Prevalensi Otitis Eksterna Maligna di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2011-2013
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anatomi Telinga Luar
Telinga secara umum dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu bagian
luar, tengah dan dalam.
Telinga berfungsi untuk keseimbangan dan
pendengaran. Telinga luar terdiri dari auricula , MAE, dan membran
timpani. Auricula terdiri dari tulang-tulang rawan elastis yang ditutupi oleh
kulit. MAE meluas dari concha auricular ke membrane timpani. Meatus
acusticus externa berbentuk seperti huruf S. Sepertiga lateral MAE terdiri
dari tulang rawan dan dilapisi kulit yang bersinambung dengan lapis luar
membran timpani (Moore et al,2002)
Gambar 2.1. Anatomi telinga
(sumber:https://www.ntuh.gov.tw/ENT/DocLib3/Malignant%20otitis%20externa
%2020070821.pdf ) [accessed 25 Mei 2014 ]
2.2. Otitis Eksterna (OE)
Otitis eksterna adalah peradangan (khususnya infeksi) pada MAE
(Guss,et al,2010). Penyebab dari otitis eksterna dapat berupa infeksi dari
Universitas Sumatera Utara
bakteri. Awal dari kejadian infeksi ini dipercaya adalah pencabutan dari
serumen yang bersifat hidrofobik yang melapisi MAE. Hal ini membuat
epitel terpapar dengan air dan kontaminan-kontaminan yang lain. Hal inilah
yang menyebabkan bisa terjadinya infeksi bakteri. Respon infeksi dan
radang yang terjadi menyebabkan eritema yang progresif dan edema epitel
serta lapisan subkutan. Hal ini lah yang mengakibatkan gejala-gejala seperti
gatal, nyeri dan otorhea (Guss,et al,2010).
Selain dari infeksi bakteri, otitis eksterna juga bisa juga tejadi akibat
infeksi jamur. Infeksi jamur pada MAE pada umumnya dianggap
opportunistic, terjadi setelah pengobatan dari infeksi bakteri. Infeksi
superfisial MAE karena Candida sp dapat dilihat pada pasien yang memakai
alat bantu pendengaran.. asperigillus sp dapat menyebabkan infeksi yang
lebih agresif, melibatkan epitel dan jaringan-jaringan subkutan (Guss,et
al,2010).
Tabel 2.1. Organisme yang menyebabkan otitis eksterna
Organisme yang biasa menyebabkan otitis ekstena
Pseudomonas aeruginosa
40%
Staphylococcus epidermidis
9%
Staphylococcus aureus
8%
Aspergilus , candida
2%
Dll
(Roland PS,et al,2002)
Nyeri adalah gejala yang umum yang berhubungan dengan infeksi
bakteri. Nyeri dapat menjadi sangat parah dan dapat dieksaserbasi dengan
manipulasi aurikula ataupun tragus. Gatal-gatal juga dapat terjadi dalam
infeksi bakteri yang awal, infeksi akibat jamur, dan dalam semua bentuk
otitis eksterna kronis. Rasa penuh di telinga dan berkurangnya pendengaran
dapat juga terjadi dalam otitis eksterna karena akumulasi dari debris di
MAE. Otorhea lebih sering terjadi pada infeksi bakteri (Guss,et al,2010).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Otitis Eksterna Maligna (OEM)
2.3.1. Definisi OEM
Otitis eksterna maligna adalah infeksi dari MAE yang progresif,
berpotensial untuk mematikan jaringan sekitarnya dan dasar tengkorak,
biasanya terlihat pada pasien lanjut usia yang menderita diabetes atau
penyakit immunocompromised lainnya. Pasien diabetes adalah populasi
yang beresiko untuk ini. Selain itu pasien dengan gangguan sistem imun
seperti leukemia, neutropenia dan yang sedang menjalani terapi dengan
obat-obat supresi sum-sum tulang (Jung, et al,2003). Akhir-akhir ini, OEM
lebih dikenal dengan nama necrotizing otitis externa .(Guss,et al,2010).
2.3.2 Insidens dan Epidemiologi
Otitis eksterna maligna adalah termasuk gangguan yang jarang yang
terutama terjadi pada pasien immunocompromised . Otitis eksterna maligna
sering menyerang orang-orang yang sudah tua dengan diabetes mellitus,
walaupun OEM dilaporkan juga pada banyak keadaan immunocompromised
lainnya, termasuk keganasan myeloid , pharmacologic immunosuppression
dan HIV/AIDS. Tetapi walaupun pada umumnya dilaporkan dalam kondisi
immunocompromised, OEM juga pernah dilaporkan terjadi pada pasien
yang immunocompetent ( Guss, et al,2010).
2.3.3 Etiologi
Kebanyakan kasus disebabkan oleh P.aeruginosa diikuti S.aureus.
Aspergillus sp adalah jamur yang pang paling sering menjadi patogen yang
menyebabkan OEM, tetapi infeksi dari jamur-jamur yang lain juga pernah
dilaporkan. Fluorquinolon-resistant Pseudomonas juga merupakan salah
satu masalah yang muncul, dan sangat menyusahkan karena hanya
fluoroquinolon lah satu-satunya antibiotik yang dapat diberi secara enteral (
Guss,et al,2010).
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.Faktor Predisposisi
Otitis eksterna maligna umumnya menyerang pasien diabetes yang
mungkin punya gangguan respon imun terhadap Pseudomonas melalui
beberapa mekanisme imun yang berbeda seperti gangguan mobilitas
leukosit. Namun,microangiopathy yang terjadi pada jaringan-jaringan
pasien diabetes yang dieksaserbasi oleh Pseudomonas diduga menjadi
penyebab yang lebih penting daripada gangguan imun akibat diabetes
lainnya. Pelemahan fagositosis biasanya dikarenakan hiperglikemia MAE
dimana sering terjadi pada pasien muda yang menderita diabetes tipe 1.
Dalam banyak kasus OEM, hanya pelemahan ringan toleransi glukosa yang
terjadi. Serumen pada pasien diabetes juga memiliki pH yang lebih tinggi
dari pada orang yang normal, yang mungkin mengurangi kemampuan untuk
membunuh bakteri (Carney,et al,2008).
Penyakit-penyakit immunocompromised yang lain, terutama yang
mengenai cell-mediated immunity misalnya AIDS juga dapat menjadi faktor
predisposisi dari OEM, walaupun hal ini masih diduga bahwa infeksinya
dimulai dari telinga tengah dan sering disebabkan oleh organisme selain
Pseudomonas (Carney, et al,2008).
2.3.5 Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan klinik, pasien OEM biasanya datang dengan otalgia
hebat. Selain itu, pada pemeriksaan otoskopi dijumpai adanya granulasi
jaringan pada dasar dari MAE di dekat perbatasan antara tulang dan
kartilago. Terkadang, dijumpai paralisis dari nervus fasial dan sindroma
foramen jugular, hanya saja hal ini adalah tanda-tanda prognosis yang buruk
(Jung,et al,2003). Pada tahap awal, infeksi OEM dibatasi hanya pada
jaringan lunak dan kulit MAE. Dalam perkembangannya, infeksi mengenai
struktur tulang temporal. Selanjutnya, jika tetap dibiarkan, OEM akan
berkembang ke dalam tahap lanjutan, dimana infeksinya melebihi tulang
temporal sepanjang dasar tengkorak, intracranial atau keduanya.(Guss,et
al,2010)
Universitas Sumatera Utara
Nervus fasialis adalah nervus kranial yang paling sering terkena,
dengan
paralisis
akibat
dari
keterlibatan
foramen
stylomastoid.
Perkembangan selanjutnya melibatkan nervus kranialis bawah di foramen
jugular dan kanal hipoglosus. Keterlibatan intrakranial menyebabkan
demam,sakit kepala, kaku kuduk dan gangguan kesadaran (Guss,et al,2010).
2.3.6 Diagnosis
Sebenarnya masih ada kerancuan dalam menegakkan diagnosis
OEM.Telah lebih dari 25 studi retrospektif yang telah ditinjau mengenai
OEM ini. Dalam kesimpulannya ,akhirnya ditetapkan jika kombinasi dari
nyeri,granulasi,otorhea dan resistensi kepada terapi lokal untuk setidaknya 8
sampai 10 hari adalah sangat sensitif untuk mendiagnosis OEM (Carney,et
al,2008).
Pasien suspek OEM yang juga menderita diabetes atau dalam keadaan
immunocompromised, ditemukannya Pseudomonas aeruginosa
dalam
kultur, hasil pemeriksaan bone scan yang positif dan palsi dari nervus
kranial adalah faktor yang menambah spesifisitas dari diagnosis OEM
(Carney, et al,2008).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Diagnosis OEM
Tabel Diagnosis OEM
1. Anamnesa
a. Otalgia yang menetap
b. Otorrhea yang menetap dan granulasi
c. Diabetes mellitus, umur tua, dalam keadaan immunocompromised
d. Neuropati kranial
2. Pemeriksaan Fisik
a. Granulasi pada MAE
b. Discharge yang purulent
c. +/- neuropati kranial, terutama nervus VII
3. Kultur
a. Pseudomonas aeruginosa
b. Pseudomonas sp.
4. Radiologi
a. Nuclear (gallium, technetium)
b. CT scan
c. MRI
(Linstrom,et al,2013)
2.3.7 Pemeriksaan Radiologi
CT scan dengan kontras dari tulang temporal adalah langkah
pemeriksaan radiologi awal yang harus dilakukan, menghasilkan gambaran
detail tulang yang baik tetapi dengan informasi yang sedikit tentang jaringan
lunak. Itu dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang
seperti erosi dari dinding kanal anterior dengan keterlibatan dari sendi
temporomandibular dan erosi dari kavum timpani dan dasar dari tengkorak.
CT-scan juga mungkin menunjukkan penebalan dari jaringan lunak.
(Linstrom,et al,2013).
Universitas Sumatera Utara
Magnetic resonance imaging (MRI) dengan atau tanpa peningkatan
gadolinium mungkin dapat menguntungkan dalam menjelaskan luasnya
penyebaran penyakit di dasar tulang tengkorak. Keterlibatan dari ronggarongga medulla tulang juga terlihat dengan dasar tengah tulang tengkorak.
Magnetic resonance imaging menghasilkan informasi yang tidak begitu
tepat untuk tulang. Patensi dari sinus-sinus dural dan pembuluh darah besar
di leher dapat diperiksa Magnetic resonance angiography atau venography.
Magnetic resonance imaging adalah alat diagnostik yang berguna untuk
memeriksa penyebaran penyakit tetapi kurang begitu berguna untuk melihat
osteomyelitis dasar tengkorak (Linstrom,et al,2013).
Technetium (Tc-99m) dan gallium (Ga-67) telah dianjurkan dalam
evaluasi
osteomyelitis
dasar
tengkorak.
Sensitifitas
mereka
untuk
menyatakan adanya infeksi jauh lebih baik daripada spesifisitas mereka
untuk penyebabnya. Tc-99m memberikan informasi yang sangat baik
tentang fungsi tulang tetapi lebih jelek tentang struktur tulang. Hasil scan
yang positif diperkirakan terjadinya aktifitas osteoblastic sebanyak 10% di
atas normal. Hasil scan positif dalam akut ataupun kronik osteomyelitis dan
di area-area di mana terjadi perbaikan tulang yang sedang aktif tanpa
infeksi, seperti dalam trauma. Kegunaannya dalam evaluasi osteomyelitis
dasar tengkorak melengkapi scan Ga-67. Ga-67 diperkirakan tergabung
dalam protein-protein dan polimorfonukleosit di bagian yang aktif terkena
infeksi. Pemeriksaan ini akan menyoroti infeksi akut bukan penyebaran dari
proses osteomyelitis. Selama penatalaksanaan berlangsung, Ga-67 akan
kembali ke norman (negatif). Tc-99m akan tertinggal lebih lama selama
berbulan-bulan.
Dalam
beberapa
studi,
kedua
pemeriksaan
ini
direkomendasikan, dan pemeriksaan imaging digunakan untuk melihat
respon dari terapi (Linstrom,et al,2013)
Indium-111-labelled leukocyte (dalam hitung jumlah darah putih)
telah didemonstrasikan untuk menghasilkan hasil yang lebih baik untuk
mendeteksi osteomyelitis daripada Ga-67 dan/atau Tc-99m dan mungkin
Universitas Sumatera Utara
bisa
menggantikan
radionukelid
yang
lama
dalam
mengevaluasi
osteomyelitis dasar tengkorak (Linstrom,et al,2013).
2.3.8 Penatalaksanaan
Pada awal pemeriksaan, seharusnya dilakukan kultur jaringan dari
MAE. Jika ada, granulasi harus dibiopsi untuk mengesampingkan
carcinoma
ataupun
pathogen
lain
selain
Pseudomonas.
Karena
Pseudomonas adalah etiologi yang utama, pasien diobati dengan antibiotik
anti-Pseudomonas dalam waktu enam minggu atau lebih. Dua antibiotik,
antipseudomonal dan aminoglikosida biasanya dipilih karena gabungan
yang didapat dari keduanya dan untuk mencegah resitensi dari bakteri
tersebut. Selain itu dua anti-Pseudomonas juga dipilih dari beberapa
alternatif, termasuk gentamisin atau tobramicyn dengan atau tanpa tiracillin
atau piperacillin. Antibiotik altenatif lain juga dapat berupa mezlocillin atau
azlocillin, ceftazidime, imipenem, aztreonam, amikacin, norfloxacin, dan
ciprofloxacin (Linstrom,et al,2013).
Selain tata laksana farmakologi, pemberian oksigen hiperbarik juga
dapat digunakan digunakan .Oksigen hiperbarik juga diduga dapat
digunakan untuk memfasilitasi osteoneogenesis dan untuk mendukung
perbaikan dari kerusakan tulang (Linstrom,et al,2013). Selain itu, oksigen
hiperbarik dapat digunakan untuk menghentikan toksin alfa dari bakteri dan
juga dapat mempermudah antibiotik seperti aminoglikosida, sefalosporin ,
sulfonamide untuk penetrasi. Oksigen hiperbarik juga berguna untuk
memperbaiki fungsi polimorfonuklear dan pembersihan bakteri. Hal ini
yang dapat dimanfaatkan dari oksigen hiperbarik untuk mengobati nekrosis
dari jaringan lunak (Latham,et al, 2008)
Selain itu, perlu juga dilakukan surgical debridement pada jaringan
untuk pasien yang tidak respon dengan pengobatan konvensional
(Linstrom,et al 2013).
Universitas Sumatera Utara
2.3.9 Komplikasi
Karena penngunaan anti- Pseudomonas semakin maju, mortalitas dan
komplikasi dari OEM sendiri telah menurun secara drastis. Pada awal
penelitian, angka mortalitas dari OEM mencapai 46% (Chandler,1968).
Adanya palsi dari nervus kranial merupakan tanda dari OEM yang sudah
progresif dan pasien tersebut memiliki angka mortalitas sampai 80%
(Philips,et al,2006).
Tabel 2.3. Komplikasi OEM
Komplikasi OEM
Neuropati kranial
Progresi ke mastoid, parotid, dasar tengkorak, dan otak
Meningitis
Death
(Linstrom,et al,2013)
2.4 Prevalensi
Prevalensi adalah proporsi subyek
yang sakit pada suatu waktu
tertentu (kasus lama dan baru). Sedangkan insidensi adalah proporsi subjek
yang semula sehat kemudian menjadi sakit (kasus baru) dalam periode
tertentu (Ghazali,et al,2013).
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anatomi Telinga Luar
Telinga secara umum dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu bagian
luar, tengah dan dalam.
Telinga berfungsi untuk keseimbangan dan
pendengaran. Telinga luar terdiri dari auricula , MAE, dan membran
timpani. Auricula terdiri dari tulang-tulang rawan elastis yang ditutupi oleh
kulit. MAE meluas dari concha auricular ke membrane timpani. Meatus
acusticus externa berbentuk seperti huruf S. Sepertiga lateral MAE terdiri
dari tulang rawan dan dilapisi kulit yang bersinambung dengan lapis luar
membran timpani (Moore et al,2002)
Gambar 2.1. Anatomi telinga
(sumber:https://www.ntuh.gov.tw/ENT/DocLib3/Malignant%20otitis%20externa
%2020070821.pdf ) [accessed 25 Mei 2014 ]
2.2. Otitis Eksterna (OE)
Otitis eksterna adalah peradangan (khususnya infeksi) pada MAE
(Guss,et al,2010). Penyebab dari otitis eksterna dapat berupa infeksi dari
Universitas Sumatera Utara
bakteri. Awal dari kejadian infeksi ini dipercaya adalah pencabutan dari
serumen yang bersifat hidrofobik yang melapisi MAE. Hal ini membuat
epitel terpapar dengan air dan kontaminan-kontaminan yang lain. Hal inilah
yang menyebabkan bisa terjadinya infeksi bakteri. Respon infeksi dan
radang yang terjadi menyebabkan eritema yang progresif dan edema epitel
serta lapisan subkutan. Hal ini lah yang mengakibatkan gejala-gejala seperti
gatal, nyeri dan otorhea (Guss,et al,2010).
Selain dari infeksi bakteri, otitis eksterna juga bisa juga tejadi akibat
infeksi jamur. Infeksi jamur pada MAE pada umumnya dianggap
opportunistic, terjadi setelah pengobatan dari infeksi bakteri. Infeksi
superfisial MAE karena Candida sp dapat dilihat pada pasien yang memakai
alat bantu pendengaran.. asperigillus sp dapat menyebabkan infeksi yang
lebih agresif, melibatkan epitel dan jaringan-jaringan subkutan (Guss,et
al,2010).
Tabel 2.1. Organisme yang menyebabkan otitis eksterna
Organisme yang biasa menyebabkan otitis ekstena
Pseudomonas aeruginosa
40%
Staphylococcus epidermidis
9%
Staphylococcus aureus
8%
Aspergilus , candida
2%
Dll
(Roland PS,et al,2002)
Nyeri adalah gejala yang umum yang berhubungan dengan infeksi
bakteri. Nyeri dapat menjadi sangat parah dan dapat dieksaserbasi dengan
manipulasi aurikula ataupun tragus. Gatal-gatal juga dapat terjadi dalam
infeksi bakteri yang awal, infeksi akibat jamur, dan dalam semua bentuk
otitis eksterna kronis. Rasa penuh di telinga dan berkurangnya pendengaran
dapat juga terjadi dalam otitis eksterna karena akumulasi dari debris di
MAE. Otorhea lebih sering terjadi pada infeksi bakteri (Guss,et al,2010).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Otitis Eksterna Maligna (OEM)
2.3.1. Definisi OEM
Otitis eksterna maligna adalah infeksi dari MAE yang progresif,
berpotensial untuk mematikan jaringan sekitarnya dan dasar tengkorak,
biasanya terlihat pada pasien lanjut usia yang menderita diabetes atau
penyakit immunocompromised lainnya. Pasien diabetes adalah populasi
yang beresiko untuk ini. Selain itu pasien dengan gangguan sistem imun
seperti leukemia, neutropenia dan yang sedang menjalani terapi dengan
obat-obat supresi sum-sum tulang (Jung, et al,2003). Akhir-akhir ini, OEM
lebih dikenal dengan nama necrotizing otitis externa .(Guss,et al,2010).
2.3.2 Insidens dan Epidemiologi
Otitis eksterna maligna adalah termasuk gangguan yang jarang yang
terutama terjadi pada pasien immunocompromised . Otitis eksterna maligna
sering menyerang orang-orang yang sudah tua dengan diabetes mellitus,
walaupun OEM dilaporkan juga pada banyak keadaan immunocompromised
lainnya, termasuk keganasan myeloid , pharmacologic immunosuppression
dan HIV/AIDS. Tetapi walaupun pada umumnya dilaporkan dalam kondisi
immunocompromised, OEM juga pernah dilaporkan terjadi pada pasien
yang immunocompetent ( Guss, et al,2010).
2.3.3 Etiologi
Kebanyakan kasus disebabkan oleh P.aeruginosa diikuti S.aureus.
Aspergillus sp adalah jamur yang pang paling sering menjadi patogen yang
menyebabkan OEM, tetapi infeksi dari jamur-jamur yang lain juga pernah
dilaporkan. Fluorquinolon-resistant Pseudomonas juga merupakan salah
satu masalah yang muncul, dan sangat menyusahkan karena hanya
fluoroquinolon lah satu-satunya antibiotik yang dapat diberi secara enteral (
Guss,et al,2010).
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.Faktor Predisposisi
Otitis eksterna maligna umumnya menyerang pasien diabetes yang
mungkin punya gangguan respon imun terhadap Pseudomonas melalui
beberapa mekanisme imun yang berbeda seperti gangguan mobilitas
leukosit. Namun,microangiopathy yang terjadi pada jaringan-jaringan
pasien diabetes yang dieksaserbasi oleh Pseudomonas diduga menjadi
penyebab yang lebih penting daripada gangguan imun akibat diabetes
lainnya. Pelemahan fagositosis biasanya dikarenakan hiperglikemia MAE
dimana sering terjadi pada pasien muda yang menderita diabetes tipe 1.
Dalam banyak kasus OEM, hanya pelemahan ringan toleransi glukosa yang
terjadi. Serumen pada pasien diabetes juga memiliki pH yang lebih tinggi
dari pada orang yang normal, yang mungkin mengurangi kemampuan untuk
membunuh bakteri (Carney,et al,2008).
Penyakit-penyakit immunocompromised yang lain, terutama yang
mengenai cell-mediated immunity misalnya AIDS juga dapat menjadi faktor
predisposisi dari OEM, walaupun hal ini masih diduga bahwa infeksinya
dimulai dari telinga tengah dan sering disebabkan oleh organisme selain
Pseudomonas (Carney, et al,2008).
2.3.5 Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan klinik, pasien OEM biasanya datang dengan otalgia
hebat. Selain itu, pada pemeriksaan otoskopi dijumpai adanya granulasi
jaringan pada dasar dari MAE di dekat perbatasan antara tulang dan
kartilago. Terkadang, dijumpai paralisis dari nervus fasial dan sindroma
foramen jugular, hanya saja hal ini adalah tanda-tanda prognosis yang buruk
(Jung,et al,2003). Pada tahap awal, infeksi OEM dibatasi hanya pada
jaringan lunak dan kulit MAE. Dalam perkembangannya, infeksi mengenai
struktur tulang temporal. Selanjutnya, jika tetap dibiarkan, OEM akan
berkembang ke dalam tahap lanjutan, dimana infeksinya melebihi tulang
temporal sepanjang dasar tengkorak, intracranial atau keduanya.(Guss,et
al,2010)
Universitas Sumatera Utara
Nervus fasialis adalah nervus kranial yang paling sering terkena,
dengan
paralisis
akibat
dari
keterlibatan
foramen
stylomastoid.
Perkembangan selanjutnya melibatkan nervus kranialis bawah di foramen
jugular dan kanal hipoglosus. Keterlibatan intrakranial menyebabkan
demam,sakit kepala, kaku kuduk dan gangguan kesadaran (Guss,et al,2010).
2.3.6 Diagnosis
Sebenarnya masih ada kerancuan dalam menegakkan diagnosis
OEM.Telah lebih dari 25 studi retrospektif yang telah ditinjau mengenai
OEM ini. Dalam kesimpulannya ,akhirnya ditetapkan jika kombinasi dari
nyeri,granulasi,otorhea dan resistensi kepada terapi lokal untuk setidaknya 8
sampai 10 hari adalah sangat sensitif untuk mendiagnosis OEM (Carney,et
al,2008).
Pasien suspek OEM yang juga menderita diabetes atau dalam keadaan
immunocompromised, ditemukannya Pseudomonas aeruginosa
dalam
kultur, hasil pemeriksaan bone scan yang positif dan palsi dari nervus
kranial adalah faktor yang menambah spesifisitas dari diagnosis OEM
(Carney, et al,2008).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Diagnosis OEM
Tabel Diagnosis OEM
1. Anamnesa
a. Otalgia yang menetap
b. Otorrhea yang menetap dan granulasi
c. Diabetes mellitus, umur tua, dalam keadaan immunocompromised
d. Neuropati kranial
2. Pemeriksaan Fisik
a. Granulasi pada MAE
b. Discharge yang purulent
c. +/- neuropati kranial, terutama nervus VII
3. Kultur
a. Pseudomonas aeruginosa
b. Pseudomonas sp.
4. Radiologi
a. Nuclear (gallium, technetium)
b. CT scan
c. MRI
(Linstrom,et al,2013)
2.3.7 Pemeriksaan Radiologi
CT scan dengan kontras dari tulang temporal adalah langkah
pemeriksaan radiologi awal yang harus dilakukan, menghasilkan gambaran
detail tulang yang baik tetapi dengan informasi yang sedikit tentang jaringan
lunak. Itu dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang
seperti erosi dari dinding kanal anterior dengan keterlibatan dari sendi
temporomandibular dan erosi dari kavum timpani dan dasar dari tengkorak.
CT-scan juga mungkin menunjukkan penebalan dari jaringan lunak.
(Linstrom,et al,2013).
Universitas Sumatera Utara
Magnetic resonance imaging (MRI) dengan atau tanpa peningkatan
gadolinium mungkin dapat menguntungkan dalam menjelaskan luasnya
penyebaran penyakit di dasar tulang tengkorak. Keterlibatan dari ronggarongga medulla tulang juga terlihat dengan dasar tengah tulang tengkorak.
Magnetic resonance imaging menghasilkan informasi yang tidak begitu
tepat untuk tulang. Patensi dari sinus-sinus dural dan pembuluh darah besar
di leher dapat diperiksa Magnetic resonance angiography atau venography.
Magnetic resonance imaging adalah alat diagnostik yang berguna untuk
memeriksa penyebaran penyakit tetapi kurang begitu berguna untuk melihat
osteomyelitis dasar tengkorak (Linstrom,et al,2013).
Technetium (Tc-99m) dan gallium (Ga-67) telah dianjurkan dalam
evaluasi
osteomyelitis
dasar
tengkorak.
Sensitifitas
mereka
untuk
menyatakan adanya infeksi jauh lebih baik daripada spesifisitas mereka
untuk penyebabnya. Tc-99m memberikan informasi yang sangat baik
tentang fungsi tulang tetapi lebih jelek tentang struktur tulang. Hasil scan
yang positif diperkirakan terjadinya aktifitas osteoblastic sebanyak 10% di
atas normal. Hasil scan positif dalam akut ataupun kronik osteomyelitis dan
di area-area di mana terjadi perbaikan tulang yang sedang aktif tanpa
infeksi, seperti dalam trauma. Kegunaannya dalam evaluasi osteomyelitis
dasar tengkorak melengkapi scan Ga-67. Ga-67 diperkirakan tergabung
dalam protein-protein dan polimorfonukleosit di bagian yang aktif terkena
infeksi. Pemeriksaan ini akan menyoroti infeksi akut bukan penyebaran dari
proses osteomyelitis. Selama penatalaksanaan berlangsung, Ga-67 akan
kembali ke norman (negatif). Tc-99m akan tertinggal lebih lama selama
berbulan-bulan.
Dalam
beberapa
studi,
kedua
pemeriksaan
ini
direkomendasikan, dan pemeriksaan imaging digunakan untuk melihat
respon dari terapi (Linstrom,et al,2013)
Indium-111-labelled leukocyte (dalam hitung jumlah darah putih)
telah didemonstrasikan untuk menghasilkan hasil yang lebih baik untuk
mendeteksi osteomyelitis daripada Ga-67 dan/atau Tc-99m dan mungkin
Universitas Sumatera Utara
bisa
menggantikan
radionukelid
yang
lama
dalam
mengevaluasi
osteomyelitis dasar tengkorak (Linstrom,et al,2013).
2.3.8 Penatalaksanaan
Pada awal pemeriksaan, seharusnya dilakukan kultur jaringan dari
MAE. Jika ada, granulasi harus dibiopsi untuk mengesampingkan
carcinoma
ataupun
pathogen
lain
selain
Pseudomonas.
Karena
Pseudomonas adalah etiologi yang utama, pasien diobati dengan antibiotik
anti-Pseudomonas dalam waktu enam minggu atau lebih. Dua antibiotik,
antipseudomonal dan aminoglikosida biasanya dipilih karena gabungan
yang didapat dari keduanya dan untuk mencegah resitensi dari bakteri
tersebut. Selain itu dua anti-Pseudomonas juga dipilih dari beberapa
alternatif, termasuk gentamisin atau tobramicyn dengan atau tanpa tiracillin
atau piperacillin. Antibiotik altenatif lain juga dapat berupa mezlocillin atau
azlocillin, ceftazidime, imipenem, aztreonam, amikacin, norfloxacin, dan
ciprofloxacin (Linstrom,et al,2013).
Selain tata laksana farmakologi, pemberian oksigen hiperbarik juga
dapat digunakan digunakan .Oksigen hiperbarik juga diduga dapat
digunakan untuk memfasilitasi osteoneogenesis dan untuk mendukung
perbaikan dari kerusakan tulang (Linstrom,et al,2013). Selain itu, oksigen
hiperbarik dapat digunakan untuk menghentikan toksin alfa dari bakteri dan
juga dapat mempermudah antibiotik seperti aminoglikosida, sefalosporin ,
sulfonamide untuk penetrasi. Oksigen hiperbarik juga berguna untuk
memperbaiki fungsi polimorfonuklear dan pembersihan bakteri. Hal ini
yang dapat dimanfaatkan dari oksigen hiperbarik untuk mengobati nekrosis
dari jaringan lunak (Latham,et al, 2008)
Selain itu, perlu juga dilakukan surgical debridement pada jaringan
untuk pasien yang tidak respon dengan pengobatan konvensional
(Linstrom,et al 2013).
Universitas Sumatera Utara
2.3.9 Komplikasi
Karena penngunaan anti- Pseudomonas semakin maju, mortalitas dan
komplikasi dari OEM sendiri telah menurun secara drastis. Pada awal
penelitian, angka mortalitas dari OEM mencapai 46% (Chandler,1968).
Adanya palsi dari nervus kranial merupakan tanda dari OEM yang sudah
progresif dan pasien tersebut memiliki angka mortalitas sampai 80%
(Philips,et al,2006).
Tabel 2.3. Komplikasi OEM
Komplikasi OEM
Neuropati kranial
Progresi ke mastoid, parotid, dasar tengkorak, dan otak
Meningitis
Death
(Linstrom,et al,2013)
2.4 Prevalensi
Prevalensi adalah proporsi subyek
yang sakit pada suatu waktu
tertentu (kasus lama dan baru). Sedangkan insidensi adalah proporsi subjek
yang semula sehat kemudian menjadi sakit (kasus baru) dalam periode
tertentu (Ghazali,et al,2013).
Universitas Sumatera Utara