S PSIPS 1101006 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di kelas VIII- 5 SMPN 1 Bandung yang beralamat di Jalan Ksatrian No 12 Bandung. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII- 5 dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini dibantu guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu Bu YH yang selanjutnya menjadi kolabolator. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan di kelas VIII-5, maka dipilihlah kelas ini menjadi kelas penelitian. Alasan dipilihnya kelas VIII-5 karena kegiatan pembelajaran dikelas ini cenderung pasif dan situasi kelasnya membosankan, kalaupun terdapat siswa yang aktif itu hanya beberapa siswa saja. Berdasarkan hal tersebut siswa belum dominan aktif pada saat pembelajaran sehingga karakter rasa ingin tahu siswa belum terlihat secara maksimal. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah proses pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme, dengan diadakannya penelitian ini diharapkan pada proses belajar mengajar selanjutnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu siswa dapat merasa senang demgan kegiatan pembelajaran serta materi-materi yang diajarkan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom Action Research. Menurut para pakar bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1999, hlm. 15)

Menurut Ebbut (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88) penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran , berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.Jadi


(2)

dalam hal ini guru merencanakan segala sesuatuanya dengan matang dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi tentunya dengan berbagai metode pengajara dan pendekatan yang beragam.

Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah meningkatkan praktek pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan dan efisiensi pengolahan pendidikan. Mengacu pada tujuan tersebut, dlaksanakan penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung dengan materi-materi tentang perekonomian dan kondisi sosial yang beragam yang ada di Indonesia, khusunyan di lingkungan sekitarnya.

C. Desain Penelitian

Menurut Arikunto dkk. (2011, hlm. 3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

Desain penelitian tindakan kelas yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus Ebbut karena sesuai dengan tema dan tujuan penelitian ini. Ebbut (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 50) beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal, kemudian peneliti berupaya untuk menemukan pemecahan dari masalah yang ditemukan untuk menyelesaikannya. Menurut Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 68) model ini menunjukan bentuk alur kegiatan penelitian yang dimulai dengan pemikiran awal yang dilanjutkan dengan reconnaissance . Menurutnya, reconnaissance mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses segala kemungkinan, dan kendala atau dengan singkat mencakup keseluruhan analisis.Dalam pelaksanaanya tindakan tidak cukup hanya dilakukan satu kali, maka dari itu peneliti menerapkan model ebbut agar nantinya mampu meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa di dalam pembelajaran IPS. Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini sebagai berikut:


(3)

1. Identifikasi masalah

Ide pemikiran dalam diri peneliti yaitu meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu tindakan pemecahan masalah yang ada di dalam kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Permasalahan yang ada di lapangan menunjukan bahwa siswa hanya belajar satu arah, sehingga kurang dalam mengkontruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sehingga siswa terbiasa diam dan kurang dalam mengemukakan pendapat. Dengan penerapan pendekatan konstruktivisme siswa dapat dibimbing guru untuk mengkonstruk pertanyaan dari pengetahuan awal yang siswa miliki sehingga diharapkan mampu meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa.

2. Memeriksa di lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang terjadi di kelas,hal ini diperlukan sehingga informasi di dalam melaksanakan penelitian, setelah memeriksa kondisi di lapangan (kelas) peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam mengubah maupun memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas tersebut. Dalam penelitian ini reconnaissance telah dilakukan oleh pra observasi di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Tahap ini digunakan untuk menetukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang menjadi fokus utama di dalam penelitian ini adalah untuk mengingkatkan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS. Penerapan pendektatan konstruktivisme dipilih untuk mengatasi permasalahan ini.

3. Perencanaan

Rencana merupakan hal terpenting sebelum melakukan tindakan penelitian ini yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan di kelas. Pada penelitian ini rencana tindakan bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan agar penelitian bersifat mudah dan menyesuaikan dengan apa yang telah direncanakan dari jauh-jauh hari untuk melakukan penelitian ini. Berdasarkan observasi awal, peneliti


(4)

menemukan masalah yaitu kurangnya karakter rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran. Tahapan perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan kelas penelitian yaitu kelas VIII-5.

b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan mitra yaitu guru mata pelajaran IPS atau rekan untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilakukan di kelas penelitian.

d. Menyusun waktu dengan kolabirator untuk menentukan waktu penelitian dilaksanakan.

e. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian

f. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.

g. Menyususn alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media pembelajaran.

h. Merencanakan melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan rasa ingin tahu siswa dalam hal ini menerapkan pendekatan konstruktivisme.

i. Membuat rencana untuk melakuakn perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan seteleh berdiskusi dengan observer dan kolaborator.

j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai.

4. Tindakan (Act)

Setelah tahap perencanaan, tahapan yang harus diperhatikan adalah langkah-langkah tindakan atau pelaksanaan yang terkontrol secara


(5)

seksama. Tindakan dalam penelitian ini merupakan kegiatan praktis dan terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun antara peneliti dengan mitra pada tahap perencanaan b. Menerapkan tugas kepada siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuan awal berkaitan dengan materi pelajaran, guna menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

c. Meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang suatu permasalahan atau fenomena dan mengeksplorasi hasil temuan. d. Menerapkan tugas kepada siswa untuk memikirkan solusi dari permasalahan atau fenomena sosial berkaitan dengan materi pelajaran.

5. Pengamatan (Observe)

Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan pada siswa yang disini berperan sebagai subjek. Jadi, observe mempunyai manfaat yang beranekaragam di dalam penelitian, seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang.

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan:

a. Pengamatan terhadap kelas VIII-5 yang sedang diteliti.

b. Pengamatan tentang perilaku siswa yang berkaitan dengan rasa ingin tahunya.

c. Pengamtan kesesuaian materi yang akan disajikan pada saat KBM dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti.

d. Pengamatan tentang pendapat dan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan siswa ketikan proses KBM.


(6)

e. Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam menjawab, bertanggung jawab, menghargai pendapat, dan bekerjasama dengan siswa lainnya.

Pada tahap ini peneliti melakukan peninjauan terhadap siswa dan guru di kelas dan mencatat kekurangan setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru dan tindakan selanjutnya.

6. Refleksi (Reflect)

Pada tahap ini peneliti bersama mitra secara bersama-sama mengkaji proses, masalah peersoalan, dan kendala yang ada dalam tindakan yang telah dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin terjadi dalam situasi kelas.

Kegiatan pada penelitian ini dilakukan bentuk diskusi maupun individu yang memiliki aspek evaluatif-refleksi yang memberikan dasar bagi perbaikan dalam bentuk perubahan tau revisi untuk rencana tindakan selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator atau mitra melakukan evaluasi terhadap seluruh proses penelitian. Pada kegiatan ini peneliti melakukan:

a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setelah tindakan dilakukan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk silkus dan tindakan selanjutnya.


(7)

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

Rencana Umum Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3

7.

8.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Ebbut Rencana yang diubah

Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3

Rencana yang diubah

Tindakan 1 Tindakan2 Tindakan 3 Pengaruh implementasi dan monitor Survei (Penemuan fakta dan analisis)

Implementasi Tindakan 1

Pengaruh dan

Implementasi Monitor

Revisi Ide Utama Survei (menjelaskan kegagalan

terhadap implementasi dan efek

Implementasi Langkah selanjutntya

Pengaruh Implementasi dan Monitor

Merevisi Ide Umum Survei (menjelaskan

kegagalan terhadap implementasi dan efek

Survei (menjelaskan kegagalan terhadap implementasi dan efek

Implementasi Langkah selanjutntya


(8)

D. Verifikasi Konsep

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan tafsiran yang jelas terhadap istilah-istilah yang digunakan tersebut. Secara operasional istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS

Komalasari (2011, hlm.11) Pembelajaran IPS dapat di definisikan sebagai suatu sistem atau rencana proses membelajarkan subjek didik/ pembelajar IPS yang di rencanakan atau di desain, di laksanakan, dan di evalusai secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran IPS.

2. Karakter

Helen G Douglas (dalam Samani dan Hariyanto, 2012, hlm. 41)

mengemukakan bahwa “ character isn’t inherited. One builds its daily by the way thinks and act, thougt, action, but action” artinya karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran, perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

3. Rasa Ingin Tahu

Menurut Kemendikbud (dalam Sahlan dan Teguh, 2012, hlm. 39) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

4. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme menurut Nurhadi (2003, hlm. 33) merupakan pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain.


(9)

E. Instrumen Penelitian

Satori dan Komariah (2012, hlm. 56) menyatakan “bahwa teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data penelitian dapat berupa kegiatan obseravasi,

partisipasi, studi dokumentasi dan wawancara”.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan tersistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2012, hlm. 29)

Mengacu dari pendapat diatas, berikut ini beberapa instrumen-instrumen penelitian yang dilakukan dalam peneletian ini sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2009, hlm. 86) adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadia yang sedang berlangsung dan mencatatnta dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati. Pedoman observasi untuk mengukur rasa ingin tahu siswa terdiri dari beberapa indikator, penilaiannya lebih kepada kegiatan siswa bertanya, berkomentar dan mencari informasi-informasi baru. Indikator tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian terhadap siswa

No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian Rasa Ingin tahu pada

siswa

B (Baik)

C (Cukup)

K (Kurang) 1 Mengajukan pertanyaan

2 Menjawab pertanyaan yang muncul pada proses pembelajaran

3 Keterampilan merespon 4 Memperhatikan


(10)

5 Memiliki inisiatif dan antusias

6 Memiliki sikap kreatif 7 Kontribusi siswa dalam

diskusi atau kegiatan pembelajaran

8 Pengayaan/ menambah pengetahuan di luar proses pembelajaran (enrichment)

Pedoman observasi, format/ lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan siswa yang menunjukan rasa ingin tahu pada pembelajaran IPS antara lain: perhatian, antusias, keatifan, keberanian, kratif dalam pembelajaran IPS.

b. Pedoman Wawancara

Wawancara menurut Julainsyah Noor (2011, hlm. 138) wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan cara cara diwawancarai tetapi juga dapat diberikan draft pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang diajukan kepada siswa dan guru. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat siswa mengenai proses pelaksaan pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme

c. Catatan Lapangan(Field Note)

Catatan lapangan merupakan format atau lembar yang berisikan tanggal, jam, tempat pembicaraan, dan tanggal pencatatan. Selain itu juga garis tepi untuk komentar peneliti dan orang lain selama proses pembelajaran IPS. Dalam membuat catatan lapangan yang berisi tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian berlangsung peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang juga sebagai kolabolator dalam melakukan penelitian ini. Hal ini merujuk pendapat


(11)

Bogdan dan Biklen (dalam J. Moleong, 1998, hlm. 209) yang mengemukakan bahwa catatan lapangan (field note) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

d. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2010,hlm. 217) dokumen merupakan sumber yang stabil, hasil penengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.

F. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan.

a. Teknik wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000, hlm. 150). Wawancara di dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa beserta guru mata pelajaran IPS di sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara mendalam.

b. Observasi

Metode survei (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1988, hlm. 65). Menurut Hopkins (2011, hlm. 152-153)


(12)

observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mencatat poin-poin inti proses pengajaran tersebut, kemudian mampu merekontruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb (Danial, 2009, hlm. 79).

Adapun menurut Sukmadinata (2009, hlm. 221) studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut. d. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data yang utuh, lengkap dan tidak terdistorsi keterbatasan ingatan peneliti. Menurut Satori dan Aan K (2012, hlm. 176) catatn lapangan merupakan bentuk lengkap dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape recorder, hasil jepretan foto atau rekaman video.

Catatan lapangan pada penelitian ini berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang dicatat antara lain iklim belajar, interaksi siswa (dengan guru atau teman), dan pengelolaan kelas.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Analisis Data

Menganalisis adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya


(13)

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2009, hlm. 117).

Menurut Patton (dalam Basrowi,2008, hlm. 91) analisis data ialah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya pada suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawncara, studi dokumentasi, studi litereture dan studi lapangan. Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data.

a. Analisis data kualitatif

Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas.Dengan melakukan refleksi peneliti akan menemukan wawasan autentik yang akan membantu dalam menfasirkan data penelitian (Kunandar, 2009, hlm. 101). Pada dasarnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1) Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2) Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.


(14)

Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3)Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

b. Analisis data kauntitatif

Selain melakukan analisis data kualitatif, peneliti juga melakukan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini.Pada proses penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, karena data yang terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak mengolahnya. Komalasari (2011, hlm. 156) menuliskan untuk menghitung perolehan skor dilakukan dengan rumus dibawah ini:

Perhitungan rata-rata (presentase) : Jumlah skor kelompok x 100% Jumlah skor maksimal

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai menunjukan rata-rata sebagai berikut:

Rata-rata presentase

Nilai Skor presentase

Kurang 0%-33,3 %

Cukup 33,4%-66,6%

Baik 66,7%-100%

Hasil rata yang menunjukan keberhasilan penelitian dilihat dari rata-rata presentase 66,7%- 100%. Untuk target keberhasilan keberhasilan


(15)

tindakan kelas ini, peneliti menetukan batas penelitian harus mencapai maksimal, yaitu ketika skor nilai rata-rata baik mecapai target 67 %.

c. Validasi Data

Validitas dalam PTK berbeda dengan Validitas pada penelitian formal lainnya seperti penelitian kuantitatif. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang diisyaratkan dalam penelitian kualitatif (Sanjaya, 2009, hlm. 41).

Validasi adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Beberapa validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam penelitian kelas menurut Hopkins yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168).

Untuk menguji keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian,adapun penjelasan tentang validasi data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Member Check

Dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancatra dari narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun siswa pada setiap akhir kegiatan pembelajaran

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding (Meleong. 2008, hlm. 330). Metode yang digunakan dalam triangulasi antara lain:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara

b. Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara

d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat e. Membandingkan hasil temuan dengan teori 3. Audit Trail


(16)

Audit trail yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam mengambil kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti Audit trial dapat dilakukan oleh teman sejawat peneliti yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu sendiri ( Kunandar, 2009, hlm. 108).

4. Expert Opinion

Expert opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan temuan-temuan kepada pembimbing hingga validasi data temuan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya


(1)

Bogdan dan Biklen (dalam J. Moleong, 1998, hlm. 209) yang mengemukakan bahwa catatan lapangan (field note) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

d. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2010,hlm. 217) dokumen merupakan sumber yang stabil, hasil penengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.

F. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan.

a. Teknik wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000, hlm. 150). Wawancara di dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa beserta guru mata pelajaran IPS di sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara mendalam.

b. Observasi

Metode survei (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1988, hlm. 65). Menurut Hopkins (2011, hlm. 152-153)


(2)

observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mencatat poin-poin inti proses pengajaran tersebut, kemudian mampu merekontruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb (Danial, 2009, hlm. 79).

Adapun menurut Sukmadinata (2009, hlm. 221) studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut.

d. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data yang utuh, lengkap dan tidak terdistorsi keterbatasan ingatan peneliti. Menurut Satori dan Aan K (2012, hlm. 176) catatn lapangan merupakan bentuk lengkap dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape recorder, hasil jepretan foto atau rekaman video.

Catatan lapangan pada penelitian ini berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang dicatat antara lain iklim belajar, interaksi siswa (dengan guru atau teman), dan pengelolaan kelas.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

Menganalisis adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya


(3)

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2009, hlm. 117).

Menurut Patton (dalam Basrowi,2008, hlm. 91) analisis data ialah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya pada suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawncara, studi dokumentasi, studi litereture dan studi lapangan. Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data.

a. Analisis data kualitatif

Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas.Dengan melakukan refleksi peneliti akan menemukan wawasan autentik yang akan membantu dalam menfasirkan data penelitian (Kunandar, 2009, hlm. 101). Pada dasarnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1) Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2) Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.


(4)

Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3)Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

b. Analisis data kauntitatif

Selain melakukan analisis data kualitatif, peneliti juga melakukan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini.Pada proses penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, karena data yang terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak mengolahnya. Komalasari (2011, hlm. 156) menuliskan untuk menghitung perolehan skor dilakukan dengan rumus dibawah ini:

Perhitungan rata-rata (presentase) : Jumlah skor kelompok x 100% Jumlah skor maksimal

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai menunjukan rata-rata sebagai berikut:

Rata-rata presentase

Nilai Skor presentase

Kurang 0%-33,3 %

Cukup 33,4%-66,6%

Baik 66,7%-100%

Hasil rata yang menunjukan keberhasilan penelitian dilihat dari rata-rata presentase 66,7%- 100%. Untuk target keberhasilan keberhasilan


(5)

tindakan kelas ini, peneliti menetukan batas penelitian harus mencapai maksimal, yaitu ketika skor nilai rata-rata baik mecapai target 67 %.

c. Validasi Data

Validitas dalam PTK berbeda dengan Validitas pada penelitian formal lainnya seperti penelitian kuantitatif. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang diisyaratkan dalam penelitian kualitatif (Sanjaya, 2009, hlm. 41).

Validasi adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Beberapa validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam penelitian kelas menurut Hopkins yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168).

Untuk menguji keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian,adapun penjelasan tentang validasi data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Member Check

Dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancatra dari narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun siswa pada setiap akhir kegiatan pembelajaran

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding (Meleong. 2008, hlm. 330). Metode yang digunakan dalam triangulasi antara lain:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara

b. Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara

d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat e. Membandingkan hasil temuan dengan teori


(6)

Audit trail yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam mengambil kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti Audit trial dapat dilakukan oleh teman sejawat peneliti yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu sendiri ( Kunandar, 2009, hlm. 108).

4. Expert Opinion

Expert opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan temuan-temuan kepada pembimbing hingga validasi data temuan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya