T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas XII (Studi Kasus : SMA Theresiana Salatig

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization )
Deskripsi

dari

pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) adalah siswa dibagi dalam

kelompok

masing-masing

4


orang.

Pada

saat

guru

memberikan penjelasan materi yang diajarkan setiap siswa
mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Setelah itu siswa
diberikan tugas kelompok untuk melatih kemampuan siswa
dalam memahami materi yang diajarkan. Lebih dari sebagian
siswa sudah berani bertanya dan memberikan jawaban kepada
teman dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran
di kelas. Saat diberikan tugas kelompok hampir semua siswa
ikut serta dengan baik dalam menyelesaikan tugas mereka,
meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang belum bisa
bekerja sama dengan baik karena tidak memahami materi dan
mengandalkan


temannya

yang

lebih

pandai

untuk

menyelesaikan tugas mereka. Siswa yang pandai lebih aktif
dalam

diskusi

kelompok

karena


siswa

yang

pandai

membimbing teman kelompok dan mengajarkan cara
45

menyelesaikan masalah yang ada. Siswa yang kurang pandai
pun ikut aktif mencoba mengerjakan tugas sesuai yang
diajarkan teman kelompoknya, dan masih ada sedikit siswa
yang hanya melihat pengajaran dari temannya tetapi tidak
mencoba untuk membuat tugas kelompok mereka. Selain
membantu teman satu kelompok, siswa yang memahami cara
membuat tugas kelompok pun memberikan bantuan kepada
teman kelompok lain pada saat kelompok lain menanyakan
cara menyelesaikan masalahnya dan pada saat siswa saling
melihat hasil pekerjaan masing-masing kelompok. Selain
bertanya kepada teman kelompok, siswa juga menanyakan

kepada guru. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 9 hasil observasi keaktifan siswa.

Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.

Outcome
Hasil (%)
Siswa berani bertanya sesuai dengan
66.67%
materi.
Siswa
berani
menjawab
sesuai

58.33%
pertanyaan.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
91.67%
dalam kelompok.
Siswa terlibat menyelesaikan kesulitan
83.33%
dalam memecahkan masalah.
Siswa yang pandai mengajarkan siswa
75%
yang kurang pandai

46

Berdasarkan indikator observasi keaktifan siswa
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI). Siswa berani bertanya

sesuai dengan materi diperoleh hasil 66.67% termasuk
kategori aktif, karena lebih dari sebagian siswa di kelas sudah

bertanya kepada teman dan guru. Siswa berani menjawab
sesuai pertanyaan diperoleh hasil 58.33% kategori kurang
aktif, karena saat diminta memberikan jawaban belum
sebagian siswa di kelas yang berani memberikan jawabannya.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok
diperoleh hasil 91.67% termasuk kategori sangat aktif, karena
hampir semua siswa sudah ikut serta dalam membuat tugas
kelompoknya dan sedikit siswa yang ikut bekerja hanya
melihat bagaimana teman kelompoknya mengerjakan tugas
kelompok. Siswa terlibat menyelesaikan menyelesaikan
kesulitan dalam memecahkan masalah diperoleh hasil 83.33%
termasuk kategorisangat aktif, karena siswa dalam kelompok
sudah bisa menciptakan kerja sama yang baik dalam
kelompok, hampir semua siswa dalam satu kelompok bekerja
sama menyelesaikan kesulitannya. Siswa yang pandai
mengajarkan siswa yang kurang pandai diperoleh hasil 75%
termasuk kategori aktif, karena dalam kelompok siswa yang
pandai mengajarkan teman kelompoknya yang belum paham
dalam membuat tugas kelompok, bahkan siswa yang pandai


47

juga

memberikan

bantuan

kelompok

lain

untuk

menyelesaikan permasalahannya.

4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskriptif Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Sebelum


memberikan

perlakuan

(treatment)

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) di kelas eksperimen,
sedangkan

di

kelas

kontrol

menggunakan

model


pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center ),
langkah awal yang dilakukan adalah memberikan pre-test
di kelas kontrol dan di kelas eksperimen untuk melihat
kemampuan awal siswa tentang materi coreldraw secara
tertulis. Tabel 11 menunjukan hasil uji kesamaan pre-test
kelas kontrol dan eksperimen.

Tabel 11. Hasil Nilai Pre-Test Kelas Kontrol Dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N

Mean Std. Deviation Minimum

KONTROL

12

69.58


7.821

60

80

EKSPERIMEN

12

68.33

7.785

60

80

48


Maximum

100

KONTROL

50

EKSPERIMEN
0
Mean

Minimum Maximum

Grafik 1. Grafik Rata-Rata Skor Pre-Test
Hasil pre-test yang diperoleh dari rata-rata
kemampuan awal siswa kelas kontrol adalah 69.58 dengan
standar deviasi 7.821 sedangkan rata-rata kemampuan
awal siswa kelas eksperimen 68.33 dengan standar deviasi
7.785. Nilai tertinggi siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah 80 dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen adalah 60. Jadi, dapat dilihat dari rentang nilai
tertinggi dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki kemampuan awal yang relatif sama.
4.2.1.1.
Uji Normalitas Pre-Test
Langkah selanjutnya, uji normalitas pre-test
kelas

kontrol

dan

eksperimen.

Uji

normalitas

dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan

statistik uji Kolmogorov-

Smirnov pada pengolah data statistik. Hasil uji

normalitas pre-test seperti pada tabel 12

49

Tabel 12. Uji Normalitas Pre-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a

Normal Parameters Mean
Std. Deviation

12

12

69.58

68.33

7.821

7.785

Most Extreme

Absolute

.256

.274

Differences

Positive

.221

.274

Negative

-.256

-.221

Kolmogorov-Smirnov Z

.886

.951

Asymp. Sig. (2-tailed)

.413

.327

a. Test distribution is Normal.

Jika

nilai

signifikansi



0.05

maka

berdistribusi normal dan jika nilai signifikansi < 0.05
maka tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
pada tabel 12, diperoleh pada kelas kontrol dengan
nilai signifikansi 0.413 dan pada kelas eksperimen
diperoleh

nilai

signifikansi

0.327.

Dengan

menggunakan taraf signifikansi α = 0.05, maka pada
kelas kontrol nilai signifikansi 0.413 > α (0,05) dan
kelas eksperimen nilai signifikansi 0.327 > α (0,05).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut

50

berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih
besar dari nilai α.
4.2.1.2.

Uji Homogenitas Pre-Test
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

menghitung

uji

homogenitas

untuk

mengetahui

apakah data memiliki varians yang sama atau tidak.
Uji homogenitas data menggunakan aplikasi pengolah
data statistik. Hasil uji homogenitas pre-test seperti
pada tabel 13.

Tabel 13. Uji Homogenitas Pre-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic

df1

df2

Sig.

.016

1

22

.900

Pada tabel 13 df 2 = 22 adalah nilai dari
jumlah kelas kontrol dan kelas eksperimen di kurang
2. Lihat pada tabel sig. (2 tailed) uji two tail test jika
22 maka ttabel = 2.07387. Jika thitung < ttabel berarti kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan
yang sama tapi jika thitung > ttabel berarti mempunyai
kemampuan yang berbeda.
Berdasarkan tabel 13, pre-test kelas kontrol
dan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi

51

0.900. dengan taraf signifikansi α = 0,05, maka
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi
yang mempunyai varians yang sama atau homogen
karena mempunyai nilai signifikansi 0.900 > α (0.05).
4.2.1.3.

Uji Kesamaan Pre-Test Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen
Kesamaan kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen dapat digunakan
pengujian nilai rata-rata pre-test. Setelah dilakukan
pengujian kedua kelas tersebut berdistribusi normal
dan homogen maka digunakan uji independent sample
t-test pada pengolah data statistik. Uji t dilakukan

untuk mengetahui dan membuktikan apakah sampel
memiliki nilai yang sama atau ada perbedaan yang
signifikan. Taraf signifikansi yang digunakan α =
0,05.

52

Tabel 14. Uji Hipotesis Pre-test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances

t-test for Equality of Means
95%
Sig.

Std.

Confidence

(2- Mean Error Interval of the
Difference
taile Differ Differ
F
NIL
AI

Sig.

t

df

d)

ence ence Lower Upper

Equal
variances .016 .900 .392

22

.699 1.250 3.186 -5.357 7.857

assumed
Equal
variances
not

.392 22.000 .699 1.250 3.186 -5.357 7.857

assumed

Berdasarkan

tabel

14,

diperoleh

nilai

signifikansi 0.699 dan thitung = 0.392 dan ttabel =
2.07387. Dengan membandingkan nilai signifikansi
0.699 > α (0,05) dan thitung < ttabel, berarti kemampuan
awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
mempunyai kesamaan.

53

4.2.2. Deskriptif Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)
Langkah terakhir yang dilakukan adalah analisis
hasil post-test setelah diberikan perlakuan (treatment)
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis
data post-test untuk melihat kelas mana yang lebih baik
setelah diberikan perlakuan.
Post-test diberikan diakhir proses belajar mengajar

setelah siswa diberikan perlakuan (treatment) baik di
kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.

Tabel 15. Hasil Nilai Post-Test Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation Minimum Maximum

KONTROL

12

73.33

4.924

65

80

EKSPERIMEN

12

89.58

4.502

80

95

100
KONTROL

50

EKSPERIMEN
0
Mean

Minimum Maximum

Grafik 2. Grafik Rata-Rata Skor Post-Test

54

Berdasarkan hasil post-test yang diperoleh dari
rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol adalah 73.33
dengan standar deviasi 4.924 sedangkan rata-rata nilai
siswa kelas eksperimen 89.58 dengan standar deviasi
4.502. Kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi siswa adalah
80 dan nilai terendah adalah 65. Sedangkan kelas
eksperimen nilai tertinggi siswa adalah 95 dan nilai
terendah adalah 80.
4.2.2.1.
Uji Normalitas Post-Test
Uji normalitas post-test kelas kontrol dan
eksperimen

untuk

mengetahui

apakah

data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data
dilakukan

dengan

menggunakan

statistik

uji

Kolmogorov-Smirnov pada pengolah data statistik.
Hasil uji normalitas post-test seperti pada tabel 16.

55

Tabel 16. Uji Normalitas Post-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a

Normal Parameters Mean
Std. Deviation

12

12

73.33

89.58

4.924

4.502

Most Extreme

Absolute

.299

.287

Differences

Positive

.201

.213

Negative

-.299

-.287

1.036

.994

.233

.277

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka data
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi < 0.05,
maka data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada
kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0.233 > α =
0.05, kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi
0.277 > 0.05. jadi disimpulkan bahwa data pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
4.2.2.2.

Uji Homogenitas Post-Test
Uji homogenitas adalah untuk mengetahui

sama atau tidaknya data pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Uji homogenitas data menggunakan

56

aplikasi pengolah data statistik. Hasil uji homogenitas
post-test seperti pada tabel 17.

Tabel 17. Uji Homogenitas Post-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic

df1

df2

Sig.

.403

1

22

.532

Jika nilai signifikansi > α = 0.05, maka data
bernilai homogen. Jika nilai signifikansi < α = 0.05,
maka data bernilai tidak homogen.
Berdasarkan uji homogenitas post-test kelas
kontrol

dan

kelas

eksperimen,

diperoleh

nilai

signifikansi 0.532 > α = 0.05, berarti data pada kelas
kontrol

dan

kelas

eksperimen

bernilai

sama

(homogen).
4.2.2.3.

Uji Kesamaan Post-Test Kontrol dan

Kelas Eksperimen
Setelah menghitung uji normalitas dan uji
homogenitas data post-test pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, selanjutnya dilakukan pengujian
nilai rata-rata post-test dengan menggunakan uji
independent sample t-test pada pengolah data statistik.

Dengan taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05.
57

Rumusan hipotesis pengujian :
H0 : tidak ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran
TIK dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
H1 : ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima.
Berdasarkan signifikansi :
Jika nilai signifikansi > α (0.05), maka H0
diterima, H1 ditolak. Jika nilai signifikansi < α (0.05),
maka H0 ditolak, H1 diterima.

58

Tabel 18. Uji Hipotesis Post-Test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances

t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of
Sig.

the

Std.

(2- Mean Error Difference
taile Differ Differ Low
F
NIL

Sig.

Equal

AI variances .403 .532
assumed

t

df

d)

ence ence
-

8.438

Equal
variances

-

not

8.438

assumed

22

er

Upper

-

-

.000 16.25 1.926 20.2 12.25
0

44

6

-

-

-

21.826 .000 16.25 1.926 20.2 12.25
0

46

4

Berdasarkan tabel 18, menunjukan bahwa nilai
signifikansi adalah 0.000 < α = 0.05, maka H1
diterima dan thitung (8.438) > ttabel (2.07387) maka H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan nilai post-test antara kelas
kontrol

dan

kelas

59

eksperimen.

Berarti,

ada

peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization).

4.2.3. Tanggapan

Responden

Terhadap

Model

Pembelajaraan Kooperatif Tipe TAI
Tabel 19. Kisi-Kisi Lembar Angket Siswa.
No.
1.

2.
3.
4.

5.
6.

Aspek
Model pembelajaran TAI dapat
memudahkan untuk menemukan solusi
dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih
untuk saling membantu satu sama lain
dalam menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran TAI dapat melatih
kerjasama dalam satu kelompok.
Model pembelajaran TAI mengajarkan
untuk saling bertukar pikiran dalam
memahami materi yang diajarkan.
Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang
materi yang diajarkan.
Kemampuan dalam penguasaan konsep
materi yang diajarkan.

Hasil
83.33%

95.83%
89.58%
93.75%

87.50%
81.25%

Berdasarkan indikator angket menjelaskan tentang
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
sebagai model pembelajaran yang digunakan di dalam
kelas. Model pembelajaran TAI dapat memudahkan untuk
60

menemukan solusi dalam memecahkan masalah diperoleh
hasil 83.33% dikategorikan sangat baik, karena siswa
dapat diskusi bersama-sama dalam kelompok mencari
tahu dan menemukan solusi dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih untuk saling membantu
satu sama lain dalam menyelesaikan masalah diperoleh
hasil 95.83% dikategorikan sangat baik, karena bagi siswa
yang pandai diminta untuk membantu siswa yang belum
memahami materi dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Model pembelajaran TAI dapat melatih kerjasama dalam
satu kelompok diperoleh hasil 89.58% dikategorikan
sangat baik, karena setiap siswa diminta untuk ikut serta
dalam

menyelesaikan

tugas

kelompok.

Model

pembelajaran TAI mengajarkan untuk saling bertukar
pikiran dalam memahami materi yang diajarkan diperoleh
hasil 93.75% dikategorikan sangat baik, karena dengan
adanya kerjasama antar siswa sehingga siswa dapat
mengemukakan pendapatnya masing-masing dan saling
membantu satu sama lain. Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan
diperoleh hasil 87.50% dikategorikan sangat baik, karena
dengan belajar kelompok siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang diajarkan. Model pembelajaran
TAI dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan
konsep materi yang diajarkan diperoleh hasil 81.25%

61

dikategorikan

sangat

baik,

karena

dengan

belajar

kelompok siswa lebih mudah dalam menguasai materi
yang diajarkan.

4.2.4. Hasil Nilai Tes Psikomotorik Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan atau skill seseorang. Pada grafik 3
menjelaskan hasil nilai psikomotorik siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 20. Hasil Rata-Rata Nilai Psikomotorik Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
No
1.

2.

3.

Aspek
Menggunakan tool
yang tepat untuk
membuat
bagian
doraemon.
Kelengkapan
dan
keterampilan
membentuk
objek
dan menggabungkan
bagian
doraemon
menggunakan tool
yang tepat
Memberikan warna
yang sesuai dengan
gambar doraemon

62

Kontrol

Eksperimen

75.00

95.83

70.83

83.33

77.08

83.33

Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa hasil
rata-rata nilai tes psikomotorik dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Hasil rata-rata nilai siswa dalam
menggunakan tool yang tepat pada kelas kontrol 75.00
dan

kelas

eksperimen

95.83,

kelengkapan

dan

keterampilan membentuk objek dan menggabungkan
objek pada diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 70.83
dan kelas eksperimen 83.33, dan memberikan warna yang
sesuai diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 77.08 dan
kelas eksperimen 83.33.

4.2.5. Hasil Rata-Rata Nilai Pre-Test, Post-Test dan
Peningkatan (%) Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tabel 21. Hasil Peningkatan Nilai Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Kelas
Kontrol
Eksperimen

Pre-Test
69.58
68.33

Post-Test
73.33
89.58

Tabel 21 menjelaskan rata-rata pre-test, post-test
dan hasil peningkatan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol diperoleh rata-rata pre-test,
post-test

adalah

69.58,

63

73.33.

Sedangkan

kelas

eksperimen adalah 68.33, 89.58. Disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen berbeda. Nilai pre-test bertujuan untuk
melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan
perlakuan (treatment), sedangkan nilai post-test bertujuan
untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah diberikan
perlakuan (treatment).

64