CALK KESBANG 2015(6)(print)

(1)

Bab I Pendahuluan

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi terdiri atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya, termasuk pengelolaan keuangannya.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah serta Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem dan Proedur Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan ketentuan pada peraturan-peraturan tersebut, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana yang berada dalam tanggungjawabnya serta menyiapkan Laporan Keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya. Laporan Keuangan yang dimaksud terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.1. Peranan dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Laporan Keuangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2015 disusun dengan maksud untuk memenuhi tanggung jawab konstitusi sesuai dengan ketentuan UU No. 17/2003, UU No. 1/2004, PP No 58/2005, PP No. 71/2010, Peraturan Daerah No. 5/2007, Perbup No. 25/2014 dan Perbup 35/2014.

a. Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan (Pemerintah Daerah) selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terutama


(2)

digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan daerah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

b. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan Pelaporan Keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat keputusan dan menilai akuntabilitas publik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat atas sumber daya yang dipercayakan, dengan:

 menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;

 menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

 menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta hasil-hasil yang telah dicapai;

 menyediakan informasi mengenai cara Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mendanai seluruh kegiatan dan memenuhi kebutuhan kasnya;

 menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang);

 menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik apakah mengalami kenaikan ataupun penurunan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan selama periode pelaporan;

 menyediakan informasi mengenai potensi Pemerintah Daerah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah;

 menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam mendanai aktivitasnya.

 Untuk memenuhi tujuan tersebut diatas, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan /ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-LO,, aset, kewajiban, ekuitas arus kas


(3)

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2);

2) Undang

­

Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerat Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)

7) Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);


(4)

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); dan 11) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007 Nomor 83).

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Adapun sistematika isi catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1. Peranan dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Bab II Kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja keuangan

2.1. Kebijakan keuangan

2.2. Indikator pencapaian target kinerja keuangan Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2. Hambatan dan kendala pencapaian target

Bab IV Kebijakan akuntansi

4.1. Entitas pelaporan keuangan SKPD

4.2. Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan

4.3. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.5. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang

ada dalam standar akuntansi pemerintahan Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan


(5)

5.5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan 5.1. Penjelasan Pos Pendapatan 5.2. Penjelasan Pos Belanja 5.3. Penjelasan Pos Aset 5.4. Penjelasan Pos Kewajiban 5.5. Penjelasan Pos Ekuitas dana

5.6. Pengungkapan Informasi sehubungan dengan penerapan basis akrual

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

Bab II

Kebijakan Keuangan

dan Pencapaian Target Kinerja Keuangan

2.1. Kebijakan Keuangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2015 disahkan melalui Perda Nomor : 8 Tahun 2014 sedangkan APBD Perubahan disahkan melalui Perda Nomor Tahun 2015 dan pelaksanaannya melalui Peraturan Bupati Nomor Tahun 2015.

Terkait dengan perubahan anggaran pendapatan dan belanja pada Badan Kesbang dan Pol Kabupaten Lombok Barat, sebagai berikut:

No Uraian Anggaransemula Anggaransetelah Perubahan

Kenaikan/

Penurunan %

I Pendapatan 1 Rp. 0 ( nihil )


(6)

Jumlah Pendapatan II Belanja

1 Belanja Pegawai 2.960.176.741, 50

3.214.087.28 3,04

253.910.541,5 4

8,58

2 Belanja Barang 724.463.000 679.686.000 (44.777.000,0

0) (6,18) 3 Belanja Modal 41.130.00

0

68.304.000 27.174.000,00 66,07

Jumlah Belanja 3.725.769.741, 50

3.962.077.283, 04

236.307.541,5 4

6,34 Defisit/Surplus (3.725.769.741,

50)

(3.962.077.283, 04)

(236.307.541, 54)

(6,34)

Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat antara lain:

a. Terbatasnya anggaran

b. Kurangnya sarana pendukung dalam menyerap dan penyampaian informasi dan koordinasi bagi anggota kominda

c. Terbatasnya anggaran guna memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan , peredaran/penggunaan miniman keras dan narkoba. d. Kurangnya kesadaran ormas dan LSM yang melaporkan keberadaannya. e. Masih adanya Ormas dan LSM yang berdiri tanpa didukung dokumen yang

memadai sesuai persyaratan.

f. Sarana dan prasarana kurang memadai

2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Indikator pencapaian target kinerja keuangan tercermin pada penyerapan anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam konteks penganggaran berdasar Permendagri Nomor: 13 tahun 2006 pada masing-masing program yang menjadi tugas pokok dan fungsi Badan Kesbang dan Politk Kabupaten Lombok Barat

1) Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Tujuan program ini untuk meningkatkan pengendalian gangguan


(7)

tersebut didukung dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 188.348.300,- terealisasi sebesar Rp. 183.723.100,- atau 97,54 %. Dalam rangka peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan juga dilaksanakan kegiatan Identifikasi pemetaan konflik yang didukung dengan dana setelah perubahan sebesar Rp. 28.395.900,- terrealisasi sebesar Rp.28.385.900,- atau 99,96 %. Dan Kegiatan Peningkatan Forum Pembauran Kebangsaan dengan dukungan dana setelah perubahan sebesar Rp. 184.370.900,- terealisasi sebesar Rp. 180.320.900,- atau 97,80 %.

2) Program Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

Tujuan program ini untuk meningkatkan kantrantibmas juga mengadakan evaluasi dengan cara memberikan informasi dan mengadakan monitoring kepada kemasyarakat di 10 Kecamatan yaitu bagaimana caranya pencegahan tindak kriminal dan penanggulangannya. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung, dengan anggara setelah perubahan sebesar Rp. 36.499.900,-,- terealisasi sebesar Rp.36.499.900,- atau 100 %

3) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Tujuan program ini untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 13.026.500,- terrealisasi sebesar Rp. 13.026.500 atau 100 %. Dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Nilai-Nilai Luhur Bangsa dengan dukungan dana setelah perubahan sebesar Rp. 12.941.500,- terrealisasi sebesar Rp. 12.941.500,- atau 100 %

4) Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT)

Tujuan program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemberantasan penyakit masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan pencegahan peredaran/ penggunaan miras dan narkoba dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 11.287.200,-terrealisasi sebesar Rp. 11.287.200,- atau 100 %.Serta Penyuluhan Pencegahan Eksploitasi anak dibawah umur dengan anggaran sebesar Rp. 11.261.200,- terrealisasi sebesar Rp. 11.261.200,- atau 100 % Dan monitoring evaluasi dan pelaporan di 119 Desa dan 3 Kelurahan di 10 Kecamatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 23.598.600,-,-terrelisasi sebesar R 23.593.600,- atau 99,98 %

5) Program Pendidikan Politik Masyarakat

Tujuan program ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pilkada dan Pemilu sehingga terselenggaranya Pilkada secara


(8)

aman, tertib lancar dan sesuai dengan rencana dengan cara melakukan Penyuluhan kepada masyarakat sehingga terwujudnya pengetahuan masyarakat tentang Pilkada dan Pemilu. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 11.433.400,-terrealisasi sebesar Rp. 11.433.400,- atau 100 %. Dan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 51.118.600,- terrealisasi sebesar Rp. 51.093,600,- atau 99,95 % serta Penyusunan Data Base LSM dan ORMAS dengan anggaran setelah perubahan sebesar 11.444.700,- terrealisasi sebesar Rp.11.444.700,- atau 100 %. Dan kegiatan fasilitasi penyaluran bantuan keuangan Parpol se Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 16.960.000,- terrealisasi sebesar Rp. 15.360.000,- atau 90,57 %.

6) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS

Tujuan program ini untuk meningkatkan pencegahan dan Pemberantasan Penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba mengingat sangat berbahayanya miras dan narkoba ini, untuk menunjang ini tersedia anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 79.059.000,- terrealisasi sebesar Rp. 77.759.000,- atau 98,36 %

Ditinjau dari konteks PP 24 Tahun 2005 terkait penyajian laporan keuangan sesuai SAP, target dan realisasi keuangan Badan Kesbang dan Politik Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2015 dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

No Uraian AnggaranSemula PerubahanAnggaran AnggaranRealisasi Anggaran% dari I Pendapatan

1. 2. 3.

Jumlah Pendapatan II Belanja

1. Belanja Operasi 3.684.639.741,

50,-3.893.773.283,

04,-3.781.401.5

55,-97,11 1.1 Belanja Pegawai 2.960.176.741,5

0,- 3.214.087.283,04,- 3.122.811.652,- 97,16 1.2 Belanja Barang 724.463.000,- 679.686.000,- 658.587.90

3,- 96,90


(9)

2.3 Belanja Modal Gedung Bangunan 2.4 Belanja Modal

Jalan, Irigasi, Jaringan

24.384.000,- 24.384.000,- 100

2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

Jumlah Belanja 3.725.769.741,

50,- 3.962.077.283,04,- 3.849.703.555,- 97,16 Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat atas pelaksanaan program/kegiatan yang tercantum dalam DPA/DPPA tahun anggaran 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

No Uraian Program dan Kegiatan

Uraian Indikator

Target Realisasi %

Capai an I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Sasaran : Tertatanya administrasi

perkantoran dengan baik

1. Penyediaan jasa surat menyurat

Input : dana Output : Terlaksananya kegiatan surat menyurat selama 1 tahun

Outcome: Meningkatnya penyediaan jasa surat menyurat.

3.981.900

,-3981.900,-,- 100

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Input : dana Output : Terlaksananya pengelolaan jasa komunikasi air dan listrik

Outcome: Menyusutkan Penggunaan jasa rekening telpon, air dan listrik.

59.890.400

,-,- 42.649.654,- 71,21

3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

Input : dana Output :Tersedianya jasa peralatan dan perlengkapan kantor Outcome: Memanfaatkan peralatan dan


(10)

perlengkapan kantor.

4. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional

Input : dana Output : Terlaksananya pemeliharaan kendaraan dinas / operasional dengan dilengkapi perijinan Outcome: Meningkatkan jasa KIR dan Penggantian STNK

57.289.100

,- 56.236.449,- 98,16

5. Penyediaan jasa administrasi keuangan

Input : dana Output : Terlaksananya system pengelolaan keuangan daerah Outcome: Menciptankan kelancaran administrasi keuangan di

Bakesbang Pol dan Linmas

123.066.70

0,-122.406.700 99,46

6. Penyediaan jasa kebersihan kantor supir,tukang kebun dll

Input : dana Output : Terlaksananya jasa kebersihan kantor

Outcome: Menciptakan

kantor yang

bersih.

20.025.000 20.025.000 100

7. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

Input : dana Output : Terlaksananya perbaikan peralatan kerja Outcome: Menyediakan peralatan kerja yang baik.

6.500.000,- 6.500.000,- 100

8. Penyediaan alat tulis

kantor Input : danaOutput : Terlaksananya penyediaan alat


(11)

cetakan dan penggandaan

Output : Tersedianya barang-barang cetakan dan penggandaan Outcome: Menyediakan barang cetakan. 10. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor

Input : dana Output : Tersedianya komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Outcome: Mewujudkan komponen

instalasi listrik yang baik.

2.770.000,- 2.770.000,- 100

11. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Input : dana Output : Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Outcome: Menggunakan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

5.280.000,- 4.440.000,- 84,09

12. Penyediaan makanan dan minuman

Input : dana Output : Tersedianya makanan dan minuman

Outcome: Menyediakan makanan dan minuman.

9.500.000,- 9.500.000,- 100

13. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam /keluar daerah

Input : dana Output : Terlaksananya rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi ke dalam /keluar daerah Outcome: Melaksanakan rapat-rapat

koordinasi dan konsultasi keluar daerah. 93.675.000 ,-92.263.500,- 98,49 II. Program Peningkatan Sasaran : Tersedianya


(12)

Sarana dan Prasarana Aparatur sarana dan prasarana aparatur 1. Penyediaan komputer

Input : dana Output : Terlaksananya pengadaan

peralatan kerja komputer

Outcome : Menyediakan peralatan kerja komputer 27.020.000 ,-27.020.000,- 100 2. Pemeliharaan rutin /berkala gedung kantor

Input : dana Output : Terlaksananya pemeliharaan rutin gedung kantor Outcome: Menyediakan gedung kantor yang nyaman/ bersih.

23.611.500

,- 23.611.500,- 100

3. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional

Input : dana Output : Terlaksannya pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional Outcome: Menyediakan kendaraan yang siap pakai 74.257.500 ,-74.244.500 99,98 III. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tersedianya laporan capaian

kinerja dan

keuangan

1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Input : dana Output : Terlaksananya penyusunan laporan capaian

kinerja dan

ikhtisar realisasi kinerja SKPD Outcome: Meningkatnya kualitas 28.522.700 ,- 28.352.700 99,40


(13)

penyusunan laporan keuangan semesteran Outcome: Meningkatnya kualitas pelaporan semesteran. 3. Penyusunan laporan

keuangan akhir tahun

Input : dana Output : Terlaksananya penyusunan laporan keuangan akhir tahun Outcome: Meningkatnya kualitas perencaan

1.689.400,- 1.689.400,- 100

IV. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Sasaran : Terlaksananya Pengendalian gangguan

masyarakat dan keamanan lingkungan denganh baik 1. Kegiatan Pengendalian Keamanan Lingkungan

Input : dana Output : Terlaksananya penyiapan tenaga pengendali

keamanan dan kenyamanan lingkungan Outcome: Meningkatnya aktivitas dan produktifitas masyarakat 188.348.30

0,- 183.723.100,- 97,54

Kegiatan Identifikasi

Pemetaan Konflik Input : danaOutput : Tersusunnya pemetaan daerah rawan konflik Outcome:

Tersedianya data daerah potensi konflik

28.395.900

,- 28.385.900,- 99,96

3. Peningkatan Forum Pembauran

Kebangsaan

Input : dana Output

: Terlaksananya Forum

Pembauran

bangsa terhadap masyarakat Outcome

: Menciptakan

184.370.90


(14)

hubungan yang harmonis antara masyarakat dan pemerintah V. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Sasaran : Terkendalinya gangguan

keamanan dan ketertiban dalam masyarakat 1. Monitoring Evaluasi

dan Pelaporan

Input : dana Output : Tersedianya data-data pelaporan tentang kantrantibmas dan tindak kriminal. Outcome: Meningkatnya perencanaan program kantrantibmas dan tindak kriminal. 36.499.900 ,-36.499.900,- 100 VI. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Sasaran

: Terciptanya toleransi

kerukunan dalam kehidupan

beragama dan lintas organisasi 1. Peningkatan

Toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama

Input : dana Out put : Terlaksananya toleransi

kerukunan dalam kehidupan

beragama

Outcome : Terciptanya

hubungan yang harmonis

diantara umat beragama 13.026.500 ,-13.026.500,- 100 2. Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur bangsa

Input : dana Output : Terlaksananya pemantapan kesadaran

masyarakat akan nilai-nilai luhur

12.941.500


(15)

nilai-nilai luhur bangsa

VII

. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit

Masyarakat ( PEKAT )

Sasaran : Tercapainya Peningkatan pemahaman masyarakat tentang

bahayanya miras dan narkoba. 1. Penyuluhan

Pencegahan

Peredaran/Pengguna an Miras dan

Narkoba

Input : dana Output : Mrningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya

miras dan

narkoba

Outcome : Terwujudnya penyuluhan pemahaman masyarakat tentang bahaya

miras dan narkoba. 11.287.200 ,-11.287.200,- 100 2. Penyuluhan pencegahan eksploitasi anak dibawah umur

Input : dana Output

: Terlaksananya penyuluhan pencegahan eksploitasi anak dibawah umur Outcme

: Terwujudnya pencegahan eksploitasi anak dibawah umur

11.261.200

,- 11.261.200,- 100

3. Monitoring evaluasi dan pelaporan

Input : dana Output : Tersedianya data-data tentang peredaran/pengg una miras dan narkoba

Outcome :

Meningkatnya pemantauan masyarakat tentang bahaya

miras dan narkoba 23.598.600 ,-23.593.600,- 99,98 VII

I Program Pendidikan Politik Masyarakat Sasaran : Terfasilitasinya penyelesaian perselisihan antar parpol dan


(16)

terprnuhinya persyaratan Parpol,Ormas dan LSM

1. Penyuluhan kepada

masyarakat Input : danaOutput : Terlaksananya penyuluhan pendidikan politik pada masyarakat Outcanome : Terwujudnya pengetahuan masyarakat tentang politik

11.433.400

,- 11.433.400,- 100

2. Monitoring Evaluasi

dan Pelaporan Input : danaOutput : Tercapainya sinkronisasi program/kegiatan yang

dilaksanakan Outcome : Meningkatnya pelayanan tupoksi

51.118.600

,- 51.093.600,- 99,95

3. Penyusunan data

Base LSM dan Ormas Input : danaOutput : Terjalinnya

komunikasi yang harmonis antara Pemda dengan Ormas dan LSM Outcome : Meningkatkan kerja sama yang

baik dan

partisipasi yang optimal antara Pemda dengan Ormas dan LSM.

11.444.700

,- 11.444.700,- 100

4. Penyaluran bantuan keuangan kepada partai politik

Input : dana Output : Terwujudnya stabilitas politik Outcome : Meningkatnya kerukunan antara pengurus dan anggota parpol dan Pemda

16.960.000


(17)

IX Program Peningkatan Penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

Sasaran

: Terwujudnya pemahaman masyarakat tentang P4GN 1. Pencegahan dan

pemberantasan penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba

Input : dana Output : Peningkatan pemberantasan penyakit

masyarakat Outcome : Terwujudnya pemahaman masyarakat tentang P4GN

79.059.000

,- 77.759.000,- 98,36

(sumber data: DPA/DPPA, Laporan Kegiatan, LRA)

CATATAN :

1. Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik angka pencapaiannya 71,21 % hal ini disebabkan adanya eisiensi dalam penggunaan listrik, telpon dan air.

2. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas angka mencapai 98,16 % hal ini disebabkan adanya perubahan/penurunan tarif STNK berdasarkan usia tahun kendaraan

3. Penyediaan jasa administrasi keuangan angka mencapai 99,46 % hal ini disebabkan contrapost honor pengguna anggaran.

4. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan angka mencapai 84,09 % hal sebabkan adanya efisiensi pada pembayaran koran.

5. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi kedalam/keluar daerah angka mencapai 98,49 % hal ini disebabkan adanya kelebihan /perubahan harga tiket karena tujuan berbeda.

6. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional angka mencapai 99,98 % hal ini disebabkan adanya perubahan/penurunan tarif BBM.

7. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD angka mencapai 99,40 % hal ini disebabkan adanya mutasi sehingga kelebihan golongan

8. Kegiatan pengendalian keamanan lingkungan angka mencapai 97,54 % hal ini disebabkan adanya contrapost honor tim dan uang makan minum rapat bupati serta penyesuaian harga BBM.

9. Kegiatan Identifikasi pemetaan konflik angka mencapai 99,96 % hal ini disebabkan adanya kelebihan golongan


(18)

10. Peningkatan Forum Pembauran Kebangsaan angka mencapai 97,80 % hal ini disebabkan adanya contrapost honor tim dan uang makan minum rapat bupati. 11. Monotoring evaluasi dan pelaporan dalam program peningkatan pemberantasan

penyakit masyarakat angka mencapai 99,98 % hal ini disebabkan adanya contrapost perjalanan dinas dalam daerah kelebihan golongan

12. Monitoring evaluasi dan pelaporan dalam program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat angka mencapai 99,90 % hal ini disebabkan adanya contrapost perjalanan dinas dalam daerah an golongan.

13. Penyaluran bantuan keuangan kepada partai politik angka mencapai 90,57 % hal ini disebabkan adanya contrapost honor bupati

14. Pencegahan dan pemberantasan penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba angka mencapai 98,36 % hal ini disebabkan adanya contrapost honor dan uang makan minum rapat bupati


(19)

Bab III

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan.

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pencapaian kinerja keuangan tergambar pada pencapaian/realisasi anggaran pendapatan dan belanja. Berikut disajikan gambaran realisasi anggaran tahun 2015 dan perbandingan dengan

Realisasi tahun anggaran 2014

Pada capaian bagian belanja sebesar 97,16% terinci untuk masing-masing komponen belanja sebagai berikut:

- Belanja pegawai, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 3.214.087.283,04,- terealisasi sebesar Rp 3.122.811.652,- atau 97,16 %. - Belanja barang, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp

679.686.000,-terealisasi sebesar Rp 658.587.903- atau 96,90 %.

- Belanja Modal, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 68,304.000,-terealisasi sebesar Rp 68.304.000,- atau 100 %.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, realisasi belanja 2015 mengalami kenaikan 87,30 %, yaitu dari Rp 3.360.622.175,- pada tahun 2014 menjadi Rp 3.849.703.555,- pada tahun 2015 atau sebesar Rp 489.081.380,- Hal ini


(20)

disebabkan karena adanya kenaikan dibelanja modal yang diperuntukkan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik pada tahun 2015.

3.2. Hambatan dan Kendala Pencapaian Target

Dalam pencapaian target tidak terdapat kendala yang berarti, hanya saja ditemui permasalahan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan yaitu berupa mekanisme dan prosedur dalam proses pencairan dana yang sering terlambat disebabkan oleh persyaratan administrasi yang kurang fleksibel sehingga menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) sebagai persyaratan proses pencairan dana.

Kondisi tersebut menyebabkan keterlambatan dalam pencairan dana kegiatan sehingga berpengaruh bagi pelaksanaan kegiatan menyangkut penyelesaian kegiatan tepat waktu.

Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala dan hambatan, antara lain: a. Peningkatan anggaran untuk kegiatan berikutnya

b. Peningkatan pelatihan

c.Meningkatkan/memaksimalkan penggunaan sarana komunikasi dan sarana transportasi yang ada pada Bakesbang dan Politik dan meningkatkan koordinasi dengan anggota kominda dieksternal Pemda

d. Sosialisasi terhadap tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda e. Peningkatan koordinasi dengan Dinas terkait


(21)

Bab IV

Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah. Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah atas kegitan keuangan dan sumber daya eknomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan berlakunya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2013 juga telah mengalami perubahan.

4.1. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:  Asumsi kemandirian entitas;

berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya diluar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumberdaya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atau tidaknya program yang telah ditetapkan

.

 Asumsi kesinambungan entitas;

berarti bahwa laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas tersebut akan berlanjut keberadaannya dan tidak dimaksudkan untuk melakukan likuidasi.  Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Berarti bahwa Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.

4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Basis akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang diberlakukan untuk setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:


(22)

Basis Kas (cash basis) untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Basis Kas digunakan untuk pengakuan pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban dan pos-pos luar biasa dalam Laporan Operasional, aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja serta transfer diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran.

Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan Neraca

Basis akrual untuk laporan operasional bahwa pendapatan-LO diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Sedangkan basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Daerah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dan dalam mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversikan terlebih dahulu dengan kurs Bank Indonesia pada tanggal transaksi dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

Berdasarkan Pearturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, penerapan SAP berbasis akrual dalam laporan keuangan pemerintah diberlakukan lampiran II, sementara Lampiran I berlaku efektif pada penyusunan Laporan Keuangan 2014. Dalam rangka penerapan SAP tersebut, maka beberapa


(23)

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas Pemerintah Daerah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Daerah.

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan akuntasi pendapatan antara lain:

a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak daerah.

b. Pendapatan diakui atas dasar kas, yaitu pada saat diterima pada kas daerah. c. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto

dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah neto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

e. Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang pendapatan. Apabila pengembalian/koreksi pendapatan terjadi setelah periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar (SiLPA).

f. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompoknya antara lain : Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.

g. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah.

Kebijakan akuntansi berkaitan dengan belanja daerah yaitu:

a. Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah.


(24)

b. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan. Apabila belanja diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja.

c. Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai Lain – lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;

d. Belanja diklasifikasikan sesuai SAP yaitu : belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja bagi hasil – transfer. Belanja Operasi diklasifikasikan atas : belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Belanja modal diklasifikasikan atas : belanja tanah, belanja peralatan & mesin, belanja gedung & bangunan, belanja jalan, irigasi & jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.

b. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

c. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh Pemerintah Daerah.

B. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

I. ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah


(25)

tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional Pemerintah Daerah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi Pemerintah Daerah.

I.1 ASET LANCAR

Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar antara lain : Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), Piutang Lainnya, dan Persediaan.

I.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/ dikelola oleh Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di Bendahara Pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

I.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara penerimaan yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak/retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di Bendahara Penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

I.1.3 Piutang Pajak

Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang dicatat berdasarkan surat ketetapan pajak yang pembayarannya belum diterima. Piutang pajak dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum dilunasi.

I.1.4 Piutang Retribusi


(26)

terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi.

I.1.5 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek yang disebabkan karena adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.

I.1.6 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun. Dokumen sumber TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Mejelis Pembebanan TP/TGR. Dalam hal Surat Keputusan tersebut terlambat atau tidak diterbitkan, dokumen sumber untuk Piutang TGR diperoleh dari hasil pemeriksaan APFP.

I.1.7 Piutang Lainnya

Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.

I.1.8 Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. Saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian, biaya


(27)

I.2 INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Bentuk investasi permanen antara lain Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

I.2.1 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk penyertaan modal dalam perusahaan negara/daerah dan perolehan deviden dari Penyertaan Modal Pemerintah Daerah yang dikapitalisir kembali. Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga perolehan jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang signifikan dan kepemilikan 51% atau lebih dicatat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan/lembaga yang dimaksud.

Untuk pencatatan dengan metode ekuitas, nilai penyertaan modal pemerintah daerah dihitung dari nilai ekuitas yang ada di laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dikalikan dengan persentase kepemilikan.

I.2.2 Investasi Permanen Lainnya – Dana Bergulir

Investasi Permanen Lainnya adalah investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. Investasi Dana Bergulir merupakan dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kembali. Investasi permanen lainnya dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya. Investasi Dana Bergulir dinilai sebesar jumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).

I.3 ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Akumulasi Penyusutan.

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi aset agar tetap dapat digunakan tidak dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke


(28)

dalam nilai aktiva yang bersangkutan. I.3.1 Tanah

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan ini meliputi harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi harga perolehan.

I.3.2 Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; komputer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Peralatan dan mesin dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan. Peralatan dan mesin dicatat dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai peralatan dan mesin dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan oleh instansi teknis terkait. Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.

I.3.3 Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan


(29)

kepemilikan. Gedung dan bangunan dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

I.3.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis/perolehan, yaitu harga perolehan. Harga perolehan jalan, irigasi, jaringan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai jalan, irigasi dan jaringan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

I.3.5 Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaan/buku, barang bercorak seni/budaya/olah raga dan hewan/tanaman. Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai historis/harga perolehan. Harga perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai aset tetap lainnya dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.


(30)

I.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

I.3.7 Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan menggambarkan akumulasi jumlah penurunan nilai ekonomis aset tetap pada tanggal laporan keuangan. Dengan demikian penyusutan tidak dimaksudkan untuk mengukur besarnya biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan ataupun keuntungan.

I.4 ASET LAINNYA

Aset lainnya adalah aset pemerintah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran dan Aset Lain-lain. I.4.1 Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

I.4.2 Aset Lain-lain

Aset Lain-lain adalah aset-aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah (aset tetap yang kondisinya rusak berat). Aset Lain-lain dicatat dengan nilai nominal dari aset yang bersangkutan. Untuk aset tetap yang diklasifikasikan ke dalam Aset Lain-lain, dicantumkan sebesar nilai perolehannya. Terhadap Aset lain-lain tidak dilakukan penyusutan.


(31)

periode ketika Pemerintah Daerah untuk pertama kali akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang baru dari semula basis Kas Menuju Akrual menjadi basis Akrual penuh.

Penyajian kembali diperlukan untuk pos-pos Neraca yang kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kali disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis Kas Menuju Akrual (cash toward accrual).

Berdasarkan identifikasi ini maka perlu disajikan kembali antara lain untuk akun sebagai berikut:

Piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi penyisihan piutang; 1. Beban dibayar dimuka, sebelumnya diakui seluruhnya sebagai belanja,

apabila masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka disajikan sebagai akun beban dibayar di muka. Hal tersebut tidak dilakukan penyesuaian di tahun sebelumnya, oleh karena itu akun ini perlu disajikan kembali;

2. Persediaan, di Pemerintah Daerah esensinya adalah beban dibayar di muka. Sehingga dapat dicatat sebagai aset atau beban pada saat perolehan awal. Konsumsi atas beban dibayar di muka dalam persediaan ini harus diakui sebagai beban, sementara yang masih belum dikonsumsi diakui sebagai aset persediaan. Akun persediaan ini perlu dilakukan penyajian kembali bila metode penilaian persediaan pada periode sebelumnya tidak sama dengan metode penilaian persediaan setelah basis akrual penuh;

3. Investasi jangka panjang, disajikan kembali bila metode pencatatan sebelumnya berbeda dengan metode yang digunakan setelah menggunakan basis akrual. Misalnya ada investasi yang pada periode sebelumnya seharusnya sudah memenuhi kriteria pencatatan dengan metode ekuitas tapi masih dicatat dengan metode biaya, maka perlu disajikan kembali;

4. Aset tetap yang menampilkan nilai buku setelah dikurangi akumulasi penyusutan;

5. Utang bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo;

6. Pendapatan diterima dimuka, perlu disajikan kembali karena pada periode sebelumnya belum disajikan;

7. Ekuitas, perlu disajikan kembali karena kebijakan yang digunakan dalam pengklasifikasian ekuitas berbeda.

Pada SKPD kami akun yang di restatement adalah hutang beban listrik, telepon, air dan ekuitas dengan rincian sebagai berikut :


(32)

(33)

Neraca Audited 2014/Sebelum Restatement Restatement setelah RestatementNeraca Tahun 2014

Uraian Debet (Rp)Jumlah Kredit (Rp) Debet (Rp) Kredit (Rp) Debet (Rp) Kredit (Rp)

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di BLUD

Kas Lainnya Setara Kas

Investasi Jangka Pendek Piutang Pendapatan Piutang Lainnya Penyisihan Piutang

Beban Dibayar Dimuka

Persediaan 747.000

747.000,00

JUMLAH ASET LANCAR 747.000

747.000,00 INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Jangka Panjang Non Permanen

Investasi Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya Investasi dalam Obligasi Investasi dalam Proyek Pembangunan

Dana Bergulir

Deposito Jangka Panjang Investasi Non Permanen Lainnya


(34)

JUMLAH Investasi Jangka Panjang Non Permanen

Investasi Jangka Panjang Permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Investasi Permanen Lainnya JUMLAH Investasi Jangka Panjang Permanen

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG ASET TETAP

Tanah

Peralatan dan Mesin 841.644.182 841.644.182

Gedung dan Bangunan 769.715.500 769.715.500

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan (989.168.060,5

7) (989.168.060,57)

JUMLAH ASET TETAP 622.191.621,4

3 622,191.621,43

DANA CADANGAN Dana Cadangan JUMLAH DANA CADANGAN ASET LAINNYA

Tagihan Jangka Panjang

Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tidak Berwujud


(35)

KEWAJIBAN 336.071

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 336.071

Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

Utang Bunga

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Pendapatan Diterima Dimuka

Utang Beban Listrik 191.576

Utang Beban Air 108.500

Utang Beban Telpon 35.995 Utang Jangka Pendek Lainnya

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 336.071 336.071 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri

Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

JUMLAH KEWAJIBAN

EKUITAS 1.071.291.912,43

EKUITAS 1.071.291.912,4

3 336.071 1.072.038.912,43 1.072.702.841,43 JUMLAH

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

1.072,702,841


(36)

II. KEWAJIBAN

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah Daerah.

II.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Utang Bunga, Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Pemerintah Pusat, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor kepada pihak lain atas pungutan/potongan PFK dari Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) atau dokumen lain yang dipersamakan. Pungutan/potongan PFK dapat berupa potongan/pungutan Iuran Taspen, Bapertarum, Askes, juga termasuk pajak-pajak pusat. Perkiraan ini dicatat sejumlah yang sama dengan jumlah yang dipungut/dipotong berdasarkan nilai nominal.

II.1.2 Pendapatan Yang Ditangguhkan

Pendapatan yang Ditangguhkan yaitu adanya pendapatan yang telah diterima oleh SKPD tetapi belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca, misalnya jasa giro atas rekening bank setiap bendaharawan uang di SKPD, pendapatan yang diterima oleh Bendaharawan Penerimaan belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca.

II.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

Kewajiban jangka panjang digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat. III. EKUITAS


(37)

Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. III.1. EKUITAS DANA LANCAR

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SILPA, Pendapatan yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

III.2. EKUITAS DANA INVESTASI

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini terdiri dari:

a) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan dari Investasi Jangka Panjang.

b) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset Tetap.

II.1.1 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset Lainnya.

a) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan dari seluruh Utang Jangka Panjang.


(38)

C. LAPORAN OPERASIONAL (LO)

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

2. Beban adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya


(39)

Bab V

Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1 Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

5.1.1 PENDAPATAN

5.1.2 BELANJA

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bagian yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja Bagi Hasil - Transfer.

Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai dari kelompok belanja langsung dan belanja tidak langsung, dan belanja barang/jasa dari kelompok belanja langsung.

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tidak berwujud.

Jumlah Belanja dalam Tahun Anggaran 2015 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp3.962.077.283,04,- realisasinya sebesar Rp. 3.849.703.555,- atau 97,16 %. Rincian atas jumlah belanja tersebut sebagai berikut:

Gambaran angka realisasi Belanja Daerah secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Belanja Operasi, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.

3.893.773.283,04- terealisasi sebesar Rp. 3.781.399.555- atau 97,11 %. Rincian atas jumlah Belanja Operasi tersebut sebagai berikut:


(40)

68.304.000,-terealisasi sebesar Rp. 68.304.000,- atau 100%. Rincian atas jumlah Belanja Modal tersebut sebagai berikut:

1. Belanja Operasi

Gambaran angka realisasi Belanja Operasi secara terperinci adalah sebagai berikut: 1.1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 3.214.087.283,04-realisasi pengeluaran sebesar Rp 3.122.811.652,- atau 97,16 %. Realisasi tersebut merupakan 97,16 % dari realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja pegawai tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja pegawai penganggaran tahun 2015 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sebagai berikut:

1.2) Belanja Barang

Belanja barang dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 679.686.000,- , realisasi pengeluaran sebesar Rp. 658.587.903,- atau 96,90 %. Realisasi tersebut merupakan 17,42 % dari realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja barang tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja barang & jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan penganggaran tahun 2015 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sebagai berikut:


(41)

CATATAN :

1. Belanja telepon angka pencapaiannya 19,47 %, belanja air pencapaian 98,22 % danbelanja listrik angka pencapaiannya 49,86 % hal ini disebabkan adanya eisiensi dalam penggunaan telpon, air dan listrik

2. Belanja jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas angka mencapai 76,55 % hal ini disebabkan adanya perubahan/penurunan tarif STNK berdasarkan usia tahun kendaraan

3. Belanja bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan angka mencapai 84,09 % hal sebabkan adanya efisiensi pada pembayaran koran.

4. Belanja perjalanan dinas/Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah angka mencapai 96,29 % hal ini disebabkan adanya kelebihan /perubahan harga tiket karena tujuan berbeda dan belanja perjalanan dinas dalam daerah mencapai 99,98 % hal ini disebabkan adanya kelebihan golongan

5. Belanja rutin/berkala kendaraan dinas/operasional angka mencapai 99,98 % hal ini disebabkan adanya perubahan/penurunan tarif BBM.


(42)

6. Belanja uang transport 99,51 % hal ini disebabkan contrapost dari peserta 7. Belanja Honor PNS angka pencapaianya 97,56 % hal ini disebabkan adanya

contrapost honor bupati

2. Belanja Modal

Gambaran angka realisasi Belanja Modal secara terperinci adalah sebagai berikut: 2.1) Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Peralatan dan Mesin dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 43.920.000,- realisasi pengeluaran sebesar Rp. 43.920.000,- atau 100 %. Realisasi tersebut merupakan 100 % dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja peralatan dan mesin tersebut merupakan reklasifikasi belanja modal alat besar, alat angkutan, alat bengkel, alat pertanian, alat kantor & RT, alat komunikasi, alat kesehatan, alat laboratorium dan alat keamanan dengan rincian sebagai berikut:


(43)

2.2) Gedung dan Bangunan

Belanja Gedung dan Bangunan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 0 ( nihil ), realisasi pengeluaran sebesar Rp. 0 ( nihil )- atau 0 %. Realisasi tersebut merupakan 0 % dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja gedung dan bangunan tersebut merupakan reklasifikasi belanja modal bangunan gedung dan belanja modal monumen penganggaran tahun 2015 yang berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013, dengan rincian sebagai berikut:

2.3) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja jalan, Irigasi dan Jaringan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 24.384.000,-, realisasi pengeluaran sebesar Rp. 24.384.000,- atau 100 .%. Realisasi tersebut merupakan 35,70 .% dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja jalan, irigasi dan jaringan tersebut merupakan reklasifikasi belanja modal jalan & jembatan, bangunan air/irigasi, instalasi dan jaringan penganggaran tahun 2015 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 21/2011, dengan rincian sebagai berikut:


(44)

NERACA KOMPARATIF per 31 Desember 2015 dan 2014

5.1.4. ASET

U r a i a n Tahun 2015 Tahun 2014

ASET LANCAR

1. Kas di Bendahara Pengeluaran …………,00 ………….,00 Saldo Kas di Bendaharawan Pengeluaran

sebesar Rp……….. dan Rp………… merupakan saldo kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan rincian:

a. Sisa UUDP ...,00 ...,00 b. Jasa bank belum di setor ke kasda ...,00 ...,00 c. Uang PFK yang belum disetor ...,00 ...,00

Jumlah …………,00 ………….,00

* Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran sudah/ belum disetor ke Kas Daerah tanggal ...

2. Kas di Bendahara Penerimaan …………,00 ………….,00 Saldo Kas di Bendaharawan Penerimaan

sebesar Rp……….. dan Rp………… merupakan saldo kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, atas uang penerimaan dari wajib pajak/wajib restibusi yang belum disetor ke kasda * Sisa Kas di Bendahara Penerimaan sudah/ belum disetor ke Kas Daerah tanggal ...

3. Piutang Pajak …………,00 ………….,00

Saldo Piutang Pajak sebesar Rp... dan Rp... merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pajak Hotel ...,00 ...,00 b. Pajak Restoran ...,00 ...,00

Jumlah …………,00 ………….,00

Daftar rincian disajikan pada lampiran ...

4. Piutang Restribusi …………,00 ………….,00


(45)

U r a i a n Tahun 2015 Tahun 2014 a. Restribusi... ...,00 ...,00 b. dst... ...,00 ...,00

Jumlah …………,00 ………….,00

Daftar rincian disajikan pada lampiran...

5. Piutang Restribusi …………,00 ………….,00

Saldo Piutang Restribusi sebesar Rp... dan Rp... merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan rincian sebagai berikut:

a. Piutang Pajak... ...,00 ...,00 b. Piutang Retribusi...

c. dst... ...,00 ...,00

Jumlah …………,00 ………….,00

Daftar rincian disajikan pada lampiran... 6. Bagian Lancar dari Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

…………,00 ………….,00

Saldo Bagian Lancar dari Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi sebesar Rp... dan Rp... merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang berasal dari temuan kerugian kas daerah hasil audit dari aparat pengawasan yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut:

a. Temuan BPK ...,00 ...,00 b. Temuan BPKP ...,00 ...,00 c. Temuan dari Itjen Depdagri ...,00 ...,00 d. Temuan dari Bawasda Provinsi ...,00 ...,00 e. Temuan dari Bawasda Kabupaten ...,00 ...,00

Jumlah …………,00 ………….,00

Daftar rincian disajikan pada lampiran...

7. Persediaan 1.068.400,00 747.000,00

Saldo Persediaan sebesar Rp. 1.068.400,- dan Rp. 747.000,-merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan rincian sebagai berikut :

a. Alat Tulis Kantor 618.400,00 297.000,00

b. Barang Cetak 450.000,00 450.000,00

Jumlah 1.068.400,00 747.000,00 ASET TETAP

7. Tanah …………,00 ………….,00

Saldo Aset Tetap - Tanah sebesar Rp... dan Rp... merupakan


(46)

U r a i a n Tahun 2015 Tahun 2014 saldo per tanggal 31 Desember 2015

dan 2014, dengan rincian sebagai berikut :

a. Tanah untuk bangunan kantor ...,00 ...,00 b. Tanah untuk kebun ...,00 ...,00 c. Tanah untuk fasilitas umum ...,00 ...,00

Jumlah ……..……,00 ………….,00

Penambahan aset Tanah sebesar Rp... bersumber dari :

a. Realisasi Belanja Modal ...,00 ...,00 b. Belanja yang sebelumnya masuk

dalam KDP

...,00 ...,00 c. Hibah dari ... ...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 Pengurangan aset Tanah sebesar

Rp... bersumber dari :

a. Penjualan ...,00 ...,00 b. Hibah ke ... ...,00 ...,00 c. Lain-lain ... ...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 8. Peralatan dan Mesin 897.036.909,00 841.644.182, 00 Saldo Aset tetap – Peralatan dan Mesin

sebesar Rp. 897.336.454,- dan Rp.841.644.182,- merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan rincian sebagai berikut:

a. Alat-alat besar/berat ,00 ,00

b. Alat Angkutan/Transportasi 449.040.454,00 437.268.182,00 c. Alat Bengkel dan Alat Ukur 4.900.000,00 4.900.000,00

d. Alat Pertanian ,00 ,00

e. Alat Kantor dan Rumah Tangga 403.133.555,00 359.513.100,00 f. Alat Studio dan Komunikasi 13.500.000,00 13.500.000,00

g. Alat Kedokteran ,00 ,00

h. Alat Laboratorium 26.462.900,00 26.462.900,00

i. Alat Keamanan/Persenjataan ,00 ,00

Jumlah 897.036.909,00 841.644.182, 00 Penambahan aset tetap – Peralatan

dan Mesin bersumber dari :

a. Realisasi Belanja Modal 43.920.000,00 53.899.000,00

b. Realisasi non Belanja Modal ,00 ,00

c. Belanja yang sebelumnya dikelompokkan sebagai KDP

,00 ,00

Jumlah Penambahan 43.920.000,00 53.899.000,0 0


(47)

U r a i a n Tahun 2015 Tahun 2014 b. Penghapusan ...,00 ...,00 c. Penjualan ...,00 ...,00 d. Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 a.Penambahan Alat-alat besar/berat

bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal ...,00 ...,00 - Realisasi non Belanja Modal ...,00 ...,00 - Belanja yang sebelumnya

dikelompokkan sebagai KDP

...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 Pengurangan Alat-alat besar/berat

bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 b.Penambahan Alat

Angkutan/Transportasi bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal ,00 ,00

- Realisasi non Belanja Modal 11.772.272,00 ,00

- Belanja yang sebelumnya dikelompokkan sebagai KDP

,00 ,00

Jumlah Penambahan 11.772.272,00 ,00

Pengurangan Alat

Angkutan/Transportasi bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 c. Penambahan Alat Bengkel dan Alat

Ukur bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal ...,00 ...,00 - Realisasi non Belanja Modal ...,00 ...,00 - Belanja yang sebelumnya

dikelompokkan sebagai KDP

...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 Pengurangan Alat bengkel dan Alat

Ukur bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah


(48)

U r a i a n Tahun 2015 Tahun 2014 d.Penambahan Alat Pertanian

bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal ...,00 ...,00 - Realisasi non Belanja Modal ...,00 ...,00 - Belanja yang sebelumnya

dikelompokkan sebagai KDP

...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 Pengurangan Alat Pertanian

bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 e.Penambahan Alat Kantor dan Rumah

Tangga bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal 43.920.000,00 53.899.000,00

- Realisasi non Belanja Modal ,00 ,00

- Belanja yang sebelumnya dikelompokkan sebagai KDP

,00 ,00

Jumlah Penambahan 43.920.000,00 53.899.000,00 Pengurangan Alat Kantor dan Rumah

Tangga bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 f. Penambahan Alat Studio dan

Komunikasi bersumber dari :

- Realisasi Belanja Modal ...,00 ...,00 - Realisasi non Belanja Modal ...,00 ...,00 - Belanja yang sebelumnya

dikelompokkan sebagai KDP

...,00 ...,00 Jumlah Penambahan ...,00 ...,00 Pengurangan Alat Studio dan

Komunikasi bersumber dari :

- Reklasifikasi Aset Lainnya ...,00 ...,00 - Penghapusan ...,00 ...,00 - Penjualan ...,00 ...,00 - Hibah

Jumlah Pengurangan ...,00 ...,00 g.Penambahan Alat Kedokteran bersumber dari :


(1)

Tak Tertagih untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

1.10) Beban Lain-lain

Jumlah Beban Lain-lain untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Beban Lain-lain merupakan beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Rincian atas Belanja Lain-Lain untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

1.11) Kegiatan Non Operasional

Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

1.12) Pos Luar Biasa


(2)

Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak sering terjadi, tidak dapat diramalkan dan berada di luar kendali entitas. Rincian Pos Luar Biasa untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Pendapatan PNBP di atas merupakan hasil penjualan peralatan dan mesin yang mengalami rusak berat karena ………….. Sedangkan Beban Perjalanan Dinas dan Beban Persediaan merupakan beban-beban yang digunakan secara langsung dalam masa tanggap darurat bencana.


(3)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

5.1Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 1.072.038.912,43 dan Rp. 0.

5.2Surplus (Defisit) LO

Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp. (3.843.869.144,43,-) dan Rp0. Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.

5.3Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Rincian Koreksi Nilai Persediaan untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:

5.4Koreksi Aset Tetap

Koreksi Atas Nilai Perolehan Aset Tetap merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan. Koreksi pencatatan aset tetap untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Nilai koreksi nilai Aset Tetap tersebut adalah koreksi nilai Gedung dan Bangunan.

5.5Koreksi Atas Beban

Koreksi Atas Beban merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan beban yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periode berjalan. Koreksi atas Beban untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Rincian untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut:


(4)

5.6Koreksi Atas Pendapatan

Koreksi Atas Pendapatan merupakan koreksi atas kesalahan pengakuan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periode berjalan. Koreksi atas Pendapatan untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp………. dan Rp0. Rincian Koreksi Atas Pendapatan untuk Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

5.7Ekuitas Akhir

Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. (3.222.401.383,-),- dan Rp.


(5)

0,-Bab VI

Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan 6.1. Informasi Umum

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sejak tanggal 12 Januari 2012 dipimpin oleh H. AHDIAT SOEBIANTORO, SH sesuai dengan SK Bupati Lombok Barat Nomor: Kep. 06/820/01/BKD/2012. tanggal 30 Januari 2012, sampai dengan tanggal 1 Desember 2015 dandi tetapkan dalam Surat Perintah ( SP ) sebagai PLT. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat Nomor : 800/820/wbup/2015 tanggal 1 Desember 2015.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini terdiri dari 1 (satu) Bagian. Sekretariat dan 4 (empat) Bidang antara lain : Bidang Pengembangan Politik dan Fasilitasi Ormas/LSM, Bidang Kesiagaan dan Pengkajian Masalah Strategis, Bidang Penanganan Konflik dan Bidang Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan dengan struktur organisasi terlampir. Untuk pelaksanaan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini telah didukung dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana sebagaimana terlampir.

6.2. Sifat Operasi dan Kegiatan Pokok

- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

Adapun tugas tugas pokok tersebut diantaranya :

1. Penyususn Rencana Strategis di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik .

2. Perumusan kebijakan tehnis, penyusunan program dan kegiatan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah pengembangan Politik dan Fasilitasi Ormas/LSM, Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan,Penanganan Konflik serta Kesiagaan dan Pengkajian Masalah Strategis

4. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik .

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat.

6. Pembinaan terhadap unit pelaksana tehnis di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik 66


(6)

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dngan tugas pokok dan fungsi

6.3. Ketentuan Perundang-undangan yang Menjadi Landasan Kegiatan Operasional

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan & pelayanan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat tidak terlepas dari regulasi yang mengaturnya. Regulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578 );

2) Peraturan Pemerintah Nomor: 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593 );

3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

4) Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentikan Badan Kepegawaian Daerah;

5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Tehnis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

6) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah.

7) Peraturan Bupati Lombok Barat tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah.

8) Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.