T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan pada PT Kamaltex Karangjati T1 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan
antara motivasi dengan kinerja karyawan, serta menganalisis secara kuantitatif
hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, analisis penelitian menggunakan 2 tahapan
penelitian yaitu analisis pendahuluan dan analisis lanjutan. Analisis pendahuluan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan kecenderungan sebaran data sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju sementara analisis lanjutan
dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat analisis korelasi
dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical
Product dan Service Solutions) 21,0.
4.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mendeskripsikan kecenderungan
berdasarkan skala pengukuran sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Alat analisis menggunakan statistic deskriptif, dan tendensi pusat.
4.1.1. Analisis Deskriptif Motivasi
Hasil analisis deskriptif terhadap motivasi disajikan dalam tabel 4.1.
proses analisis selengkapnya disajikan pada lampiran..
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Motivasi Karyawan PT Kamaltex Karangjati
INTERVAL
32 - 28.75
28.74-25.49
25.48-22.23
22.22-18.97
KATEGORI
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat
rendah
XI
30.4
27.1
23.9
FI
16
29
33
20.6
12
%
FIXI
MEAN MEDIAN MODUS
17.8
486
32.2 786.335
36.7 787.215 25.63
22.65
24
13.3 247.14
90
100
26
2306.69
Distribusi frekuensi variabel motivasi mempunyai modus sebesar 24,
median sebesar 22,65, dan mean sebesar 25,63. Jawaban tertinggi berkisar pada
interval 25,48-22,23 dengan frekuensi sebanyak 33 karyawan dan memperoleh
prosentase sebanyak 36.,7%, sedangkan jawaban terendah berada pada interval
22,22-18,97 dengan frekuensi 12 karyawan dan prosentase 13,3%. Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa motivasi karyawan PT Kamaltex pada kategori
rendah.
4.1.2. Analisis Deskriptif Disiplin Kerja
Hasil analisis deskriptif terhadap disiplin kerja disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja
INTERVAL
85-72
71-58
57-44
KATEGORI
Tinggi
Sedang
Rendah
XI
78.5
64.5
50.5
FI
%
7
7.778
60
66.67
23
25.56
90
100
Berdasarkan tabel tersebut, dijelaskan bahwa
FIXI
MEAN MEDIAN
549.5
3870
62.01
64.5
1161.5
5581
distribusi frekuensi variabel
disiplin kerja mempunyai modus sebesar 11, median sebesar 64,5, dan mean
sebesar 62,01. Jawaban tertinggi berkisar pada interval 71-58 dengan frekuensi
sebanyak 60 karyawan dan memperoleh prosentase sebanyak 66,67% sedangkan
jawaban terendah berada pada interval 85-72 dengan frekuensi 7 karyawan dan
prosentase 7,778%. Berdasarkan hasil data tersebut, maka kecenderungan disiplin
kerja karyawan berada pada posisi sedang.
4.1.3. Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan
Hasil analisis deskriptif terhadap kinerja karyawan disajikan dalam tabel
4.3.
27
MODUS
11
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan
INTERVAL
22-19.5
19.4-16.9
16.8-14.3
14.2-11.7
KATEGORI
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat
rendah
XI
20.8
18.2
15.6
FI
5
28
49
%
5.55
54.44
31.11
FIXI
103.75
889.35
435.4
13
8
8.88
103.6
MEAN
17.02
MEDIAN MODUS
16.85
90
100
1532.1
Berdasarkan pada tabel tersebut, dijelaskan bahwa distribusi frekuensi
variabel kinerja karyawan mempunyai modus sebesar 26, median sebesar 16,85,
dan mean sebesar 17,02. Nilai tertinggi berkisar pada interval 16,8-14,3 dengan
frekuensi sebanyak 49 karyawan dan memperoleh prosentase sebesar 31,11%,
sedangkan jawaban terendah berada pada interval 22-19,5 dengan frekuensi 5
karyawan dan memperoleh prosentase sebesar 5,55%. Berdasarkan hasil data
tersebut, maka kecenderungan kinerja karyawan berada pada posisi rendah.
4.2. Hasil Analisis Lanjutan
Analisis lanjutan dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara
motivasi dengan kinerja karyawan dan hubungan antara disiplin kerja dengan
motivasi karyawan menggunakan α 0,05 serta menguji hipotesis.
4.2.1. Hasil Analisis Korelasi
4.2.1.1. Korelasi Antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Antara Motivasi Dengan Kinerja Karyawan
Correlations
Motivasi
Motivasi
Pearson Correlation
Kinerja
1
.111
Sig. (1-tailed)
.149
28
26
N
Kinerja
90
90
Pearson Correlation
.111
1
Sig. (1-tailed)
.149
N
90
90
Hasil Uji Korelasi antara motivasi dengan kinerja karyawan tabel 4.12
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara motivasi dengan kinerja karyawan
sebesar 0,111 pada taraf signifikansi α 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi
dengan kinerja karyawan mempunyai hubungan yang sangat rendah. Koefisien
korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan motivasi dengan kinerja karyawan.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sig.(1-tailed) atau signifikansi dua sisi
menunjukkan angka sebesar 0,111. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
signifikansi hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan, karena a > 0,1
(0,111 > 0,1)
1.2.1.2. Korelasi Antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Correlations
Disiplin
Pearson Correlation
Disiplin
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Kinerja
1
Sig. (1-tailed)
N
Kinerja
.317
**
.001
90
90
**
1
.317
.001
90
90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
29
Hasil uji korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan Tabel 4.13
menunjukkan koefisien korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan
sebesar 0.317 pada taraf signifikansi α 10%. Jadi dapat dikatakan bahwa
hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan mempunyai hubungan
yang rendah. Koefisien korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan disiplin
kerja dengan kinerja karyawan. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sig.(1-tailed) atau
signifikansi satu sisi menunjukkan angka sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa ada signifikansi hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan,
karena a > 0,1 (0,317 > 0,1)
1.2.2. Hasil Uji Hipotesis
1. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Karyawan
Analisis koefisien korelasi Motivasi dengan Kinerja Karyawan sebesar
0,111. Hal ini berarti menerima H1 yang menyatakan ada hubungan antara
motivasi dengan kinerja karyawan dan menolak Ho. Koefisien korelasi
tersebut (+) artinya terdapat hubungan motivasi dengan kinerja karyawan.
Sementara itu koefisien signifikansi sebesar a = 0,01 < 0,1 ada signifikan. Hal
ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan kinerja
karyawan.
2. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Analisis koefisien korelasi Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
sebesar 0,317. Hal ini berarti menerima H1 yang menyatakan ada hubungan
antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan dan menolak Ho. Koefisien
korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan disiplin kerja dengan kinerja
karyawan. Sementara itu koefisien signifikansi sebesar a = 0,01 < 0,1
signifikan. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin
kerja dengan kinerja karyawan.
1.3.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Korelasi Antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan
30
Perhitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 21.0, sesuai
dengan hipotesis yang ditetapkan dan sudah mengetahui arah penelitian,
maka signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Hasil
perhitungan uji korelasi tampak bahwa memperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,149 pada taraf signifikansi a 5% dapat disimpulkan
bahwa nilai hitung koefisien pada kategori sangat rendah. Jadi dapat
dikatakan
bahwa
hubungan
Motivasi
dengan
Kinerja
Karyawan
mempunyai hubungan yang sangat rendah dan ada signifikan antara
motivasi dengan kinerja karyawan, karena a > 0,1 (0,111 > 0,1). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif pada kategori sangat rendah
antara motivasi dengan kinerja karyawan. Sehingga hal tersebut
membuktikan pendapat dari Hasibuan (1996:156) “motivasi adalah hal-hal
yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat sehingga dapat
mencapai hasil kerja yang optimal sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan perusahaan”. Sehingga adanya dampak positif motivasi
terhadap kinerja karyawan akan menghasilkan produk yang sesuai dengan
ketetapan perusahaan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa motivasi memiliki korelasi pada
kinerja karyawan PT Kamaltex Karangjati. Didukung oleh teori motivasi
A. H. Maslow dalam Martoyo (2000:158) “motivasi tersusun dalam
hierarki 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri”.
Karyawan PT Kamaltex Karangjati yang memiliki motivasi untuk bekerja
31
akan berusaha mengembangkan bakat agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Berdasarkan deskripsi data rata-rata karyawan PT Kamaltex
Karangjati memiliki skor motivasi pada kategori sangat rendah. Hal ini
berarti karyawan PT Kamaltex Karangjati merasa belum memperoleh
motivasi yang tinggi, oleh karena itu perlu adanya dorongan dari berbagai
pihak yang terkait dengan lingkungan yang ada disekitar karyawan baik
dari keluarga maupun perusahaan selalu memberikan semangat untuk
bekerja lebih baik lagi.
2. Korelasi Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Perhitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 21.0. sesuai
dengan hipotesis yang ditetapkan dan sudah mengetahui arah penelitian,
maka signifikansi yang diguanakn adalah one-tailed atau uji satu sisi.
Hasil perhitungan uji korelasi tampak bahwa memperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,317, ada signifikansi antara disiplin kerja dengan
kinerja karyawan, karena a > 0,1 (0,317 > 0,1). Hasil ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif pada kategori rendah antara disiplin kerja
dengan kinerja karyawan. Adanya dampak positif disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan. Tingginya kinerja karyawan salah satunya juga
ditentukan oleh disiplin kerja dari karyawan.
Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki korelasi pada
kinerja karyawan PT Kamaltex Karangjati. Didukung oleh pendapat Avin
Fadilla Helmi dalam Aida Rahmita Sari (2013:14) disiplin kerja sebagai
suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk menaati segala peraturan
32
organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan
dengan peraturan organisasi. Disiplin kerja memiliki peranan penting
terhadap perkembangan kinerja karyawan. Adanya disiplin kerja yang
tinggi,
karyawan
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
kemampuannya dalam bekerja. hal itu didukung pendapat dari Handoko
dalam Sinambela (2012:238) mengatakan bahwa, “disiplin adalah
kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk
mengikuti
peraturan-peraturan
yang
berlaku
dalam
organisasi”.
Berdasarkan deskripsi data rata-rata karyawan memiliki skor disiplin
kerja pada kategori rendah. Hal ini berarti karyawan PT Kamaltex
Karangjati kurang memiliki kesadaran diri untuk mentaati peraturan yang
berlaku di perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu memberikan
penyuluhan tentang pentingnya menerapkan disiplin kerja pada
karyawan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif hubungan
antara motivasi dengan kinerja karyawan, serta menganalisis secara kuantitatif
hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, analisis penelitian menggunakan 2 tahapan
penelitian yaitu analisis pendahuluan dan analisis lanjutan. Analisis pendahuluan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan kecenderungan sebaran data sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju sementara analisis lanjutan
dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat analisis korelasi
dan dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical
Product dan Service Solutions) 21,0.
4.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mendeskripsikan kecenderungan
berdasarkan skala pengukuran sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Alat analisis menggunakan statistic deskriptif, dan tendensi pusat.
4.1.1. Analisis Deskriptif Motivasi
Hasil analisis deskriptif terhadap motivasi disajikan dalam tabel 4.1.
proses analisis selengkapnya disajikan pada lampiran..
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Motivasi Karyawan PT Kamaltex Karangjati
INTERVAL
32 - 28.75
28.74-25.49
25.48-22.23
22.22-18.97
KATEGORI
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat
rendah
XI
30.4
27.1
23.9
FI
16
29
33
20.6
12
%
FIXI
MEAN MEDIAN MODUS
17.8
486
32.2 786.335
36.7 787.215 25.63
22.65
24
13.3 247.14
90
100
26
2306.69
Distribusi frekuensi variabel motivasi mempunyai modus sebesar 24,
median sebesar 22,65, dan mean sebesar 25,63. Jawaban tertinggi berkisar pada
interval 25,48-22,23 dengan frekuensi sebanyak 33 karyawan dan memperoleh
prosentase sebanyak 36.,7%, sedangkan jawaban terendah berada pada interval
22,22-18,97 dengan frekuensi 12 karyawan dan prosentase 13,3%. Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa motivasi karyawan PT Kamaltex pada kategori
rendah.
4.1.2. Analisis Deskriptif Disiplin Kerja
Hasil analisis deskriptif terhadap disiplin kerja disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja
INTERVAL
85-72
71-58
57-44
KATEGORI
Tinggi
Sedang
Rendah
XI
78.5
64.5
50.5
FI
%
7
7.778
60
66.67
23
25.56
90
100
Berdasarkan tabel tersebut, dijelaskan bahwa
FIXI
MEAN MEDIAN
549.5
3870
62.01
64.5
1161.5
5581
distribusi frekuensi variabel
disiplin kerja mempunyai modus sebesar 11, median sebesar 64,5, dan mean
sebesar 62,01. Jawaban tertinggi berkisar pada interval 71-58 dengan frekuensi
sebanyak 60 karyawan dan memperoleh prosentase sebanyak 66,67% sedangkan
jawaban terendah berada pada interval 85-72 dengan frekuensi 7 karyawan dan
prosentase 7,778%. Berdasarkan hasil data tersebut, maka kecenderungan disiplin
kerja karyawan berada pada posisi sedang.
4.1.3. Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan
Hasil analisis deskriptif terhadap kinerja karyawan disajikan dalam tabel
4.3.
27
MODUS
11
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan
INTERVAL
22-19.5
19.4-16.9
16.8-14.3
14.2-11.7
KATEGORI
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat
rendah
XI
20.8
18.2
15.6
FI
5
28
49
%
5.55
54.44
31.11
FIXI
103.75
889.35
435.4
13
8
8.88
103.6
MEAN
17.02
MEDIAN MODUS
16.85
90
100
1532.1
Berdasarkan pada tabel tersebut, dijelaskan bahwa distribusi frekuensi
variabel kinerja karyawan mempunyai modus sebesar 26, median sebesar 16,85,
dan mean sebesar 17,02. Nilai tertinggi berkisar pada interval 16,8-14,3 dengan
frekuensi sebanyak 49 karyawan dan memperoleh prosentase sebesar 31,11%,
sedangkan jawaban terendah berada pada interval 22-19,5 dengan frekuensi 5
karyawan dan memperoleh prosentase sebesar 5,55%. Berdasarkan hasil data
tersebut, maka kecenderungan kinerja karyawan berada pada posisi rendah.
4.2. Hasil Analisis Lanjutan
Analisis lanjutan dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara
motivasi dengan kinerja karyawan dan hubungan antara disiplin kerja dengan
motivasi karyawan menggunakan α 0,05 serta menguji hipotesis.
4.2.1. Hasil Analisis Korelasi
4.2.1.1. Korelasi Antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Antara Motivasi Dengan Kinerja Karyawan
Correlations
Motivasi
Motivasi
Pearson Correlation
Kinerja
1
.111
Sig. (1-tailed)
.149
28
26
N
Kinerja
90
90
Pearson Correlation
.111
1
Sig. (1-tailed)
.149
N
90
90
Hasil Uji Korelasi antara motivasi dengan kinerja karyawan tabel 4.12
menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara motivasi dengan kinerja karyawan
sebesar 0,111 pada taraf signifikansi α 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi
dengan kinerja karyawan mempunyai hubungan yang sangat rendah. Koefisien
korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan motivasi dengan kinerja karyawan.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sig.(1-tailed) atau signifikansi dua sisi
menunjukkan angka sebesar 0,111. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
signifikansi hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan, karena a > 0,1
(0,111 > 0,1)
1.2.1.2. Korelasi Antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Antara Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Correlations
Disiplin
Pearson Correlation
Disiplin
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Kinerja
1
Sig. (1-tailed)
N
Kinerja
.317
**
.001
90
90
**
1
.317
.001
90
90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
29
Hasil uji korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan Tabel 4.13
menunjukkan koefisien korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan
sebesar 0.317 pada taraf signifikansi α 10%. Jadi dapat dikatakan bahwa
hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan mempunyai hubungan
yang rendah. Koefisien korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan disiplin
kerja dengan kinerja karyawan. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sig.(1-tailed) atau
signifikansi satu sisi menunjukkan angka sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa ada signifikansi hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan,
karena a > 0,1 (0,317 > 0,1)
1.2.2. Hasil Uji Hipotesis
1. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Karyawan
Analisis koefisien korelasi Motivasi dengan Kinerja Karyawan sebesar
0,111. Hal ini berarti menerima H1 yang menyatakan ada hubungan antara
motivasi dengan kinerja karyawan dan menolak Ho. Koefisien korelasi
tersebut (+) artinya terdapat hubungan motivasi dengan kinerja karyawan.
Sementara itu koefisien signifikansi sebesar a = 0,01 < 0,1 ada signifikan. Hal
ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan kinerja
karyawan.
2. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Analisis koefisien korelasi Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
sebesar 0,317. Hal ini berarti menerima H1 yang menyatakan ada hubungan
antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan dan menolak Ho. Koefisien
korelasi tersebut (+) artinya terdapat hubungan disiplin kerja dengan kinerja
karyawan. Sementara itu koefisien signifikansi sebesar a = 0,01 < 0,1
signifikan. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin
kerja dengan kinerja karyawan.
1.3.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Korelasi Antara Motivasi dengan Kinerja Karyawan
30
Perhitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 21.0, sesuai
dengan hipotesis yang ditetapkan dan sudah mengetahui arah penelitian,
maka signifikansi yang digunakan adalah one-tailed atau uji satu sisi. Hasil
perhitungan uji korelasi tampak bahwa memperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,149 pada taraf signifikansi a 5% dapat disimpulkan
bahwa nilai hitung koefisien pada kategori sangat rendah. Jadi dapat
dikatakan
bahwa
hubungan
Motivasi
dengan
Kinerja
Karyawan
mempunyai hubungan yang sangat rendah dan ada signifikan antara
motivasi dengan kinerja karyawan, karena a > 0,1 (0,111 > 0,1). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif pada kategori sangat rendah
antara motivasi dengan kinerja karyawan. Sehingga hal tersebut
membuktikan pendapat dari Hasibuan (1996:156) “motivasi adalah hal-hal
yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat sehingga dapat
mencapai hasil kerja yang optimal sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan perusahaan”. Sehingga adanya dampak positif motivasi
terhadap kinerja karyawan akan menghasilkan produk yang sesuai dengan
ketetapan perusahaan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa motivasi memiliki korelasi pada
kinerja karyawan PT Kamaltex Karangjati. Didukung oleh teori motivasi
A. H. Maslow dalam Martoyo (2000:158) “motivasi tersusun dalam
hierarki 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri”.
Karyawan PT Kamaltex Karangjati yang memiliki motivasi untuk bekerja
31
akan berusaha mengembangkan bakat agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Berdasarkan deskripsi data rata-rata karyawan PT Kamaltex
Karangjati memiliki skor motivasi pada kategori sangat rendah. Hal ini
berarti karyawan PT Kamaltex Karangjati merasa belum memperoleh
motivasi yang tinggi, oleh karena itu perlu adanya dorongan dari berbagai
pihak yang terkait dengan lingkungan yang ada disekitar karyawan baik
dari keluarga maupun perusahaan selalu memberikan semangat untuk
bekerja lebih baik lagi.
2. Korelasi Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan
Perhitungan korelasi menggunakan program SPSS versi 21.0. sesuai
dengan hipotesis yang ditetapkan dan sudah mengetahui arah penelitian,
maka signifikansi yang diguanakn adalah one-tailed atau uji satu sisi.
Hasil perhitungan uji korelasi tampak bahwa memperoleh nilai koefisien
korelasi sebesar 0,317, ada signifikansi antara disiplin kerja dengan
kinerja karyawan, karena a > 0,1 (0,317 > 0,1). Hasil ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif pada kategori rendah antara disiplin kerja
dengan kinerja karyawan. Adanya dampak positif disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan. Tingginya kinerja karyawan salah satunya juga
ditentukan oleh disiplin kerja dari karyawan.
Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki korelasi pada
kinerja karyawan PT Kamaltex Karangjati. Didukung oleh pendapat Avin
Fadilla Helmi dalam Aida Rahmita Sari (2013:14) disiplin kerja sebagai
suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk menaati segala peraturan
32
organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan
dengan peraturan organisasi. Disiplin kerja memiliki peranan penting
terhadap perkembangan kinerja karyawan. Adanya disiplin kerja yang
tinggi,
karyawan
memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
kemampuannya dalam bekerja. hal itu didukung pendapat dari Handoko
dalam Sinambela (2012:238) mengatakan bahwa, “disiplin adalah
kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk
mengikuti
peraturan-peraturan
yang
berlaku
dalam
organisasi”.
Berdasarkan deskripsi data rata-rata karyawan memiliki skor disiplin
kerja pada kategori rendah. Hal ini berarti karyawan PT Kamaltex
Karangjati kurang memiliki kesadaran diri untuk mentaati peraturan yang
berlaku di perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu memberikan
penyuluhan tentang pentingnya menerapkan disiplin kerja pada
karyawan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
33