Hubungan Internasional

(1)

Hubungan

Internasional


(2)

1. Peristilahan Hubungan Internasional, Hukum

Internasional dan Politik Internasional.

2. Ruang lingkup Studi Hubungan Internasional

3. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri suatu

negara

4. Teori-Teori dan Pendekatan-Pendekatan Dlm HI

5. Politik Luar Negeri Indonesia dalam dinamika

hubungan internasional kontemporer

6. Hubungan Internasional Pasca Perang Dingin 7. Konsep Power dalam Hubungan Internasional

8. Beberapa issu internasional aktual (kontemporer) 9. Final Lecture: Review seluruh materi yg dibahas


(3)

1. Anak Agung Banyu Perwita, Pengantar Hubungan

Internasional, 2005

2. R. Soeprapto, Hubungan Internasional: Sistem,

Interaksi dan Perilaku, 1997

3. Hubungan Internasional: Percikan Pemikiran

Diplomat Indonesia, 2004

4. Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internnasional:

Disiplin dan Metodologi, 1990

5. Scott Burchill, Teori-Teori Hubungan Internasional,

2009

6. Pemberantasan Terorisme: Pol. Internasional

danPolhuk. Nasional Indonesia, Mardenis.

Buku-buku Referensi

Utama


(4)

 Politik Internasional dan Hubungan

Internasional merupakan dua istilah yg sering digunakan silih berganti untuk suatu hal yg sama. Tapi sebenarnya kedua istilah tsb mengandung makna yg berbeda. Politik Internasional membahas keadaan atau soal-soal politik di masyarakat internasional dlm arti yg lebih sempit, yaitu dgn berpokok atau titik berat pada diplomasi dan hubungan antar negara dan satuan-satuan politik lainnya.


(5)

 Sedangkan Hubungan Internasional,

lebih sesuai utk mencakup sgl macam

hubungan antar bangsa dan

kelompok-kelompok bangsa dlm

masyarakat dunia, dan

kekuatan-kekuatan, tekanan-tekanan, proses-proses yg menentukan cara hidup, cara bertindak dan cara berpikir manusia.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diterima bahwa Hubungan Internasional adalah istilah yg mengandung pengertian lebih luas dari Politik Internasional.


(6)

 Norman D. Palmer dan Howard C. Perkins

(1957), menyatakan bahwa HI ( pada saat itu )merupakan suatu studi dari masyarakat dunia dlm masa peralihan (transisi). Mereka menyatakan bahwa banyak azas-azas dan faktor-faktor dlm HI tidak mengalami perobahan, tetapi suasana atau lingkungan internasionallah yg sudah berobah dan masih terus berobah yg disebabkaan oleh perobahan dlm sistem kenegaraan, perkembangan teknologi yg cepat, dan semakin pentingnya peranan negara-negara non-Barat.

Ruang Lingkup (Isi) Studi

Hubungan Internasional


(7)

 Schwanzerberger (1981), Ilmu Hubungan

Internasional mncakup smua hubungan antar negara. Schwanzerberger, bahkan menyatakan bahwa Ilmu Hub. Intrnasional mrupakan bagian dr sosiologi yg khusus mmpelajari masy. Internasional (sosiogy of international relations). Jadi, Hub. Intnasio al dlm arti umum tdk hanya mncakup unsur politik saja, tetapi juga mncakup unsur2 ekonomi, sosbud, hankam dsb.nya, misal: imigrasi, emigrasi, pariwisata, olah raga, prtukaran budaya, dll.


(8)

 Sementara, di lain pihak, trdapat juga sarjana HI,

al. Hoffman yg justru ingin mmpersempit ruang lingkup ilmu Hub. Intrnasional dgn menekankan pd aspel politik dr hubugan antar negara yg dpt dipelajari melalui polugri negara2 ybs. Hoffman, scr khusus menyatakan bahwa Ilmu Hub. Intrnasioal sbg subjek akademis trutama mmperhatikan hub. Politik antar negara. Penggunaan kata “terutama”, mnunjukkan bhw di samping negara, ada juga aktor internasional, transnasional, atau supranasional yg lain, sperti OI, misal, PBB, MNC, NGOs, dsbgnya.


(9)

 Tujuh tahun kemudian (1964), Vincent Baker menyatakan bahwa soal-soal yg dibahas dalam studi HI adalah :

a. Sifat dan kekuatan-kekuatan pokok politik

internasional

b. Orpol, orsos dan orek dlm kehidupan

internasional

c. Unsur-unsur kekuatan nasional

d. Instrumen-instrumen utk mencapai

kepentingaan nasional

e. Pembatasan dan kontrol atas kekuatan nasional, f. Polugri dari suatu atau beberapa negara besar, g. Unsur sejarah dan faktor-faktor lainnya dari

peristiwa-peristiwa internasional masa kini dan masa lampau.


(10)

 Menurut K.J. Holsty (1987), sbg suatu

disiplin ilmu pengetahuan, kebanyakan studi politik internasional merupakan studi mengenai politik luar negeri, di mana kebijakan ini didefinisikan sbg. Keputusan-keputusan yg merumuskan tujuan menentukaan preseden, atau melakukan tindakan-tindakan tertentu, dan tindakan yg diambil untuk mengimplementasikan keputusan-keputusan itu. Studi-studi ini memusatkan perhatian pada usaha-usaha menggambarkan tindakan dan eelemen-elemen kekuasaan negara-negara besar.


(11)

 Pada dekade 1980-an, studi Hub. Intrnasional diartikan dgn studi ttg. Interaksi yg trjadi antara negara2 yg brdaulat di dunia, juga mrupaka studi ttg. Aktor bukan negara yg prilakunya mmpunyai pengaruh thd kehidupan negara-bangsa. Jadi, hubungan intrnasional mengacu pd sgl aspek bentuk interaksi.

 The Dictionary of World Politics (1998), mengartikan hub. Intrnasional sbg suatu istilah yg digunakan untuk melihat seluruh interaksi antara aktor2 negara dgn melewati batas2 negara.


(12)

 Mc. Clelland (1977), mndefinisikan Hub. Intrnasional sbg studi ttg. Interaksi antara jenis2 kesatuan2 sosial ttt, trmasuk studi ttg. Keadaan2 relefan yg mengelilingi interaksi. Dgn demikian, hub. Intrnasional akan brkaitan dgn sgl. bentuk interaksi antara masy. Negara2, baik yg dilakukan oleh pemerintah ataupun warga negara. Hub. internasu]ional mncakup kajian thd. Polugri dan politik internasional, dan meliputi sgl segi hubungan di antara berbagai negara di dunia.


(13)

 Berdasarkan perngertian di atas dapat diperoleh gambaran bahwa politik internasional pada dasarnya merupakan kebijakan LN (negara-negara besar) dlm memperjuangkan kepentingan nasional negara masing-masing yg dlm perwujudannya dpt berbentuk konflik, kerjasama (konsensus) dan akomodasi.

Jika saat ini negara besar yg memiliki kekuatan hegemoni thd negara-negara lain adalah negara AS dan negara sekutu-sekutu Baratnya, maka politik internasional kontemporer pada dasarnya adalah polugri AS dan negara-negara sekutunya dlm tatanan hubungan internasional.


(14)

 Keterkaitan antara hubungan internasional dgn

polugri terletak pada pemilihan instrumen internasional dlm memperjuangkan kepentingan nasional di forum internasional setelah mempertimbangkan alasan-alasan pd tingkat nasional maupun internasional.

Sedangkan keterkaitan polugri dgn politik internasional terletak bahwa kedua-duanya memberikan perhatian utamanya kpd

kepentingan (interest), tindakan (action)

dan usaha-usaha power lainnya.

Keterkaitan Hub. Internasional dgn

Polugri dan Politik Internasional


(15)

 Polugri pada dasarnya merupakan ‘action

theory’, atau kebijaksanaan suatu negara yg ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum, polugri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dlm percaturan dunia internasional. Dgn demikian dpt ditegaskan bahwa scr teoritis, polugri sebenarnya merupakan perpanjangan dr politik dlm negeri (domestik) yg diteruskan di LN. Tetapi mnrt Juwono Sudarsono (1987), rumusan seperti ini sudah usang serta hrs diganti dgn ‘politik dlm negeri adalah reaksi thd tantangan berat yg disebabkan perkembangan internasional”.


(16)

 Kebanyakan studi politik internasional sebenarnya merupakan studi kebijakan polugri, di mana kebijakaan ini didefinisikan sbg keputusan2 yg merumuskan tujuan, menentukan preseden, atau melakukan tindakan2 ttt, dan tindakan yg diambil utk mengimplementasikan keputusan2 itu. Studi2 ini memusatkan perhatian pd usaha2 menggambarkan kepentingan, tindakan dan elemen2 kekuasaan negara2 besar. Dgn demikian, politik internasional dpt juga diartikan dgn kebijakan LN negara2 besar. Sejalan dgn ini, maka untuk kondisi kekinian, maka politik internasional identik dgn kebijakan LN ngr AS dan negara2 sekutu utamanya.


(17)

Politik internasional kontemporer scr

umum

dibatasi pd perkembangan

politik

internasional

pasca

perang dingin

. Berakhirnya perang

dingin (antara AS dgn US) awal tahun

1990-an, telah mengantar dunia ke

alam hubungan internasional yg

baru,

dgn

beberapa

ciri

perkembangan

yg

berbeda

scr

fundamental

dibandingkan

dgn

ketika masih berlangsungnya perang

dingin.

Politik Internasional

Kontemporer


(18)

 Berakhirnya perang dingin menyebabkan terjadinya beberapa perubahan besar al. :

a. Terjadinya perubahan besar dan fundamental

dlm tata hubungan internasiona dari bipolar menjadi multipolar (belakangan bahkan cernderung ke arah unipolar) yg ditandai dgn tampilnya AS sbg satu2nya kekuatan hegemonik (super power).

b. Meningkat derasnya era globalisasi dan

interpendensi antara berbagai masalah global dlm bernagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosbud, keamanan, LH dan terorisme.

c. Mencuatnya masalah2 transnasional yg

ditonjolkan oleh pihak Barat terutama AS, seperti masalah HAM, demokrasi, Otoda, LH dan terorisme (semuanya mnggunakan stndar ganda).


(19)

d. Menguatnya peran aktor non-pemerintah termasuk NGO dan MNC dlm percaturan internasional atau multi track diplomacy dlm hub. Internasional.

e. Khusus pasca tragedi 11 September 2001 (serangan thd gedung kembar WTC dan gedung pertahanan AS Pentagon), AS telah melakukan perubahan drastis dlm polugrinya dr strategi pembendungan (containment policy ) dan penangkalan

(deterrence) menjadi serangan dini

(pre-emptive attack/strike) dan

intervensi defensif (devensive

intervension).


(20)

e. Perubahan lain yang paling penting dr semua yg telah disebutkan di atas adalah bahwa hubungan internasional pasca perang dingin tidak lagi didominasi oleh konflik ideologi (Komunis vs Kapitalis), tetapi lebih didominasi oleh kepentingan ekonomi pragmatis.

Khusus dlm hubungan Barat dan Islam, pasca perang dingin, Barat memiliki pandangan dan kebijakan khusus thd dunia Islam. Setelah Komunisme runtuh, maka Barat seakan menemukan ‘musuh baru’ sbg pengganti Komunisme, yakni Islam dan Konvisionis (baca, teori Samuel Huntington ttg. “The Clash of Civilization”).Tugas 1: Baca scr lengkap teori Samuel dan berikan komentar/analisis scr akademis!


(21)

 Hubungan polugri dgn politik domestik

adalah bhw polugri mrupakan sgl. bentuk prjuangan dlm mmperjuangkan kepentingan (nasional) di forum2 internasional. Dgn demikian dpt juga ditgaskan bhw polugri adalah prpanjangan dari politik domestik yg diteruskan di LN. Henry Kissinger (1971) bahkan menyatakan bhw “foreign policy begins when domestic policy ends”. Dgn kata lain studi polugri berada pada intrsection antara aspek domestik suatu negara dan aspek internasional (eksternal) dari kehidupan suatu negara.

Polugri dan Politik

Domestik


(22)

 Konsep “power” merupakn diantara konsep yg paling

populer dlm studi pol. Atau hubngan internasional. Hans Morgenthau (penganut aliraan realis) bahkan mengatkan bhw politik internasional mrupakan usaha mmperjuangkan power. Morgenhau juga menyatakan bhw suau ngr bangsa hanya bisa memilih 3 jenis kebijaksanaan dl polugrinya:

1. Status quo, dimaksudkan utk mmpertahan power yg

ada;

2. Ekspansi atau imprealisme, berkaitan dgn

peningkatan kekuasaan;

3. Gengsi (prestige), brbentuk mendemontrasikaan

kekuasaan negara.

Konsep “Power” dlm Studi Pol.

Internasional


(23)

 Menurut Couloumbis dan Wolfe, power sbg payung konsep memiliki 3 unsur sbb :

1. Force (kekuatan), yg didefinisikan sbg ancaman

eksplisit, atau aktor A mnggunakan alalat2 paksa (militer, eko, dll) thd aktor B utk mncapai tujuan2 politik.

2. Influence (pengaruh), yg didefinisikan sbg

penggunaan alat2 persuasi oleh aktor A utk menjaga atau mengubah prilaku aktor B dgn cara yg sesuai dgn preferensi atau keinginan aktor A.

3. Otoritas, yg didefinisikan sbg kerelaan aktor B

utk memenuhi instruksi2 yg dkluarkan aktor A yg dipelihara dlm persepsi aktor B mngenai aktor A, seperti sikap hormat, solidaritas, dll.


(24)

 Dlm

tataran

empiris, power mmiliki bebrapa

karakter sbb:

1. Bersifat dinamis, dlm hal ini power yg

dimiliki suatu aktor negara dpt beubah, sesuai dgn prkembangan nasional negara ybs.

2. Brsifat relatif, dlm arti dpt dibandingkan

dgn power yg dimiliki aktor negara ainnya.

3. Bersifat situasional dan multidimensional.


(25)

 Morgenthau dlm bukunya “Politics Among Nation”, menjelaskan ttg apa yg dsebutnya dgn. “the elements of national power” sbb:

1. Populasi 2. Teritorial

3. SKA dan kapasitas industri 4. Kapasitas pertanian

5. Kekuatan militer dan mobilutsa 6. Kepemimpinan dan karakter

7. Efisiensi birokrasi 8. Tipe pemerintahan 9. Reputasi

10. Tingkat dipendensi


(26)

 Para sarjana mnjelaskan makna kosnseptual

balance of power sb:

1. Balance of power sbg distribusi dgn

menggunakannya sbg konsep utk merujuk pd distribusi kekuatan.

2. Balance of power sbg. Kebijaksanaan

nasional.

3. Balance of power sbg equiblirium.

Kesimpuannya adalah bahwa konsep balance of power mmbingungkan, karena konsep ini tdk memiliki ciri2 konsep yg jelas.


(27)

Prof. Juwono Soedarsono (1987)

mmberikan penafsiran baru ttg.

Hubungaan

polugri

dgn

politik

domestik. Beliau menyatakan bhw

rumusan

polugri

merupakan

perpanjangan dari politik domestik

yg diteruskan di LN, harus diganti

dgn bhw politik domestik merupakan

reaksi thd tantangan berat yg

disebabkan

oleh

prkembangan

internasional.


(28)

 Suatu isu dpt menjadi isu global

dikarenakan beberapa faktor sbb :

a. Isu tsb menjadi perhatian para elit

pembuat kebijakan dr berbagai ngr atau banyak ngr terlibat dlm perdebatan isu tsb

b. Isu tsb scr terus menerus terliput oleh

media internasional

c. Isu tsb scr terus menerus menjadi objek

studi, penelitian, dan perdebatan para ilmuwan, profesional, dan para pakar dlm masy. Internasional

d. Isu tsb muncul sbg agenda dlm OI.

Isu-Isu Global

Kontemporer


(29)

 Psl. 1 ayat (3) Piagam PBB menegaskan ttg. salah satu tujuan PBB yakni: utk memajukan dan mendorong penghormatan thd HAM dan kebebasan2 dasar bagi semua umat manusia tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa dan agama.

 Konperensi Dunia ttg. HAM kedua di Wina thn 1993 menghasilkan Deklarasi dan Program Aksi Wina thn 1993, dimana masy. Internasional telah menegaskan kembali akan pentingnya prinsip universalitas dan partikularitas budaya, yakni bahwa pelaksanaan HAM merupakan wewenang dan tggung jawab setiap pemerintah negara, dgn mmperhatikan sepenuhnya keanekaragaman tata nilai, sejarah, kebudayaan, sistem politik, tingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi serta faktor2 lain yg dimiliki bangsa tsb.


(30)

1.

HAM

2.

Demokrasi

3.

Lingkungan Hidup

4.

Korupsi

5.

Gender

6.

Terorisme, dll

.

Isu-Isu Global


(31)

Ide dasar HAM didasarkan pada

pandangan menjadikan manusia

sbg sentral kehidupan. Manusia

dianggap mampu memberikan

solusi thd seluruh kehidupannya.

Untuk itu, manusia hrs diberikan

kebebasan yg seluas-luasnya.


(32)

Jika diteliti riwayat, apa yg disebut

HAM,

setidaknya

dlm

konsep

dasarnya, adalah lahir, tumbuh,

berkembang, merebak dan marak

dlm kehidupan maasyarakat2 Eropa

Barat pd abad2 pertengahan, seiring

dgn

berkembangnya

paham

kebangsaan

yg

mengilhami

pembentukan negara2 bangsa yg

modern dan sekuler pd masa itu.

Konsep HAM dan

Liberalisme


(33)

Kenapa aksi terorisme pasca

perang

dingin

cenderung

meningkat?

Jawabannya dapat dipahami

dari adagium yg menyatakan

bahwa:

Terrorism is the Power of

Powerless

”.

Politik Hukum Pemberantasan

Terorisme di Indonesia


(34)

 Pasca perang dingin, Barat (As dan

sekutu2 Baratnya) memiliki pandangan dan kebijakan khusus thd Dunia Islam. Di masa perang dingin, Komunisme dianggap sbg musuh utama, Barat sering bergandengan tangan dgn Islam dlm menghadapi Komunisme, seperi yg terjadi di Afghanistan. Tetapi setelah komunisme runtuh, barat hrs menetapkan musuh baru. Musuh barunya adalah Islam dan Convisionis (teori Samuel Huntington ttg. Clash of Civilization).

Perkembangan Konstelasi Politik

Internasional Pasca Perang Dingin


(35)

Terorisme

Sebagai Salah

Satu Issu Global

Kontemporer


(36)

Sejak Islam ditetapkan sbg musuh

baru,

maka

berbagai

upaya

dilakukan Barat utk melemahkan dan

“menjinakkan’ Islam. Munurut Adian

Husaini (2006), salah satu program

yg kini tengah dilakukan Barat

adalah dgn melaksanakan proyek

liberalisasi

Islam

besar2an

di

Indonesia dan dunia Islam lainnya,

termasuk

liberalisasi

di

bidang

regulasi nasionalnya.

Program Barat dlm Melemahkan

dan “Menjinakkan” Islam


(37)

 Amibisi AS utk melemahkan Dunia Islam,

mendapatkan mementumnya dgn tragedi “Black September 2001”. Sejak peristiwa tragis 11 September 2001 tsb, AS telah melakukan perubahan drastis dlm kebijakan polugrinya yg semula berupa pembendungan (containment) dan penangkalan (deterrence) menjadi serangan dini (pre emptive attack/strike) dan intervensi defensif (devensive intervension) yg terutama didahapkan pd kampanye AS dlm “War on Terrorism”nya).

Perubahan Kebijakan Polugri AS

pasca Black September 2001


(38)

1.

Memandang

terorisme

sbg

kejahatan Politik (political crime),

yg memiliki latar politik, tujuan

politik

dan

disponsori

oleh

kepentingan

politik

tertentu

(pandangan

akademisi

dan

kalangan LSM).

2.Mamandang

Terorisme

sbg

kejahatan

biasa

yg

sangat

membahayakan keamanan masy.

Internasional (pandangan AS, dan

negara2 Barat)

Dua Teori dlm Memandang Aksi

Terorisme


(39)

 Kedua pandangan yg berbeda sec.

Fundamental di atas, juga membawa perbedaan pandangan mengenai cara2 pemberentasan terorisme.

 Pandangan pertama sering disampaikan

dgn justifikasi bahwa utk mencegah dan memberantas aksi terrorisme perlu diungkap akar dari masalah terorisme tsb, yakni ketidak adilan global. Sedangkan pandangan kedua, sering disampaikan dgn justifikasi perlindungan global umat manusia (global protection for humankind).

Pandangan AS ttg.

Terorisme


(40)

 Kedua pandangan yg berberda di atas, akan

mempengaruhi polhuk dlm memberantas terorisme.

 Pandangan pertama, tentu tdk akan setuju

dgn UU yg represif, krn masalah ketidak adilan yg merupakan akar masalah

terorisme tdk mungkin dpt diselesaikan hanya dgn menangkap, mengadili dan mengekekusi pelakunya, melainkan hrs diutamakan langkah2 yg preventif.

Politik Hukum Pemberantasan

Terorisme


(41)

Pandangan

kedua,

justru

berpendapat bahwa masalah

terorisme hrs dihadapi dgn

pencegahan

yg

bersifat

preemptif dan sec. Langsung

menangkap,

membunuh

dan

mengeksekusi

pelakunya

setimpal

dgn kejahatan yg

dilakukannya,

tanpa

perlu

memasalahkan akar penyebab

aksi yg mereka lakukan.


(42)

 Polhuk internasional(termasuk Indonesia)

dlm memberantas terorisme saat ini cenderung berorientasi pd pandangan kedua di atas, yakni lebih melihat aksi terorisme sbg kegiatan kriminal yg hrs ditumpas sec. Represif tanpa memberikan perhatian yg memadai pd upaya mengurangi atau menghilangkan akar masalahnya. Pemilihan terminologi “perang (War on Terrorism) oleh AS merupakan salah satu bukti tegas dan tdk terbantahkan thd kecenderungan tsb.

Politik Hukum Internasional dlm

Pemberantasan Terorisme


(43)

 Semua konvensi internasional dan resolusi

DK dan MU PBB ttg, terorisme saat ini nampak jelas mengarah pd pandangan yg melihat terorisme sbg kegiatan kriminal (murni) yg hrs ditumpas sec. Reprersif dan tdk satupun yg memberikan penekanan atau dorongan pd perlunya negara2 angg. PBB utk bekerjasama mengurangi atau menghilangkan ketidak adilan global yg menjadi akar terorisme internasional.

Regulasi Internasional dan


(44)

Asbabun Nuzulnya (Lb.

lahirnya/konsiderannya)

Beberapa

kelemahan

Mndasar Substansinya

(Tugas 2)

UU No. 15 Thn 2003 ttg.

Pemberantasan Terorisme


(45)

 Sbg kt. Kerja, perkataan terorisme

mngandung arti:the use of violence, intimidation, to gain and end; especially, a sistem of government rulling by terror (penggunaan kkerasan, ancaman kkrasan dan sjenisnya utk mndapatkan ssuatu yg diinginkan/tujuan, terutama sbg suatu sistem pmrintahan yg ditgakkan dgn teror. Sdangkan dlm bntuk krja transitif (terrorize-ized,izing) ia berarti: to fill with dread or terror; terrify (mngisi dgm ktakutan atau teror, nmngerikan, menakutkan).


(46)

 AS sbg ngr pertama yg mndeklarasikan perang trhadap terorisme, sampai saat ini blm mmberikan definisi yg gamblang dan tegas ttg. terorisme. As bahkan tdk konsisten dlm mrumuskan apa yg dsebut dgn terorisme. Hal ini tlah mnimbulkanm kesan bahwa perang melawan terorisme oleh AS ssungguhnya mrupakan perang mlawan pihak2 yg mengancam kpentingan AS dan tsb brtentangan dgn kenyataan. Buktinya, pejuang Irak yg trtangkap AS dlm perang AS-Irak pasca invasi Iraak ke Kuwait, mereka sebut sbg teroris.


(47)

Hal. 93, buku Pemberantasan

Terorisme.


(48)

(1)

 Semua konvensi internasional dan resolusi

DK dan MU PBB ttg, terorisme saat ini nampak jelas mengarah pd pandangan yg melihat terorisme sbg kegiatan kriminal (murni) yg hrs ditumpas sec. Reprersif dan tdk satupun yg memberikan penekanan atau dorongan pd perlunya negara2 angg. PBB utk bekerjasama mengurangi atau menghilangkan ketidak adilan global yg menjadi akar terorisme internasional.

Regulasi Internasional dan


(2)

Asbabun Nuzulnya (Lb.

lahirnya/konsiderannya)

Beberapa

kelemahan

Mndasar Substansinya

(Tugas 2)

UU No. 15 Thn 2003 ttg.

Pemberantasan Terorisme


(3)

 Sbg kt. Kerja, perkataan terorisme

mngandung arti:the use of violence, intimidation, to gain and end; especially, a sistem of government rulling by terror (penggunaan kkerasan, ancaman kkrasan dan sjenisnya utk mndapatkan ssuatu yg diinginkan/tujuan, terutama sbg suatu sistem pmrintahan yg ditgakkan dgn teror. Sdangkan dlm bntuk krja transitif (terrorize-ized,izing) ia berarti: to fill with dread or terror; terrify (mngisi dgm ktakutan atau teror, nmngerikan, menakutkan).


(4)

 AS sbg ngr pertama yg mndeklarasikan perang

trhadap terorisme, sampai saat ini blm mmberikan definisi yg gamblang dan tegas ttg. terorisme. As bahkan tdk konsisten dlm mrumuskan apa yg dsebut dgn terorisme. Hal ini tlah mnimbulkanm kesan bahwa perang melawan terorisme oleh AS ssungguhnya mrupakan perang mlawan pihak2 yg mengancam kpentingan AS dan tsb brtentangan dgn kenyataan. Buktinya, pejuang Irak yg trtangkap AS dlm perang AS-Irak pasca invasi Iraak ke Kuwait, mereka sebut sbg teroris.


(5)

Hal. 93, buku Pemberantasan

Terorisme.


(6)