PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PANCASILA SEB (1)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

OLEH:
ANDI AHMAD SULHAN SANGKAWANA
04020140227/ KELAS A4
Dosen: H.M. Natsir DM, S.H., M.H.
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1

ABSTRAK
Secara harfiah (etimologis) istilah mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia, paradigma diartikan sebagai seperangkat unsur bahasa
yang sebagian bersifat tetap dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma juga diartikan
sebagai suatu gugusan sistem pemikiran. secara umum paradigma pembangunan adalah
suatu model, pola yang merupakan sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan
perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat

menuju hari esok yang lebih baik. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan artinya
nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok
ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pembangunan Secara harfiah reformasi
memiliki makna suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata
kembali hal – hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai – nilai idel yang diciptakan rakyat. Pancasila Sebagai
Paradigma pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan dasar nilai bagi
pembangunan Iptek demi kesejahteran manusia pancasila harus dijadikan sumber nilai,
kerangka berfikir serta dasar moralitas.

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Pancasila
Sebagai Paradigma Pembangunan Bangsa Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan makalah ini.
kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Makassar, Desember 2014

3

DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ..................................................1


1.2

Identifikasi Masalah...........................................2

1.3

Pembahasan Masalah.........................................2

1.4

Perumusan masalah............................................3

1.5

Metode Penulisan...............................................3

1.6

Sistematika.........................................................3


1.7

Tujuan Penulisan ...............................................4

1.8

Manfaat Penulisan..............................................5

BAB II ISI PEMBAHASAN
2.1

Arti Paradigma Pembangunan...........................6

2.2

Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan.....................................................7

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan.........................................................21

3.2.

Saran....................................................................21

Daftar Pustaka

22

4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Semua negara di dunia mengusahakan setiap warga negaranya memahami benar
tentang dasar negaranya, sehingga kewarganegaraan menjadi efektif, (yaitu tahu dan
mentaati

semua

hak-hak

dan

kewajiban-kewajiban

mereka

dalam

hidup

bermasyarakat bangsa dan bernegara) bahkan diharapkan mereka yang memperoleh
pendidikan tinggi, sebagai calon-calon pemimpin bangsa, mampu mengidentifikasimenganalisis-membuat kesimpulan serta solusi atas berbagai permaalahan yang

muncul dalam hidup bermasyarakat bangsa dan bernegara. Pemahaman itu
diupayakan melalui pendidikan, apakah melalui sekolah-sekolah, atau pendidikan di
luar sekolah, atau melalui kedua jalur itu. Lebih jauh lagi, melalui pendidikan
kewarganegaraan dapat ditumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan negara di
kalangan para pesertanya. karean itulah pendidikan kewarganegaraan akan menjadi
identitas nasional yang akan menjadi ciri suatu bangsa dan menjadi suatu
kebanggaan pada setiap warga negara itu sendiri .
Sebagai bangsa negara merdeka, negara Republik Indonesia mempunyai
nilai filosofis ideologis dan konstitusional sebagai asas normatif fundamental serta
sumber motivasi dan cita – cita nasional. Nilai fundamental ini adalah pandangan
hidup bansa dan filsafat negara yang tertuang dalam pembukaan Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian nilai tersebut yang
kita kenal dengan pancasila. Pancasila pada hakekatnya menjamin kesatuan bangsa,

1

kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Pancasila juga mengakui dan menjamin
kebhinekaan kita sebagai rakyat indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa
dan bernegara sekaligus melaksanakan pembangunan nasional sebagai upaya
berkelanjutan


mencapai

tujuan

nasional

negara

Republik

Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan
dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
di wujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaran negara yang berkedaulatan rakyat
dan

demokratis


dengan

mengutamakan

persatuan

dan

kesatuan

bangsa

berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Penyelenggaran negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional
dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh penyelenggara negara bersama segenap
rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Saat ini semakin banyak pelajar yang tidak mementingkan pendidikan
kewarganegaraan sebabnya, semakin banyak pemuda pemudi Indonesia yang tidak

peduli akan tujuan nasional bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu jelas bangsa
Indonesia memerlukan pembangunan kearah yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai
Pacasila. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan pembangunan nasional sesuai
dengan Paradigma pembangunan Pancasila.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
a. Pengertian Paradigma Pembangunan
b. Pengertian Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

2

1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang muncul adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Paradigma Pembangunan?
2. Apa maksud dari Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan?
3. Bagaimana wujud penerapan Pancasila dalam Paradigma Pembangunan
IPOLEKSOSBUDHANKAM?
4. Bagaimana wujud implementasi mahasiswa terhadap Paradigma Pembangunan?
1.5


METODE PENULISAN
Untuk keperluan penulisan kita mengambil sumber materi makalah yang

diperoleh dari berbagai macam sumber bacaan, baik buku maupun situs-situs yang ada
di internet, kemudian materi yang telah masuk dianalisis menggunakan metode
deskriptif kuantitatif menggunakan statistic sederhana dengan langkah reduksi data,
display data, dan verifikasi/penarikana kesimpulan, setelah materi dikumpulkan lalu
dipilih benar-benar memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil
kesimpulan.
1.6
BAB I

SISTEMATKA PENULISAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakanng
1.2 Identifikas Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika Penulisan
1.7 Tujuan Penulisan
1.8 Manfaat Penulisan

BAB II

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

3

2.1 Pengertian Paradigma Pembangunan
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
2.3 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPOLEKSOSBUDHANKAM
2.4 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa
2.5 Implementasi Pancasila sebagai Paradigma Pembangunman Kehidupan
Kampus
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
1.7

TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum.
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan antara warga
negara dengan warga negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus.
a. Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara
Republik Indonesia yang terdidik dan bertanggung jawab.
b. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat

4

mengatasi dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai kejuangan,
cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
d. Agar mahasiswa menyadari hak-hak serta kewajiban sebagai warga
negara yang baik
1.8

MANFAAT PENULISAN
Menyadari begitu pentingya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
sejak dini merupakan keharusan bagi kita untuk mempelajarinya agar kita lebih
memahami dan melaksanakan kehidupan bernegara dan berbangsa . Serta sebagi
wujud dari tujuan nasional bangsa Indonesia dalam Pembangunan Nasional
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma Pembangunan
Istilah Paradigma pada awalnya berkembang dalam ilmu pengetahuan terutama
dalam kaitannya dalam filsafat ilmu pengetahuan. Secara harfiah (etimologis) istilah
mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
paradigma diartikan sebagai seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat tetap dan
yang sebagian berubah-ubah. Paradigma juga diartikan sebagai suatu gugusan sistem
pemikiran. Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma adalah
Thomas S. Khun. Menurut pendapatnya, paradigma tidak lain merupakan asumsi –

5

asumsi teoritis yang umum ( merupakan suatu sumber nilai ) yang merupakan sumber
hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan tersebut. Istilah
paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,
tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.
Istilah pembangunan menunjukan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang
bertalian dengan keadaan yang harus digali dan dibangun agar dicapai kemajuan dimasa
yang akan datang. Didalam proses pembangunan terdapat perubahan yang terus
menerus diarahkan untuk menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang
diciptakan. Dengan kata lain, pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang
direncanakan dan mencakup semua aspek kehidupan untuk ,mewujudkan tujuan hidup.
Dari

uraian

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

secara

umum paradigma

pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sistem berfikir sebagai upaya
untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita
kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik.
2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir,
kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan,
tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Kita tentunya tahu rumusan Pembukaan Undang – Undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alenia IV. Dalam rumusan tersebut dinyatakan

6

bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia; memajukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian,
paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal
dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar
pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap
aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai
konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia.
Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia
yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:


susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga



sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial



kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Berdasarkan hal itu, Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta

memperhatikan

tantangan

perkembangan

global.

Dalam

pelaksanaanya,

pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai – nilai luhur yang

7

universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,
sejahtera, maju serta kokoh kekuatan moral dan etikanya. Oleh sebab itu, untuk
mencapai semua itu bangsa dan negara Indonesia harus menjadikan pancasila
sebagai paradigma pembangunan.
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pembangunan
Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation. Secara harfiah
reformasi memiliki makna suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang
atau menata kembali hal – hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format
atau bentuk semula sesuai dengan nilai – nilai ide yang diciptakan rakyat.
Gerakan reformasi biasanya dilandasi oleh nilai – nilai dasar yang terkandung
dalam ideologi nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, gerakan reformasi yang
sedang dijalankan di Indonesia tentu saja tidak boleh menyimpang dari nilai – nilai
fundamental negara yang terkandung dalam pancasila.
Dengan kata lain, gerakan reformasi di Indonesia harus tetap diletakkan dalam
kerangka perspektif pancasila sebagai landasan dan cita – cita Ideologi. Hal ini
dikarenakan,

tanpa

ada

suatu

dasar

nilai

yang

jelas,

maka suatu gerakan reformasi akan mengarah pada suatu disintegrasi, anarkisme,
brutalisme, serta pada akhirnya menuju kehancuran bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu, gerakan reformasi yang berlangsung di Indonesia harus
merupakan gerakan reformasi yang berperspektif pancasila, yaitu:


Reformasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.

8



Reformasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradab.



Semangat reformasi harus berdasarkan pada nilai persatuan.



Semangat dan jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan.



Visi dasar gerakan reformasi harus jelas.

2.4 Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Iptek
)
Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek mengandung pengertian bahwa
pancasila memberikan dasar nilai bagi pembangunan Iptek demi kesejahteran
manusia. Dengan kata lain, dalam pengembangan Iptek, pancasila harus dijadikan
sumber

nilai,

kerangka

berfikir

serta

dasar

moralitas.

Adapun hakekat pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek adalah sebagai
berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan dasar atau landasan bahwa
pembangunan Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan atau
diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud dan akibat bagi
manusia dan lingkungannya. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.
Sila ini menempatkan manusia dialam semesta bukan sebagai pusatnya,
melainkan sebagai bagian sistematik dari alam yang diolahnya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap memberikan landasan bahwa
pembngunan Iptek harus bersifat beradap dan diabadikan untuk peningkatan

9

harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu, pembangunan Iptek harus
didasarkan kepada tujuan dasarnya untuk mewujudkan kesejahteraan
manusia serta peningkatan harkat dan martabat manusia.
3. Sila persatuan Indonesia memberikan arahan bahwa pembangunan iptek
hendaknya dapat mengembangkan nasionalisme, kebesaran bangsa dan
keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia.
4. Sila

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

permusyawaratan/perwakilanmendasari

hikmah

kebijaksaan

pembangunan

iptek

dalam
secara

demokratis. Artinya, setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan untuk
mengembangkan Iptek. Selain itu dalam pembangunan Iptek, setiap ilmuwan
harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus
,memiliki sikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan teori lainnya.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengkomplementasikan
pembangunan iptek haruslah menjaga keseimbngan keadilan dalam
kehidupan kemabusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya
dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia
lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia
dengan alam lingkungannya.
2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan IPOLEKSOSBUDHANKAM
a)

Pancasila sebagai Paradigma perkembangan Bidang Ideologi

10

Perkembangan ideologi di Negara kita, harus selalu diartikan sebagai
pengembangan Pancasila sebagai ideologi nasional. Dalam hal ini pancasila harus
dipandang ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda – tanda
perkembangan dan perubahan zaman. Dalam perkembangan ideologi pancasila,
harus senantiasa di perhatikan:
1) Kedudukan pancasila sebagai ideologi terbuka, yang berarti pancasila
merupakan bentuk ideologi yang idealis,relistis, dan fleksibel yang selalu
terbuka terhadap upaya – upaya pembangunan dirinya tanpa harus
kehilangan jati dirinya sebagai dasar negara Republik Indonesia.
2) Wawasan kebangsaan Indonesia ( nasionalisme ), yang berarti bansa
Indonesia bukan bangsa yang berdasarkan kepada ajaran agama tertentuserta
tidak pula memisahkan ajaran agama dalam proses penyelenggaran negara,
tetapi bangsa indonesia telah membangun suatu wawasan kebangsaan atau
nasionalismebercirikan

kepribadian

bansa

indonesia

sendiri,

yaitu

kebangsaan yang bebas dalam arti merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan
makmur.
b)

Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan Bidang Politik\
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik
yang santun dan bermoral.

11

Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin
diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk
implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:
1) Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya,
agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
2) Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan
keputusan;
3) Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan persatuan;
4) Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang
adil dan beradab;
5) Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Proses pembangunan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila,
sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara seperti memfitnah,
memprovokasi, dan menghasut rakyat harus segera di akhiri. Selain itu, perwujudan
pancasila dalam pengembangan kehidupan politik dapat dilakukan dengan cara:

12

1) Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia
indonesia.
2) Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan
hanya sebagai objek politik penguasa semata
3) Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,
sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin
perwujudan hak asai manusia.
4) Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti
ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia
c)

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila
Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk
pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi
atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.
Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan
bidang ekonomi dapat dilakukan dengan cara:
1) Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk
mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan

13

2) Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli
dan persaingan bebas
3) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang
ditujukan

d)

untuk

mencapai

kesejahteraan

rakyat

secara

luas

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial budaya
Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang
penting dan senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya. Apabila dicermati,
sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak
kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan – kebudayaan di
daerah:
1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan
sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan,
kedaerahan, maupun golongannya;

14

3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri
sebagai satu bangsa yang berdaulat;
4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya
yang mendahulukan kepentingan perorangan;
5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Seperti halnya dalam pembangunan aspek yang lainnya, pancasila kembali menjadi
dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan proses pembangunan dalam aspek ini,
yang dapat diwujudkan dengan cara:
1) Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai
budaya yang dimiliki oleh masyarakat indonesia
2) Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan
kebebasan spiritual

15

3) Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian
secara universal
e)

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terwujud salah satunya dengan
adanya sistem pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, pembangunan
dalam bidang pertahanan dan keamanan mutlak dilakukan dengan senantiasa
berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
pembangunan bidang ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi
tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa
2) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi
tercapainya kepentingan seluruh warga negara indonesia
3) Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak asai manusia,
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan
4) Pertahanan dan keamanan negara harus dipruntukan demi terwujudnya
keadilan dalam kehidupan masyarakat.

f)

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

16

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan

adalah

mengikut

sertakan

seluruh

komponen

bangsa.

Sistem

pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang
di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:
1) Adanya perlindungan terhadap HAM,
2) Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar , dan
3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga
mendasar.
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan
hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan
dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila dalam
Pancasila. Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus
merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam
Pancasila. Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum
responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasi rakyat).

17

2.6 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa
Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan
predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional.
Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari
beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih
dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat
beragama perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:
1) Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah).
2) Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas
Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip:


Bertentangga yang baik



Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama



Membela mereka yang teraniaya



Saling menasehati



Menghormati kebebasan beragama.

18

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:
1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi
yang didasarkan atas suku dan agama;
2) Pemupukan

semangat

persahabatan

dan

saling

berkonsultasi

dalam

menyelesaikan masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi
musuh bersama. Dalam “Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama”
(Ronald Robertson, ed.) misalnya, mengatakan bahwa hubungan agama dan
politik muncul sebagai masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang memiliki
heterogenitas di bidang agama.
Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi
kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilainilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan
mulai dan semakin jauh dari kompromi.
Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula
bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk
membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial
budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang”
di Kalimantan Tengah dan “Marga” di Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan buktibukti kerukunan umat beragama dalam masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di
Indonesia yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan

19

dialog Vertikal. Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi
dialog untuk mencapai saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan
pengakuan akan sifat dasar manusia yang indeterminis dan interdependen.
Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa
posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan
sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif,
yang berbudaya.
2.7 Implementasi Pancasila sebagai Paradigma Kehidupam Kampus
Menurut kami, implementasi pancasila sebagai paradigma kehidupan kampus
adalah seperti contoh-contoh paradigma pancasila diatas kehidupan kampus tidak
jauh berbeda dengan kehidupan tatanan Negara. Jadi kampus juga harus
memerlukan tatanan pumbangunan seperti tatanan Negara yaitu politik, ekonomi,
budaya, hukum dan antar umat beragama.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
maka sebagai makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan suatu hasil
kreativitas rohani manusia.
Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal, rasa,dan kehendak. Sebagai mahasiswa
yang mempunyai rasa intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan fasilitas
kampus untuk mencapai tujuan bersama.

20

Pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam Kampus untuk mencapai
tujuan seluruh mahsiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai subyek
pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Oleh karena itu hakikat manusia
merupakan sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itu sendiri.

21

BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung
pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dalam hidup berbangsa, bernegara
dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai gerak langkah, sikap dan perilaku kita.
Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami secara mendalam, menyeluruh, dan
kontekstual negara Republik Indonesia mempunyai nilai filosofis ideologis dan
konstitusional sebagai asas normatif fundamental serta sumber motivasi dan cita – cita
nasional. Nilai fundamental ini adalah pandangan hidup bansa dan filsafat negara yang
tertuang dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang kemudian nilai tersebut yang kita kenal dengan pancasila. Pancasila pada
hakekatnya menjamin kesatuan bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan nasional.

3.2 SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih
banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami,kami harap bisa bermanfaat untuk kita
semua dan kami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapakan terimakasih atas
Dosen Pembimbing mata kuliah pendidkan kewarganegaraan Bapak DR. Drs.

22

H.Suhaya, MM. Msc, yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita
senidri dan untuk Negara dan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Gaffar, Affan.(2004). Politik Indonesia; Transisi menuju Demokrasi. Yogyakarta: pustaka
Pelajar

Kaelan.(2004)Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Ms bakry, Noor. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Rukiyati, dkk. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: UNY Press
Sri Soemantri M, 2000, Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Hukum,
Bandung

23

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SUMATERA SELATAN

3 52 68