PDM PURWAKARTA.doc 36KB Jun 13 2011 06:28:17 AM

PDM PURWAKARTA
MEMBANGKITKAN BATANG TERENDAM
PDM Purwakarta yang menggerakkan roda persyarkatan di kabupaten Purwakarta Jawa
Barat masih tergolong minus. Dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta,
baru berdiri 4 cabang atau 4 PCM. Kalau dicermati, sesungguhnya potensi
Muhamamdiyah cukup besar. “Ibaratnya kami harus membangkitkan batang terendam,”
kata Ketua PDM Purwakarta M Azhar, SH kepada SM di rumahnya beberapa waktu lalu..
PDM Purwakarta sekarang baru memiliki 1 SLTP, 1 MTS, dua SD dan TK Aisyiyah
bernama TK Melati. Di PDM ini sekarang berdiri 3 buah masjid dan satu masjid besar
sumbangan dari masyarakat Minang di Purwakarta. Masjid besar tersebut semula
terlantar kemudian diserahkan untuk kegiatan aktivitas Muhammadiyah di Purwakarta,
dan rencana tahun ini akan dipakai sebagai kantor PDM Purwakarta serta untuk TK ABA
dan SD Muhammadiyah, serta dipakai untuk kantor Tapak Suci dan Pandu HW. Komplek
Masjid itu terletak di jalan raya Bandung-Jakarta..
“Kami memang sulit bergerak karena belum memiliki kantor sekretariat, tempat untuk
kumpul-kumpul membicarakan persyarikatan dan menentukan langkah ke depan,” kata
M Azhar, SH Ketua PDM Purwakarta yang juga dikenal sebagai notaris di kota
Purwakarta.”Kami belum bisa menggali dan menggerakkan potensi Muhammadiyah di
sini sepenuhnya,” tambahnya.
Padahal jika disimak, karena Purwakarta termasuk daerah industri dan mulai tahun
1980an penduduknya mulai heterogen, termasuk banyak pendatangnya, potensi

Muhammadiyah sesunggunya sangat besar. Siapa tahu di antara para pendatang itu
ternyata kader-kader Muhammadiyah, atau paling tidak pernah dididik di lembaga
pendidikan Muhammadiyah, atau malahan pernah menjadi aktivis salah satu ortom
Muhammadiyah.
“Dari permohonan kartu anggota persyarikatan dan mereka yang menjadi pelanggan
majalah Suara Muhammadiyah kebanyakan adalah para pendatang yang sudah dari
sononya merupakan simpatisan Muhammadiyah, mereka kebanyakan orang Jawa,
Minang dan Palembang,” kata Azhar..
Keterbatasan PDM Purwakarta di samping jumlah amal usahanya hanya sedikit juga
SDM penggeraknya hanya sekitar l5 orang. Itu saja masing-masing disibukkan oleh tugas
sehari-hari. Walaupun jumlah personel PDM hanya sekitar l5 orang tetapi pihaknya tetap
berusaha untuk menggalang kekuatan dan menambah jumlah amal usaha. Yang akan
didirikan adalah pondok pesantren Muhammadiyah Purwakarta. Selain itu PDM juga
mau mendirikan STM Tekstil, untuk menjawab kebutuhan pabrik tekstil dan pabrik bahan
baku tekstil, termasuk pabrik bahan pewarna tekstil yang banyak terdapat di Purwakarta..
Insya allah gagasan itu sgeera diwujudkan.
“Di samping terbatasnya SDM juga masalah dana menjadi kendala bagi kami, karena
selama ini seluruh kegiatan PDM baik mengisi pengajian, mengikuti rapar di PWM dan
mengikuti berbagai kegiatan Muhammadiyah di Jawa Barat pendanaan itu selain berasal
dari dana rutin dari donatur juga berasal dari kantong masing-masing anggota PDM,”

katanya.
Sekalipun demikian sekarang ini simpatisan Muhammadiyah di Purwakarta semakin hari
semakin bertambah, karena setiap pengajian yang diadakan oleh PDM di Masjid Baitul
Arqam di dekat stasiun, peserta terus bertambah, mudah-mudahan hal ini bisa

menjadikan modal dan tekad serta semangat pengurus untuk tetap eksis. PDM
Purwakarta juga mengikuti pengajian bulanan di PP Muhammadiyah Jakarta. Hal ini
dilakukan untuk menambah wawasan tentang ilmu agama dan wawasan tentang
Muhammadiyah. PDM Purwakarta juga sering berkonsultasi dengan pengurus PP
Muhammadiyah Jakarta.
Kegiatan yang menonjol di PDM ini adalah kegiatan dakwah. PDM punya muballigh
yang sering diundang ke berbagai pengajian. Termasuk pengajian di unit-unit karyawan
pabrik yang banyak tersebar di kabupaten ini. Muballigh itu antara lain H Abdurrahman,
S.Ag, Drs Irham Musyafir, Solihin H, Drs Dayat Hidayat.
Tantangan lain adalah bahwa masyarakat di Purwakarta melihat Muhammadiyah masih
tampak asing, karena kebanyakan pendidikan Islam di kelola oleh Persis. Sehingga
banyak masyarakat Islam di Purwakarta menyekolahkan anaknya ke Pendidikan Persis,
bukan ke Muhammadiyah.
Kemudian yang masih menjadi kendala bagi kami adalah bahwa PDM Purwakarta belum
bisa membentuk seluruh majelis, misalnya majelis Wakaf, Majelis ekonomi dan lain-lain,

yang sudah terbentuk adalah Majelis Tabligh, Majelis Pendidikan dan majelis Tarjih.
PDM Purwakarta l995 hingga tahun 2001 di pimpin oleh H. Abdurrahma, SAg, karena
masa jabatannya sudah habis, maka PDM Purwakarta menggelar Musyda pada tanggal 29
Juli 2001 di Purwakarta dan menghasilkan kepengerusan yang baru dengan terbitnya SK
PWM Jawa Barat Nomor : 063?SK-PWM/I-A/2.b/2001 yang bertanggal 8 Jumadil ula
l422H yang bertepatan tanggal 29 Juli 2001 yang ditandatangi oleh Ketua Prof.DR.H. E.
Hidayat Salim, Ir, MS dan sekretaris Dr. Makhmud Syafe’I, MA Setelah Musyda
M Azhar, SH sebagai ketua PDM periode 2000-2005 dibantu . Drs. Irham Musyafir,
Darta, SAg, Hilman Sukardja, SAg, Solihin, Drs. Ahmad Sopyanuddin, MA,. Drs.
Endang Djarkasih, Momon Maulani, Dr. Sardjunas, . Ir. Yodida, Drs. Dayat Hidayat,
Drs. Syakur, Oedoeng, R. BA, (Bahan: git, ton, tof. Penulis: tof)

Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 17-02