Jurnal HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANAK KARAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANAK, KARAKTERISTIK ORANG TUA,
POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK DAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT
SAJI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH
Putri Shyafira El-Maryam1, Retno Mardhiati2, Emma Rachmawati2
[email protected]
1
.Alumni program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
2.Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
ABSTRACT
Children at elementary school is one of the many experience overweight and obesity.
Jakarta is the 3 province position that the obesity rate in children is still quite large. The
phenomena of sedentary life style, fast food consumption or Fast Food and began to diminish his
physical activity is also becoming one of the drivers of overweight to obesity. This research is a
quantitative research using cross sectional study design. This study aimed to examine the relation
between the characteristics of the child, parent characteristics, diet, physical activity and
consumption of fast food with Overnutrition on the students of Muhammadiyah 6 elementary school
in Tebet. Sampling technique done is saturated samples.
Univariate results in this study in which mostly female students (54.5%) of students in
middle and late childhood (80.6%), students with a small pocket money (75.8%), pass education of
father is college (85.5%), pass education of mother is college (82.3%), father's occupation is not as
private employees (51.5%), mothers who did not work full time (64.8%), household income high
(87.9%), the frequency of the main food is good (66.1%), the frequency of breakfast (67.7%),
consumption of fast food with the intensity of the frequent (92.1%), and low frequency of physical
activity (57 %). Bivariat test results showed that there was a significant relationship in the
incidence of overnutrition are at variable frequencies breakfast (pvalue 0.006). Advice writer is
that school especially school health unit could be more active in conducting preventive measures by
conducting regular measurements of nutritional status also provides insights on the impact of the
incident overnutrition for children's health.
Keywords: Overnutrition, Overweight, Obesity, overnutrition elementary school children.
ABSTRAK
Anak-anak pada usia sekolah merupakan salah satu yang banyak mengalami kejadian gizi
lebih. DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke-3 yang angka kegemukan pada anak nya masih
besar. Fenomena sedentary life style konsumsi makanan cepat saji dan mulai berkurang nya
aktivitas fisik juga menjadi pendorong terjadinya kegemukan (overweight) hingga obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara karakteristik anak, karakteristik orang tua,
pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian gizi lebih pada siswa
SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan Desain penelitian Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 45 di SD Muhammadiyah 6, berjumlah 165 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4
dan 5 di SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan, berjumlah 165 siswa. Tehnik pengambilan
sampel yang dilakukan adalah sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil
melalui kuesioner dan wawancara kepada responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis univariat, bivariat hingga multivariat.
Hasil Univariat pada penelitian ini dimana sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%),
siswa yang berada pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku kecil
(75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang lulus
perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%), pekerjaan ibu
yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%), frekuensi makanan utama baik
(66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi makanan cepat saji dengan intensitas sering
(93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik rendah (57%). Hasil uji Bivariat menunjukkan bahwa terdapat
hubungan bermakna pada kejadian gizi lebih yaitu pada variabel Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006).
Hasil uji Multivariat menunjukkan Sarapan (OR : 3.045) merupakan variabel yang paling kuat
hubungannya dengan kejadian gizi lebih. Saran penulis adalah agar sekolah terutama unit kesehatan
sekolah bisa lebih giat dalam melakukan langkah preventif dengan melakukan pengukuran status
gizi secara rutin juga memberikan pemahaman mengenai dampak dari kejadian gizi lebih bagi
kesehatan anak.
Kata Kunci : Gizi Lebih, Kegemukan, Obesitas, gizi lebih anak sekolah dasar
PENDAHULUAN
Indonesia, sebuah negara berkembang terluas dengan sebagian besar wilayah nya di penuhi
dengan laut atau disebut dengan negara maritim. Indonesia merupakan negara dengan ragam suku
dan budaya. Hal tersebut dapat membentuk pola yang beragam pula, termasuk pada pola hidup juga
pola makan. Belakangan ini Indonesia seperti terhipnotis oleh budaya yang berkembang di negara
lain tidak hanya keanekaragaman seni dan budaya ternyata pola hidup dan pola makan atau
kebiasaan makan luar pun mulai menjadi trend di Indonesia. Tentunya hal tersebut tidak serta merta
datang begitu saja tanpa membawa dampak negatif. Telah banyak dampak yang timbul akhir akhir
ini akibat pola hidup juga pola makan kebarat baratan atau kita lebih kenal dengan Sedentary
Lifestyle dan Konsumsi makanan cepat saji (Fast Food). Trend hidup dan pola makan yang tidak
seimbang ini mulai menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dari mulai kejadian kegemukan
(overweight) sampai dengan obesitas dimana hal ini merupakan peluang terjadinya beberapa
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, strooke dan diabetes.
Anak-anak pada usia sekolah merupakan salah satu yang banyak mengalami kejadian gizi
lebih. DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke-3 yang angka kegemukan pada anak nya masih
besar. Fenomena sedentary life style konsumsi makanan cepat saji dan mulai berkurang nya aktivitas
fisik juga menjadi pendorong terjadinya kegemukan (overweight) hingga obesitas. Berdasarkan data
RISKESDAS tahun 2010 yaitu prevalensi status gizi anak umur 6-12 tahun berdasarkan IMT/U
menurut provinsi, DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke 3 yang angka kegemukan pada
anaknya masih cukup besar yaitu 12,8% setelah Sulawesi Tenggara (14,7%) dan Papua Barat
(14,4%). Sesuai pada data RISKESDAS 2010 prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan Indeks
Masa Tubuh umur 6-12 tahun di dapati pada anak laki-laki sebesar 10,7% dan pada anak perempuan
sebesar 7,7 %. Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu
18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan obesitas 8,8%. Data RISKESDAS 2013 menunjukkan
peringkat prevalensi obesitas tertinggi adalah provinsi DKI Jakarta (30,1%). Hal ini mencakup
beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi sangat gemuk di atas nasional yaitu DKI
Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu dan Lampung.
Dengan semakin banyaknya fenomena kegemukan hingga obesitas pada anak saat
inilah yang mendorong keingintahuan peneliti mengenai hubungan aktivitas fisik anak, pola
makan anak, konsumsi maknan cepat saji (fast food) juga karakteristik anak dan keluarga
pada anak yang menderita gizi lebih di usia sekolah dasar.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan Desain penelitian Cross
Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-5 di SD Muhammadiyah 6, berjumlah
165 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhammadiyah 6 Tebet
Jakarta Selatan, berjumlah 165 siswa. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah sampel
jenuh. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil melalui kuesioner dan wawancara
kepada responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat
hingga multivariat.
HASIL
Hasil analisa penelitian ini dimulai dari hasil univariat, bivariat hingga multivariat.
1. Karakteristik Anak
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 4-5 SD
Muhammadiyah 6, diperoleh hasil Karakteristik anak sebagai berikut :
Tabel 1.Karakteristik Siswa SD Muhammadiyah 6 jakarta selatan tahun 2016
Karakteristik Anak
USIA (Tahun)
Masa Kanak Pertengahan dan Akhir
Masa Remaja Awal
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Uang Saku
Besar
Kecil
n
%
133
32
80,6
19,4
75
90
45,5
54,5
40
125
24,2
75,8
Berdasarkan tabel 1 diketahui karakteristik anak berdasarkan usia menunjukkan
sebagian besar anak (80,6%) berada pada masa kanak pertengahan dan akhir.
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin (54,5%) perempuan dan sebagian besar
responden memiliki uang saku kecil (75,8%). Berdasarkan hasil analisa bivariat
menunjukkan tidak terdapat hubungan bermaknaantara kejadian gizi lebih yaitu pada
variabel karakteristik anak yang terdiri dari Usia (Pvalue 0,541), variabel jenis
kelamin (Pvalue 0,977), variabel uang saku (Pvalue 0,304).
2. Karakteristik Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 4-5 SD
Muhammadiyah 6, diperoleh hasil Karakteristik Orang Tua sebagai berikut :
Tabel 2.Karakteristik Orang Tua Siswa SD Muhammadiyah 6 jakarta selatan tahun 2016
KarakteristikOrang Tua
Pendidikan Ibu
Tidak Lulus Perguruan Tinggi
Lulus Perguruan Tinggi
n
%
29
135
17,7
82,3
Pendidikan Ayah
Lulus Perguruan Tinggi
Tidak Lulus Perguruan Tinggi
Pekerjaan Ayah
Pegawai Swasta
Bukan Pegawai Swasta
141
24
85,5
14,5
80
85
48,5
51,5
Full Time
51
35,2
Tidak Full Time
94
64,8
Tinggi
145
87,9
Rendah
20
12,1
Pekerjaan Ibu
Pendapatan Keluarga
Berdasarkan tabel 2 diketahui karakteristik orang tua berdasarkan pendidikan
ibu (82,3%) lulus perguruan tinggi, pendidikan ayah (85,5%) lulus Perguruan Tinggi,
berdasarkan pekerjaan ayah (51,5%) bukan pegawai swasta, pekerjaan ibu (64,8%)
tidak full time. Dan pendapatan keluarga (87,9%) tinggi. Berdasarkan hasil analisa
bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara karakteristik orang
tua yang terdiri dari pendidikan ibu (pvalue 0,762), variabel pendidikan ayah (pvalue
0,197), variabel pekerjaan ibu (Pvalue 0,691), variabel pekerjaan ayah (Pvalue
0,410), dan pendapatan keluarga (Pvalue 0,139).
3. Pola Makan
Tabel.3 Pola Makan Siswa SD Muhammadiyah 6 Jakarta Selatan Tahun 2016
Pola Makan
Frekuensi Makan Utama
Kurang Baik
Baik
Sarapan
Tidak Rutin
Rutin
n
%
56
109
33,9
66,1
52
109
32,3
67,7
Berdasarkan tabel 3 diketahui frekuensi makanan utama lebih banyak baik
(66,1%) dan sarapan lebih banyak rutin (67,7%).
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Rendah
Aktivitas Fisik Tinggi
Tabel 4. Aktivitas Fisik
n
94
71
%
57
43
Berdasarkan tabel 4 diketahui frekuensi aktivitas fisik rendah lebih banyak
(57%)
5. Konsumsi Cepat Saji
Tabel 5.Frekuensi konsumsi cepat saji
Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
n
%
Sering
155
93,9
Jarang
10
6,1
Berdasarkan tabel 5 diketahui frekuensi konsumsi makanan cepat saji lebih
banyak sering (93,9%).
6. Hasil Analisa Bivariat
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisa Bivariat
Variabel
Gizi Lebih
PR (95% CI)
Independen
Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih
Usia
62(46,6%) 71(53,4%)
Masa Kanak
tengah dan akhir
1,147(0,727-1,812)
Masa Remaja
13(40,6%) 19(59,4%)
Awal
Jenis Kelamin
Perempuan
41 (45,6%) 49(54,4%)
1,005 ( 0,718-1,406)
Laki-Laki
34 (45,3%) 41 (54,7%)
Uang Saku
Besar
21(52,5%) 19(47,5%)
1,215 (0,851-1,736)
Kecil
54(43,2%) 71(56,8%)
Pendidikan Ibu
Tidak lulus PT
14 (48,3%) 15 (51,7%)
1,068 (0,702-1,626)
Lulus PT
61 (45,2%) 74 (54,8%)
Pendidikan Ayah
Lulus PT
67 (47,5%) 74 (52,5%)
1,426 (0,789-2,576)
Tidak Lulus PT
8 (33,3%) 16 (66,7%)
Pekerjaan Ibu
Full Time
24 (47,1%) 27 (52,9%)
1,079 (0,745-1,563)
Tidak Full Time
41 (43,6%) 53 (56,4%)
Pekerjaan Ayah
Pegawai Swasta
39 (48,8%) 41 (51,3%)
1,151 (0,824-1,609)
Bukan Pegawai
36 (42,4%) 49 (57,6%)
Swasta
Pendapatan Keluarga
Tinggi
69 (47,6%) 76 (52,4%)
1,586 (0,795-3,165)
Rendah
6 (30%)
14 (70%)
Frekuensi Makan Utama
Kurang Baik
30 (53,6%) 26 (46,4%)
1,298 (0,932-1,807)
Baik
45 (41,3%) 64 (58,7%)
Sarapan
Tidak Rutin
31 (59,6%) 21 (40,4%)
1,625 (1,164-2,266)
Rutin
40 (36,7%) 69 (63,3%)
Aktivitas Fisik
Rendah
39 (41,5%) 55 (58,5%)
0,818 (0,587-1,140)
Tinggi
36 (50,7%) 35 (49,3%)
Pvalue
0,541
0,977
0,304
0,762
0,197
0,691
0,410
0,139
0,133
0,006
0,239
Konsumsi Makanan Cepat Saji
Sering
70 (45,2%) 85 (54,8%)
Jarang
5 (50%)
5 (50%)
0,903 (0,475-1,719)
0,766
Hasil dari tabel 6 menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan
kejadian gizi lebih hanyalah variabel sarapan (0,006) dan variabel lainnya tidak
berhubungan.
7. Hasil Analisa Multivariat
Tabel 7. Model akhir Analisa Multivariat
Variabel
B
S.E.
Wald
df
Sig.
0,456
0,435
1.098
1
0,295
Usia
0,523
0,383
1,836
1
0,172
Uang Saku
0,518
3.402
1
0,065
Pendidikan Ayah 0,955
1,114
0,366
9,276
1
0,002
Sarapan
Exp(B)
1.578
1.687
2.598
3.045
Tabel 7 menunjukkan yang paling kuat hubungannya dengan kejadian gizi
lebih pada anak dapat dilihat dari nilai Exponen B pada variabel yang Signifikan.
Pada hasil analisa multivariat diatas, yang signifikan dan nilai Exponen B nya besar
adalah variabel sarapan (3.045), sehingga dapat diartikan bahwa variabel sarapan
merupakan faktor yang dominan yang paling kuat hubungannya dengan kejadian gizi
lebih pada anak usia sekolah.
PEMBAHASAN
Gambaran kejadian gizi lebih di SD Muhammadiyah 06 Jakarta Selatan pada 75 siswa
(45,5%) mengalami gizi lebih. Proporsi siswa sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%),
siswa yang berada pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku
kecil (75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang lulus
perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%), pekerjaan
ibu yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%), frekuensi makanan
utama baik (66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi makanan cepat saji dengan
intensitas sering (93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik rendah (57%). Hasil uji Bivariat yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada kejadian gizi lebih yaitu pada variabel
Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006). Kemudian variable independen lainnya tidak berhubungan
Hal ini dimungkinkan terjadi karena selisih proporsi variabel independen yang didapatkan
hampir sama. Hasil uji Multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap
kejadian gizi lebih adalah Sarapan (OR : 3,045) artinya siswa yang tidak sarapan memiliki
peluang 3,045 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dibandingkan dengan anak yang
sarapan.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya gizi lebih berhubungan dengan
sarapan. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi
sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi)
dalam rangka mewujudkan hidup yang sehat aktif juga produktif (PERMENKES RI.NO 41
PGS, 2014). Anak yang sarapan tidak rutin akan lebih berisiko terkena gizi lebih
dibandingkan dengan anak yang sarapan dengan rutin. Hal ini sangat berkaitan erat dimana
secara teori anak yang melewatkan sarapannya akan cederung mengkonsumsi makanan lebih
banyak lagi pada siang hari ini hal tersebut lah yang mendasari bahwasannya sarapan
sangatlah penting. Tidak hanya itu Bagi anak usia sekolah sarapan dapat memudahkan
konsentrasi belajar, menyerap pelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar menjadi baik
pula. Sarapan pagi merupakan langkah awal untuk membentuk pola makan anak. (muaris,
2006). Sarapan dapat mendukung dan memelihara daya tahan tubuh dari serangan infeksi
apabila kecukupan zat gizi depenuhi sesuai dengan yang dianjurkan. Sebaiknya orang tua
membiasakan anak nya sarapan sebelum berangkat kesekolah. Pada pagi hari makanan
menjadi kebutuhan utama manusia, hal itu sebab sarapan merupakan bahan pangan pertama
yang masuk kedalam tubuh dan yang pertama melandasi keseimbangan zat gizi dalam sehari.
Melewati sarapan akan membuat seseorang cenderung mengkonsumsi makanan lebih
banyak dari biasanya dan memicu kegemukan. seseorang yang melewatkan sarapan memiliki
bobot tubuh 4,5 kali lebih berat daripada yang sarapan (anna,2015). Makanan yang
dikonsumsi anak pada saat sarapan merupakan sumber energi utama untuk melakukan
aktivitas sehari hari. Kebiasaan sarapan yang dilakukan akan mampu memenuhi kebutuhan
gizi, sehingga status gizi anak juga menjadi baik. Terlihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan masih banyak siswa yang memiliki frekuensi makan yang kurang baik bisa
menjadi langkah edukasi kesehatan bagi sekolah, sekaligus memajukkan program kegiatan
unit kesehatan sekolah. Selain itu sebaiknya orang tua dapat mengawasi anak untuk memilih
maknan yang harus dimakan. Sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat, lauk pauk,
sayuran atau buah-buahan dan minuman. Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi
dan kudapan siang, porsi makan saat sarapan sekitar sepertiga dari total makanan sehari. Bagi
orang yang biasa makan kudapan pagi dan makan kudapan siang, jumlah porsi makanan
sarapan sebaliknya ¼ dari makanan harian (PERMENKES RI.NO 41 PGS, 2014).
KESIMPULAN
1. Gambaran kejadian gizi lebih di SD Muhammadiyah 06 Jakarta Selatan pada 75 siswa
(45,5%) mengalami gizi lebih.
2. Proporsi siswa sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%), siswa yang berada
pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku kecil
(75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang
lulus perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%),
pekerjaan ibu yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%),
frekuensi makanan utama baik (66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi
makanan cepat saji dengan intensitas sering (93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik
rendah (57%).
3. Hasil uji Bivariat yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada kejadian
gizi lebih yaitu pada variabel Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006).
4. Hasil uji Multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap
kejadian gizi lebih adalah Sarapan (OR : 3,045) artinya siswa yang tidak sarapan
memiliki peluang 3,045 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dibandingkan
dengan anak yang sarapan.
SARAN
Berikut saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
bagi sekolah diharapkan agar sekolah Melakukan pemantauan secara berkala terhadap status
gizi lebih para siswa melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Memberikan edukasi
mengenai makanan sehat dan bergizi, misalnya dengan poster-poster yang dipanjang di
dinding. Melakukan sosialisasi kepada para pedagang agar menjual jajanan atau makanan
yang memenuhi standar kesehatan dan gizi untuk anak sekolah dasar. Lebih gencar dalam
menyarankan Melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan tingkat usia dan mengadakan
ekstrakurikuler olahraga yang diwajibkan untuk seluruh siswa. Bagi siswa Agar mulai
memilih makanan yang sesuai kebutuhan. Memilih jajanan yang baik untuk kesehatan dan
Menambah aktivitas fisik juga istirahat yang cukup.
Bagi orang tua agar orang tua lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh
anak mulai dari sarapan, makan utama hingga jajanan sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan
juga agar orang tua mengkontrol aktivitas fisik anak. Bagi peneliti selanjutnya agar
Mengadakan penelitian dengan desain penelitian dan metode yang berbeda. Juga Melakukan
penelitian mengenai Gizi lebih dengan kelompok usia yang berbeda dan variabel yang lebih
beragam
PERNYATAAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada kepala sekolah, staff ,
dan pengajar SD Muhammadiyah 5 dimana telah bekerjasama dengan baik dan sangat
membantu penelitian ini berjalan juga mengizinkan penelitian ini dilaksanakan sehingga
berjalan dengan lancar sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada Ibu Retno Mardhiati,
SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bantuannya dalam
penyusunan penelitian ini juga ibu Dr.Hj.Emma Rachmawati, Dra, M.Kes selaku
pembimbing II yang juga selalu mengarahkan dengan baik. Kepada ibu Leni Sri Rahayu
SKM, M.PH yang selalu memberikan bimbingannya. Juga bagi Orang Tua dan keluarga yang
selalu mendukung dan kepada teman teman seperjuangan yang telah membantu agar skripsi
ini bias diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Sumiarsih dkk. 2011. Hubungan Kebiasaan sarapan pagi dan jajan dengan status gizi
anak sekolah dasar di SD Negri Kledokan Depok Sleman Yogyakarta.
journal.respati.ac.id/index.php/medika/article. Diunduh pada 03.maret.2016.pukul
10.52.
Almatsier, Sunita dkk. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta :PT Gramedia.
Anies. 1997. Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada Anak-Anak. Jakarta : PT.Gramedia
Arlinda, Sheva.2015. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas Pada Remaja di SMP
Muhammadiyah 10 Yogyakarta.Yogyakarta. Journal Stikes Aisiyah. Diunduh pada 30
juli 2016.
Arora, Anjali. 2007. 5 langkah mengendalikan Obesitas. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Ayuningsih, Fajar, Shinta Teviningrum dan Inti Krisnawati (tim Sarasvati).2010. Cara
Holistik dan Praktis atasi OBESITAS. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Ayu,dewi sartika.2011. Jurnal Faktor resiko obesitas paad anak 5-15 tahun di Indonesia.
(makara,direktorat riset dan pengabdian masyarakat UI,Depok).
Anugrah, Aryati dkk. 2014. Hubungan konsumsi Fast Food dengan kejadian Overweight
pada
remaja
di
SMK
Katolik
Cendrawasih
Makassar .
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10739/A.%20ARYATI%20
ANUGRAH%20K11110103.pdf?sequence=1. Diunduh pada tanggal 21 oktober
2015, pukul 17.19.
Allo, Barre, dkk. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food
dengan Kejadian Gizi Lebih pada Siswa Sekolah Dasar Negri Sudirman I
Makassar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5547/JURNAL.p
df?sequence=1 . Diunduh pada tanggal 21 oktober 2015, pukul 17.21 .
Bidjuni,Hendro. Sefti Rompas,Meisy.2014. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Obesitas Pada anak Usia 10 tahun di SD katolik 03 frater DON BOSCO Manado
.http://ejournal. unsrat.ac .id/index .php/jkp/ article/ viewFile/5265/4778. Diunduh
pada 28 februari 2016. Pukul 17.43.
Budiharto. 2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan . Jakarta : EGC penerbit buku kedokteran.
Chandra,Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC penerbit buku
kedokteran.
Dahlan, M.Sopiyudin. 2012. Analisis Multivariat Regresi Logistik, seri 9 . Jakarta :
PT.Epidemiologi Indonesia.
Damopolii, Winarsi, dkk. 2013. Hubungan Konsumsi Fast Food dengan kejadian Obesitas
pada
anak
SD
di
Kota
Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2250. Diunduh pada tanggal 21
oktober 2015, pukul 16.57 .
Daryono. 2003. Hubungan Antara Konsumsi Makanan, Kebiasaan Makan dan faktor-faktor
lain dengan status gizi anak sekolah di SD Islam Al Falah jambi 2003.
lib.ui.ac.id/file?file= pdf/abstrak-70821.pdf. Di unduh oada tanggal 16 agustus 2016, pukul
14.33.
Dwi sulistyo cahyaningsih, S.Kp, pertumbuhan perkembangan anak dan remaja , (cv.trans
info medika : Jakarta, 2011).
Elfindri, zainal abiding, rizanda machmud, elmiyasna, dan efrida. 2011 Metodelogi
Penelitian Kesehatan, Jakarta : Baduose media , Jakarta.
Fitriyani. 2012. Faktor Resiko Diabetes Melitus 2 di Puskesmas kec cangkil dan pulo merak
kota cilegon.Depok.Skripsi.
Ginanjar,Genis wahyu. 2009. Obesitas Pada Anak. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
Gibney, Michael Dkk. 2009. Penerjemah : Andry Hartono. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Gobala, Babys dkk. 2013.Hubungan pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang gizi dengan
status gizi pada lansia di posyandu lansia Hatsera kampong Gendeng Rw 17
kelurahan
baciro
Kecamatan
Gondongkusuman
Yogyakarta .journal.respati.ac.id/index.php/medika/article.
Diunduh
pada
3.Maret.2016. 17.03
Hastono. 2007. Analisis Data Kesehatan.FKM UI.Depok.
Handini,Hendarti, dkk.1998. Kesehatan dan Perilaku anak usia sekolah . Jakarta: yayasan
Aspirasi pemuda Jakarta.
Haryanto,Irwan.2012. Tesis. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Obesitas (Z-Score > 2
IMT menurut umur) pada anak usia sekolah dasar (7-12 tahun)di jawa tahun 2010
(Analisis data Riskesdas 2010).
Lussia
Kus
Anna,
2015.
Jangan
Lewatkan
Sarapan,
http://health.kompas.com/read/2015/04/22/073000923/Jangan.Lewatkan.Sarapan.Ini.5
.Alasannya. diunduh pada 17 maret 2016. 10.02
Irwan, Radyantho. Andy hartono. 2014. Sehat dengan Gaya Hidup.Yogyakarta : Rapha
Publishing.
Imron,2010. Metodelogi Penlitian Bidang Kesehatan, Jakarta :Sagung Seto.
Judarwanto, widodo. 2004. Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta. Puspa Swara,
Anggota IKAPI.
Khomsan, Ali.Faisal Anwar.2008.Sehat itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan
tepat. Jakarta : Mizan.
Kemenkes RI. 2011. Direktorat Jendral Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak.2011.
KEPUTUSAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA No :
1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antopometri Penilaian Status Gizi
Anak.Kemenkes RI , Jakarta.
Kemenkes RI, Direktorat Jendral Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak.2011. Strategi
Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah
Penyakit Tidak Menular . KEMENKES RI.Jakarta.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas
pada anak sekolah.Kemenkes RI . Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar . Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan.
Mahdiah.2004. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food dengan kejadian
Obesitas pada remaja SLTP kota dan desa di daerah istimewa
Yogyakarta.http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitiandet
ail&act=view&typ=html&buku_id=24492&obyek_id=4.
Minarmo, Eko budi.dan Liliek Hariani. 2008. Gizi dan Kesehatan Perspektif Al-Quran dan
Sains.UIN –Malang Press.Malang.
Muaris, Hindah. 2010. 30 menu bekal sekolah anak ala bento . Jakarta : PT Gramedia
Pustaka.
Muaris, Hindah. 2006. Sarapan sehat untuk anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Mansjoer, Arif. Suprohaita, Wahyu Ika, Wiwiek Setiowulan. 2003. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Mifbakhudin. 1996. Studi Beberapa Karakteristik yang berhubungan dengan Obesitas pada
Anak Sekolah Dasar Negeri Favorit di Wilayah kecamatan Semarang Timur Kodia
Semarang. http://onesearch.id/Record/IOS2852-oai:generic.eprints.org:6450. Diunduh
pada tanggal 16 agustus 2016 pukul 15.04
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta : Pustaka
Obor Populer.
Nuraini.2013. Faktor Resiko yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja
Di Perkotaan. Http:// journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.
Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Nurmalina,Rina, Bandung Valley. 2011. Pencegahan dan Manajemen Obesitas panduan
untuk keluarga . Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
Noer, Sjaifoellah. Sarwono Waspadji, A.Muin Rachman, LA Lesmasna, Djoko widodo,
Harry Isbagio, Idrus Alwi, dan Unggul Budi Husodo. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi ketiga . Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prof.Dr.solihin Pudjiadi,1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, .Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan No 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. 2014.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. NO 47 Tahun 2008.Kemenag.co.id. diaskses pada
22.februari.2016.
Pergub No.230/ GUB/XI/2015 tentang UMP DKI Jakarta. Kadinjakarta.or.id. diakses pada
tanggal 27.februari.2016
Puspasari, Amaryllia.2010. Fatbook Rich in Thin Fat Life.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Perengkuan, Rendy Reynaldy, dkk. 2013. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian
Obesitas
Pada
Anak
Sekolah
Dasar
Di
Kota
Manado .
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2227. diunduh pada tanggal 9
Januari 2016, pukul 06.57.
Ramayulis,Rita, Lilis Christine Lesmana. 2008. 17 Alternatif Untuk Langsing. Jakarta :
penebar Swadaya.
Santrock, John W.2007. Perkembangan Anak edisi kesebelas jilid 1 .Erlangga, Jakarta.
Sartika, Ratu ayu dewi. 2011. Faktor Resiko Obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia.
Makara Jurnal Seri Kesehatan volume 15 no 1. 1693-6728
Sastroasmoro, sofyan ismael, 2010. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis.Jakarta : Sagung
Seto.
Soegih, Rachmad, Kunkun wiramihardja. 2009. Obesitas Permasalahan dan
terapi Praktis. Sagung seto .
Soetijiningsih, Christina Hari.2012. Perkembangan Anak sejak Pertumbuhan sampai Kanakkanak Akhir.Jakarta : Penerbit Prenada Media Group.
Soetjiningsih, SpAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sugiyono, 2012, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan kombinasi (Mixed
Methods). Alfabeta,Bandung.
Supardi, sudibyo. Rustika.2013. Metodelogi Riset Keperawatan. CV.Transinfo Media.
Jakarta.
Suryaputra,kartika, Siti Rahayu Nadhiroh. 2012. Perbedaan Pola Makan dan
Aktivitas Antara remaja Obesitas dengan non Obesitas .Makara jurnal seri kesehatan
Volume 16 no 1. 1693-6728.
Sumanto, Agus. 2009. Tetap Langsing dan Sehat Dengan Terapi Diet. Jakarta .PT Agro
Media Pustaka.
Swarjana, I Ketut. 2015. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET.
Octari, Cici, Nur indrawaty, Edison. 2014. Hubungan status sosial ekonomi dan gaya hidup
dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang. http:
//Jurnal.fk.unand.ac.id. Diunduh pada tanggal 28 februari 2016. Pukul 17.22.
WHO.2003.Obesity
and
Overweight.
http://www.who.int/dietphysicalactivity/media/en/gsfs_obesity.pdf. Diunduh pada
tanggal 28 Februari 2016. Pukul 11.00 .
Yatim, faisal.2005. 30 Gangguan kesehatan pada anak usia sekolah. Jakarta : Pustaka
Populer Obor.
POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK DAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT
SAJI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH
Putri Shyafira El-Maryam1, Retno Mardhiati2, Emma Rachmawati2
[email protected]
1
.Alumni program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
2.Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
ABSTRACT
Children at elementary school is one of the many experience overweight and obesity.
Jakarta is the 3 province position that the obesity rate in children is still quite large. The
phenomena of sedentary life style, fast food consumption or Fast Food and began to diminish his
physical activity is also becoming one of the drivers of overweight to obesity. This research is a
quantitative research using cross sectional study design. This study aimed to examine the relation
between the characteristics of the child, parent characteristics, diet, physical activity and
consumption of fast food with Overnutrition on the students of Muhammadiyah 6 elementary school
in Tebet. Sampling technique done is saturated samples.
Univariate results in this study in which mostly female students (54.5%) of students in
middle and late childhood (80.6%), students with a small pocket money (75.8%), pass education of
father is college (85.5%), pass education of mother is college (82.3%), father's occupation is not as
private employees (51.5%), mothers who did not work full time (64.8%), household income high
(87.9%), the frequency of the main food is good (66.1%), the frequency of breakfast (67.7%),
consumption of fast food with the intensity of the frequent (92.1%), and low frequency of physical
activity (57 %). Bivariat test results showed that there was a significant relationship in the
incidence of overnutrition are at variable frequencies breakfast (pvalue 0.006). Advice writer is
that school especially school health unit could be more active in conducting preventive measures by
conducting regular measurements of nutritional status also provides insights on the impact of the
incident overnutrition for children's health.
Keywords: Overnutrition, Overweight, Obesity, overnutrition elementary school children.
ABSTRAK
Anak-anak pada usia sekolah merupakan salah satu yang banyak mengalami kejadian gizi
lebih. DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke-3 yang angka kegemukan pada anak nya masih
besar. Fenomena sedentary life style konsumsi makanan cepat saji dan mulai berkurang nya
aktivitas fisik juga menjadi pendorong terjadinya kegemukan (overweight) hingga obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara karakteristik anak, karakteristik orang tua,
pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian gizi lebih pada siswa
SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan Desain penelitian Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 45 di SD Muhammadiyah 6, berjumlah 165 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4
dan 5 di SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan, berjumlah 165 siswa. Tehnik pengambilan
sampel yang dilakukan adalah sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil
melalui kuesioner dan wawancara kepada responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis univariat, bivariat hingga multivariat.
Hasil Univariat pada penelitian ini dimana sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%),
siswa yang berada pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku kecil
(75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang lulus
perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%), pekerjaan ibu
yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%), frekuensi makanan utama baik
(66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi makanan cepat saji dengan intensitas sering
(93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik rendah (57%). Hasil uji Bivariat menunjukkan bahwa terdapat
hubungan bermakna pada kejadian gizi lebih yaitu pada variabel Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006).
Hasil uji Multivariat menunjukkan Sarapan (OR : 3.045) merupakan variabel yang paling kuat
hubungannya dengan kejadian gizi lebih. Saran penulis adalah agar sekolah terutama unit kesehatan
sekolah bisa lebih giat dalam melakukan langkah preventif dengan melakukan pengukuran status
gizi secara rutin juga memberikan pemahaman mengenai dampak dari kejadian gizi lebih bagi
kesehatan anak.
Kata Kunci : Gizi Lebih, Kegemukan, Obesitas, gizi lebih anak sekolah dasar
PENDAHULUAN
Indonesia, sebuah negara berkembang terluas dengan sebagian besar wilayah nya di penuhi
dengan laut atau disebut dengan negara maritim. Indonesia merupakan negara dengan ragam suku
dan budaya. Hal tersebut dapat membentuk pola yang beragam pula, termasuk pada pola hidup juga
pola makan. Belakangan ini Indonesia seperti terhipnotis oleh budaya yang berkembang di negara
lain tidak hanya keanekaragaman seni dan budaya ternyata pola hidup dan pola makan atau
kebiasaan makan luar pun mulai menjadi trend di Indonesia. Tentunya hal tersebut tidak serta merta
datang begitu saja tanpa membawa dampak negatif. Telah banyak dampak yang timbul akhir akhir
ini akibat pola hidup juga pola makan kebarat baratan atau kita lebih kenal dengan Sedentary
Lifestyle dan Konsumsi makanan cepat saji (Fast Food). Trend hidup dan pola makan yang tidak
seimbang ini mulai menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan dari mulai kejadian kegemukan
(overweight) sampai dengan obesitas dimana hal ini merupakan peluang terjadinya beberapa
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, strooke dan diabetes.
Anak-anak pada usia sekolah merupakan salah satu yang banyak mengalami kejadian gizi
lebih. DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke-3 yang angka kegemukan pada anak nya masih
besar. Fenomena sedentary life style konsumsi makanan cepat saji dan mulai berkurang nya aktivitas
fisik juga menjadi pendorong terjadinya kegemukan (overweight) hingga obesitas. Berdasarkan data
RISKESDAS tahun 2010 yaitu prevalensi status gizi anak umur 6-12 tahun berdasarkan IMT/U
menurut provinsi, DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke 3 yang angka kegemukan pada
anaknya masih cukup besar yaitu 12,8% setelah Sulawesi Tenggara (14,7%) dan Papua Barat
(14,4%). Sesuai pada data RISKESDAS 2010 prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan Indeks
Masa Tubuh umur 6-12 tahun di dapati pada anak laki-laki sebesar 10,7% dan pada anak perempuan
sebesar 7,7 %. Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu
18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan obesitas 8,8%. Data RISKESDAS 2013 menunjukkan
peringkat prevalensi obesitas tertinggi adalah provinsi DKI Jakarta (30,1%). Hal ini mencakup
beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi sangat gemuk di atas nasional yaitu DKI
Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu dan Lampung.
Dengan semakin banyaknya fenomena kegemukan hingga obesitas pada anak saat
inilah yang mendorong keingintahuan peneliti mengenai hubungan aktivitas fisik anak, pola
makan anak, konsumsi maknan cepat saji (fast food) juga karakteristik anak dan keluarga
pada anak yang menderita gizi lebih di usia sekolah dasar.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan Desain penelitian Cross
Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-5 di SD Muhammadiyah 6, berjumlah
165 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhammadiyah 6 Tebet
Jakarta Selatan, berjumlah 165 siswa. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah sampel
jenuh. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil melalui kuesioner dan wawancara
kepada responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat
hingga multivariat.
HASIL
Hasil analisa penelitian ini dimulai dari hasil univariat, bivariat hingga multivariat.
1. Karakteristik Anak
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 4-5 SD
Muhammadiyah 6, diperoleh hasil Karakteristik anak sebagai berikut :
Tabel 1.Karakteristik Siswa SD Muhammadiyah 6 jakarta selatan tahun 2016
Karakteristik Anak
USIA (Tahun)
Masa Kanak Pertengahan dan Akhir
Masa Remaja Awal
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Uang Saku
Besar
Kecil
n
%
133
32
80,6
19,4
75
90
45,5
54,5
40
125
24,2
75,8
Berdasarkan tabel 1 diketahui karakteristik anak berdasarkan usia menunjukkan
sebagian besar anak (80,6%) berada pada masa kanak pertengahan dan akhir.
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin (54,5%) perempuan dan sebagian besar
responden memiliki uang saku kecil (75,8%). Berdasarkan hasil analisa bivariat
menunjukkan tidak terdapat hubungan bermaknaantara kejadian gizi lebih yaitu pada
variabel karakteristik anak yang terdiri dari Usia (Pvalue 0,541), variabel jenis
kelamin (Pvalue 0,977), variabel uang saku (Pvalue 0,304).
2. Karakteristik Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas 4-5 SD
Muhammadiyah 6, diperoleh hasil Karakteristik Orang Tua sebagai berikut :
Tabel 2.Karakteristik Orang Tua Siswa SD Muhammadiyah 6 jakarta selatan tahun 2016
KarakteristikOrang Tua
Pendidikan Ibu
Tidak Lulus Perguruan Tinggi
Lulus Perguruan Tinggi
n
%
29
135
17,7
82,3
Pendidikan Ayah
Lulus Perguruan Tinggi
Tidak Lulus Perguruan Tinggi
Pekerjaan Ayah
Pegawai Swasta
Bukan Pegawai Swasta
141
24
85,5
14,5
80
85
48,5
51,5
Full Time
51
35,2
Tidak Full Time
94
64,8
Tinggi
145
87,9
Rendah
20
12,1
Pekerjaan Ibu
Pendapatan Keluarga
Berdasarkan tabel 2 diketahui karakteristik orang tua berdasarkan pendidikan
ibu (82,3%) lulus perguruan tinggi, pendidikan ayah (85,5%) lulus Perguruan Tinggi,
berdasarkan pekerjaan ayah (51,5%) bukan pegawai swasta, pekerjaan ibu (64,8%)
tidak full time. Dan pendapatan keluarga (87,9%) tinggi. Berdasarkan hasil analisa
bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara karakteristik orang
tua yang terdiri dari pendidikan ibu (pvalue 0,762), variabel pendidikan ayah (pvalue
0,197), variabel pekerjaan ibu (Pvalue 0,691), variabel pekerjaan ayah (Pvalue
0,410), dan pendapatan keluarga (Pvalue 0,139).
3. Pola Makan
Tabel.3 Pola Makan Siswa SD Muhammadiyah 6 Jakarta Selatan Tahun 2016
Pola Makan
Frekuensi Makan Utama
Kurang Baik
Baik
Sarapan
Tidak Rutin
Rutin
n
%
56
109
33,9
66,1
52
109
32,3
67,7
Berdasarkan tabel 3 diketahui frekuensi makanan utama lebih banyak baik
(66,1%) dan sarapan lebih banyak rutin (67,7%).
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Rendah
Aktivitas Fisik Tinggi
Tabel 4. Aktivitas Fisik
n
94
71
%
57
43
Berdasarkan tabel 4 diketahui frekuensi aktivitas fisik rendah lebih banyak
(57%)
5. Konsumsi Cepat Saji
Tabel 5.Frekuensi konsumsi cepat saji
Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
n
%
Sering
155
93,9
Jarang
10
6,1
Berdasarkan tabel 5 diketahui frekuensi konsumsi makanan cepat saji lebih
banyak sering (93,9%).
6. Hasil Analisa Bivariat
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisa Bivariat
Variabel
Gizi Lebih
PR (95% CI)
Independen
Gizi Lebih Tidak Gizi Lebih
Usia
62(46,6%) 71(53,4%)
Masa Kanak
tengah dan akhir
1,147(0,727-1,812)
Masa Remaja
13(40,6%) 19(59,4%)
Awal
Jenis Kelamin
Perempuan
41 (45,6%) 49(54,4%)
1,005 ( 0,718-1,406)
Laki-Laki
34 (45,3%) 41 (54,7%)
Uang Saku
Besar
21(52,5%) 19(47,5%)
1,215 (0,851-1,736)
Kecil
54(43,2%) 71(56,8%)
Pendidikan Ibu
Tidak lulus PT
14 (48,3%) 15 (51,7%)
1,068 (0,702-1,626)
Lulus PT
61 (45,2%) 74 (54,8%)
Pendidikan Ayah
Lulus PT
67 (47,5%) 74 (52,5%)
1,426 (0,789-2,576)
Tidak Lulus PT
8 (33,3%) 16 (66,7%)
Pekerjaan Ibu
Full Time
24 (47,1%) 27 (52,9%)
1,079 (0,745-1,563)
Tidak Full Time
41 (43,6%) 53 (56,4%)
Pekerjaan Ayah
Pegawai Swasta
39 (48,8%) 41 (51,3%)
1,151 (0,824-1,609)
Bukan Pegawai
36 (42,4%) 49 (57,6%)
Swasta
Pendapatan Keluarga
Tinggi
69 (47,6%) 76 (52,4%)
1,586 (0,795-3,165)
Rendah
6 (30%)
14 (70%)
Frekuensi Makan Utama
Kurang Baik
30 (53,6%) 26 (46,4%)
1,298 (0,932-1,807)
Baik
45 (41,3%) 64 (58,7%)
Sarapan
Tidak Rutin
31 (59,6%) 21 (40,4%)
1,625 (1,164-2,266)
Rutin
40 (36,7%) 69 (63,3%)
Aktivitas Fisik
Rendah
39 (41,5%) 55 (58,5%)
0,818 (0,587-1,140)
Tinggi
36 (50,7%) 35 (49,3%)
Pvalue
0,541
0,977
0,304
0,762
0,197
0,691
0,410
0,139
0,133
0,006
0,239
Konsumsi Makanan Cepat Saji
Sering
70 (45,2%) 85 (54,8%)
Jarang
5 (50%)
5 (50%)
0,903 (0,475-1,719)
0,766
Hasil dari tabel 6 menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan
kejadian gizi lebih hanyalah variabel sarapan (0,006) dan variabel lainnya tidak
berhubungan.
7. Hasil Analisa Multivariat
Tabel 7. Model akhir Analisa Multivariat
Variabel
B
S.E.
Wald
df
Sig.
0,456
0,435
1.098
1
0,295
Usia
0,523
0,383
1,836
1
0,172
Uang Saku
0,518
3.402
1
0,065
Pendidikan Ayah 0,955
1,114
0,366
9,276
1
0,002
Sarapan
Exp(B)
1.578
1.687
2.598
3.045
Tabel 7 menunjukkan yang paling kuat hubungannya dengan kejadian gizi
lebih pada anak dapat dilihat dari nilai Exponen B pada variabel yang Signifikan.
Pada hasil analisa multivariat diatas, yang signifikan dan nilai Exponen B nya besar
adalah variabel sarapan (3.045), sehingga dapat diartikan bahwa variabel sarapan
merupakan faktor yang dominan yang paling kuat hubungannya dengan kejadian gizi
lebih pada anak usia sekolah.
PEMBAHASAN
Gambaran kejadian gizi lebih di SD Muhammadiyah 06 Jakarta Selatan pada 75 siswa
(45,5%) mengalami gizi lebih. Proporsi siswa sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%),
siswa yang berada pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku
kecil (75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang lulus
perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%), pekerjaan
ibu yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%), frekuensi makanan
utama baik (66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi makanan cepat saji dengan
intensitas sering (93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik rendah (57%). Hasil uji Bivariat yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada kejadian gizi lebih yaitu pada variabel
Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006). Kemudian variable independen lainnya tidak berhubungan
Hal ini dimungkinkan terjadi karena selisih proporsi variabel independen yang didapatkan
hampir sama. Hasil uji Multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap
kejadian gizi lebih adalah Sarapan (OR : 3,045) artinya siswa yang tidak sarapan memiliki
peluang 3,045 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dibandingkan dengan anak yang
sarapan.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya gizi lebih berhubungan dengan
sarapan. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi
sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi)
dalam rangka mewujudkan hidup yang sehat aktif juga produktif (PERMENKES RI.NO 41
PGS, 2014). Anak yang sarapan tidak rutin akan lebih berisiko terkena gizi lebih
dibandingkan dengan anak yang sarapan dengan rutin. Hal ini sangat berkaitan erat dimana
secara teori anak yang melewatkan sarapannya akan cederung mengkonsumsi makanan lebih
banyak lagi pada siang hari ini hal tersebut lah yang mendasari bahwasannya sarapan
sangatlah penting. Tidak hanya itu Bagi anak usia sekolah sarapan dapat memudahkan
konsentrasi belajar, menyerap pelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar menjadi baik
pula. Sarapan pagi merupakan langkah awal untuk membentuk pola makan anak. (muaris,
2006). Sarapan dapat mendukung dan memelihara daya tahan tubuh dari serangan infeksi
apabila kecukupan zat gizi depenuhi sesuai dengan yang dianjurkan. Sebaiknya orang tua
membiasakan anak nya sarapan sebelum berangkat kesekolah. Pada pagi hari makanan
menjadi kebutuhan utama manusia, hal itu sebab sarapan merupakan bahan pangan pertama
yang masuk kedalam tubuh dan yang pertama melandasi keseimbangan zat gizi dalam sehari.
Melewati sarapan akan membuat seseorang cenderung mengkonsumsi makanan lebih
banyak dari biasanya dan memicu kegemukan. seseorang yang melewatkan sarapan memiliki
bobot tubuh 4,5 kali lebih berat daripada yang sarapan (anna,2015). Makanan yang
dikonsumsi anak pada saat sarapan merupakan sumber energi utama untuk melakukan
aktivitas sehari hari. Kebiasaan sarapan yang dilakukan akan mampu memenuhi kebutuhan
gizi, sehingga status gizi anak juga menjadi baik. Terlihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan masih banyak siswa yang memiliki frekuensi makan yang kurang baik bisa
menjadi langkah edukasi kesehatan bagi sekolah, sekaligus memajukkan program kegiatan
unit kesehatan sekolah. Selain itu sebaiknya orang tua dapat mengawasi anak untuk memilih
maknan yang harus dimakan. Sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat, lauk pauk,
sayuran atau buah-buahan dan minuman. Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi
dan kudapan siang, porsi makan saat sarapan sekitar sepertiga dari total makanan sehari. Bagi
orang yang biasa makan kudapan pagi dan makan kudapan siang, jumlah porsi makanan
sarapan sebaliknya ¼ dari makanan harian (PERMENKES RI.NO 41 PGS, 2014).
KESIMPULAN
1. Gambaran kejadian gizi lebih di SD Muhammadiyah 06 Jakarta Selatan pada 75 siswa
(45,5%) mengalami gizi lebih.
2. Proporsi siswa sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%), siswa yang berada
pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku kecil
(75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang
lulus perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%),
pekerjaan ibu yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%),
frekuensi makanan utama baik (66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi
makanan cepat saji dengan intensitas sering (93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik
rendah (57%).
3. Hasil uji Bivariat yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada kejadian
gizi lebih yaitu pada variabel Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006).
4. Hasil uji Multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap
kejadian gizi lebih adalah Sarapan (OR : 3,045) artinya siswa yang tidak sarapan
memiliki peluang 3,045 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dibandingkan
dengan anak yang sarapan.
SARAN
Berikut saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
bagi sekolah diharapkan agar sekolah Melakukan pemantauan secara berkala terhadap status
gizi lebih para siswa melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Memberikan edukasi
mengenai makanan sehat dan bergizi, misalnya dengan poster-poster yang dipanjang di
dinding. Melakukan sosialisasi kepada para pedagang agar menjual jajanan atau makanan
yang memenuhi standar kesehatan dan gizi untuk anak sekolah dasar. Lebih gencar dalam
menyarankan Melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan tingkat usia dan mengadakan
ekstrakurikuler olahraga yang diwajibkan untuk seluruh siswa. Bagi siswa Agar mulai
memilih makanan yang sesuai kebutuhan. Memilih jajanan yang baik untuk kesehatan dan
Menambah aktivitas fisik juga istirahat yang cukup.
Bagi orang tua agar orang tua lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh
anak mulai dari sarapan, makan utama hingga jajanan sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan
juga agar orang tua mengkontrol aktivitas fisik anak. Bagi peneliti selanjutnya agar
Mengadakan penelitian dengan desain penelitian dan metode yang berbeda. Juga Melakukan
penelitian mengenai Gizi lebih dengan kelompok usia yang berbeda dan variabel yang lebih
beragam
PERNYATAAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada kepala sekolah, staff ,
dan pengajar SD Muhammadiyah 5 dimana telah bekerjasama dengan baik dan sangat
membantu penelitian ini berjalan juga mengizinkan penelitian ini dilaksanakan sehingga
berjalan dengan lancar sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada Ibu Retno Mardhiati,
SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bantuannya dalam
penyusunan penelitian ini juga ibu Dr.Hj.Emma Rachmawati, Dra, M.Kes selaku
pembimbing II yang juga selalu mengarahkan dengan baik. Kepada ibu Leni Sri Rahayu
SKM, M.PH yang selalu memberikan bimbingannya. Juga bagi Orang Tua dan keluarga yang
selalu mendukung dan kepada teman teman seperjuangan yang telah membantu agar skripsi
ini bias diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Sumiarsih dkk. 2011. Hubungan Kebiasaan sarapan pagi dan jajan dengan status gizi
anak sekolah dasar di SD Negri Kledokan Depok Sleman Yogyakarta.
journal.respati.ac.id/index.php/medika/article. Diunduh pada 03.maret.2016.pukul
10.52.
Almatsier, Sunita dkk. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta :PT Gramedia.
Anies. 1997. Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada Anak-Anak. Jakarta : PT.Gramedia
Arlinda, Sheva.2015. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas Pada Remaja di SMP
Muhammadiyah 10 Yogyakarta.Yogyakarta. Journal Stikes Aisiyah. Diunduh pada 30
juli 2016.
Arora, Anjali. 2007. 5 langkah mengendalikan Obesitas. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Ayuningsih, Fajar, Shinta Teviningrum dan Inti Krisnawati (tim Sarasvati).2010. Cara
Holistik dan Praktis atasi OBESITAS. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Ayu,dewi sartika.2011. Jurnal Faktor resiko obesitas paad anak 5-15 tahun di Indonesia.
(makara,direktorat riset dan pengabdian masyarakat UI,Depok).
Anugrah, Aryati dkk. 2014. Hubungan konsumsi Fast Food dengan kejadian Overweight
pada
remaja
di
SMK
Katolik
Cendrawasih
Makassar .
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10739/A.%20ARYATI%20
ANUGRAH%20K11110103.pdf?sequence=1. Diunduh pada tanggal 21 oktober
2015, pukul 17.19.
Allo, Barre, dkk. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food
dengan Kejadian Gizi Lebih pada Siswa Sekolah Dasar Negri Sudirman I
Makassar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5547/JURNAL.p
df?sequence=1 . Diunduh pada tanggal 21 oktober 2015, pukul 17.21 .
Bidjuni,Hendro. Sefti Rompas,Meisy.2014. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Obesitas Pada anak Usia 10 tahun di SD katolik 03 frater DON BOSCO Manado
.http://ejournal. unsrat.ac .id/index .php/jkp/ article/ viewFile/5265/4778. Diunduh
pada 28 februari 2016. Pukul 17.43.
Budiharto. 2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan . Jakarta : EGC penerbit buku kedokteran.
Chandra,Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC penerbit buku
kedokteran.
Dahlan, M.Sopiyudin. 2012. Analisis Multivariat Regresi Logistik, seri 9 . Jakarta :
PT.Epidemiologi Indonesia.
Damopolii, Winarsi, dkk. 2013. Hubungan Konsumsi Fast Food dengan kejadian Obesitas
pada
anak
SD
di
Kota
Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2250. Diunduh pada tanggal 21
oktober 2015, pukul 16.57 .
Daryono. 2003. Hubungan Antara Konsumsi Makanan, Kebiasaan Makan dan faktor-faktor
lain dengan status gizi anak sekolah di SD Islam Al Falah jambi 2003.
lib.ui.ac.id/file?file= pdf/abstrak-70821.pdf. Di unduh oada tanggal 16 agustus 2016, pukul
14.33.
Dwi sulistyo cahyaningsih, S.Kp, pertumbuhan perkembangan anak dan remaja , (cv.trans
info medika : Jakarta, 2011).
Elfindri, zainal abiding, rizanda machmud, elmiyasna, dan efrida. 2011 Metodelogi
Penelitian Kesehatan, Jakarta : Baduose media , Jakarta.
Fitriyani. 2012. Faktor Resiko Diabetes Melitus 2 di Puskesmas kec cangkil dan pulo merak
kota cilegon.Depok.Skripsi.
Ginanjar,Genis wahyu. 2009. Obesitas Pada Anak. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
Gibney, Michael Dkk. 2009. Penerjemah : Andry Hartono. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Gobala, Babys dkk. 2013.Hubungan pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang gizi dengan
status gizi pada lansia di posyandu lansia Hatsera kampong Gendeng Rw 17
kelurahan
baciro
Kecamatan
Gondongkusuman
Yogyakarta .journal.respati.ac.id/index.php/medika/article.
Diunduh
pada
3.Maret.2016. 17.03
Hastono. 2007. Analisis Data Kesehatan.FKM UI.Depok.
Handini,Hendarti, dkk.1998. Kesehatan dan Perilaku anak usia sekolah . Jakarta: yayasan
Aspirasi pemuda Jakarta.
Haryanto,Irwan.2012. Tesis. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Obesitas (Z-Score > 2
IMT menurut umur) pada anak usia sekolah dasar (7-12 tahun)di jawa tahun 2010
(Analisis data Riskesdas 2010).
Lussia
Kus
Anna,
2015.
Jangan
Lewatkan
Sarapan,
http://health.kompas.com/read/2015/04/22/073000923/Jangan.Lewatkan.Sarapan.Ini.5
.Alasannya. diunduh pada 17 maret 2016. 10.02
Irwan, Radyantho. Andy hartono. 2014. Sehat dengan Gaya Hidup.Yogyakarta : Rapha
Publishing.
Imron,2010. Metodelogi Penlitian Bidang Kesehatan, Jakarta :Sagung Seto.
Judarwanto, widodo. 2004. Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta. Puspa Swara,
Anggota IKAPI.
Khomsan, Ali.Faisal Anwar.2008.Sehat itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan
tepat. Jakarta : Mizan.
Kemenkes RI. 2011. Direktorat Jendral Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak.2011.
KEPUTUSAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA No :
1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antopometri Penilaian Status Gizi
Anak.Kemenkes RI , Jakarta.
Kemenkes RI, Direktorat Jendral Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak.2011. Strategi
Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah
Penyakit Tidak Menular . KEMENKES RI.Jakarta.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas
pada anak sekolah.Kemenkes RI . Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar . Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan.
Mahdiah.2004. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food dengan kejadian
Obesitas pada remaja SLTP kota dan desa di daerah istimewa
Yogyakarta.http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitiandet
ail&act=view&typ=html&buku_id=24492&obyek_id=4.
Minarmo, Eko budi.dan Liliek Hariani. 2008. Gizi dan Kesehatan Perspektif Al-Quran dan
Sains.UIN –Malang Press.Malang.
Muaris, Hindah. 2010. 30 menu bekal sekolah anak ala bento . Jakarta : PT Gramedia
Pustaka.
Muaris, Hindah. 2006. Sarapan sehat untuk anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Mansjoer, Arif. Suprohaita, Wahyu Ika, Wiwiek Setiowulan. 2003. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Mifbakhudin. 1996. Studi Beberapa Karakteristik yang berhubungan dengan Obesitas pada
Anak Sekolah Dasar Negeri Favorit di Wilayah kecamatan Semarang Timur Kodia
Semarang. http://onesearch.id/Record/IOS2852-oai:generic.eprints.org:6450. Diunduh
pada tanggal 16 agustus 2016 pukul 15.04
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta : Pustaka
Obor Populer.
Nuraini.2013. Faktor Resiko yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja
Di Perkotaan. Http:// journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.
Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Nurmalina,Rina, Bandung Valley. 2011. Pencegahan dan Manajemen Obesitas panduan
untuk keluarga . Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
Noer, Sjaifoellah. Sarwono Waspadji, A.Muin Rachman, LA Lesmasna, Djoko widodo,
Harry Isbagio, Idrus Alwi, dan Unggul Budi Husodo. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi ketiga . Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prof.Dr.solihin Pudjiadi,1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, .Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan No 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. 2014.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. NO 47 Tahun 2008.Kemenag.co.id. diaskses pada
22.februari.2016.
Pergub No.230/ GUB/XI/2015 tentang UMP DKI Jakarta. Kadinjakarta.or.id. diakses pada
tanggal 27.februari.2016
Puspasari, Amaryllia.2010. Fatbook Rich in Thin Fat Life.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Perengkuan, Rendy Reynaldy, dkk. 2013. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian
Obesitas
Pada
Anak
Sekolah
Dasar
Di
Kota
Manado .
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2227. diunduh pada tanggal 9
Januari 2016, pukul 06.57.
Ramayulis,Rita, Lilis Christine Lesmana. 2008. 17 Alternatif Untuk Langsing. Jakarta :
penebar Swadaya.
Santrock, John W.2007. Perkembangan Anak edisi kesebelas jilid 1 .Erlangga, Jakarta.
Sartika, Ratu ayu dewi. 2011. Faktor Resiko Obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia.
Makara Jurnal Seri Kesehatan volume 15 no 1. 1693-6728
Sastroasmoro, sofyan ismael, 2010. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis.Jakarta : Sagung
Seto.
Soegih, Rachmad, Kunkun wiramihardja. 2009. Obesitas Permasalahan dan
terapi Praktis. Sagung seto .
Soetijiningsih, Christina Hari.2012. Perkembangan Anak sejak Pertumbuhan sampai Kanakkanak Akhir.Jakarta : Penerbit Prenada Media Group.
Soetjiningsih, SpAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sugiyono, 2012, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan kombinasi (Mixed
Methods). Alfabeta,Bandung.
Supardi, sudibyo. Rustika.2013. Metodelogi Riset Keperawatan. CV.Transinfo Media.
Jakarta.
Suryaputra,kartika, Siti Rahayu Nadhiroh. 2012. Perbedaan Pola Makan dan
Aktivitas Antara remaja Obesitas dengan non Obesitas .Makara jurnal seri kesehatan
Volume 16 no 1. 1693-6728.
Sumanto, Agus. 2009. Tetap Langsing dan Sehat Dengan Terapi Diet. Jakarta .PT Agro
Media Pustaka.
Swarjana, I Ketut. 2015. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET.
Octari, Cici, Nur indrawaty, Edison. 2014. Hubungan status sosial ekonomi dan gaya hidup
dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang. http:
//Jurnal.fk.unand.ac.id. Diunduh pada tanggal 28 februari 2016. Pukul 17.22.
WHO.2003.Obesity
and
Overweight.
http://www.who.int/dietphysicalactivity/media/en/gsfs_obesity.pdf. Diunduh pada
tanggal 28 Februari 2016. Pukul 11.00 .
Yatim, faisal.2005. 30 Gangguan kesehatan pada anak usia sekolah. Jakarta : Pustaka
Populer Obor.