Peranan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan
1
LAPORAN
TUGAS AKHIR
PerananPajak Hotel Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD)PadaDinasPendapatan Kota Medan
DISUSUN OLEH:
Nama: Suryadi Sinaga
NIM: 122600079
UntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenyelesaikanStudiPada Program
Studi Diploma III AdministrasiPerpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
(2)
i
KATA PENGANTAR
Syukur sepantasnya kita ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
memberikan rahmat, karunia, kesehatan, keselamatan, dan kemampuan sehingga
dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Tak lupa pula penulis
sanjung dan terima kasih buat Roh Kudus yang melimpah selalu dari-NYA yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yang seperti
dapat kita rasa kan pada saat ini.
Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “PERANAN PAJAK HOTEL
DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN” disusun dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,
dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat
membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan
tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat
dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
(3)
ii
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Diploma III
Adiministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Robinson Sembiring M.Si selaku Dosen Pembimbing dalam
penyelesaian Tugas Akhir.
5. Bapak dan Ibu staff pegawai maupun staff pengajar di Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis berada di bangku perkuliahan.
6. Bapak M. Husni, S.E, MS.i Kepala Dinas DISPENDA Kota Medan.
7. Abangda Ilham, ibu Popy, kak Umy, bang Surya Haloho Pegawai DISPENDA
Kota Medan yang telah banyak membantu saya dalam proses riset dalam
pengumpulan data Pajak Hotel.
8. Kepada Ayahanda Archimedes Sinaga dan Ibunda Mintaria Saragih, “Kerja keras
nassiam aido Motivasiku” serta adek/botouku Rafika Sinaga (FKM-USU)
“Berkecil hati dan jangan keras kepala botou”, Winda Aryati Sinaga (Semoga
dapat PTN nanti pudan ya) dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan, doa, motivasi, dan banyak berkorban moril dan materil demi penulis.
9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Diploma III Administrasi Perpajakan
(4)
iii
10. Kepada Rizal lumbantoruan (Kapan maen PS lek? Hehe), Amri, ryan, banyak
lagi yang selalu mensupport dan membantu saya dalam mengerjakan Tugas
Akhir saya.
11. Rekan saya di IMAS-USU, DPO IMAS-USU 2013-2014 Reza(deccut/tuti), Desi,
Janroi, Monlink, Pesta(enkai), Anggiat(Julu), Eunike, Lia(liong) masa kita tiada
terlupakan kawan. Semoga sukses untuk kita dan jadi pemimpin kedepan, buat
rekan lain Junelpri(balangagoreng), Safrizal(retengan), Irfan, luke(php), irvin,
otniel, coklat(korbanphp), dinan(kasou), febri, yovi(kocaklah), tosima, quin,
junita, ellyanor, Andika patrio, cules, Sanina Adi Sardo, sisco, selin, soezono(ija
solopku), Evani purba(Hualop pe ham bot, sabar!), dr. Hotni, Dedek Putri
Damanik (engkau bagi embun pagi panagolanku, keluh-kesah tiada dihidupmu)
masa susah bersama kalian teman-temanku, Diateitupa Ganupan.
12. Bapak Patar Hutabarat, tidak pernah lupa sama bapak ini yang selalu
memberikan masukan dan solusi bagi saya selama menjadi pengurus
IMPROSAJA. Yesus selalu memberkatimu pak! Kepada Pak Jujung Siagian juga
yang memberikan teladan bagi hidup saya, terima kasih buat segalanya Pak.
Anggota Rohkris di Pajak, Hendra(semangat kau lek!), devani, david, hotdiman,
adi, rio, yanti, sona, julius, k’enjel, k’berlin, Uty, Nita, Fena, Tax B 14 (kompak
kalian ya).
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari kekurangan dan
kelemahan baik dalam teknik penulisan maupun isi, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
(5)
iv
Akhir kata penulis mendoakan semoga Tuhan Yesus selalu memberkati kita
semua dan semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2015
Penulis
(6)
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I: PENDHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapanga Mandiri (PKLM) ... 5
C. Uraian Teoritis ... 6
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 8
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9
F. Metode Pengumpulan Data ... 10
BAB II: GAMBARAN UMUM DISPENDA KOTA MEDAN ... 11
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan ... 11
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 12
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan . 13 D. Gambaran Umum Pegawai Di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 23
BAB III: GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL ... 24
A. Ketentuan Umum ... 24
B. Subjek dan Objek Pajak Hotel ... 27
C. Tata Cara Pengukuhan, Pendaftaran, Pelaporan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penagihan Pajak Hotel ... 29
BAB IV: ANALISIS DATA ... 34
A. Target, Realisasi, Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Pada DISPENDA Kota Medan ... 34
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel ... 40
C. Upaya DISPENDA Kota Medan Untuk Mengoptimalisasikan Penerimaan Pajak Hotel ... 41
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 46
C. DAFTAR PUSTAKA ... 48
(7)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Indonesia sebagai negara berkembang terus menggalakkan pembangunan
disegala bidang kehidupan dengan tujuan mengejar ketertinggalan dari negara lain
dan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang adil dan sejahtera bagi
masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945. Untuk
menyukseskan pelaksanaan pembangunan tersebut diperlukan dana yang cukup besar.
Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan tersebut berasal dari
berbagai sumber, salah satunya berasal dari berbagai sumber, salah satunya berasal
dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak.
Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling
diandalkan. Hingga saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai
lebih dari 78% dari total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak
diharapkan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta
untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang
dapat dilakukan untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam
pembiayaan pembangunan yaitu dengan cara menggali sumber-sumber dana yang
berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah yang telah menjadi
sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Pada saat ini, sektor
perpajakan memegang peran penting sebagai sumber penerimaan utama negara, baik
untuk penerimaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tanggung
(8)
dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri.
Pemerintah dalam hal ini sebagai aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap
pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki Pendapatan Asli Daerah
(PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah (BUMD), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 juga menjelaskan tentang perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Daerah, Anggaran dan Penerimaan berupa Dana Perimbangan yang bersumber dari
PAD dan Penerimaan berupa Dana Perimbangan yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Pendapatan Daerah, yang berupa Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan
meratakan keejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan
otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari pajak daerah. Pajak Daerah adalah
pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran
daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
(9)
3
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dimana pajak daerah terbagi 2 (dua) jenis, yaitu
pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota terdiri dari:
1. Pajak Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi sektor Pedesaan dan Perkotaan
k. Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah
(10)
penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan Pajak Hotel tersebut
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses
pelaksanaan pajak Hotel ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah yang
telah ditetapkan.
Dalam penyelenggaraannya, Otonomi Daerah sesuai dengan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 33 Tahun 2004,
menerangkan bahwa faktor keuangan daerah merupakan tulang punggung
bagi terselenggaranya aktivitas pemerintah daerah. Pemerintah Daerah harus
dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan berupaya untuk meningkatkan
penerimaan daerah, terutama yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Sehubungan dengan itu, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian di Kota Medan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana peranan dan bersarnya kontribusi Pajak Hotel dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah kota Medan dalam pembiayaan otonomi yang telah
diserahkan kepada kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Dinas Pendapatan Daerah kota Medan dan populasi tersebut, penulis
hanya mengambil sebagian saja yang dijadikan sebagai sampel dengan
menggunakan purposive sampling. Hal inilah yang menjadikan penulis
memilih Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai tempat praktik, dan
“PERANAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN”sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah PKLM.
(11)
5
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapagan Mandiri (PKLM)
a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan pajak hotel 2010-2014
b. Untuk mengetahui seberapa besar Peranan pajak hotel dalam
meningkatkan/pemenuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.
c. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh pegawai dan pemecahan
terhadap masalah tersebut.
2. Manfaat praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
a. Bagi mahasiwa
1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak
Hotel.
2. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan sosial terhadap dunia kerja.
3. Menciptakan semangat kerja secara profesioalisme sekaligus
mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.
b. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
1. Sebagai sarana yang baik untuk menjalin kerja sama dengan Universitas
Sumatera Utara (USU), khususnya pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
2. Sebagai salah satu cara agar mahasiswa dapat mempelajari secara
langsung tentang Pajak Hotel sekaligus menyebarkan informasi tentang
(12)
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
1. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara
dengan Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
2. Sebagai sarana untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas
Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis
Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(Resmi, 2011:1).
Para ahli dalam bidang perpajakan memnberikan defenisi yang berbeda-beda
mengenai pengertian pajak.Namun demikian,berbagai defenisi tersebut mempunyai
maksud dan tujuan yang sama.
Prof.Dr.H.Rochmat Soemitro, mengatakan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 1
S.I. Djajadiningrat, mengatakan Pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan,
kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
1
(13)
7
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,
tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara
kesejahteraan secara umum. 2
a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain gubuk
pariwisata(cottage), motel wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel) losmen
dan rumah penginapan.
Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dijelaskan bahwa Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara lagsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan dihotel.Hotel adalah
bangunanyang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap dan beristirahat,
memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang
sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Adapun Yang menjadi objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang
disediakan dengan pembayaran dihotel termasuk :
b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal
jangkapendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel.
2
(14)
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara pertemuan dihotel.
Adapun yang dikecualikan dari objek pajak hotel adalah :
a. Penyewaan rumah atau kamar,apartemen dan fasilitas tempat tinggal
lainnya.
b. Pelayanan tinggal di asrama,pondok asrama dan pondok pesantren.
c. Pertokoan,perbankan,perkantoran,salon yang dipakai oleh umum dihotel.
d. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
dimanfaatkanolehumum.
Adapun yang dimaksud dengan subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan di hotel.Sedangkan yang
menjadi Wajib Pajak Hotel adalah pengusaha hotel.
Dasar Pengenanan Pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada hotel.Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tarif Pajak Hotel dikenakan sebesar 10%
(sepuluh perseratus) untuk semua jenis hotel.
Jadi besarnya Pajak Hotel yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik kerja lapangan mandiri ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pendapatan
Kota Medan.Disini penulis akan melakukan praktik kerja lapangan mengenai Pajak
Hotel yang memegang peranan penting dalam pendanaan pembangunan
PAJAK HOTEL = TARIF X DASAR PENGENAAN
(15)
9
Daerah.Penulis akan mengambil data tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
mengenai Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Kota Medan.
Adapun ruang lingkup PKLM ini adalah:
1. Perencanaan pengenaan dan pemungutan pajak hotel di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemungutan pajak hotel.
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel.
4. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Medan dalam
meningkatkan pajak hotel
E. Metode Prektik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari penentuan
judul dan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari dan
mengumpulkan data untuk menyusun proposal.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari,mengumpulkan,dan melakukan pengkajian
data data yang menyangkut masalah-masalah yang akan dibahas, yang
berasal dari sumber-sumber bacaan, serta literatur lain yang berhubungan
dengan Pajak Hotel.
3. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang berhubungan
(16)
4. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data-data atau keterangan yang
diperoleh dari kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
F. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan wawancara ataupun tanya jawab langsung dengan
pihak Dinas Perndapatan Daerah Kota Medan yang dianggap mampu
memberikan masukan data dan informasi yang diberikan bagi penyusunan
laporan.
2. Dokumentasi
Dalam metode ini, penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek
(17)
11
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada
bagian keuangan yang mengelolah bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada
sub bagian ini belum terdapat Sub Seksi, karena pada saat itu Wajib Pajak atau Wajib
retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu banyak.
Dengan Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju
pertumbuhan penduduk di Kota Medan melalui peraturan daerah sub bagian
keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan
dibentuklah beberapa seksi yang mengelolah penerimaan pajak dan retribusi yang
merupakan kewajiban para Wajib Pajak atau Wajib Retribusi di kota Medan, yang
terdiri dari 21 kecamatan diantaranya kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor,
Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Timur, Medan Kota, Medan
Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan
Sunggal dan lainnya.
Sehubungan dengan intruksi Menteri Dalam Negeri KUPD No. 7/12/41 – 10
tentang Penyelenggaraan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah di seluruh
Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarakan Peraturan Daerah No. 12
Tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas
Pendapatanyang baru. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru ini
(18)
Usaha yang membawahi 3 ( tiga ) Kepala Sub Bagian yaitu sub Sektor Perpajakan,
Sektor Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah lainnya yang merupakan kontribusi
yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah dalam mendukung serta memelihara
pembangunan dan di dalam peningkatan penerimaan daerah.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 Tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Medan melakukan
Penataan Organisasi yang ditetapkan dengan Praturan Daerah Kota Medan Nomor 4
Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Dinas Daerah di
llingkungan Pemrintahan Kota Medan, salah satunya diantaranya adalah Dinas
Pendapatan Kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Susunan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
Peraturan Walikota Medan No. 1 Tahun 2010 Pasal 2 terdiri dari:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub bagian Keuangan.
b. Sub bagian Umum.
c. Sub bagian Penyusunan Program.
3. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari:
a. Seksi Pendapatan dan Pendaftaran.
b. Seksi Pemeriksaan.
c. Seksi Penetapan.
(19)
13
4. Bidang Penagihan terdiri dari:
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi.
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan.
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi.
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari:
a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak.
b. Seksi Bagi Hasil Pajak.
c. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak.
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan.
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari:
a. Seksi Pengembangan Pajak.
b. Seksi Pengembangan Retribusi.
c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain.
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan
Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan dari masing
masing seksi pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut:
1.Dinas
Dinas Pendapatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bodang
pemungutan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Daerah lainnya yang dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
(20)
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan
daerah dan melaksanakan tugas pembantuan dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pendapatan mempunyai fungsi:
1. Merumuskan Kebijakan teknis dibidang Pendapatan.
2. Menyelenggarakan urusan Pemerintah dan Pelayanan umum di bidang
Pendapatan.
3. Melakukan Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang Pendapatan.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
5. Melakukan Penyuluhan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas pokok dibidang ketatausahan.
Dinas lingkup kesekretariat meliputi pengelolaan administrasi umum,
keuangan,perlengkapan, penyusunan program, kepegawaian, kerumahtanggaan
dan unsur umum lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretariat memiliki fungsi:
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya.
c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan
(21)
15
d. Mengelola urusan administrasi kepegawaian, adminsitrasi umum, keuangan,
dan kerumahtanggaan Dinas.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Sekretariat terdiri dari 3 sub bagian, dan setiap sub bagian dipimpin oleh
Kepala Sub bagian yang dalam melaksanakan tugasnya yaitu terdiri dari:
a. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelolah keuangan dan
pembendaharaan serta menyusun laporan keuangan yang meliputi kegiatan
penyususunan rencana, penyusunan bahan pembinaan, pemprosesan,
pengusukan dan verifikasi serta penyusunan laporan keuangan Dinas.
b. Sub Bagian Umum mempunyai tugas mengelola administrasi umum yang
meliputi pengelolaan tata naskah Dinas, penataan kearsian, perlengkapan,
dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas serta melakukan pengelolaan
administrasi kepegawaian dan lain-lainnya.
c. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas untuk mengumpulkan
bahan teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas, menyiapkan
bahan penyusunan rencana, menyiapkan bahan pembinaan pengawasan,
dan pengendalian.
3. Bidang Pendataan dan Penetepan
Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.Dalam
melaksanakan tugas Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai fungsi terdiri
(22)
a. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan pendaftaran pendataan
seluruh Wajib Pajak.
b. Melaksanakan Penetapan potensi Pajak Daerah, Retribusi dan Pendapatan
lainnya.
c. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pendapatan
Daerah.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang
tugasnya.
Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari 4 Seksi dan disetiap seksi
dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Pendataan dan Penetapan.
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan pendataan
objek pajak daerah atau retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya melalui
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan
Retribusi Daerah (SPTRD), melaksanakan pendaftaran Wajib Pajak Daerah
atau Wajib Retribusi Daerah melalui formulir pendaftaran, menyimpan,
mendistribusikan, memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)
atau Wajib Retribusi Daerah serta menyimpan Surat Perpajakan Daerah lainnya
yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan.
b. Seksi Pemeriksaan mempunyai tuasg menyusun rencana pemeriksaan dan
melaksanakan pemeriksaan obejk pajak atau retribusi, menata usaha hasil
pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek/retribusi, dan menyiapkan bahan
(23)
17
c. Seksi Penetapan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan pokok
pajak daerah/pokok retribusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah
angsuran pembayaran/penyetoran atas permohonan Wajib Pajak, dan
melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang
tugasnya.
d. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan
pengumpulan dan pengelolaan data objek pajak daerah/retribusi daerah,
menuangkan hasil pengelolaan data informasi data kedalam kartu data serta
mengirimkan kartu data kepada seksi penetapan dan demikian sebaliknya.
4. Bidang Penagihan
Bidang penagihan dipimpin seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang
Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebgian tugas Dinas dibisang
penagihan yang meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan dan
perhitungan restitusi, pemindahan bukuan serta pertimbangna terhadap keberatan
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.
Untuk melaksanakan tugas Bidang Penagihan menyelenggrakan fungsi:
a. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan pembukuan dan
verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.
b. Melaksanakan penagihan atas tungakan pajak daerah/retribusi daerah dan
(24)
c. Melaksanakan perhitungan restitusi dan atau pemindahan bukuan atas pajak
daerah/retribusi daerah dan pertimbangna terhadap kebertana wajib pajak atas
permohonan wajib pajak.
d. Melaksanakan telaah dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak
atas permohonan wajib pajak.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Bidang Penagihan terdiri dari 3 Seksi, dan setiap seksi dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang dalam melaksanakn tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi yang mempunyai tugas melaksanakan
pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak
daerah/retribusi daerah dan pendapatan daerh lainnya, melaksanakan
pembukuan dan verifiksai penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta
pencetakan uang dari hasil pungutan benda berharga kedlam kartu persediaan
benda berharga, menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah/ retribusi daerah dan pendpatan daerah lainnya, serta
menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran serta sisa
persediaan benda berharga secara berkala.
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan penagihan
atas tunggakan pajak daerah/retribusi daerah atau pendaptan daerah lainnya,
dan menyiapkan data penerbitan dan pendistribusian serta menyimpan arsip
(25)
19
c. Seksi Pertimbangan dan Retribusi mempunyai tugas menerima surta keberatan
dari wajib pajak/retribusi dan meneliti keberatan wajib pajak/retribusi dan
mempersiapkan Surat Keputusan Kepala Dinas tentang pemberian restitusi dan
atau pemindahan bukuan.
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Hasil Pendapatan dipimpin oleh Seorang Kepala Bidang yang dalam
menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
Untuk melaksanakan tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan
tugas, yaitu :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan penatausahaan bagi hasil
pendapatan pajak dan bukan pajak.
b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan
pajak.
cMelaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Lokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK).
d. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
pengkajian hasil pendpatan daerah dibidang hasil pendapat.
e. Melaksanakan tugas lain-lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari 4 seksi dan disetiap seksinya
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada
(26)
a. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas menerima dan mendistribusikan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak
(DHPP), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) Pajak Bumi dan
Bangunan, melaksanakan perhitungan penerimaan pajak pusat dan pajak
provinsi, melaksanakan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya serta
membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB
wajib pajak, menerima kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya
kepada Kantor Pelayanan PBB.
b. Seksi bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan perhitungan
penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
c. Seksi Penatausahaan bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Bukan Pajak mempunyai
tugas melaksanakan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan dan menatausahakan pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
d. Seksi Pearaturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendaptan mempunyai
tugas mengkaji tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
melaksanakan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan pengkajian atas penerimaan
pendapatan daerah.
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang,
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinasdan Bidang
(27)
21
sebgaian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak,retribusi dan pendapatan
lain-lainnya.
Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan daerah
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan
Daerah.
2. Penyusuna bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak retribusi dan
pendapatan lain-lain.
3. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah dan pendapatan lainnya.
4. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah.
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
pemngembangan pendapatna daerah.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugs menyiapkan rencana, program,
dan kegiatan seksi pengembangan pajak, penyusunan bahan petunjuk, teknis
lingkugan pengembangan pajak, persiapan bahan dan data penyusunan
rencana potensi pendapatan daerah di bidang pajak daerah.
b. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas penyiapan rencana
program dalam kegiatan seksi pengembangan retribusi, penyusunan bahan
petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi, penyiapan bahan dan data
(28)
daerah, penyiapan bahan dan data pengkajian, pengembangan
potensiretribusi daerah, penyiapan bahan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain yang menyelenggara fungsi
yaitu penyiapan rencana program dan kegiatan seksi pengembangan
pendapatan lain-lain, penyusunan bahan petunjuk teknis lingkungan
pengembangan pendapatan lain-lain, penyiapan bahan dan data penyusunan
rencana potensi pendapatan lain-lain, penyiapan bahan dan data pengkajian
pengembangan potensi pendpatan lain-lain, penyiapan bahan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )
Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) terdiri dari:
a. KA. UPT WIL-1
b. KA. UPT WIL-2
c. KA. UPT WIL-3
d. KA. UPT WIL-4
e. KA. UPT WIL-5
f. KA. UPT WIL-6
(29)
23
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsioonal terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok dengan keahliannya. Setiap
kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sampai dengan
berakhirnya riset yang dilaksanakan penulis, jabatan fungsional di Dinas
Pendapatan Kota Medan belum di isi atau belum ada yang berkedudukan di posisi
tersebut.
D. Gambaran Umum Pegawai Di Dinas Pendapatan Kota Medan TABEL 2.1
No. Bagian/Subdis/Bendahara/UPT Jumlah
1 Kepala Dinas 1
2 Sekretariat 67
3 Bidang Pengembangan 27
4 Bidang Penagihan 47
5 Bidang Pendataan dan Penetapan 83
6 BHP (Bagi Hasil Pajak) 79
7 UPT (Unit Pelaksana Teknis) 58
8 Pegawai Honorer 101
9 Pekerja Harian Lepas (PHL) 340
Jumlah Pegawai 803
(30)
24
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
A. Ketentuan Umum 1. Definisi Pajak Hotel
Undang-undang nomor 28 Tahun 2009, dijelaskan bahwa pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang.Pajak daerah dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana hasilnya
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Di Indonesia penagihan pajak dilakukan oleh Pemerintah Daerah
bersumber hukum pada Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang
sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
yang membahas tentang pajak daerah dan retribusi daerah.Demikian pula
dengan sistem pemungutan pajak daerah yang diterapkan oleh pemerintah
daerah belum juga mempertegas pajak-pajak daerah mana yang dipungut
dengan cara self assesment system, official assesment system, atau with
holding system.
Menurut peraturan daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang
pajak daerah Kota Medan dijelaskan bahwa pajak hotel adalah pajak yang
dikenakan atas pelayanan di hotel. Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada
(31)
25
karena adanya penyelenggaraan daerah otonom, sehingga suatudaerah
mempunyai kewenangan untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu
jenis pajak kabupaten/kota tersebut dianggap kurang memadai.
Dalam pemungutan Pajak Hotel ada beberapa termonologi yang perlu
diketahui, yaitu sebagai berikut:
a. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya
dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainya yang menyatu,
dikelola, dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan dan
perkantoran.
b. Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi apa
pun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk menginap dan disewakan
untuk umum.
c. Pengusaha Hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun
yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di
bidang jasa penginapan.
d. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai
imbalan ataspenyerahan barabg atau pelayanan sebagai pembayaran kepada
pemilik hotel.
e. Bon penjualan (bill) adalah bukti pembayaran, yang sekaligus sebagai bukti
pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan
pembayaran atas jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan beserta
(32)
Penggolongan Hotel ada beberapa macam, yaitu:
1) Hotel Bintang 5
2) Hotel Bintang 4
3) Hotel Bintang 3
4) Hotel Bintang 2
5) Hotel Bintang 1
6) Hotel Melati 3
7) Hotel Melati 2
8) Hotel Melati 1
Ada beberapa penggolongan hotel ini ada pengaruh fasilitas yang
menjadikan suatu hotel menjadi hotel berbintang 5. Maka suatu hotel harus
mempunyai jumlah kamar yang berkisar diatas 100 dan fasilitas pendukung
seperti: Meeting Room, Restoran, Kolam Renang, Spa, Sarana
Olahraga,Lobby Lounge, Internet.
Apabila salah satu dari fasilitas dan jumlah kamar itu kurang dari yang
tersebut diatas maka suatu hotel tidak dapat menjadi bintang 5.
2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel
Pemungutan Pajak Hotel didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan
kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan publik terkait. Dasar hukum
dalam pemungutan Pajak Hotel di Kota Medan:
a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
(33)
27
c. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak
Daerah Kota Medan
d. Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004, tentang pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak
Daerah Kota Medan
B. Subjek dan Objek Pajak Hotel
Adapun pengertian subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang
dapat dikenakan pajak. Sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau
badanyang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk
melakukan pembayaran pajak yang terutang. Subjek Pajak Hotel adalah orang
pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada hotel. Sedangkan
wajib pajak hotel adalah pengusaha hotel.
Objek Pajak Hotel yaitu pelayanan yang disediakan hotel dengan
pembayaran, termasuk:
1. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, antara lain
gubuk pariwisata, motel, wisma pariwisata, pesanggerahan, losmen, dan
rumah penginapan.
2. Pelayanan Penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau
tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, antara lain telepon, faksimili, teleks, fotocopy, pelayanan
cuci, setrika, taksi, dan pengangkutan lainnya yang disediakan oleh
(34)
3. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel
bukan untuk umum, antara lain pusat kebugaran, pub, diskotic yang
disediakan atau dikelola oleh hotel.
a. Tarif Pajak Hotel
Dasar dari pengenaan tarif pajak hotel adalah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel. Dan berdasarkan UNDANG-UNDANG Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Tarif pajak hotel
dikenakan sebesar 10% untuk semua jenis hotel. Jadi besarnya Pajak Hotel
yang terutang dapat dihitung dengan mengalikan Tarif Pajak Hotel dengan
Dasar Pengenaan Pajaknya.
Akan tetapi di tiap-tiap kabupaten atau kota tentu tarif Pajak Hotelnya
berbeda-beda.Hal ini harus disesuaikan dengan keadaan daerahnya sesuai
dengan potensi daerah tersebut, serta Peraturan Daerah yang ada di setiap
daerah tidak melebihi tarif pajak yang telah ditetapkan sebesar 10%.
Tarif pajak dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1) Tarif tunggal terdiri dari:
a. Tarif pajak tetap adalah jumlah atau angkanya tetap, tidak bergantung
besarnya dasar pengenaan pajak.
b. Tarif proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap dan
(35)
29
2) Tarif tidak tunggal terdiri dari:
a. Tarif proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya meningkat
sesuai besarnya atau meningkatnya dasar pengenaan pajak.
b. Tarif Degresif adalah tarif pajak yang persentasenya menurun sesuai
dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak.
b. Perhitungan Pajak Hotel
Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum
Perhitungan Pajak Hotel adalah sesuai dengan rumus berikut:
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang
Dilakukan Kepada Hotel
C. Tata Cara Pengukuhan, Pendaftaran, Pelaporan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penagihan Pajak Hotel
1. Pengukuhan, Pendataan, dan Pendaftaran
Wajib pajak hotel mendaftarkan usahanya kepada bupati/walikota, dalam
praktik umumnya kepada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota, dalam
jangka waktu tertentu, misalnya selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum
dimulainya kegiatan usaha, untuk dikukuhkan dan diberikan Nomor Pokok
Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Jangka waktu ini sesuai dengan jangka waktu
(36)
2. Pendaftaran dan Pendataan
Untuk mendapatkan data wajib pajak dilaksanakan pendaftaran dan pendataan
terhadap wajib pajak. Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan
mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir, pendaftaran dan
pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. Setelah dokumen tersbut
disampaikan kepada wajib pajak, wajib pajak mengisi formulir pendaftaran
dan pendataan dengan jelas, lengkap, serta mengembalikan kepada petugas
pajak. Selanjutnya, petugas pajak mencatat formulir pendataan dan
pendaftaran yang dikembalikan oleh wajib pajak, dalam Daftar Induk Wajib
Pajak berdasarkan nomor urut yang digunakan sebagai dasar untuk
menerbitkan NPWPD.
3. Pelaporan Pajak
Umumnya SPTPD harus disampaikan selambat-lambatnya lima belas hari
setelah berakhirnya masa pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari
daftar isian tersbut dihimpun dan dicatat atau dituangkan dalam berkas atau
kartu data yang merupakan hasil akhir yang akan dijadikan sebagai dasar
dalam perhitungan dan penetapan pajak yang terutang. Keterangan dan
dokumen yang harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD
ditetapkan oleh bupati/walikota.
4. Cara Pemungutan Pajak Hotel
Pemungutan Pajak Hotel tidak dapat diborongkan. Artinya, seluruh proses
kegiatan pemungutan pajak hotel tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga
(37)
31
pengiriman surat-surat kepada wajib pajak, atau penghimpunan data objek dan
subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga
adalah kegiatan penghitungan besarnya pajak terutang, pengawasan
penyetoran pajak, dan penagihan pajak. Pajak Hotel dapat dilakukan dengan
system self assestment atau official assestment karena tidak semua wajib pajak
Hotel yang mau menghitung pajak Hotelnya sendiri.
5. Pembayaran Pajak Hotel
Pajak hotel terutang dilunasi selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan
berikut. Apabila kepada wajib pajak diterbitkan SKPDKB,SKPDKBT, STPD
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,Pajak hotel
harus dilunasi paling lambat satu bulan sejak tanggal diterbitkan.
6. Penagihan Pajak Hotel
Berikut adalah tata cara Penagihan Pajak Hotel yang tidak/kurang bayar:
a. Surat Teguran atau Surat Peringatan sejenis sebagai awal tindak penagihian
pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejenak saat jatuh tempo pembayaran oleh
pejabat daerah
b. Dalam waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat
peringatan, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang.
c. Apabila jumlah pajak yang terutang belum juga dilunasi dalam jangka wajtu
yang sebagaimana ditentukan,maka dikeluarkan surat paksa.
d. Pejabat menerbitkan surat paksa segera setelah 21 hari sejak tanggal surat
(38)
e. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2x24
jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa, pejabat segera menerbitkan
surat penyitaan.
f. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang
pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah
Melaksakan Penyitaan, pejabat mengajukanpermintaan penetapan tanggal
pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
7. Tindakan Dispenda Mengenai Wajib Pajak yang Melalaikan, Mengelakan, dan
Menghindarkan Pajak Hotel yang Terutang.Sanksi tehadap Wajib Pajak Hotel
yang tidak memenuhi kewajiban perpajaknnya adalah sanksi administrasi
sebesar 25% sebulan dari pajak yang tidak atau terlambat bayar. Sanksi
administrasi berupa bunga dihitung sejak saat terutangnya pajak sampai
dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar.Jumlah
kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Bila wajib Pajak Hotel tidak
memenuhi kewjiban perpajakannya yaitu dengan ditemukannya data baru dan
atau data yang semula belum terungkap yang bersal dari hasil pemeriksaan
sehingga pajak yang terutang bertambah,maka terhadap wajib Pajak Hotel
dikenakan sanksi administrasi sebesar 100% dari jumlah kekurangan.
Jumlah Pajak Hotel yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar dikenakan sanksi administrasi sebesara 25% dari pokok pajak
(39)
33
yang kurang bayar atau terlambat bayar jangka waktu paling lama 24 jam
dihitung sejak saat terutangnya pajak.
8. Data Pajak Hotel pada Dispenda Kota Medan.
Sampai dengan saat ini jumlah wajib Pajak Hotel yang terdata di Dispenda
Kota Medan dari tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 adalah tahun 2010
berjumlah 125, tahun 2011 berjumlah 210 hotel tahun 2012 berjumlah 224
hotel, tahun 2013 berjumlah 243 hotel, dan tahun 2014 berjumlah 255 hotel.
Dalam golongannya hotel-hotel ini terbagi atas:
TABEL 3.1
No. Klasifikasi Hotel Tahun 2010 2011 Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun 2014
1 Bintang 5 4 4 5 5 5
2 Bintang 4 5 5 6 6 7
3 Bintang 3 13 17 19 21 23
4 Bintang 2 1 1 2 3 4
5 Bintang 1 15 16 16 18 18
6 Melati 3 29 44 50 58 65
7 Melati 2 20 42 42 44 45
8 Melati 1 38 81 84 88 88
Jumlah 125 210 224 243 255
(40)
34
BAB IV ANALISISDATA
A. Target, Realisasi, Dan Kontribusi Penerimaan PajakHotel Pada DISPENDA Kota Medan
Untuk dapat mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Hotel, sebelumnya
harusada penerapan target yang akan menjadi Pajak Asli Daerah (PAD) Kota Medan
yang akan dimasukkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota
Medan.
Sebelum Target penerimaan Pajak Hotel ditetapkan pada awal tahun anggaran
baru, lebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan
objek pajak maupun sumber-sumber pendapatan asli daerah. Ini dilakukan secara
bersama-sama oleh bidang program dan bidang penetapan. Hasil dari evaluasi
tersebut akan dilaporkan kepada kepala daerah dan DPRD. Evaluasi tersebut akan
ditunjukan untuk menilai kinerja dinas pendapatan daerah dalam 1 tahun anggaran
(tahun anggaran sebelumnya) sekaligus menetapkan target penerimaan pendapatan
asli daerah yang baru. Dengan kata lain bahwa target penerimaan baru ditetapkan
dengan persetujuan DPRD pada suatu objek pajak didasarkan pada hasil evaluasi
kinerja dinas pendapatan daerah dalam usahanya memenuhi target penerimaan objek
(41)
35
Adapun target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel tahun 2010, 2011, 2012,
2013, dan 2014 yang telah dietapkan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan adalah
sebagai berikut:
Target dan Realisasi Pajak Hotel 5 Tahun Terahir
TABEL 4.1
No. JENIS PAJAK Target APBD 2010 Realisasi Tahun 2010 %
PAJAK HOTEL 46.427.842.000,00 41.803.017.281,76 90,04
1 Hotel Bintang 5 13.781.691.000,00 16.560.585.681,32 120,16
2 Hotel Bintang 4 13.387.928.400,00 13.355.286.036,66 99,76
3 Hotel Bintang 3 12.994.165.800,00 7.464.507.765,49 57,45
4 Hotel Bintang 2 476.510.656,60 371.725.173,00 78,01
5 Hotel Bintang 1 3.594.591.000,00 1.988.039.577,83 55,31
6 Hotel Melati 3 1.281.325.500,00 1.145.437.246,46 89,39
7 Hotel Melati 2 551.955.600,00 543.098.576,00 98,40
8 Hotel Melati 1 359.674.043,40 374.337.225,00 104,08
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015
TABEL 4.2
No. JENIS PAJAK Target APBD 2011 Realisasi Tahun 2011 %
PAJAK HOTEL 66.903.789.500,00 54.668.966.646,09 81,71
(42)
2 Hotel Bintang 4 19.169.340.734,00 8.970.260.746,86 46,79
3 Hotel Bintang 3 19.602.719.739,00 7.573.397.032,16 38,63
4 Hotel Bintang 2 686.502.895,00 417.967.952,37 60,88
5 Hotel Bintang 1 5.003.798.957,00 2.684.030.544,64 53,63
6 Hotel Melati 3 1.796.040.595,00 1.779.324.863,32 99,06
7 Hotel Melati 2 742.611.993,00 532.084.192,59 71,65
8 Hotel Melati 1 490.026.391,00 282.883.751,19 57,72
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015 TABEL 4.3
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015
No. JENIS PAJAK Target APBD 2012 Realisasi Tahun 2012 %
PAJAK HOTEL 81.000.000.000,00 64.574.093.185,85 79,72
1 Hotel Bintang 5 31.742.954.148,21 30.470.790.012,88 95,99
2 Hotel Bintang 4 21.768.314.326,90 13.795.636.306,59 63,37
3 Hotel Bintang 3 18.689.050.786,79 14.364.974.285,48 76,86
4 Hotel Bintang 2 662.641.986,66 650.957.704,13 98,24
5 Hotel Bintang 1 3.583.413.520,13 1.508.789.067,55 42,10
6 Hotel Melati 3 2.346.512.410,20 2.201.902.866,63 93,84
7 Hotel Melati 2 815.528.908,68 798.816.670,09 97,95
(43)
37
TABEL 4.4
No. JENIS PAJAK Target APBD 2013 Realisasi Tahun 2013 %
PAJAK HOTEL 81.000.000.000,00 76.053.892.503,06 93,89
1 Hotel Bintang 5 31.742.954.148,21 39.760.857.671,00 125.26
2 Hotel Bintang 4 21.768.314.326,90 15.054.379.834,81 68,16
3 Hotel Bintang 3 18.689.050.786,79 13.250.898.846,76 70,90
4 Hotel Bintang 2 662.641.986,66 678.365.761.67 102,37
5 Hotel Bintang 1 3.583.413.520,13 3.615.152.100,51 100,89
6 Hotel Melati 3 2.346.512.410,20 2.119.427.471,26 90,32
7 Hotel Melati 2 815.528.908,68 801.482.120,31 98,28
8 Hotel Melati 1 1.391.583.912,42 773.328.696.74 55,57
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015
TABEL 4.5
No. JENIS PAJAK Target APBD 2014 Realisasi Tahun 2014 %
PAJAK HOTEL 81.500.000.000,00 81.642.581.350,74 100,17
1 Hotel Bintang 5 32.601.065.825,00 38.911.349.989,20 119,36
2 Hotel Bintang 4 21.749.569.706,00 17.598.689.386,92 80,92
3 Hotel Bintang 3 18.458.321.764,00 14.826.925.128,57 80,33
4 Hotel Bintang 2 654.461.221,00 1.142.453.883,54 174,56
5 Hotel Bintang 1 3.539.173.847,00 3.918.168.590,01 110,71
(44)
7 Hotel Melati 2 805.460.651,00 1.009.837.657,75 125,37
8 Hotel Melati 1 1.374.403.865,00 918.560.300,00 66,83
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan 2015
Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
No
Tahun Penerimaan Pajak Hotel Total PAD % Terhadap PAD 1 2010 41.803.017.281,76 2.069.833.895.802,54 0.020 %
2 2011 54.668.966.646,09 2.742.586.961.424,30 0.020 %
3 2012 64.574.093.185,85 2.998.203.912.475,38 0.021 %
4 2013 76.053.892.503,06 3.276.344.285.159,73 0.023 %
5 2014 81.642.581.350,74 4.043.105.436.562,62 0.020 %
Berdasarkan Tabel di atas dapat kita lihat bahwa penerimaan pajak hotel dari
tahun 2010, 2011, 2012, 2013, sampai dengan tahun 2014 meningkat tiap tahunnya
meskipun di tahun 2012 dan tahun 2013 tidak mencapai target APBD yang telah
ditentukan. Adapun target yang telah dibuat oleh pemerintah daerah yang telah
mencapai target realisasi seperti pada tahun 2014 yang telah menunjukan optimalnya
(45)
39
Adapun di tahun 2012 dan 2013 yang target penerimaannya yang sangat besar
yaitu mencapai 81.000.000.000,00 tidak tercapai dengan optimal pada Dinas
Pendapatan Kota Medan, mungkin dikarenakan terlalu tingginya target yang
dikeluarkan pemerintah, ataupun di tahun 2012 dan 2013 berkurangnya pengunjung
dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan dari dalam kota maupun dari luar kota
untuk berpariwisata di kota Medan sehingga target APBD tidak tercapai meskipun
dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat realisasinya. Dan di tahun 2014 target
APBD meningkat menjadi 81.500.000.000,00 dan pada tahun 2014 tersebut target
dan realisasinya telah tercapai dengan baik, yaitu realisasinya mencapai sebesar
81.642.581.350,74. Disisi lain, untuk kontribusi pajak hotel pada tahun 2010 & 2011
mempunyai nilai kontribusi yang sama. Sedangkan untuk tahun 2011-2012
mengalami sedikit kenaikan. Dan untuk tahun 2014 sendiri mengalami penurunan
kembali dibandingkan dengan penerimaan yang lain. Disini menunjukan bahwa
penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Kota Medan cukup optimal dan
membuktikan bahwa para fiskus pada Dinas Pendapatan Kota Medan telah berhasil
dalam upaya mengoptimalisasikan penerimaan pajak hotel.Dan pada dasarnya
penerimaan Pajak Hotel adalah nomor 3 terbesar dari penerimaan pajak daerah yang
ada di Dinas Pendapatan Kota Medan. Pajak Hotel sangat berpengaruh terhadap
pembangunan Kota Medan Karena Penerimaan Pajak Hotel adalah Penerimaan
(46)
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel adalah:
1. Jumlah Wajib Pajak Hotel
Jumlah Wajib Pajak Hotel sangat berpengaruh dalam penerimaan Pajak Hotel,
jika semakin banyak jumlah wajib Pajak Hotel maka makin banyak pula yang
menyetorkan Pajak Hotelnya. Demikian juga sebaliknya, apabila semakin
sedikit hotel yang aktif di kota medan maka tidak optimal pula penerimaan
Pajak Hotel.
2. Jumlah Pengunjung Hotel
Pengunjung adalah sasaran utama dari Pajak Hotel maka apabila pengunjung
hotel sedikit, maka sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan suatu hotel.
Sehingga suatu hotel harus menunjukan kualitas dan juga fasilitas yang
ber-standar agar para pengunjung hotel tertarik untuk dating dan memakai jasa
perhotelan tersebut.
3. Tingkat Kenyamanan dan Kelengkapan Hotel
Faktor ini sangat penting dikarenakan faktor ini adalah penunjang suatu hotel.
Kebersihan, keamanan, dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki suatu hotel
membuat pengunjung senang dan berkesan untuk berada di hotel tersebut. Jadi,
lebih banyak masyarakat yang lebih memilih hotel berbintang dibanding hotel
melati, walaupun tarif hotel melati lebih rendah tapi kebanyakan pengunjung
hotel lebih tertarik akan kenyamanan suatu hotel tersebut. Inilah yang membuat
(47)
41
4. Kesadaran WP
Kesadaran Wajib pajak sangat menentukan pendapatan pajak hotel, sebab
tanpa adanya kesadaran maka tidak akan pernah terwujud target yang
dicita-citakan oleh Pemerintah.
5. Tarif/Biaya Penginapan
Disamping kenyamanan dan kelengkapan fasilitas hotel, hal yang utama bagi
pengunjung hotel adalah tarif. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
pengunjung hotel yang memilih Hotel Melati untuk menginap dikarenakan
Hotel Melati 3 tarif penginapannya cukup terjangkau dan juga disenangi para
pengunjung. Sehingga Hotel Melati 3 juga mempunyai andil besar dalam
penerimaan Pajak Hotel.
C. UPAYA DISPENDA KOTA MEDAN UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN PENERIMAAN PAJAK HOTEL
Adapun upaya yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Medan dalam
mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Hotel adalah:
1. Melakukan pemeriksaan (verifikasi)
Adapuntujuan dan tindakan Pemeriksaan (verifikasi) adalah untuk menguji
kepatuhan wajib pajak daerah dalam memenuhi kewajiban perpajakan daerah.
Apabila ditemukan oleh fiskus kejanggalan atau hal yang tidak benar dalam
data yang dilaporkan oleh wajib pajak, maka segera diadakan pemeriksaan.
(48)
pajak, yang lingkup pemeriksaannya dapat meliputi tahun-tahun yang lalu
maupun tahun yang berjalan. Dalam hal iniwajib pajak yang diperiksa wajib:
a) Memperlihatkan catatan atau dokumen yang menjadi dasar yang
berhubungan dengan objek pajak atau subjek pajak yang terutang
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
c) Memberikan keterangan yang diperlukan
2. Melakukan pengawasan
Hal ini bertujuan agar fiskus dapat bekerja semaksimal mungkin, serta efektif
dan efisien, supaya target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
3. Intensifikasi pajak adalah usaha perluasan penerimaan pajak dengan mencari
wajib pajak baru. Caranya dengan melakukan pendataan langsung ke lapangan,
kemudian bagi subjek pajak baru dihimbau untuk melakukan pendaftaran agar
dikukuhkan menjadi Wajib PajakHotel. Sedangkan yang dimaksud dengan
Ekstensifikasi Pajak adalah memaksimalkan penerimaan pajak hotel dari Wajib
Pajak Hotel yang telah terdaftar dalam catatan dinas pendapatan.
4. Mengadakan Penyuluhan Pajak Hotel
Dengan meningkatanya kesadaran Wajib Pajak Hotel membayar pajaknya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, maka
(49)
43
5. Memberikan Sanksi
a) Dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% sebulan dihitung dari pajak
yang kurang atau terlambat di bayar untuk jangka waktu 24 bulan dihitung
sejak saat terutangnya pajak.
b) Dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok
pajak dan ditambah dengan sanksi administratif sebesar 2% sebulan dan
dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jagka waktu
paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
c) Dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah
kekurangan pajak yang terutang jika ditemukan data baru dan atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang
terutang.
d) Ketentuan Pidana bagi setiap Wajib Pajak yang tidak mengisi SPTPD
dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani oleh WP atau
kuasanya dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lambat 6 bulan atau
(50)
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di hotel
2. Dinas Pendapatan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang berperan
aktif dalam melaksanakan pemungutan pajak daerah
3. Dinas Pendapatan Kota Medan mendata bahwa dari tahun 2012, 2013, sampai
dengan tahun 2014, total Wajib Pajak Hotel mencapai 2012 berjumlah 224,
tahun 2013 berjumlah 243, dan tahun 2014 berjumlah 255 wajib pajak. Dengan
demikian, Pajak Hotel adalah salah satu penerimaan yang besar bagi
pendapatan Kota Medan, yang memberikan kontribusi besar bagi Pendapatan
Asli Daerah (PAD)
4. Kepala Daerah telah menetapkan target dan realisasi sebagai berikut:
Tahun 2014
Target APBD : Rp. 81.500.000.000,00
Realisasi : Rp. 81.642.581.350,74
Sekitar 100,17%
Tahun 2013
Target APBD : Rp. 81.000.000.000,00
Realisasi : Rp. 76.053.892.503,06
Sekitar 93,89%
(51)
45
Target APBD : Rp. 81.000.000.000,00
Realisasi : Rp. 64.574.093.185,85
Sekitar 79,72%
Tahun 2011
Target APBD :66.903.789.500,00
Realisasi : 54.668.966.646,09
Sekitar81,71 %
Tahun 2010
Target APBD :46.427.842.000,00
Realisasi : 41.803.017.281,76
Sekitar 90,04 %
Dalam hal ini menunjukan bahwa upaya fiskus pada Dinas Pendapatan Kota
Medan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dari tahun
2010,2011,2012, 2013, dan 2014 telah berhasil meskipun pada tahun 2012
dan 2013 tidak mencapai target APBD yang telah ditentukan pemerintah.
5. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel, yaitu
jumlah Wajib Pajak Hotel dan jumlah pengunjung hotel. Semakin banyak
jumlah Wajib Pajak Hotel maka semakin banyak sumber penerimaan Wajib
Pajak Hotel, dan begitu pula sebaliknya sebaliknya. Dan apabila jumlah
pengunjung hotel meningkat, maka semakin besar pendapatan yang diperoleh
wajib pajak, yang berarti ini akan membuat jumlah Pajak Hotel yang terutang
(52)
6. Adapun kontribusi dari penerimaan Pajak Hotel adalah untuk menambah
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dalam rangka menyelenggarakan pemerintah
dan pembangunan daerah Kota Medan. Dalam hal ini penerimaan Pajak Hotel
selama tahun 2014 menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) sebesar Rp. 81.642.581.350,74.
B. SARAN
1. Mengingat Pajak Hotel adalah salah satu Pajak Daerah nomor 3 yang
paling besar pendapatannya untuk APBD, maka seharusnya penerimaan
Pajak Hotel harus lebih dioptimalkan agar terus tetap mencapai target yang
telah ditentukan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan cara
meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan pajak. Karena banyak wajib
pajak yang terus berusaha mengelakan pajaknya yang telah terutang dan
tidak mau melunasi utang pajaknya, jadi jika dengan meningkatkan
pengawasan dan pemeriksaan, maka pendapatan Pajak Hotel akan dapat
lebih dioptimalkan dari tahun-tahun sebelumnya.
2. Dan buat fiskus agar saat menjalankan tugasnya baik disaat melaksanakan
penagihan pajak atau pemeriksaan, agar dapat bertindak tegas kepada
setiap wajib pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, terutama bagi
wajib pajak yang berusaha berbuat curang dengan cara mengelakan
kewajiban perpajakannya. Disamping itu fiskus juga harus bersifat adil
terhadap semua wajib pajak, walaupun ada juga wajib pajak yang
(53)
47
dapat jauh dari tindakan nepotisme yang selalu membeda-bedakan wajib
(54)
48
Daftar Pustaka
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jakarta: Penerbit Andi.
Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Edisi 6, buku I. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba
Empat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota
Medan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.
Peraturan Walikota Medan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.
Peraturan Walikota Medan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.
(1)
43
5. Memberikan Sanksi
a) Dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat di bayar untuk jangka waktu 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
b) Dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak dan ditambah dengan sanksi administratif sebesar 2% sebulan dan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jagka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
c) Dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak yang terutang jika ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
d) Ketentuan Pidana bagi setiap Wajib Pajak yang tidak mengisi SPTPD dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani oleh WP atau kuasanya dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lambat 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp.50.000.000
(2)
44 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di hotel
2. Dinas Pendapatan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang berperan aktif dalam melaksanakan pemungutan pajak daerah
3. Dinas Pendapatan Kota Medan mendata bahwa dari tahun 2012, 2013, sampai dengan tahun 2014, total Wajib Pajak Hotel mencapai 2012 berjumlah 224, tahun 2013 berjumlah 243, dan tahun 2014 berjumlah 255 wajib pajak. Dengan demikian, Pajak Hotel adalah salah satu penerimaan yang besar bagi pendapatan Kota Medan, yang memberikan kontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4. Kepala Daerah telah menetapkan target dan realisasi sebagai berikut: Tahun 2014
Target APBD : Rp. 81.500.000.000,00 Realisasi : Rp. 81.642.581.350,74 Sekitar 100,17%
Tahun 2013
Target APBD : Rp. 81.000.000.000,00 Realisasi : Rp. 76.053.892.503,06 Sekitar 93,89%
(3)
45
Target APBD : Rp. 81.000.000.000,00 Realisasi : Rp. 64.574.093.185,85 Sekitar 79,72%
Tahun 2011
Target APBD :66.903.789.500,00 Realisasi : 54.668.966.646,09 Sekitar81,71 %
Tahun 2010
Target APBD :46.427.842.000,00 Realisasi : 41.803.017.281,76 Sekitar 90,04 %
Dalam hal ini menunjukan bahwa upaya fiskus pada Dinas Pendapatan Kota Medan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dari tahun 2010,2011,2012, 2013, dan 2014 telah berhasil meskipun pada tahun 2012 dan 2013 tidak mencapai target APBD yang telah ditentukan pemerintah. 5. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Hotel, yaitu
jumlah Wajib Pajak Hotel dan jumlah pengunjung hotel. Semakin banyak jumlah Wajib Pajak Hotel maka semakin banyak sumber penerimaan Wajib Pajak Hotel, dan begitu pula sebaliknya sebaliknya. Dan apabila jumlah pengunjung hotel meningkat, maka semakin besar pendapatan yang diperoleh wajib pajak, yang berarti ini akan membuat jumlah Pajak Hotel yang terutang pun semakin besar.
(4)
6. Adapun kontribusi dari penerimaan Pajak Hotel adalah untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dalam rangka menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan daerah Kota Medan. Dalam hal ini penerimaan Pajak Hotel selama tahun 2014 menambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp. 81.642.581.350,74.
B. SARAN
1. Mengingat Pajak Hotel adalah salah satu Pajak Daerah nomor 3 yang paling besar pendapatannya untuk APBD, maka seharusnya penerimaan Pajak Hotel harus lebih dioptimalkan agar terus tetap mencapai target yang telah ditentukan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan cara meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan pajak. Karena banyak wajib pajak yang terus berusaha mengelakan pajaknya yang telah terutang dan tidak mau melunasi utang pajaknya, jadi jika dengan meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan, maka pendapatan Pajak Hotel akan dapat lebih dioptimalkan dari tahun-tahun sebelumnya.
2. Dan buat fiskus agar saat menjalankan tugasnya baik disaat melaksanakan penagihan pajak atau pemeriksaan, agar dapat bertindak tegas kepada setiap wajib pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, terutama bagi wajib pajak yang berusaha berbuat curang dengan cara mengelakan kewajiban perpajakannya. Disamping itu fiskus juga harus bersifat adil terhadap semua wajib pajak, walaupun ada juga wajib pajak yang merupakan keluarga atau sahabat dekat dari pada fiskus sehingga fiskus
(5)
47
dapat jauh dari tindakan nepotisme yang selalu membeda-bedakan wajib pajak yang merupakan rekan-rekan dekatnya ataupun tidak rekan dekatnya.
(6)
48
Daftar Pustaka
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jakarta: Penerbit Andi.
Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Edisi 6, buku I. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Empat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.
Peraturan Walikota Medan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.
Peraturan Walikota Medan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.