INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA SURAKARTA | Vanda | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 4289 9591 1 SM
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
KOTA SURAKARTA
Olivia Vanda N.E, Ngadiman dan Nurhasan Hamidi*
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
oliveloveardi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengkaji implementasi intensifikasi pemungutan
pajak parkir di Kota Surakarta; 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi
intensifikasi pajak parkir di Kota Surakarta; 3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan DPPKA melalui intensifikasi pemungutan pajak parkir untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah di Kota Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan sumber data
adalah informan, tempat penelitian, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Validitas data dengan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode.
Analisis data dengan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi intensifikasi pemungutan pajak
parkir di Kota Surakarta dilakukan melalui: kegiatan pendataan wajib pajak baru, kegiatan
pemeriksaan wajib pajak, kegiatan pemungutan pajak parkir, kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan
pemungutan pajak parkir di DPPKA Kota Surakarta belum optimal dikarenakan kekurangan
personil untuk terjun langsung ke lapangan; 2) Kendala-kendala dalam intensifikasi pajak
parkir di Kota Surakarta, yaitu: terbatasnya jumlah tenaga fiskus, pengawasan yang kurang
karena terbatasnya jumlah tenaga di lapangan, faktor dari wajib pajak itu sendiri akan
kesadaran dalam membayar pajak; 3) Upaya DPPKA meningkatkan PAD melalui
intensifikasi pajak parkir dilakukan melalui beberapa upaya, yaitu: memperluas basis
penerimaan, memperkuat proses pemungutan, melakukan pengawasan, meningkatkan
efisiensi administrasi, meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih
baik. Selain menemui beberapa kendala dalam pelaksanaan intensifikasi pajak parkir pada
DPPKA Kota Surakarta, terdapat pula faktor pendukung pelaksanaan intensifikasi pajak
parkir, yaitu: tersedianya sumber daya manusia dengan kualitas yang memadai, adanya
komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi dan misi serta tugas pokok yang diemban oleh
organisasi, adanya peraturan-peraturan sebagai landasan dalam penyelenggaraan kegiatan,
adanya kemitraan atau hubungan yang terjalin baik antara pihak DPPKA Kota Surakarta
dengan wajib pajak.
Kata kunci: intensifikasi, pajak parkir, PAD
284
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
ABSTRACT
The purpose of this study was: 1) To assess of the implementation of intensification
parking tax collection in Surakarta; 2) To know the problems that influences the
intensification of the parking tax in Surakarta; 3) To know the DPPKA efforts by the
intensification of parking tax to increase the local revenue in Surakarta .
This study is a qualitative study that uses data sources informants, where research, and
documents. The sampling technique used was purposive sampling. The data was collected by
interview, observation, and documentation. The validity of the triangulation of data sources,
and the triangulation of methods. Data analysis with interactive models.
The results showed that: 1) The implementation of intensification of the parking tax in
Surakarta by doing: write down the new assesable of the parking tax, the activity of checking
the assesable of parking tax, the activity of revenue the parking tax, and socialization activity.
The activity of the revenue parking tax in DPPKA Surakarta was not optimally cause
minimum officer of parking tax on duty directly ; 2) The problems of the parking tax
intensification in Surakarta that was the fiscus employee, the limit of control because the
minimum of employee on duty, also from the customers of parking tax themselves that were
not willing to pay the parking tax; 3) The efforts of DPPKA department to increase the local
revenues by doing some strategic that was: to enlarge the basic of acceptance, strenghten the
process of the revenues, by doing supervision, increasing the adminisration effisiencelly,
increasing the capacity of acceptances from the revenues parking tax by doing to make a
good palnning. Besides assemble some problems in the implementation of the parking tax on
DPPKA Surakarta, and get support the factor implementation the parking tax that was:
available the quality of human being resources, there was a strong comitment for make vision
and mission come true and also do the main duty organization, there were regulations as lean
on implementation agenda, there were implementation or relationship between DPPKA and
assesables.
Keywords : intensification, parking tax, PAD
meningkatkan penerimaan pajak dengan
PENDAHULUAN
Bangsa
telah
melakukan tax reform. Sistem perpajakan
mencanangkan suatu gerakan pembangunan
Indonesia juga telah berubah dari sistem
yang dikenal dengan istilah pembangunan
official assessment menjadi sistem self
nasional. Dalam merealisasikan tujuan dari
assessment. Dalam sistem self assessment,
pembangunan nasional perlu diperhatikan
wajib
masalah
Sumber
menghitung, memperhitungkan, menyetor,
yang
dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan
biaya
pembiayaan
Indonesia
pembangunan.
pembangunan
membutuhkan partisipasi dari masyarakat
pajak
diberi
kepercayaan
untuk
jumah pajak terutang.
salah satunya adalah pajak. Pemerintah
Dari sisi politik, reformasi juga
melakukan berbagai upaya untuk terus
telah mengubah sistem pengelolaan lembaga
285
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
pemerintahan
dari
sentralistis
usaha maupun penyediaan tempat penitipan
menuju
kendaraan bermotor.
desentralistis dengan memberi keleluasaan
Kota Surakarta memiliki potensi
kepada daerah dalam wujud otonomi daerah.
Pemerintah
diberi
untuk dapat menunjang penerimaan pajak
menyelenggarakan
parkirnya mengingat banyak berdiri hotel,
kabupaten/kota
kesempatan
untuk
pemerintahan dengan otonomi yang luas.
pusat
Konsekuensi
lainnya. Perda Kota Surakarta Nomor 11
dengan
diberlakukannya
perbelanjaan,
dan
tempat
usaha
pemerintah
Tahun 2002 tentang Pajak Parkir bertujuan
mandiri,
untuk meningkatkan realisasi penerimaan
menggali, mengelola dan menggunakan
pajak parkir dengan mengoptimalkan potensi
sumber-sumber keuangan sendiri sesuai
yang ada di daerah tersebut.
otonomi
daerah
kabupaten/kota
yakni
harus
mampu
Selain itu semakin banyak pula
dengan potensi yang dimiliki.
Penyelenggaraan otonomi daerah
kuantitas kendaraan bermotor maupun mobil
menuntut adanya kesiapan sumber daya dan
yang mengakibatkan kemacetan di Kota
sumber dana yaitu melalui pemungutan
Surakarta, sehingga diperlukan pengelolaan
pajak daerah. Pajak juga penting bagi
lahan parkir
daerah, yaitu sebagai salah satu pendapatan
tergolong jenis pajak yang potensial di Kota
yang
Surakarta.
memberi
kontribusi
terhadap
yang baik.
Terbukti
Pajak parkir
dengan
realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam hal
penerimaan pajak selalu dapat mencapai
ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
target yang telah ditetapkan oleh pihak
dan Aset merupakan salah satu instansi
DPPKA. Kontribusi dari penerimaan pajak
pemerintah
parkir yaitu sebagai salah satu sumber Kota
yang
berwenang
mengelola
penerimaan daerah.
Surakarta.
Salah satu pajak yang digunakan
Berikut ini adalah data mengenai
untuk membiayai pembangunan nasional
realisasi penerimaan pajak parkir Kota
serta menjadi pendapatan asli daerah adalah
Surakarta tahun 2009-2012 :
pajak parkir. Pajak parkir diatur dalam
Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Parkir
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11
Tahun 2009-2012 (dalam ribuan rupiah)
Tahun 2002. Pajak parkir adalah pajak atas
Realisasi
setiap penyelenggaraan tempat parkir di luar
Thn
Target
badan jalan, baik yang disediakan sebagai
%
Tahun ke-n
(Rtn)
2009 945.000
286
972.577,2
102,92
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2010 1.000.000
1.059.479,75
105,95
peningkatan penerimaan pajak parkir tidak
2011 1.100.000
1.384.195,62
125,84
sebanding dengan peningkatan area parkir.
2012 1.513.600
1.704.059,8
112,58
Artinya,
perluasan
menunjukkan
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
area
parkir
peningkatan
tidak
realisasi
realisasi
penerimaan pajak parkir yang signifikan.
penerimaan pajak parkir selalu mengalami
Hal ini sejalan dengan beberapa hasil
peningkatan, namun persentasenya tidak
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
selalu meningkat. Persentase pajak parkir
terdahulu, yaitu: Leny Nurfitri (2013),
menurun drastis pada tahun 2012. Hal ini
Wisudawan Krida Laksana Putra (2013),
tentu akan berpengaruh bagi penerimaan
Jackson Jimmy Aryant Tunliu (2010),
daerah Kota Surakarta. Realisasi penerimaan
demikian juga Dinda Lasdwihati (2008).
Dari
tabel
tersebut
Simpulan
pajak parkir seharusnya bisa lebih dari itu
dari
beberapa
hasil
mengingat setiap tahun semakin banyak
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
berdiri tempat usaha di Kota Surakarta.
belum ada peningkatan realisasi penerimaan
Menurunnya
parkir
yang sebanding dengan peningkatan atau
mengakibatkan kontribusi yang diberikan
perluasan area parkir. Padahal pajak parkir
bagi
menjadi
sangat berpotensi untuk menunjang PAD,
semakin kecil. Kontribusi pajak parkir
namun meski begitu kontribusinya hanya
memang relatif kecil jika dibandingkan
kecil bagi PAD. Kajian empirik ini lah yang
dengan retribusi dan pajak daerah lainnya.
mendorong
Padahal jika ditinjau dari potensinya tentu
penelitian tentang intensifikasi pemungutan
pajak parkir seharusnya mampu memberikan
pajak
kontribusi yang besar bagi PAD Kota
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Perlu diperhatikan hal-hal yang
Surakarta.
persentase
pendapatan
asli
pajak
daerah
penulis
parkir
di
untuk
Dinas
melakukan
Pendapatan
menyebabkan menurunnya persentase pajak
Banyak wajib pajak parkir yang
parkir pada tahun 2012 dan apa yang
belum melaksanakan kewajibannya padahal
menjadi sebab kontribusi pajak parkir kecil
sudah jatuh tempo. Dalam pelaksanaannya
bagi PAD.
berbagai kendala dan hambatan selalu
pajak
muncul sehingga penagihan terhadap pajak
belum
parkir yang jatuh tempo ini belum optimal.
menunjukkan peningkatan penerimaan pajak
Masih banyaknya wajib pajak yang belum
parkir
membayar
Intensifikasi
daerah
khususnya
yang
penerimaan
pajak
parkir
signifikan.
Realisasi
287
pajak
tepat
waktu
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
mengindikasikan bahwa pemungutan pajak
; 2)Kendala apa saja yang mempengaruhi
parkir belum intensif. Dinas Pendapatan
intensifikasi pajak parkir di Kota Surakarta? ;
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
3)Upaya-upaya apa yang dilakukan DPPKA
Surakarta harus melakukan upaya-upaya
melalui intensifikasi pemungutan pajak parkir
atau
untuk meningkatkan
terobosan-terobosan
sehingga
diharapkan pemungutan pajak parkir bisa
Pendapatan Asli
Daerah Kota Surakarta?
lebih intensif.
Sejalan dengan perumusan masalah
Berkaitan
dengan
hal
tersebut,
tersebut,
maka
tujuan
diadakannya
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
penelitian ini adalah 1) Untuk mengkaji
dan Aset yang merupakan instansi pelaksana
implementasi
di bidang pengelolaan dan koordinator
pajak parkir di Kota Surakarta; 2) Untuk
pendapatan
mengetahui
dituntut
daerah
untuk
di
Kota
pemungutan
kendala-kendala
yang
meningkatkan
mempengaruhi intensifikasi pajak parkir di
berasal
dari
Kota Surakarta; 3) Untuk mengetahui upaya-
pemungutan pajak parkir. Pengelolaan pajak
upaya yang dilakukan DPPKA melalui
parkir harus dilakukan secara cermat, tepat
intensifikasi pemungutan pajak parkir untuk
dan hati-hati. Salah satu upaya yang dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah di
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Keuangan
Kota Surakarta.
pendapatan
dapat
Surakarta
intensifikasi
daerah
yang
dan Aset Kota Surakarta yaitu melalui
intensifikasi pemungutan pajak parkir. Hal
METODE PENELITIAN
ini tentu menjadi tantangan bagi Dinas
Penelitian ini menggunakan metode
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
penelitian kualitatif. Jenis penelitian berupa
Kota Surakarta sebagai pemungut pajak
deskriptif kualitatif. Sumber data yang
parkir untuk selalu dapat meningkatkan
digunakan adalah informan, lokasi dan
penerimaan
dokumen dan arsip.
pajak
sehingga
mampu
meningkatkan kontribusinya bagi
(PAD)
Informan
Kota Surakarta.
Dalam
permasalahan
Bagaimana
dalam
penelitian
ini
adalah: 1) Kepala Bidang Pendataan dan
penelitian
yang
ini,
diteliti
implementasi
ada
yaitu
3
Pendaftaran;
2)
Kepala
Sie
Bidang
Pendataan dan Pendaftaran; 3) Kepala
1)
intensifikasi
Bidang
pemungutan pajak parkir di Kota Surakarta?
Penetapan;
4)
Kepala
Sie
Penetapan; dan 5) Wajib Pajak Parkir di
Kota Surakarta. Dokumen dan arsip yang
288
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
digunakan adalah segala bentuk arsip
(PAD) lebih khusus melalui pajak parkir
laporan, catatan serta dokumen yang
yang
berhubungan dengan pajak parkir di Kota
potensi yang sudah ada guna mendapatkan
Surakarta.
hasil yang lebih baik, sehingga dapat
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian
ini
menggunakan
dilakukan dengan mengoptimalkan
dimanfaatkan secara
optimal.
Mengenai
teknik
pendataan terhadap objek pajak khususnya
purposive sampling (sampel bertujuan).
pajak parkir yang baru dengan menerjunkan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
petugas
dalam penelitian ini adalah wawancara,
lapangan setiap sebulan sekali. Setiap
observasi
melakukan
atau
dokumentasi.
pengamatan
Validitas
dan
untuk
melakukan
pendataan
survey
petugas
ke
akan
datanya
mendatangi apabila ditemukan wajib pajak
menggunakan trianggulasi sumber atau
parkir yang baru dan memberikan penjelasan
yang biasa disebut dengan trianggulasi data
mengenai ketentuan sebagai wajib pajak
dan trianggulasi metode.
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Model analisis data yang digunakan
Perkembangan
pendataan
wajib
oleh peneliti adalah model analisis data
pajak parkir pada DPPKA Kota Surakarta
interaktif.
yang
dari tahun ke tahun semakin baik. Hal ini
Persiapan
dibuktikan dengan semakin meningkat wajib
Penelitian; 2) Tahap Pengumpulan Data;
pajak yang terdaftar di tahun 2013. Upaya
3) Tahap Analisis Data Awal; 4) Tahap
dari
Analisis Data Akhir; 5) Tahap Penarikan
menerjunkan petugas melakukan survey di
Kesimpulan; dan 6) Tahap Penulisan dan
lapangan dapat meningkatkan jumlah wajib
Penggandaan Laporan.
pajak parkir yang terdaftar.
dilakukan
Prosedur
yaitu:
1)
penelitian
Tahap
DPPKA
Kota
Upaya
Surakarta
untuk
selanjutnya
yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemeriksaan wajib pajak. Dalam pemeriksaan
1. Implementasi Intensifikasi Pemungutan
wajib
Pajak Parkir di Kota Surakarta
pemeriksaan
pajak
parkir
terdapat
yang
dilakukan
2
jenis
yaitu:
Upaya Implementasi intenifikasi
korespondensi dan pemeriksaan lapangan.
pemungutan pajak parkir yang pertama yaitu
Apabila dalam penelitian SPOP terdapat
kegiatan pendataan wajib pajak baru. Secara
kesalahan tulis dan hitung, maka pemeriksa
umum, pendataan merupakan salah satu
memberitahukan kepada wajib pajak melalui
upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah
surat agar wajib pajak membenarkan SPOP
289
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
tersebut. Pihak DPPKA Kota Surakarta
parkir.
melakukan pemeriksaan lapangan untuk
memenuhi
menyesuaikan apakah yang telah dilaporkan
meningkat mengharuskan DPPKA untuk
wajib pajak dalam SPOP sudah sesuai
melakukan sesuatu dan tidak tinggal diam.
dengan hasil observasi petugas di lapangan.
Upaya dari DPPKA yaitu menjemput bola
Pemeriksaan lapangan juga dilakukan untuk
dalam
mendata yang belum terdaftar sebagai wajib
DPPKA sebagai lembaga yang melakukan
pajak.
pemungutan
wajib
Hal
ini
dilakukan
agar
dapat
target.
Target
yang
terus
memanfaatkan
pajak
peluang
tersebut.
daerah,
selalu
Hasil
implementasi
pemeriksaan
mengupayakan untuk menjemput bola ke
pajak
yaitu
pemeriksaan
wajib pajak parkir.
korepondensi
pada
masih
ditemui
Adanya upaya jemput bola dengan
kesalahan dalam pengisian SPOP yang
sendirinya DPPKA memberi kemudahan
dilakukan oleh wajib pajak parkir. Menurut
bagi wajib pajak parkir parkir untuk
hasil observasi dan wawancara peneliti
membayar
dengan
parkir,
dilakukan setiap sebulan sekali dengan
dilakukan
mendatangi langsung ke wajib pajak untuk
DPPKA Kota Surakarta belum berjalan
menyetor pajak. Upaya ini dilakukan setiap
efektif. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
tanggal 15 atau pertengahan bulan. Upaya
pernyataan wajib pajak yang menyatakan
jemput bola ini mampu meningkatkan
bahwa mereka belum sepenuhnya terbuka
penerimaan pajak parkir sehingga kontribusi
dalam menyampaikan pendapatan parkir
pajak parkir bagi PAD mampu meningkat
yang sebenarnya. Kurangnya personil yang
dari tahun 2012 yang sempat menurun dari
ditugaskan ke lapangan untuk melakukan
tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah
penyelidikan
data mengenai realisasi penerimaan pajak
beberapa
pemeriksaan
banyak
wajib
lapangan
wajib
pajak
yang
pajak
parkir
pajak.
Upaya
jemput
bola
menyebabkan pemeriksaan lapangan tidak
parkir Kota Surakarta tahun 2009-2013:
berjalan efektif.
Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Parkir
Selanjutnya
Tahun 2009-2013 (dalam ribuan rupiah):
implementasi
intensifikasi dilakukan dengan kegiatan
Realisasi
pemungutan pajak parkir. Peluang untuk
Thn
Target
meningkatkan pendapatan dari sektor pajak
%
Tahun ke-n
(Rtn)
parkir salah satu upaya yang dilakukan yaitu
2009 945.000
972.577,2
102,92
intensifikasi
2010 1.000.000
1.059.479,75
105,95
dalam
pemungutan
pajak
290
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2011 1.100.000
1.384.195,62
125,84
Selain
2012 1.513.600
1.704.059,8
112,58
diharapkan wajib pajak dapat lebih tepat
2013 1.775.000
2.029.861,12
114,36
waktu
dengan
dalam
adanya
membayar
sosialisasi
pajak.
Hasil
wawancara dengan pihak DPPKA dan
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
Implementasi
itu
beberapa wajib pajak parkir, sosialisasi tidak
intensifikasi
kegiatan
dilakukan secara rutin. Jadi sosialisasi tidak
sosialisasi. Dinas Pendapatan Pengelolaan
dilakukan secara berkala. Sosialisasi hanya
Keuangan
Surakarta
akan dilakukan saat dibutuhkan, misal ada
melakukan sosialisasi kepada wajib pajak.
perubahan ketetapan, kenaikan tarif atau ada
Dalam sosialisasi tersebut disampaikan hal-
wajib pajak baru.
hal yang berkaitan tentang pajak parkir.
2. Kendala-Kendala dalam Intensifikasi
Sosialisasi tidak dilakukan secara rutin,
Pajak Parkir di Kota Surakarta
berikutnya
dilakukan
dan
Aset
dengan
Kota
Kendala
tetapi dilakukan jika sewaktu-waktu ada
yang
pertama
yaiu
perubahan ketetapan. Bagi wajib pajak baru
terbatasnya jumlah tenaga fiskus Pihak
juga akan diadakan sosialisasi. Pada saat
fiskus dalam hal ini pihak personil DPPKA
melakukan
Kota Surakarta sangat terbatas jumlahnya,
sosialisasi,
DPPKA
Kota
Surakarta mengundang seluruh wajib pajak
terutama
parkir yang ada di Kota Surakarta untuk
pengawasan langsung ke wajib pajak. Dalam
memberikan penjelasan perda tentang pajak
hal segi kemampuan para pegawai DPPKA
parkir
yang
sebenarnya sudah cukup memadai dilihat
melakukan usaha penitipan dikenakan pajak
dari tingkat pendidikan mereka juga rata-rata
parkir. Sosialisasi masalah pajak parkir ini
menempuh sarjana. Jika tidak diimbangi
dilakukan untuk seluruh para wajib pajak
dengan jumlah fiskus, maka pihak DPPKA
parkir yang ada di Kota Surakarta.
akan kerepotan dalam memenuhi target yang
dimana
pajak
perorangan
personil
untuk
melakukan
kantor
ditetapkan. Apalagi target yang ditetapkan
perda
dari tahun ke tahun semakin meningkat.
tentang pajak parkir, pajak perorangan yang
Berikut ini adalah data mengenai pegawai di
melakukan usaha penitipan sepeda/motor
DPPKA Kota Surakarta tahun 2013:
dikenakan pajak dan ketetapan mengenai
Tabel data pegawai DPPKA berdasarkan
pajak parkir. Sosialiasi sangat penting
bidang tugas:
Sosialisasi
DPPKA
untuk
diadakan
di
mensosialisasikan
supaya wajib pajak khususnya pajak parkir
No
bisa memahami peraturan yang berlaku.
1
291
Bidang Tugas
Kepala Dinas
Jumlah
1
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2
Sekretariat
11
pegawai yang tinggi juga menunjang kinerja
3
Bidang Pendaftaran dan
10
mereka. Kemampuan para pegawai sudah
baik, mereka mampu melakukan koreksi
Pendataan
4
Bidang Penetapan dan
dengan baik jika terjadi kesalahan dalam
9
pengisian SPOP. Selain itu para pegawai
Pembukuan
5
Bidang PAD, PBB dan
DPPKA mampu memberikan pelayanan
19
yang
Bagi Hasil
Jumlah
baik,
memberikan
arahan
dan
menuntun wajib pajak dalam mengisi SPOP.
50
Kendala berikutnya yaitu dalam hal
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
pengawasan.
Dari tabel di atas bidang yang
Dalam
upaya peningkatan
menangani langsung mengenai pemungutan
pemungutan penerimaan pajak parkir, maka
pajak parkir yaitu bidang pendaftaran &
pengawasan merupakan salah satu faktor
pendataan serta bidang penetapan dan
yang
pembukuan. Jadi hanya ada 19 fiskus yang
pemungutan tersebut. Melalui pengawasan
menangani masalah pajak parkir. Ke dua
dapat diketahui, apakah suatu pekerjaan
bidang ini pun tidak hanya berkonsentrasi
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
menangani masalah pajak parkir melainkan
yang telah ditetapkan. Di samping itu
juga pajak-pajak daerah lainnya. Hal ini lah
pengawasan berfungsi sebagai alat kontrol
yang menjadikan pihak fikus tidak mampu
penyimpangan atau penyelewengan yang
melakukan pengawasan secara baik karena
dapat
tidak hanya fokus pada satu jenis pajak saja.
keseluruhan. Melalui pengawasan juga dapat
Tabel data pegawai DPPKA berdasarkan
diketahui hambatan-hambatan atau kendala-
tingkat pendidikan:
kendala
Tingkat Pendidikan
Jumlah
S2
15
S1
27
D3
6
D1
2
yang
keberhasilan
organisasi
dijumpai
sehingga
secara
pada
dapat
saat
dicari
pemecahan jalan keluarnya.
Bentuk
diupayakan
pengawasan
oleh
pihak
yang
DPPKA
Kota
Surakarta yaitu membentuk tim teknis
lapangan
pendapatan
daerah.
Tim
ini
bertugas untuk memantau dan menertibkan
Dilihat dari tabel tersebut, rata-rata
parkir
tingkat pedidikan pegawai DPPKA sudah
sarjana. Tingkat
menentukan
merugikan
pengawasan,
(Sumber:DPPKA Kota Surakarta)
menempuh
sangat
yang
Terbatasnya
pendidikan
292
ada
di
jumlah
Kota
tenaga
Surakarta.
fiskus
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
menyebabkan pengawasan dari DPPKA ini
pajak berdomisili di luar kota, beralasan
kurang,
didapati
parkiran sepi atau libur, memiliki banyak
kecurangan wajib pajak dalam melaporkan
hutang di bank sehingga meminta keringan
besarnya pajak.
pembayaran pajak.
sehingga
banyak
Kendala yang ke tiga yaitu faktor
3. Upaya DPPKA Meningkatan PAD
dari wajib pajak itu sendiri (kesadaran
Melalui Intensifikasi Pajak Parkir
membayar pajak. Banyak wajib pajak parkir
Pemerintah
daerah
memiliki
terlambat membayar dengan alasan parkir
kewenangan
sepi
parkir
anggaran pendapatan dan belanja daerahnya.
menurun. Alasan lain yaitu beberapa wajib
Kota Surakarta sebagai sebuah daerah
pajak parkir berdomisili di luar kota. Selain
otonom yang harus mandiri di berbagai
itu pihak DPPKA Kota Surakarta juga belum
bidang. Dalam kaitannya dengan daerah
memberlakukan denda bagi wajib pajak
otonom, Kota Surakarta harus mampu
yang
mengelola
sehingga
pendapatan
terlambat
dari
membayar.
Tidak
untuk
keuangan
mengatur
daerah
masalah
dan
juga
diberlakukannya sanksi denda membuat
menggali potensi bagaimana agar keuangan
wajib pajak parkir menunda pembayaran
daerah khususnya adalah Pendapatan Asli
pajak. Tidak dipungkiri kesadaran akan
Daerah Kota Surakarta dapat mencapai hasil
membayar pajak di
masyarakat masih
yang maksimal. Kontribusi pendapatan asli
rendah, tapi ini memang menjadi tantangan
daerah sangat penting karena merupakan
tersendiri
sebuah
bagi
DPPKA
untuk
selalu
indikator
yang
menentukan
mensosialisasikan secara rutin tentang taat
keberhasilan dan kemandirian suatu daerah.
membayar pajak daerah khususnya pajak
Semakin besar pendapatan asli daerah
parkir dengan berbagai cara. Tidak salah jika
sebuah
seorang wajib pajak sampai tidak memenuhi
terhadap pemerintah pusat semakin kecil.
kewajibannya
memahami
karena
akan
memang
belum
pentingnya
pajak.
daerah
Dalam
pemungutan
pajak
maka
ketergantungan
rangka
parkir
intensifikasi
untuk
dapat
Banyaknya wajib pajak yang berdomisili di
mencapai
luar kota, sehingga menyulitkan untuk
diharapkan, serta agar dapat berkontribusi
melakukan kordinasi. Hasil penelitian Leny
besar bagi PAD maka DPPKA Kota
Nurfitri
Surakarta melakukan beberapa upaya yaitu
(2013)
juga
mengungkapkan
hambatan yang berasal dari faktor wajib
target
penerimaan
memperluas basis penerimaan.
pajak itu sendiri antara lain karena wajib
293
yang
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Tindakan
yang
dilakukan
proses pengawasan,
oleh
menerapkan sanksi
DPPKA Kota Surakarta untuk memperluas
terhadap pihak fiskus yang melakukan
basis penerimaan yaitu mengidentifikasi
penyelewengan, serta meningkatkan pelayanan
pembayar pajak baru/potensial dan jumlah
yang diberikan oleh pemerintah daerah
pembayar
kepada
petugas
pajak.
untuk
lapangan
setiap
Misal:
melakukan
sebulan
menerjunkan
survey
sekali
masyarakat,
khususnya
para
tindakan
yang
DPPKA
yaitu
pembayar pajak parkir.
ke
Selanjutnya
untuk
menjaring wajib pajak baru, melakukan
diupayakan
rekap setiap 6 bulan sekali untuk mengecek
meningkatkan efisiensi administrasi. Untuk
berapa banyak jumlah wajib pajak yang
meningkatkan efisiensi administrasi dan
belum membayar pajak.
menekan biaya pemungutan pajak di Kota
Surakarta dilakukan dengan memperbaiki
Tindakan selanjutnya memperbaiki
basis
data
objek,
memperbaiki
pihak
prosedur
proses
administrasi
pajak
melalui
perhitungan dan penetapan pajak. Misal:
penyederhanaan administrasi pajak. Pihak
meneliti kembali SPOP yang telah diisi
DPPKA Kota Surakarta memberikan proses
wajib pajak parkir, jika ditemui kesalahan
pembayaran
pada saat mengisi SPOP segera melakukan
Tindakan yang telah diupayakan pihak
konfirmasi ke wajib pajak untuk diperbaiki.
DPPKA Kota Surakarta yaitu memperbaiki
prosedur
Tindakan yang selanjutnya yaitu
secara
cepat
administrasi
dan
pajak
memperkuat proses pemungutan. Upaya
penyederhanaan
yang telah dilakukan pihak DPPKA Kota
meningkatkan efisiensi pemungutan.
Surakarta
dalam
memperkuat
proses
administrasi
Tindakan
efisien.
melalui
pajak
berikutnya
dan
adalah
pemungutan, antara lain menerapkan sistem
meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
jemput bola, penyesuaian dan peningkatan
perencanaan yang lebih baik. Upaya yang
akurasi dasar pengenaan pajak, penambahan
telah dilakukan DPPKA Kota Surakarta
dan peningkatan kualitas SDM melalui
yaitu dengan meningkatkan koordinasi dan
diklat pegawai.
kerja sama dengan pihak-pihak terkait di
Tindakan
berikutnya
yaitu
daerah yang menyelenggarakan aktivitas
meningkatkan pengawasan. Tindakan yang
perparkiran, seperti
telah dilakukan DPPKA Kota Surakarta
koordinasi dilakukan baik dalam tahap
antara lain dengan melakukan pemeriksaan
pendataan objek dan subjek pajak parkir,
secara dadakan dan berkala, memperbaiki
serta penentuan perkiraan target penerimaan
294
UPTD
Perparkiran,
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
pajak
parkir,
maupun
dalam
rangka
parkir baru di Kota Surakarta sudah berjalan
pelaksanaan pemungutannya.
dengan baik.
Selain menemui beberapa kendala
Berikutnya
yaitu
kegiatan
dalam pelaksanaan intensifikasi pajak parkir
pemeriksaan wajib pajak. Masih banyak
pada DPPKA Kota Surakarta, terdapat pula
ditemui kesalahan dalam pengisian SPOP.
faktor pendukung pelaksanaan intensifikasi
Selain itu dalam pemeriksaan lapangan,
pajak pakir yaitu: 1) Tersedianya sumber
kekurangan personil untuk terjun langsung ke
daya
lapangan menjadi kendala.
manusia
dengan
kualitas
yang
memadai, profesional di bidangnya. Terbukti
Implementasi
selanjutnya
yaitu
dari kenaikan wajib pajak di tahun 2013; 2)
kegiatan pemungutan pajak parkir. Upaya
Adanya
jemput
komitmen
yang
kuat
untuk
bola
mampu
meningkatkan
mewujudkan visi, misi dibuktikan dengan
penerimaan
selalu tercapainya target pajak; 3) Adanya
intensifikasi pajak yang ke empat yaitu
peraturan–peraturan sebagai landasan dalam
kegiatan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan
penyelenggaraan kegiatan. Pihak DPPKA
tidak secara rutin.
telah menjalankan tugas sesuai dengan
pajak.
Lalu
Kendala-Kendala
iplementasi
yang
dihadapi
peraturan, meski belum sepenuhnya dapat
dalam intensifikasi pajak parkir di Kota
terlaksana misal belum memberlakukan
Surakarta yaitu 1) Terbatasnya jumlah
denda bagi wajib pajak yang terlambat
tenaga fiskus. Kekurangan personil untuk
membayar; 4) Adanya kemitraan/hubungan
terjun langsung ke lapangan; 2) Pengawasan
yang terjalin baik antara dinas dan wajib
yang
pajak.
kecurangan dalam melaporkan pendapatan
kurang.
Masih
banyak
ditemui
parkir yang sebenarnya; 3) Faktor dari wajib
KESIMPULAN
pajak itu sendiri. Masih kurang kesadaran
Kesimpulan
wajib pajak dalam membayar pajak.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilaksanakan,
penelitian
ini
kesimpulan
adalah
Upaya DPPKA meningkatan PAD
dari
melalui intensifikasi pajak
parkir, yaitu
Implementasi
memperluas basis penerimaan, memperkuat
intensifikasi pemungutan pajak parkir di
proses pemungutan, melakukan pengawasan,
Kota Surakarta, dilakukan melalui kegiatan
meningkatkan efisiensi administrasi, dan
pendataan wajib pajak baru. Secara umum
meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
intensifikasi dalam pendataan wajib pajak
perencanaan yang lebih baik
295
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali Potensi
Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan
Pelaksanaan Hukum. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo
UCAPAN TERIMA KASIH
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
. 2004. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi
kepada Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi,
Pendidikan
FKIP
UNS,
Akuntansi
Ketua
BKK
FKIP
UNS,
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif,
Bandung:
Remaja
Rosdakarya
Pembimbing I dan Pembimbing II, serta
jajaran redaksi Jurnal Pendidikan Ekonomi
FKIP UNS.
Nurmantu,
Safri.
2005.
Pengantar
Perpajakan. Jakarta : Granit
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11
Tahun 2002 tentang Pajak Parkir
Burton, Richard dan Wirawan B Ilyas. 2007.
Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan
Retribusi Daerah. Edisi Revisi.
Yogyakarta: UII Press
Drs. B. Boediono, M.Si. 2003. Pelayanan
Prima Perpajakan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Resmi, Siti. 2007. Perpajakan Teori dan
Kasus. Jakarta : Salemba Empat
H.B. Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian
Kualitatif:
Dasar
Teori
dan
Terapannya
dalam
Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Saidi, Muhammad Djafar. 2012. Kejahatan
di Bidang Perpajakan. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Bo
okletPBB.pdf (diakses 10 Januari 2014
0 :10)
Soemitro, Rochmat. 2004. Pajak Bumi dan
Bangunan. Bandung : Refika
Aditama
Instruksi Walikota Surakarta Nomor
973/007/2/2004 tentang Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Parkir
Lexy
J
Moloeng.
2007.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak.
Yogyakarta : Salemba Empat
. 2005. Perencanaan Pajak.
Yogyakarta : Salemba Empat
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D .
Bandung: Alfabeta
.
2004.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
296
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan
Ekstensifikasi Wajib Pajak dan
Intensifikasi Pajak
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah
Sutopo H.B. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Tim Penyusun Kamus Pusat. 1996. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Balai Pustaka
Waluyo,
297
Wirawan B. Ilyas. 2008.
Perpajakan Indonesia . Jakarta:
Salemba Empat
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
KOTA SURAKARTA
Olivia Vanda N.E, Ngadiman dan Nurhasan Hamidi*
*Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
oliveloveardi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengkaji implementasi intensifikasi pemungutan
pajak parkir di Kota Surakarta; 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi
intensifikasi pajak parkir di Kota Surakarta; 3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang
dilakukan DPPKA melalui intensifikasi pemungutan pajak parkir untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah di Kota Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan sumber data
adalah informan, tempat penelitian, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Validitas data dengan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode.
Analisis data dengan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Implementasi intensifikasi pemungutan pajak
parkir di Kota Surakarta dilakukan melalui: kegiatan pendataan wajib pajak baru, kegiatan
pemeriksaan wajib pajak, kegiatan pemungutan pajak parkir, kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan
pemungutan pajak parkir di DPPKA Kota Surakarta belum optimal dikarenakan kekurangan
personil untuk terjun langsung ke lapangan; 2) Kendala-kendala dalam intensifikasi pajak
parkir di Kota Surakarta, yaitu: terbatasnya jumlah tenaga fiskus, pengawasan yang kurang
karena terbatasnya jumlah tenaga di lapangan, faktor dari wajib pajak itu sendiri akan
kesadaran dalam membayar pajak; 3) Upaya DPPKA meningkatkan PAD melalui
intensifikasi pajak parkir dilakukan melalui beberapa upaya, yaitu: memperluas basis
penerimaan, memperkuat proses pemungutan, melakukan pengawasan, meningkatkan
efisiensi administrasi, meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih
baik. Selain menemui beberapa kendala dalam pelaksanaan intensifikasi pajak parkir pada
DPPKA Kota Surakarta, terdapat pula faktor pendukung pelaksanaan intensifikasi pajak
parkir, yaitu: tersedianya sumber daya manusia dengan kualitas yang memadai, adanya
komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi dan misi serta tugas pokok yang diemban oleh
organisasi, adanya peraturan-peraturan sebagai landasan dalam penyelenggaraan kegiatan,
adanya kemitraan atau hubungan yang terjalin baik antara pihak DPPKA Kota Surakarta
dengan wajib pajak.
Kata kunci: intensifikasi, pajak parkir, PAD
284
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
ABSTRACT
The purpose of this study was: 1) To assess of the implementation of intensification
parking tax collection in Surakarta; 2) To know the problems that influences the
intensification of the parking tax in Surakarta; 3) To know the DPPKA efforts by the
intensification of parking tax to increase the local revenue in Surakarta .
This study is a qualitative study that uses data sources informants, where research, and
documents. The sampling technique used was purposive sampling. The data was collected by
interview, observation, and documentation. The validity of the triangulation of data sources,
and the triangulation of methods. Data analysis with interactive models.
The results showed that: 1) The implementation of intensification of the parking tax in
Surakarta by doing: write down the new assesable of the parking tax, the activity of checking
the assesable of parking tax, the activity of revenue the parking tax, and socialization activity.
The activity of the revenue parking tax in DPPKA Surakarta was not optimally cause
minimum officer of parking tax on duty directly ; 2) The problems of the parking tax
intensification in Surakarta that was the fiscus employee, the limit of control because the
minimum of employee on duty, also from the customers of parking tax themselves that were
not willing to pay the parking tax; 3) The efforts of DPPKA department to increase the local
revenues by doing some strategic that was: to enlarge the basic of acceptance, strenghten the
process of the revenues, by doing supervision, increasing the adminisration effisiencelly,
increasing the capacity of acceptances from the revenues parking tax by doing to make a
good palnning. Besides assemble some problems in the implementation of the parking tax on
DPPKA Surakarta, and get support the factor implementation the parking tax that was:
available the quality of human being resources, there was a strong comitment for make vision
and mission come true and also do the main duty organization, there were regulations as lean
on implementation agenda, there were implementation or relationship between DPPKA and
assesables.
Keywords : intensification, parking tax, PAD
meningkatkan penerimaan pajak dengan
PENDAHULUAN
Bangsa
telah
melakukan tax reform. Sistem perpajakan
mencanangkan suatu gerakan pembangunan
Indonesia juga telah berubah dari sistem
yang dikenal dengan istilah pembangunan
official assessment menjadi sistem self
nasional. Dalam merealisasikan tujuan dari
assessment. Dalam sistem self assessment,
pembangunan nasional perlu diperhatikan
wajib
masalah
Sumber
menghitung, memperhitungkan, menyetor,
yang
dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan
biaya
pembiayaan
Indonesia
pembangunan.
pembangunan
membutuhkan partisipasi dari masyarakat
pajak
diberi
kepercayaan
untuk
jumah pajak terutang.
salah satunya adalah pajak. Pemerintah
Dari sisi politik, reformasi juga
melakukan berbagai upaya untuk terus
telah mengubah sistem pengelolaan lembaga
285
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
pemerintahan
dari
sentralistis
usaha maupun penyediaan tempat penitipan
menuju
kendaraan bermotor.
desentralistis dengan memberi keleluasaan
Kota Surakarta memiliki potensi
kepada daerah dalam wujud otonomi daerah.
Pemerintah
diberi
untuk dapat menunjang penerimaan pajak
menyelenggarakan
parkirnya mengingat banyak berdiri hotel,
kabupaten/kota
kesempatan
untuk
pemerintahan dengan otonomi yang luas.
pusat
Konsekuensi
lainnya. Perda Kota Surakarta Nomor 11
dengan
diberlakukannya
perbelanjaan,
dan
tempat
usaha
pemerintah
Tahun 2002 tentang Pajak Parkir bertujuan
mandiri,
untuk meningkatkan realisasi penerimaan
menggali, mengelola dan menggunakan
pajak parkir dengan mengoptimalkan potensi
sumber-sumber keuangan sendiri sesuai
yang ada di daerah tersebut.
otonomi
daerah
kabupaten/kota
yakni
harus
mampu
Selain itu semakin banyak pula
dengan potensi yang dimiliki.
Penyelenggaraan otonomi daerah
kuantitas kendaraan bermotor maupun mobil
menuntut adanya kesiapan sumber daya dan
yang mengakibatkan kemacetan di Kota
sumber dana yaitu melalui pemungutan
Surakarta, sehingga diperlukan pengelolaan
pajak daerah. Pajak juga penting bagi
lahan parkir
daerah, yaitu sebagai salah satu pendapatan
tergolong jenis pajak yang potensial di Kota
yang
Surakarta.
memberi
kontribusi
terhadap
yang baik.
Terbukti
Pajak parkir
dengan
realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam hal
penerimaan pajak selalu dapat mencapai
ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
target yang telah ditetapkan oleh pihak
dan Aset merupakan salah satu instansi
DPPKA. Kontribusi dari penerimaan pajak
pemerintah
parkir yaitu sebagai salah satu sumber Kota
yang
berwenang
mengelola
penerimaan daerah.
Surakarta.
Salah satu pajak yang digunakan
Berikut ini adalah data mengenai
untuk membiayai pembangunan nasional
realisasi penerimaan pajak parkir Kota
serta menjadi pendapatan asli daerah adalah
Surakarta tahun 2009-2012 :
pajak parkir. Pajak parkir diatur dalam
Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Parkir
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11
Tahun 2009-2012 (dalam ribuan rupiah)
Tahun 2002. Pajak parkir adalah pajak atas
Realisasi
setiap penyelenggaraan tempat parkir di luar
Thn
Target
badan jalan, baik yang disediakan sebagai
%
Tahun ke-n
(Rtn)
2009 945.000
286
972.577,2
102,92
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2010 1.000.000
1.059.479,75
105,95
peningkatan penerimaan pajak parkir tidak
2011 1.100.000
1.384.195,62
125,84
sebanding dengan peningkatan area parkir.
2012 1.513.600
1.704.059,8
112,58
Artinya,
perluasan
menunjukkan
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
area
parkir
peningkatan
tidak
realisasi
realisasi
penerimaan pajak parkir yang signifikan.
penerimaan pajak parkir selalu mengalami
Hal ini sejalan dengan beberapa hasil
peningkatan, namun persentasenya tidak
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
selalu meningkat. Persentase pajak parkir
terdahulu, yaitu: Leny Nurfitri (2013),
menurun drastis pada tahun 2012. Hal ini
Wisudawan Krida Laksana Putra (2013),
tentu akan berpengaruh bagi penerimaan
Jackson Jimmy Aryant Tunliu (2010),
daerah Kota Surakarta. Realisasi penerimaan
demikian juga Dinda Lasdwihati (2008).
Dari
tabel
tersebut
Simpulan
pajak parkir seharusnya bisa lebih dari itu
dari
beberapa
hasil
mengingat setiap tahun semakin banyak
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
berdiri tempat usaha di Kota Surakarta.
belum ada peningkatan realisasi penerimaan
Menurunnya
parkir
yang sebanding dengan peningkatan atau
mengakibatkan kontribusi yang diberikan
perluasan area parkir. Padahal pajak parkir
bagi
menjadi
sangat berpotensi untuk menunjang PAD,
semakin kecil. Kontribusi pajak parkir
namun meski begitu kontribusinya hanya
memang relatif kecil jika dibandingkan
kecil bagi PAD. Kajian empirik ini lah yang
dengan retribusi dan pajak daerah lainnya.
mendorong
Padahal jika ditinjau dari potensinya tentu
penelitian tentang intensifikasi pemungutan
pajak parkir seharusnya mampu memberikan
pajak
kontribusi yang besar bagi PAD Kota
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Perlu diperhatikan hal-hal yang
Surakarta.
persentase
pendapatan
asli
pajak
daerah
penulis
parkir
di
untuk
Dinas
melakukan
Pendapatan
menyebabkan menurunnya persentase pajak
Banyak wajib pajak parkir yang
parkir pada tahun 2012 dan apa yang
belum melaksanakan kewajibannya padahal
menjadi sebab kontribusi pajak parkir kecil
sudah jatuh tempo. Dalam pelaksanaannya
bagi PAD.
berbagai kendala dan hambatan selalu
pajak
muncul sehingga penagihan terhadap pajak
belum
parkir yang jatuh tempo ini belum optimal.
menunjukkan peningkatan penerimaan pajak
Masih banyaknya wajib pajak yang belum
parkir
membayar
Intensifikasi
daerah
khususnya
yang
penerimaan
pajak
parkir
signifikan.
Realisasi
287
pajak
tepat
waktu
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
mengindikasikan bahwa pemungutan pajak
; 2)Kendala apa saja yang mempengaruhi
parkir belum intensif. Dinas Pendapatan
intensifikasi pajak parkir di Kota Surakarta? ;
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
3)Upaya-upaya apa yang dilakukan DPPKA
Surakarta harus melakukan upaya-upaya
melalui intensifikasi pemungutan pajak parkir
atau
untuk meningkatkan
terobosan-terobosan
sehingga
diharapkan pemungutan pajak parkir bisa
Pendapatan Asli
Daerah Kota Surakarta?
lebih intensif.
Sejalan dengan perumusan masalah
Berkaitan
dengan
hal
tersebut,
tersebut,
maka
tujuan
diadakannya
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
penelitian ini adalah 1) Untuk mengkaji
dan Aset yang merupakan instansi pelaksana
implementasi
di bidang pengelolaan dan koordinator
pajak parkir di Kota Surakarta; 2) Untuk
pendapatan
mengetahui
dituntut
daerah
untuk
di
Kota
pemungutan
kendala-kendala
yang
meningkatkan
mempengaruhi intensifikasi pajak parkir di
berasal
dari
Kota Surakarta; 3) Untuk mengetahui upaya-
pemungutan pajak parkir. Pengelolaan pajak
upaya yang dilakukan DPPKA melalui
parkir harus dilakukan secara cermat, tepat
intensifikasi pemungutan pajak parkir untuk
dan hati-hati. Salah satu upaya yang dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah di
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Keuangan
Kota Surakarta.
pendapatan
dapat
Surakarta
intensifikasi
daerah
yang
dan Aset Kota Surakarta yaitu melalui
intensifikasi pemungutan pajak parkir. Hal
METODE PENELITIAN
ini tentu menjadi tantangan bagi Dinas
Penelitian ini menggunakan metode
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
penelitian kualitatif. Jenis penelitian berupa
Kota Surakarta sebagai pemungut pajak
deskriptif kualitatif. Sumber data yang
parkir untuk selalu dapat meningkatkan
digunakan adalah informan, lokasi dan
penerimaan
dokumen dan arsip.
pajak
sehingga
mampu
meningkatkan kontribusinya bagi
(PAD)
Informan
Kota Surakarta.
Dalam
permasalahan
Bagaimana
dalam
penelitian
ini
adalah: 1) Kepala Bidang Pendataan dan
penelitian
yang
ini,
diteliti
implementasi
ada
yaitu
3
Pendaftaran;
2)
Kepala
Sie
Bidang
Pendataan dan Pendaftaran; 3) Kepala
1)
intensifikasi
Bidang
pemungutan pajak parkir di Kota Surakarta?
Penetapan;
4)
Kepala
Sie
Penetapan; dan 5) Wajib Pajak Parkir di
Kota Surakarta. Dokumen dan arsip yang
288
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
digunakan adalah segala bentuk arsip
(PAD) lebih khusus melalui pajak parkir
laporan, catatan serta dokumen yang
yang
berhubungan dengan pajak parkir di Kota
potensi yang sudah ada guna mendapatkan
Surakarta.
hasil yang lebih baik, sehingga dapat
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian
ini
menggunakan
dilakukan dengan mengoptimalkan
dimanfaatkan secara
optimal.
Mengenai
teknik
pendataan terhadap objek pajak khususnya
purposive sampling (sampel bertujuan).
pajak parkir yang baru dengan menerjunkan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
petugas
dalam penelitian ini adalah wawancara,
lapangan setiap sebulan sekali. Setiap
observasi
melakukan
atau
dokumentasi.
pengamatan
Validitas
dan
untuk
melakukan
pendataan
survey
petugas
ke
akan
datanya
mendatangi apabila ditemukan wajib pajak
menggunakan trianggulasi sumber atau
parkir yang baru dan memberikan penjelasan
yang biasa disebut dengan trianggulasi data
mengenai ketentuan sebagai wajib pajak
dan trianggulasi metode.
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Model analisis data yang digunakan
Perkembangan
pendataan
wajib
oleh peneliti adalah model analisis data
pajak parkir pada DPPKA Kota Surakarta
interaktif.
yang
dari tahun ke tahun semakin baik. Hal ini
Persiapan
dibuktikan dengan semakin meningkat wajib
Penelitian; 2) Tahap Pengumpulan Data;
pajak yang terdaftar di tahun 2013. Upaya
3) Tahap Analisis Data Awal; 4) Tahap
dari
Analisis Data Akhir; 5) Tahap Penarikan
menerjunkan petugas melakukan survey di
Kesimpulan; dan 6) Tahap Penulisan dan
lapangan dapat meningkatkan jumlah wajib
Penggandaan Laporan.
pajak parkir yang terdaftar.
dilakukan
Prosedur
yaitu:
1)
penelitian
Tahap
DPPKA
Kota
Upaya
Surakarta
untuk
selanjutnya
yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemeriksaan wajib pajak. Dalam pemeriksaan
1. Implementasi Intensifikasi Pemungutan
wajib
Pajak Parkir di Kota Surakarta
pemeriksaan
pajak
parkir
terdapat
yang
dilakukan
2
jenis
yaitu:
Upaya Implementasi intenifikasi
korespondensi dan pemeriksaan lapangan.
pemungutan pajak parkir yang pertama yaitu
Apabila dalam penelitian SPOP terdapat
kegiatan pendataan wajib pajak baru. Secara
kesalahan tulis dan hitung, maka pemeriksa
umum, pendataan merupakan salah satu
memberitahukan kepada wajib pajak melalui
upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah
surat agar wajib pajak membenarkan SPOP
289
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
tersebut. Pihak DPPKA Kota Surakarta
parkir.
melakukan pemeriksaan lapangan untuk
memenuhi
menyesuaikan apakah yang telah dilaporkan
meningkat mengharuskan DPPKA untuk
wajib pajak dalam SPOP sudah sesuai
melakukan sesuatu dan tidak tinggal diam.
dengan hasil observasi petugas di lapangan.
Upaya dari DPPKA yaitu menjemput bola
Pemeriksaan lapangan juga dilakukan untuk
dalam
mendata yang belum terdaftar sebagai wajib
DPPKA sebagai lembaga yang melakukan
pajak.
pemungutan
wajib
Hal
ini
dilakukan
agar
dapat
target.
Target
yang
terus
memanfaatkan
pajak
peluang
tersebut.
daerah,
selalu
Hasil
implementasi
pemeriksaan
mengupayakan untuk menjemput bola ke
pajak
yaitu
pemeriksaan
wajib pajak parkir.
korepondensi
pada
masih
ditemui
Adanya upaya jemput bola dengan
kesalahan dalam pengisian SPOP yang
sendirinya DPPKA memberi kemudahan
dilakukan oleh wajib pajak parkir. Menurut
bagi wajib pajak parkir parkir untuk
hasil observasi dan wawancara peneliti
membayar
dengan
parkir,
dilakukan setiap sebulan sekali dengan
dilakukan
mendatangi langsung ke wajib pajak untuk
DPPKA Kota Surakarta belum berjalan
menyetor pajak. Upaya ini dilakukan setiap
efektif. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
tanggal 15 atau pertengahan bulan. Upaya
pernyataan wajib pajak yang menyatakan
jemput bola ini mampu meningkatkan
bahwa mereka belum sepenuhnya terbuka
penerimaan pajak parkir sehingga kontribusi
dalam menyampaikan pendapatan parkir
pajak parkir bagi PAD mampu meningkat
yang sebenarnya. Kurangnya personil yang
dari tahun 2012 yang sempat menurun dari
ditugaskan ke lapangan untuk melakukan
tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah
penyelidikan
data mengenai realisasi penerimaan pajak
beberapa
pemeriksaan
banyak
wajib
lapangan
wajib
pajak
yang
pajak
parkir
pajak.
Upaya
jemput
bola
menyebabkan pemeriksaan lapangan tidak
parkir Kota Surakarta tahun 2009-2013:
berjalan efektif.
Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Parkir
Selanjutnya
Tahun 2009-2013 (dalam ribuan rupiah):
implementasi
intensifikasi dilakukan dengan kegiatan
Realisasi
pemungutan pajak parkir. Peluang untuk
Thn
Target
meningkatkan pendapatan dari sektor pajak
%
Tahun ke-n
(Rtn)
parkir salah satu upaya yang dilakukan yaitu
2009 945.000
972.577,2
102,92
intensifikasi
2010 1.000.000
1.059.479,75
105,95
dalam
pemungutan
pajak
290
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2011 1.100.000
1.384.195,62
125,84
Selain
2012 1.513.600
1.704.059,8
112,58
diharapkan wajib pajak dapat lebih tepat
2013 1.775.000
2.029.861,12
114,36
waktu
dengan
dalam
adanya
membayar
sosialisasi
pajak.
Hasil
wawancara dengan pihak DPPKA dan
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
Implementasi
itu
beberapa wajib pajak parkir, sosialisasi tidak
intensifikasi
kegiatan
dilakukan secara rutin. Jadi sosialisasi tidak
sosialisasi. Dinas Pendapatan Pengelolaan
dilakukan secara berkala. Sosialisasi hanya
Keuangan
Surakarta
akan dilakukan saat dibutuhkan, misal ada
melakukan sosialisasi kepada wajib pajak.
perubahan ketetapan, kenaikan tarif atau ada
Dalam sosialisasi tersebut disampaikan hal-
wajib pajak baru.
hal yang berkaitan tentang pajak parkir.
2. Kendala-Kendala dalam Intensifikasi
Sosialisasi tidak dilakukan secara rutin,
Pajak Parkir di Kota Surakarta
berikutnya
dilakukan
dan
Aset
dengan
Kota
Kendala
tetapi dilakukan jika sewaktu-waktu ada
yang
pertama
yaiu
perubahan ketetapan. Bagi wajib pajak baru
terbatasnya jumlah tenaga fiskus Pihak
juga akan diadakan sosialisasi. Pada saat
fiskus dalam hal ini pihak personil DPPKA
melakukan
Kota Surakarta sangat terbatas jumlahnya,
sosialisasi,
DPPKA
Kota
Surakarta mengundang seluruh wajib pajak
terutama
parkir yang ada di Kota Surakarta untuk
pengawasan langsung ke wajib pajak. Dalam
memberikan penjelasan perda tentang pajak
hal segi kemampuan para pegawai DPPKA
parkir
yang
sebenarnya sudah cukup memadai dilihat
melakukan usaha penitipan dikenakan pajak
dari tingkat pendidikan mereka juga rata-rata
parkir. Sosialisasi masalah pajak parkir ini
menempuh sarjana. Jika tidak diimbangi
dilakukan untuk seluruh para wajib pajak
dengan jumlah fiskus, maka pihak DPPKA
parkir yang ada di Kota Surakarta.
akan kerepotan dalam memenuhi target yang
dimana
pajak
perorangan
personil
untuk
melakukan
kantor
ditetapkan. Apalagi target yang ditetapkan
perda
dari tahun ke tahun semakin meningkat.
tentang pajak parkir, pajak perorangan yang
Berikut ini adalah data mengenai pegawai di
melakukan usaha penitipan sepeda/motor
DPPKA Kota Surakarta tahun 2013:
dikenakan pajak dan ketetapan mengenai
Tabel data pegawai DPPKA berdasarkan
pajak parkir. Sosialiasi sangat penting
bidang tugas:
Sosialisasi
DPPKA
untuk
diadakan
di
mensosialisasikan
supaya wajib pajak khususnya pajak parkir
No
bisa memahami peraturan yang berlaku.
1
291
Bidang Tugas
Kepala Dinas
Jumlah
1
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
2
Sekretariat
11
pegawai yang tinggi juga menunjang kinerja
3
Bidang Pendaftaran dan
10
mereka. Kemampuan para pegawai sudah
baik, mereka mampu melakukan koreksi
Pendataan
4
Bidang Penetapan dan
dengan baik jika terjadi kesalahan dalam
9
pengisian SPOP. Selain itu para pegawai
Pembukuan
5
Bidang PAD, PBB dan
DPPKA mampu memberikan pelayanan
19
yang
Bagi Hasil
Jumlah
baik,
memberikan
arahan
dan
menuntun wajib pajak dalam mengisi SPOP.
50
Kendala berikutnya yaitu dalam hal
(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)
pengawasan.
Dari tabel di atas bidang yang
Dalam
upaya peningkatan
menangani langsung mengenai pemungutan
pemungutan penerimaan pajak parkir, maka
pajak parkir yaitu bidang pendaftaran &
pengawasan merupakan salah satu faktor
pendataan serta bidang penetapan dan
yang
pembukuan. Jadi hanya ada 19 fiskus yang
pemungutan tersebut. Melalui pengawasan
menangani masalah pajak parkir. Ke dua
dapat diketahui, apakah suatu pekerjaan
bidang ini pun tidak hanya berkonsentrasi
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
menangani masalah pajak parkir melainkan
yang telah ditetapkan. Di samping itu
juga pajak-pajak daerah lainnya. Hal ini lah
pengawasan berfungsi sebagai alat kontrol
yang menjadikan pihak fikus tidak mampu
penyimpangan atau penyelewengan yang
melakukan pengawasan secara baik karena
dapat
tidak hanya fokus pada satu jenis pajak saja.
keseluruhan. Melalui pengawasan juga dapat
Tabel data pegawai DPPKA berdasarkan
diketahui hambatan-hambatan atau kendala-
tingkat pendidikan:
kendala
Tingkat Pendidikan
Jumlah
S2
15
S1
27
D3
6
D1
2
yang
keberhasilan
organisasi
dijumpai
sehingga
secara
pada
dapat
saat
dicari
pemecahan jalan keluarnya.
Bentuk
diupayakan
pengawasan
oleh
pihak
yang
DPPKA
Kota
Surakarta yaitu membentuk tim teknis
lapangan
pendapatan
daerah.
Tim
ini
bertugas untuk memantau dan menertibkan
Dilihat dari tabel tersebut, rata-rata
parkir
tingkat pedidikan pegawai DPPKA sudah
sarjana. Tingkat
menentukan
merugikan
pengawasan,
(Sumber:DPPKA Kota Surakarta)
menempuh
sangat
yang
Terbatasnya
pendidikan
292
ada
di
jumlah
Kota
tenaga
Surakarta.
fiskus
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
menyebabkan pengawasan dari DPPKA ini
pajak berdomisili di luar kota, beralasan
kurang,
didapati
parkiran sepi atau libur, memiliki banyak
kecurangan wajib pajak dalam melaporkan
hutang di bank sehingga meminta keringan
besarnya pajak.
pembayaran pajak.
sehingga
banyak
Kendala yang ke tiga yaitu faktor
3. Upaya DPPKA Meningkatan PAD
dari wajib pajak itu sendiri (kesadaran
Melalui Intensifikasi Pajak Parkir
membayar pajak. Banyak wajib pajak parkir
Pemerintah
daerah
memiliki
terlambat membayar dengan alasan parkir
kewenangan
sepi
parkir
anggaran pendapatan dan belanja daerahnya.
menurun. Alasan lain yaitu beberapa wajib
Kota Surakarta sebagai sebuah daerah
pajak parkir berdomisili di luar kota. Selain
otonom yang harus mandiri di berbagai
itu pihak DPPKA Kota Surakarta juga belum
bidang. Dalam kaitannya dengan daerah
memberlakukan denda bagi wajib pajak
otonom, Kota Surakarta harus mampu
yang
mengelola
sehingga
pendapatan
terlambat
dari
membayar.
Tidak
untuk
keuangan
mengatur
daerah
masalah
dan
juga
diberlakukannya sanksi denda membuat
menggali potensi bagaimana agar keuangan
wajib pajak parkir menunda pembayaran
daerah khususnya adalah Pendapatan Asli
pajak. Tidak dipungkiri kesadaran akan
Daerah Kota Surakarta dapat mencapai hasil
membayar pajak di
masyarakat masih
yang maksimal. Kontribusi pendapatan asli
rendah, tapi ini memang menjadi tantangan
daerah sangat penting karena merupakan
tersendiri
sebuah
bagi
DPPKA
untuk
selalu
indikator
yang
menentukan
mensosialisasikan secara rutin tentang taat
keberhasilan dan kemandirian suatu daerah.
membayar pajak daerah khususnya pajak
Semakin besar pendapatan asli daerah
parkir dengan berbagai cara. Tidak salah jika
sebuah
seorang wajib pajak sampai tidak memenuhi
terhadap pemerintah pusat semakin kecil.
kewajibannya
memahami
karena
akan
memang
belum
pentingnya
pajak.
daerah
Dalam
pemungutan
pajak
maka
ketergantungan
rangka
parkir
intensifikasi
untuk
dapat
Banyaknya wajib pajak yang berdomisili di
mencapai
luar kota, sehingga menyulitkan untuk
diharapkan, serta agar dapat berkontribusi
melakukan kordinasi. Hasil penelitian Leny
besar bagi PAD maka DPPKA Kota
Nurfitri
Surakarta melakukan beberapa upaya yaitu
(2013)
juga
mengungkapkan
hambatan yang berasal dari faktor wajib
target
penerimaan
memperluas basis penerimaan.
pajak itu sendiri antara lain karena wajib
293
yang
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Tindakan
yang
dilakukan
proses pengawasan,
oleh
menerapkan sanksi
DPPKA Kota Surakarta untuk memperluas
terhadap pihak fiskus yang melakukan
basis penerimaan yaitu mengidentifikasi
penyelewengan, serta meningkatkan pelayanan
pembayar pajak baru/potensial dan jumlah
yang diberikan oleh pemerintah daerah
pembayar
kepada
petugas
pajak.
untuk
lapangan
setiap
Misal:
melakukan
sebulan
menerjunkan
survey
sekali
masyarakat,
khususnya
para
tindakan
yang
DPPKA
yaitu
pembayar pajak parkir.
ke
Selanjutnya
untuk
menjaring wajib pajak baru, melakukan
diupayakan
rekap setiap 6 bulan sekali untuk mengecek
meningkatkan efisiensi administrasi. Untuk
berapa banyak jumlah wajib pajak yang
meningkatkan efisiensi administrasi dan
belum membayar pajak.
menekan biaya pemungutan pajak di Kota
Surakarta dilakukan dengan memperbaiki
Tindakan selanjutnya memperbaiki
basis
data
objek,
memperbaiki
pihak
prosedur
proses
administrasi
pajak
melalui
perhitungan dan penetapan pajak. Misal:
penyederhanaan administrasi pajak. Pihak
meneliti kembali SPOP yang telah diisi
DPPKA Kota Surakarta memberikan proses
wajib pajak parkir, jika ditemui kesalahan
pembayaran
pada saat mengisi SPOP segera melakukan
Tindakan yang telah diupayakan pihak
konfirmasi ke wajib pajak untuk diperbaiki.
DPPKA Kota Surakarta yaitu memperbaiki
prosedur
Tindakan yang selanjutnya yaitu
secara
cepat
administrasi
dan
pajak
memperkuat proses pemungutan. Upaya
penyederhanaan
yang telah dilakukan pihak DPPKA Kota
meningkatkan efisiensi pemungutan.
Surakarta
dalam
memperkuat
proses
administrasi
Tindakan
efisien.
melalui
pajak
berikutnya
dan
adalah
pemungutan, antara lain menerapkan sistem
meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
jemput bola, penyesuaian dan peningkatan
perencanaan yang lebih baik. Upaya yang
akurasi dasar pengenaan pajak, penambahan
telah dilakukan DPPKA Kota Surakarta
dan peningkatan kualitas SDM melalui
yaitu dengan meningkatkan koordinasi dan
diklat pegawai.
kerja sama dengan pihak-pihak terkait di
Tindakan
berikutnya
yaitu
daerah yang menyelenggarakan aktivitas
meningkatkan pengawasan. Tindakan yang
perparkiran, seperti
telah dilakukan DPPKA Kota Surakarta
koordinasi dilakukan baik dalam tahap
antara lain dengan melakukan pemeriksaan
pendataan objek dan subjek pajak parkir,
secara dadakan dan berkala, memperbaiki
serta penentuan perkiraan target penerimaan
294
UPTD
Perparkiran,
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
pajak
parkir,
maupun
dalam
rangka
parkir baru di Kota Surakarta sudah berjalan
pelaksanaan pemungutannya.
dengan baik.
Selain menemui beberapa kendala
Berikutnya
yaitu
kegiatan
dalam pelaksanaan intensifikasi pajak parkir
pemeriksaan wajib pajak. Masih banyak
pada DPPKA Kota Surakarta, terdapat pula
ditemui kesalahan dalam pengisian SPOP.
faktor pendukung pelaksanaan intensifikasi
Selain itu dalam pemeriksaan lapangan,
pajak pakir yaitu: 1) Tersedianya sumber
kekurangan personil untuk terjun langsung ke
daya
lapangan menjadi kendala.
manusia
dengan
kualitas
yang
memadai, profesional di bidangnya. Terbukti
Implementasi
selanjutnya
yaitu
dari kenaikan wajib pajak di tahun 2013; 2)
kegiatan pemungutan pajak parkir. Upaya
Adanya
jemput
komitmen
yang
kuat
untuk
bola
mampu
meningkatkan
mewujudkan visi, misi dibuktikan dengan
penerimaan
selalu tercapainya target pajak; 3) Adanya
intensifikasi pajak yang ke empat yaitu
peraturan–peraturan sebagai landasan dalam
kegiatan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan
penyelenggaraan kegiatan. Pihak DPPKA
tidak secara rutin.
telah menjalankan tugas sesuai dengan
pajak.
Lalu
Kendala-Kendala
iplementasi
yang
dihadapi
peraturan, meski belum sepenuhnya dapat
dalam intensifikasi pajak parkir di Kota
terlaksana misal belum memberlakukan
Surakarta yaitu 1) Terbatasnya jumlah
denda bagi wajib pajak yang terlambat
tenaga fiskus. Kekurangan personil untuk
membayar; 4) Adanya kemitraan/hubungan
terjun langsung ke lapangan; 2) Pengawasan
yang terjalin baik antara dinas dan wajib
yang
pajak.
kecurangan dalam melaporkan pendapatan
kurang.
Masih
banyak
ditemui
parkir yang sebenarnya; 3) Faktor dari wajib
KESIMPULAN
pajak itu sendiri. Masih kurang kesadaran
Kesimpulan
wajib pajak dalam membayar pajak.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilaksanakan,
penelitian
ini
kesimpulan
adalah
Upaya DPPKA meningkatan PAD
dari
melalui intensifikasi pajak
parkir, yaitu
Implementasi
memperluas basis penerimaan, memperkuat
intensifikasi pemungutan pajak parkir di
proses pemungutan, melakukan pengawasan,
Kota Surakarta, dilakukan melalui kegiatan
meningkatkan efisiensi administrasi, dan
pendataan wajib pajak baru. Secara umum
meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
intensifikasi dalam pendataan wajib pajak
perencanaan yang lebih baik
295
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali Potensi
Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan
Pelaksanaan Hukum. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo
UCAPAN TERIMA KASIH
Terselesaikannya artikel ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi
arahan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
. 2004. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi
kepada Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi,
Pendidikan
FKIP
UNS,
Akuntansi
Ketua
BKK
FKIP
UNS,
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif,
Bandung:
Remaja
Rosdakarya
Pembimbing I dan Pembimbing II, serta
jajaran redaksi Jurnal Pendidikan Ekonomi
FKIP UNS.
Nurmantu,
Safri.
2005.
Pengantar
Perpajakan. Jakarta : Granit
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11
Tahun 2002 tentang Pajak Parkir
Burton, Richard dan Wirawan B Ilyas. 2007.
Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan
Retribusi Daerah. Edisi Revisi.
Yogyakarta: UII Press
Drs. B. Boediono, M.Si. 2003. Pelayanan
Prima Perpajakan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Resmi, Siti. 2007. Perpajakan Teori dan
Kasus. Jakarta : Salemba Empat
H.B. Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian
Kualitatif:
Dasar
Teori
dan
Terapannya
dalam
Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Saidi, Muhammad Djafar. 2012. Kejahatan
di Bidang Perpajakan. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Bo
okletPBB.pdf (diakses 10 Januari 2014
0 :10)
Soemitro, Rochmat. 2004. Pajak Bumi dan
Bangunan. Bandung : Refika
Aditama
Instruksi Walikota Surakarta Nomor
973/007/2/2004 tentang Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Parkir
Lexy
J
Moloeng.
2007.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak.
Yogyakarta : Salemba Empat
. 2005. Perencanaan Pajak.
Yogyakarta : Salemba Empat
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D .
Bandung: Alfabeta
.
2004.
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
296
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan
Ekstensifikasi Wajib Pajak dan
Intensifikasi Pajak
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah
Sutopo H.B. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Tim Penyusun Kamus Pusat. 1996. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Balai Pustaka
Waluyo,
297
Wirawan B. Ilyas. 2008.
Perpajakan Indonesia . Jakarta:
Salemba Empat
Jupe UNS, Vol 2, No 3, Hal 284 s/d 298
Olivia Vanda N.E, Intensifikasi Pemungutan Pajak Parkir Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapaan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta. Juni, 2014.
298