T FIS 1302391 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengembangan MEVIAL yang inovatif untuk keperluan mengkonstruk konten fisika siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada materi pemuaian zat. Pengembangan ini dilandasi oleh adanya kebutuhan akan MEVIAL yang dapat menyokong terhadap pemahaman konsep siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan desain concurrent embedded atau embedded experimental model yang artinya campuran tidak berimbang. Creswell, (2014) Penelitian campuran merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kulitatif dengan penelitian kuantitatif. Sementara itu, desain concurrent embedded

merupakan metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan mencampurkan kedua metode tersebut secara tidak berimbang, dalam satu kegiatan penelitian mungkin 70% menggunakan metode kuantitatif dan 30% menggunakan metode kualitatif atau sebaliknya (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini pada satu kegiatan penelitian, bobot metode penelitian kuantitatif lebih besar dari pada kualitatif. Berikut skema desain

embedded experimental model yang digambarkan pada Gambar 3.1

Studi kualitatif sebelum pengembangan

intervensi

Observasi kuantitatif sebelum implementasi

intervensi

Observasi kuantitatif setelah implementasi

intervensi

Intervensi Studi kualitatif

setelah pengembangan

intervensi Menggunakan

metode kuasi eksperimen

Studi kualitatif selama implementasi


(2)

Atas dasar analisis kebutuhan yang dilakukan, teridentifikasi bahwa diperlukan bentuk intervensi dalam pembelajaran konten fisika yang bersifat mikroskopis yaitu berupa media simulasi virtual (MEVIAL) yang dipandang tepat untuk mengkonstruksi konsepsi siswa pada materi pemuaian zat. Gambar 3.2

menunjukkan bagan penggunaan metode campuran (mixed methods) dalam

penelitian yang bertujuan mengembangkan intervensi berupa MEVIAL dan uji coba penggunaannya untuk melihat keampuhannya dalam mengkonstruksi konsepsi siswa serta konsistensi konsepsinya.

Gambar 3.2 Embedded experimental model

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan (Creswell, 2007), yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan pertama, yakni pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan pendapat guru dan siswa mengenai pembelajaran fisika yang bersifat mikroskopis, tingkat kemampuan teknologi informasi dan komunikasi guru, dan juga ketersediaan media dalam menyajikan materi fisika yang bersifat mikroskopis. Pendekatan kedua, yaitu pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk penelitian pengembangan MEVIAL,

Intervention Studi kualitatif setelah pengembangan intervensi : karakteristik media simulasi virtual, efek media simulasi virtual terhadap pemahaman konsep dan konsistensi konsepsi siswa, tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan media simulasi virtual. Studi kualitatif sebelum pengembangan: Studi observasi ke sekolah yang

bertujuan mendapat gambaran fisika disekolah. kemampuan guru dalam menggunakan media dalam pembejaran, tanggapan guru dalam penyajian materi fisika yang mikroskopik Pengembangan media simulasi virtual pada materi pemuaian Zat Tes Awal Pemahaman Konsep Tes Akhir Pemahaman Konsep dan Konsistensi Konsepsi Penggunaan Media Simulasi dalam Pembelajaran Fisika

Eksperimen semu implementasi media simulasi virtual untuk mendapatkan gambaran efeknya terhadap pemahaman konsep


(3)

khususnya dalam menelaah hasil studi eksprimental untuk melihat efek implementasi MEVIAL tersebut terhadap pemahaman konsep dan konsistensi konsepsinya. Rincian keseluruhan tahapan kegiatan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Studi Pendahuluan (Analisis Kebutuhan)

Tahap ini diawali dengan mengadakan analisis kebutuhan terhadap pengembangan MEVIAL, untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam mendukung pengembangan MEVIAL untuk mengkonstruksi konsepsi siswa. Fokus kegiatan ini adalah pengumpulan informasi-informasi yang berkaitan dengan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan yang akan dikembangkan, teori-teori yang mendukung terhadap pengembangan MEVIAL, kesan-kesan guru dan siswa dalam pembelajaran fisika yang bersifat mikroskopis. Adapun kegiatan studi leteratur meliputi: (1) analisis kurikulum, (2) analisis kompetensi siswa, (3) analisis tujuan pembelajaran, (4) analisis pentingnya media simulasi virtual sebagai alat bantu memahamkan konsep pemuaian zat pada pembelajaran fisika materi suhu dan kalor dan (5) analisis konsep suhu dan kalor sub konsep pemuaian zat.

2. Tahap Perancangan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan perancangan MEVIAL dan perangkatnya berdasarkan hasil studi pendahuluan, kondisi objektif lapangan, hasil-hasil kajian literatur yang relevan, dan analisis kebijakan.

3. Tahap Pengembangan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan, validasi dan uji implementasi MEVIAL dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pembuatan MEVIAL berdasarkan hasil rancangan.

b) Mengembangkan instrumen pengukur berupa instrumen tes pemahaman konsep

c) Validasi MEVIAL yang dikembangkan kepada para ahli.


(4)

e) Melakukan ujicoba instrumen soal

f) Melakukan revisi MEVIAL berdasarkan rekomendasi para ahli.

g) Melakukan ujicoba implementasi MEVIAL yang dikembangkan.

Secara skematik tahapan penelitian untuk pengembangan MEVIAL dilukiskan pada Gambar 3.3.

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMA di Bandung Barat. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas yaitu satu kelas dari keseluruhan kelas XI di SMA tersebut yang dipilih secara acak atau Random Class. Kelas tersebut menjadi kelas eksperimen yang diterapkan pengembangan media simulasi virtual yang berorientasi konstruksi konsepsi pada pembelajaran fisika materi pemuaian zat.

Analisis Kebutuhan Perancangan Pengembangan

Kajian Pustaka

Studi Lapangan

Analisis Kebutuhan

Kajian Literatur

Rancangan MEVIAL

Rancangan Instrumen Tes

MEVIAL dan Instrumen

Penilaian Ahli

Revisi

Uji Coba


(5)

5. Tahap Ujicoba

Implementasi MEVIAL ini akan dilaksanakan menggunakan desain penelitian

One group pretest-posttest yaitu deign penelitian yang memberikan test awal kepada kelompok eksperimen. Kemudian memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pengembangan media simulasi virtual yang berorientasi konstruksi konsepsi pada pembelajaran fisika materi pemuaian zat dan diakhiri dengan pemberian test akhir. Design penelitian ini dapat dilukiskan seperti pada Gambar 3.4.

Pretest Perlakuan Posttest

O X O

Gambar 3.4 One Group Pretest-Posttest Design

Keterangan :

O : Pretest dan posttest pemahaman konsep

X : Perlakuan berupa model pembelajaran ICI dengan media simulasi

virtual sebagai alat bantu memahamkan konsep pemuaian zat.

6. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan sesuai dengan tahapan penelitian dan pengembangan yang dilakukan yaitu tes pemahaman konsep dan tes skala sikap siswa. Tes pemahaman konsep dan skala sikap dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.

a. Hasil Pengembangan dan Validasi Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Instrumen tes pemahaman konsep materi pemuaian zat yang dikembangkan 18 butir soal. Tes ini dikonstruksi dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda dengan jumlah option sebanyak 4 yaitu (a, b, c, d dan e). Sebaran soal untuk tiap indikator pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(6)

Tabel 3.1

Komposisi jumlah dan nomor soal pada tiap indikator tes pemahaman konsep

Indikator

Soal Tes Pemahaman Konsep

Jumlah Butir Soal

Nomor Butir Soal

Menjelaskan 3 1, 6, 12

Membandingkan 9

2, 3, 7, 8, 10, 14, 15,

16, 17

Menginterpretasi 6 4, 5, 9, 11,

13, 18

Jumlah Total 18 1 – 18

Hasil validasi ahli untuk instrumen tes pemahaman konsep menunjukkan bahwa ketiga validator merekomendasikan butir-butir instrumen tes pemahaman telah dibuat sesuai dengan indikator yang hendak diukur, sehingga layak digunakan untuk mengukur pemahaman konsep. Namun demikian terdapat beberapa hal yang perlu direvisi, terutama dalam hal kejelasan dan kesesuaian gambar pada soal yang mengandung gambar, redaksional soal dan tata tulis soal. Catatan saran revisi dan perbaikan item tes dari ketiga validator disajikan pada Lampiran D.

Tabel 3.2 menunjukkan rekapitulasi hasil validasi ahli tes pemahaman konsep serta saran dan rekomendasi dari ketiga validator.


(7)

Tabel 3.2.

Rekapitulasi hasil validasi ahli terhadap instrumen tes pemahaman konsep

Kesesuaian Saran dan rekomendasi

 Jenjang Kognitif dengan

Soal

Ketiga validator menyatakan bahwa jenjang kognitif semua tes sudah sesuai dengan soal

 Konsep dengan Soal Ketiga validator menyatakan bahwa semua butir

soal tes sudah sesuai dengan konsep

 Option (pilihan jawaban) Ketiga validator menyatakan bahwa semua option

jawaban sudah menunjukkan homogenitas yang baik

 Kunci Jawaban Ketiga validator menyatakan bahwa kunci

jawaban soal sudah tidak mengandung kesalahan

 Gambar /grafik/Tabel

dan lambang-lambang fisika

Ketiga validator menyatakan bahwa semua gambar, grafik, tabel dan lambang-lambang yang digunakan sudah sesuai dengan maksud soal.

 Penggunaan tata bahasa Ketiga validator menyatakan bahwa penggunaan

tata bahasa sudah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik.

Hasil-hasil validasi ahli di atas menunjukkan bahwa instrumen tes pemahaman konsep yang dikembangkan telah memenuhi butir soal yang valid yaitu butir-butir soal yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain instrumen tes pemahaman konsep yang dikembangkan layak digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan berbantuan media simulasi virtual (MEVIAL).

b. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes pemahaman konsep terkait materi pemuaian zat digunakan untuk pengukuran, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan untuk mengetahui keajegannya dalam menghasilkan skor (reliabilitas). Tes yang baik harus memiliki reliabilitas yang tinggi.


(8)

Reliabilitas tes didefinisikan sebagai tingkat keajegan atau kestabilan skor yang diperoleh responden yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali pada subjek yang sama menghasilkan skor yang relatif sama (Sugiyono, 2008). Sesuai dengan definisi tersebut maka pengujian reliabilitas instrumen tes pemahaman konsep dilakukan dengan metode test-retest, yaitu pelaksanaan tes sebanyak dua kali terhadap subjek yang sama namun waktu berbeda, selisih waktunya sekitar dua minggu. Hasil kedua tes untuk tiap siswa kemudian dikorelasikan untuk memperoleh koefisien reliabilitas (r) dengan menggunakan persamaan 3.1.

� =

� ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ 2− ∑ 2 � ∑ 2− ∑ 2 (3.1) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y

X = skor tiap testee pada ujicoba pertama Y = skor tiap testee pada ujicoba kedua N = jumlah peserta tes

Untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas tes digunakan kategori seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2003).

Tabel 3.3.

Interpretasi koefisien reliabilitas (r) tes Koefisien

reliabilitas tes

Kategori Reliabilitas 0,8 < r  1,0 Sangat tinggi 0,6 < r  0,8 Tinggi

0,4 < r  0,6 Cukup

0,2 < r  0,4 Rendah


(9)

c. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Hasil analisis reliabilitas tes pemahaman konsep dengan metode test-retest diperoleh koefisien reliabilitas dari tes pemahaman konsep seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4. Hasil analisis reliabilitas tes selengkapnya disajikan Lampiran C.

Tabel 3.4.

Hasil Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep

Jenis tes Jumlah soal Koefsien

reliabilitas Katagori

Tes Pemahaman

Konsep 18 0.52 Cukup

Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas seperti ditunjukkan pada Tabel di atas maka instrumen tes pemahaman konsep mempunyai tingkat keajegan yang cukup, sehingga kedua tes ini memenuhi kelayakan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Hasil Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis data yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini, maka digunakan berbagai teknik dan instrument penelitian. Tabel 3.5 menunjukkan teknik, sumber data dan instrument yang digunakan sesuai dengan jenis data yang ingin dikumpulkan.


(10)

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik Sumber data Instrumen

1 Validasi materi pada

media Checklist lembar validitas Ahli konten fisika Lembar validasi materi pada media

2 Verifikasi media

secara teknis

Checklist lembar verifikasi

Ahli media Lembar verifikasi

media secara tampilan

3 Konstruksi pemahaman

konsep pada materi pemuaian zat sebelum

dan sesudah uji implementasi media

Tes tertulis di awal dan akhir

pembelajaran

Siswa Tes pemahaman

konsep

4 Konsistensi konsepsi

siswa pada materi pemuaian zat

Tes tulis di akhir pembelajaran

Siswa Tes pemahaman

konsep

Data yang diperoleh dari ujicoba implementasi MEVIAL terdiri atas data pemahaman konsep, data konsistensi konsepsi terkait materi pemuaian zat serta data tanggapan siswa. Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian merupakan

data mentah berupa skor pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Penghitungan

skor pretest dan posttest digunakan persamaan 3.2.

Nilai= w x 100% (3.2)

2. Pengolahan Data Peningkatan Pemahaman Konsep

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai efek penggunaan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika digunakan persentase rata-rata skor gain yang dinormalisasi (% rata-rata N-gain = % <g>) dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1998) seperti pada persamaan 3.3.

% <g> = −


(11)

Keterangan:

% < g> : Rerata skor gain yang dinormalisasi Smid : Skor maksimum ideal

Untuk mengetahui kategori peningkatan pemahaman konsep siswa sebagai impak implementasi MEVIAL, digunakan acuan interpretasi % rata-rata gain yang dinormalisasi (% <g>) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6. Kriteria Nilai N-gain (Hake, 1999)

Nilai N-gain Kriteria

Tinggi >0,7 (>70%)

Sedang 0,3-0,7 (30%-70%)

Rendah <0,3 (<30%)

3. Pengolahan Data Konsistensi Konsepsi

Konsistensi konsepsi siswa dilihat berdasarkan perolehan skor tes pemahaman konsep. Satu konsep dibuat menjadi tiga butir soal yang setara tingkat kesulitannya namun dalam implemetasi yang berbeda. Kriteia penskoran kekonsistenan konsepsi siswa dapat digambarkan pada Tabel 3.7 (Nieminen, et al, 2010).

Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Kekonsistenan

Skor Kriteria

2 Bila menjawab benar 3 soal dengan konsep yang sama sesuai dengan

konsep ilmiah

1 Bila menjawab benar 2 soal dengan konsep yang sama sesuai dengan


(12)

0 Bila tidak ada jawaban yang benar dari soal dengan konsep yang sama sesuai dengan konsep ilmiah

Untuk mengetahui tingkat konsistensi masing-masing siswa, maka skor siswa untuk semua konsep dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah konsep, ditunjukan pada persamaan 3.5.

Nilai konsistensi (%) = �� ℎ � �

�� ℎ � � �ℎ � x 100% (3.5)

Kemudian berdasarkan hasil tersebut dibagilah ke dalam tiga tingkat konsistensi yang dituangkan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Implementasi tingkat kekonsistenan siswa.

Nilai Rata-Rata (%) Tingkat Kekonsistenan

1,70-2,00 (85% ke atas) Konsisten

1,21-1,69 (60%-85%) Cukup Konsiten

0,00-1,20 (0%-60%) Tidak Konsisten

(Nieminen, et al, 2010)

4. Pengolahan Data Tes Skala Sikap

Tes skala sikap siswa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skala sikap siswa pada tiap butir pernyataan, dihitung, ditabulasi kemudian dibuat persentase. Untuk menghitung persentase hasil skala sikap siswa tersebut menggunakan persamaan 3.4.

��� % =

%

(3.4)

Keterangan:


(13)

JR : Jumlah responden pada suatu tanggapan

JSR : Jumlah seluruh responden

Untuk menginterpretasi persentase responden terhadap suatu tanggapan digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.9 (Riduwan, 2012).

untuk memudahkan dalam menginterpretasi tanggapan tersebut, digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Kriteria Jumlah Responden terhadap suatu tanggapan Jumlah responden dalam suatu

tanggapan terhadap MEVIAL dan implementasinya (%)

Kriteria

PTR = 0 Tak seorang pun

1  PTR  24 Sebagian kecil

25  PTR  39 Hampir sebagian

PTR = 50 Sebagian

51  PTR  75 Sebagian besar

76  PTR  99 Hampir seluruhnya


(1)

Reliabilitas tes didefinisikan sebagai tingkat keajegan atau kestabilan skor yang diperoleh responden yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali pada subjek yang sama menghasilkan skor yang relatif sama (Sugiyono, 2008). Sesuai dengan definisi tersebut maka pengujian reliabilitas instrumen tes pemahaman konsep dilakukan dengan metode test-retest, yaitu pelaksanaan tes sebanyak dua kali terhadap subjek yang sama namun waktu berbeda, selisih waktunya sekitar dua minggu. Hasil kedua tes untuk tiap siswa kemudian dikorelasikan untuk memperoleh koefisien reliabilitas (r) dengan menggunakan persamaan 3.1.

� =

� ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ 2− ∑ 2 � ∑ 2− ∑ 2 (3.1) Keterangan :

r

xy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y X = skor tiap testee pada ujicoba pertama

Y = skor tiap testee pada ujicoba kedua N = jumlah peserta tes

Untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas tes digunakan kategori seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 (Arikunto, 2003).

Tabel 3.3.

Interpretasi koefisien reliabilitas (r) tes Koefisien

reliabilitas tes

Kategori Reliabilitas 0,8 < r  1,0 Sangat tinggi 0,6 < r  0,8 Tinggi

0,4 < r  0,6 Cukup


(2)

c. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Hasil analisis reliabilitas tes pemahaman konsep dengan metode test-retest diperoleh koefisien reliabilitas dari tes pemahaman konsep seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4. Hasil analisis reliabilitas tes selengkapnya disajikan Lampiran C.

Tabel 3.4.

Hasil Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep Jenis tes Jumlah soal Koefsien

reliabilitas Katagori Tes Pemahaman

Konsep 18 0.52 Cukup

Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas seperti ditunjukkan pada Tabel di atas maka instrumen tes pemahaman konsep mempunyai tingkat keajegan yang cukup, sehingga kedua tes ini memenuhi kelayakan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Hasil Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis data yang ingin dikumpulkan dalam penelitian ini, maka digunakan berbagai teknik dan instrument penelitian. Tabel 3.5 menunjukkan teknik, sumber data dan instrument yang digunakan sesuai dengan jenis data yang ingin dikumpulkan.


(3)

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik Sumber data Instrumen

1 Validasi materi pada media Checklist lembar validitas Ahli konten fisika Lembar validasi materi pada media

2 Verifikasi media secara teknis

Checklist lembar verifikasi

Ahli media Lembar verifikasi media secara

tampilan

3 Konstruksi pemahaman konsep

pada materi pemuaian zat sebelum

dan sesudah uji implementasi media

Tes tertulis di awal dan akhir

pembelajaran

Siswa Tes pemahaman konsep

4 Konsistensi konsepsi siswa pada materi

pemuaian zat

Tes tulis di akhir pembelajaran

Siswa Tes pemahaman konsep

Data yang diperoleh dari ujicoba implementasi MEVIAL terdiri atas data pemahaman konsep, data konsistensi konsepsi terkait materi pemuaian zat serta data tanggapan siswa. Data kuantitatif yang diperoleh pada penelitian merupakan data mentah berupa skor pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Penghitungan skor pretest dan posttest digunakan persamaan 3.2.

Nilai= w x 100% (3.2)

2. Pengolahan Data Peningkatan Pemahaman Konsep

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai efek penggunaan media simulasi virtual dalam pembelajaran fisika digunakan persentase rata-rata skor gain yang dinormalisasi (% rata-rata N-gain = % <g>) dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1998) seperti pada persamaan 3.3.


(4)

Keterangan:

% < g> : Rerata skor gain yang dinormalisasi Smid : Skor maksimum ideal

Untuk mengetahui kategori peningkatan pemahaman konsep siswa sebagai impak implementasi MEVIAL, digunakan acuan interpretasi % rata-rata gain yang dinormalisasi (% <g>) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6

Tabel 3.6. Kriteria Nilai N-gain (Hake, 1999)

Nilai N-gain Kriteria

Tinggi >0,7 (>70%) Sedang 0,3-0,7 (30%-70%) Rendah <0,3 (<30%)

3. Pengolahan Data Konsistensi Konsepsi

Konsistensi konsepsi siswa dilihat berdasarkan perolehan skor tes pemahaman konsep. Satu konsep dibuat menjadi tiga butir soal yang setara tingkat kesulitannya namun dalam implemetasi yang berbeda. Kriteia penskoran kekonsistenan konsepsi siswa dapat digambarkan pada Tabel 3.7 (Nieminen, et al, 2010).

Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Kekonsistenan

Skor Kriteria

2 Bila menjawab benar 3 soal dengan konsep yang sama sesuai dengan konsep ilmiah

1 Bila menjawab benar 2 soal dengan konsep yang sama sesuai dengan konsep ilmiah


(5)

0 Bila tidak ada jawaban yang benar dari soal dengan konsep yang sama sesuai dengan konsep ilmiah

Untuk mengetahui tingkat konsistensi masing-masing siswa, maka skor siswa untuk semua konsep dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah konsep, ditunjukan pada persamaan 3.5.

Nilai konsistensi (%) = �� ℎ � �

�� ℎ � � �ℎ � x 100% (3.5)

Kemudian berdasarkan hasil tersebut dibagilah ke dalam tiga tingkat konsistensi yang dituangkan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Implementasi tingkat kekonsistenan siswa.

Nilai Rata-Rata (%) Tingkat Kekonsistenan

1,70-2,00 (85% ke atas) Konsisten 1,21-1,69 (60%-85%) Cukup Konsiten 0,00-1,20 (0%-60%) Tidak Konsisten

(Nieminen, et al, 2010)

4. Pengolahan Data Tes Skala Sikap

Tes skala sikap siswa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skala sikap siswa pada tiap butir pernyataan, dihitung, ditabulasi kemudian dibuat persentase. Untuk menghitung persentase hasil skala sikap siswa tersebut menggunakan persamaan 3.4.


(6)

JR : Jumlah responden pada suatu tanggapan JSR : Jumlah seluruh responden

Untuk menginterpretasi persentase responden terhadap suatu tanggapan digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.9 (Riduwan, 2012).

untuk memudahkan dalam menginterpretasi tanggapan tersebut, digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Kriteria Jumlah Responden terhadap suatu tanggapan Jumlah responden dalam suatu

tanggapan terhadap MEVIAL dan implementasinya (%)

Kriteria PTR = 0 Tak seorang pun 1  PTR  24 Sebagian kecil 25  PTR  39 Hampir sebagian

PTR = 50 Sebagian

51  PTR  75 Sebagian besar 76  PTR  99 Hampir seluruhnya