05 Deskripsi Instrumen 2 Siswa Mandarin (Layout)
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN UNTUK SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)
I. KELAYAKAN PENYAJIAN
A. TEKNIK PENYAJIAN
Butir 1
Konsistensi sistematika penyajian
Deskripsi
Memahami bahwa buku teks disajikan secara logis, mencakup bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal
terdiri dari kata pengantar, daftar isi, dan pendahuluan. Bagian isi harus memenuhi prinsip pendekatan ilmiah (scientific
approach) yang mencakup aktifitas (1) mengamati, (2) mencari tahu, (3) mencoba, (4) menganalisis, (5) mensosialisasikan.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran (daftar kosakata, indeks, glosarium, tabel ejaan Hanyu Pinyin, tabel
guratan dasar dan guratan kombinasi karakter Han, tabel komposisi karakter Han).
Butir 2
Keruntutan penyajian materi dalam bab
Deskripsi
● Materi disajikan secara runtut mulai dari hal umum ke hal khusus. Tema umum seperti salam, identitas diri, keluarga,
kegemaran, aktifitas sehari-hari diajarkan lebih dahulu daripada tema khusus seperti arah, belanja, piknik.
● Pengajaran fonetik, kosakata, dan struktur dimulai dari yang sederhana meningkat ke yang kompleks, misalnya bunyibunyi yang terwakili dalam Bahasa Indonesia diajarkan lebih dulu daripada bunyi-bunyi yang tidak terwakili, Cara yang
digunakan dengan kontras, misalnya kontras antara bunyi b [p] dan p [p’], d [t] dan t [t’], g [k] dan k [k’].
Butir 3
Keseimbangan penyajian antarbab
Deskripsi
Keseimbangan sajian materi (substansi) antarbab dan antarsubbab yang proporsional.
Butir 4
Sistematika penyajian dalam bab
Deskripsi
Dengan bertolak dari pengajaran bahasa yang aktif dan komunikatif, setiap bab secara berurutan menyajikan langkah
pembelajaran sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang kemahiran yang akan dicapai setelah mempelajari bab terkait yang
merupakan pembangkit motivasi peserta didik; 2. Kalimat kunci; 3. Teks (dialog, narasi); 4. Daftar kosakata; 5. Penjelasan
ekspresi; 6. Penjelasan tata bahasa; 7. Latihan.
1
Butir 5
Sistematika penyajian ejaan Hanyu Pinyin dan karakter Han
Deskripsi
Untuk kelas X, kalimat disajikan dengan meletakkan ejaan Hanyu Pinyin di bagian atas karakter Han-nya, sedangkan untuk
kelas XI & XII, kalimat disajikan dengan meletakkan karakter Han di atas ejaan Hanyu Pinyin-nya. Contoh:
● Kelas X
Nǐ jiào shénme míngzì?
你 叫
什么
● Kelas XI/XII
我 去 买 东西。
Wǒ qù mǎi dōngxi.
名字?
Butir 6
Penyajian ragam latihan
Deskripsi
Bentuk latihan harus mencakup unsur fonetik, kosakata, struktur, ejaan Hanyu Pinyin, karakter Han, budaya (kelaziman
berbahasa), dan 4 keterampilan berbahasa yang ditampilkan secara variatif. Contoh: melengkapi kalimat/dialog/narasi
dengan kata-kata yang ditampilkan melalui gambar, menghubungkan kata dengan gambar, teka-teki silang, menggambar
denah berdasarkan cerita, mengubah dialog menjadi monolog atau sebaliknya, parafrase, soal rumpang (cloze procedure),
dan sebagainya.
Butir 7
Tata letak
Deskripsi
Tata letak teks (dialog, narasi) dan kosakata bersifat variatif dan menarik. Misalnya dialog dan monolog dapat diletakkan
pada posisi tertentu dengan ilustrasi yang menarik; kosakata disajikan secara variatif dengan cara mengelompokkannya
berdasarkan kelas kata yang diletakkan dalam kotak atau balon. Contoh: (a) Pada tema tentang waktu kosakata disajikan
menurut kelompok sebagai berikut (1) diǎn(zhōng) 点 钟 ’jam’, (2) guò 过 ’lebih/lewat’, (3) chà 差 ’kurang’, (4) bàn
半 ’setengah’, (5) (yī) kè 一 刻 ’(se)perempat’; (b) Pada tema tentang kegiatan sehari-hari kosakata disajikan menurut
kelompok sebagai berikut (1) qǐ chuáng (bangun tidur), (2) xǐ zǎo 洗澡 ’mandi’, (3) chī fàn 吃饭 ’makan’, (4) shàng xué 上
学 ’ke sekolah’, (5) huíjiā 回家 ’pulang ke rumah’, (6) shuì jiào 睡觉 ’tidur’.
Butir 8
Keatraktifan gambar
Deskripsi
Menerapkan pemahaman bahwa foto, gambar dalam buku teks didesain semenarik mungkin. Misalnya ilustrasi yang
menunjukkan kekhasan negara Tiongkok, gambar-gambar seperti dalam cerita komik Jepang, dan sebagainya.
2
B. PENDUKUNG PENYAJIAN
Butir 9
Pemakaian istilah
Deskripsi
● Memahami bahwa “Bahasa Mandarin” dipakai untuk menamakan Bahasa Han (汉语)/Putonghua (普通话)/Huayu (华
语)/Guoyu (国语); “aksara Han” dipakai untuk menamakan Hanwenzi (汉文字: Han Script ); “karakter Han” dipakai untuk
menamakan Hanzi (汉字); “ejaan Hanyu Pinyin” dipakai untuk menamakan Hanyu Pinyin (汉语拼音).
● Memahami bahwa “orang Tiongkok” dipakai untuk menyebut warganegara RRT, sedangkan anggota komunitas
Tionghoa di Indonesia disebut orang Indonesia.
● Memahami bahwa “RRT (Republik Rakyat Tiongkok)” dipakai untuk menyebut Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó (中华人民
共和国).
Butir 10
Ejaan dan aksara
Deskripsi
Memahami bahwa ortografi yang diajarkan adalah ejaan Hanyu Pinyin dan aksara Han sederhana dari RRT.
Butir 11
Keutuhan tema
Deskripsi
Materi yang disajikan dalam satu bab harus mencerminkan keutuhan makna dan ketertautan antarsubbab.
Butir 12
Ketersediaan materi audio
Deskripsi
Menerapkan pemakaian audio dalam pembelajaran bahasa dengan menggunakan CD.
Butir 13
Deskripsi
Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku teks disusun menurut aturan yang baku,
misalnya:
● Penulisan pustaka buku/kamus dimulai dari nama pengarang, tahun, judul buku, kota, penerbit. Judul buku harus dicetak
miring. Contoh:
Liu, Xun. (2002). Hànyǔ Zùowéi Dì’èr Yǔyán Jiàoxué Jiǎnlùn 汉语作 第二语言教学简论. Beijing: Beijing Yuyan Wenhua
Daxue Chubanshe.
Sutami, Hermina. (2004). Kamus Dasar Bahasa Mandarin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3
● Penulisan pustaka jurnal dimulai dari nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal, volume, halaman. Nama jurnal
harus dicetak miring. Contoh:
Sulanti, Nita Madona. (2008). ”Tes Diagnostik Adverbia Derajat: Zuì 最, Gèng 更, Bǐjiào 比较, Yóuqí 尤其, Xiāngdāng 相当”
dalam Jurnal Kongres Linguistik Tahunan Atmajaya VI (KOLITA VI), 96-101.
● Penulisan pustaka yang diperoleh dari internet dimulai dari nama penulis, tahun, judul tulisan, alamat website, tanggal
pengambilan. Alamat website harus dicetak miring. Contoh:
Rahmat Wijaya. (2006). Pengantar Bahasa Mandarin. www.ebook.org/publikasi/209, [23 Juli 2009].
Butir 14
Deskripsi
Lampiran
Lampiran minimal terdiri dari:
● Daftar kosakata baru, memuat semua kosakata baru yang muncul di setiap pelajaran.
● Tabel ejaan Hanyu Pinyin, memuat semua bunyi yang terdapat dalam Bahasa Mandarin.
● Tabel guratan dasar dan guratan kombinasi karakter Han.
● Tabel komposisi karakter Han. Contoh: 好 (2 komponen sama besar: kiri kanan), 爸 (2 komponen sama besar: atas
bawah), 语 (3 komponen tidak sama besar: kiri dan kanan atas bawah).
● Indeks memuat kata-kata penting yang diikuti nomor halaman pemunculannya, misalnya istilah gramatika, nama negara,
nama tempat, dan sebagainya. Contoh: Changcheng 8, 12, 20.
● Glosarium memuat istilah beserta padanannya dalam Bahasa Indonesia. Contoh: Zhǔyǔ
语 Subyek.
● Teks monolog/dialog yang terdapat dalam media audio (CD, kaset).
C. PENYAJIAN BAHAN PEMBELAJARAN
Butir 15
Memotivasi keingintahuan peserta didik
Deskripsi
Tema-tema mutakhir yang disajikan membuat peserta didik termotivasi untuk mengetahui lebih lanjut hal lain yang berkaitan
dengan tema terkait. Misalnya dari tema ”makan di restoran” akan membangkitkan keingintahuan tentang menu, nama
masakan, minuman, jenis daging yang dimasak, cara memasak, dan sebagainya.
4
Butir 16
Melibatkan peserta didik
Deskripsi
Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak peserta didik untuk berpartisipasi), misalnya
mengajak peserta didik berlatih dengan data baru. Contoh: mencari informasi yang terkait dengan tema tertentu dalam
sumber lain (internet, majalah).
Butir 17
Menghindari SARA, pornografi dan bias jender
Deskripsi
Materi yang disajikan mulai dari teks, contoh kalimat, gambar/foto, dan sebagainya tidak menampilkan hal-hal yang berbau
SARA, pornografi dan bias jender.
II. KELAYAKAN BAHASA
A. KEAKURATAN PENGGUNAAN BAHASA
Butir 18
Deskripsi
Keefektifan kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat Bahasa Indonesia yang dipakai sederhana dan langsung mewakili pesan yang hendak disampaikan, misalnya
bahasa yang digunakan dalam penjelasan materi dan instruksi latihan mengacu kepada Bahasa Indonesia baku.
Butir 19
Keefektifan kalimat Bahasa Mandarin
Deskripsi
Kalimat Bahasa Mandarin yang dipakai sederhana dan langsung mewakili pesan yang hendak disampaikan, misalnya
bahasa yang digunakan dalam penjelasan materi dan instruksi latihan mengacu kepada Bahasa Mandarin baku.
B. KOMUNIKATIF
Butir 20
Keterbacaan pesan dalam Bahasa Indonesia
Deskripsi
Penjelasan atau instruksi yang disampaikan menggunakan Bahasa Indonesia Baku yang lazim dan mudah dipahami.
5
Butir 21
Keterbacaan pesan dalam Bahasa Mandarin
Deskripsi
Penjelasan atau instruksi yang disampaikan menggunakan Bahasa Mandarin Baku yang lazim dan mudah dipahami.
C. KESESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Butir 22
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik
Deskripsi
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual peserta
didik.
Butir 23
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial dan emosional peserta didik
Deskripsi
Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan sosial, kematangan emosional, dan perkembangan
usia peserta didik.
6
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN UNTUK SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) / MADRASAH ALIYAH (MA)
I. KELAYAKAN PENYAJIAN
A. TEKNIK PENYAJIAN
Butir 1
Konsistensi sistematika penyajian
Deskripsi
Memahami bahwa buku teks disajikan secara logis, mencakup bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal
terdiri dari kata pengantar, daftar isi, dan pendahuluan. Bagian isi harus memenuhi prinsip pendekatan ilmiah (scientific
approach) yang mencakup aktifitas (1) mengamati, (2) mencari tahu, (3) mencoba, (4) menganalisis, (5) mensosialisasikan.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran (daftar kosakata, indeks, glosarium, tabel ejaan Hanyu Pinyin, tabel
guratan dasar dan guratan kombinasi karakter Han, tabel komposisi karakter Han).
Butir 2
Keruntutan penyajian materi dalam bab
Deskripsi
● Materi disajikan secara runtut mulai dari hal umum ke hal khusus. Tema umum seperti salam, identitas diri, keluarga,
kegemaran, aktifitas sehari-hari diajarkan lebih dahulu daripada tema khusus seperti arah, belanja, piknik.
● Pengajaran fonetik, kosakata, dan struktur dimulai dari yang sederhana meningkat ke yang kompleks, misalnya bunyibunyi yang terwakili dalam Bahasa Indonesia diajarkan lebih dulu daripada bunyi-bunyi yang tidak terwakili, Cara yang
digunakan dengan kontras, misalnya kontras antara bunyi b [p] dan p [p’], d [t] dan t [t’], g [k] dan k [k’].
Butir 3
Keseimbangan penyajian antarbab
Deskripsi
Keseimbangan sajian materi (substansi) antarbab dan antarsubbab yang proporsional.
Butir 4
Sistematika penyajian dalam bab
Deskripsi
Dengan bertolak dari pengajaran bahasa yang aktif dan komunikatif, setiap bab secara berurutan menyajikan langkah
pembelajaran sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang kemahiran yang akan dicapai setelah mempelajari bab terkait yang
merupakan pembangkit motivasi peserta didik; 2. Kalimat kunci; 3. Teks (dialog, narasi); 4. Daftar kosakata; 5. Penjelasan
ekspresi; 6. Penjelasan tata bahasa; 7. Latihan.
1
Butir 5
Sistematika penyajian ejaan Hanyu Pinyin dan karakter Han
Deskripsi
Untuk kelas X, kalimat disajikan dengan meletakkan ejaan Hanyu Pinyin di bagian atas karakter Han-nya, sedangkan untuk
kelas XI & XII, kalimat disajikan dengan meletakkan karakter Han di atas ejaan Hanyu Pinyin-nya. Contoh:
● Kelas X
Nǐ jiào shénme míngzì?
你 叫
什么
● Kelas XI/XII
我 去 买 东西。
Wǒ qù mǎi dōngxi.
名字?
Butir 6
Penyajian ragam latihan
Deskripsi
Bentuk latihan harus mencakup unsur fonetik, kosakata, struktur, ejaan Hanyu Pinyin, karakter Han, budaya (kelaziman
berbahasa), dan 4 keterampilan berbahasa yang ditampilkan secara variatif. Contoh: melengkapi kalimat/dialog/narasi
dengan kata-kata yang ditampilkan melalui gambar, menghubungkan kata dengan gambar, teka-teki silang, menggambar
denah berdasarkan cerita, mengubah dialog menjadi monolog atau sebaliknya, parafrase, soal rumpang (cloze procedure),
dan sebagainya.
Butir 7
Tata letak
Deskripsi
Tata letak teks (dialog, narasi) dan kosakata bersifat variatif dan menarik. Misalnya dialog dan monolog dapat diletakkan
pada posisi tertentu dengan ilustrasi yang menarik; kosakata disajikan secara variatif dengan cara mengelompokkannya
berdasarkan kelas kata yang diletakkan dalam kotak atau balon. Contoh: (a) Pada tema tentang waktu kosakata disajikan
menurut kelompok sebagai berikut (1) diǎn(zhōng) 点 钟 ’jam’, (2) guò 过 ’lebih/lewat’, (3) chà 差 ’kurang’, (4) bàn
半 ’setengah’, (5) (yī) kè 一 刻 ’(se)perempat’; (b) Pada tema tentang kegiatan sehari-hari kosakata disajikan menurut
kelompok sebagai berikut (1) qǐ chuáng (bangun tidur), (2) xǐ zǎo 洗澡 ’mandi’, (3) chī fàn 吃饭 ’makan’, (4) shàng xué 上
学 ’ke sekolah’, (5) huíjiā 回家 ’pulang ke rumah’, (6) shuì jiào 睡觉 ’tidur’.
Butir 8
Keatraktifan gambar
Deskripsi
Menerapkan pemahaman bahwa foto, gambar dalam buku teks didesain semenarik mungkin. Misalnya ilustrasi yang
menunjukkan kekhasan negara Tiongkok, gambar-gambar seperti dalam cerita komik Jepang, dan sebagainya.
2
B. PENDUKUNG PENYAJIAN
Butir 9
Pemakaian istilah
Deskripsi
● Memahami bahwa “Bahasa Mandarin” dipakai untuk menamakan Bahasa Han (汉语)/Putonghua (普通话)/Huayu (华
语)/Guoyu (国语); “aksara Han” dipakai untuk menamakan Hanwenzi (汉文字: Han Script ); “karakter Han” dipakai untuk
menamakan Hanzi (汉字); “ejaan Hanyu Pinyin” dipakai untuk menamakan Hanyu Pinyin (汉语拼音).
● Memahami bahwa “orang Tiongkok” dipakai untuk menyebut warganegara RRT, sedangkan anggota komunitas
Tionghoa di Indonesia disebut orang Indonesia.
● Memahami bahwa “RRT (Republik Rakyat Tiongkok)” dipakai untuk menyebut Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó (中华人民
共和国).
Butir 10
Ejaan dan aksara
Deskripsi
Memahami bahwa ortografi yang diajarkan adalah ejaan Hanyu Pinyin dan aksara Han sederhana dari RRT.
Butir 11
Keutuhan tema
Deskripsi
Materi yang disajikan dalam satu bab harus mencerminkan keutuhan makna dan ketertautan antarsubbab.
Butir 12
Ketersediaan materi audio
Deskripsi
Menerapkan pemakaian audio dalam pembelajaran bahasa dengan menggunakan CD.
Butir 13
Deskripsi
Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku teks disusun menurut aturan yang baku,
misalnya:
● Penulisan pustaka buku/kamus dimulai dari nama pengarang, tahun, judul buku, kota, penerbit. Judul buku harus dicetak
miring. Contoh:
Liu, Xun. (2002). Hànyǔ Zùowéi Dì’èr Yǔyán Jiàoxué Jiǎnlùn 汉语作 第二语言教学简论. Beijing: Beijing Yuyan Wenhua
Daxue Chubanshe.
Sutami, Hermina. (2004). Kamus Dasar Bahasa Mandarin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3
● Penulisan pustaka jurnal dimulai dari nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal, volume, halaman. Nama jurnal
harus dicetak miring. Contoh:
Sulanti, Nita Madona. (2008). ”Tes Diagnostik Adverbia Derajat: Zuì 最, Gèng 更, Bǐjiào 比较, Yóuqí 尤其, Xiāngdāng 相当”
dalam Jurnal Kongres Linguistik Tahunan Atmajaya VI (KOLITA VI), 96-101.
● Penulisan pustaka yang diperoleh dari internet dimulai dari nama penulis, tahun, judul tulisan, alamat website, tanggal
pengambilan. Alamat website harus dicetak miring. Contoh:
Rahmat Wijaya. (2006). Pengantar Bahasa Mandarin. www.ebook.org/publikasi/209, [23 Juli 2009].
Butir 14
Deskripsi
Lampiran
Lampiran minimal terdiri dari:
● Daftar kosakata baru, memuat semua kosakata baru yang muncul di setiap pelajaran.
● Tabel ejaan Hanyu Pinyin, memuat semua bunyi yang terdapat dalam Bahasa Mandarin.
● Tabel guratan dasar dan guratan kombinasi karakter Han.
● Tabel komposisi karakter Han. Contoh: 好 (2 komponen sama besar: kiri kanan), 爸 (2 komponen sama besar: atas
bawah), 语 (3 komponen tidak sama besar: kiri dan kanan atas bawah).
● Indeks memuat kata-kata penting yang diikuti nomor halaman pemunculannya, misalnya istilah gramatika, nama negara,
nama tempat, dan sebagainya. Contoh: Changcheng 8, 12, 20.
● Glosarium memuat istilah beserta padanannya dalam Bahasa Indonesia. Contoh: Zhǔyǔ
语 Subyek.
● Teks monolog/dialog yang terdapat dalam media audio (CD, kaset).
C. PENYAJIAN BAHAN PEMBELAJARAN
Butir 15
Memotivasi keingintahuan peserta didik
Deskripsi
Tema-tema mutakhir yang disajikan membuat peserta didik termotivasi untuk mengetahui lebih lanjut hal lain yang berkaitan
dengan tema terkait. Misalnya dari tema ”makan di restoran” akan membangkitkan keingintahuan tentang menu, nama
masakan, minuman, jenis daging yang dimasak, cara memasak, dan sebagainya.
4
Butir 16
Melibatkan peserta didik
Deskripsi
Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif (ada bagian yang mengajak peserta didik untuk berpartisipasi), misalnya
mengajak peserta didik berlatih dengan data baru. Contoh: mencari informasi yang terkait dengan tema tertentu dalam
sumber lain (internet, majalah).
Butir 17
Menghindari SARA, pornografi dan bias jender
Deskripsi
Materi yang disajikan mulai dari teks, contoh kalimat, gambar/foto, dan sebagainya tidak menampilkan hal-hal yang berbau
SARA, pornografi dan bias jender.
II. KELAYAKAN BAHASA
A. KEAKURATAN PENGGUNAAN BAHASA
Butir 18
Deskripsi
Keefektifan kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat Bahasa Indonesia yang dipakai sederhana dan langsung mewakili pesan yang hendak disampaikan, misalnya
bahasa yang digunakan dalam penjelasan materi dan instruksi latihan mengacu kepada Bahasa Indonesia baku.
Butir 19
Keefektifan kalimat Bahasa Mandarin
Deskripsi
Kalimat Bahasa Mandarin yang dipakai sederhana dan langsung mewakili pesan yang hendak disampaikan, misalnya
bahasa yang digunakan dalam penjelasan materi dan instruksi latihan mengacu kepada Bahasa Mandarin baku.
B. KOMUNIKATIF
Butir 20
Keterbacaan pesan dalam Bahasa Indonesia
Deskripsi
Penjelasan atau instruksi yang disampaikan menggunakan Bahasa Indonesia Baku yang lazim dan mudah dipahami.
5
Butir 21
Keterbacaan pesan dalam Bahasa Mandarin
Deskripsi
Penjelasan atau instruksi yang disampaikan menggunakan Bahasa Mandarin Baku yang lazim dan mudah dipahami.
C. KESESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Butir 22
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik
Deskripsi
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual peserta
didik.
Butir 23
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial dan emosional peserta didik
Deskripsi
Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan sosial, kematangan emosional, dan perkembangan
usia peserta didik.
6