Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB IV

(1)

52

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 01 yang terletak di di Jalan Macanan-Tlogo desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD Negeri Karangtengah 01 masuk dalam lingkungan pedesaan karena terletak di desa Karangtengah.

4.2 Karakter Subjek Penelitian

Siswa SD Negeri Karangtengah 01 berjumlah 234 anak yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dari kelas 1 sampai kelas 3 kelas paralel dan kelas 4 sampai kelas 6 hanya ada satu kelas. Di sini peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 41 siswa dengan jumlah 17 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan . Rata-rata usia siswa kelas 5 sekitar 10 tahun. Siswa kelas 5 pada umumnya masih s uka bermain, mencari perhatian orang lain dan ramai sendiri bila pelajaran tidak ditunggu oleh gurunya.

4.3 Pelaksanaan Penelitian 4.3.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Karangtengah 01 pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 41 siswa pada pelajaran IPA, sebelum memulai penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti mengambil nilai ulangan semester II yang tercantum pada tabel 4.1.

4.3.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar

Berdasarkan hasil ulangan pada semester I I yang telah dilakukan bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan di mana sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diperoleh data hasil


(2)

pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1 .

Tabel 4.1

Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan

NO Skor Pra Siklus Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 40-49 2 5 Belum Tuntas

2 50-59 11 27 Belum Tuntas

3 60-69 16 39 Belum Tuntas

4 70-79 10 24 Tuntas

5 80-89 2 5 Tuntas

Jumlah Nilai Rata-Rata

41 100

64

Nilai Tertinggi 81

Nilai Terendah 40

Dari tabel 4.1 dapat dilihat dari hasil evaluasi IPA menunjukkan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=70) sebanyak 29 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Diketahui pada skor nilai antara 40 s/d 49 frekuensinya ada 2 dengan persentase 5%, 50 s/d 59 frekuensinya ada 11 dengan p ersentase 27%, 60 s/d 69 frekuensinya ada 16 dengan p ersentase 39%, 70 s/d 79 frekuensinya ada 10 dengan p ersentase 24%, 80 s/d 89 frekuensinya ada 2 dengan persentase 5%. Dengan nilai rata-rata 64 sedangkan nilai tertinggi adalah 81 sedangkan nilai terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada daftar nilai siswa. Dari data tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar pada mata pe lajaran IPA. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti pada grafik 4.1.


(3)

Grafik 4.1

Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan M inimal (KKM=70) data grafik 4.1 hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar sebelum Tindakan

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 < 70 29 71 Belum Tuntas

2 ≥ 70 12 29 Tuntas

Jumlah 41 100

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui pada tabel 4.2 bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak siswa 29 atau 71%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 29%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada grafik 4.2.

0 5 10 15 20

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 F

re k u e n si


(4)

Hasil B Dengan kondi 29%, peneliti mera guru kelas 5 sesua dengan rancanga kooperatif tipe Ji

siklus memuat tiga

4.3.2. Deskripsi Pelaksanaan Dalam Siklus I terda a) Perencanaan

Sebelum me “Mendeskripsik mempelajari m dahulu agar me juga dipersiapka penelitian dan R Untuk mempe menjadi 8 kel strawberry, sem kelompok ahli. guru agar antar

71%

Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Sikus

Grafik 4.2

il Belajar Sebelum Tindakan

kondisi seperti pada grafik 4.2 dengan ketuntasan erancang penelitian tindakan kelas bekerja sama d suai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelum ngan penelitian menggunakan model pembel

Jigsawyang akan diterapkan dalam dua siklus dan iga kali pertemuan.

naan Siklus I

rdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut

mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) m psikan Sifat-Sifat Cahaya”, peneliti bersama guru kol materi serta mempersiapkan media dan alat te menguasai yang akan diajarkan. Perangkat pembel pkan lembar kerja siswa, lembar evaluasi Siklus I, n Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta s mperlancar pelaksanaan pembelajaran siswa diorga kelompok asal yang diberi nama kelompok ang semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel

li. Pengorganisasian dilakukan secara heterogen ntar kelompok lebih berimbang. Keberimbangan ini

29% 71%

Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Sikus

Tuntas Belum Tuntas

n hanya a dengan elumnya belajaran an setiap

berikut:

) materi u kolabor terlebih belajaran I, rubrik a silabus. organisasi pok anggur, l dan 5 ogen oleh ini tidak


(5)

hanya dilihat dari jenis kelamin, namun dilihat dari jenis kemampuan. Dari jenis kelamin kelas yang terdiri dari 41 siswa dengan 17 siswa laki-laki, 24 siswa perempuan, maka masing-masing kelompok jumlah anggota terdiri dari 5 orang anggota kelompok asal dan 8 anggota kelompok ahli dan perbandingan laki-laki atau perempuan juga tidak sama.

b) Tindakan dan Observasi 1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Senin, 25 Maret 2013 pukul 07.35 WIB atau setelah selesai upacara. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa “Bagaimana kita bisa melihat benda?” Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu “sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap)”. Sebelumnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunak an yakni model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi bebe rapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan materi ke anggota kelomp ok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya .

Guru membagi kelompok asal dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan . Setelah itu membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda -beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu


(6)

kelompok materinya sama). Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk membaca materi yang dibagikan tentang sifat -sifat cahaya. Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru meminta siswa dalam kelompok ahli menyampaikan hasil diskusi tentang sifat -sifat cahaya kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang sifat-sifat cahaya dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju.

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempat an kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2013 , beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35 WIB. Pada pertemuan kedua untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan pertama . Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu “percobaan tentang sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap)”.


(7)

Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya.

Pada awal kegiatan inti siswa membentuk kelompok seperti pada pertemuan pertama. Guru membagi kelompok asal dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu mem bagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda-beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu kelompok materinya sama). Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk melakukan percobaan yang dibagikan tentang sifat -sifat cahaya. Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru m eminta siswa dalam kelompok ahli menyampaikan hasil diskusi tentang sifat -sifat cahaya kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang sifat -sifat cahaya dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju .

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.


(8)

3) Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013 , beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35 WIB. Seperti biasa untuk mengawali pembelajaran ini gur u mengucapkan salam, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan pertama dan kedua . Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu “merangkum tentang sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap)”.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru membagi kelompok asal dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda -beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu kelompok materinya sama). Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk merangkum materi yang dibagikan tentang sifat -sifat cahaya. Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru m eminta siswa dalam kelompok ahli menyampaikan hasil diskusi tentang sifat -sifat cahaya kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang sifat -sifat cahaya dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk


(9)

melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju .

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Hasil Tindakan 1) Hasil Observasi

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar observasi yang diterapkan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer. Hasil tindakan proses model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus I pada pertemuan I dapat dilihat di tabel 4.3.


(10)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus I Pertemuan I

NO Aspek Indikator Skor

Rata-rata 1 Pembagian

kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi 3

2,7 Guru membagi kelompok asal dan

kelompok ahli

2

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

3

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

2

2,7 Kelompok ahli melakukan diskusi 3

Kelompok ahli membahas materi 3

3 Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

3

2,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

2

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

3

3 Guru memberikan fasilitas untuk

bertanya pada kelompok

3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

3

3

Memberi penguatan 3

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

3

Jumlah 36 2,78

Dari data tabel di atas untuk siklus I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan I pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 36 (70%) dengan kategori C. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok ahli masih kurang baik karena rata -rata 2,7 pada proses pembelajarannya masih kurang tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli masih kurang baik rata -rata 2,7 pada proses pembelajaran masih ada kelompok yang kurang mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru khususnya kelompok ahli karena di sini setiap kelompok berbeda -beda. Aspek nomer 3 menjelaskan


(11)

materi ke anggota kelompok asal masih kurang baik rata -rata 2,5 pada proses pembelajaran masih a da kelompok yang kurang mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru . Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa -siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan ke pada siswa yang maju di depan kelas. Aspek nomer 5 kesimpulan baik rata-rata 3 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus I pada pertemuan II dapat dilihat di tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus I Pertemuan II

NO Aspek Indikator Skor

Rata-rata 1 Pembagian

kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi 4

3,3 Guru membagi kelompok asal dan

kelompok ahli

3

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

3

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

3

3,3 Kelompok ahli melakukan diskusi 4

Kelompok ahli membahas materi 3 3 Menjelaskan

materi ke anggota kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

3

3,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

4

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4

3,5 Guru memberikan fasilitas untuk

bertanya pada kelompok

3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

3

3,3

Memberi penguatan 3

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

4


(12)

Dari data tabel di atas untuk siklus I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan II pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 44 (84%) dengan kategori B. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok baik karena rata -rata 3,3 pada proses pembelajarannya sudah tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli baik rata-rata 3,3 pada proses pembelajaran kelompok ahli melakukan diskusi dengan baik karena siswa aktif dalam melakukan percobaan mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Aspek nomer 3 menjelaskan materi ke anggota kelompok asal baik rata-rata 3,5 pada proses pembelajaran mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru dengan baik. Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Aspek no mer 5 kesimpulan baik rata-rata 3,3 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyim pulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus I pada pertemuan III dapat dilihat di tabel 4.5.


(13)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus I Pertemuan III

NO Aspek Indikator Skor

Rata-rata 1 Pembagian

kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi 3

3 Guru membagi kelompok asal

dan kelompok ahli

3

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

3

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

3

3,3 Kelompok ahli melakukan

diskusi

4

Kelompok ahli membahas materi 3 3 Menjelaskan materi

ke anggota kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

3

3,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

4

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4

3,5 Guru memberikan fasilitas untuk

bertanya pada kelompok

3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

4

4

Memberi penguatan 4

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

4

Jumlah 45 3,46

Dari data tabel di atas untuk siklus I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan III pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 45 (86%) dengan kategori B. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok baik karena rata -rata 3 pada proses pembelajarannya sudah tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli baik rata-rata 3,3 pada proses pembelajaran kelompok ahli melakukan diskusi dengan baik karena siswa aktif dalam merangkum materi mendiskripsikan sifat-sifat cahaya. Aspek nomer 3 menjelaskan materi ke anggota kelompok asal baik rata-rata 3,5 pada proses pembelajaran


(14)

mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru dengan baik. Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Aspek nomer 5 kesimpulan sangat baik rata-rata 4 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru. 2) Hasil Belajar IPA

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian tes formatif hasil belajar materi mendeskripsikan sifat cahaya yaitu nilai tertinggi yang dicapai sebelum tindakan 81 dan nilai terendah 40 . Siswa yang telah mencapai KKM 70 ada 12 siswa (29%), sedangkan yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 29 siswa (71%). Pada Siklus I nilai tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 90, sedangkan nilai terendah 60. Siswa yang mencapai KKM 70 sebanyak 36 siswa (88%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 5 anak (12%). Karena masih memperoleh nilai di bawah 70. Berikut ini perolehan nilai siklus I pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Siklus I

NO Siklus I Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 60-69 5 12 Belum Tuntas

2 70-79 17 41 Tuntas

3 80-89 16 39 Tuntas

4 90-100 3 8 Tuntas

Jumlah 41 100

Nilai Rata-Rata 77

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Adapun hasil belajar IP A dengan model pembelajaran kooperatif tipejigsawsiswa telah mencapai ketuntasan sebesar 88% karena dari 41


(15)

siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 70 ada 5 siswa, sedangkan 36 siswa telah memperoleh nilai ≥ KKM. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan grafik 4.3 sebagai berikut.

Grafik 4.3

Hasil Perolehan Nilai siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam ben tuk tabel 4.7.

Tabel 4.7

Ketuntasan Belajar Siklus I

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 < 70 5 12 Belum Tuntas

2 ≥ 70 36 88 Tuntas

Jumlah 41 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketunt asan Minimal (KKM=70) sebanyak 5 siswa atau 12%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 36 siswa dengan persentase 88%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.7 dapat dilihat dapat dibuat diagram yang tertuang pada grafik 4.4.

0 5 10 15 20

60-69 70-79 80-89 90-100 F

re k u e n si


(16)

d) Refleksi

Setelah melak refleksi atas sega atau pengamatan menganalisis sec dilaksanakan yang langkah observa kuantitatif, guru s keberhasilan dar perbaikan atau p belajar siswa. kelemahan-kelem dilaksanakan unt rencana tindakan adalah sebagai be a. Kelebihan:

1. Memacu s terhadap pr

12%

Ketuntasan Belajar Siklus I

Grafik 4.4 Hasil Belajar siklus I

laksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya dia egala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan te tan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengka secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang yang didasarkan pada data yang telah terkumpul rvasi. Berdasarkan data baik data kualitatif m uru sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk men em

dari dampak tindakan yang telah dilakukan ter u peningkatan kualitas proses pembelajaran dan . Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditem lemahan yang masih ada pada tindakan yang

untuk kemudian dijadikan dasar menyempur kan pada siklus berikutnya. Adapun hasi l refle

berikut:

u siswa untuk lebi h aktif, kreatif, serta bertang gung p proses belajarnya de ngan penggunaan metode Jigs

88% 12%

Ketuntasan Belajar Siklus I

Tuntas belum Tuntas

diadakan n temuan kaji dan ng telah pul pada maupun n emukan terhadap dan hasil temukan ng tel ah purnakan

fleksinya

ungjawab


(17)

2. Mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam menjelaskan materi terhadap kelompok asalnya.

3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajarai kepada siswa lain dalam kelompok asal.

4. Di dalam diskusi kelompok asal dan kelompok ahli tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

5. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan adanya penghargaan dari teman-teman satu kelas.

6. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan dari guru untuk menarik kesimpulan dalam proses pembelajaran menggunakan metodeJigsaw.

b. Kelemahan:

1. Di dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli masih kurang tertib.

2. Masih ada kelompok yang kurang mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru khususnya kelompok ahli karena di sini setiap kelompok berbeda-beda.

3. Di dalam diskusi kelompok ahli dan kelompok asal masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa berbicara di depan umum, sehingga menyampaikan materi ketika diskusi terlihat gugup. 4. Masih ada beberapa siswa yang belum antusias dalam belajar.

4.3.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada Siklus I. Pelaksanaan Siklus II merupakan upaya perbaikan pada Siklus I dengan lebih memberi tindakan kepada siswa dalam keterampilan tentang model pembelajaran kooperati f tipe


(18)

jigsaw. Dalam Siklus II, terdapat tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

a) Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan Siklus II ini meliputi:

a. Merevisi RPP;

b. Penyusunan skenario pembela jaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, serta alat dan bahan untuk yang disesuaikan dengan refleksi dari hasil belajar pada siklus I.

b) Tindakan dan Observasi 1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35 WIB, Pada pertemuan pertama untuk mengawali pembelajaran ini guru menguc apkan salam, mengabsen kelas dan memotivasi belajar siswa degan guru membawa kaset CD dan menanyakan kepada siswa “kenapa kaset CD bila terkena cahaya berwarna-warni seperti pelangi?”. kemudian guru melakukan orientasi kepada siswa dengan menjelaskan tujua n pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ini.

Kegiatan Inti

Kegiatannya seperti kegiatan pada Siklus I. Kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan mater i ke anggota kelompok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru membagi kelompok asal dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu,


(19)

manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda -beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu kelompok materinya sama) guru memberikan arahan tempat diskusinya. Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepada semua kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk membaca materi yang diba gikan tentang pemanfaatan sifat -sifat cahaya dalam karya sederhana. Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru meminta siswa dalam kelompok ahli menyampaika n hasil diskusi tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang sifat-sifat cahaya dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju.

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Dalam melakukan refleksi guru mengaitkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan berbagai peristiwa yang terjadi pada kehidupan sehari -hari, hal ini bertujuan agar siswa dalam kesehariaannya mampu menerapkan ilmu yang didapat disekolah dalam kesehariannya. Dan guru menjelaskan kenapa kaset CD apabila terkena cahaya matahari berwarna -warni.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 April 2013, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35 WIB. Pada pertemuan kedua untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,


(20)

mengabsen kelas dan melakukan apersepsi guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan pertama. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu “percobaan materi cahaya dapat diuraikan, materi cakram warna, materi membuat periskop, materi membuat lup dan untuk materi alat -alat optik agar memperdalam materinya”.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya.

Pada awal kegiatan inti siswa memben tuk kelompok seperti pada pertemuan pertama. Guru membagi kelompok asal dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu membag i siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawber ry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda-beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu kelompok materinya sama) guru memberikan arahan tempat diskusinya. Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepada semua kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk melakukan percobaan materi cahaya dapat diuraikan, materi cakram warna, materi membuat periskop, materi membuat lup dan untuk materi alat-alat optik agar memperdalam materinya . Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru m eminta siswa dalam kelompok ahli menyampaikan hasil di skusi tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk melaporkan hasil


(21)

diskusi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju.

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35 WIB. Seperti biasa untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan pertama dan kedua . Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan diajarkan yaitu “merangkum tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana”.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan yaitu pembagian kelompok asal dan kelompok ahli, pembahasan materi di kelompok ahli, menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, dan setiap kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru membagi kelompok as al dan kelompok ahli di sini guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi tiap anak berbeda -beda) dan 5 kelompok ahli yang terdiri dari 8 siswa (yang satu


(22)

kelompok materinya sama) guru memberikan arahan tempat diskusinya. Pembahasan materi di kelompok ahli disini guru membimbing dan memberi kesempatan kepad a semua kelompok ahli untuk berdiskusi. Memberi kesempatan kepada kelompok ahli untuk merangkum materi yang dibagikan tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana . Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal, guru m eminta siswa dalam kelompok ahli menyampaikan hasil diskusi tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana kepada kelompok asal. Guru meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang sifat -sifat cahaya dengan bimbingan guru. Setiap kelompok asal menunjuk perwakilan siswa untuk melaporkan hasil disk usi di depan kelas. Guru memberikan fasilitas untuk bertanya pada kelompok yang maju .

Kegiatan Akhir

Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Hasil Tindakan 1) Hasil Observasi

Hasil observasi kriteria siswa dan guru Siklus II sangat baik, hal tersebut dapat terlihat pada tabel kegiatan guru dan siswa. Pada siklus II yang dilaksanakan tiga kali pertemuan, siswa antusias mengikuti pembelajaran IPA, siswa merasa senang dan sebagian besar siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan mampu bekerja sama dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa setelah dilaksanakannya siklus II.


(23)

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus II pada pertemuan I dapat dilihat di tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus II Pertemuan I

NO Aspek Indikator Skor

Rata-rata

1 Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi 3

3,3 Guru membagi kelompok asal

dan kelompok ahli

4

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

3

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

4

3,3 Kelompok ahli melakukan

diskusi

3

Kelompok ahli membahas materi 3 3 Menjelaskan materi

ke anggota kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

3

3,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

4

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4

3,5 Guru memberikan fasilitas untuk

bertanya pada kelompok

3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

4

3,7

Memberi penguatan 3

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

4

Jumlah 45 3,46

Dari data tabel di atas untuk siklus I I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan I pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 45 (86%) dengan kategori B. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok baik karena rata -rata 3,3 pada proses pembelajarannya sudah tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli karena guru mengarahkan tempat diskusinya. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli baik rata-rata 3,3 pada proses pembelajaran kelompok ahli melakukan diskusi dengan baik


(24)

karena siswa aktif dalam melakukan diskusinya. Aspek nomer 3 menjelaskan materi ke anggota kelompok asal baik rata-rata 3,5 pada proses pembelajaran mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru dengan baik. Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Aspek nomer 5 kesimpulan baik rata-rata 3,7 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyimpu lkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus II pada pertemuan II dapat dilihat di tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus II Pertemuan II

NO Aspek Indikator Skor

Rata-rata 1 Pembagian

kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi 4

3,7 Guru membagi kelompok asal

dan kelompok ahli

4

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

3

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

4

4 Kelompok ahli melakukan

diskusi

4

Kelompok ahli membahas materi 4 3 Menjelaskan materi

ke anggota kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

3

3,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

4

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4

3,5 Guru memberikan fasilitas untuk

bertanya pada kelompok

3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

4

4

Memberi penguatan 4

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

4


(25)

Dari data tabel di atas untuk siklus I I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan II pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 49 (94%) dengan kategori A. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok baik karena rata -rata 3,7 pada proses pembelajarannya sudah tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli karena guru mengarahkan tempat diskusinya. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli sangat baik rata-rata 4 pada proses pembelajaran kelompok ahli melakukan diskusi dengan baik karena siswa aktif dalam melakukan diskusinya. Aspek nomer 3 menjelaskan materi ke anggota kelompok asal baik rata-rata 3,5 pada proses pembelajaran mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru dengan baik. Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan ke pada siswa yang maju di depan kelas. Aspek nomer 5 kesimpulan sangat baik rata-rata 4 di dalam kesimpulan guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan g uru.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer kegiatan guru dan siswa pada siklus II pada pertemuan III dapat dilihat di tabel 4.10.


(26)

Tabel 4.10

Hasil Observasi Metode Pembelajaran JigsawSiklus II Pertemuan III

NO Aspek Indikator Skor Rata-rata

1 Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli

Guru menginformasikan materi

4

4 Guru membagi kelompok asal

dan kelompok ahli

4

Guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok

4

2 Pembahasan materi di kelompok ahli

Guru Membimbing diskusi di kelompok ahli

4

4 Kelompok ahli melakukan

diskusi

4

Kelompok ahli membahas materi

4

3 Menjelaskan materi ke anggota

kelompok asal

Kelompok ahli menjelaskan materi ke kelompok asal

4

3,5 Guru membimbing diskusi di

kelompok asal

3

4 Presentasi kelompok

Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

4

3,5 Guru memberikan fasilitas

untuk bertanya pada kelompok 3

5 Kesimpulan Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

4

4

Memberi penguatan 4

Bersama-sama menyimpulkan pembelajaran

4

Jumlah 50 3,8

Dari data tabel di atas untuk siklus I I observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pa da pertemuan III pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh peneliti kolabor, aktivitas proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw memperoleh jumlah 50 ( 96%) dengan kategori A. Di sini dalam aspek nomer 1 pembagian kelompok asal dan kelompok sangat baik karena rata -rata 4 pada proses pembelajarannya sudah tertib dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli karena guru mengarahkan tempat diskusinya. Aspek nomer 2 pembahasan materi di kelompok ahli sangat baik rata-rata 4 pada proses pembelajaran kelompok ahli melakukan diskusi dengan baik karena siswa aktif dalam melakukan diskusinya. Aspek nomer 3


(27)

menjelaskan materi ke anggota kelompok asal baik rata-rata 3,5 pada proses pembelajaran mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari guru dengan baik. Aspek nomer 4 presentasi kelompok baik rata-rata 3,5 di sini siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan baik dan siswa-siswi dalam satu kelas memberikan penghargaan kepada siswa yang maju di depan kelas. Aspek nomer 5 kesimpulan sangat baik rata-rata 4 di dalam kesimpul an guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama -sama dengan baik dan siswa aktif menjawab di dalam kegiatan tanya jawab dengan guru. 2) Hasil Belajar IPA

Tes Evaluasi

Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada Siklus II, yaitu nilai yang tertinggi yang dicapai pada Siklus I sebesar 90, dan nilai terendah 60. Siswa yang telah mencapai KKM 70 ada 36 siswa (88 %), sedangkan yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 5 siswa (12 %). Pada Siklus II nilai tertinggi yang dicapai siswa yaitu 96 sedangkan nilai terendah 64. Siswa yang mencapai KKM 70 sebanyak 39 anak (95%) sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM ada 2 anak (5%). Berikut tabel 4.11 perolehan nilai Siklus II.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Nilai Siklus I I

NO Siklus II Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 60-69 2 5 Belum Tuntas

2 70-79 10 24 Belum Tuntas

3 80-89 25 61 Belum Tuntas

4 90-100 4 10 Tuntas

Jumlah 41 100

Nilai Rata-Rata 83

Nilai Tertinggi 96

Nilai Terendah 64

Dari data tabel 4.11 adapun hasil belajar IP A dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa telah mencapai ketuntasan


(28)

sebesar 95% karena dari 41 siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 70 ada 2 siswa atau 5%, sedangkan 39 siswa atau 95% telah memperoleh nilai ≥KKM. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagr am yang tertuang pada grafik 4.5 sebagai berikut.

Grafik 4.5

Hasil Perolehan Nilai siklus I I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12.

Tabel 4.12

Ketuntasan Belajar Siklus II

NO Nilai Jumlah Siswa Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 < 70 2 5 Belum Tuntas

2 ≥ 70 39 95 Tuntas

Jumlah 41 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 2 siswa atau 5%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 39 siswa dengan persentase 95 %. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada grafik 4.6.

0 5 10 15 20 25 30

60-69 70-79 80-89 90-100 F

re k u e n si


(29)

Has d) Refleksi

Setelah melak refleksi atas sega atau pengamatan menganalisis sec dilaksanakan yang langkah observa kuantitatif, guru s keberhasilan dar perbaikan atau p belajar siswa. kelemahan-kelem dilaksanakan unt rencana tindakan adalah sebagai be a. Kelebihan: 1. Memacu bertanggun pengguna 2. Mendorong materi te

Ketuntasan Belajar Siklus II

Grafik 4.6 asil Belajar Siklus II

laksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya dia egala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan te tan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengka secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang yang didasarkan pada data yang telah terkumpul rvasi. Berdasarkan data baik data kualitatif m u sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menem dari dampak tindakan yang telah dilakukan ter u peningkatan kualitas proses pembelajaran dan . Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditem lemahan yang masih ada pada tindakan yang

untuk kemudian dijadikan dasar menyempur kan pada siklus berikutnya. Adapun hasi l refle

berikut:

cu siswa untuk lebih aktif, kreatif, nggungjawab terhadap proses belajarny a de

unaan metodeJigsaw.

ndorong siswa untuk berfikir kritis dalam menjel terhadap kelompok asalnya.

95% 5%

Ketuntasan Belajar Siklus II

Tuntas belum Tuntas

diadakan n temuan kaji dan ng telah pul pada maupun nemukan terhadap dan hasil temukan ng telah purnakan

fleksinya

, serta dengan


(30)

3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajarai kepada siswa lain dalam kelompok asal.

4. Di dalam diskusi kelompok asal dan kelompok ahli tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

5. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan adanya penghargaan dari teman-teman satu kelas.

6. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan dari guru untuk menarik kesimpulan dalam proses pembelajaran menggunakan metodeJigsaw.

7. Di dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli sudah tertib.

8. Guru memberi pengarahan dan bimbingan pada setiap kelompok.

9. Adanya antusias siswa dalam belajar. b. Kelemahan:

1. Di dalam diskusi kelompok ahli dan kelompok asal masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa berbicara di depan umum, sehingga menyampaikan mater i ketika diskusi terlihat gugup.

4.4 Hasil Analisis Data

Analisis data kuantitatif dan deskriptif yang berasal dari hasil belajar siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan aktifitas guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan nilai siswa kelas 5 saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Karangtengah 01 diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas 5 sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.


(31)

4.4.1. Hasil Belajar

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui hasil belajar telah dilakukan observasi guru dan siswa, pemberian lembar kerja siswa, dan tes evaluasi. Berikut tabel hasil penelitian yang diamati dan diberikan pada saat penelitian.

a) Tes Evaluasi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka peneliti mengambil nilai ulangan pada semester II dengan jumlah 41 siswa dan membandingkannya dengan hasil tes evaluasi yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II. Penelitian dilaksanakan pada semester kedua. Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

NO Ketuntasan Belajar

Nilai (X)

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Belum

Tuntas

< 70 29 71 5 12 2 5

2 Tuntas ≥ 70 12 29 36 88 39 95

Jumlah 41 100 41 100 41 100

Nilai tertinggi 81 90 96

Nilai terendah 40 60 64

Rata-rata 64 77 83

Berdasarkan tabel 4.13 perbandingan hasil pembelajaran dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 29 siswa (71 %) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), sedangkan 12 siswa (29%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (70). N ilai tertinggi yang dicapai 81 dan nilai terendahnya 40. Karena terdapat 71% siswa yang belum tuntas maka diadakan pembelajaran metode teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir tes.

Pada evaluasi Siklus I terlihat peningkatan tentang pembelajaran siswa yang cukup banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas 5 SDN Karangtengah 01 telah mencapai hasil belajar 88% karena dari 41 siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketunta san Minimal (KKM)


(32)

70 sebanyak 36 siswa dan 5 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 60. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar pembelajaran IPA siswa bisa mencapai 100%. Dalam Siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa 64 dan nilai tertinggi 96. Pembelajaran IPA harus dicapai sesuai dengan indikator kinerja yang penulis harapkan adalah minimal 80% dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil belajar IPA secara umum sudah berhasil walaupun tidak bisa mencapai 100% dari jumlah siswa keseluruhan, namun siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 70 sebanyak 39 (95%). Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM 70 hanya 2 siswa (5%).

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat dike tahui peningkatan hasil belajar materi mendeskripsikan sifat cahaya siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan men ggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil belajar siswa berdasarkan tes dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan/peningkatan. Bila dituangkan dalam bentuk grafik 4.7 maka akan tampak perbandingan pembelajaran IPA sebagai berikut.

Grafik 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Belum Tuntas 29 5 2

Tuntas 12 36 39

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Ju m la h


(33)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangtengah 01 dengan subjek penelitian kelas 5. Proses pembelajaran sebelum penelitian dilakukan hanya memanfaatkan buku sebagai sumber belajar dan metode yang digunakan hanya ceramah bervariasi, sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran. Hal yang menyebabkan hasil belaja r IPA siswa kelas 5 SDN Karangtengah 01 masih rendah. Siswa yang mencapai KKM (70) hanya 12 siswa atau 2 9%, sedangkan belum mencapai KKM ada 29 siswa atau 71%, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan model pemb elajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat dilihat dari hasil perolehan nilai Siklus I dan II, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

diterapkan pada Siklus I memperoleh hasil nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 dari 41 siswa yang telah tuntas belajar. Karena mencapai nilai sama dengan di atas KKM (70) sebanyak 36 siswa atau 88% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 12%. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa mudah mempelajari materi IPA dengan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab dan berfikir kritis dalam proses belajarnya sehingga meningkat hasil belajarny a. Pada siklus I masih terdapat kekurangan dalam proses belajarnya yaitu siswa masih belum antusias dalam belajar dan kegiatan belajarnya. Setelah mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Sedangkan pada Siklus II diperoleh hasil nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 64. Dari 41 siswa yang mendapat nilai sama dengan atau di atas (KKM) ada 39 siswa (95%) dan yang mendapat nilai di bawah 70 (KKM) hanya 2 siswa (5 %) sehingga hasil belajar IPA materi mendeskripsikan sifat cahaya siswa mencapai 95 %. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari


(34)

siklus I ke siklus II dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berf ikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab dan berfikir kritis dalam proses belajarnya sehingga meningkat hasil belajarnya serta siswa me rasa senang dalam belajar. Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena siswa mudah mempelajari materi IPA dengan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. Pada kondisi awal, guru berperan sebagai fasilitor, motivator serta pembimbing bagi siswa. Guru memberikan arahan -arahan kepada siswa tentang pembelajaran. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode konvensional membuat siswa kurang senang sehingga hasil belajar IPA rendah. Tindakan pada Siklus I ke Siklus II melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi mendeskripsikan sifat cahaya kelas 5 SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang .


(1)

Has d) Refleksi

Setelah melak refleksi atas sega atau pengamatan menganalisis sec dilaksanakan yang langkah observa kuantitatif, guru s keberhasilan dar perbaikan atau p belajar siswa. kelemahan-kelem dilaksanakan unt rencana tindakan adalah sebagai be a. Kelebihan: 1. Memacu bertanggun pengguna 2. Mendorong materi te

Ketuntasan Belajar Siklus II

Grafik 4.6 asil Belajar Siklus II

laksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya dia egala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan te tan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengka secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang yang didasarkan pada data yang telah terkumpul rvasi. Berdasarkan data baik data kualitatif m u sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menem dari dampak tindakan yang telah dilakukan ter u peningkatan kualitas proses pembelajaran dan . Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditem lemahan yang masih ada pada tindakan yang

untuk kemudian dijadikan dasar menyempur kan pada siklus berikutnya. Adapun hasi l refle

berikut:

cu siswa untuk lebih aktif, kreatif, nggungjawab terhadap proses belajarny a de

unaan metodeJigsaw.

ndorong siswa untuk berfikir kritis dalam menjel terhadap kelompok asalnya.

95% 5%

Ketuntasan Belajar Siklus II

Tuntas belum Tuntas

diadakan n temuan kaji dan ng telah pul pada maupun nemukan terhadap dan hasil temukan ng telah purnakan

fleksinya

, serta dengan


(2)

3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajarai kepada siswa lain dalam kelompok asal.

4. Di dalam diskusi kelompok asal dan kelompok ahli tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.

5. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan adanya penghargaan dari teman-teman satu kelas.

6. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan dari guru untuk menarik kesimpulan dalam proses pembelajaran menggunakan metodeJigsaw.

7. Di dalam pembagian kelompok asal dan kelompok ahli sudah tertib.

8. Guru memberi pengarahan dan bimbingan pada setiap kelompok.

9. Adanya antusias siswa dalam belajar. b. Kelemahan:

1. Di dalam diskusi kelompok ahli dan kelompok asal masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa berbicara di depan umum, sehingga menyampaikan mater i ketika diskusi terlihat gugup.

4.4 Hasil Analisis Data

Analisis data kuantitatif dan deskriptif yang berasal dari hasil belajar siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan aktifitas guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan nilai siswa kelas 5 saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Karangtengah 01 diketahui bahwa dari hasil belajar siswa kelas 5 sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.


(3)

4.4.1. Hasil Belajar

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui hasil belajar telah dilakukan observasi guru dan siswa, pemberian lembar kerja siswa, dan tes evaluasi. Berikut tabel hasil penelitian yang diamati dan diberikan pada saat penelitian.

a) Tes Evaluasi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka peneliti mengambil nilai ulangan pada semester II dengan jumlah 41 siswa dan membandingkannya dengan hasil tes evaluasi yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II. Penelitian dilaksanakan pada semester kedua. Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II NO Ketuntasan

Belajar

Nilai (X)

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Belum Tuntas

< 70 29 71 5 12 2 5

2 Tuntas ≥ 70 12 29 36 88 39 95

Jumlah 41 100 41 100 41 100

Nilai tertinggi 81 90 96

Nilai terendah 40 60 64

Rata-rata 64 77 83

Berdasarkan tabel 4.13 perbandingan hasil pembelajaran dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 29 siswa (71 %) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), sedangkan 12 siswa (29%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (70). N ilai tertinggi yang dicapai 81 dan nilai terendahnya 40. Karena terdapat 71% siswa yang belum tuntas maka diadakan pembelajaran metode teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir tes.

Pada evaluasi Siklus I terlihat peningkatan tentang pembelajaran siswa yang cukup banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas 5 SDN Karangtengah 01 telah mencapai hasil belajar 88% karena dari 41 siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketunta san Minimal (KKM)


(4)

70 sebanyak 36 siswa dan 5 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 60. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar pembelajaran IPA siswa bisa mencapai 100%. Dalam Siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa 64 dan nilai tertinggi 96. Pembelajaran IPA harus dicapai sesuai dengan indikator kinerja yang penulis harapkan adalah minimal 80% dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil belajar IPA secara umum sudah berhasil walaupun tidak bisa mencapai 100% dari jumlah siswa keseluruhan, namun siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 70 sebanyak 39 (95%). Sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM 70 hanya 2 siswa (5%).

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat dike tahui peningkatan hasil belajar materi mendeskripsikan sifat cahaya siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan men ggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil belajar siswa berdasarkan tes dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan/peningkatan. Bila dituangkan dalam bentuk grafik 4.7 maka akan tampak perbandingan pembelajaran IPA sebagai berikut.

Grafik 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Belum Tuntas 29 5 2

Tuntas 12 36 39

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Ju m la h


(5)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangtengah 01 dengan subjek penelitian kelas 5. Proses pembelajaran sebelum penelitian dilakukan hanya memanfaatkan buku sebagai sumber belajar dan metode yang digunakan hanya ceramah bervariasi, sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran. Hal yang menyebabkan hasil belaja r IPA siswa kelas 5 SDN Karangtengah 01 masih rendah. Siswa yang mencapai KKM (70) hanya 12 siswa atau 2 9%, sedangkan belum mencapai KKM ada 29 siswa atau 71%, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan model pemb elajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat dilihat dari hasil perolehan nilai Siklus I dan II, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

diterapkan pada Siklus I memperoleh hasil nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 dari 41 siswa yang telah tuntas belajar. Karena mencapai nilai sama dengan di atas KKM (70) sebanyak 36 siswa atau 88% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 12%. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa mudah mempelajari materi IPA dengan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab dan berfikir kritis dalam proses belajarnya sehingga meningkat hasil belajarny a. Pada siklus I masih terdapat kekurangan dalam proses belajarnya yaitu siswa masih belum antusias dalam belajar dan kegiatan belajarnya. Setelah mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Sedangkan pada Siklus II diperoleh hasil nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 64. Dari 41 siswa yang mendapat nilai sama dengan atau di atas (KKM) ada 39 siswa (95%) dan yang mendapat nilai di bawah 70 (KKM) hanya 2 siswa (5 %) sehingga hasil belajar IPA materi mendeskripsikan sifat cahaya siswa mencapai 95 %. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari


(6)

siklus I ke siklus II dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawsiswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berf ikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab dan berfikir kritis dalam proses belajarnya sehingga meningkat hasil belajarnya serta siswa me rasa senang dalam belajar. Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena siswa mudah mempelajari materi IPA dengan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja sama dalam kelompok . Hal ini dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. Pada kondisi awal, guru berperan sebagai fasilitor, motivator serta pembimbing bagi siswa. Guru memberikan arahan -arahan kepada siswa tentang pembelajaran. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode konvensional membuat siswa kurang senang sehingga hasil belajar IPA rendah. Tindakan pada Siklus I ke Siklus II melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi mendeskripsikan sifat cahaya kelas 5 SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang .