bimtek audit dan pengawasan kearsipan 568176335f0f6

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS

Tak Hanya Kinerja atau Keuangan, Kearsipan Juga Perlu Audit dan Pengawasan

Dalam mendorong pencipta arsip dan lembaga kearsipan melaksanakan penyelenggaraan kearsipan sesuai
dengan prinsip, kaidah, standar kearsipan, dan peraturan perundangan yang berlaku, Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) mengesahkan Peraturan Kepala ANRI Nomor 38 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengawasan Kearsipan. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut, bukan hanya kinerja, keuangan dan
pembangunan yang membutuhkan audit dan pengawasan, tetapi bidang kearsipan pun harus dilaksanakan
audit dan pengawasan kearsipan. Oleh karena itu, untuk membumikan hal baru ini Pusat Akreditasi Kearsipan
ANRI menyelenggarakan Sosialisasi Pedoman Akreditasi dan Pengawasan Kearsipan serta Bimbingan
Teknis Pengawasan Kearsipan (7/10). Dalam kesempatan ini dilaksanakan pula penyerahan Sertifikat
Akreditasi Unit Kearsipan PT. Angkasa Pura I dengan nilai akreditasi B oleh Kepala ANRI, Mustari Irawan
kepada Corporate Secretary PT. Angkasa Pura I (Persero), Farid Indra Nugraha.
Pengawasan Kearsipan adalah proses kegiatan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah dan standar
kearsipan dengan penyelenggaraan kearsipan. Sedangkan Audit Kearsipan merupakan proses identifikasi
masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif dan profesional berdasarkan
standar kearsipan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan
penyelenggaraan kearsipan. Audit kearsipan dilaksanakan secara internal dan eksternal. Adapun yang
menjadi objek pengawasan adalah pencipta arsip dan lembaga kearsipan.

Dalam pelaksanaan Audit dan Pengawasan Kearsipan ini terdapat beberapa hal penting yang perlu menjadi
perhatian, antara lain pendelegasian kewenangan dari ANRI kepada Gubernur untuk melakukan pengawasan
terhadap Kabupaten/Kota dan pencipta arsip tingkat daerah. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 7 Ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah.
Karena

urusan

kearsipan

merupakan

salah

satu

urusan

wajib


pada

pemerintahan

daerah,

penyelenggaraannya harus diawasi. Untuk itu pengawasan terhadap urusan penyelenggaraan kearsipan
pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah.
Adapun hasil audit kearsipan eksternal menghasilkan Laporan Audit Kearsipan Eksternal (LAKE) dan hasil
audit internal kearsipan menghasilkan Laporan Audit Kearsipan Internal (LAKI). Hasil pengolahan LAKI dan
LAKE kemudian disusun dalam Laporan Hasil Pengawasan Kearsipan Nasional (LHPKN) . LHPKN tersebut
merupakan laporan tahunan yang disusun oleh Kepala ANRI yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi
penyelenggaraan kearsipan secara nasional.***

Informasi lebih lanjut hubungi:
Tiara Kharisma
Subbag Publikasi dan Dokumentasi ANRI
Jl. Ampera Raya No.7 , Cilandak, Jakarta Selatan 12560
Telp. (021) 7805851 ext. 404 Fax. (021) 7810280 Hp. 08562395120