Peranan Pemungutan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

(1)

ABSTRACT

The tittle of the research is the role of parking tax collection against revenue Bandung. Parking tax is one kind of local taxes in Bandung. Reaping the parking taxes are expected to give a big role for Bandung’s local revenue. This research was conducted to determine how big a role the parking tax collections against revenue Bandung. This research using the description methods with documentation and interview as a data acquisition techniques and an approach to Bandung Regional Revenue Office for the case study. Analysis instruments of this research are regresi and coefficient analysis. Data analysis technique using t-test. This research results about the role of parking taxes towards Bandung’s local revenue on 2008 – 2012 shows that the value of tcount for

parking taxes ( X variable) and local revenue ( Y variable) are tcount <ttable (2,2846 <

3,182 ), has a significant level 0,107 more than 0,05, for that, Ho is accepted and H1

rejected which means that the parking taxes has no significant role to Bandung’s local revenue.


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah peranan pemungutan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah. Pajak parkir merupakan salah satu jenis Pajak Daerah yang ada di kota Bandung. Pemungutan pajak parkir diharapkan dapat memberikan peran yang besar bagi pendapatan asli daerah kota Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan pemungutan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara dengan pendekatan Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah kota Bandung. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan analisis koefisien. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai thitung untuk pemungutan pajak parkir (variabel X) terhadap

pendapatan asli daerah (variabel Y) pada tahun 2008 s/d 2012 menunjukkan thitung <ttabel

(2,2846 < 3,182 ), memiliki tingkat signifikan 0, 107 lebih besar dari pada 0,05 maka Ho diterima sehingga Hi ditolak yang berarti bahwa pemungutan pajak parkir memiliki

peranan yang tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung. Kata kunci: Pemungutan Pajak Parkir, Pendapatan Asli Daerah (PAD).


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5


(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS ... 7

2.1 Pengertian Pajak ... 7

2.1.1 Fungsi Pajak ... 8

2.1.2 Jenis – Jenis Pajak ... 9

2.1.3 Tarif Pajak ... 11

2.1.4 Asas Pemungutan Pajak ... 11

2.1.5 Syarat Pemungutan Pajak ... 12

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.2 Pengertian Pajak Daerah ... 14

2.2.1 Dasar Hukum Pajak Daerah ... 15

2.2.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ... 16

2.2.3 Objek, Subjek, Wajib Pajak dan Wakil Pajak Daerah ... 16

2.2.4 Pajak Terutang ... 17

2.2.5 Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Daerah ... 18

2.2.6 Sistem Pemungutan Pajak Daerah ... 19

2.2.7 Pembayaran Pajak Daerah ... 20

2.2.8 Keberatan, Banding, dan Gugatan ... 21

2.2.9 Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan. Ketetapan, dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi ... 22

2.2.10 Pembukuan dan Pencatatan ... 23


(5)

2.3 Pengertian Pajak Parkir ... 26

2.3.1 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Parkir ... 26

2.3.2 Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Parkir ... 27

2.3.3 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Parkir . 29 2.3.4 Cara Pemungutan, Penetapan, dan Ketetapan Pajak Parkir ... 30

2.3.5 Pengukuhan, Pendaftaran, dan Pendataan ... 30

2.3.6 Pembayaran dan Penagihan Pajak Parkir ... 31

2.4 Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... .. 32

2.5 Kerangka Pemikiran ... .. 33

2.6 Hipotesis Penelitian ... .. 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENLITIAN ... 35

3.1 Objek Penelitian ... 35

3.1.1 Sejarah, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 35

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan serta Sasaran Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 42

3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 47


(6)

3.2.3 Operasional Variabel ... 49

3.2.4 Penetapan Populasi dan Sampel ... 51

3.2.5 Analisis Data ... 51

3.2.6 Pengujian Hipotesis ... 54

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Pemungutan Pajak Parkir oleh Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 56

4.1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Parkir Kota Bandung Tahun 2008 s/d 2012 ... . 59

4.1.2 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2008 s/d 2012 ... . 61

4.2 Peranan Pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah ... 65

4.2.1 Analisis Regresi ... 66

4.2.2 Analisis Koefisien Korelasi ... 68

4.3 Pengujian Hipotesis ... 70

4.4 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Simpulan ... 75


(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN ... 79 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 96


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 34 Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ... 46


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Variabel Independent ... 50

Tabel II Variabel Dependent ... 50

Tabel III Kriteria Nilai Korelasi ... 53

Tabel IV Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Parkir Tahun 2008 s/d 2012 .... 59

Tabel V Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2008 s/d 2012 ... 61

Tabel VI Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2012 ... 64

Tabel VII Pasangan Data Variabel X dan Variabel Y untuk Analisis Regresi ... 68


(10)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Penerimaan Pajak Parkir Kota Bandung ... 61 Grafik 2 Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ... 63


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Surat Izin Penelitian ... 80

Lampiran B Wajib Pajak Daerah Tahun 2006-2011 ... 81

Lampiran C Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2008 ... 82

Lampiran D Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009 ... 84

Lampiran E Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2010 ... 86

Lampiran F Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011 ... 88

Lampiran G Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2012 ... 90

Lampiran H Daftar t tabel ... 92


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut harus memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak merupakan penghasilan negara yang berasal dari rakyat dan merupakan sumber penghasilan terpenting bagi Negara. Lembaga Pemungut pajak sendiri dibagi menjadi dua yaitu Pajak Negara/Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Negara/Pusat adalah Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya, sedangkan Pajak Daerah adalah Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi), maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) digunakan untuk membiayai daerah masing-masing.

Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, Pemerintah terus berupaya melakukan kebijakan-kebijakan dan perubahan atas sistem perpajakan serta harus didukung juga dengan administrasi perpajakan yang baik yang mampu melaksanakan sistem perpajakan secara adil dan berguna agar penerimaan negara melalui pajak mengalami peningkatan. Selain itu, diperlukan adanya pembangunan yang didukung melalui pembangunan daerah dalam suatu provinsi itu sendiri.


(13)

Bab IPendahuluan 2

Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh pemerintah sehingga pemerintah memberlakukan sistem otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari 2001.

Dengan adanya otonomi, daerah dipacu untuk dapat berekreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Otonomi Daerah juga diharapkan mampu mendorong perbaikan pengelolahan sumber daya yang dimiliki setiap daerah dan mampu mendorong pemerintahan daerah untuk meningkatkan daya saing daerah dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di daerah. Otonomi daerah memiliki implikasi yang luas pada kewenangan daerah untuk menggali dan mengelolah sumber-sumber pendapatan daerah dalam rangka pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah, dengan demikian sebenarnya daerah memiliki peluang untuk lebih mengoptimalkan potensi-potensi daerah-daerah yang dimiliki.

Untuk mengoptimalkan potensi-potensi daerah tersebut, mulai tanggal 1 Januari 2010, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yang mengatur tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang ini yang menjadi dasar hukum pajak daerah di Indonesia. Jenis-jenis Pajak Daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 dibagi menjadi dua yaitu Pajak Daerah Provinsi dan Pajak Daerah Kabupaten/Kota. Yang termasuk Pajak Daerah Provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Sedangkan yang termasuk Pajak Kabupaten/Kota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan


(14)

Bab IPendahuluan 3

Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Bandung, merupakan salah satu Kota yang mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Sadar akan potensi wisata yang menarik di Bandung, para investor/pengusaha memanfaatkan peluang ini untuk membuka usaha restoran, hotel/penginapan, mall, factory outlet, distro, dan sebagainya. Jenis usaha-usaha tersebut tentunya menyediakan tempat parkir untuk para pengunjungnya, oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kota Bandung memberlakukan pemungutan Pajak Parkir terhadap pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan memungut bayaran dari konsumen.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaran tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Subjek pajak parkir adalah konsumen (orang pribadi) atau badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor, sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Pajak Parkir dibayar oleh pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran. Pengusaha tersebut secara otomatis ditetapkan sebagai wajib pajak yang harus membayar Pajak Parkir yang terutang. Subjek pajak dan wajib pajak pada Pajak Parkir tidak sama. Konsumen yang melakukan parkir merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak sementara pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut


(15)

Bab IPendahuluan 4

bayaran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

Setiap penyelenggara tempat parkir yang memungut bayaran yang menjadi wajib pajak wajib menghitung, memperhitungkan, dan melaporkan sendiri Pajak Parkir yang terutang dengan menggunakan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah). Ketentuan ini menunjukkan sistem pemungutan Pajak Parkir pada dasarnya menggunakan sistem self assessment. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten/kota sehingga tarif pajak di setiap kota/kabupaten pasti berbeda tetapi tidak lebih dari 30%. Pemungutan atas Pajak Parkir di Kota Bandung dikenakan tarif 25% sesuai dengan Perda Kota Bandung No. 20 Tahun 2011 Pasal 30. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah” (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

1.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung memungut Pajak Parkir?


(16)

Bab IPendahuluan 5

2. Seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung?

1.2Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi. Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung memungut Pajak Parkir.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

1.3Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang Pajak Parkir serta mengetahui seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

2. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi saran yang bermanfaat untuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung melalui pemungutan Pajak Parkir.


(17)

Bab IPendahuluan 6

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Kota Bandung.

4. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara pemungutan Pajak Parkir oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan mengetahui seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung sehingga Wajib Pajak semakin sadar akan kewajiban untuk membayar pajak


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis data yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menurut Undang-Undang No 28 Tahun 2009, tarif pajak parkir diberlakukan paling tinggi sebesar 30%. Untuk kota Bandung sendiri, pemerintah kota Bandung menetapkan 25% untuk pajak parkir yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2011 pasal 33. Sistem yang digunakan dalam memungut pajak parkir di kota Bandung adalah sistem self assessment. Dengan adanya sistem ini, wajib pajak wajib menghitung, melaporkan, serta menyetor pajak yang terutang sendiri..

2. Pengaruh pemungutan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung pada tahun 2008 s/d 2012 menujukkan bahwa nilai thitung untuk pemungutan pajak

parkir (variabel X) terhadap pendapatan asli daerah (variabel Y) menunjukkan thitung

<ttabel (2,2846 < 3,182) ), memiliki tingkat signifikan 0, 107 lebih besar dari pada 0,05

maka hal ini menjelaskan bahwa Ho diterima sehingga H1 ditolak sehingga

pemungutan pajak parkir memiliki peranan yang tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung. Koefisien determinasi dalam hipotesis ini menunjukkan 63,49%, yang berarti bahwa variabel pemungutan pajak parkir (X) terhadap pendapatan asli daerah (Y) memiliki hubungan yang kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak parkir memiliki peranan yang tidak signifikan


(19)

BAB V Kesimpulan & Saran

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:

1. Pemungutan terhadap Pajak Parkir harus ditingkatkan lagi. Untuk itu, harus didukung juga dengan peraturan daerah yang lebih jelas lagi tentang tarif dan pengenaan pajak parkir dan memberlakukan tarif yang sama rata bagi semua pengusaha parkir, sehingga pendapatan asli daerah yang diterima melalui pajak parkir dapat meningkat dan wajib pajak parkir semakin sadar atas kewajibannya untuk membayar pajak parkir.

2. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa wajib pajak tiap tahun mengalami perubahan, bahkan pernah berkurang dari tahun sebelumnya. Dinas Pendapatan Daerah harus benar-benar menemukan penyebab dari jumlah wajib pajak parkir yang mengalami perubahan tiap tahunnya. Kemudian mengadakan penyuluhan tentang pajak parkir sehingga wajib pajak yang belum sadar akan kewajibannya untuk membayar pajak parkir diharapkan dapat segera melakukan apa yang menjadi kewajiban seorang wajib pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperluas ruang lingkup penelitian dengan memperbanyak jumlah sampel atau menambah variabel independent lainnya serta data-data lainnya yang mendukung penelitian ini.


(20)

78

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso. (2010). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Refika Aditama. Bandung.

Mardiasmo. (2010). Perpajakan Edisi Revisi 2010. Andi. Yogyakarta.

Pea. (2009). Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Parkir dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah dalam Menunjang Kemandirian Daerah pada Kota Bandung. Skripsi. Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Siahaan, Marihot Pahala. (2013). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali Pers. Jakarta.

Transuria, Billy Ivan. (2010). Pokok-Pokok Ketetapan Umum Perpajakan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Undang-Undang Dasar Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


(1)

Bab IPendahuluan 4

bayaran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

Setiap penyelenggara tempat parkir yang memungut bayaran yang menjadi wajib pajak wajib menghitung, memperhitungkan, dan melaporkan sendiri Pajak Parkir yang terutang dengan menggunakan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah). Ketentuan ini menunjukkan sistem pemungutan Pajak Parkir pada dasarnya menggunakan sistem self assessment. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten/kota sehingga tarif pajak di setiap kota/kabupaten pasti berbeda tetapi tidak lebih dari 30%. Pemungutan atas Pajak Parkir di Kota Bandung dikenakan tarif 25% sesuai dengan Perda Kota Bandung No. 20 Tahun 2011 Pasal 30. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah” (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

1.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung memungut Pajak Parkir?


(2)

Bab IPendahuluan 5

2. Seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung?

1.2Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi. Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung memungut Pajak Parkir.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

1.3Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang Pajak Parkir serta mengetahui seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

2. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi saran yang bermanfaat untuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung melalui pemungutan Pajak Parkir.


(3)

Bab IPendahuluan 6

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Kota Bandung.

4. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara pemungutan Pajak Parkir oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan mengetahui seberapa jauh peranan pemungutan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung sehingga Wajib Pajak semakin sadar akan kewajiban untuk membayar pajak


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis data yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menurut Undang-Undang No 28 Tahun 2009, tarif pajak parkir diberlakukan paling tinggi sebesar 30%. Untuk kota Bandung sendiri, pemerintah kota Bandung menetapkan 25% untuk pajak parkir yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2011 pasal 33. Sistem yang digunakan dalam memungut pajak parkir di kota Bandung adalah sistem self assessment. Dengan adanya sistem ini, wajib pajak wajib menghitung, melaporkan, serta menyetor pajak yang terutang sendiri..

2. Pengaruh pemungutan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung pada tahun 2008 s/d 2012 menujukkan bahwa nilai thitung untuk pemungutan pajak parkir (variabel X) terhadap pendapatan asli daerah (variabel Y) menunjukkan thitung <ttabel (2,2846 < 3,182) ), memiliki tingkat signifikan 0, 107 lebih besar dari pada 0,05 maka hal ini menjelaskan bahwa Ho diterima sehingga H1 ditolak sehingga pemungutan pajak parkir memiliki peranan yang tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung. Koefisien determinasi dalam hipotesis ini menunjukkan 63,49%, yang berarti bahwa variabel pemungutan pajak parkir (X) terhadap pendapatan asli daerah (Y) memiliki hubungan yang kuat sehingga dapat


(5)

BAB V Kesimpulan & Saran

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:

1. Pemungutan terhadap Pajak Parkir harus ditingkatkan lagi. Untuk itu, harus didukung juga dengan peraturan daerah yang lebih jelas lagi tentang tarif dan pengenaan pajak parkir dan memberlakukan tarif yang sama rata bagi semua pengusaha parkir, sehingga pendapatan asli daerah yang diterima melalui pajak parkir dapat meningkat dan wajib pajak parkir semakin sadar atas kewajibannya untuk membayar pajak parkir.

2. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa wajib pajak tiap tahun mengalami perubahan, bahkan pernah berkurang dari tahun sebelumnya. Dinas Pendapatan Daerah harus benar-benar menemukan penyebab dari jumlah wajib pajak parkir yang mengalami perubahan tiap tahunnya. Kemudian mengadakan penyuluhan tentang pajak parkir sehingga wajib pajak yang belum sadar akan kewajibannya untuk membayar pajak parkir diharapkan dapat segera melakukan apa yang menjadi kewajiban seorang wajib pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperluas ruang lingkup penelitian dengan memperbanyak jumlah sampel atau menambah variabel independent lainnya serta data-data lainnya yang mendukung penelitian ini.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso. (2010). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Refika Aditama. Bandung.

Mardiasmo. (2010). Perpajakan Edisi Revisi 2010. Andi. Yogyakarta.

Pea. (2009). Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Parkir dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah dalam Menunjang Kemandirian Daerah pada Kota Bandung. Skripsi. Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Siahaan, Marihot Pahala. (2013). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali Pers. Jakarta.

Transuria, Billy Ivan. (2010). Pokok-Pokok Ketetapan Umum Perpajakan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Undang-Undang Dasar Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.