MODUL 1 DESAIN ERGONOMI(1)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan,

mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia haruslah

menjadi sentral dalam sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya manusia selain

berperan sebagai perencana dalam perancangan suatu sistem kerja, juga sebagai pelaksana dan

pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan proses yang sedang

berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan.

Komponen penyusun sistem kerja yang kurang baik dapat mempengaruhi postur kerja seorang

dalam bekerja. Sikap kerja (postur) memegang peranan penting. Dengan memiliki postur kerja yang

benar, pekerja akan memerlukan sedikit istirahat, lebih cepat, dan lebih efisien dalam bekerja,

sebaliknya postur kerja yang keliru dan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan berbagai

macam resiko cidera.

Untuk mengetahui potensi cidera akibat postur kerja yang kurang baik dapat dianalisis dengan

metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA), dimana

akan dihasilkan skor akhir yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut

akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah

diperlukan suatu berbaikan sistem kerja dengan pendekatan antropometri.

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi

tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang

melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara

langsung maupun tidak langsung. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang

antropometri fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan

nyaman.Dalam kaitannya dengan praktikum yang dilakukan, stasiun kerja X akan dirancang

ulangdengan menggunakan data-data antropometri yang telah diukur.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum modul antropometriadalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tata cara melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan prinsip antropometri.


(2)

3. Mampu merancang ulang desain stasiun kerja menggunakan persentil dan data antropometri yang ada.

1.3 Asumsi Praktikum

Berikut ini merupakan asusmsi dari praktikum Antropometri: 1. Data diasumsikan berdistribusi normal.

2. Data diasumsikan seragam. 3. Data diasumsikan cukup.

1.4 Diagram Alir Praktikum

Mulai

Analisis Postur Tubuh Penggunaan Stasiun Kerja dengan RULA/REBA

Data antropometri Data stasiun

kerja

Analisis Desain Stasiun Kerja

Selesai

Tinjauan Pustaka

Kesimpulan dan saran TAHAP PENDAHULUAN

TAHAP PENGUMPULAN DATA

TAHAP PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Identifikasi Masalah

Perhitungan Persentil (5, 10, 50, 90 dan 95)

Perbaikan Design Stasiun Kerja


(3)

1.5 Alat dan Bahan Praktikum

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: 1. Kursi Antropometri

Digunakan dalam pengukuran beberapa dimensi tubuh manusia. 2. Segmometer

Alat ini berguna untuk mengukur ketinggian proyeksi (projected heights) dan panjang segmental langsung (direct segmental lengths).

3. Pita Meteran

Alat yang pada umumnya digunakan untuk mengukur segala lingkar atau lengkung (busur).. 4. Alat Ukur Bantu

Digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia. 5. Lembar Pengamatan

Digunakan untuk mencatat data hasil pengukuran antropometri dan analisis postur. 6. Stasiun Kerja dalam Dunia Industri

Sebagai objek pengamatan untuk redesign sesuai dengan data antropometri.

1.6 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Berikut merupakan prosedur pelaksanaan praktikum antropometri: 1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok menjadi:

a.1 orang sebagai seorang pengamat b.1 orang sebagai pencatat

c.1 orang sebagai pengukur d.1 orang sebagai objek yang diukur

2. Melakukan persiapan pengukuran antropometri dengan alat ukur yang tersedia. 3. Mengukur dimensi tubuh sesuai dengan dimensi antropometri.

4. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan. 5. Mengolah data dengan menghitung persentil.

6. Menganalisis stasiun kerja yang beresiko cidera dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) atau RULA (Rapid Upper Limb Body Assessment).

7. Merancang ulang desain stasiun kerja.

8. Melakukan analisis untuk desain stasiun kerja yang diperbaiki.


(4)

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Stasiun Kerja secara Umum

(Paragraf berisi penjelasan aktivitas yang dilakukan dan kondisi pada stasiun kerja secara umum)

Gambar 2.1 Pekerja melakukan penambalan ban Sumber: Dokumentasi pribadi (2014)

2.1.1Analisis Postur Kerja dengan Metode RULA (Rapid Upper Limb Body Assessment)

Berikut adalah gambar analisis postur kerja dengan metola (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA.

Gambar 2.2 Analisis postur kerja dengan metode RULA Sumber: Dokumentasi pribadi (2014)


(5)

Analisis postur kerja dilakukan dengan menggunakan metode (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA yaitu menggunakan tabel (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA. analisis RULA dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan posisi lengan atas, mendapat poin +4 karena membentuk sudut 1200. Bahu dinaikkan maka +1. Jadi nilai tahap 1 sebesar 5 poin.

2. Menentukan posisi lengan bawah, posisi pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena membentuk sudut 300 dari lengan atas.

3. Menentukan posisi pegerlangan tangan, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena tangan menekuk kebawah sebesar 120 dan +1 karena menekuk ke kiri sedikit. Jadi poin pergelangan tangan sebesar +3.

4. Menentukan poin puntiran pergelangan tangan +1 karena memuntir sedikit. 5. Lihat pada tabel A pada gambar 1.4 dan mendapatkan skor A sebesar 6. 6. Nilai penggunaan otot +1 karena bekerja 4 kali selama 1 menit.

7. Beban yang dialami mendapatkan poin +0 karena beban kurang dari 2kg.

8. Tambahkan nilai skor A, nilai penggunaan otot, dan nilai beban untuk mencari nilai skor tabel C. Skor A + Nilai penggunaan otot + Nilai beban yang diterima = 6 + 1 + 0 = 7

9. Menentukan posisi leher, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +4 karena leher menekuk ke belakang. 10. Posisi leher dengan sudut 180 ke arah belakang.

11. Posisi punggung atas lurus dengan tulang belakang. 12. Kaki mendapatkan pijakan.

13. Beban dibawah 2kg.

Dari analisa gambar diatas dapat dilakukan analisis postur kerja menggunakan metode (Rapid

Upper Limb Body Assessment) RULA.


(6)

Gambar 2.3 Tabel RULA

Dari gambar 2.1 dapat diketahui bahwa skor (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA adalah 7 poin, yang artinya postur kerja yang dilakukan tidak aman, sehingga harus ada sebuah perbaikan pada desain, yang menjadi fokus utama dalam permasalahan ini yaitu pada letak meja tambal ban yang terlalu rendah sehingga membuat kaki pekerja menekuk dan punggung membungkuk.

2.2 Data Antropometri

Berikut ini merupakan hasil pengolahan data antropometri dimensi tubuh manusia yang berjumlah 36 dimensi yang terdiri atas dimensi antropometri manusia ketika duduk dan berdiri.

2.2.1 Dimensi Tubuh Manusia

Berikut adalah gambar tubuh manusia menurut Antropometri Indonesia. Gambar 2.1 sampai Gambar 2.10 menunjukkan dimensi-dimensi tubuh untuk data antropometri.


(7)

Gambar 2.2 Dimensi Tubuh Manusia D1 sampai dengan D4 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.3 Dimensi Tubuh Manusia D5 sampai dengan D8 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.4 Dimensi Tubuh Manusia D9 sampai dengan D12 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)


(8)

Gambar 2.5 Dimensi Tubuh Manusia D13 sampai dengan D16 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.6 Dimensi Tubuh Manusia D17 sampai dengan D20 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.7 Dimensi Tubuh Manusia D21 sampai dengan D24 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)


(9)

Gambar 2.8 Dimensi Tubuh Manusia D25 sampai dengan D28 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.9 Dimensi Tubuh Manusia D29 sampai dengan D32 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Gambar 2.10 Dimensi Tubuh Manusia D33 sampai dengan D36 Sumber: Antropometri Indonesia (2014)

Berikut adalah keterangan untuk gambar di atas:

Tabel 2.1 Keterangan Dimensi Tubuh

Dimensi Keterangan Dimensi Dimensi Keterangan Dimensi

D1 Dimensi tinggi tubuh pada posisi berdiri D19 Dimensi lebar pinggul dalam posisi duduk D2 Dimensi tinggi mata pada posisi berdiri D20 Dimensi tebal dada dalam posisi duduk


(10)

D3 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri D21 Dimensi tebal perut dalam posisi duduk D4 Dimensi tinggi siku pada posisi berdiri D22 Dimensi panjang lengan atas dalam posisi

duduk

D5 Dimensi tinggi pinggul pada posisi berdiri D23 Dimensi panjang lengan bawah dalam posisi duduk

D6 Dimensi tinggi tulang ruas pada posisi berdiri D24 Dimensi panjang rentang tangan ke depan dalam posisi berdiri

D7 Dimensi tinggi ujung jari pada posisi berdiri D25 Dimensi panjang bahu – genggaman tangan ke depan dalam posisi berdiri

D8 Dimensi tinggi dalam posisi duduk D26 Dimensi panjang kepala

D9 Dimensi tinggi mata dalam posisi duduk D27 Dimensi lebar kepala

D10 Dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk D28 Dimensi panjang tangan

D11 Dimensi tinggi siku dalam posisi duduk D29 Dimensi lebar tangan

D12 Dimensi tebal paha dalam posisi duduk D30 Dimensi panjang kaki

D13 Dimensi panjang lutut dalam posisi duduk D31 Dimensi lebar kaki D14 Dimensi panjang popliteal dalam posisi

duduk D32

Dimensi panjang rentangan tangan ke samping dalam posisi berdiri

D15 Dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk D33 Dimensi panjang rentangan siku dalam posisi berdiri

D16 Dimensi tinggi popliteal dalam posisi duduk D34 Dimensi panjang genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri

D17 Dimensi lebar sisi bahu dalam posisi duduk D35 Dimensi panjang genggaman tangan ke atas dalam posisi duduk

D18 Dimensi lebar bahu bagian atas dalam posisi

duduk D36

Dimensi panjang genggaman tangan ke depan dalam posisi berdiri

Sumber: Antropometri Indonesia

2.2.2 Rekap Data Antropometri

Berikut hasil rekap data antropometri pria dan wanita (Terlampir)

2.2.3 Perhitungan Persentil

Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat formulasikan berdasarkan rata-rata dan standar deviasinya. Dari nilai yang ada maka

“percentiles” dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan percentile, maka yang dimaksud disini adalah suatu nilai yang menunjukan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut.

Perhitungan secara manual persentil data normal menggunakan rumus berikut ini: Rumus standar deviasi :


(11)

(2-1)

Berikut merupakan tabel rumus perhitungan persentil untuk data berdistribusi normal:

Tabel 1.2 Formula Persentil

Sumber: Hasan (2002:86)

Dimana:

 = rata-rata

σ = standard deviasi

Contoh perhitungan persentil dari data pengukuran tubuh manusia yang berdistribusi normal adalah sebagai berikut:

Perhitungan Standar Deviasi: Diketahui:

∑ X = 11445.5 ∑X2 = 1929147.19

a. Percentile 5th = X – 1.645 SD = 168.31 – 1.64 (6.32)

= 157.93 cm

Persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 157,93 cm

b. Percentile 10th = X – 1.28 SD = 168.31 – 1.28 (6.32)

= 178.69cm


(12)

c. Percentile 50th = X

= 168.31 cm

Persentil ke-50 akan menunjukkan 50% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 168,31 cm

d. Percentile 90th = X + 1,28 SD = 168.31 + 1.28 (6.32) = 176.41 cm

Persentil ke-90 akan menunjukkan 90% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 176,41 cm

e. Percentile 95th = X + 1.645 SD = 168.31 + 1.64 (6.32) =177,21 cm

Persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 177,21 cm

Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia. Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri pria yang ditunjukkan pada tabel 2.3:

Tabel 2.3 Persentil Tubuh Pria Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D1 168,31 6,33 157,94 160,21 168,32 176,42 178,70

D2 157,07 6,37 146,63 148,92 157,08 165,24 167,53

D3 140,41 6,56 129,65 132,02 140,42 148,82 151,18

D4 104,50 5,50 95,48 97,46 104,50 111,54 113,52

D5 61,58 4,12 69,54 70,74 61,59 79,27 80,47

Tabel 2.3 Persentil Tubuh Pria (Lanjutan) Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D6 87,04 3,78 53,23 54,50 87,05 63,55 64,83

D7 75,00 3,33 17,87 18,84 75,01 25,71 26,68

D8 59,02 3,53 10,23 11,12 59,03 17,46 18,35

D9 22,23 2,69 51,44 53,16 22,28 65,42 67,14

D10 14,28 2,48 42,46 43,73 14,29 52,76 54,03

D11 59,28 4,79 45,55 47,23 59,29 59,17 60,85

D12 48,24 3,53 38,74 39,56 48,24 45,44 46,26

D13 53,20 4,67 32,05 33,49 53,20 43,68 45,12

D14 42,50 42,50 28,88 30,96 42,50 45,75 47,83


(13)

D19 157,07 6,37 146,63 148,92 157,08 165,24 167,53

D20 140,41 6,56 129,65 132,02 140,42 148,82 151,18

D21 24,23 4,22 64,34 66,32 24,23 80,39 82,37

D22 36,03 3,69 55,23 57,13 36,04 70,62 72,52

D23 45,76 3,76 16,82 17,52 45,76 22,51 23,21

D24 73,35 5,50 13,88 14,57 73,35 19,52 20,21

D25 63,87 5,27 7,68 7,88 63,88 9,33 9,53

D26 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34

D27 17,04 1,93 159,48 162,46 17,04 183,65 186,63

D28 8,60 0,57 109,18 111,76 8,60 130,13 132,71

D29 25,36 2,42 66,00 67,55 25,37 78,58 80,13

D30 173,05 8,28 146,63 148,92 173,06 165,24 167,53

D31 88,09 5,58 129,65 132,02 88,09 148,82 151,18

D32 120,94 7,17 54,84 56,32 120,95 66,85 68,34

D33 73,06 4,31 80,85 82,21 73,07 91,89 93,25

D34 73,35 5,50 13,88 14,57 73,35 19,52 20,21

D35 63,87 5,27 7,68 7,88 63,88 9,33 9,53

D36 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34

Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia. Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri wanita yang ditunjukkan pada tabel 2.4:

Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D1 156,64 4,72 148,90 150,60 156,64 162,67 164,37

D2 144,98 5,17 136,51 138,37 144,98 151,60 153,46

D3 130,16 4,48 122,82 124,43 130,16 135,89 137,50

D4 97,25 4,26 90,26 91,79 97,25 102,70 104,23

D5 89,59 5,45 80,66 82,62 89,59 96,56 98,52

D6 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64

D7 58,74 3,64 52,77 54,08 58,74 63,40 64,71

D8 81,02 4,31 73,96 75,51 81,02 86,54 88,09

Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita (lanjutan) Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th

D9 70,44 3,85 64,12 65,51 70,44 75,37 76,76

D10 56,25 2,90 51,49 52,53 56,25 59,97 61,01

D11 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64

D12 13,26 1,84 10,23 10,90 13,26 15,62 16,28

D13 57,18 2,73 52,70 53,68 57,18 60,68 61,66

D14 47,17 2,22 43,53 44,33 47,17 50,00 50,80

D15 50,36 2,86 45,68 46,71 50,36 54,02 55,05

D16 39,12 3,02 34,17 35,26 39,12 42,99 44,08


(14)

D18 47,17 2,22 43,53 44,33 47,17 50,00 50,80

D19 50,36 2,86 45,68 46,71 50,36 54,02 55,05

D20 39,60 3,47 33,92 35,17 39,60 44,04 45,29

D21 22,28 3,50 16,54 17,80 22,28 26,77 28,03

D22 33,66 3,06 28,64 29,74 33,66 37,58 38,68

D23 41,80 3,36 36,28 37,49 41,80 46,10 47,32

D24 66,92 3,62 60,98 62,29 66,92 71,55 72,85

D25 59,05 3,45 53,39 54,63 59,05 63,46 64,70

D26 19,28 1,88 16,20 16,87 19,28 21,68 22,36

D27 16,75 1,34 14,54 15,02 16,75 18,47 18,95

D28 17,50 0,77 16,23 16,51 17,50 18,50 18,77

D29 7,73 0,60 6,74 6,96 7,73 8,50 8,72

D30 23,85 2,29 20,11 20,93 23,85 26,78 27,60

D31 9,47 1,29 7,35 7,81 9,47 11,12 11,58

D32 158,08 5,64 148,83 150,86 158,08 165,31 167,34

D33 81,18 4,69 73,49 75,18 81,18 87,19 88,87

D34 111,18 5,45 102,24 104,21 111,18 118,15 120,11

D35 67,95 4,06 61,28 62,74 67,95 73,15 74,61

D36 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34

Dari perhitungan persentil didapatkan Percentile 5thsebesar 158 cmyang berarti 5% persendaripopulasi yang memiliki D1 kurangdariatausamadengan158 cm. Ukuran persentil ini dapat digunakan untuk ukuran ekstrim.Tabel persentil diatas dapat digunakan untuk menyesuaikan persentil mana yang bisa diterapkan pada desain stasiun kerja yang dibuat, misal persentil 50 digunakan untuk ukuran rata-rata orang yang bisa menggunakannya.

2.3 Analisis Dimensi Tubuh pada Stasiun Kerja Tambal Ban

Berdasarkan analisis postur kerja dengan metode RULA/REBA diperoleh hasil bahwa stasiun kerja diperlukan tindakan perbaikan. Berikut ini merupakan penjelasan perbaikan desain stasiun kerja dengan pendekatan antropometri

Tabel2.5 Evaluasi Dimensi Perbaikan Stasiun Kerja

No Interaksi

Dimensi Penggunaan Alasan Perbaikan

1 Tinggi siku(D4) TinggiTempatSpi rtuske Tanah

Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang

2

PanjangGengga mankeDepan

Jarak Handle


(15)

(D33) 4

Panjang Telapak Tangan

(D28)

Diameter Handle MesinTambal Ban

Heandle untuk melakukan pengepressan terlalu lebar sehingga genggaman untuk handle kurang kuat

5 TinggiBahu (D3)

JarakAntara Handle MesinTambal Ban ke Tanah

Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang

2.4 Perbaikan Desain Stasiun Kerja Tambal Ban

Berikut merupakan perbaikan dimensi stasiun kerja dengan memperhatikan antropometri manusia:.

Tabel 2.6 DimensiDesain Produk Setelah Perbaikan No

Interaksi Persentil

yang Digunakan Allowance (cm) Ukuran (cm) Ukuran Total (cm)

Dimensi Penggunaan

1 Tinggi siku(D4) TinggiTempatSpirtuske

Tanah 50

th 2 106.5 108.5

2 PanjangGenggamankeDepan (D25)

Jarak Handle

MesinTambalBanke Ujung Meja

50th -10 65.88 55.88

3 PanjangRentangankeSiku

(D33) LebarTempat Air 95

th 0 99.24 99.24

4 Panjang Telapak Tangan (D28)

Diameter Handle

MesinTambal Ban 50

th -1 20.5 19.51

5 TinggiBahu (D3) JarakAntara Handle

MesinTambal Ban ke Tanah 50

th -2 142.42 140.42

Tinggi tempat spirtus ke tanah diukur dari persentil 50th dari tinggi siku karena untuk memasukkan dan mengeluarkan spirtus diperlukan tinggi yang sejajar dengan siku. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja yang menggunakan alas kaki.

Lebar Meja diukur dari dimensi panjang tangan ke depan karena panjang jangkauan tangan ke depan menentukan lebar meja yang diperlukan. Persentil 95th digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak peralatan di atas meja. Allowance -10cm diperlukan karena tubuh tidak menempel langsung dengan meja, namun berjarak sekitar 10cm

Lebar tempat air ditentukan dari persentil 95th panjang rentangan ke siku agar nyaman saat tubuh mengecek kebocoran ban dan mencuci tangan dan mengakomodasi seluruh gerakan tangan.

Diameter handle mesin Tambal Ban diukur dari persentil 50th panjang tangan agar nyaman saat tangan memegang dan mengoperasikan handle. Allowance -1cm diberikan untuk memungkinkan operator yang menggunakan aksesoris.

Jarakantara handle mesinTambal Ban ketanahditentukandaripersentil 50thtinggibahu agar nyaman saat tangan memegang dang mengoperasikan handle. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja yang menggunakan alas kaki.


(16)

(17)

2.5 Desain Baru Stasiun Kerja Tambal Ban

Berikut merupakan desain perbaikan untuk stasiun kerja tambal ban:


(18)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1. Pengukuran antropometri dilakukan menggunakan 36 dimensi tubuh, dimana ke 36 dimensi tersebut digunakan dalam perancangan desain produk, dengan mempertimbangkan jenis kelamin, dan umur. Pengukuran ini menggunakan perhitungan persentil 5, 10, 50, 90, dan 95, yang dalam penggunaan persentil tersebut disesuaikan dengan desain yang akan dibuat.

2. Pengaplikasian data antropometri ini salah satunya dapat diterapkan pada alat kerja tambal ban, dimana pada alat ini terdapat beberapa ukuran dimensi produk yang berpotensi memberikan cidera pada pengguna. Perbaikan tersebut meliputi 5 dimensi antropometri yaitu memperbaiki tinggi tempat spirtus ke tanah ,jarak handle mesin tambal ban ke ujung meja,lebar tempat air,diameter handle mesin tambal ban,jarak antara handle mesin tambal ban ke tanah sehingga setelah dilakukan perbaikan tersebut pekerja dapat melakukan tugasnya lebih optimal.

3.2 Saran

Saran diperuntukkan bagi asisten, laboratorium, dan atau praktikum agar laporan bisa menjadi lebih baik.


(1)

D19 157,07 6,37 146,63 148,92 157,08 165,24 167,53 D20 140,41 6,56 129,65 132,02 140,42 148,82 151,18 D21 24,23 4,22 64,34 66,32 24,23 80,39 82,37 D22 36,03 3,69 55,23 57,13 36,04 70,62 72,52 D23 45,76 3,76 16,82 17,52 45,76 22,51 23,21 D24 73,35 5,50 13,88 14,57 73,35 19,52 20,21 D25 63,87 5,27 7,68 7,88 63,88 9,33 9,53 D26 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34 D27 17,04 1,93 159,48 162,46 17,04 183,65 186,63 D28 8,60 0,57 109,18 111,76 8,60 130,13 132,71 D29 25,36 2,42 66,00 67,55 25,37 78,58 80,13 D30 173,05 8,28 146,63 148,92 173,06 165,24 167,53 D31 88,09 5,58 129,65 132,02 88,09 148,82 151,18 D32 120,94 7,17 54,84 56,32 120,95 66,85 68,34 D33 73,06 4,31 80,85 82,21 73,07 91,89 93,25 D34 73,35 5,50 13,88 14,57 73,35 19,52 20,21 D35 63,87 5,27 7,68 7,88 63,88 9,33 9,53 D36 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34

Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia.

Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri wanita yang ditunjukkan pada tabel 2.4:

Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th D1 156,64 4,72 148,90 150,60 156,64 162,67 164,37 D2 144,98 5,17 136,51 138,37 144,98 151,60 153,46 D3 130,16 4,48 122,82 124,43 130,16 135,89 137,50 D4 97,25 4,26 90,26 91,79 97,25 102,70 104,23 D5 89,59 5,45 80,66 82,62 89,59 96,56 98,52 D6 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64 D7 58,74 3,64 52,77 54,08 58,74 63,40 64,71 D8 81,02 4,31 73,96 75,51 81,02 86,54 88,09

Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita (lanjutan) Dimensi Rata-rata Standar

Deviasi

Persentil

5-th 10-th 50-th 90-th 95-th D9 70,44 3,85 64,12 65,51 70,44 75,37 76,76 D10 56,25 2,90 51,49 52,53 56,25 59,97 61,01 D11 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64 D12 13,26 1,84 10,23 10,90 13,26 15,62 16,28 D13 57,18 2,73 52,70 53,68 57,18 60,68 61,66 D14 47,17 2,22 43,53 44,33 47,17 50,00 50,80 D15 50,36 2,86 45,68 46,71 50,36 54,02 55,05 D16 39,12 3,02 34,17 35,26 39,12 42,99 44,08 D17 41,55 3,25 36,23 37,40 41,55 45,71 46,88


(2)

D18 47,17 2,22 43,53 44,33 47,17 50,00 50,80 D19 50,36 2,86 45,68 46,71 50,36 54,02 55,05 D20 39,60 3,47 33,92 35,17 39,60 44,04 45,29 D21 22,28 3,50 16,54 17,80 22,28 26,77 28,03 D22 33,66 3,06 28,64 29,74 33,66 37,58 38,68 D23 41,80 3,36 36,28 37,49 41,80 46,10 47,32 D24 66,92 3,62 60,98 62,29 66,92 71,55 72,85 D25 59,05 3,45 53,39 54,63 59,05 63,46 64,70 D26 19,28 1,88 16,20 16,87 19,28 21,68 22,36 D27 16,75 1,34 14,54 15,02 16,75 18,47 18,95 D28 17,50 0,77 16,23 16,51 17,50 18,50 18,77 D29 7,73 0,60 6,74 6,96 7,73 8,50 8,72 D30 23,85 2,29 20,11 20,93 23,85 26,78 27,60 D31 9,47 1,29 7,35 7,81 9,47 11,12 11,58 D32 158,08 5,64 148,83 150,86 158,08 165,31 167,34 D33 81,18 4,69 73,49 75,18 81,18 87,19 88,87 D34 111,18 5,45 102,24 104,21 111,18 118,15 120,11 D35 67,95 4,06 61,28 62,74 67,95 73,15 74,61 D36 20,01 1,95 21,40 22,27 20,01 28,47 29,34

Dari perhitungan persentil didapatkan Percentile 5

th

sebesar 158 cmyang berarti 5% persendaripopulasi

yang memiliki D1 kurangdariatausamadengan158 cm. Ukuran persentil ini dapat digunakan untuk ukuran

ekstrim.Tabel persentil diatas dapat digunakan untuk menyesuaikan persentil mana yang bisa diterapkan

pada desain stasiun kerja yang dibuat, misal persentil 50 digunakan untuk ukuran rata-rata orang yang bisa

menggunakannya.

2.3

Analisis Dimensi Tubuh pada Stasiun Kerja Tambal Ban

Berdasarkan analisis postur kerja dengan metode RULA/REBA diperoleh hasil bahwa stasiun kerja

diperlukan tindakan perbaikan. Berikut ini merupakan penjelasan perbaikan desain stasiun kerja dengan

pendekatan antropometri

Tabel2.5 Evaluasi Dimensi Perbaikan Stasiun Kerja No Interaksi

Dimensi Penggunaan Alasan Perbaikan

1 Tinggi siku(D4) TinggiTempatSpi rtuske Tanah

Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang

2 PanjangGengga mankeDepan (D25) Jarak Handle MesinTambalBa nke Ujung Meja

Jarak antar handle dengan ujung meja terlalu jauh sedangkan untuk aktifitas ini dibutuhkan usaha yang lebih besar

3 PanjangRentan

gankeSiku LebarTempat Air

Tempat air hanya terbuat dari karet ban bekas sehingga memungkinkan tumpahnya air pada saat pengecekan kebocoran


(3)

(D33)

4

Panjang Telapak Tangan

(D28)

Diameter Handle MesinTambal Ban

Heandle untuk melakukan pengepressan terlalu lebar sehingga genggaman untuk handle kurang kuat

5 TinggiBahu (D3)

JarakAntara Handle MesinTambal Ban ke Tanah

Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang

2.4

Perbaikan Desain Stasiun Kerja Tambal Ban

Berikut merupakan perbaikan dimensi stasiun kerja dengan memperhatikan antropometri manusia:.

Tabel 2.6 DimensiDesain Produk Setelah Perbaikan

No

Interaksi Persentil yang Digunakan Allowance (cm) Ukuran (cm) Ukuran Total (cm) Dimensi Penggunaan

1 Tinggi siku(D4) TinggiTempatSpirtuske

Tanah 50

th 2 106.5 108.5

2 PanjangGenggamankeDepan (D25)

Jarak Handle

MesinTambalBanke Ujung Meja

50th -10 65.88 55.88

3 PanjangRentangankeSiku

(D33) LebarTempat Air 95

th 0 99.24 99.24

4 Panjang Telapak Tangan (D28)

Diameter Handle

MesinTambal Ban 50

th -1 20.5 19.51

5 TinggiBahu (D3) JarakAntara Handle

MesinTambal Ban ke Tanah 50

th -2 142.42 140.42

Tinggi tempat spirtus ke tanah diukur dari persentil 50

th

dari tinggi siku karena untuk memasukkan dan

mengeluarkan spirtus diperlukan tinggi yang sejajar dengan siku.

Allowance 2cm diberikan untuk pekerja

yang menggunakan alas kaki.

Lebar Meja diukur dari dimensi panjang tangan ke depan karena panjang jangkauan tangan ke depan

menentukan lebar meja yang diperlukan. Persentil 95

th

digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak

peralatan di atas meja. Allowance -10cm diperlukan karena tubuh tidak menempel langsung dengan meja,

namun berjarak sekitar 10cm

Lebar tempat air ditentukan dari persentil 95

th

panjang rentangan ke siku agar nyaman saat tubuh

mengecek kebocoran ban dan mencuci tangan dan mengakomodasi seluruh gerakan tangan.

Diameter handle mesin Tambal Ban diukur dari persentil 50

th

panjang tangan agar nyaman saat

tangan memegang dan mengoperasikan

handle. Allowance -1cm diberikan untuk memungkinkan operator

yang menggunakan aksesoris.

Jarakantara handle mesinTambal Ban ketanahditentukandaripersentil 50

th

tinggibahu agar nyaman

saat tangan memegang dang mengoperasikan handle.

Allowance 2cm diberikan untuk pekerja yang


(4)

(5)

2.5

Desain Baru Stasiun Kerja Tambal Ban

Berikut merupakan desain perbaikan untuk stasiun kerja tambal ban:


(6)

BAB III

PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1.

Pengukuran antropometri dilakukan menggunakan 36 dimensi tubuh, dimana ke 36 dimensi tersebut

digunakan dalam perancangan desain produk, dengan mempertimbangkan jenis kelamin, dan umur.

Pengukuran ini menggunakan perhitungan persentil 5, 10, 50, 90, dan 95, yang dalam penggunaan

persentil tersebut disesuaikan dengan desain yang akan dibuat.

2.

Pengaplikasian data antropometri ini salah satunya dapat diterapkan pada alat kerja tambal ban, dimana

pada alat ini terdapat beberapa ukuran dimensi produk yang berpotensi memberikan cidera pada

pengguna. Perbaikan tersebut meliputi 5 dimensi antropometri yaitu memperbaiki tinggi tempat spirtus

ke tanah ,jarak handle mesin tambal ban ke ujung meja,lebar tempat air,diameter handle mesin tambal

ban,jarak antara handle mesin tambal ban ke tanah sehingga setelah dilakukan perbaikan tersebut

pekerja dapat melakukan tugasnya lebih optimal.

3.2

Saran

Saran diperuntukkan bagi asisten, laboratorium, dan atau praktikum agar laporan bisa menjadi lebih

baik.