T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas XII (Studi Kasus : SMA Theresiana Salatig
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization )
Deskripsi
dari
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) adalah siswa dibagi dalam
kelompok
masing-masing
4
orang.
Pada
saat
guru
memberikan penjelasan materi yang diajarkan setiap siswa
mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Setelah itu siswa
diberikan tugas kelompok untuk melatih kemampuan siswa
dalam memahami materi yang diajarkan. Lebih dari sebagian
siswa sudah berani bertanya dan memberikan jawaban kepada
teman dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran
di kelas. Saat diberikan tugas kelompok hampir semua siswa
ikut serta dengan baik dalam menyelesaikan tugas mereka,
meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang belum bisa
bekerja sama dengan baik karena tidak memahami materi dan
mengandalkan
temannya
yang
lebih
pandai
untuk
menyelesaikan tugas mereka. Siswa yang pandai lebih aktif
dalam
diskusi
kelompok
karena
siswa
yang
pandai
membimbing teman kelompok dan mengajarkan cara
45
menyelesaikan masalah yang ada. Siswa yang kurang pandai
pun ikut aktif mencoba mengerjakan tugas sesuai yang
diajarkan teman kelompoknya, dan masih ada sedikit siswa
yang hanya melihat pengajaran dari temannya tetapi tidak
mencoba untuk membuat tugas kelompok mereka. Selain
membantu teman satu kelompok, siswa yang memahami cara
membuat tugas kelompok pun memberikan bantuan kepada
teman kelompok lain pada saat kelompok lain menanyakan
cara menyelesaikan masalahnya dan pada saat siswa saling
melihat hasil pekerjaan masing-masing kelompok. Selain
bertanya kepada teman kelompok, siswa juga menanyakan
kepada guru. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 9 hasil observasi keaktifan siswa.
Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
Outcome
Hasil (%)
Siswa berani bertanya sesuai dengan
66.67%
materi.
Siswa
berani
menjawab
sesuai
58.33%
pertanyaan.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
91.67%
dalam kelompok.
Siswa terlibat menyelesaikan kesulitan
83.33%
dalam memecahkan masalah.
Siswa yang pandai mengajarkan siswa
75%
yang kurang pandai
46
Berdasarkan indikator observasi keaktifan siswa
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI). Siswa berani bertanya
sesuai dengan materi diperoleh hasil 66.67% termasuk
kategori aktif, karena lebih dari sebagian siswa di kelas sudah
bertanya kepada teman dan guru. Siswa berani menjawab
sesuai pertanyaan diperoleh hasil 58.33% kategori kurang
aktif, karena saat diminta memberikan jawaban belum
sebagian siswa di kelas yang berani memberikan jawabannya.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok
diperoleh hasil 91.67% termasuk kategori sangat aktif, karena
hampir semua siswa sudah ikut serta dalam membuat tugas
kelompoknya dan sedikit siswa yang ikut bekerja hanya
melihat bagaimana teman kelompoknya mengerjakan tugas
kelompok. Siswa terlibat menyelesaikan menyelesaikan
kesulitan dalam memecahkan masalah diperoleh hasil 83.33%
termasuk kategorisangat aktif, karena siswa dalam kelompok
sudah bisa menciptakan kerja sama yang baik dalam
kelompok, hampir semua siswa dalam satu kelompok bekerja
sama menyelesaikan kesulitannya. Siswa yang pandai
mengajarkan siswa yang kurang pandai diperoleh hasil 75%
termasuk kategori aktif, karena dalam kelompok siswa yang
pandai mengajarkan teman kelompoknya yang belum paham
dalam membuat tugas kelompok, bahkan siswa yang pandai
47
juga
memberikan
bantuan
kelompok
lain
untuk
menyelesaikan permasalahannya.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskriptif Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Sebelum
memberikan
perlakuan
(treatment)
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) di kelas eksperimen,
sedangkan
di
kelas
kontrol
menggunakan
model
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center ),
langkah awal yang dilakukan adalah memberikan pre-test
di kelas kontrol dan di kelas eksperimen untuk melihat
kemampuan awal siswa tentang materi coreldraw secara
tertulis. Tabel 11 menunjukan hasil uji kesamaan pre-test
kelas kontrol dan eksperimen.
Tabel 11. Hasil Nilai Pre-Test Kelas Kontrol Dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N
Mean Std. Deviation Minimum
KONTROL
12
69.58
7.821
60
80
EKSPERIMEN
12
68.33
7.785
60
80
48
Maximum
100
KONTROL
50
EKSPERIMEN
0
Mean
Minimum Maximum
Grafik 1. Grafik Rata-Rata Skor Pre-Test
Hasil pre-test yang diperoleh dari rata-rata
kemampuan awal siswa kelas kontrol adalah 69.58 dengan
standar deviasi 7.821 sedangkan rata-rata kemampuan
awal siswa kelas eksperimen 68.33 dengan standar deviasi
7.785. Nilai tertinggi siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah 80 dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen adalah 60. Jadi, dapat dilihat dari rentang nilai
tertinggi dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki kemampuan awal yang relatif sama.
4.2.1.1.
Uji Normalitas Pre-Test
Langkah selanjutnya, uji normalitas pre-test
kelas
kontrol
dan
eksperimen.
Uji
normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan
statistik uji Kolmogorov-
Smirnov pada pengolah data statistik. Hasil uji
normalitas pre-test seperti pada tabel 12
49
Tabel 12. Uji Normalitas Pre-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a
Normal Parameters Mean
Std. Deviation
12
12
69.58
68.33
7.821
7.785
Most Extreme
Absolute
.256
.274
Differences
Positive
.221
.274
Negative
-.256
-.221
Kolmogorov-Smirnov Z
.886
.951
Asymp. Sig. (2-tailed)
.413
.327
a. Test distribution is Normal.
Jika
nilai
signifikansi
≥
0.05
maka
berdistribusi normal dan jika nilai signifikansi < 0.05
maka tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
pada tabel 12, diperoleh pada kelas kontrol dengan
nilai signifikansi 0.413 dan pada kelas eksperimen
diperoleh
nilai
signifikansi
0.327.
Dengan
menggunakan taraf signifikansi α = 0.05, maka pada
kelas kontrol nilai signifikansi 0.413 > α (0,05) dan
kelas eksperimen nilai signifikansi 0.327 > α (0,05).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
50
berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih
besar dari nilai α.
4.2.1.2.
Uji Homogenitas Pre-Test
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
menghitung
uji
homogenitas
untuk
mengetahui
apakah data memiliki varians yang sama atau tidak.
Uji homogenitas data menggunakan aplikasi pengolah
data statistik. Hasil uji homogenitas pre-test seperti
pada tabel 13.
Tabel 13. Uji Homogenitas Pre-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.016
1
22
.900
Pada tabel 13 df 2 = 22 adalah nilai dari
jumlah kelas kontrol dan kelas eksperimen di kurang
2. Lihat pada tabel sig. (2 tailed) uji two tail test jika
22 maka ttabel = 2.07387. Jika thitung < ttabel berarti kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan
yang sama tapi jika thitung > ttabel berarti mempunyai
kemampuan yang berbeda.
Berdasarkan tabel 13, pre-test kelas kontrol
dan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi
51
0.900. dengan taraf signifikansi α = 0,05, maka
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi
yang mempunyai varians yang sama atau homogen
karena mempunyai nilai signifikansi 0.900 > α (0.05).
4.2.1.3.
Uji Kesamaan Pre-Test Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Kesamaan kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen dapat digunakan
pengujian nilai rata-rata pre-test. Setelah dilakukan
pengujian kedua kelas tersebut berdistribusi normal
dan homogen maka digunakan uji independent sample
t-test pada pengolah data statistik. Uji t dilakukan
untuk mengetahui dan membuktikan apakah sampel
memiliki nilai yang sama atau ada perbedaan yang
signifikan. Taraf signifikansi yang digunakan α =
0,05.
52
Tabel 14. Uji Hipotesis Pre-test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Sig.
Std.
Confidence
(2- Mean Error Interval of the
Difference
taile Differ Differ
F
NIL
AI
Sig.
t
df
d)
ence ence Lower Upper
Equal
variances .016 .900 .392
22
.699 1.250 3.186 -5.357 7.857
assumed
Equal
variances
not
.392 22.000 .699 1.250 3.186 -5.357 7.857
assumed
Berdasarkan
tabel
14,
diperoleh
nilai
signifikansi 0.699 dan thitung = 0.392 dan ttabel =
2.07387. Dengan membandingkan nilai signifikansi
0.699 > α (0,05) dan thitung < ttabel, berarti kemampuan
awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
mempunyai kesamaan.
53
4.2.2. Deskriptif Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)
Langkah terakhir yang dilakukan adalah analisis
hasil post-test setelah diberikan perlakuan (treatment)
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis
data post-test untuk melihat kelas mana yang lebih baik
setelah diberikan perlakuan.
Post-test diberikan diakhir proses belajar mengajar
setelah siswa diberikan perlakuan (treatment) baik di
kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.
Tabel 15. Hasil Nilai Post-Test Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
KONTROL
12
73.33
4.924
65
80
EKSPERIMEN
12
89.58
4.502
80
95
100
KONTROL
50
EKSPERIMEN
0
Mean
Minimum Maximum
Grafik 2. Grafik Rata-Rata Skor Post-Test
54
Berdasarkan hasil post-test yang diperoleh dari
rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol adalah 73.33
dengan standar deviasi 4.924 sedangkan rata-rata nilai
siswa kelas eksperimen 89.58 dengan standar deviasi
4.502. Kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi siswa adalah
80 dan nilai terendah adalah 65. Sedangkan kelas
eksperimen nilai tertinggi siswa adalah 95 dan nilai
terendah adalah 80.
4.2.2.1.
Uji Normalitas Post-Test
Uji normalitas post-test kelas kontrol dan
eksperimen
untuk
mengetahui
apakah
data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data
dilakukan
dengan
menggunakan
statistik
uji
Kolmogorov-Smirnov pada pengolah data statistik.
Hasil uji normalitas post-test seperti pada tabel 16.
55
Tabel 16. Uji Normalitas Post-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a
Normal Parameters Mean
Std. Deviation
12
12
73.33
89.58
4.924
4.502
Most Extreme
Absolute
.299
.287
Differences
Positive
.201
.213
Negative
-.299
-.287
1.036
.994
.233
.277
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka data
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi < 0.05,
maka data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada
kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0.233 > α =
0.05, kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi
0.277 > 0.05. jadi disimpulkan bahwa data pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
4.2.2.2.
Uji Homogenitas Post-Test
Uji homogenitas adalah untuk mengetahui
sama atau tidaknya data pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Uji homogenitas data menggunakan
56
aplikasi pengolah data statistik. Hasil uji homogenitas
post-test seperti pada tabel 17.
Tabel 17. Uji Homogenitas Post-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.403
1
22
.532
Jika nilai signifikansi > α = 0.05, maka data
bernilai homogen. Jika nilai signifikansi < α = 0.05,
maka data bernilai tidak homogen.
Berdasarkan uji homogenitas post-test kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen,
diperoleh
nilai
signifikansi 0.532 > α = 0.05, berarti data pada kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
bernilai
sama
(homogen).
4.2.2.3.
Uji Kesamaan Post-Test Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Setelah menghitung uji normalitas dan uji
homogenitas data post-test pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, selanjutnya dilakukan pengujian
nilai rata-rata post-test dengan menggunakan uji
independent sample t-test pada pengolah data statistik.
Dengan taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05.
57
Rumusan hipotesis pengujian :
H0 : tidak ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran
TIK dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
H1 : ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima.
Berdasarkan signifikansi :
Jika nilai signifikansi > α (0.05), maka H0
diterima, H1 ditolak. Jika nilai signifikansi < α (0.05),
maka H0 ditolak, H1 diterima.
58
Tabel 18. Uji Hipotesis Post-Test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of
Sig.
the
Std.
(2- Mean Error Difference
taile Differ Differ Low
F
NIL
Sig.
Equal
AI variances .403 .532
assumed
t
df
d)
ence ence
-
8.438
Equal
variances
-
not
8.438
assumed
22
er
Upper
-
-
.000 16.25 1.926 20.2 12.25
0
44
6
-
-
-
21.826 .000 16.25 1.926 20.2 12.25
0
46
4
Berdasarkan tabel 18, menunjukan bahwa nilai
signifikansi adalah 0.000 < α = 0.05, maka H1
diterima dan thitung (8.438) > ttabel (2.07387) maka H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan nilai post-test antara kelas
kontrol
dan
kelas
59
eksperimen.
Berarti,
ada
peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization).
4.2.3. Tanggapan
Responden
Terhadap
Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe TAI
Tabel 19. Kisi-Kisi Lembar Angket Siswa.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek
Model pembelajaran TAI dapat
memudahkan untuk menemukan solusi
dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih
untuk saling membantu satu sama lain
dalam menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran TAI dapat melatih
kerjasama dalam satu kelompok.
Model pembelajaran TAI mengajarkan
untuk saling bertukar pikiran dalam
memahami materi yang diajarkan.
Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang
materi yang diajarkan.
Kemampuan dalam penguasaan konsep
materi yang diajarkan.
Hasil
83.33%
95.83%
89.58%
93.75%
87.50%
81.25%
Berdasarkan indikator angket menjelaskan tentang
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
sebagai model pembelajaran yang digunakan di dalam
kelas. Model pembelajaran TAI dapat memudahkan untuk
60
menemukan solusi dalam memecahkan masalah diperoleh
hasil 83.33% dikategorikan sangat baik, karena siswa
dapat diskusi bersama-sama dalam kelompok mencari
tahu dan menemukan solusi dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih untuk saling membantu
satu sama lain dalam menyelesaikan masalah diperoleh
hasil 95.83% dikategorikan sangat baik, karena bagi siswa
yang pandai diminta untuk membantu siswa yang belum
memahami materi dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Model pembelajaran TAI dapat melatih kerjasama dalam
satu kelompok diperoleh hasil 89.58% dikategorikan
sangat baik, karena setiap siswa diminta untuk ikut serta
dalam
menyelesaikan
tugas
kelompok.
Model
pembelajaran TAI mengajarkan untuk saling bertukar
pikiran dalam memahami materi yang diajarkan diperoleh
hasil 93.75% dikategorikan sangat baik, karena dengan
adanya kerjasama antar siswa sehingga siswa dapat
mengemukakan pendapatnya masing-masing dan saling
membantu satu sama lain. Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan
diperoleh hasil 87.50% dikategorikan sangat baik, karena
dengan belajar kelompok siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang diajarkan. Model pembelajaran
TAI dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan
konsep materi yang diajarkan diperoleh hasil 81.25%
61
dikategorikan
sangat
baik,
karena
dengan
belajar
kelompok siswa lebih mudah dalam menguasai materi
yang diajarkan.
4.2.4. Hasil Nilai Tes Psikomotorik Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan atau skill seseorang. Pada grafik 3
menjelaskan hasil nilai psikomotorik siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 20. Hasil Rata-Rata Nilai Psikomotorik Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
No
1.
2.
3.
Aspek
Menggunakan tool
yang tepat untuk
membuat
bagian
doraemon.
Kelengkapan
dan
keterampilan
membentuk
objek
dan menggabungkan
bagian
doraemon
menggunakan tool
yang tepat
Memberikan warna
yang sesuai dengan
gambar doraemon
62
Kontrol
Eksperimen
75.00
95.83
70.83
83.33
77.08
83.33
Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa hasil
rata-rata nilai tes psikomotorik dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Hasil rata-rata nilai siswa dalam
menggunakan tool yang tepat pada kelas kontrol 75.00
dan
kelas
eksperimen
95.83,
kelengkapan
dan
keterampilan membentuk objek dan menggabungkan
objek pada diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 70.83
dan kelas eksperimen 83.33, dan memberikan warna yang
sesuai diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 77.08 dan
kelas eksperimen 83.33.
4.2.5. Hasil Rata-Rata Nilai Pre-Test, Post-Test dan
Peningkatan (%) Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tabel 21. Hasil Peningkatan Nilai Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Kelas
Kontrol
Eksperimen
Pre-Test
69.58
68.33
Post-Test
73.33
89.58
Tabel 21 menjelaskan rata-rata pre-test, post-test
dan hasil peningkatan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol diperoleh rata-rata pre-test,
post-test
adalah
69.58,
63
73.33.
Sedangkan
kelas
eksperimen adalah 68.33, 89.58. Disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen berbeda. Nilai pre-test bertujuan untuk
melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan
perlakuan (treatment), sedangkan nilai post-test bertujuan
untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah diberikan
perlakuan (treatment).
64
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization )
Deskripsi
dari
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) adalah siswa dibagi dalam
kelompok
masing-masing
4
orang.
Pada
saat
guru
memberikan penjelasan materi yang diajarkan setiap siswa
mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Setelah itu siswa
diberikan tugas kelompok untuk melatih kemampuan siswa
dalam memahami materi yang diajarkan. Lebih dari sebagian
siswa sudah berani bertanya dan memberikan jawaban kepada
teman dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran
di kelas. Saat diberikan tugas kelompok hampir semua siswa
ikut serta dengan baik dalam menyelesaikan tugas mereka,
meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang belum bisa
bekerja sama dengan baik karena tidak memahami materi dan
mengandalkan
temannya
yang
lebih
pandai
untuk
menyelesaikan tugas mereka. Siswa yang pandai lebih aktif
dalam
diskusi
kelompok
karena
siswa
yang
pandai
membimbing teman kelompok dan mengajarkan cara
45
menyelesaikan masalah yang ada. Siswa yang kurang pandai
pun ikut aktif mencoba mengerjakan tugas sesuai yang
diajarkan teman kelompoknya, dan masih ada sedikit siswa
yang hanya melihat pengajaran dari temannya tetapi tidak
mencoba untuk membuat tugas kelompok mereka. Selain
membantu teman satu kelompok, siswa yang memahami cara
membuat tugas kelompok pun memberikan bantuan kepada
teman kelompok lain pada saat kelompok lain menanyakan
cara menyelesaikan masalahnya dan pada saat siswa saling
melihat hasil pekerjaan masing-masing kelompok. Selain
bertanya kepada teman kelompok, siswa juga menanyakan
kepada guru. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 9 hasil observasi keaktifan siswa.
Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
Outcome
Hasil (%)
Siswa berani bertanya sesuai dengan
66.67%
materi.
Siswa
berani
menjawab
sesuai
58.33%
pertanyaan.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
91.67%
dalam kelompok.
Siswa terlibat menyelesaikan kesulitan
83.33%
dalam memecahkan masalah.
Siswa yang pandai mengajarkan siswa
75%
yang kurang pandai
46
Berdasarkan indikator observasi keaktifan siswa
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI). Siswa berani bertanya
sesuai dengan materi diperoleh hasil 66.67% termasuk
kategori aktif, karena lebih dari sebagian siswa di kelas sudah
bertanya kepada teman dan guru. Siswa berani menjawab
sesuai pertanyaan diperoleh hasil 58.33% kategori kurang
aktif, karena saat diminta memberikan jawaban belum
sebagian siswa di kelas yang berani memberikan jawabannya.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok
diperoleh hasil 91.67% termasuk kategori sangat aktif, karena
hampir semua siswa sudah ikut serta dalam membuat tugas
kelompoknya dan sedikit siswa yang ikut bekerja hanya
melihat bagaimana teman kelompoknya mengerjakan tugas
kelompok. Siswa terlibat menyelesaikan menyelesaikan
kesulitan dalam memecahkan masalah diperoleh hasil 83.33%
termasuk kategorisangat aktif, karena siswa dalam kelompok
sudah bisa menciptakan kerja sama yang baik dalam
kelompok, hampir semua siswa dalam satu kelompok bekerja
sama menyelesaikan kesulitannya. Siswa yang pandai
mengajarkan siswa yang kurang pandai diperoleh hasil 75%
termasuk kategori aktif, karena dalam kelompok siswa yang
pandai mengajarkan teman kelompoknya yang belum paham
dalam membuat tugas kelompok, bahkan siswa yang pandai
47
juga
memberikan
bantuan
kelompok
lain
untuk
menyelesaikan permasalahannya.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskriptif Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Sebelum
memberikan
perlakuan
(treatment)
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) di kelas eksperimen,
sedangkan
di
kelas
kontrol
menggunakan
model
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center ),
langkah awal yang dilakukan adalah memberikan pre-test
di kelas kontrol dan di kelas eksperimen untuk melihat
kemampuan awal siswa tentang materi coreldraw secara
tertulis. Tabel 11 menunjukan hasil uji kesamaan pre-test
kelas kontrol dan eksperimen.
Tabel 11. Hasil Nilai Pre-Test Kelas Kontrol Dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N
Mean Std. Deviation Minimum
KONTROL
12
69.58
7.821
60
80
EKSPERIMEN
12
68.33
7.785
60
80
48
Maximum
100
KONTROL
50
EKSPERIMEN
0
Mean
Minimum Maximum
Grafik 1. Grafik Rata-Rata Skor Pre-Test
Hasil pre-test yang diperoleh dari rata-rata
kemampuan awal siswa kelas kontrol adalah 69.58 dengan
standar deviasi 7.821 sedangkan rata-rata kemampuan
awal siswa kelas eksperimen 68.33 dengan standar deviasi
7.785. Nilai tertinggi siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah 80 dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen adalah 60. Jadi, dapat dilihat dari rentang nilai
tertinggi dan nilai terendah siswa kelas kontrol dan
eksperimen disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki kemampuan awal yang relatif sama.
4.2.1.1.
Uji Normalitas Pre-Test
Langkah selanjutnya, uji normalitas pre-test
kelas
kontrol
dan
eksperimen.
Uji
normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan
statistik uji Kolmogorov-
Smirnov pada pengolah data statistik. Hasil uji
normalitas pre-test seperti pada tabel 12
49
Tabel 12. Uji Normalitas Pre-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a
Normal Parameters Mean
Std. Deviation
12
12
69.58
68.33
7.821
7.785
Most Extreme
Absolute
.256
.274
Differences
Positive
.221
.274
Negative
-.256
-.221
Kolmogorov-Smirnov Z
.886
.951
Asymp. Sig. (2-tailed)
.413
.327
a. Test distribution is Normal.
Jika
nilai
signifikansi
≥
0.05
maka
berdistribusi normal dan jika nilai signifikansi < 0.05
maka tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
pada tabel 12, diperoleh pada kelas kontrol dengan
nilai signifikansi 0.413 dan pada kelas eksperimen
diperoleh
nilai
signifikansi
0.327.
Dengan
menggunakan taraf signifikansi α = 0.05, maka pada
kelas kontrol nilai signifikansi 0.413 > α (0,05) dan
kelas eksperimen nilai signifikansi 0.327 > α (0,05).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
50
berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih
besar dari nilai α.
4.2.1.2.
Uji Homogenitas Pre-Test
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
menghitung
uji
homogenitas
untuk
mengetahui
apakah data memiliki varians yang sama atau tidak.
Uji homogenitas data menggunakan aplikasi pengolah
data statistik. Hasil uji homogenitas pre-test seperti
pada tabel 13.
Tabel 13. Uji Homogenitas Pre-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.016
1
22
.900
Pada tabel 13 df 2 = 22 adalah nilai dari
jumlah kelas kontrol dan kelas eksperimen di kurang
2. Lihat pada tabel sig. (2 tailed) uji two tail test jika
22 maka ttabel = 2.07387. Jika thitung < ttabel berarti kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan
yang sama tapi jika thitung > ttabel berarti mempunyai
kemampuan yang berbeda.
Berdasarkan tabel 13, pre-test kelas kontrol
dan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi
51
0.900. dengan taraf signifikansi α = 0,05, maka
disimpulkan bahwa data sampel berasal dari populasi
yang mempunyai varians yang sama atau homogen
karena mempunyai nilai signifikansi 0.900 > α (0.05).
4.2.1.3.
Uji Kesamaan Pre-Test Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Kesamaan kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen dapat digunakan
pengujian nilai rata-rata pre-test. Setelah dilakukan
pengujian kedua kelas tersebut berdistribusi normal
dan homogen maka digunakan uji independent sample
t-test pada pengolah data statistik. Uji t dilakukan
untuk mengetahui dan membuktikan apakah sampel
memiliki nilai yang sama atau ada perbedaan yang
signifikan. Taraf signifikansi yang digunakan α =
0,05.
52
Tabel 14. Uji Hipotesis Pre-test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Sig.
Std.
Confidence
(2- Mean Error Interval of the
Difference
taile Differ Differ
F
NIL
AI
Sig.
t
df
d)
ence ence Lower Upper
Equal
variances .016 .900 .392
22
.699 1.250 3.186 -5.357 7.857
assumed
Equal
variances
not
.392 22.000 .699 1.250 3.186 -5.357 7.857
assumed
Berdasarkan
tabel
14,
diperoleh
nilai
signifikansi 0.699 dan thitung = 0.392 dan ttabel =
2.07387. Dengan membandingkan nilai signifikansi
0.699 > α (0,05) dan thitung < ttabel, berarti kemampuan
awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
mempunyai kesamaan.
53
4.2.2. Deskriptif Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)
Langkah terakhir yang dilakukan adalah analisis
hasil post-test setelah diberikan perlakuan (treatment)
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis
data post-test untuk melihat kelas mana yang lebih baik
setelah diberikan perlakuan.
Post-test diberikan diakhir proses belajar mengajar
setelah siswa diberikan perlakuan (treatment) baik di
kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.
Tabel 15. Hasil Nilai Post-Test Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
KONTROL
12
73.33
4.924
65
80
EKSPERIMEN
12
89.58
4.502
80
95
100
KONTROL
50
EKSPERIMEN
0
Mean
Minimum Maximum
Grafik 2. Grafik Rata-Rata Skor Post-Test
54
Berdasarkan hasil post-test yang diperoleh dari
rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol adalah 73.33
dengan standar deviasi 4.924 sedangkan rata-rata nilai
siswa kelas eksperimen 89.58 dengan standar deviasi
4.502. Kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi siswa adalah
80 dan nilai terendah adalah 65. Sedangkan kelas
eksperimen nilai tertinggi siswa adalah 95 dan nilai
terendah adalah 80.
4.2.2.1.
Uji Normalitas Post-Test
Uji normalitas post-test kelas kontrol dan
eksperimen
untuk
mengetahui
apakah
data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data
dilakukan
dengan
menggunakan
statistik
uji
Kolmogorov-Smirnov pada pengolah data statistik.
Hasil uji normalitas post-test seperti pada tabel 16.
55
Tabel 16. Uji Normalitas Post-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTROL EKSPERIMEN
N
a
Normal Parameters Mean
Std. Deviation
12
12
73.33
89.58
4.924
4.502
Most Extreme
Absolute
.299
.287
Differences
Positive
.201
.213
Negative
-.299
-.287
1.036
.994
.233
.277
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka data
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi < 0.05,
maka data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada
kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0.233 > α =
0.05, kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi
0.277 > 0.05. jadi disimpulkan bahwa data pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
4.2.2.2.
Uji Homogenitas Post-Test
Uji homogenitas adalah untuk mengetahui
sama atau tidaknya data pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Uji homogenitas data menggunakan
56
aplikasi pengolah data statistik. Hasil uji homogenitas
post-test seperti pada tabel 17.
Tabel 17. Uji Homogenitas Post-Test
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.403
1
22
.532
Jika nilai signifikansi > α = 0.05, maka data
bernilai homogen. Jika nilai signifikansi < α = 0.05,
maka data bernilai tidak homogen.
Berdasarkan uji homogenitas post-test kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen,
diperoleh
nilai
signifikansi 0.532 > α = 0.05, berarti data pada kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
bernilai
sama
(homogen).
4.2.2.3.
Uji Kesamaan Post-Test Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Setelah menghitung uji normalitas dan uji
homogenitas data post-test pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, selanjutnya dilakukan pengujian
nilai rata-rata post-test dengan menggunakan uji
independent sample t-test pada pengolah data statistik.
Dengan taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05.
57
Rumusan hipotesis pengujian :
H0 : tidak ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran
TIK dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
H1 : ada peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization).
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, H1 ditolak.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima.
Berdasarkan signifikansi :
Jika nilai signifikansi > α (0.05), maka H0
diterima, H1 ditolak. Jika nilai signifikansi < α (0.05),
maka H0 ditolak, H1 diterima.
58
Tabel 18. Uji Hipotesis Post-Test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of
Sig.
the
Std.
(2- Mean Error Difference
taile Differ Differ Low
F
NIL
Sig.
Equal
AI variances .403 .532
assumed
t
df
d)
ence ence
-
8.438
Equal
variances
-
not
8.438
assumed
22
er
Upper
-
-
.000 16.25 1.926 20.2 12.25
0
44
6
-
-
-
21.826 .000 16.25 1.926 20.2 12.25
0
46
4
Berdasarkan tabel 18, menunjukan bahwa nilai
signifikansi adalah 0.000 < α = 0.05, maka H1
diterima dan thitung (8.438) > ttabel (2.07387) maka H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan nilai post-test antara kelas
kontrol
dan
kelas
59
eksperimen.
Berarti,
ada
peningkatan hasil belajar pada pelajaran TIK dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization).
4.2.3. Tanggapan
Responden
Terhadap
Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe TAI
Tabel 19. Kisi-Kisi Lembar Angket Siswa.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek
Model pembelajaran TAI dapat
memudahkan untuk menemukan solusi
dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih
untuk saling membantu satu sama lain
dalam menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran TAI dapat melatih
kerjasama dalam satu kelompok.
Model pembelajaran TAI mengajarkan
untuk saling bertukar pikiran dalam
memahami materi yang diajarkan.
Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang
materi yang diajarkan.
Kemampuan dalam penguasaan konsep
materi yang diajarkan.
Hasil
83.33%
95.83%
89.58%
93.75%
87.50%
81.25%
Berdasarkan indikator angket menjelaskan tentang
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
sebagai model pembelajaran yang digunakan di dalam
kelas. Model pembelajaran TAI dapat memudahkan untuk
60
menemukan solusi dalam memecahkan masalah diperoleh
hasil 83.33% dikategorikan sangat baik, karena siswa
dapat diskusi bersama-sama dalam kelompok mencari
tahu dan menemukan solusi dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran TAI melatih untuk saling membantu
satu sama lain dalam menyelesaikan masalah diperoleh
hasil 95.83% dikategorikan sangat baik, karena bagi siswa
yang pandai diminta untuk membantu siswa yang belum
memahami materi dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Model pembelajaran TAI dapat melatih kerjasama dalam
satu kelompok diperoleh hasil 89.58% dikategorikan
sangat baik, karena setiap siswa diminta untuk ikut serta
dalam
menyelesaikan
tugas
kelompok.
Model
pembelajaran TAI mengajarkan untuk saling bertukar
pikiran dalam memahami materi yang diajarkan diperoleh
hasil 93.75% dikategorikan sangat baik, karena dengan
adanya kerjasama antar siswa sehingga siswa dapat
mengemukakan pendapatnya masing-masing dan saling
membantu satu sama lain. Model pembelajaran TAI dapat
meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan
diperoleh hasil 87.50% dikategorikan sangat baik, karena
dengan belajar kelompok siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang diajarkan. Model pembelajaran
TAI dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan
konsep materi yang diajarkan diperoleh hasil 81.25%
61
dikategorikan
sangat
baik,
karena
dengan
belajar
kelompok siswa lebih mudah dalam menguasai materi
yang diajarkan.
4.2.4. Hasil Nilai Tes Psikomotorik Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan atau skill seseorang. Pada grafik 3
menjelaskan hasil nilai psikomotorik siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 20. Hasil Rata-Rata Nilai Psikomotorik Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
No
1.
2.
3.
Aspek
Menggunakan tool
yang tepat untuk
membuat
bagian
doraemon.
Kelengkapan
dan
keterampilan
membentuk
objek
dan menggabungkan
bagian
doraemon
menggunakan tool
yang tepat
Memberikan warna
yang sesuai dengan
gambar doraemon
62
Kontrol
Eksperimen
75.00
95.83
70.83
83.33
77.08
83.33
Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa hasil
rata-rata nilai tes psikomotorik dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Hasil rata-rata nilai siswa dalam
menggunakan tool yang tepat pada kelas kontrol 75.00
dan
kelas
eksperimen
95.83,
kelengkapan
dan
keterampilan membentuk objek dan menggabungkan
objek pada diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 70.83
dan kelas eksperimen 83.33, dan memberikan warna yang
sesuai diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol 77.08 dan
kelas eksperimen 83.33.
4.2.5. Hasil Rata-Rata Nilai Pre-Test, Post-Test dan
Peningkatan (%) Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tabel 21. Hasil Peningkatan Nilai Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Kelas
Kontrol
Eksperimen
Pre-Test
69.58
68.33
Post-Test
73.33
89.58
Tabel 21 menjelaskan rata-rata pre-test, post-test
dan hasil peningkatan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelas kontrol diperoleh rata-rata pre-test,
post-test
adalah
69.58,
63
73.33.
Sedangkan
kelas
eksperimen adalah 68.33, 89.58. Disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen berbeda. Nilai pre-test bertujuan untuk
melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan
perlakuan (treatment), sedangkan nilai post-test bertujuan
untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah diberikan
perlakuan (treatment).
64