PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA | Rizando | Jurnal Nosel 8099 16983 1 SM
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR
MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5
SURAKARTA
Riza rizando, Muhammad Akhyar, Ranto
Program Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
[email protected]
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate: (1) the effect of
enquiring minds learning model application on the learning result of low ability
group of experimental class and that of control class; (2) the effect of enquiring
minds learning model application on the learning result of high ability group of
experimental class and that of control class; (3) the effect of enquiring minds
learning model application on the learning result of experimental class and that
of control class; (4) the effect of enquiring minds learning model application on
the learning result of experimental class; and (5) the effect of enquiring minds
learning model application on the learning result of control class. This research
used the quasi experimental research method with the pretest-posttest and control
group design. The samples of research consisted of 2 classes i.e. experimental
class and control class and were taken by using the cluster random sampling. The
results of this research shaw: (1) there is a significant difference between the
post-test scores of low ability group of experimental class and those of control
class that showed by t = 8,901 > 1,690 withp-value= 0,000 < 0,05 ; (2) there is a
significant difference between the post-test scores of high ability group of
experimental class and those of control class that showed by t = 6,944 > 1,690
with p-value= 0,000 < 0,05 ; (3) there is a significant difference between the posttest scores of experimental class and those of control class that showed by t =
5,822 > 1,666 with p-value= 0,000 < 0,05 ; (4) there is a significant difference
between the pre-test scores of experimental class and their post-test scores that
showed by t = -7,214 >1,666p-value= 0,000 < 0,05 ; (5) there is a significant
difference between the pre-test scores of control class and their post-test scores
that showed by t = -4,777 >1,666 withp-value= 0,000 < 0,05. The enquiring
minds learning model has a positive effect on the result of automotive motor
learning of the students in Grade XI of Light Vehicle Engineering Program of
State Vocational High School 5 of Surakarta in Academic Year 2013/2014.
Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor
1
3. Untuk
PENDAHULUAN
menemukan
perbedaan
Pendidikan menurut UU No. 20
pengaruh
Tahun
pembelajaran enquiring minds
2003tentang
SISDIKNASadalah usaha sadar dan
terhadap
terencana
kelas
suasana
untuk
mewujudkan
belajar
pembelajaran
dan
agar
hasil
model
belajar
eksperimen
antara
dan
kelas
kontrol.
proses
peserta
penerapan
4. Untuk
didik
menemukan
pengaruh
secara aktif mengembangkan potensi
penerapan model pembelajaran
dirinya untuk memiliki kekuatan
enquiring minds terhadap hasil
spiritual keagamaan, pengendalian
belajar kelas eksperimen.
5. Untuk
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,
serta
diperlukan
penerapan model pembelajaran
masyarakat,
klasikal terhadap hasil belajar
kelas kontrol.
bangsa dan negara. Pendidikan aktif
di harapkan dapat meningkatkan
Konsep
kemampuan dan hasil belajar siswa.
menurut
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk
menemukan
pengaruh
penerapan
hasil
kelompok
belajar
rendah
disengaja
pengaruh
hasil
respon
kelompok
tinggi
terhadap
pembelajaran
perbedaan
belajar
dikelola
untuk
kondisi khusus atau menghasilkan
situasi
merupakan
tertentu,
subset
khusus dari pendidikan. Menurut
model
Dimyati
pembelajaran enquiring minds
terhadap
proses
tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kelas
penerapan
suatu
Sagala
memungkinkan turut serta dalam
antara
kelas kontrol.
menemukan
adalah
dalam
dimana lingkungan seseorang secara
model
eksperimen dan kelompok rendah
2. Untuk
pembelajaran
Corey
(2009:61),
perbedaan
pembelajaran enquiring minds
terhadap
pengaruh
yang
keterampilan
dirinya,
menemukan
dan
Mudjiono
mendefinisikan
antara
(2009)
pembelajaran
sebagai proses yang diselenggarakan
kelas
oleh
eksperimen dan kelompok tinggi
guru
untuk
membelajarkan
siswa. Pembelajaran mengandung
kelas kontrol.
2
arti setiap kegiatan yang dirancang
pengetahuan, sikap, tingkah laku dan
untuk
keterampilan yang dapat diamati dan
membantu
seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan
diukur
sebagai
akibat
dari
nilai yang baru. Proses pembelajaran
terselesaikannya bahan pelajaran.
Enquiring minds merupakan
pada awalnya meminta guru untuk
mengetahui kemampuan dasar yang
model
dimiliki
dikembangkan oleh Microsoft dan
oleh
siswa
meliputi
pembelajaran
kemampuan dasarnya, motivasinya,
kolega
latar belakang akademisnya, latar
Futurelab. Enquiring minds telah
belakang
lain
diterapkan sejak bulan Juli tahun
sebagainya. Kesiapan guru untuk
2005 di Ashton Park Community
mengenal karakteristik siswa dalam
School di Bristol dan Gordano
pembelajaran
modal
School di Portishead. John Morgan
utama penyampaian bahan belajar
dkk (2007) mengemukakan tujuan
dan menjadi indikator suksesnya
dari enquiring minds. Tujuan yang
pelaksanaan pembelajaran.
diharapkan dapat dicapai dengan
ekonominya,
dan
merupakan
dari
yang
Microsoft
model
yaitu
enquiring
Muhibbin Syah (2000: 136)
menggunakan
belajar adalah “Tahapan perubahan
minds adalah:
seluruh tingkah laku individu yang
1. Mendorong siswa agar mereka
hasil
memiliki rasa ingin tahu yang
pengalaman dan interaksi dengan
lebih tentang sesuatu yang baru
lingkungan yang melibatkan proses
yang
kognitif”. Menurut Oemar Hamalik
mereka dalam kehidupan sehari-
(2002),
hari.
relatif
menetap
hasil
sebagai
belajar
adalah
seseorang
setelah
pada
pengalaman
2. Siswa dapat menyikapi masalah,
“Terjadinya perubahan tingkah laku
pada
ada
mengajukan
orang
pertanyaan
dan
tersebut belajar, yang dapat diamati
mengenal apa yang akan mereka
dan
eksplor atau kembangkan.
diukur
pengetahuan,
perubahan
siakap,
keterampilan”.
belajar
dalam
Ini
adalah
3. Siswa
dan
dapat
mengembangkan
hasil
pengertian bahwa semua ilmu
perubahan
pengetahuan dapat berubah setiap
berarti
3
waktu sehingga mereka dapat
Dengan proses ini siswa dapat
berkontribusi untuk hal tersebut.
tertarik
bahwa
mereka
mengikuti
pembelajaran selanjutnya.
4. Memberikan keyakinan kepada
siswa
untuk
2. Langkah
dapat
kedua
adalah
merasa tertantang, terbentuk dan
mendefinisikan dan mulai fokus
berkontribusi
pada materi tertentu kemudian
untuk
kemajuan
membuat
ilmu pengetahuan.
perencanaan
untuk
5. Mendorong siswa untuk mengerti
membahas materi tersebut lebih
bahwa selalu ada banyak cara
jauh. Peran guru adalah krusial
pandang untuk menganalisis dan
pada langkah ini karena siswa
mengerti sesuatu. Siswa dapat
akan
mengusulkan solusi dari suatu
support dan dukungan dari guru.
permasalahan dan bisa paham
Di sini siswa akan mencoba
bagaimana
menggali
cara
mendapatkan
setelah
Langkah-langkah
Enquiring
membutuhkan
lebih
dalam
lagi
tentang topik yang diberikan
solusi tersebut.
pembelajaran
sangat
dalam
Minds
mereka
mendefinisikannya
Model
dapat
diharapkan
John
akan ada respon dari siswa.
Morgan dkk (2007) dalam buku
Respon tersebut dapat berupa
panduan enquiring minds adalah
pertanyaan, usulan atau jawaban
sebagai berikut:
dari suatu permasalahan. Pada
1. Langkah pertama yang harus
langkah ini guru harus dapat
dilakukan
menurut
oleh
adalah
beradaptasi dan juga merespon
perhatian,
tentang semua hal yang telah
guru
mendatangkan
siswa dapatkan.
pengetahuan, ide dan motivasi
siswa.
Peran
membantu
guru
siswa
adalah
3. Pada langkah ini guru dapat
untuk
membagi siswanya ke dalam
menemukan sesuatu yang baru
kelompok
dalam
mereka
beranggotakan 4-5 orang. Guru
sehingga diharapkan dapat timbul
mendampingi siswa agar setiap
pertanyaan
siswa bisa paham dan mengerti
kehidupan
dari
diri
siswa.
4
kecil
yang
tentang solusi dari permasalahan
Posttest and Control Group. Sampel
yang diberikan. Selain itu guru
untuk kelas eksperimental dan kelas
juga harus dapat memberikan
kontrol diperoleh melalui cluster
motivasi, semangat dan dorongan
random sampling. Dalam hal ini,
kepada siswanya agar mereka
kedua
dapat memecahkan masalah yang
tentang
ada.
kemudian kelas eksperimental diajar
Masalah yang ada dapat
diberikan
dalam
bentuk
pre-test
diberikan
materi
dengan
LK
Motor
model
Otomotif,
pembelajaran
enquiring minds sedang kelas kontrol
(lembar kerja).
diajar dengan model klasikal. Pada
4. Pada langkah ini siswa dapat
atau
akhir penelitian kelas eksperimental
kerja
dan kelas kontrol diberi post-test
kelompok
tentang materi motor otomotif untuk
mengkomunikasikan
mempresentasikan
mereka
kelas
hasil
kepada
lainnya. Kelompok yang lain
mengetahui
dapat
signifikan antara siswa yang diajar
memberikan tanggapan,
perbedaan
yang
yang
dengan model enquiring minds dan
disampaikan oleh kelompok yang
mereka yang diajar dengan model
memaparkan
masukan
terhadap
apa
hasil
kerjanya.
klasikal dalam penguasaan materi
berperan
untuk
motor otomotif. nilai hasil post-test
yang
kedua kelas akan dibagi menjadi dua
mungkin belum dimengerti oleh
kelompok yaitu kelompok rendah
kelompok lain sehingga terjadi
dan kelompok tinggi. Nilai yang
kesatuan
berada di bawah rata-rata maka akan
Guru
memperjelas
hal-hal
pengertian
diantara
digolongkan
siswanya.
digunakan
adalah
penelitian
untuk
penelitian
penelitian
kelompok
rendah, sedangkan nilai yang berada
METODE PENELITIAN
Metode
sebagai
di
yang
atas
rata-rata
digolongkan
ini
sebagai
maka
akan
kelompok
tinggi.
eksperimental.
Populasi dalam penelitian ini
Penelitian ini menggunakan Quasy-
adalah siswa kelas XI SMK Negeri 5
Experimental Design with Pretest-
Surakarta, program keahlian Teknik
5
mekanik otomotif tahun pelajaran
dahulu. Dari uji-t yang dilakukan
2013/2014. Mereka dikelompokkan
akan diketahui apakah kemampuan
dalam 3 kelas. Masing-masing kelas
awal
terdiri
perbedaan yang signifikan atau tidak.
dari
36 siswa,
sehingga
kedua
kelompok
memiliki
108
Metode pengumpulan data
siswa. Sampel dalam penelitian ini
yang digunakan adalah dokumentasi
berasal
pada
dan tes. Untuk menguji validitas
konsentrasi teknik kendaraan ringan,
instrumen digunakan rumus korelasi
yaitu dari kelas XI SMK Negeri 5
product moment.
jumlah
populasinya
dari
dua
adalah
kelas
Surakarta tahun ajaran 2013/2014
=
untuk dipilih secara acak dengan
menggunakan
metode
(
)
2
)} {
2 )}
(
digunakan rumus KR-21.
yang diperoleh dari dua kelas pada
Untuk
program keahlian teknik mekanik
menganalisis
menggunakan
masing-masing
(
1
r11 =
dalam penelitian ini adalah 72 siswa
dengan
2
{
)(
Untuk menguji validitas instrumen
Cluster
Random Sampling. Total sampel
otomotif
(
data
t-tes
rumus
for
independent sample (Uji-t) sebagai
kelas berjumlah 36 siswa.
berikut :
Sampel penelitian ini terdiri
t=
dari 72 siswa yang diambil dari dua
kelas yaitu kelas XI TKR A yang
berjumlah 36 siswa dan kelas XI
HASIL PENELITIAN
TKR B yang juga berjumlah 36
Setelah
siswa. Kemudian membagi sampel
belajar
tersebut menjadi dua kelompok yaitu
pembelajaran
kelas XI TKR B sebagai kelompok
menunjukkan prestasi yang tidak
eksperimen dan kelas XI TKR A
sama. Rata-rata kemampuan siswa
sebagai kelompok kontrol. Untuk
dengan
mengetahui
enquiring minds kelompok rendah
kemampuan
kedua
siswa
mengikut
menggunakan
model
yang
proses
model
berbeda
pembelajaran
kelompok, maka dilakukan uji-t
terukur
terhadap nilai ulangan harian terlebih
kemampuan siswa dengan model
6
sebesar
76,85.
Rata-rata
enquiring
pembelajaran
minds
rendah kelas kontrol
Tinggi kelas
eksperimen dan
tinggi kelas kontrol
Kelas eksperimen
dan kelas kontrol
kelompok tinggi terukur sebesar
85,25.
Sedangkan
rata-rata
kemampuan siswa dengan model
enquiring
pembelajaran
terukur
sebesar
minds
80,58.
Rata-rata
kemampuan siswa dengan model
pembelajaran
klasikal
kelompok
6,944
0,000 < 0,05
5,822
0,000 < 0,05
Pre-test dan post-test
kelas eksperimen
-7,214
0,000 < 0,05
Pre-test dan post-test
kelas kontrol
-4,777
0,000 < 0,05
rendah terukur sebesar 67,25. RataKelompok
rata kemampuan siswa dengan model
pembelajaran
tinggi
klasikal
terukur
Sedangkan
rata-rata
kelas
eksperimen dan kelompok rendah
kelompok
sebesar
rendah
kelas kontrol mendapatkan nilai t
77,20.
sebesar 8,901 lebih besar daripada t
kemampuan
tabel 1,690 dengan sig (p-value)
siswa dengan model pembelajaran
0,000. Perolehan nilai t = 8,901 >
klasikal terukur sebesar 72,78.
rata-rata
1,690 dengan p-value = 0,000< 0,05
100
80
60
40
20
0
menandakan ada perbedaan yang
Rrendah
signifikan. Kelompok tinggi kelas
Tinggi
eksperimen dan kelompok tinggi
keseluruhan
kelas kontrol mendapatkan nilai t
sebesar 6,944 lebih besar daripada t
tabel 1,690 dengan sig (p-value)
Gambar 1 Histogram Nilai Rata-rata
Hasil
Belajar
Motor
Otomotif
0,000. Perolehan nilai t = 6,944 >
Berikut ini adalah rangkuman
menandakan ada perbedaan yang
hasil
uji-t
nilai
post-test
1,690 dengan p-value = 0,000< 0,05
signifikan. Kelas eksperimen dan
kelas
kelas kontrol mendapatkan nilai t
enquiring minds dan kelas klasikal:
sebesar 5,822 lebih besar daripada t
Tabel 1 Rangkuman Hasil Uji-t
Kelompok
Rendah kelas
eksperimen dan
tabel 1,666 dengan sig (p-value)
T
Sig (p-value)
0,000. Perolehan nilai t = 5,822 >
8,901
1,666 dengan p-value = 0,000< 0,05
0,000 < 0,05
7
Berdasarkan
menandakan ada perbedaan yang
hasil
analisis
signifikan. Pre-test dan post-test
data disimpulkan sebagai berikut:
kelas kelas eksperimen mendapatkan
1. Terdapat
perbedaan
yang
nilai t sebesar -7,214. Karena nilai t
signifikan antara nilai post-test
adalah mutlak, maka nilai t = -7,214
kelompok
rendah
kelas
lebih besar daripada t tabel 1,666
eksperimen
(
=
76,85)
dengan
dibandingkan kelompok rendah
sig
(p-value)
0,000.
Perolehan nilai t = -7,214 >1,666
kelas kontrol (
dengan p-value
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
= 0,000< 0,05
menandakan ada perbedaan yang
= 67,25) yang
< 0,05.
signifikan. Pre-test dan post-test
2. Terdapat
perbedaan
yang
kelas kelas kontrol mendapatkan
signifikan antara nilai post-test
nilai t sebesar -4,777. Karena nilai t
kelompok
adalah mutlak, maka nilai t = -4,777
eksperimen
lebih besar daripada t tabel 1,666
dibandingkan kelompok tinggi
dengan
kelas kontrol (
sig
(p-value)
0,000.
tinggi
=
(
kelas
85,25)
= 77,20) yang
Perolehan nilai t = 4,777 >1,666
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
dengan p-value
< 0,05.
= 0,000< 0,05
menandakan ada perbedaan yang
3. Terdapat
signifikan.
Dari
perbedaan
yang
signifikan antara nilai post-test
data
yang
telah
kelas eksperimen (
= 80,58)
disebutkan di atas dapat disimpulkan
dibandingkan kelas kontrol ( =
bahwa hasil belajar kelas enquiring
72,78) yang ditunjukkan oleh p-
minds memiliki perbedaan
value= 0,000 < 0,05.
yang
signifikan dengan hasil belajar kelas
4. Terdapat
perbedaan
yang
klasikal. Hal ini ditunjukkan dengan
signifikan antara nilai pre-test
masing-masing nilai p-value yang
kelas eksperimen (
lebih kecil daripada nilai signifikansi
dibandingkan nilai post-test kelas
yaitu p-value = 0,000 < 0,05.
eksperimen (
= 67,31)
= 80,58) yang
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
KESIMPULAN
< 0,05.
8
Morgan, Jhon. (2007). Enquiring
Minds. Futurelab. Diperoleh
18 Februari 2014 dari
www.enquiringminds.org.uk/
5. Perbedaan yang signifikan antara
nilai pre-test kelas kontrol (
=
63,83) dibandingkan nilai posttest kelas kontrol (
= 72,78)
Muhibbin Syah. (2000). Psikologi
Pendidikan
Suatu
Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
yang ditunjukkan oleh p-value=
0,000 < 0,05.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung: Alfa Beta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
(2006).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Burke, Johnson. (2009). Educational
Research: Quantitative and
Qualitative
Approaches.
USA: A Person Education
Company.
Sriyono, dkk. (2002). Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009).Statistik Non
Parametris untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta.
C. Trihendradi. (2011). Langkah
Mudah Melakukan Analisis
Statistik Menggunakan SPSS
19. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfa Beta.
Dimyanti dan Mudjiono. (2009).
Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim Skripsi Fakultas. Fakultas Ilmu
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan. (2012). Pedoman
Peulisan Skripsi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Dalimin. (2013). Teknik Penyusunan
dan Pembakuan Tes Hasil
Belajar Ilmu Sosial serta
Pengolahannya. Yogyakarta:
Ombak
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Grasindo.
9
ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR
MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5
SURAKARTA
Riza rizando, Muhammad Akhyar, Ranto
Program Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
[email protected]
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate: (1) the effect of
enquiring minds learning model application on the learning result of low ability
group of experimental class and that of control class; (2) the effect of enquiring
minds learning model application on the learning result of high ability group of
experimental class and that of control class; (3) the effect of enquiring minds
learning model application on the learning result of experimental class and that
of control class; (4) the effect of enquiring minds learning model application on
the learning result of experimental class; and (5) the effect of enquiring minds
learning model application on the learning result of control class. This research
used the quasi experimental research method with the pretest-posttest and control
group design. The samples of research consisted of 2 classes i.e. experimental
class and control class and were taken by using the cluster random sampling. The
results of this research shaw: (1) there is a significant difference between the
post-test scores of low ability group of experimental class and those of control
class that showed by t = 8,901 > 1,690 withp-value= 0,000 < 0,05 ; (2) there is a
significant difference between the post-test scores of high ability group of
experimental class and those of control class that showed by t = 6,944 > 1,690
with p-value= 0,000 < 0,05 ; (3) there is a significant difference between the posttest scores of experimental class and those of control class that showed by t =
5,822 > 1,666 with p-value= 0,000 < 0,05 ; (4) there is a significant difference
between the pre-test scores of experimental class and their post-test scores that
showed by t = -7,214 >1,666p-value= 0,000 < 0,05 ; (5) there is a significant
difference between the pre-test scores of control class and their post-test scores
that showed by t = -4,777 >1,666 withp-value= 0,000 < 0,05. The enquiring
minds learning model has a positive effect on the result of automotive motor
learning of the students in Grade XI of Light Vehicle Engineering Program of
State Vocational High School 5 of Surakarta in Academic Year 2013/2014.
Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor
1
3. Untuk
PENDAHULUAN
menemukan
perbedaan
Pendidikan menurut UU No. 20
pengaruh
Tahun
pembelajaran enquiring minds
2003tentang
SISDIKNASadalah usaha sadar dan
terhadap
terencana
kelas
suasana
untuk
mewujudkan
belajar
pembelajaran
dan
agar
hasil
model
belajar
eksperimen
antara
dan
kelas
kontrol.
proses
peserta
penerapan
4. Untuk
didik
menemukan
pengaruh
secara aktif mengembangkan potensi
penerapan model pembelajaran
dirinya untuk memiliki kekuatan
enquiring minds terhadap hasil
spiritual keagamaan, pengendalian
belajar kelas eksperimen.
5. Untuk
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,
serta
diperlukan
penerapan model pembelajaran
masyarakat,
klasikal terhadap hasil belajar
kelas kontrol.
bangsa dan negara. Pendidikan aktif
di harapkan dapat meningkatkan
Konsep
kemampuan dan hasil belajar siswa.
menurut
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk
menemukan
pengaruh
penerapan
hasil
kelompok
belajar
rendah
disengaja
pengaruh
hasil
respon
kelompok
tinggi
terhadap
pembelajaran
perbedaan
belajar
dikelola
untuk
kondisi khusus atau menghasilkan
situasi
merupakan
tertentu,
subset
khusus dari pendidikan. Menurut
model
Dimyati
pembelajaran enquiring minds
terhadap
proses
tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kelas
penerapan
suatu
Sagala
memungkinkan turut serta dalam
antara
kelas kontrol.
menemukan
adalah
dalam
dimana lingkungan seseorang secara
model
eksperimen dan kelompok rendah
2. Untuk
pembelajaran
Corey
(2009:61),
perbedaan
pembelajaran enquiring minds
terhadap
pengaruh
yang
keterampilan
dirinya,
menemukan
dan
Mudjiono
mendefinisikan
antara
(2009)
pembelajaran
sebagai proses yang diselenggarakan
kelas
oleh
eksperimen dan kelompok tinggi
guru
untuk
membelajarkan
siswa. Pembelajaran mengandung
kelas kontrol.
2
arti setiap kegiatan yang dirancang
pengetahuan, sikap, tingkah laku dan
untuk
keterampilan yang dapat diamati dan
membantu
seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan
diukur
sebagai
akibat
dari
nilai yang baru. Proses pembelajaran
terselesaikannya bahan pelajaran.
Enquiring minds merupakan
pada awalnya meminta guru untuk
mengetahui kemampuan dasar yang
model
dimiliki
dikembangkan oleh Microsoft dan
oleh
siswa
meliputi
pembelajaran
kemampuan dasarnya, motivasinya,
kolega
latar belakang akademisnya, latar
Futurelab. Enquiring minds telah
belakang
lain
diterapkan sejak bulan Juli tahun
sebagainya. Kesiapan guru untuk
2005 di Ashton Park Community
mengenal karakteristik siswa dalam
School di Bristol dan Gordano
pembelajaran
modal
School di Portishead. John Morgan
utama penyampaian bahan belajar
dkk (2007) mengemukakan tujuan
dan menjadi indikator suksesnya
dari enquiring minds. Tujuan yang
pelaksanaan pembelajaran.
diharapkan dapat dicapai dengan
ekonominya,
dan
merupakan
dari
yang
Microsoft
model
yaitu
enquiring
Muhibbin Syah (2000: 136)
menggunakan
belajar adalah “Tahapan perubahan
minds adalah:
seluruh tingkah laku individu yang
1. Mendorong siswa agar mereka
hasil
memiliki rasa ingin tahu yang
pengalaman dan interaksi dengan
lebih tentang sesuatu yang baru
lingkungan yang melibatkan proses
yang
kognitif”. Menurut Oemar Hamalik
mereka dalam kehidupan sehari-
(2002),
hari.
relatif
menetap
hasil
sebagai
belajar
adalah
seseorang
setelah
pada
pengalaman
2. Siswa dapat menyikapi masalah,
“Terjadinya perubahan tingkah laku
pada
ada
mengajukan
orang
pertanyaan
dan
tersebut belajar, yang dapat diamati
mengenal apa yang akan mereka
dan
eksplor atau kembangkan.
diukur
pengetahuan,
perubahan
siakap,
keterampilan”.
belajar
dalam
Ini
adalah
3. Siswa
dan
dapat
mengembangkan
hasil
pengertian bahwa semua ilmu
perubahan
pengetahuan dapat berubah setiap
berarti
3
waktu sehingga mereka dapat
Dengan proses ini siswa dapat
berkontribusi untuk hal tersebut.
tertarik
bahwa
mereka
mengikuti
pembelajaran selanjutnya.
4. Memberikan keyakinan kepada
siswa
untuk
2. Langkah
dapat
kedua
adalah
merasa tertantang, terbentuk dan
mendefinisikan dan mulai fokus
berkontribusi
pada materi tertentu kemudian
untuk
kemajuan
membuat
ilmu pengetahuan.
perencanaan
untuk
5. Mendorong siswa untuk mengerti
membahas materi tersebut lebih
bahwa selalu ada banyak cara
jauh. Peran guru adalah krusial
pandang untuk menganalisis dan
pada langkah ini karena siswa
mengerti sesuatu. Siswa dapat
akan
mengusulkan solusi dari suatu
support dan dukungan dari guru.
permasalahan dan bisa paham
Di sini siswa akan mencoba
bagaimana
menggali
cara
mendapatkan
setelah
Langkah-langkah
Enquiring
membutuhkan
lebih
dalam
lagi
tentang topik yang diberikan
solusi tersebut.
pembelajaran
sangat
dalam
Minds
mereka
mendefinisikannya
Model
dapat
diharapkan
John
akan ada respon dari siswa.
Morgan dkk (2007) dalam buku
Respon tersebut dapat berupa
panduan enquiring minds adalah
pertanyaan, usulan atau jawaban
sebagai berikut:
dari suatu permasalahan. Pada
1. Langkah pertama yang harus
langkah ini guru harus dapat
dilakukan
menurut
oleh
adalah
beradaptasi dan juga merespon
perhatian,
tentang semua hal yang telah
guru
mendatangkan
siswa dapatkan.
pengetahuan, ide dan motivasi
siswa.
Peran
membantu
guru
siswa
adalah
3. Pada langkah ini guru dapat
untuk
membagi siswanya ke dalam
menemukan sesuatu yang baru
kelompok
dalam
mereka
beranggotakan 4-5 orang. Guru
sehingga diharapkan dapat timbul
mendampingi siswa agar setiap
pertanyaan
siswa bisa paham dan mengerti
kehidupan
dari
diri
siswa.
4
kecil
yang
tentang solusi dari permasalahan
Posttest and Control Group. Sampel
yang diberikan. Selain itu guru
untuk kelas eksperimental dan kelas
juga harus dapat memberikan
kontrol diperoleh melalui cluster
motivasi, semangat dan dorongan
random sampling. Dalam hal ini,
kepada siswanya agar mereka
kedua
dapat memecahkan masalah yang
tentang
ada.
kemudian kelas eksperimental diajar
Masalah yang ada dapat
diberikan
dalam
bentuk
pre-test
diberikan
materi
dengan
LK
Motor
model
Otomotif,
pembelajaran
enquiring minds sedang kelas kontrol
(lembar kerja).
diajar dengan model klasikal. Pada
4. Pada langkah ini siswa dapat
atau
akhir penelitian kelas eksperimental
kerja
dan kelas kontrol diberi post-test
kelompok
tentang materi motor otomotif untuk
mengkomunikasikan
mempresentasikan
mereka
kelas
hasil
kepada
lainnya. Kelompok yang lain
mengetahui
dapat
signifikan antara siswa yang diajar
memberikan tanggapan,
perbedaan
yang
yang
dengan model enquiring minds dan
disampaikan oleh kelompok yang
mereka yang diajar dengan model
memaparkan
masukan
terhadap
apa
hasil
kerjanya.
klasikal dalam penguasaan materi
berperan
untuk
motor otomotif. nilai hasil post-test
yang
kedua kelas akan dibagi menjadi dua
mungkin belum dimengerti oleh
kelompok yaitu kelompok rendah
kelompok lain sehingga terjadi
dan kelompok tinggi. Nilai yang
kesatuan
berada di bawah rata-rata maka akan
Guru
memperjelas
hal-hal
pengertian
diantara
digolongkan
siswanya.
digunakan
adalah
penelitian
untuk
penelitian
penelitian
kelompok
rendah, sedangkan nilai yang berada
METODE PENELITIAN
Metode
sebagai
di
yang
atas
rata-rata
digolongkan
ini
sebagai
maka
akan
kelompok
tinggi.
eksperimental.
Populasi dalam penelitian ini
Penelitian ini menggunakan Quasy-
adalah siswa kelas XI SMK Negeri 5
Experimental Design with Pretest-
Surakarta, program keahlian Teknik
5
mekanik otomotif tahun pelajaran
dahulu. Dari uji-t yang dilakukan
2013/2014. Mereka dikelompokkan
akan diketahui apakah kemampuan
dalam 3 kelas. Masing-masing kelas
awal
terdiri
perbedaan yang signifikan atau tidak.
dari
36 siswa,
sehingga
kedua
kelompok
memiliki
108
Metode pengumpulan data
siswa. Sampel dalam penelitian ini
yang digunakan adalah dokumentasi
berasal
pada
dan tes. Untuk menguji validitas
konsentrasi teknik kendaraan ringan,
instrumen digunakan rumus korelasi
yaitu dari kelas XI SMK Negeri 5
product moment.
jumlah
populasinya
dari
dua
adalah
kelas
Surakarta tahun ajaran 2013/2014
=
untuk dipilih secara acak dengan
menggunakan
metode
(
)
2
)} {
2 )}
(
digunakan rumus KR-21.
yang diperoleh dari dua kelas pada
Untuk
program keahlian teknik mekanik
menganalisis
menggunakan
masing-masing
(
1
r11 =
dalam penelitian ini adalah 72 siswa
dengan
2
{
)(
Untuk menguji validitas instrumen
Cluster
Random Sampling. Total sampel
otomotif
(
data
t-tes
rumus
for
independent sample (Uji-t) sebagai
kelas berjumlah 36 siswa.
berikut :
Sampel penelitian ini terdiri
t=
dari 72 siswa yang diambil dari dua
kelas yaitu kelas XI TKR A yang
berjumlah 36 siswa dan kelas XI
HASIL PENELITIAN
TKR B yang juga berjumlah 36
Setelah
siswa. Kemudian membagi sampel
belajar
tersebut menjadi dua kelompok yaitu
pembelajaran
kelas XI TKR B sebagai kelompok
menunjukkan prestasi yang tidak
eksperimen dan kelas XI TKR A
sama. Rata-rata kemampuan siswa
sebagai kelompok kontrol. Untuk
dengan
mengetahui
enquiring minds kelompok rendah
kemampuan
kedua
siswa
mengikut
menggunakan
model
yang
proses
model
berbeda
pembelajaran
kelompok, maka dilakukan uji-t
terukur
terhadap nilai ulangan harian terlebih
kemampuan siswa dengan model
6
sebesar
76,85.
Rata-rata
enquiring
pembelajaran
minds
rendah kelas kontrol
Tinggi kelas
eksperimen dan
tinggi kelas kontrol
Kelas eksperimen
dan kelas kontrol
kelompok tinggi terukur sebesar
85,25.
Sedangkan
rata-rata
kemampuan siswa dengan model
enquiring
pembelajaran
terukur
sebesar
minds
80,58.
Rata-rata
kemampuan siswa dengan model
pembelajaran
klasikal
kelompok
6,944
0,000 < 0,05
5,822
0,000 < 0,05
Pre-test dan post-test
kelas eksperimen
-7,214
0,000 < 0,05
Pre-test dan post-test
kelas kontrol
-4,777
0,000 < 0,05
rendah terukur sebesar 67,25. RataKelompok
rata kemampuan siswa dengan model
pembelajaran
tinggi
klasikal
terukur
Sedangkan
rata-rata
kelas
eksperimen dan kelompok rendah
kelompok
sebesar
rendah
kelas kontrol mendapatkan nilai t
77,20.
sebesar 8,901 lebih besar daripada t
kemampuan
tabel 1,690 dengan sig (p-value)
siswa dengan model pembelajaran
0,000. Perolehan nilai t = 8,901 >
klasikal terukur sebesar 72,78.
rata-rata
1,690 dengan p-value = 0,000< 0,05
100
80
60
40
20
0
menandakan ada perbedaan yang
Rrendah
signifikan. Kelompok tinggi kelas
Tinggi
eksperimen dan kelompok tinggi
keseluruhan
kelas kontrol mendapatkan nilai t
sebesar 6,944 lebih besar daripada t
tabel 1,690 dengan sig (p-value)
Gambar 1 Histogram Nilai Rata-rata
Hasil
Belajar
Motor
Otomotif
0,000. Perolehan nilai t = 6,944 >
Berikut ini adalah rangkuman
menandakan ada perbedaan yang
hasil
uji-t
nilai
post-test
1,690 dengan p-value = 0,000< 0,05
signifikan. Kelas eksperimen dan
kelas
kelas kontrol mendapatkan nilai t
enquiring minds dan kelas klasikal:
sebesar 5,822 lebih besar daripada t
Tabel 1 Rangkuman Hasil Uji-t
Kelompok
Rendah kelas
eksperimen dan
tabel 1,666 dengan sig (p-value)
T
Sig (p-value)
0,000. Perolehan nilai t = 5,822 >
8,901
1,666 dengan p-value = 0,000< 0,05
0,000 < 0,05
7
Berdasarkan
menandakan ada perbedaan yang
hasil
analisis
signifikan. Pre-test dan post-test
data disimpulkan sebagai berikut:
kelas kelas eksperimen mendapatkan
1. Terdapat
perbedaan
yang
nilai t sebesar -7,214. Karena nilai t
signifikan antara nilai post-test
adalah mutlak, maka nilai t = -7,214
kelompok
rendah
kelas
lebih besar daripada t tabel 1,666
eksperimen
(
=
76,85)
dengan
dibandingkan kelompok rendah
sig
(p-value)
0,000.
Perolehan nilai t = -7,214 >1,666
kelas kontrol (
dengan p-value
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
= 0,000< 0,05
menandakan ada perbedaan yang
= 67,25) yang
< 0,05.
signifikan. Pre-test dan post-test
2. Terdapat
perbedaan
yang
kelas kelas kontrol mendapatkan
signifikan antara nilai post-test
nilai t sebesar -4,777. Karena nilai t
kelompok
adalah mutlak, maka nilai t = -4,777
eksperimen
lebih besar daripada t tabel 1,666
dibandingkan kelompok tinggi
dengan
kelas kontrol (
sig
(p-value)
0,000.
tinggi
=
(
kelas
85,25)
= 77,20) yang
Perolehan nilai t = 4,777 >1,666
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
dengan p-value
< 0,05.
= 0,000< 0,05
menandakan ada perbedaan yang
3. Terdapat
signifikan.
Dari
perbedaan
yang
signifikan antara nilai post-test
data
yang
telah
kelas eksperimen (
= 80,58)
disebutkan di atas dapat disimpulkan
dibandingkan kelas kontrol ( =
bahwa hasil belajar kelas enquiring
72,78) yang ditunjukkan oleh p-
minds memiliki perbedaan
value= 0,000 < 0,05.
yang
signifikan dengan hasil belajar kelas
4. Terdapat
perbedaan
yang
klasikal. Hal ini ditunjukkan dengan
signifikan antara nilai pre-test
masing-masing nilai p-value yang
kelas eksperimen (
lebih kecil daripada nilai signifikansi
dibandingkan nilai post-test kelas
yaitu p-value = 0,000 < 0,05.
eksperimen (
= 67,31)
= 80,58) yang
ditunjukkan oleh p-value= 0,000
KESIMPULAN
< 0,05.
8
Morgan, Jhon. (2007). Enquiring
Minds. Futurelab. Diperoleh
18 Februari 2014 dari
www.enquiringminds.org.uk/
5. Perbedaan yang signifikan antara
nilai pre-test kelas kontrol (
=
63,83) dibandingkan nilai posttest kelas kontrol (
= 72,78)
Muhibbin Syah. (2000). Psikologi
Pendidikan
Suatu
Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
yang ditunjukkan oleh p-value=
0,000 < 0,05.
Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung: Alfa Beta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
(2006).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Burke, Johnson. (2009). Educational
Research: Quantitative and
Qualitative
Approaches.
USA: A Person Education
Company.
Sriyono, dkk. (2002). Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009).Statistik Non
Parametris untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta.
C. Trihendradi. (2011). Langkah
Mudah Melakukan Analisis
Statistik Menggunakan SPSS
19. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfa Beta.
Dimyanti dan Mudjiono. (2009).
Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim Skripsi Fakultas. Fakultas Ilmu
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan. (2012). Pedoman
Peulisan Skripsi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Dalimin. (2013). Teknik Penyusunan
dan Pembakuan Tes Hasil
Belajar Ilmu Sosial serta
Pengolahannya. Yogyakarta:
Ombak
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Grasindo.
9