Pengaturan Jam Kerja Operator Stasiun Penggilingan Gula Untuk Mengatasi Paparan Kebisingan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula
Kwala Madu
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke-2 (Dua) di Sumatera
Utara sesudah pabrik gula Sei Semayang. Pabrik gula Kwala Madu terletak di
desa Kwala Begumit, kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat kira-kira 36 Km dari
kota Medan. Vicinity map pabrik gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pembangunan pabrik gula Kwala Madu dilakukan dengan cara tender
internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek
Pembangunan Industri Gula pada tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh
Hitachi Ship Building & Engineering Co.I.td (Hitachi Zosen).
Gambar 2.1 Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu
Universitas Sumatera Utara
Sesuai kontrak Pemerintah RI dengan Hitachi Zosen untuk pengembangan
dan pendirian pabrik gula Kwala Madu yang ditanda tangani pada tanggal 23
November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus
diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata pabrik gula Kwala Madu
dapat diselesaikan 1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20
januari 1984.
Proses pengolahan pabrik gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam
sehari dalam masa gilingan selama ±7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja,
dimana 1 shif tadalah 8 jam. Pabrik gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas
produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD).
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry besar yang telah beroperasi
selama 30 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini sudah
lama beroperasi dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry manufaktur yang
memproduksi gula. Bahan baku utama dari produk tersebut adalah tebu, yang
tidak jauh dari penyediaan bahan baku. Bahan tambahan untuk pembuatan gula
adalah air, susu kapur, gas belerang, fluclonat, dan asam phospat.
SK Menteri Pertanian No.59/KPTS/EKKU/10/1997 mengelompokkan
pabrik gula berdasarkan kapasitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 - 1200 ton/hari.
2. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 1200 - 1800 ton/hari.
3. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800 - 2700 ton/hari.
4. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 - 4000 ton/hari.
Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, pabrik gula Kwala
Madu dikategorikan kelompok D, dikarenakan pabrik gula ini berkapasitas 4000
ton/ hari. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini merupakan
pabrik gula yang berkapasitas tertinggi dalam perusahaan gula negara. Selain
pabrik gula Kwala Madu, PTPN II juga mempunyai pabrik gula yang lain yaitu
pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari.
2.3.
Lokasi Perusahaan
Lokasi pabrik gula Kwala Madu berada di Desa Kwala Begumit,
Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari Kota Medan.
2.4.
Daerah Pemasaran
PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Kwala Madu memiliki system
pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak
perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana
selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut kepabrik
untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan
Universitas Sumatera Utara
mengambil langsung ke pabrik gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Pendistribusian pada pabrik gula PTPN II sampai ke tangan konsumen
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2.
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG / Agen
Konsumen
Gambar 2.2 Diagram Pendistribusian gula di PT. Perkebunan
Nusantara II Kwala Madu
Pemasaran gula ke konsumen melalui Bulog kurang memberikan
keuntungan dan bahkan memberikan kerugian bagi perusahaan dikarenakan harga
jual yang ditentukan Bulog tidak dapat memenuhi biaya produksi gula.
2.5.
Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka struktur organisasi yang
digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu adalah struktur
organiasasi organisasi lini dan fungsional seperti pada Gambar 2.3. Struktur
organisasi lini dan fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang
dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya.
Universitas Sumatera Utara
Manager Pabrik
Ka. Dinas Teknik
Ka. Laboratorium
Asisten
Boiler
Asisten
Gilingan
Asisten
Listrik
Asisten
Workshop
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Asisten
Cane
Yard
Koordi
nator
Mandor
Asisten
Instrume
nt
Koordi
nator
Mandor
Asisten
Lab
Papam
Asisten
Timbangan
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan
Pelaksana
Ka. Dinas
Pengolahan
Ka. Tata Usaha
Asisten
Timbang
an
Danru
Asisten
Gudang
Hasil
Asisten
Adm/
Keuangan
Asisten
SDM &
Umum
Hansip
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Asisten
Pemurnian
Asisten
Penguapan
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Asisten
Masakan
Asisten
Putaran
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab terlampir.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.3.1 Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari:
1.
2.
3.
Staf Pimpinan
Karyawan Pelaksana
Karyawan tidak tetap
Jumlah
=
=
=
=
15 orang
230 orang
171 orang
416 orang
Tabel 2.1 Susunan Tenaga Kerja pada Pabrik Gula Kwala Madu
No.
Uraian
Kantor Manager
1.
a. Manager
b. TUK/Umum/G. Material
c. Gudang Hasil
Dinas Teknik
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kantor Dinas teknik
Boiler
Mill
Power House/Listrik
Instrument
Work Shop
Cane Yard
Keamanan
Karyawan
Pimpinan
Karyawan
Pelaksana
Karyawan
Tidak Tetap
Jumlah
1
-
-
1
-
22
8
30
1
6
41
48
1
5
2
8
1
18
6
25
1
16
6
23
1
19
8
28
-
8
-
8
1
14
8
23
-
20
-
20
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pengolahan
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kantor Dinas
Pelumasan
Pemurnian
Penguapan
Masakan
Putaran
Pengarungan
-
14
-
14
1
5
-
6
1
10
8
19
1
14
8
23
1
12
9
22
1
12
11
24
-
2
18
20
5
7
11
23
1
12
15
28
-
3
3
6
-
3
3
6
-
8
6
14
15
230
171
416
Laboratorium
4.
a.
b.
c.
d.
Lab. Pabrik
Weater Treatment
Instalasi Limbah
Timbangan
Jumlah
Sumber: Data Perusahaan
Pihak perusahaan masih kurang memperhatikan bagaimana cara
menentukan jumlah tenaga kerja di perusahaan tersebut. Produktivitas tenaga
kerja sangat dipengaruhi oleh pembagian beban kerja kepada masing-masing
tenaga kerja yang ditentukan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, jumlah tenaga
kerja yang optimal sangat penting ditentukan untuk memaksimalkan laba
perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2 Jam Kerja
Supaya Perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk
mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga
shift, yaitu:
1.
Shift I
: pukul 07.00 – 15.00 WIB
2.
Shift II
: pukul 15.00 – 23.00 WIB
3.
Shift III
: pukul 23.00 – 07.00 WIB
Pihak perusahaan membuat kebijakan agar semua tenaga kerja wanita
bekerja pada shift 1, dikarenakan tenaga kerja wanita tersebut rata-rata ibu rumah
tangga.
2.6.
Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama
dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi yang terdapat di pabrik gula Kwala Madu adalah tebu.
Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata-rata
sekitar 6,5–7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10-12 bulan sejak ditanam,
dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang
Universitas Sumatera Utara
tebu secara acak sebagai sampel. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang
matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor internal yaitu varietas tebu
dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan
pemeliharaan. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim,
karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari
sampai dengan bulan Agustus.
Salah satu alasan pabrik gula Kwala Madu beroperasi hanya 6 bulan
adalah dikarenakan bahan baku tebu yang disengaja dapat dipanen saat iklim yang
curah hujannya sedikit agar kadar gula dalam tebu tetap tinggi.
2.6.1.1.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi,
yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan
mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan yang dibutuhkan guna
menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk
dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut.
Adapun bahan tambahan pada produksi gula adalah:
1. Air
Air digunakan untuk mempermudah dalam pemerasan kandungan gula yang
terdapat pada ampas tebu secara maksimal. Volume air yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 20 % dari kapasitas tebu/hari. Air yang digunakan untuk proses
produksi adalah air yang didapat dari hasil water treatment.
2. Susu kapur (Ca(OH)2)
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH
nira menjadi 8,0–8,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan
untuk menaikan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah
membuatnya. Susu kapur dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan
disiram dengan air.
3. Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan pemberian gas belerang adalah:
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0–7,2.
b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi
pengaruh pada warna kristal dan gula.
4. Flokulant
Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai
pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk
gumpalan partikel yang lebih besar dan mudah diendapkan untuk disaring).
5. Talofloc dan Talofloate
Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira,
sedangkan Talofloateuntuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang
Universitas Sumatera Utara
lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira
kental.
6. Asam pospat
Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas
SO2.Bahan tambahan ini sangat berpengaruh terhadap produksi gula. Sehingga
pihak perusahaan selalu membuat persediaan bahan tambahan untuk produksi.
Apabila persediaan bahan tambahan untuk produksi kurang, maka hasil
produk gula tidak dapat sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.6.1.3.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya
tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan
dalam produksi gula adalah:
a. Karung plastik yang digunakan untuk mengarungi gula. Karung plastik ini
merupakan karung plastik yang sudah di berikan label pabrik gula Kwala
Madu.
b. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung plastik. Bahan penolong ini
diperlukan saat produksi gula selesai, yaitu untuk sebagai tempat
penampungan gula sehingga siap untuk disimpan ke gudang produk jadi dan
juga siap untuk dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
2.7.
Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin Produksi
Adapun mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai
berikut:
1. Nama Mesin
: First Cane Cutter.
Kegunaan
: Memotong Tebu.
Ukuran
: 1500 × 1980 mm.
Pisau
: 30 Buah.
Putaran
: 600 rpm.
Merek
: KHI Japan.
Tahun
: 1981.
Jumlah
: 2 Unit.
2. Nama Mesin
: Cane Mill.
Kegunaan
: Menggiling/ Memeras tebu.
Putaran Mill
: 3,8-5,3 rpm.
Merek
: KHI Japan.
Tahun
: 1981
Jumlah
: 5 Unit
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi didalam pabrik
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Peralatan Pabrik Gula Kwala Madu
No.
Nama Peralatan
Kegunaan
Kapasitas
Merk
Tahun
Jumlah
1
Weight Bridge
Menimbang tebu yang masuk dari truck/contaner
40 Ton
Kawatetsu Japan
1981
2 unit
2
Cane Crane
Mengangkat tebu dari truk yang selanjutnya dipindahkan ke
meja tebu
40 Ton
Kawasaki
1982
2 unit
3
Truck Tippler
Memasukkan atau membongkar muatan tebu dari truck menuju
cane carrier
15 Ton
-
1981
1 unit
4
Cane Stacker
Memindahkan tebu dari Cane Yard ke Cane Feeding Table
3 Ton
Caterpillar
1981
5 unit
5
Cane Feeding Table
Menampung dan memasukan tebu yang akan dipotong pada Cane
Carier
4000
ton/hari
KHI Japan
1980
2 unit
6
Juice Weigthing Scale
Timbangan nira mentah
60 Ton
Trivem
1981
1 unit
7
Raw Juice Tank
Tangki penampungan nira mentah
20 m3
-
-
2 unit
8
Juice Heater
Pemanas nira mentah
KHI Japan
1981
5 unit
9
Defekator
Mengatur PH nira menjadi 8,5-10,5
3 m3
-
-
1 unit
10
Clarifier Tank
Mengendapkan kotoran yang melayang dan membuang gas-gas
yang mengganggu jalannya pengendapan
470 M3
Rapi door 444
type
-
1 unit
Universitas Sumatera Utara
11
Vacum Filter
Penyaring nira kotor
20 ton/jam
-
-
1 unit
12
Quadruple Evaporator
Tangki untuk penguapan nira
-
K.H.I/ Calandria
1981
2 unit
13
Toladura Reaction
Tank
Tangki untuk pencampuran nira kental dengan susu kapur dan
asam phose
1,5 m3
Vertical
Cylidrical
1981
1 unit
14
Toladura Aeration
Tank
Tangki untuk pencampuran nira kental dan fucolant
90 liter
Trivem
1981
1 unit
15
Boiler
Sumber penghasil uap bertekanan
60 ton/ jam
Yoshimine Boiler
1981
2 unit
16
Turbin Generator
Pembangkit tenaga listrik dengan penggerak turbin uap dan diesel
generator
Shinko
1982
2 unit
17
Transformator
Sebagai alat menurunkan dan menaikkan tegangan arus listrik
Hitachi Zosen
Japan
1983
3 unit
Universitas Sumatera Utara
2.8.
Utilitas
Utilitas adalah fasilitas pendukung kelancaran proses produksi di suatu
pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi:
1.
Penyediaan Air
Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari
sungai. Air tersebut tidak berlangsung digunakan untuk proses produksi
maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi persyaratan
untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan terhadap air agar
memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya
adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank. Air ini dibagikan ke
boiler, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun masakan, untuk air
pendingin pada peralatan dan pompa-pompa stasiun masakan dimana air yang
digunakan ini diproses lagi. Disamping itu air dari storage tank digunakan
untuk pencuci peralatan, lantai dan pemakaian lainnya.
2.
Penyediaan Tenaga Listrik
Uap kering yang dihasilkan boiler masuk ke power house untuk menggerakan
turbin. Turbin menggerakkan gear untuk memutar generator yang dihasilkan
arus listrik. Dalam masa giling, listrik yang dihasilkan digunakan untuk
keperluan:
a. Penerangan pabrik, kantor dan komplek perumahan.
b. Penggerak alat-alat proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan di luar masa giling, pembangkit listrik yang digunakan adalah
mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan,
workshop, penggerak motor listrik dan lain-lain.
3.
Penyediaan Tenaga Uap
Penyediaan tenaga uap yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari
2 unit boiler jenis pipa air dengan tipe H-1600S dengan kapasitas masingmasing 60 ton uap/jam dimana uap yang dihasilkan kedua boiler ini berguna
untuk:
a. Penggerak turbin uap generator listrik.
b. Penggerak lima unit turbin penggiling.
c. Perggerak turbin uap Feed Water Pump (pengisian air ketel)
d. Men-suply uap untuk keperluan proses seperti untuk pemurnian,
evaporator, masakan, putaran, sugar dryer and cooler.
4.
Workshop
Kegunaan workshop adalah pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa.
Pabrik Gula Kwala Madu memiliki workshop yang bertugas melayani
perbaikan
dan
perawatan.
Dalam
pengoperasian,
operator
biasanya
mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun
diperbaikan di workshop yang ada, antara lain BPT (Bagian Pelayanan
Teknis). Bagian ini berfungsi untuk melayani pekerja-pekerja pabrik yang
tidak biasa dilayani oleh workshop.
Contoh: pengangkutan tebu, pemakaian alat berat.
Universitas Sumatera Utara
5.
Laboratorium
Laboratorium juga memiliki peranan dalam pengawasan dan penentuan mutu
hasil produksi yang merupakan tujuan utama dari seluruh produksi.
Pengawasan yang dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Analisis pada proses:
1) Tebu, meliputi persentase dari pada sabut, brix, pol, kadar air dan
kotoran.
2) Nira gilingan I sampai IV, meliputi persentase brix, pol, hasil
kemurnian (HK).
3) Ampas, meliputi persentase pol, zat kering, kadar air.
4) Nira mentah, meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar
phospat.
5) Nira encer meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar
phospat.
6) Blotong, meliputi persentase pol, zat kering, air, ampas.
7) Kapur, meliputi persentase CaO aktif, suhu, bau, kotoran.
8) Nira kental, meliputi persentase brix, pol, HK, gula reduksi, sakarosa,
pH.
9) Masakan gula D1, D2, A, B, SHS, meliputi persentase brix, pol, HK,
warna.
10) Tetes, meliputi persentase brix, pol, HK, sakarosa, abu, gulareduksi.
b. Analisa pada utilitas yang meliputi:
1) Pengolahan air.
Universitas Sumatera Utara
2) Air Boiler.
3) Air pengisi ketel.
Semua utilitas diatas cukup mendukung kelancaran proses produksi gula
tersebut. Akan tetapi, penyediaan air untuk bahan tambahan produksi gula kurang
baik dikarenakan sumber airnya berasal dari sungai. Sebaiknya, air yang
digunakan berasal dari air yang berasal dari dalam tanah.
2.9.
Safety and Fire Protection
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa korban
jiwa, harta benda dan lingkungan, sementara itu penggunaan bahan atau
kompoenen-komponen bangunan dan peralatan serta instalasi dalam bangunan
belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Menyadari hal tersebut perlu dibuat
ketentuan yang bersifat teknis yaitu:
a.
Pencegahan kebakaran
Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan
prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari
kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator.
Perusahaan juga memberikan display (rambu-rambu) untuk bahan-bahan
yang berbahaya atau mudah terbakar.
b.
Penanggulangan Kebakaran
Untuk menanggulangi masalah kebakaran, perusahaan telah menyediakan
daearah evakuasi untuk semua karyawan untuk menghindari korban yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan
fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor.
Penanggulangan kebakaran adalah meliputi tugas dan kewajiban bagi
seluruh karyawan agar tercapai kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran dan
memiliki kemampuan untuk dapat mencegah, menghindari dan menyelamatkan
diri.
2.10.
Limbah
Penanganan limbah dari Pabrik Gula Kwala Madu yang berupa ampas
tebu dan minyak gula telah menjadi perhatian khusus oleh pihak perusahaan.
Pihak perusahaan menyediakan tempat limbah tersebut agar mudah untuk diolah
kembali.
Limbah tersebut terdiri dari limbah cair, limbah padat, dan limbah gas.
Ketiga jenis limbah iini didaurulang kembali. Yaitu seperti pemanfaatan blotong
menjadi bahan baku pupuk kompos, pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar
boiler, dan pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos.
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula
Kwala Madu
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke-2 (Dua) di Sumatera
Utara sesudah pabrik gula Sei Semayang. Pabrik gula Kwala Madu terletak di
desa Kwala Begumit, kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat kira-kira 36 Km dari
kota Medan. Vicinity map pabrik gula Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pembangunan pabrik gula Kwala Madu dilakukan dengan cara tender
internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek
Pembangunan Industri Gula pada tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh
Hitachi Ship Building & Engineering Co.I.td (Hitachi Zosen).
Gambar 2.1 Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu
Universitas Sumatera Utara
Sesuai kontrak Pemerintah RI dengan Hitachi Zosen untuk pengembangan
dan pendirian pabrik gula Kwala Madu yang ditanda tangani pada tanggal 23
November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus
diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata pabrik gula Kwala Madu
dapat diselesaikan 1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20
januari 1984.
Proses pengolahan pabrik gula Kwala Madu beroperasi selama 24 jam
sehari dalam masa gilingan selama ±7 bulan yang dibagi menjadi 3 shift kerja,
dimana 1 shif tadalah 8 jam. Pabrik gula Kwala Madu beroperasi dengan kapasitas
produksi 4000 ton tebu sehari (4000 TCD).
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry besar yang telah beroperasi
selama 30 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini sudah
lama beroperasi dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pabrik gula Kwala Madu merupakan industry manufaktur yang
memproduksi gula. Bahan baku utama dari produk tersebut adalah tebu, yang
tidak jauh dari penyediaan bahan baku. Bahan tambahan untuk pembuatan gula
adalah air, susu kapur, gas belerang, fluclonat, dan asam phospat.
SK Menteri Pertanian No.59/KPTS/EKKU/10/1997 mengelompokkan
pabrik gula berdasarkan kapasitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800 - 1200 ton/hari.
2. Golongan B untuk pabrik dengan kapasitas 1200 - 1800 ton/hari.
3. Golongan C untuk pabrik dengan kapasitas 1800 - 2700 ton/hari.
4. Golongan D untuk pabrik dengan kapasitas 2700 - 4000 ton/hari.
Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, pabrik gula Kwala
Madu dikategorikan kelompok D, dikarenakan pabrik gula ini berkapasitas 4000
ton/ hari. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik gula Kwala Madu ini merupakan
pabrik gula yang berkapasitas tertinggi dalam perusahaan gula negara. Selain
pabrik gula Kwala Madu, PTPN II juga mempunyai pabrik gula yang lain yaitu
pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton/hari.
2.3.
Lokasi Perusahaan
Lokasi pabrik gula Kwala Madu berada di Desa Kwala Begumit,
Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 km dari Kota Medan.
2.4.
Daerah Pemasaran
PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Kwala Madu memiliki system
pemasaran yang dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak
perusahaan melalui bagian pemasaran berdasarkan sistem tender, dimana
selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut kepabrik
untuk di proses. Setelah pemesanan selesai di proses, maka konsumen akan
Universitas Sumatera Utara
mengambil langsung ke pabrik gula Kwala Madu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Pendistribusian pada pabrik gula PTPN II sampai ke tangan konsumen
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2.
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG / Agen
Konsumen
Gambar 2.2 Diagram Pendistribusian gula di PT. Perkebunan
Nusantara II Kwala Madu
Pemasaran gula ke konsumen melalui Bulog kurang memberikan
keuntungan dan bahkan memberikan kerugian bagi perusahaan dikarenakan harga
jual yang ditentukan Bulog tidak dapat memenuhi biaya produksi gula.
2.5.
Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka struktur organisasi yang
digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu adalah struktur
organiasasi organisasi lini dan fungsional seperti pada Gambar 2.3. Struktur
organisasi lini dan fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang
dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya.
Universitas Sumatera Utara
Manager Pabrik
Ka. Dinas Teknik
Ka. Laboratorium
Asisten
Boiler
Asisten
Gilingan
Asisten
Listrik
Asisten
Workshop
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Asisten
Cane
Yard
Koordi
nator
Mandor
Asisten
Instrume
nt
Koordi
nator
Mandor
Asisten
Lab
Papam
Asisten
Timbangan
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan
Pelaksana
Ka. Dinas
Pengolahan
Ka. Tata Usaha
Asisten
Timbang
an
Danru
Asisten
Gudang
Hasil
Asisten
Adm/
Keuangan
Asisten
SDM &
Umum
Hansip
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Asisten
Pemurnian
Asisten
Penguapan
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Asisten
Masakan
Asisten
Putaran
Koordi
nator
Koordi
nator
Mandor
Mandor
Operator/ Karyawan Pelaksana
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab terlampir.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.3.1 Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari:
1.
2.
3.
Staf Pimpinan
Karyawan Pelaksana
Karyawan tidak tetap
Jumlah
=
=
=
=
15 orang
230 orang
171 orang
416 orang
Tabel 2.1 Susunan Tenaga Kerja pada Pabrik Gula Kwala Madu
No.
Uraian
Kantor Manager
1.
a. Manager
b. TUK/Umum/G. Material
c. Gudang Hasil
Dinas Teknik
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kantor Dinas teknik
Boiler
Mill
Power House/Listrik
Instrument
Work Shop
Cane Yard
Keamanan
Karyawan
Pimpinan
Karyawan
Pelaksana
Karyawan
Tidak Tetap
Jumlah
1
-
-
1
-
22
8
30
1
6
41
48
1
5
2
8
1
18
6
25
1
16
6
23
1
19
8
28
-
8
-
8
1
14
8
23
-
20
-
20
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pengolahan
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kantor Dinas
Pelumasan
Pemurnian
Penguapan
Masakan
Putaran
Pengarungan
-
14
-
14
1
5
-
6
1
10
8
19
1
14
8
23
1
12
9
22
1
12
11
24
-
2
18
20
5
7
11
23
1
12
15
28
-
3
3
6
-
3
3
6
-
8
6
14
15
230
171
416
Laboratorium
4.
a.
b.
c.
d.
Lab. Pabrik
Weater Treatment
Instalasi Limbah
Timbangan
Jumlah
Sumber: Data Perusahaan
Pihak perusahaan masih kurang memperhatikan bagaimana cara
menentukan jumlah tenaga kerja di perusahaan tersebut. Produktivitas tenaga
kerja sangat dipengaruhi oleh pembagian beban kerja kepada masing-masing
tenaga kerja yang ditentukan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, jumlah tenaga
kerja yang optimal sangat penting ditentukan untuk memaksimalkan laba
perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2 Jam Kerja
Supaya Perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk
mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga
shift, yaitu:
1.
Shift I
: pukul 07.00 – 15.00 WIB
2.
Shift II
: pukul 15.00 – 23.00 WIB
3.
Shift III
: pukul 23.00 – 07.00 WIB
Pihak perusahaan membuat kebijakan agar semua tenaga kerja wanita
bekerja pada shift 1, dikarenakan tenaga kerja wanita tersebut rata-rata ibu rumah
tangga.
2.6.
Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama
dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi yang terdapat di pabrik gula Kwala Madu adalah tebu.
Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata-rata
sekitar 6,5–7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10-12 bulan sejak ditanam,
dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang
Universitas Sumatera Utara
tebu secara acak sebagai sampel. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang
matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor internal yaitu varietas tebu
dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan
pemeliharaan. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim,
karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari
sampai dengan bulan Agustus.
Salah satu alasan pabrik gula Kwala Madu beroperasi hanya 6 bulan
adalah dikarenakan bahan baku tebu yang disengaja dapat dipanen saat iklim yang
curah hujannya sedikit agar kadar gula dalam tebu tetap tinggi.
2.6.1.1.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi,
yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan
mutu produksi. Bahan tambahan merupakan bahan yang dibutuhkan guna
menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk
dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut.
Adapun bahan tambahan pada produksi gula adalah:
1. Air
Air digunakan untuk mempermudah dalam pemerasan kandungan gula yang
terdapat pada ampas tebu secara maksimal. Volume air yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 20 % dari kapasitas tebu/hari. Air yang digunakan untuk proses
produksi adalah air yang didapat dari hasil water treatment.
2. Susu kapur (Ca(OH)2)
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH
nira menjadi 8,0–8,5. Pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan
untuk menaikan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah
membuatnya. Susu kapur dibuat dengan proses pembakaran batu kapur dan
disiram dengan air.
3. Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan pemberian gas belerang adalah:
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0–7,2.
b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi
pengaruh pada warna kristal dan gula.
4. Flokulant
Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai
pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk
gumpalan partikel yang lebih besar dan mudah diendapkan untuk disaring).
5. Talofloc dan Talofloate
Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira,
sedangkan Talofloateuntuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang
Universitas Sumatera Utara
lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira
kental.
6. Asam pospat
Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas
SO2.Bahan tambahan ini sangat berpengaruh terhadap produksi gula. Sehingga
pihak perusahaan selalu membuat persediaan bahan tambahan untuk produksi.
Apabila persediaan bahan tambahan untuk produksi kurang, maka hasil
produk gula tidak dapat sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.6.1.3.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya
tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan
dalam produksi gula adalah:
a. Karung plastik yang digunakan untuk mengarungi gula. Karung plastik ini
merupakan karung plastik yang sudah di berikan label pabrik gula Kwala
Madu.
b. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung plastik. Bahan penolong ini
diperlukan saat produksi gula selesai, yaitu untuk sebagai tempat
penampungan gula sehingga siap untuk disimpan ke gudang produk jadi dan
juga siap untuk dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
2.7.
Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin Produksi
Adapun mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai
berikut:
1. Nama Mesin
: First Cane Cutter.
Kegunaan
: Memotong Tebu.
Ukuran
: 1500 × 1980 mm.
Pisau
: 30 Buah.
Putaran
: 600 rpm.
Merek
: KHI Japan.
Tahun
: 1981.
Jumlah
: 2 Unit.
2. Nama Mesin
: Cane Mill.
Kegunaan
: Menggiling/ Memeras tebu.
Putaran Mill
: 3,8-5,3 rpm.
Merek
: KHI Japan.
Tahun
: 1981
Jumlah
: 5 Unit
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi didalam pabrik
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Peralatan Pabrik Gula Kwala Madu
No.
Nama Peralatan
Kegunaan
Kapasitas
Merk
Tahun
Jumlah
1
Weight Bridge
Menimbang tebu yang masuk dari truck/contaner
40 Ton
Kawatetsu Japan
1981
2 unit
2
Cane Crane
Mengangkat tebu dari truk yang selanjutnya dipindahkan ke
meja tebu
40 Ton
Kawasaki
1982
2 unit
3
Truck Tippler
Memasukkan atau membongkar muatan tebu dari truck menuju
cane carrier
15 Ton
-
1981
1 unit
4
Cane Stacker
Memindahkan tebu dari Cane Yard ke Cane Feeding Table
3 Ton
Caterpillar
1981
5 unit
5
Cane Feeding Table
Menampung dan memasukan tebu yang akan dipotong pada Cane
Carier
4000
ton/hari
KHI Japan
1980
2 unit
6
Juice Weigthing Scale
Timbangan nira mentah
60 Ton
Trivem
1981
1 unit
7
Raw Juice Tank
Tangki penampungan nira mentah
20 m3
-
-
2 unit
8
Juice Heater
Pemanas nira mentah
KHI Japan
1981
5 unit
9
Defekator
Mengatur PH nira menjadi 8,5-10,5
3 m3
-
-
1 unit
10
Clarifier Tank
Mengendapkan kotoran yang melayang dan membuang gas-gas
yang mengganggu jalannya pengendapan
470 M3
Rapi door 444
type
-
1 unit
Universitas Sumatera Utara
11
Vacum Filter
Penyaring nira kotor
20 ton/jam
-
-
1 unit
12
Quadruple Evaporator
Tangki untuk penguapan nira
-
K.H.I/ Calandria
1981
2 unit
13
Toladura Reaction
Tank
Tangki untuk pencampuran nira kental dengan susu kapur dan
asam phose
1,5 m3
Vertical
Cylidrical
1981
1 unit
14
Toladura Aeration
Tank
Tangki untuk pencampuran nira kental dan fucolant
90 liter
Trivem
1981
1 unit
15
Boiler
Sumber penghasil uap bertekanan
60 ton/ jam
Yoshimine Boiler
1981
2 unit
16
Turbin Generator
Pembangkit tenaga listrik dengan penggerak turbin uap dan diesel
generator
Shinko
1982
2 unit
17
Transformator
Sebagai alat menurunkan dan menaikkan tegangan arus listrik
Hitachi Zosen
Japan
1983
3 unit
Universitas Sumatera Utara
2.8.
Utilitas
Utilitas adalah fasilitas pendukung kelancaran proses produksi di suatu
pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi:
1.
Penyediaan Air
Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari
sungai. Air tersebut tidak berlangsung digunakan untuk proses produksi
maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi persyaratan
untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan terhadap air agar
memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya
adalah air bersih yang masuk ke dalam storage tank. Air ini dibagikan ke
boiler, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun masakan, untuk air
pendingin pada peralatan dan pompa-pompa stasiun masakan dimana air yang
digunakan ini diproses lagi. Disamping itu air dari storage tank digunakan
untuk pencuci peralatan, lantai dan pemakaian lainnya.
2.
Penyediaan Tenaga Listrik
Uap kering yang dihasilkan boiler masuk ke power house untuk menggerakan
turbin. Turbin menggerakkan gear untuk memutar generator yang dihasilkan
arus listrik. Dalam masa giling, listrik yang dihasilkan digunakan untuk
keperluan:
a. Penerangan pabrik, kantor dan komplek perumahan.
b. Penggerak alat-alat proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan di luar masa giling, pembangkit listrik yang digunakan adalah
mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan,
workshop, penggerak motor listrik dan lain-lain.
3.
Penyediaan Tenaga Uap
Penyediaan tenaga uap yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari
2 unit boiler jenis pipa air dengan tipe H-1600S dengan kapasitas masingmasing 60 ton uap/jam dimana uap yang dihasilkan kedua boiler ini berguna
untuk:
a. Penggerak turbin uap generator listrik.
b. Penggerak lima unit turbin penggiling.
c. Perggerak turbin uap Feed Water Pump (pengisian air ketel)
d. Men-suply uap untuk keperluan proses seperti untuk pemurnian,
evaporator, masakan, putaran, sugar dryer and cooler.
4.
Workshop
Kegunaan workshop adalah pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa.
Pabrik Gula Kwala Madu memiliki workshop yang bertugas melayani
perbaikan
dan
perawatan.
Dalam
pengoperasian,
operator
biasanya
mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun
diperbaikan di workshop yang ada, antara lain BPT (Bagian Pelayanan
Teknis). Bagian ini berfungsi untuk melayani pekerja-pekerja pabrik yang
tidak biasa dilayani oleh workshop.
Contoh: pengangkutan tebu, pemakaian alat berat.
Universitas Sumatera Utara
5.
Laboratorium
Laboratorium juga memiliki peranan dalam pengawasan dan penentuan mutu
hasil produksi yang merupakan tujuan utama dari seluruh produksi.
Pengawasan yang dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Analisis pada proses:
1) Tebu, meliputi persentase dari pada sabut, brix, pol, kadar air dan
kotoran.
2) Nira gilingan I sampai IV, meliputi persentase brix, pol, hasil
kemurnian (HK).
3) Ampas, meliputi persentase pol, zat kering, kadar air.
4) Nira mentah, meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar
phospat.
5) Nira encer meliputi persentase pol, brix, HK, kadar kapur, kadar
phospat.
6) Blotong, meliputi persentase pol, zat kering, air, ampas.
7) Kapur, meliputi persentase CaO aktif, suhu, bau, kotoran.
8) Nira kental, meliputi persentase brix, pol, HK, gula reduksi, sakarosa,
pH.
9) Masakan gula D1, D2, A, B, SHS, meliputi persentase brix, pol, HK,
warna.
10) Tetes, meliputi persentase brix, pol, HK, sakarosa, abu, gulareduksi.
b. Analisa pada utilitas yang meliputi:
1) Pengolahan air.
Universitas Sumatera Utara
2) Air Boiler.
3) Air pengisi ketel.
Semua utilitas diatas cukup mendukung kelancaran proses produksi gula
tersebut. Akan tetapi, penyediaan air untuk bahan tambahan produksi gula kurang
baik dikarenakan sumber airnya berasal dari sungai. Sebaiknya, air yang
digunakan berasal dari air yang berasal dari dalam tanah.
2.9.
Safety and Fire Protection
Kebakaran pada bangunan gedung menimbulkan kerugian berupa korban
jiwa, harta benda dan lingkungan, sementara itu penggunaan bahan atau
kompoenen-komponen bangunan dan peralatan serta instalasi dalam bangunan
belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Menyadari hal tersebut perlu dibuat
ketentuan yang bersifat teknis yaitu:
a.
Pencegahan kebakaran
Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan
prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari
kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator.
Perusahaan juga memberikan display (rambu-rambu) untuk bahan-bahan
yang berbahaya atau mudah terbakar.
b.
Penanggulangan Kebakaran
Untuk menanggulangi masalah kebakaran, perusahaan telah menyediakan
daearah evakuasi untuk semua karyawan untuk menghindari korban yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan
fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor.
Penanggulangan kebakaran adalah meliputi tugas dan kewajiban bagi
seluruh karyawan agar tercapai kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran dan
memiliki kemampuan untuk dapat mencegah, menghindari dan menyelamatkan
diri.
2.10.
Limbah
Penanganan limbah dari Pabrik Gula Kwala Madu yang berupa ampas
tebu dan minyak gula telah menjadi perhatian khusus oleh pihak perusahaan.
Pihak perusahaan menyediakan tempat limbah tersebut agar mudah untuk diolah
kembali.
Limbah tersebut terdiri dari limbah cair, limbah padat, dan limbah gas.
Ketiga jenis limbah iini didaurulang kembali. Yaitu seperti pemanfaatan blotong
menjadi bahan baku pupuk kompos, pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar
boiler, dan pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos.
Universitas Sumatera Utara