Margaisme dalam Pemilihan Legislatif di Kabupaten Humbang Hasundutan

ABSTRAK
Pemilihan umum adalah pesta demokrasi terbesar yang dilaksanakan di Indonesia,
dimana masyarakat memilih langsung Presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD dan juga
DPD pilihan mereka.Berbagai alasan dan kriteria dibuat oleh masyarakat dalam
menentukan pilihannya.Demikian juga halnya dengan pemilihan DPRD di tingkat
kabupaten masyarakat dalam memilih memiliki kriteria tertentu juga mulai dari memilih
calon legislatif yang se agama dengan mereka, atau pun satu daerah tinggal maupun satu
marga.Dalam penelitian ini peneliti melihat kecenderungan masyarakat batak toba
khususnya masyarakat di desa Saitnihuta memilih karena ada ikatan keluarga dengan
calon, faktor kesamaan marga maupun faktor kesamaan daerah tinggal dengan calon
tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kontribusi
apa yang diberikan oleh kelompok marga simamora dalam memenangkan calon legisalatif
yang berasal dari kelompok marga Simamora yang ikut berkompetisi pada pemilihan
umum legislatif tahun 2014 di Desa Saitnihuta dan bagaimana strategi yang dipergunakan
oleh calon anggotan legislatif dalam memanfaatkan jaringan marga Simamora dalam
mendukung kemenangannya di pemilu Legislatif 2014 di Desa Saitnihuta?
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam,
observasi serta studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot

Ibebere di Desa Saitnihuta memberikan dukungan penuh terhadap calon legislatif yang
merupakan anggota punguan tersebut dimana semua anggota mendukung penuh calon
tersebut dengan memberikan suara pada pemilihan umum, membantu calon tersebut
berupa bantuan tenaga maupun moral dengan mengajak keluarga dan kerabat untuk
memilih calon legislatif tersebut, dan juga membuat acara adat berupa doa
pemberangkatan bagi calon legislatif tersebut. Anggota Punguan Marga Simamora Boru
Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta pada pemilihan legislatif pada tahun 2014 lalu
dalam memilih calon legislative masih dipengaruhi oleh faktor marga atau kesukuan,
faktor agama, dan juga faktor kesamaan daerah dan juga adat dan budaya yang masih
dipegang kuat oleh anggota punguan. Anggota dari Punguan Marga Simamora Boru Bere
dohot Ibebere di Desa Saitnihuta cenderung memilih yang satu marga dengan mereka,
karena menurut mereka ada rasa bangga yang mereka rasakan jika satu marga mereka
terpilih dan menang jadi anggota DPRD di daerah mereka.
Masyarakat di Desa Siatnihuta khusunya anggota Punguan Marga Simamora Boru
Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta masih dikenal memegang kuat adat dan budaya
mereka serta masih mengamalkan nilai-nilai adat yang berlaku dimasyarakat mereka
seperti pengamalan terhadap istilah “Dalihan Na Tolu” ( Tungku Berkaki Tiga) dan
mereka masih memegang kuat prinsip “bolo adong do na di hita boasa pola ingkon tu
halak?” ( kalau ada punya kita kenapa harus orang lain?) yang masih mempengaruhi
mereka dalam menentukan pilihan. calon legislatif yang merupakan anggota dari Punguan

Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta juga memanfaatkan jaringan
marga untuk mendukung kemenangannya dengan cara membuat catatan jumlah desa,
kecamatan yang akan didulang suaranya pada saat pemilihan umum. Catatan ini penting

untuk mempetakan jaringan marga disetiap desa atau kecamatan dan mencari orang yang
berpengaruh di daerah tersebut misalnya tokoh adat untuk dijadikan tim suksesuntuk
mengajak masyarakat dan membentuk tim yang kuat pada saat kampanye, untuk mencapai
sebuah kemenangan dalam mendapatkan suara dalam pemilihan umum tidak hanya
membutuhkan modal ekonomi (uang), tapi harus seimbang antara modal ekonomi,
pemanfaatan jaringan, dan juga modal budaya.

Kata Kunci: Margaisme, Politik Identitas, Pemilihan Legilatif