Guru Sejati dalam Pendidikan. docx

GURU SEJATI DALAM PENDIDIKAN
Arief Kurniatama

Guru. Digugu dan ditiru, falsafah ini demikian akrab dalam diri kita. Dan memang semestinya
begitu, mengingat seorang murid akan demikian mudah mengidentifikasi segala perilaku dan
kebiasaan seorang guru. Seorang guru dapat dicintai oleh seorang muridnya, apabila guru itu
dapat mentransfer nilai-nilai pendidikan dengan baik, juga mengamalkan akhlak-akhlak mulia
seperti yang pernah dikatakan oleh Rosulullah Muhammad SAW, bahwa guru yang paling mulia
sebagaimana seorang ayah terhadap anaknya. Guru juga dapat diartikan sebagai seorang
pemimpin yang berlaku adil dan bijaksana, mengarahkan kepada kebenaran dan melindungi dari
kemaksiatan. Tidak memberi nilai lebih tinggi kepada anak yang lebih disenangi, dan menilai
rendah kepada anak yang kurang disenangi, namun memberi penilaian sesuai dengan kadar
prestasi yang dimiliki.
Satu hal yang akan menjadi titik perhatian kita adalah "bagaimana merancang guru sejati". Guru
sejati adalah guru yang senantiasa menimba ilmu, hingga ilmunya senantiasa berkembang dan
tidak ketinggalan jaman. Berwawasan luas sesuai dengan tuntutan jaman, dan bijaksana. Guru
sejati ibarat orang tua. Karenanya, guru sejati adalah guru yang memperlakukan murid-muridnya
bagaikan anak-anaknya sendiri. Selalu menyayangi, melindungi dan menjaga perasaan muridmuridnya. Membangkitkan semangat kepada anak-anak yang kurang pandai, dan membuka
kesempatan yang luas bagi anak-anak yang memiliki potensi. Sehingga guru akan bersungguhsungguh berusaha untuk menjadikan murid-muridnya berhasil dalam belajar dan sukses dalam
mengarungi kehidupan.
Bagaimana sebenarnya guru sejati seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya

adalah:
Pertama, ruhiyah dan akhlakiyah.Seorang guru tentu melakukan perintah-perintah yang
diwajibkan agama dan menjauhi segala yang dilarang agama, baik dalam perkataan maupun
dalam perbuatan. Karena jika tidak, murid akan mencontoh perilaku dari guru yang seharusnya
tidak baik jika dilakukan.
Kedua, Tidak emosional. Biasanya hal inilah yang sukar sekali bagi guru untuk dapat
menghilangkan rasa ini. Terlebih lagi, jika permasalahan rumah tidak terselesaikan dengan baik,
sehingga kadang-kadang murid menjadi imbas dari permasalahannya. Sikapini Mampu
mengekang diri, meredam kemarahan, teguh pendirian dan jauh dari sikap sembrono--- sikap
yang tidak disadari dengan pemikiran matang.
1. Rasional. Mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik, cerdas dan cekatan
serta kuat daya ingatnya.

2. Sosial. Seorang guru sejati dapat menjalin hubungan baik dengan prang lain, di kala
senang maupun susah, khususnya dengan orang-orang yang bertanggung jawab dalam
dunia pendidikan.
3. Fisik yang sehat. Tentunya yang dimaksud adalah memiliki kesehatan badan,
ketangkasan tubuh dan keindahan fisik.
4. Profesi. Yang dimaksud disini adalah keinginan dan kecintaan yang tulus untuk mengajar,
serta yakin atas manfaat dari pengabdiannya terhadap masyarakat.

Jadi, guru sejati adalah guru yang memiliki tujuan Robbani. Tidak hanya mengejar kesuksesan di
dunia juga memiliki bekal untuk dibawa ke akhirat.Berusaha mengantarkan murid-muridnya
kepada tujuan agung, melakukan segala perbuatan berdasarkan atas keinginan untuk mencapai
ridho Allah, bukan hanya untuk mengejar nilai nominal yang diberikan guru. Sehingga seorang
murid akan menjadi sadar, bahwa mencari ilmu bukanlah sekedar untuk memperoleh nilai tinggi,
tetapi mencari ilmu adalah salah satu tugas mulia. Yaitu menunaikan kewajiban agama. “Mencari
ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan”.
Guru sejati juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya
melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan
keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif,
kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari. Selain itu guru sejati
perlu memupuk muridnya agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan
pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan
cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ, SQ menjadi seimbang.
Oleh sebab itu, untuk menjadi guru sejati diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak
akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi guru sebagai
pilihan utama dan pertama. Semoga.