Slide ACC 203 Slide BPHTB
Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan
(2)
BPHTB adalah Pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan
Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, UU No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
(3)
OBJEK BPHTB
OBJEK BPHTB adalah
Perolehan Hak atas Tanah dan
atau Bangunan
(4)
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU
BANGUNAN
a. Pemindahan hak karena :
1. Jual beli
2. Tukar menukar 3. Hibah
4. Hibah wasiat 5. Waris
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan 8. Penunjukkan pembeli dalam lelang
9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai
kekuatan hukum tetap
(5)
11. Peleburan usaha 12. Pemekaran usaha 13. Hadiah
b. Pemberian hak baru karena :
1. Kelanjutan pelepasan hak 2. Di luar pelepasan hak
Yang dimaksud dengan Hak Atas Tanah adalah :
1. Hak milik
2. Hak guna usaha 3. Hak guna bangunan 4. Hak pakai
5. Hak milik atas satuan rumah susun 6. Hak pengelolaan
(6)
OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN
BPHTB
a. Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik
b. Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan
atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum
c. Badan atau perwakilan organisasi internasional
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut
d. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau
karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama
e. Orang pribadi atau badan karena wakaf
f. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk
(7)
SUBJEK PAJAK
Yang menjadi subjek pajak
adalah orang pribadi atau
badan yang memperoleh
hak atas tanah dan atau
bangunan
(8)
TARIF PAJAK
TARIF PAJAK DITETAPKAN SEBESAR
5% (LIMA PERSEN
)
(9)
DASAR PENGENAAN PAJAK
Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
Nilai Perolehan Objek Pajak dalam hal : a. Jual beli adalah harga transaksi
b. Tukar menukar adalah nilai pasar c. Hibah adalah nilai pasar
d. Hibah wasiat adalah nilai pasar e. Waris adalah nilai pasar
f. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
lainnya adalah nilai pasar
g. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
nilai pasar
h. Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim
yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar
(10)
Lanjutan….
i Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar
j. Pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak adalah nilai pasar
k. Penggabungan usaha adalah nilai pasar l. Peleburan usaha adalah nilai pasar
m. Pemekaran usaha adalah nilai pasar n. Hadiah adalah nilai pasar
o. Penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam Risalah Lelang
• Apabila NPOP huruf a sampai n tidak diketahui atau lebih rendah daripadaNilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam pengenaan PBB pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah NJOP PBB
• Apabila NJOP PBB belum ditetapkan, besarnya NJOP PBB ditetapkan oleh Menteri
(11)
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK
TIDAK KENA PAJAK (NPOPTKP
)
NPOPTKP ditetapkan secara regional paling
banyak
Rp 60 juta,
kecuali dalam hal
perolehan hak karena waris, atau hibah
wasiat yang diterima orang pribadi yang
masih dalam hubungan keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat ke
atas atau satu derajat ke bawah dengan
pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri,
NPOPTKP ditetapkan secara regional paling
banyak
Rp 300 juta.
(12)
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK KENA
PAJAK
(NPOPKP)
NPOPKP = NPOP – NPOPTKP
BPHTB = TARIF PAJAK * NPOPKP
= 5 % x (NPOP –
(13)
BPHTB atas Hibah /
Warisan
BPHTB yang harus dibayar atas
hibah / warisan sebesar 50% dari
BPHTB terutang :
BPHTB = 5% x 50% x NPOP PKP
(14)
SAAT DAN TEMPAT PAJAK YANG TERUTANG
Saat terutang pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau
Bangunan, untuk:
a. Jual beli adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
b. Tukar-menukar adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
c. Hibah adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
d. Waris adalah sejak tanggal yang bersangkutan
mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor Pertanahan
e. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
lainnya adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
f. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah
sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
g. Lelang adalah sejak tanggal penunjukan pemenang
(15)
h. Putusan hakim adalah sejak tanggal putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
i. Hibah wasiat ad alah sejak tanggal yang
bersangkutan mendaftarkanperalihan haknya ke Kantor Pertanahan
j. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak tanggal
ditandatanganinya dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak
k. Pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah sejak tanggal ditanda tangani dan
diterbitkannya surat keputusan pemberian hak l. Penggabungan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
m. Peleburan usaha adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
n. Pemekaran usaha adalah sejak tanggal dibuat daditandatanganinya akta
o. Hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta
(16)
Lanjutan….
-
Pajak yang terutang harus dilunasi
pada saat terjadinya perolehan hak
-
Tempat Pajak yang terutang
adalah di
wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II atau
Kotamadya Daerah Tingkat II, atau
Propinsi Daerah Tingkat I untuk
Kotamadya Administratif yang meliputi
letak tanah dan atau bangunan
(17)
Contoh soal
1. Tanggal 4 Juli 2000, WP “E” membeli tanah dengan
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 55.000.000, NPOPTKP Rp 60.000.000
NPOP lebih kecil dari NPOPTKP maka perolehan hak atas tanah tersebut tidak dikenakan BPHTB
2. Pada tanggal 17 Agustus 2000 membeli tanah
dengan :
NPOP Rp 80 juta
NPOPTKP Rp 60 juta
NPOPKP Rp 20 juta
(18)
Contoh Soal
1. Tuan A membeli tanah dan bangunan
dengan nilai Rp 500 juta. NJOP PBB tanah dan
bangunan tsb Rp 400 juta. Bila ditetapkan
NPOP TKP Rp 60 juta. Hitung BPHTB yang
terutang atas Tuan A
NPOP Rp 500 juta
NPOTKP 60 juta
NPOPPKP 440 juta
BPHTB = 5% x Rp 440 juta = Rp 22 juta
(19)
PT Perdana membeli gudang dengan nilai transaksi
sebesar Rp 950 juta. Sesuai SPPT PBB , tanah luasnya 1.000 m2 dengan nilai NJOP Rp 537.000/m2 dan bangunan gudang seluas 500 m2 dengan NJOP 700.000/m2. Bila NPOPTKP ditetapkan Rp 50 juta, Hitung BPHTB terutang.
Jawab :
NJOP Tanah : 1.000 x 537.000 = Rp 537.000.000 NJOP Bangunan : 500 x 700.000 = Rp 350.000.000 Total NJOP = Rp 887.000.000 Karena Nilai transaksi lebih besar maka digunakan nilai
transaski sebagai dasar penghitungan BPHTB
(20)
NPOP ( pakai nilai transaksi ) = Rp
950.000.000
NPOPTKP
50.000.000
NPOP PKP
900.000.000
BPHTB terutang = 5% x Rp 900.000.000 = Rp
45.000.000
(21)
Contoh Hibah :
1.
Tuan Hakim memperoleh Hibah dari Orang
tuanya sebidang tanah senilai Rp 650 juta.
Dalam SPPT PBB tertera luas tanah 2.000 m2
dengan NJOP Rp 335.000/m2 Bila NPOTKP
ditetapkan Rp 300 juta, Hitung BPHTB yang
harus dibayar Tuan Hakim
Jawab :
NJOP Tanah = 2.000 x 335.000 = Rp 670.000.000
Karena nilai NJOP lebih besar dari Nilai pasar,
maka gunakan
NJOP sebagai dasar penghitungan.
(22)
NPOP ( pakai nilai NJOP ) = Rp
670.000.000
NPOPTKP
300.000.000
NPOP PKP
370.000.000
BPHTB terutang atas hibah
= 5% x 50 % x Rp 370.000.000= Rp 9.250.000
(1)
Contoh soal
1. Tanggal 4 Juli 2000, WP “E” membeli tanah dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 55.000.000, NPOPTKP Rp 60.000.000
NPOP lebih kecil dari NPOPTKP maka perolehan hak atas tanah tersebut tidak dikenakan BPHTB
2. Pada tanggal 17 Agustus 2000 membeli tanah dengan :
NPOP Rp 80 juta NPOPTKP Rp 60 juta NPOPKP Rp 20 juta
(2)
Contoh Soal
1. Tuan A membeli tanah dan bangunan
dengan nilai Rp 500 juta. NJOP PBB tanah dan
bangunan tsb Rp 400 juta. Bila ditetapkan
NPOP TKP Rp 60 juta. Hitung BPHTB yang
terutang atas Tuan A
NPOP Rp 500 juta
NPOTKP 60 juta
NPOPPKP 440 juta
(3)
PT Perdana membeli gudang dengan nilai transaksi
sebesar Rp 950 juta. Sesuai SPPT PBB , tanah luasnya 1.000 m2 dengan nilai NJOP Rp 537.000/m2 dan bangunan gudang seluas 500 m2 dengan NJOP 700.000/m2. Bila NPOPTKP ditetapkan Rp 50 juta, Hitung BPHTB terutang.
Jawab :
NJOP Tanah : 1.000 x 537.000 = Rp 537.000.000 NJOP Bangunan : 500 x 700.000 = Rp 350.000.000 Total NJOP = Rp 887.000.000 Karena Nilai transaksi lebih besar maka digunakan nilai
(4)
NPOP ( pakai nilai transaksi ) = Rp
950.000.000
NPOPTKP
50.000.000
NPOP PKP
900.000.000
BPHTB terutang = 5% x Rp 900.000.000 = Rp
45.000.000
(5)
Contoh Hibah :
1.
Tuan Hakim memperoleh Hibah dari Orang
tuanya sebidang tanah senilai Rp 650 juta.
Dalam SPPT PBB tertera luas tanah 2.000 m2
dengan NJOP Rp 335.000/m2 Bila NPOTKP
ditetapkan Rp 300 juta, Hitung BPHTB yang
harus dibayar Tuan Hakim
Jawab :
NJOP Tanah = 2.000 x 335.000 = Rp 670.000.000
Karena nilai NJOP lebih besar dari Nilai pasar,
maka gunakan
(6)