Mari Belajar dari Pekan Budaya Tionghoa

Mari Belajar dari Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2017
Indonesia memiliki keberagaman budaya. Keberagaman ini yang menjadi identitas
bangsa Indonesia. Tidak ,emkadi heran jika bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang unik,
karena bisa hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari berbagai budaya. Banyak manfaat
yang dapat dirasakan dari keberagaman budaya ini, antara lain Pertama, menumbuhkan sikap
nasionalisme. Perbedaan budaya yang ada akan menciptakan rasa cinta tanah air, karena
keanekaragam budaya adalah suatu kekayaan yang dimiliki suatu bangsa. Ketika kita
memandang bahwa keanekaragaman budaya adalah suatu kekayaan, maka dengan sendirinya
kita akan berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga rasa nasionalisme, sikap memiliki
dan menghargai kekayaan bangsa akan timbul di dalam diri. Kedua, alat pemersatu bangsa.
Dengan mempunyai berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah
belah namun justru menambah kekayaan perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini adalah
kekayaan yang mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya seperti
Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah simbol kerukunan yang ada di Indonesia dan sangat
menarik di mata dunia.
Perbedaan budaya disatu sisi dapat menjadi suatu hal yang positif bagi kita semua,
namun dapat pula menjadi yang sebaliknya. Perbedaan dalam kehidupan masyarakat plural, bisa
menjadi faktor utama bagi masyarakat itu sendiri untuk terpecah-pecah, jika setiap elemen
masyarakat tetap menjaga eksklusivitasnya (masyarakat eksklusif). Yang dimaksud dengan
masyarakat eksklusif adalah masyarakat yang merasa takut terhadap budaya lain karena diyakini
budaya tersebut memiliki pengaruh untuk merusak budayanya. Sehingga, masyarakat eksklusif

akan cenderung untuk membatasi interaksinya dengan masyarakat lain dalam hal keyakinan,
perkawinan, agama, maupun sebuah tradisi. Berbeda dengan masyarakat ekslusif, masyarakat
inklusif lebih mengarah pada suatu hal yang positif, karena mereka terbuka dengan budaya lain
dan cenderung lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat lain. Mereka meyakini bahwa
keberagaman merupakan kekuatan dan nilai tambah yang perlu dilestarikan. Selain itu, sikap
tersebut diwujudkan untuk menciptakan adanya persamaan derajat. Barangkali, sikap itulah yang
hendak diwujudkan oleh masyarakat Yogyakarta lewat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta
(PBTY) 2017.
Tepat tanggal 11 Februari, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta telah selesai digelar
untuk tahun 2017 ini. Pelaksanaan PBTY 2017 ini lebih lama dari tahun tahun sebelumnya.
PBTY yang biasa digelar selama lima hari kini digelar selama seminggu penuh. Ini merupakan
tahun ke-12 digelarnya PBTY ini. Meskipun namanya mengarah pada suatu etnis, dalam setiap
pergelaran PBTY ini selalu mengangkat budaya-budaya dari berbagai etnis yang ada di
Indonesia. Tahun ini tema yang disungkan ialah Pelangi Budaya, karena setiap tahunnya
ditampilkan budaya nusantara dari Bima, Kalimantan, Sulawesi dan Papua secara bergantian.
Selain itu juga budaya dari Tiongkok seperti HAKA dan PITI pun ditampilkan. Hal inilah yang
perlu diapresiasi, tidak hanya mengangkat produk budaya Tiongkok saja, tetapi juga

menampilkan budaya yang dimiliki oleh etnis lainnya sebagai wujud kebersamaan dalam
perbedaan. Inilah ciri dari masyarakat inklusif.

Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa
Yogyakarta ini yaitu pertama, menjadi ajang untuk dapat memupuk sikap toleransi antar budaya.
Dalam acara ini dituntut bagi masyarakat Yogyakarta secara bersama untuk saling menghargai
dan mengerti bahwa keberagaman merupakan sesuatu hal yang indah, mengingat ada berbagai
macam budaya yang ditampilkan seperti kesenian dari sabang sampai marauke. Ada berbagai
bahasa yang digunakan dalam acara tersebut, jajanan khas dari berbagai daerah. Masyarakat
yang datangpun berasal dari berbagai tempat. Hal kedua yang dapat diirasakan ialah, kita
menjadi kaya pengetahuan mengenai budaya daerah lain. Dengan tambahan pengetahuan
tersebut, kita dapat mempromosikannya ke Negara lain tentang betapa kayanya Indonesia.
Ketiga, melatih kesabaran. Mengapa hal ini dapat dipelajari di PBTY 2017? Karena untuk masuk
menikmati suguhan acara yang ditampilkan maupun mencicipi berbagai kuliner di dalamnya,
kamu harus mengantri dan berdesak-desakan dengan orang lain. Jika tidak sabar, kamu tidak
akan mendapatkan apa yang kamu mau. Dan jika orang-orang tidak sabar dalam mengikuti
PBTY, PBTY tidak akan berjalan lancar. Itulah beberapa hal yang setidaknya dapat kita pelajari
dari pelaksanaan PBTY Tahun 2017 ini.
Kita boleh lahir ditempat yang berbeda, dibesarkan dengan budaya, dan tradisi yang
berbeda, mempunyai agama yang berbeda, bahasa yang berbeda, maupun pandangan tentang
suatu konsep yang terkadang berbeda antara satu dengan yang lain. Tetapi kita harus ingat,
bahwa kita tetap disatukan dalan Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI yang beragam
budaya, agama, bahasa, suku, dan agama. Bhineka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetapi tetap

satu jua. Jaga, dan lestarikanlah! Indonesia Jaya!