikian pula sebagai suatu proses, usaha atau
aktivitas dakwah tidak mungkin dapat mencapai apa yang menjadi tujuanya
dengan hanya melakukan perbuatan sekali saja, tetapi harus melakukan
serangkain atau serentetan perbuatan yang disusun secara tahap demi tahap,
dengan sasaranya masing-masing yang ditetapkan secara rasionil pula.
Penetapan secara rasionil mengandung arti bahwa sasaran itu harus
obyektif sesuai dengan kondisi dan situasi, baik yang melingkupi diri pelaku,
maupun obyek dakwah serta faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam proses
dakwah. Penetapan sasaran yang tidak rasionil, sering hanya mendatangkan
kekecewaan saja, oleh karena dakwahnya tidak tercapai.5
Meskipun proses dakwah bisa dilakukan per orangan secara mandiri, tapi
tetap tidak bisa efektif dakwah tersebut karena semakin kompleksnya
persoalan-persoalan dakwah. Kompleksitas persoalan-persoalan dakwah itu
menyangkut aspek-aspek dakwah, baik sistem, obyek dan metode, maupun
penyelenggaraanya. Obyek dakwah misalnya terdiri dari berbagai masyarakat
yang bermacam-macam dan senantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan serta kompleks pula sifatnya.
Maka dari itu perlunya suatu sistem yang diatur dengan tertib dan teratur

sehingga masalah-masalah tersebut diatas bisa di atasi, juga perlu adanya
kerjasama antar sesama aktifis dakwah untuk saling membantu dan bertukar
pikiran, sehingga dakwah pun akan berjalan lancar dan sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Usaha Atau Aktifitas Dakwah
Dari kesimpulan mengenai definisi dakwah diatas, dapatlah dipahami
bahwa usaha dan aktifitas dakwah mencakup segi-segi yang sangat luas. Ia
4
5

Hal 10.

ibid hal 6.
Rosyad Sholeh. Manajemen Dakwah Islam, (Yogyakarta: Surya Sarana Grafika, 2010),

meliputi usaha atau aktifitas mengajak orang yang belum memeluk islam
untuk masuk dan menerima islam. Usaha amar ma’ruf nahi munkar serta
usaha perbaikan dan pembangunan (ishlah) dalam rangka realisasi ajaran
islam dalam segenap segi kehidupan. Maka dilihat dari segi sasaranya usaha
dan aktifitas dakwah dapat diklarifikasikan kedalam tiga golongan yaitu:
1) Mengajak Orang Yang Belum Masuk Islam Untuk Menerima Islam
Islam adalah agama dakwah. Yaitu, agama yang menugaskan
umatnya untuk menyeru dan mengajak seluruh umat manusia buat
memeluk agama Islam. Kewajiban dakwah yaitu menyampaikan ajaran
Islam kepada seluruh umat manusia adalah merupakan watak agama Islam
yang dibawanya sejak lahir. Kapan dan dimana saja, umat Islam tidak
berhenti dari tugas melaksanakan dakwah. Agama Islam yang dipeluk oleh
penduduk negara-negara yang terbentang dari Maroko sampai Merauke
adalah hasil kerja dari dakwah Islam pada masa-masa yang lampau.
Didalam
AL_QUR’AN banyak terdapat ayat-ayat yang
memerintahkan agar umat Islam senantiasa menggerakkan dan
menggiatkan usaha dakwah, sehingga ajaran Islam dapat senantiasa tegak
dan dianut oleh umat manusia. Apa sebabnya, maka umat Islam harus
disiarkan. Hal ini adalah karena Islam adalah rahma bagi seluruh alam.
Suatu ajaran yang dijamin dapat mewujudkan kehidupan aman dan
sejahtera, lahir dan bathin.
Firman Allah s.w.t yang berkenan dengan penyelenggaraan
dakwah ini antara lain adalah sebagai berikut:

ِ
ِ
‫َﺣ َﺴ ُﻦ‬
ْ ‫َو َﺟﺎد ْﳍُ ْﻢ ﺑِﺎﻟﱠِﱵ ﻫ َﻲ أ‬

ِْ ِ‫ﻚ ﺑ‬
‫اﳊَ َﺴﻨَ ِﺔ‬
ْ ‫ْﻤ ِﺔ َواﻟْ َﻤ ْﻮ ِﻋﻈَِﺔ‬
َ ‫ْادعُ إِ َﱃ َﺳﺒِ ِﻴﻞ َرﺑﱢ‬
َ ‫ﺎﳊﻜ‬

“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (annahl 125).6

ِ ‫ﻓَﻠِ َٰﺬﻟِﻚ ﻓَﺎدع و‬
ِ
‫ﺖ ِﲟَﺎ أَﻧْـَﺰَل اﻟﱠﻪُ ِﻣ ْﻦ‬
َ ‫اﺳﺘَﻘ ْﻢ َﻛ َﻤﺎ أُﻣْﺮ‬
ُ ‫آﻣْﻨ‬
ْ َ ُْ َ
َ ‫ت َوَﻻ ﺗَـﺘﱠﺒِ ْﻊ أ َْﻫ َﻮاءَ ُﻫ ْﻢ َوﻗُ ْﻞ‬
ِ ٍ َ‫ﻛِﺘ‬
‫ت ِﻷ َْﻋ ِﺪ َل ﺑَـْﻴـﻨَ ُﻜ ُﻢ اﻟﱠﻪُ َرﺑـﱡﻨَﺎ َوَرﺑﱡ ُﻜ ْﻢ ﻟَﻨَﺎ أ َْﻋ َﻤﺎﻟُﻨَﺎ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ أ َْﻋ َﻤﺎﻟُ ُﻜ ْﻢ َﻻ ُﺣ ﱠﺠ َﺔ‬
ُ ‫ﺎب َوأُﻣ ْﺮ‬
ِ ِِ
‫ﱠ‬
ُ‫ﺑَـْﻴـﻨَـﻨَﺎ َوﺑَـْﻴـﻨَ ُﻜ ُﻢ اﻟﻪُ َْﳚ َﻤ ُﻊ ﺑَـْﻴـﻨَـﻨَﺎ َوإﻟَْﻴﻪ اﻟْ َﻤﺼﲑ‬

“Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama itu)dan tetaplah
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa
nafsu mereka dan katakanalah, Aku beriman kepada semua kitab yang
diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara
kamu. Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu. Tidak ada
pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan antara kita
kepada-Nyalah kembali”(Q.S.Asyuura 15).7
hal. 421.

6

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Penerbit P.T. Bumi Restu, 1975,

7

Ibid,hal. 785-786

2) Amar Ma’ruf, Perbaikan Dan Pembangunan Masyarakat (Ishlah)
Perkataan ma’ruf yang bentuk jamaknya adalah ma’rufat,
menurut Abul A’la Maududi berarti “nama untuk segala kebajikan atau
sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati
nurani umat manusia”. Amar ma’ruf dengan demikian dapat diartikan
sebagai setiap usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk
menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang
sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati nurani manusia itu.
Menurut As-Syahid Abdul Kadir ‘Audah, amar ma’ruf itu adalah:
“Menggerakkan orang sehingga tertarik untuk melakukan segala
apa yang sewajarnya harus dikatakan atau dilakukan yang cocok dengan
nas-nasnya syariat Islam”.8
Usaha menggerakkan, sehingga orang lain tertarik untuk
melakukan apa yang digerakkan itu mencakup aktivitas yang sangat luas.
Ia meliputi aktivitas pemberian motivasi, aktivitas menciptakan situasi
dan kondisi yang favaurable, pengorganisasian terhadap hal-hal yang
digerakkan itu serta pemeliharaannya agar hal-hal yang digerakkan itu
tetap hidup dan bahkan berkembang dengan suburnya.
Sedang hal-hal yang ma’ruf itu mencakup segi-segi yang amat
luas pula. Ia meliputi tingkah laku itu dilakukan oleh perorangan maupun
oleh kolektif masyarakat keseluruhan. Hal-hal yang baik itu seperti
keadilan, keberanian, kepahlawanan, kejujuran, ketaatan, persaudaraan,
kasih saying, kesabaran dan sifat-sifat terpuji lainnya yang sewajarnya
dimiliki oleh manusia yang dimuliakan oleh Allah swt. Demikian pula
hal-hal yang baik itu juga mencakup usaha-usaha perawatan orang tua,
penyantunan terhadap orang miskin, perawatan terhadap anak yatim
orang-orang jompo, pemeliharaan kesehatan masyarakat. Juga hal-hal
yang baik itu adalah usaha menyediakan dan memperluas lapangan kerja,
usaha meningkatkan penghasilan masyarakat, usaha memperbaiki dan
memelihara sarana-sarana yang diperlukan untuk kelancaran jalan
penghidupan dan lain sebagainya. Demikianpula yang baik itu juga
meliputi usaha-usaha meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan
masyarakat, mempersiapkan dan memberi perbekalan kepada anak-anak
dengan ilmu, kecakapan dan sifat-sifat yang baik, juga usaha
mengadakan dan memelihara sarana yang diperlukan untuk kegiatankegiatan pembentukan akhlak dan peningkatan kecerdasan masyarakat.
Demikianpula yang baik itu adalah usaha-usaha menciptakan
ketenangan, perdamaian, tidak saling mengganggu serta usaha-usaha
menciptakan situasi yang favaurable bagi tubuh dan berkembangnya halhal yang baik itu.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa usaha amar ma’ruf dalam
rangka dakwah Islam itu mencakup segenap aspek kehidupan
masyarakat, baik dalam bidang social,pendidikan, ekonomi, kebudayaan,
8

As Syahid Abdul Kadir Audah. Islam Dan Perundang-Undangan, (International Islamic
Federation Of Student Organization, 1970), Hal. 17.

politik, dan sebagainya. Seluruh bidang kehidupan itu harus ditumbuhkan
dan dibangun untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup manusia.
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal-halyang
ma’ruf dalam segenap seginya itulah, maka Allah swt telah menurunkan
syariat , yang segenap aturannya memberikan stimulasi bagi tumbuh dan
berkembangnya hal-hal yang maruf itu. Sedang dalam rangka ini, umat
Islam diberi peranan sebagai pelaku-pelaku yang harus menaburkan, dan
menumbuhkan benih-benih ma’ruf itu di tengah-tengah pergaulan hidup
masyarakat, serta menjaga dan memeliharanya dari segala gangguan,
sehingga hal-hal yang ma’ruf itu dapat hidup dengan suburnya.
Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 110 sebagai
berikut:

ِ ‫ُﻛْﻨﺘﻢ ﺧﻴـﺮ أُﱠﻣ ٍﺔ أُﺧ ِﺮﺟ‬
ِ ‫ﱠﺎس ﺗَﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ‬
‫وف َوﺗَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوﺗُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن‬
ْ َ ْ
ُْ َ
ُ ُ ِ ‫ﺖ ﻟﻠﻨ‬
َ َْ ْ ُ
.‫ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang menkar, dan
beriman kepada Allah”(Q.S.Ali Imran 110).
3) Nahi Munkar
Disamping dakwah itu merupakan usaha membina dan
mengembangkan hal-hal yang ma’ruf dalam segenap lapangan dan segi
kehidupan masyarakat, maka dakwah juga mengandung pengertian
sebagai usaha mendoronng dan mengerakkan umat manusia untuk
menolak dan meninggalkan hal-hal yang munkar . perkataan munkar yang
bentuk jamaknya adalah munkarat, menurut Abul A’la Maududi , “nama
untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah
dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat”.9
Hal-hal yang oleh watak manusia sepanjang masa dinilai jahat,
harus disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan masyarakat. Begitu pula
segala jalan yang akan memudahkan tumbuh dan timbulnya hal-hal yang
jahat itu juga harus ditutup rapat-rapat. Sehingga hanya hal-hal yang
ma’ruf sajalah yang mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan hidup.
Usaha-usaha yang bertujuan untuk memusnahkan hal-hal yang
jahat, begitu pula usaha-usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya,
adalah merupakan usaha dakwah yang harus dilakukan dalam segala segi
kehidupan, yang mencakup bidang social, pendidikan, ekonomi,
kebudayaan, politik dan sebagainya. Atas dasar itulah, maka usaha-usaha
yang bermaksud memberantas kebodohan, kemelaratan, ketidakadilan,
kepalsuan, penipuan, perkosaan, perzinaan, kedzaliman, permusuhan,
kesombongan , kekikiran, riba, pencurian, dan lain sebagainya adalah
merupakan usaha dakwah , yang tidak saja harus dilakukan , tetapi wajib
dilakukan oleh setiap muslim. Hal-hal yang munkar adalah semacam
9

Abu A’la Al Maududy. Islamic Way Of Life, Terjemahan Osman Raliby Dengan Judul
Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), Hal. 32.

penyakit masyarakat , yang apabila tidak diusahakan pencegahan dan
pemberantasannya akan berakibat musnahnya masyarakat itu. Oleh
karena itu ,dimanapun dan kapanpun , umat Islam diwajibkan untuk
melenyapkan yang munkar itu.
Allah swt berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104 sebagai
berikut:

ِ ‫اﳋ ِﲑ وﻳﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ‬
ِ
ِ
‫وف َوﻳَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ‬
ُْ َ
ُ ُ َ َ َْْ ‫َوﻟْﺘَ ُﻜ ْﻦ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ أُﱠﻣﺔٌ ﻳَ ْﺪ ُﻋﻮ َن إ َﱃ‬
‫ﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟْ ُﻤ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َن‬
َ ِ‫َوأُوﻟَﺌ‬

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru
kepada kebajikan , menyuruh kepada yang ma’ruf dan dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Ali Imran
104).
4) Tujuan Dakwah
Bagi proses dakwah, tujuan adalah merupakan salah satu faktor
yang paling penting dan sentral. Pada tujuan itulah dilandaskan segenap
tindakan dalam rangka usaha kerjasama dakwah itu. Ini berarti bahwa
dalam hendak menentukan system dan bentuk usaha kerjasama dakwah,
tujuan adalah merupakan landasan utamanya. Demikian pula tujuan juga
menjadi dasar penentu sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta
luasnya langkah-langkah operasional dakwah. Sebagai landasan
penentuan sasaran dan strategi, tujuan dakwah memang sudah
mengandung arah yang harus ditempuh serta luasnya scope aktivitas
yang dapat dikerjakan. Disamping itu, tujuan dakwah juga menentukan
langkah-langkah penyusunan tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan
horizontal dan vertical, serta penentuan orang-orang yang kompeten.
Pendek kata, tujuan adalah merupakan kompas pedoman yang tidak
boleh diabaikan dalam proses penyelenggaraan dakwah.
Nilai atau hasil terakhir yang ingin dicapai oleh keseluruha
tindakan dakwah adalah merupakan tujuan utama dari dakwah. Sedang
nilai atau hasil yang ingin dicapai dalam bidang-bidang khusus adalah
merupaka tujuan atau sasarn departemental dari dakwah. Pembagian
tujuan menjadi tujuan utama dan tujuan departemental adalah dilihat dari
segi hirarkinya. Sedang bilamana dilihat dari segi proses pencapaiannya,
maka tujuan utamanya adalah merupakan ultimate goal atau tujuan akhir.
Sedang tujuan departemental adalah merupakan intermediate goal atau
tujuan perantara.
1) Tujuan Utama Dakwah
Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin
dicapai atau yang ingin diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah.
Untuk tercapainya tujuan utama inilah, maka semua penyusunan
rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.
Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika
memberikan pengertian tentang dakwah adalah “terwujudnya

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat yang
diridlai Allah swt.”
Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat
yang diridlai Allah swt adalah merupakan suatu nilai atau hasil yang
diharapkan dapat dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah. Ini berarti
bahwa usaha dakwah, baik dalam bentuk menyeru atau mengajak
umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam, maupun
dalam bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar, tujuannya adalah
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat yang diridlai oleh Allah swt.
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Harus kamu menyuruh kepada kebaikan dan harus mencegah
kemunkaran, kalau tidak, pastilah Allah menghampirkan siksaNya
kepdamu, dan kemudian kamu berdo’a (untuk keselamatanmu),
maka (doa) mu tidak akan dijawab”.10
Dari uraian diatas jelaslah bahwa dakwah dan amar ma’ruf
nahi munkar adalah merupakan suatu usaha atau sarana yang sangat
penting bagi tercapainya tujuan itu. Oleh karena itu, menjadi dapat
dipahami bilamana Allah dan Rasul-Nya mewajibkan kepada umat
Islam untuk melaksanakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar,
serta memberikan ancaman yang keras kepada barang siapa yang
melalaikan usaha yang sangat penting itu.
2) Tujuan Departemen Dakwah
Processing dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan
utama, sebagaimana telah diuraikan di muka mencakup aktivitas
yang sangat luas. Segenap segi atau bidang kehidupan tidak ada
satupun yang terlepas dari aktivitas dakwah. Agar supaya usaha atau
aktivitas dakwah dalam setiap segi atau bidang kehidupan itu dapat
dilakukan secara efektif, perlulah ditetapkan dan dirumuskan nilainilai atau hasil-hasil apa yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah
pada masing-masing segi atau bidang itu.
Dilihat dari segi tujuan utama dakwah, tujuan departemental
adalah merupakan tujuan perantara. Sebagai perantara, oleh karenaya
tujuan departemental
berintikan nilai-nilai yang dapat
mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang
pendidikan misalnya, adalah suatu nilai yang ditandai dengan adanya
system pendidikan yang baik, tesedianya sarana pendidikan yang
cukup serta terbentuknya obyek pendidikan menjadi manusia yang
bertakwa, berakhlak dan berilmu pengetahuan tinggi dan sebagainya.
Sedang kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang sosial ekonomi
misalnya, adalah suatu nilai yang ditandai dengan tegaknya keadilan
di tengah-tengah kehidupan masyarakat, tersedianya lapangan kerja
yang cukup, timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup
10

Yahya bin Syarif An-Nawawi, Abi Zakaria, Riyadlus Shalihin, Darul Kitab Al ‘arabi,
Bairut,1973, hal. 103.

tolong menolong atas dasar takwa, terkikisnya penindasan,
perbudakan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya.
Untuk mencapai tujuan departemental dakwah itu, maka
langkah-langkah dan tindakan dakwah itu disusun secara bertahap,
dimana pada setiap tahapan ditetapkan dan dirumuskan pula target
atau sasaran tertentu. Dan selanjutnya atas dasar target atau sasaran
inilah disusun programming dakwah untuk setiap tahapan yang telah
ditentukan itu. Dengan jalan demikian, maka tujuan dakwah dapat
diusahakan pencapaiannya secara teratur dan tertib, setapak demi
setapak dan langkah demi langkah.
HASIL PENELITIAN
1. Da’wah Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom Solo
Salah satu markas jamaah tabligh jawa tengah adalah masjid an
ni’mah Terletak di Tanjung Anom, Joyotakan, Serengan, Solo, Jawa Tengah.
Berdiri di atas lahan 500 meter, masjid berbentuk siku-siku itu menghadap ke
sisi barat jalan utama menuju Solo. Bangunannya akan jelas terlihat jika
melintasi perjalanan Solo menuju Sukoharjo, terutama kubah utamanya yang
berwarna hijau.11 Masjid inilah yang menjadi tempat musyawarah dan
kegiatan ta’lim jamaah tabligh setiap harinya, serta sebagai tempat
persinggahan para jamaah yang datang dari luar kota, bahkan luar negri yang
kemudian para jamaah ini dikirim disetiap wilayah kota disekitar jawa tengah
untuk berdakwah dari satu rumah ke rumah yang lainya, selama beberapa hari
yang telah ditentukan dan di kehendaki setiap pribadi jama’ah tergantung oleh
kesanggupannya.
Da’wah yang dilakukan jamaah tabligh markas tanjung anom solo, tidak jauh
berbeda dengan yang dilakukan jamaah tabligh yang lainya. Karena da’wah
ini dibawah bimbingan dari pimpinan jamaah tabligh sendiri di india yaitu
maulana sa’ad al khandhalwi. Da’wah yang dibawa oleh jamaah tabligh
sendiri adalah da’wah yang menyeru manusia untuk selalu memperbaiki diri
dan menghidupkan masjid seperti musyawarah dan ta’lim, dengan cara
mendatangi rumah-rumah masyarakat untuk diajak memakmurkan amalan
masjid, inilah yang disebut dengan khuruj fi sabilillah (keluar dijalan allah).12
Tujuan dari khuruj fisabilillah ini adalah sebagai berikut:
1) Membangkitkan rasa tanggung jawab atas da’wah dalam diri setiap umat.
2) Mengembalikan manusia pada usaha da’wah rasulullah SAW.
3) Menyiapkan manusia untuk menunaikan amanah dengan usaha kepada
kaum muslimin.
4) Memperbaiki diri dan mencari hidayah allah.
5) Menyempurnakan iman dan mencapai sifat-sifat thayyibah.13
11
12

Anom Solo
13

Hasil Observasi Langsung Pada Tanggal 20 Mei 2015.
Wawancara Dengan Bapak Aris, Seorang Aktifis Jamaah Tabligh Di Markas Tanjug

Syeh Abu Mus’ab Muhammad Hammad. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh,
(Jakarta: Pustaka Nabi, 2014), Hal. 32.

Adapun usaha da’wah jamaah tabligh ini dilakukan dengan meluangkan
beberapa waktu untuk khuruj fisabilillah adapun waktunya selama 3 hari, 40
hari, dan 4 bulan. Hal ini merupakan batasan waktu yang harus diluangkan oleh
para da’i dengan tujuan untuk usaha agama demi memperbaiki diri dan
mengambil bagian dalam perbaikan orang lain sesuai kemampuan. Adapun
waktu diatas hanyalah sepersepuluh dari waktu yang dimiliki semua orang.
Penjelasan dari waktu-waktu itu adalah sebagai berikut:
1) 3 hari
Dua setengah jam setiap hari adalah sepersepuluh dari dua puluh empat
jam. Tiga hari setiap bulan adalah sepersepuluh dari satu bulan. Hal ini
berpegang teguh dengan hadist nabi dari abu hurairah yang di shahihkan al
bani dalam as silsilah,” sesungguhnya kalian berada dizaman yang banyak
ulama’nya dan sedikit penceramahnya. Barang siapa meninggalkan
sepersepuluh dari yang makruf, maka dia telah binasa. Kemudian akan
datang zaman yang banyak penceramahnya dan sedikit ulama’nya. Barang
siapa yang berpegang dengan sepersepuluh dari yang makruf, maka dia
telah selamat”.
2) 40 hari
Empat puluh hari merupakan sepersepuluh dari satu tahun. Masih
berdasarkan hadist diatas para da’i meluangkan waktu empat puluh hari
keluar dijalan allah. Ada juga hadist yang mafhumnya “ barang siapa
mengerjakan shalat karena allah selama empat puluh hari dengan
berjama’ah, tanpa tertinggal takbiratul ula, akan dituliskan untuknya dua
kebebasan yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifak”.
Berdasarkan hadist ini keluar dijalan allah dimaksudkan melatih diri
jamaah untuk shalat berjamaah tepat waktu selama 40 hari dengan tujuan
mengharapkan ridha allah.
3) 4 bulan
Masa empat bulan merupakan masa yang cukup bagi terpengaruhnya hati
manusia. Sebagaimana firman allah dalam surat at-taubah

ِ
ِ
ِ ‫ِِ ِ ﱠ‬
ِ ‫ﺑـ ﺮ ِ ﱠ‬
ِ
ِ ‫ﻴﺤﻮا ﻓِﻲ ْاﻷ َْر‬
َ‫ض أ َْرﺑَـ َﻌﺔ‬
َ ‫ﻳﻦ َﻋ‬
ُ ‫( ﻓَﺴ‬١) ‫ﻴﻦ‬
َ ‫ﺎﻫ ْﺪﺗُ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟ ُْﻤ ْﺸ ِﺮﻛ‬
َ ‫اءةٌ ﻣ َﻦ اﻟﻠﻪ َوَر ُﺳﻮﻟﻪ إﻟَﻰ اﻟﺬ‬
َ ََ
‫أَ ْﺷ ُﻬ ٍﺮ‬

(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari allah dan rasulnya (yang
dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin)
telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). Maka berjalanlah kamu
(kaum musyrikin) dimuka bumi selama empat bulan. (Q.S. At-Taubah 1-2).
Allah sangat mengetahui bahwa masa empat bulan cukup untuk
mempengaruhi hati dari kekufuran menuju islam. Maka tujuan dari empat
bulan ini adalah agar hati seseorang atau jamaah dimantapkan dan di
istiqomahkan dalam iman. Dan empat bulan adalah batasan maksimal
meninggalkan istrinya kecuali apabila sang istri mengizinkanya untuk
lebih.14
14

Syeh Abu Mus’ab Muhammad Hammad. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh,
(Jakarta: Pustaka Nabi, 2014), Hal. 45-46.

Dalam waktu-waktu yang ditentukan diatas adalah sebatas
penertiban saja bukan sebagai pembatasan. Dan waktu yang ditentukan itu
merupakan waktu yang mempunyai keistimewaan di dalam alqur’an dan
hadist. Dalam keluar dijalan allah maka ada beberapa tata tertib yang harus
diusahakan untuk di ikuti demi memaksimalkan hasil mujahadahnya
diantaranya adalah
1) Empat perkara yang diperbanyak saat keluar dijalan allah yaitu: da’wah
ilallah, taklim wa ta’alum, ibadah dan dzikir, khidmad (pelayanan baik
untuk diri sendiri maupun umat yang membutuhkan)
2) Empat perkara yang dikurangi saat keluar dijalan allah yaitu: makan dan
minum, tidur dan istirahat, berbicara yang sia-sia, keperluan keluar
masjid yang tidak penting.
3) Empat hal yang harus dijaga saat keluar dijalan allah yaitu: sabar dan
tahan uji, adab-adab masjid, taat kepada amir jamaah, mendahulukan
amal ijtima’i dari pada amalan infiradhi.
4) Empat hal yang harus ditinggalkan saat keluar dijalan allah yaitu: israf
dan mubadzir, isyraf, meminta-minta dan ghasab.
5) Empat hal yang tidak boleh disentuh selama keluar dijalan allah yaitu:
politik, penyakit masyarakat, permasalahan khilafiyah dan perdebatan.15
Adapun kitab-kitab yang biasanya menjadi rujukan dalam da’wah jamaah
tabligh adalah
1) Fadhail a’mal yang ditulis oleh syaikhul hadist mulana muhammad
zakariyya khandhlawi.
2) Fadhail shadaqah ditulis oleh syaikhul hadist mulana muhammad
zakariyya khandhlawi.
3) Fadhail haji dan fadhail shalawat ditulis oleh syaikhul hadist mulana
muhammad zakariyya khandhlawi.
4) Riyadhus shalihin ditulis oleh imam an nawawi ad dimasyqi.
5) Hikayatus shahabah ditulis oleh maulana muhammad yusuf kandhlawi.
6) Misykatul mashabih ditulis oleh imam khatib at tibrizi.
7) At targhib wa tarhib ditulis oleh hafizh al mundziri.
8) Al abwabul muntakhabah min misykatil mashabih ditulis oleh maulana
muhammad ilyas.
9) Al ahaditsul al muntakhabah oleh maulana muhammad yusuf.
10) Al adabul mufrad ditulis oleh imam al bukhari16
Untuk mencapai suksesnya kehidupan dunia dan akhirat ada enam
sifat yang dimiliki para sahabat nabi dalam berdakwah dan bertabligh yang
harus ditanamkan para diri seorang da’i, yang mana dimaksudkan ketika
seseorang telah menanamkan sifat sifat ini dalam dirinya, maka akan mudah
menjalankan ajaran agama secara menyeluruh yaitu:
1) Meyakini dua kalimat syahadat.
2) Sholat khusyuk dan khudu’ yaitu menampakkan ubudiahnya.
15

Mulwi Ahmad Harun Al Rosyid. Meluruskan Kesalahpahaman Terhadap Jaulah,
(Magetan: Pustaka Hare Amain, 2004), Hal. 22-23.
16
Ibid. Hal. 20-21.

3) Ilmu ma’a dzikir yaitu ma’rifat ubudiyah dan dzikir untuk menguatkan
ubudiyah.
4) Ikramul muslimin dan menunaikan hak-haknya.
5) Tashihunniyah (perbaikan niat yaitu semata-mata karena allah SWT).
6) Da’wah ilallah (menyeru manusia untuk kembali ke jalan allah SWT).17
2. Kegiatan-Kegiatan Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom Solo.
Dalam kegiatan-kegiatan jamaah tabligh antara markaz satu dengan
yang lain dan juga antara jamaah satu dengan yang lainya hampir semua sama
karena kegiatan ini adalah hasil musyawarah bersama demi mewujudkan kerja
da’wah yang maksimal. Adapun kegiatan-kegiatan jamaah tabligh di markas
tanjung anom solo diantaranya adalah
1) Kegiatan harian yaitu dimualai dari jam 07.00 sampai selesai adalah
monitoring atau pengawasan terhadap jamaah yang keluar dan jamaah yang
akan berangkat dan juga penetapan tempat untuk jaulah atau khuruj.
2) Kegiatan mingguan antara lain
a. Musyawarah mingguan yaitu pada selasa malam. Berisi laporanlaporan dan progam progam jaulah yang dilaksanakan di setiap daerah.
b. Ijtima’ mingguan yaitu kumpul para jamaah tabligh untuk
mendengarkan nasehat-nasehat untuk lebih memantapkan hati, yang
biasanya di isi oleh para kyai-kyai ataupun jamaah yang sudah jaulah
keliling dunia ataupun luar negri yang mendapatkan pengalaman lebih.
3) Kegiatan bulanan yaitu musyawarah pada minggu ke tiga yang dihadiri sejawa tengah, pada pelaksanaan kegiatan bulanan ini biasanya bergantian
disetiap daerah. Yang berisi nasehat-nasehat dari para ulama-ulama besar
jamaah tabligh serta penyemangat da’wah.18
4) Setiap empat bulan sekali diadakan musyawarah nasional dijakarta.
5) Setiap dua tahun sekali diadakan musyawarah dunia di nizamuddin, new
delhi, india.
Adapun kegiatan jamaah tabligh ketika khuruj fi sabilillah dalam 24
jam setiap harinya adalah sebagai berikut:
1) Setelah subuh
a. Bayan (ceramah agama) biasanya yang dibicarakan adalah sifat-sifat
sahabat.
b. Musyawarah dan pembagian tugas masing-masing jamaah.
c. Halaqah ta’lim atau pembacaan kitab ta’lim fadhilah amal.
2) Setelah shalat zhuhur
a. Bayan pembacaan fadhilah amal di depan jamaah sholat.
b. Muzakarah (saling mengingatkan) mengenai adab dan sunnah
nabawiyah
3) Setelah ashar
a. Targhib ashar (tentang usaha para nabi dan kepentingan agama).
17

Syeh Abu Mus’ab Muhammad Hammad. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh,
(Jakarta: Pustaka Nabi, 2014), Hal. 109.
18
Hasil Wawancara Kepada Bapak Catur Wijadmoko Akitivis Jamaah Tabligh Markas
Tanjung Anom Solo Pada Tanggal 27 Mei 2015.

b. Jaulah khususi (mengunjungi orang-orang khusus seperti tokoh
masyarakat dll).
c. Penyampaian adab jaulah umumi atau orang umum.
4) Setelah maghrib
a. I’lan yaitu pengumuman bahwa akan ada pembicaraan tentang agama
setelah sholat sunnah ba’diyah.
b. Bayan(ceramah agama).
c. Ikram (menghidangkan makanan ringan)
d. Tasykil dan pembentukan jamaah untuk mengunjungi rumah-rumah
warga untuk diajak sholat dimasjid.
5) Setelah sholat isya
a. Mudzakkarah tentang pokok-pokok usaha da’wah
b. Mudzakkarah adab dan sunnah nabawiyah.19
Inilah serangkaian-serangkaian kegiatan-kegiatan jamaah tabligh baik
di markas tanjung anom solo maupun diwilayah lain. Hal ini merupakan
kegiatan usaha yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali sunah-sunah
rasulullah SAW yang telah banyak ditinggalkan oleh umatnya. Sesuai sabda
rasulullah SAW “ berbahagialah orang-orang asing itu, para sahabat bertanya,
ya rasulallah siapakah orang-orang asing itu? Rasulullah menjawab mereka
ialah orang orang yang memperbaiki sunahku yang telah dirusak oleh
manusia”.20
ANALISIS DA’WAH JAMAAH TABLIGH MARKAS TANJUNG ANOM
SOLO
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, baik dari wawancara kepada
dengan aktifis jamaah tabligh markas tanjung anom solo, maupun dari buku-buku
panduan karya ulama-ulama yang terjun dalam bidang da’wah dan tabligh. Maka
dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Da’wah yang dilakukan jamaah tabligh dengan da’wah yang dilakukan orang
pada umumnya tidaklah jauh berbeda yaitu menyeru manusia kepada kalimat
allah dan menyebarkan islam kepenjuru dunia disertai perbaikan diri pada diri
seorang da’i. Yang membedakan da’wah jamaah tabligh dengan da’wah pada
umunya adalah jamaah tabligh lebih pada aksi yaitu mendatangi umat dari satu
rumah kerumah yang lain dan singgah dimasjid selama waktu yang telah
ditentukan yaitu 3 hari dalam satu bulan, 40 hari dalam setahun dan 4 bulan
seumur hidup. Dengan tujuan menghidupkan kembali amalan-amalan masjid
yang telah lama ditinggalkan oleh umat muslim dan juga dalam rangka
evaluasi diri dan perbaikan diri dengan menanamkan sifat-sifat thayyibah yang
dirangkum dalam 6 sifat sahabat yaitu keyakinan atas 2 kalimah syahadah,
sholat khyusuk dan khudu’, ilmu ma’a dzikir, tashihunniyah dan da’wah
ilallah. Dengan tujuan yaitu apabila seseorang mampu mengamalkan enam
sifat tersebut maka allah akan memudahkanya dalam menjalankan agama
secara menyeluruh.
19

Wawancara Dengan Bapak Sholikhin Aktivis Jamaah Tabligh Markas Tanjung Anom
Solo Pada Tanggal 4 Juni 2015.
20
Syeh Abu Mus’ab Muhammad Hammad. Himpunan Kaidah Da’wah Dan Tabligh,
(Jakarta: Pustaka Nabi, 2014), Hal. 29.

2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan jamaah tabligh markaz tanjung anom solo
adalah musyawarah untuk pelaksanaan khuruj, musyawarah dalam monitoring
jamaah yang khuruj serta musyawarah besar seprovinsi dalam 3 bulan sekali,
musyawarah se indonesia di jakarta 4 bulan sekali dan musyawarah besar
sedunia di india dalam 2 tahun sekali. Adapun dalam kegiatan khuruj
fisabilillah adalah lebih menekankan pada menghidupkan amalan-amalan
masjid seperti pembacaan ta’lim setiap habis sholat, juga bayan (tausiyah)
setelah sholat maghrib dan juga musyawarah untuk menentukan tujuan rumah
yang akan didatangi untuk diajak masuk islam maupun diajak untuk kembali
tertib sholat dan menghidupkan masjid. Adapun kegiatan-kegiatan yang lain
adalah ibadah infiradi (ibadah perorangan) seperti sholat dhuha, tahajud dan
membaca al qur’an. Kegiatan-kegiatan ini dalam rangka perbaikan diri dan
berusaha mengajak oranglain memperbaiki diri sehingga dengan usaha da’wah
ini allah menurunkan hidayah bagi seluruh umat.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tentang dakwah yang dilakukan jamaah tabligh di
markas tanjung anom solo. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dakwah menurut jamaah tabligh adalah menyeru manusia untuk menyembah
allah dan juga ajakan untuk memperbaiki diri dengan menghidupkan amalanamalan rasulullah SAW, serta usaha seorang da’i untuk selalu mengevaluasi
dan memperbaiki diri masing-masing.
2. Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh jamaah tabligh tanjung anom solo
adalah musyawarah dalam pelaksanaan khuruj fisabilillah, kemudian khuruj
fisabilillah dengan mendatangi masjid-masjid untuk menghidupkan amalan
masjid dan juga perbaikan diri seorang da’i disertai penanaman sifat-sifat
tayyibah yang di rangkum dalam 6 sifat sahabat. Dengan harapan allah
memudahkan seorang hamba dalam melaksanakan agama secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hasan Ali Nadwi, Sayyid. 1999. Riwayat Hidup Dan Usaha Dakwah
Maulana Maulana Ilyas. Yogyakarta: Ash Shaff.
Abdul Kadir Audah, As Syahid. 1970.

Islam Dan Perundang-Undangan.

International Islamic Federation Of Student Organization.
Al Maududy, Abu A’la. 1967. Islamic Way Of Life, Terjemahan Osman Raliby
Dengan Judul Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan
Bintang.
Departemen Agama R.I. 1975. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Penerbit P.T. Bumi
Restu.
Harun Al Rosyid, Mulwi Ahmad. 2004. Meluruskan Kesalahpahaman Terhadap
Jaulah. Magetan: Pustaka Hareamain.
Muhammad Hammad, Syeh Abu Mus’ab. 2014. Himpunan Kaidah Da’wah Dan
Tabligh. Jakarta: Pustaka Nabi.
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Da’wah. Jakarta: Pt Rajagrafindo.
Sholeh, Rosyad. 2010. Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Surya Sarana
Grafika.
Usman Kambayang, Husen. 2004. Usaha Da’wah Dan Tabligh. Bandung:
Pustaka Ramadhan.
Yahya Bin Syarif An-Nawawi, Abi Zakaria. 1973. Riyadlus Shalihin. Beirut:
Darul Kitab Al ‘Arabi.