ANALISIS INTERAKSI ANTARA PASAR EKONOMI

ANALISIS INTERAKSI ANTARA PASAR EKONOMI, PASAR POLITIK, PASAR
SOSIAL DAN ILUSTRASINYA
Radityo Akbar Resnanto/071411333019
Ekonomi, melalui pendekatan ekonomis sendiri diasumsikan sebagai pandangan dan
tindakan manusia sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu ketika berhadapan dengan
faktor-faktor hambatan eksternal, baik yang terjadi dalam keterbatasan pada pasokan sarana
ataupun juga pasokan sumber daya1. Dalam hal tersebut, asumsi contoh yang paling sederhana
adalah saat kita menghadapi hujan, yang berarti bahwa hal tersebut adalah faktor eksternal maka
kita membutuhkan tempat untuk berteduh, atau payung, ataupun juga jas hujan. Jas hujan atau
payung disini sebagai pasokan sarana untuk menghadapi hujan, dengan barangnya yang sedikit
karena tidak mungkin semua orang membuat jas hujan. Sehingga, hal tersebut adalah asumsi
sederhana mengenai tindakan dalam menghadapi faktor eksternal.
Politik sendiri, dalam buku James A. Caporaso dan David P. Levine mengambil rujukan
kepada Lasswell, mengatakan bahwa Politik ialah siapa yang mendapatkan apa, kapan dan
bagaimana. Banyak sekali pandangan-pandangan mengenai politik itu sendiri, dengan melalui
beberapa pendekatan dalam politik tersebut maka kita akan mengetahui bahwa politik ialah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu2.
Sehingga, kita ketahui bahwa ekonomi politik sebagaimana telah disampaikan oleh Bank
Dunia pada awalnya, yang mengacu pada studi yang dilakukan oleh Adam Smith, David

Ricardo, dan Karl Marx maka didapatkan bahwa konomi politik adalah sebuah analisa yang
menghubungkan antara politik dan ekonomi, namun juga dipahami sebagai kondisi produksi
dalam sebuah Negara-bangsa3.
Dalam studi ekonomi politik, muncul pertanyaan bagaimana melihat relasi mengenai
ekonomi dan politik, melalui buku yang berjudul The Political Economy of Change Warren F.
Ilchman dan Norman T.Uphoff pertanyaan tersebut dijawab mengenai tiga kategori pasar, yaitu
1 Caporaso, James A. dan David P. Levine dalam Teori-teori Ekonomi Politik. 1992. Halaman 37
2 Surbakti, Ramlan dalam Memahami Ilmu Politik. 1992. Halaman 11
3 Kuliah Ekonomi Politik pertemuan pertama, 5 September 2016

pasar ekonomi, pasar politik, dan juga pasar sosial4. Melalui ketiga pendekatan tersebut, Ilchman
dan Uphoff menyatakan bahwa pasar ekonomi mencari barang jasa ataupun juga mata uang,
dengan jumlah Komoditas dalam pasar ekonomi relatif tersedia berapapun kelangkaannya,
namun dalam pasar ini kelangkaan terkadang diciptakan, seperti jam tangan ataupun juga mobil
yang hanya diproduksi 10 unit di dunia menyebabkan harga mobil tersebut melonjak tinggi, dan
dalam pasar ekonomi ini berlaku hukum konvensional perihal permintaan dan penawaran5.
Dalam pasar sosial, yang diperebutkan adalah simbol dan status, dimana jika disbanding pasar
ekonomi pasar sosial ini lebih ketat karena kelangkaan tersebut. Berlaku sebuah hukum non
konvensional yaitu nilai komoditas tak hanya ditentukan oleh kemanfaatan fungsinya, tetapi uga
simbol atau status yang dihegemonisasikan6. Sedangkan yang terakhir adalah pasar politik

dimana yang diperebutkan adalah kekuasaan, kewenangan, dan legitimasi, sedangkan
ketersediaan kewenangan, dan legitimasi lebih terbatas jika dibanding simbol dan status, dimana
persaingan amat ketat dan kerap bersifat zero-sum conflict, hukum dasar dalam pasar politik
sendiri adalah kepentingan7.
Melalui ketiga pendekatan ini, saya mengasumsikan beberapa poin. Yaitu, pemenuhan
barang dan jasa yang dilakukan oleh pasar ekonomi, kebangaan serta simbol yang
dihegemonisasikan oleh pasar sosial, dan legitimasi yang dilakukan oleh pasar politik. Sehingga,
komoditas apa yang dapat berinteraksi dengan ketiga pasar tersebut? Asumsi awal saya adalah
kendaraan pejabat yang saya batasi kepada kendaraan jabatan presiden.
Pasar ekonomi melihat bahwa sebuah barang untuk memenuhi mobilitas presiden, maka
dibutuhkan mobil bermerk Mercedes-Benz dengan spesifikasi8 yang mampu berlari hingga 210
km/j. Mobil ini sudah berlapis baja dengan tingkat resistensi Eropa B6/B7, yang tahan terhadap
serangan senjata standar, granat tangan, serta bahan peledak ringan lain. Selain itu, menggunakan
ban run-flat Michelin PAX 245-700 R470, yang masih bisa berjalan sejauh 60 kilometer tanpa
udara. Tangki bahan bakarnya berkapasitas 90 liter dan sistem pemadam kebakaran otomatis
yang mampu mengunci penyebaran api. Sementara pada interior dilengkapi perangkat night view
assist systemguna memantau situasi di luar ketika kondisi jalan gelap. Perangkat itu berfungsi
4 Kuliah Ekonomi Politik pertemuan kedua, 19 September 2016
5 IBID
6 IBID

7 IBID
8 Data diambil dari http://otomotif.kompas.com/read/2014/08/25/080000815/Ini.Spesifikasi.Mobil.Baru.Jokowi

layaknya sonar inframerah, dengan kemampuan melihat obyek saat cahaya di luar sangat
terbatas. Ada juga pengaturan udara segar dalam kondisi darurat, sistem kontrol pneumatik
darurat untuk membuka jendela yang beroperasi secara elektronik, serta panic alarm
system sebagai tambahan bila ada ancaman keamanan. Selain itu, tersemat juga kamera
belakang, kaca depan dan jendela depan yang tahan panas, plus empat pintu dengan
kemampuan adjustable doorhold. Semua itu dipadankan untuk memberikan keamanan tingkat
tertinggi, plus pengawalan berlapis dari Paspampres saat konvoi.
Seperti yang dikatakan oleh Ilchman dan Uphoff, jika kita merujuk kepada pasar sosial
maka kita akan melihat bahwa kebanggaan yang didapatkan oleh seorang presiden yang
mengendarai kendaraan tersebut9. Karena, hanya seorang presiden lah yang diperbolehkan untuk
mengendarai kendaraan tersebut.
Sedangkan melalui pasar politik, tentu legitimasi seorang presiden sudah jelas10. Dia
dipilih melalui pemilihan umum secara resmi, dan juga dilantik secara resmi untuk menjadi
seorang presiden Republik Indonesia. Dari ketiga pasar tersebut, interaksi yang paling
dimungkinkan adalah dibelinya sebuah mobil dinas kepresidenan oleh negara, yang hanya
digunakan oleh presiden saja.


9 Op-Cit Ilchman dan Uphoff dalam kuliah Ekonomi Politik 19 September 2016
10 IBID