Pengaturan Jam Kerja Operator Stasiun Penggilingan Gula Untuk Mengatasi Paparan Kebisingan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

ABSTRAK

Penggunaan mesin dengan usia pakai yang tinggi mengakibatkan peningkatan
kebisingan pada stasiun penggilingan. Kebisingan yang terjadi melebihi nilai
ambang batas yaitu sebesar 95,5 dB, nilai ini telah melewati ketetapan dari
yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 85 dB selama 8 jam kerja per hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatur jam kerja operator stasiun
penggilingan agar dapat mengurangi paparan kebisingan. Pengamatan
dilakukan pada 9 titik dengan jarak masing masing sebesar 3 x 3 meter.
Pengamatan dilakukan
selama 4 hari. Penentuan titik pengamatan
berdasarkan European Commission Working Group Assessment of Exposure
to Noise (WG-AEN). Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan instrumen
alat berupa sound level meter. Hasil yang didapatkan pada leq minimum
sebesar 88,3 dB dengan waktu paparan 2.39 jam dan leq maximum sebesar
95,4 dB dengan waktu paparan sebesar 1.21 jam. Hasil pemetaan tingkat
kebisingan menggunakan program surfer 10.0 yaitu didominasi oleh warna
merah (level kebisingan 88,3 – 95,4 Db). Hasil alternaltif terbaik yang dapat
digunakan adalah Administrative control dengan melakukan pengaturan jam
kerja, dan operator yang sudah terkena paparan kebesingan yang telah
melewati nilai ambang batas disarankan agar menggunakan APD dalam

bekerja distasiun selanjutnya. Hasil penerapan pengaturan jam kerja dapat
mengurangi paparan kebisingan pada operator stasiun penggilingan dan
sebelum penerapan dari pengaturan jam kerja operator diberikan pelatihan
terlebih dahulu dari perusahaan agar operator dapat memahami apa yang harus
dikerjakan.
Kata Kunci : Jam Kerja, Kebisingan, Stasiun Penggilingan Gula,

Universitas Sumatera Utara