TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN DAN KERUSAKAN BARANG : STUDI PUTUSAN NOMOR 589/PID.SUS/2015/PN.BIL.
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP KELALAIAN
PENGEMUDI YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN
MENINGGAL DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN DAN
KERUSAKAN BARANG (Studi Putusan Nomor
589/Pid.sus/2015/PN.Bil )
SKRIPSI
Oleh :
Reza Alfatah
C93212087
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PUBLIK ISLAM PRODI SIYASAH JINAYAH
SURABAYA
2016
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP KELALAIAN
PENGEMUDI YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN
MENINGGAL DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN DAN
KERUSAKAN BARANG (Studi Putusan Nomor
589/Pid.sus/2015/PN.Bil )
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Fakultas Syariah dan Hukum
Oleh :
Reza Alfatah
C93212087
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Siyasah Jinayah
SURABAYA
2016
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Kelalaian
Pengemudi yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka
Ringan, dan Kerusakan Barang ( Studi Putusan Nomor 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil )
dibuat untuk menjawab dua pertanyaan penelitian. Bagaimana penerapan pasal 310
dalam UU No. 22 tahun 2009 terhadap kelalaian dalam berkendara yang
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan
barang ? Dan Bagaimana tinjauan hukum pidana islam terhadap penerapan pasal 310
tentang tindak pidana yang dilakukan dalam keadaan alpa/kelalaian yang
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan
barang ?
Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian pustaka (Library research),
wawancara, kajian teks (teks reading) yang bersumber dari pengadilan negeri bangil
yang berupa data putusan dan hasil wawancara dengan hakim yang memutus perkara
tersebut, yang selanjutnya dianalisis dengan metode yuridis normatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa : Pertama, Penerapan pasal
310 dalam perkara No. 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil memang telah diterapkan, selain
korban meninggal dunia dalam kasus tersebut terdapat korban luka-luka berat
maupun ringan dan kerusakan barang juga, dalam surat dakwaan yang diajukan jaksa
penuntut umum adalah dakwaan kumulatif yakni pasal 310 ayat (4), pasal 310 ayat
(3), pasal 310 ayat (2), pasal 310 ayaat (1). Untuk hukuman yang dirasa sangat
rendah, hal itu diambil berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam kasus tersebut
yang Pertama, murni unsur kelalaian (Culpa) karena tidak ada niat sebelumnya
untuk membunuh. Kedua, Pelaku telah mengakui kelalaiannya. Ketiga, berlakunya
unsur disparitas di wilayah PN. Bangil bagi Jaksa penuntut umum dan hakim
sebelum memutuskan sebuah perkara. Kedua, Dalam hukum pidana islam sanksi
terhadap perkara kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan barang masuk kedalam pembunuhan
karena kesalahan yang di hukum dengan hukuman diyat, dengan syarat telah
mendapatkan pemaafan dari keluarga korban. Hukuman diyat yang diberikan bisa
berupa pemberian jaminana kesehatan, jaminan sosial terhadap korban dan untuk
anak yang ditinggalkan jika orang tuanya meninggal karena kasus kecelakaan
tersebut bisa diberikan jaminan Pendidikan.
Berdasarkan skripsi di atas, diharapkan masyarakat mematuhi peraturan
-peraturandalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hal
itu dilakukan untuk menjaga keselamatan bersama di jalan raya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ....................................................... 10
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 11
D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 14
F. Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................... 14
G. Definisi Operasional ............................................................................ 15
H. Metode Penelitian ............................................................................... 16
I. Sistematika Pembahasana .................................................................... 19
BAB II
SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KEALPAAN BERKENDARA
DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN UU NO. 22 TAHUN
2009 .......................................................................................................................21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Kecelakaan Lalu Lintas ....................................................................... 21
B. Kealpaan atau Kelalaian Menurut Pandangan Hukum Pidana
Islam ......................................................................................................... 30
C. Kealpaan atau Kelalaian Menurut Pandangan UU No. 22 Tahun
2009 .....................................................................................................43
BAB III PENERAPAN PASAL 310 AYAT (4) DALAM PUTUSAN NO.
589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
TENTANG
TINDAK
PIDANA
KELALAIAN
BERKENDARA YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL
DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN, DAN KERUSAKAN BARANG....51
....................................................................................................................................
A. Deskripsi Kasus ................................................................................... 51
B. Keterangan Saksi-Saksi ....................................................................... 59
C. Pertimbangan Hakim Terhadap Kasus Kelalaian yang Menyebabkan
Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerusakan
Barang .................................................................................................. 70
D. Hal-hal yang Meringankan dan Memberatkan ................................... 79
E. Amar Putusan ...................................................................................... 80
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PASAL 310 TERHADAP
PUTUSAN
NO.
589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
TENTANG
KELALAIAN
BERKENDARA YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL
DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN, DAN KERUSAKAN BARANG... 83
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Analisis Terhadap Putusan Hakim dalam Kasus Kelalaian Berkendara
yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka
Ringan, dan Kerusakan Barang ........................................................... 83
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Tentang Kelalaian
Berkendara yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat,
Luka Ringan, dan Kerusakan Barang .................................................. 90
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 100
A. Kesimpulan ........................................................................................ 100
B. Saran .................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan
negara
hukum
dimana
negara
yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam
negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban
hukum. dalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum
dasar negara.
Tujuan-tujuan ini diupayakan perwujudannya melalui pembangunan
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka
pendek, menengah, dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan Indonesia
adalah pembangunan disegala bidang yang merupakan suatu bagian dari
proses moderenisasi untuk menciptakan kesejahteraan dan ketentraman bagi
masyarakat Indonesia. Pembangunan yang ada sekarang ini tentu saja
memiliki kelebihan dan kekurangan dan salah satu kekurangan yang paling
sering kita temui adalah tingginya tingkat kemacetan pada jam-jam sibuk.
Kemacetan merupakan salah satu dampak negatif dari semakin majunya
pembangunan terkhusus dibidang produksi kendaraan bermotor yang pada
gilirannya menyebabkan semakin simpang siurnya lalu lintas jalan raya, hal ini
disebabkan tidak berbandingnya jumlah kendaraan dan jumlah jalan pada
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
akhirnya para pengguna jalan raya akan semakin tidak nyaman. Ketidak
nyamanan pengguna jalan raya dalam aktivitasnya mendatangkan dampak
yang sangat besar yaitu semakin tingginya beban psikologis, sehingga dapat
menyebabkan stress yang berkepanjangan dan pada akhirnya menimbulkan
kelalaian maupun kealpaan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
pengguna jalan raya yang tentu saja dapat merugikan bagi dirinya dan orang
lain.
Kelalaian atau kealpaan sendiri dapat dihindari dengan tetap
memegang teguh dan patuh pada ketentuan hukum, hal ini didasari bahwa
Indonesia adalah Negara Hukum yang mana para warga negaranya tunduk dan
patuh pada aturan-aturan yang berlaku.
Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap
tahunnya dan kelalaian manusia, menjadi faktor utama terjadinya peningkatan
kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada tahun 2012
terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak
27.441 orang, dengan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp.
203.000.000.000.000,00 –Rp. 217.000.000.000.000,00 per tahun (2,9% -3,1 %
dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia).1
Wakil Kepala Komite Nasional Kecelakaan Transportasi, Sri Untung,
mengatakan, terdapat empat faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Faktor
pertama karena manusia, baik akibat kekurangmampuan manusia dalam
1
Badan Intelijen Negara,kecelakaan Menjadi
http://www.bin.go.id/awas/detil, (24 Maret 2016)
Pembunuh
Terbesar
Ketiga,
dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
membawa kendaraan, kelalaian manusia, maupun akibat kesengajaan manusia.
Faktor kedua yaitu akibat sarana jalan. "Sarana ini apa sudah diatur dengan
baik, diperiksa dengan benar, dan juga diperiksa oleh orang yang tepat,"
katanya. Sedangkan faktor ketiga yaitu faktor prasarana yang belum
memenuhi standar pemasangan yang seharusnya. Sedangkan faktor keempat
adalah faktor alam yang kemudian menimbulkan kecelakaan lalu lintas.2
Keempat faktor di atas faktor manusia merupakan faktor yang paling
dominan. Hampir semua kejadian kecelakaan lalu lintas didahului dengan
pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar,
ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku maupun tidak melihat
ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu. Terjadinya
kecelakaan lalu lintas karena kealpaan berasal dari sikap batin dari seorang
pengemudi kendaraan, dalam hal ini kecelakaan juga bisa terjadi karena
pengemudi kendaraan saat mengendarai kendaraan dalam keadaan mengantuk
atau sedang sakit, sedang dibawah pengaruh alkohol sehingga tidak jarang
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.3
Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dalam pasal 106 menyebutkan: ”setiap orang yang
mengemudikan
kendaraan
bermotor
di
jalan
wajib
mengemudikan
kendaraannya dengan wajar dan penuh kosentrasi”. Yang dimaksud dengan
2
Tingkat Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas Turun ,dalam
Rafika Aulia,
http://www.tempo.co/read/news, (24 Maret 2016)
3
Annaeahira,
faktor
penyebab
terjadinya
kecelakaan
lalu
lintas,
Dalam
http://www.anneahira.com/faktor Penyebab kecelakaan-lalu-lintas.htm, (24 Maret 2016)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
penuh kosentrasi dalam penjelasan undang-undang tersebut adalah setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan penuh perhatian dan
tidak terganggu perhatiannya karena sakit, lelah, mengantuk, menggunakan
telepon atau menonton tv atau vidio yang terpasang di kendaraan, atau
minum-minuman yang mengandung alkohol, atau obat-obatan sehingga
memegaruhi kemampuan dalam mengemudikan kendaraan.4
Masih teringgat kejadian diawal tahun 2013 ini dimana terjadi
kecelakaan di tol Jagorawiyang melibatkan Rasyid Amrullah putra bungsu
Hatta Rajasa, Rasyid mengaku mengantuk dan terburu-buru pulang setelah
semalaman merayakan hari pergantian tahun baru,dalam kejadian tersebut dua
orang meninggal dunia. Rasyid hanya divonis lima bulan penjara dengan masa
percobaan enam bulan. Kasus tersebut didakwa melanggar pasal 310 Undangundang No. 22 Tahun 2009 dengan ancaman enam tahun penjara. Undangundang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam
pasal 235 ayat 1 menyebutkan “jika korban meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas sebagaimna dimaksud dalam pasal 229 ayat 1 huruf C
pengemudi, pemilik dan atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan
bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan atau biaya
pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana”.5
Tuntutan pidana dalam kasus kecelakaan yang menyebabkan
korbannya meninggal dunia disebutkan dalam pasal 310 ayat (4) “Dalam hal
4
5
Lihat, UU No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 106
Lihat, UU No. 22 Tahun 2009 TentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 235
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
kecelakaan sebagaimna yang dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)”.6
Umumnya bagi kejahatan-kejahatan mengharuskan bahwa kehendak
terdakwa ditujukan pada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana.
Kecuali keadaan yang dilarang itu mungkin sebagian besar berbahayanya
terhadap keamanan umum mengenai orang atau barang dan jika terjadi
menimbulkan banyak kerugian, sehingga harus bertindak pula terhadap
mereka yang tidak berhati-hati dan yang teledor.7 Menurut hukum pidana,
yang temasuk ke dalam alasan penghapusan kesalahan atau alsan pemaafan
antara lain, daya paksa (overmachrt), pembelaan terpaksa yang melampaui
batas (noodweer ekses), dan pelaksanaan perintah jabatan tanpa wewenang
yang didasari oleh ik’tikad baik.8 Jadi dalam kasus kealpaan atau kurang hatihatinya pelaku dalam melakukan perbuatan tidak dapat dijadikan alasan untuk
penghapusan kesalahan atau alasan pemaafan dalam hukum pidana.
Menghilangkan nyawa seseorang dengan cara sengaja maupun tidak
sengaja dalam Islam disebut dengan tindak pidana pembunuhan. Pembunuhan
pertama dalam kehidupan manusia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh
Qobil terhadap Habil. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
surat al-Maaidah ayat 30:
6
Ibid. Pasal 310.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1993), 198.
8
Mahrus Ali,” Dasar-Dasar Hukum Pidana”, (Jakarta: Sinar grafika, 2012), 181.
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di
antara orang-orang yang merugi”.(QS. Al-Maaidah(5): 30).9
Pembunuhan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan proses,
perbuatan, atau cara membunuh. Sedangkan pengertian membunuh adalah
mematikan, menghilangkan (menghabisi, mencabut) nyawa. Dalam arti
istilah, pembunuhan didefinisikan oleh Wahabah Zuhaili yang mengutip
pendapat Syarbini Khatib sebagai berikut: “pembunuhan adalah perbuatan
yang menghilangkan atau mencabut nyawa seseorang”. Sedangkan Abdul
Qadir Audah memberikan definisi sebagai berikut: “pembunuhan adalah
perbuatan manusia yang menghilangkan kehidupan yakni pembunuhan itu
adalah menghilangkan nyawa manusia dengan sebab perbuatan manusia yang
lain”.10
Pembunuhan adakalanya terjadi karena disengaja oleh pelakunya dan
adakalanya terjadi karena tidak sengaja. Berkenaan dengan ini, terjadi
perbedaan pendapat di antara para ulama dalam mengklasifikasikan bentukbentuk pembunuhan. Perbedaan pengklasifikasian tersebut adalah. Ulama
Malikiyah mengklasifikasi bentuk-bentuk pembunuhan menjadi dua yaitu:
pembunuhan sengaja dan kekeliruan, sedangkan jumhur mengklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja dan kekeliruan.11
9
Depag RI. al-Qur’an dan Tarjamah, 88.
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,(Jakarta: Sinar Grafika, 2005),135-137.
11
Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Jinayah (asas-asas hukum pidana),(Jakarta: Pustaka Bani
Quraisy,2004),9.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Sanksi bagi pembunuhan ada beberapa jenis, yaitu: hukuman pokok,
hukuman pengganti dan hukuman tambahan. Hukuman pokok pembunuhan
adalah qis}as }atau diyat dimaafkan,
maka hukuman penggantinya adalah ta’zi>r. Menurut sebagian ulama, yakni
Imam Syafi’i, ta’zi>r tadi ditambah kaffa>rah. Hukuman tambahan sehubungan
dengan ini adalah pencabutan atas hak waris dan hak wasiat harta dari orang
yang dibunuh, terutama jika antara pembunuh dengan yang dibunuh
mempunyai hubungan kekeluargaan.12
Pembunuhan sengaja sebagaimna dikemukakan oleh Abdul Qodir
Audah adalah: “pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimna
perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa itu disertai dengan niat
untuk membunuh korban”. Dalam redaksi yang lain, Sayid Sabiq memberikan
definisi pembunuhan sengaja sebagai berikut: “sengaja adalah suatu
pembunuhan di mana seorang mukalaf sengaja untuk membunuh orang lain
yang dijamin keselamatannya, dengan menggunakan alat yang menurut
dugaan
kuat
untuk
dapat
membunuh
(mematikannya)”.
Seperti
yangdifirmankan Allah dalam surah al-Nisa>’ 93
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
12
A. Djazuli, Fiqih Jinayah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997), 135-136.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya.(QS. Al-Nisa>’ (4): 93).13
Pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik. Sebagai contoh:
seorang guru memukulkan pengaris kepada kaki seorang muridnya tiba-tiba
muridnya yang dipukul meninggal dunia, maka perbuatan guru tersebut
dinyatakan sebagai pembunuhan semi sengaja.14 Adapun Syafi’iyah dan
Hanabilah berpendapat bahwa pembunuhan semi sengaja adalah pembunuhan
yang dilakukan dengan menggunakan alat yang pada galibnya tidak
mematikan.15 Sementara itu, hukuman pokok pada pembunuhan semi sengaja
adalah diyat dan kaffa>rah, sedangkan hukuman penggantinya adalah puasa dan
ta’zi>r dan hukuman tambahannya adalah terhalangnya menerima waris dan
wasiat.16
Pembunuhan tidak sengaja adalah pembunuhan yang terjadi tanpa
maksud melawan hukum, baik dalam perbuatannya maupun objeknya.17
Pembunuhan tidak sengaja disebut juga dengan pembunuhan karena kesalahan
atau kelalaian.18 Pembunuhan karena kelalaian atau kekeliruan tidak
mengandung unsur sengaja, apabila terjadi tindak pidana pembunuhan, hanya
karena kelalaiandari pelaku.Seperti yang di jelaskan dalam al-Qur’an surat alNisa>’ ayat 92:
13
Depag RI. al-Qur’an dan Tarjamah, 74.
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar grafika, 2012), 24.
15
Jaih Mubarok, Kaidah Fikih Jinayah, 15.
16
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani,2003), 37.
17
Wahbah Zuhali, Al fiqh Al Islami wa Adillatuhu,Juz VI,(Dar al Fikr, Demaskus, 1989),223.
18
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana islam,146.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia
mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang
mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak
memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(QS. Al-Nisa>’ (4): 92).19
Hukuman pokok bagi pelaku pembunuhan tidak sengaja adalah
kafa>rah, memerdekaan hambah sahaya yang mukmin dan menyerahkan
sejumlah harta atau uang kalau hal tersebut dihapus keluarga korban,
hukuman penggantinya adalah hukuman ta’zi>r dan bagi pelaku pembunuhan
yang mempunyai kaitan kewarisan dengan orang yang dibunuh mendapat
hukuman tambahan, yaitu terputusnya hak waris yang bersangkutan.20
Pemaparan di atas mendorong penulis untuk memaparkan lebih jauh
tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan yang
19
Depag RI. Al-Qur’an dan Tarjamah, 74.
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah),(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000),
121-122.
20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
mengakibatkan korban meninggal dunia, dipandang dari sudut hukum positif
dan hukum Islam dengan judul “ Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap
Kelalaian Pengemudi yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, luka
Berat, luka Ringan Dan Kerusakan Barang (Studi Putusan Nomor 589 / Pid .
sus / 2015 /PN. Bil) ”.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah :
a. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
b. Yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan lalu lintas
c. Pertimbangan hukum hakim dalam penerapan pasal 310 yang digunakan
oleh hakim dalam putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil tentang
Sanksi
Hukum Pidana Perkara Kecelakaan
Lalu
Lintas yang
menyebabkan orang lain meninggal duni, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang
d. Dasar hukum hakim Pengadilan Negeri Bangil dalam memutus perkara
tindak pidana mengemudikan yang karena kelalaiannya mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, yaitu UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan
e. Sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang. Berdasarkan pasal 310 adalah di ancam dengan
hukuman maksimal 6 tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp.
12.000.000,00- (Dua belas juta rupiah).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
f. Sanksi pidana terhadap pengemudi yang terlibat kecelakaan sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang dalam perspektif fikih jinayah.
2. Batasan Masalah :
a. Pertimbangan hakim terhadap tindak pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain
meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam
putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil
b. Tinjauan hukum pidana islam terhadap pertimbangan hukum hakim
pengadilan negeri bangil dalam tindak pidana perkara kecelakaan lalu
lintas sehingga menyebabkan korban meninggal dunia dalam perspektif
fikih jinayah
C. Rumusan Masalah
Agar lebih praktis, maka permasalahan yang hendak dikaji di
formulasikan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan nomor 589 / Pid. Sus /
2015 / PN. Bil tentang kelalaian pengemudi yang menyebabkan orang lain
meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang ?
2. Bagaiman analisis Hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim
dalam putusan nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN.Bil tentang kelalaian
pengemudi yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang ?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian penelitian yang telah ada.21 Penulis
telah melakukan kajian tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia. Namun,
skripsi yang peneliti bahas ini sangat berbeda dari skripsi-skripsi yang ada.
Hal ini dapat dilihat dari judul-judul skripsi yang ada, walaupun mempunyai
kesamaan tema, tetapi berbeda dari titik fokus pembahasannya. Lebih jelasnya
penulis akan kemukakan beberapa skripsi yang mempunyai bahasan dalam
satu tema yang dapat peneliti jumpai, antara lain:
1. Skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Penerapan
Pasal 359 KUHP dalam Perkara Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus di
PN Lamongan”. yang ditulis Romli Jurusan SJ (Siyasah Jinayah) IAIN
Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2005. Karyanya memuat tentang tinjauan
hukum pidana Islam terhadap Penerapan Pasal 359 KUHP dalam perkara
kecelakaan lalu lintas di PN Lamongan, dari studi kasus yang diambil
karena kelalaiannya kurang berkonsentrasi dalam berkendara sehingga
menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan 4 orang mengalami luka ringan
21
Fakultas syariah UIN Sunan Ampel, 2015, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi,Surabaya, 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
dan dalam putusannya majlis hakim memutuskan 5 bulan 24 hari potong
tahanan yang ternyata lebih ringan dari tuntutan JPU 9 bulan penjara
potong tahanan (berdasarkan Pasal 359 KUHP). Dalam perkara kecelakaan
yang di analisis oleh penulis diatas Hakim PN.Lamongan masih
menggunakan KUHP dalam putusannya. karena masih belum ada UU lain
yang mengaturnya.22
2. Kemudian skripsi yang di tulis M.Bustanul Arifin (2013) berjudul ”Sanksi
Pidana Bagi Pengemudi Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas Sehingga
Menyebabkan Korban Meninggal Dunia Menurut KUHP Pasal 359 JO
Pasal 310 UU No. 22 Tahun 2009 Dalam
Perspektif Fikih Jinayah.23
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode diskriptif analisis.
Dimana mengemukakan beberapa kasus penjatuhan sanksi pada pengemudi
yang terlibat kecelkaan lalu lintas.
3. Dan juga skripsi yang di tulis Bidayatul masruro (2014) berjudul “ Tinjauan
Fikih Jinayah Terhadap Penerapan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 310 Di PN. Lamongan : Studi Putusan
No.299/Pid.B/2012/PN. Lmg Perihal mengemudikan Kendaraan bermotor
yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia.24
Romli, “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Penerapan Pasal 359 KUHP dalam Perkara
Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus di PN Lamongan )” (skripsi--, Iain Sunan Ampel Surabaya,
2005).
23
Arifin, M. Bustanul, “Sanksi Pidana Bagi Pengemudi Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
Sehingga Menyebabkan Korban Meninggal Dunia Menurut KUHP Pasal 359 JO Pasal 310 UU
No. 22 Tahun 2009 Dalam Perspektif Fikih Jinayah.” (skripsi--, Uin sunan Ampel Surabaya
2013)
24
Masruro, Bidayatul, “Tinjauan Fikih Jinayah Terhadap Penerapan UU No.22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 310 di PN Lamongan :Studi Putusan No. 299/Pid.
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Dari ketiga (3) skripsi tersebut terdapat persamaan dengan skripsi yang
penulis bahas yaitu sama-sama penerapan sanksi pidana bagi pengemudi
yang terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan korban
meninggal dunia. Sedangkan yang membedakan dengan skripsi sebelumnya
adalah penulis menggunakan putusan nomor 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
mengenai kecelakaan lalu lintas menyebabkan orang lain meninggal dunia,
luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dan menganalisanya dengan
menggunakan hukum pidana islam.
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai sejalan dengan pertanyaanpertanyaan di atas tadi adalah:
1. Untuk mengetahui secara jelas tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang menurut pasal 310
undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Untuk mengetahui secara jelas tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam perspektif fikih
jinayah.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
B/2012/PN. Lmg Perihal Mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena Kelalaiannya
Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia.” (skripsi--, Uin sunan Ampel Surabaya 2014)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Kegunaan hasil penelitian memuat uraian yang mempertegas
bahwa masalah penelitian itu bermanfaat, baik dari segi teoretis maupun
praktis untuk di jawab melalui penelitian.25 Maka dari itu hasil dari penelitian
ini diharapkan ada nilai guna pada dua aspek:
1. Aspek keilmuan, untuk memperkaya hazanah ilmu pengetahuan tentang
sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia menurut pasal 310 UU No. 22
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan dalam perspektif
fikih jinayah.
2. Aspek praktis, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menerapkan sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu
lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka
ringan dan kerusakan barang terutama bagi masyarakat Islam.
G. Definisi Operasional
Agar tidak menyimpang apa yang dimaksud, maka di sini perlu
dijelaskan dan dibatasi pengertian dari judul skripsi.
1. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda.26
Dalam kasus yang terjadi di gempol pasuruan, karena pengemudi kontainer
lalai tidak mengecek kondisi kendaraannya yang ternyata kondisi kontainer
25
26
Fakultas syariah UIN Sunan Ampel, 2015, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi,Surabaya, 8
Lihat,UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
sedang dalam keadaan rem kurang baik dan akibatnya terjadi kecelakaan
yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang.
2. Hukum Pidana Islam : Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sanksi
bagi pembunuhan tidak sengaja seperti diyat, kaffa>rah dan hukuman ta’zi>r
yang diambil dari dalil-dalil al-Qur’an, Hadis, dan pendapat ulama.
3. Penerpan UU lalu lintas adalah sesuatu hal yang mengikat yang berkaitan
dengan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, dalam
penerapan UU. No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
H. Metode Penelitian
1. Data Yang Dikumpulkan
Data yang di kumpulkan adalah data yang berkaitan dengan tindak
pidana perkara kecelakaan lalu lintas berakibat korban dalam putusan
Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini
digunakan dua sumber data, yaitu :
a. Sumber Primer : Sumber primer dari penelitian ini adalah putusan
Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589/ Pid. Sus / 2015/ PN. Bil .
b. Sumber Sekunder : Sumber sekunder adalah sumber yang didapat
dari sumber tidak langsung berfungsi sebagai pendukung terhadap
kelengkapan penelitian. Data yang dimaksud antara lain :
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
1) A.Djazuli, Fikih Jinayah (Upaya menanggulangi kejahatan
dalam Islam).
2) Kaidah Fiqh Jinayah karya Jaih Mubarok.
3) Membumikan Hukum Pidana Islam karya Topo Santoso,
4) Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq.
5) Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemah Indonesia.
6) Hukum pidana Islam karya Ahmad Wardi Muslich.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini di lakukan dengan metode sebagai
berikut :
a. Wawancara, merupakan kegiatan saling mengirim informasi atau
pembicaraan dengan pihak lain untuk mendapatkan data yang
lebih spesifik, objektif dan terukur. Dalam hal ini penulis
menggunakan
wawancara
non
terstruktur
karena
format
wawancara yang di gunakan mengikuti alur yang terjadi dengan
komunikasi yang terbuka sesuai mood informan.
b. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subjek penelitian melalui dokumen,
atau melalui berkas yang ada. Dokumen yang diteliti adalah
putusan Pengadilan Negeri Bangil tentang tindak pidana perkara
kecelakaan berakibat korban meninggal dalam putusan Nomor 589
/ Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
4. Teknik Pengolahan Data
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Data yang di dapat dari dokumen dan terkumpulkan kemudian di
olah, berikut tahapan-tahapannya :
a. Editing : Melakukan pemeriksaan kembali terhadap data-data
yang di peroleh secara cermat baik dari sumber primer maupun
sumber sekunder , tentang kajian hukum pidana Islam terhadap
tindak pidana perkara kecelakaan yang menyebabkan orang lain
meninggal, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam
putusan Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
b. Organizing : Menyusun data secara sistematis mengenai kajian
hukum pidana Islam terhadap tindak pidana perkara kecelakaan
yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka
ringan dan kerusakan barang (Studi putusan Nomor 589 / Pid. Sus
/ 2015 / PN. Bil).
c. Analyzing : Tahapan analisis terhadap data, kajian hukum pidana
Islam mengenai pertimbangan hukum hakim dalam memutuskan
sanksi tidak pidana perkara kecelakaan yang menyebabkan orang
lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan
barang dalam putusan Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589 / Pid.
Sus / 2015 / PN. Bil.
5. Teknik Analisis Data.
Metode yang digunakan dalam menganalisa data sebagai berikut:
a. Analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap sanksi
pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang dengan menyusun fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga membentuk konfigurasi masalah
yangdapat difahami dengan mudah27
b. Metode deduktif yaitu teori yang digunakan untuk mengkaji data
yang diperoleh secara umum yang kemudian dianalisis untuk
disimpulkan secara khusus28 dalam putusan Pengadilan Negeri
Bangil Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil dan relevansinya
dengan hukum pidan Islam.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum
Pidana Islam terhadap Kelalaian Pengemudi yang Menyebakan Orang Lain
Meninggal Dunia, luka Berat, Luka Ringan dan Kerusakan Barang (Studi
Putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil) ” dijelaskan dalam lima bab, yaitu:
Bab I, pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yang menjelaskan
gambaran umum yang memuat pola dasar penulisan skripsi ini, yaitu meliputi
(a). Latar belakang,(b). Identifikasi masalah dan Batasan masalah, (c).
Rumusan masalah,(d). Kajian pustaka,(e) Tujuan penelitian,(f). Kegunaan
hasil penelitian, (g). Definisi operasional,(h). Metode penelitian, dan (i).
Sistematika pembahasan.
27
Consuelo G.Sevilla, Pengantar Metode penelitian, jakarta: UI-Press. 1993.171.
M.Arhamul Wildan, metode penalaran deduktif dan induktif , dalam
Wildan.blogspot.com.1.
28
Arhamul
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bab II, bab ini membahas tentang landasan teori mengenai kelalaian
pelaku berkendara yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang. Dalam bab ini dibahas tentang sanksi
pidana bagi pelaku pembunuhan dalam pandangan Hukum Pidana Islam dan
UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Bab III, tentang penyajian data dari putusan Pengadilan Negeri
Bangil Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil. Bab ini akan memaparkan deskripsi
kasus tindak pidana perkara kecelakaan menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang, landasan dan
pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim Pengadilan Negeri Bangil.
Bab IV, bab ini mengemukakan tentang analisis hukum pidana islam
dan analisis terhadap keberlakuan atau penerapan UU No. 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan Pasal 310 di PN. Bangil dalam Putusan
No. 589/Pid.Sus/2015/PN. Bil perihal mengemudikan kendaraan bermotor
yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia, luka
berat, luka ringan, dan kerusakan barang. Bab ini mengemukakan analisis
tentang dasar hakim Pengadilan Negeri Bangil atau sistem pemidanaan hakim
tentang putusan Nomor : 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil, serta nilai kesesuaian
hukuman tindak pidana tersebut.
Bab V, bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang memuat uraian
jawaban permasalah dari penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KELALAIAN BERKENDARA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAMA DAN UU NO.22 TAHUN 2009
A. Kecelakaan Lalu Lintas
1. Definisi kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapakan serta ada penyebabnya. Dikarenakan ada penyebabnya,
hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan harus ditemukan dan
dianalisis, agar dapat dilakukan tindak korektif terhadap penyebab itu dan
dengan upaya yang preventif lebih lanjut kecelakaan bisa dihindari dan
dicegah. Menurut Hobbs (1995) mengungkapkan bahwa kecelakaan lalu
lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana
terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan
tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung
meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan
dari kendaraan.1
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan jalan, Pengertian Kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan
1
F.D.Hobbs,Traffic Planning and Engineering, Second edition 1979), edisi Indonesia, terjemahan
Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua,Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995)
21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.2
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas
merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak terduga dan
tidak diinginkan serta sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya.
sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau
kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
2. Penggolongan Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229, karakteristik kecelakaan lalu
lintas dibagi menjadi 3 (tiga) golongan,3 diantaranya :
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan dan/atau barang.
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.
3. Dampak kecelakaan Lalu Lintas
2
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Surabaya:
Kesindo Utama,2012),5
3
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Surabaya:
Kesindo Utama,2012)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat
diklasifikasi berdasarkan kondisi korban menjadi 3 (tiga ),4 yaitu:
a. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal
dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam
jangka waktu lebih Universitas Sumatera Utara dari 30 hari sejak terjadi
kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu
anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak
dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.
c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang
tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari
30 hari.
4. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan raya adalah jalan yang dipenuhi dengan alat transportasi darat
yang saling berpacu untuk mencapai tempat tujuan masing-masing. Setiap
kendaraan ada kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat
ini di Indonesia sangat banyak kasus kecelakaan kendaraan bermotor, baik
mobil, sepeda motor, truck, angkutan umum, dan lain sebagainya.
4
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan, (Jakarta, 1993 )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Hobbs (1979) mengelompokkan faktor – faktor penyebab terjadinya
kecelakaan menjadi tiga, yaitu : a. Faktor pemakai jalan (manusia), b.
Faktor kendaraan, c. Faktor jalan dan lingkungan.5
a. Faktor Manusia.
Faktor manusia menjadi faktor yang paling dominana dalam
peristiwa Kecelakaan Lalu Lintas. Sebagian besar kejadian kecelakaan
ini diawali dengan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran ini
bisa terjadi karena tidak sengaja melanggar peraturan, ketidak tahuan
atau ketidak sadaran akan arti aturan yang berlaku ataupun tidak
memperhatikan ketentuan yang diberlakukan dalam berkendara.
Menurut Hamzah, kesalahan pengemudi terjadi karena ketidakhatihatian atau lalai dalam mengendarai kendaraannya. Dalam pandangan
hukum pidana, kelalaian atau Culpa terletak antara sengaja dan
kebetulan. Culpa dinilai lebih ringan daripada sengaja. Hukuman dari
akibat kelalaian diadakan pengurangan hukuman pidana.6
Tidak sedikit jumlah kecelakaan yang terjadi di Jalan raya
diakibatkan karena ulah pengemudi, mulai dari mengendarai dalam
keadaan kelelahan, mengantuk, tidak menggunakan helm atau sabuk
pengaman saat berkendara, bermain hand-phone saat berkendara,
mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan lain sebagainya.
5
6
F.D.Hobbs,Traffic Planning and Engineering, Second edition 1979), edisi Indonesia, terjemahan
Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua,Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995)
Andi Hamzah, Asas-asas hukum pidana (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 125.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Hadiman mengatakan bahwa ada beberapa faktor dari pengemudi
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,diantaranya :
1) Daya konsentrasi kurang baik
2) Daya reaksi lamban
3) Sikap mental yang kurang baik
4) Kelelahan
5) Mabuk / minum minuman keras
6) Gangguan emosional
7) Kelainan fisik
8) Pelanggaran terhadap kecepatan/ peraturan lalu lintas
9) Daya perkiraan yang buruk dalam mengambil keputusan segera dan
Tepat
10) Kurang terampil
11) Kesalahan saat mendahului/didahului kendaraan lain. 7
b. Faktor kendaraan
Kecelakaan Lalu Lintas tidak lepas dari faktor kendaraan. Faktor
kendaraan yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan antara lain
rem tidak berfungsi sebagaimana mestinya ( rem blong ), pecah ban,
kondisi mesin yang tidak baik, kondisi kendaraan yang sudah tidak layak
pakai, dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan
yang berimplikasi pada kecelakaan lalu lintas sangat erat hubungannya
7
Hadiman, Menyongsong Hari Esok yang Lebih Tertib Jadilah Pengemudi yang Baik (
Jakarta: Dislitbang Polri, 198
PENGEMUDI YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN
MENINGGAL DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN DAN
KERUSAKAN BARANG (Studi Putusan Nomor
589/Pid.sus/2015/PN.Bil )
SKRIPSI
Oleh :
Reza Alfatah
C93212087
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PUBLIK ISLAM PRODI SIYASAH JINAYAH
SURABAYA
2016
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP KELALAIAN
PENGEMUDI YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN
MENINGGAL DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN DAN
KERUSAKAN BARANG (Studi Putusan Nomor
589/Pid.sus/2015/PN.Bil )
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Fakultas Syariah dan Hukum
Oleh :
Reza Alfatah
C93212087
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Siyasah Jinayah
SURABAYA
2016
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Kelalaian
Pengemudi yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka
Ringan, dan Kerusakan Barang ( Studi Putusan Nomor 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil )
dibuat untuk menjawab dua pertanyaan penelitian. Bagaimana penerapan pasal 310
dalam UU No. 22 tahun 2009 terhadap kelalaian dalam berkendara yang
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan
barang ? Dan Bagaimana tinjauan hukum pidana islam terhadap penerapan pasal 310
tentang tindak pidana yang dilakukan dalam keadaan alpa/kelalaian yang
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan
barang ?
Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian pustaka (Library research),
wawancara, kajian teks (teks reading) yang bersumber dari pengadilan negeri bangil
yang berupa data putusan dan hasil wawancara dengan hakim yang memutus perkara
tersebut, yang selanjutnya dianalisis dengan metode yuridis normatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa : Pertama, Penerapan pasal
310 dalam perkara No. 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil memang telah diterapkan, selain
korban meninggal dunia dalam kasus tersebut terdapat korban luka-luka berat
maupun ringan dan kerusakan barang juga, dalam surat dakwaan yang diajukan jaksa
penuntut umum adalah dakwaan kumulatif yakni pasal 310 ayat (4), pasal 310 ayat
(3), pasal 310 ayat (2), pasal 310 ayaat (1). Untuk hukuman yang dirasa sangat
rendah, hal itu diambil berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam kasus tersebut
yang Pertama, murni unsur kelalaian (Culpa) karena tidak ada niat sebelumnya
untuk membunuh. Kedua, Pelaku telah mengakui kelalaiannya. Ketiga, berlakunya
unsur disparitas di wilayah PN. Bangil bagi Jaksa penuntut umum dan hakim
sebelum memutuskan sebuah perkara. Kedua, Dalam hukum pidana islam sanksi
terhadap perkara kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan, dan kerusakan barang masuk kedalam pembunuhan
karena kesalahan yang di hukum dengan hukuman diyat, dengan syarat telah
mendapatkan pemaafan dari keluarga korban. Hukuman diyat yang diberikan bisa
berupa pemberian jaminana kesehatan, jaminan sosial terhadap korban dan untuk
anak yang ditinggalkan jika orang tuanya meninggal karena kasus kecelakaan
tersebut bisa diberikan jaminan Pendidikan.
Berdasarkan skripsi di atas, diharapkan masyarakat mematuhi peraturan
-peraturandalam UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hal
itu dilakukan untuk menjaga keselamatan bersama di jalan raya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ....................................................... 10
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 11
D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 14
F. Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................... 14
G. Definisi Operasional ............................................................................ 15
H. Metode Penelitian ............................................................................... 16
I. Sistematika Pembahasana .................................................................... 19
BAB II
SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KEALPAAN BERKENDARA
DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN UU NO. 22 TAHUN
2009 .......................................................................................................................21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Kecelakaan Lalu Lintas ....................................................................... 21
B. Kealpaan atau Kelalaian Menurut Pandangan Hukum Pidana
Islam ......................................................................................................... 30
C. Kealpaan atau Kelalaian Menurut Pandangan UU No. 22 Tahun
2009 .....................................................................................................43
BAB III PENERAPAN PASAL 310 AYAT (4) DALAM PUTUSAN NO.
589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
TENTANG
TINDAK
PIDANA
KELALAIAN
BERKENDARA YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL
DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN, DAN KERUSAKAN BARANG....51
....................................................................................................................................
A. Deskripsi Kasus ................................................................................... 51
B. Keterangan Saksi-Saksi ....................................................................... 59
C. Pertimbangan Hakim Terhadap Kasus Kelalaian yang Menyebabkan
Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerusakan
Barang .................................................................................................. 70
D. Hal-hal yang Meringankan dan Memberatkan ................................... 79
E. Amar Putusan ...................................................................................... 80
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PASAL 310 TERHADAP
PUTUSAN
NO.
589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
TENTANG
KELALAIAN
BERKENDARA YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL
DUNIA, LUKA BERAT, LUKA RINGAN, DAN KERUSAKAN BARANG... 83
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Analisis Terhadap Putusan Hakim dalam Kasus Kelalaian Berkendara
yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat, Luka
Ringan, dan Kerusakan Barang ........................................................... 83
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Tentang Kelalaian
Berkendara yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, Luka Berat,
Luka Ringan, dan Kerusakan Barang .................................................. 90
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 100
A. Kesimpulan ........................................................................................ 100
B. Saran .................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan
negara
hukum
dimana
negara
yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam
negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban
hukum. dalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum
dasar negara.
Tujuan-tujuan ini diupayakan perwujudannya melalui pembangunan
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka
pendek, menengah, dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan Indonesia
adalah pembangunan disegala bidang yang merupakan suatu bagian dari
proses moderenisasi untuk menciptakan kesejahteraan dan ketentraman bagi
masyarakat Indonesia. Pembangunan yang ada sekarang ini tentu saja
memiliki kelebihan dan kekurangan dan salah satu kekurangan yang paling
sering kita temui adalah tingginya tingkat kemacetan pada jam-jam sibuk.
Kemacetan merupakan salah satu dampak negatif dari semakin majunya
pembangunan terkhusus dibidang produksi kendaraan bermotor yang pada
gilirannya menyebabkan semakin simpang siurnya lalu lintas jalan raya, hal ini
disebabkan tidak berbandingnya jumlah kendaraan dan jumlah jalan pada
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
akhirnya para pengguna jalan raya akan semakin tidak nyaman. Ketidak
nyamanan pengguna jalan raya dalam aktivitasnya mendatangkan dampak
yang sangat besar yaitu semakin tingginya beban psikologis, sehingga dapat
menyebabkan stress yang berkepanjangan dan pada akhirnya menimbulkan
kelalaian maupun kealpaan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai
pengguna jalan raya yang tentu saja dapat merugikan bagi dirinya dan orang
lain.
Kelalaian atau kealpaan sendiri dapat dihindari dengan tetap
memegang teguh dan patuh pada ketentuan hukum, hal ini didasari bahwa
Indonesia adalah Negara Hukum yang mana para warga negaranya tunduk dan
patuh pada aturan-aturan yang berlaku.
Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap
tahunnya dan kelalaian manusia, menjadi faktor utama terjadinya peningkatan
kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada tahun 2012
terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak
27.441 orang, dengan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp.
203.000.000.000.000,00 –Rp. 217.000.000.000.000,00 per tahun (2,9% -3,1 %
dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia).1
Wakil Kepala Komite Nasional Kecelakaan Transportasi, Sri Untung,
mengatakan, terdapat empat faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Faktor
pertama karena manusia, baik akibat kekurangmampuan manusia dalam
1
Badan Intelijen Negara,kecelakaan Menjadi
http://www.bin.go.id/awas/detil, (24 Maret 2016)
Pembunuh
Terbesar
Ketiga,
dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
membawa kendaraan, kelalaian manusia, maupun akibat kesengajaan manusia.
Faktor kedua yaitu akibat sarana jalan. "Sarana ini apa sudah diatur dengan
baik, diperiksa dengan benar, dan juga diperiksa oleh orang yang tepat,"
katanya. Sedangkan faktor ketiga yaitu faktor prasarana yang belum
memenuhi standar pemasangan yang seharusnya. Sedangkan faktor keempat
adalah faktor alam yang kemudian menimbulkan kecelakaan lalu lintas.2
Keempat faktor di atas faktor manusia merupakan faktor yang paling
dominan. Hampir semua kejadian kecelakaan lalu lintas didahului dengan
pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar,
ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku maupun tidak melihat
ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu. Terjadinya
kecelakaan lalu lintas karena kealpaan berasal dari sikap batin dari seorang
pengemudi kendaraan, dalam hal ini kecelakaan juga bisa terjadi karena
pengemudi kendaraan saat mengendarai kendaraan dalam keadaan mengantuk
atau sedang sakit, sedang dibawah pengaruh alkohol sehingga tidak jarang
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.3
Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dalam pasal 106 menyebutkan: ”setiap orang yang
mengemudikan
kendaraan
bermotor
di
jalan
wajib
mengemudikan
kendaraannya dengan wajar dan penuh kosentrasi”. Yang dimaksud dengan
2
Tingkat Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas Turun ,dalam
Rafika Aulia,
http://www.tempo.co/read/news, (24 Maret 2016)
3
Annaeahira,
faktor
penyebab
terjadinya
kecelakaan
lalu
lintas,
Dalam
http://www.anneahira.com/faktor Penyebab kecelakaan-lalu-lintas.htm, (24 Maret 2016)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
penuh kosentrasi dalam penjelasan undang-undang tersebut adalah setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan penuh perhatian dan
tidak terganggu perhatiannya karena sakit, lelah, mengantuk, menggunakan
telepon atau menonton tv atau vidio yang terpasang di kendaraan, atau
minum-minuman yang mengandung alkohol, atau obat-obatan sehingga
memegaruhi kemampuan dalam mengemudikan kendaraan.4
Masih teringgat kejadian diawal tahun 2013 ini dimana terjadi
kecelakaan di tol Jagorawiyang melibatkan Rasyid Amrullah putra bungsu
Hatta Rajasa, Rasyid mengaku mengantuk dan terburu-buru pulang setelah
semalaman merayakan hari pergantian tahun baru,dalam kejadian tersebut dua
orang meninggal dunia. Rasyid hanya divonis lima bulan penjara dengan masa
percobaan enam bulan. Kasus tersebut didakwa melanggar pasal 310 Undangundang No. 22 Tahun 2009 dengan ancaman enam tahun penjara. Undangundang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam
pasal 235 ayat 1 menyebutkan “jika korban meninggal dunia akibat
kecelakaan lalu lintas sebagaimna dimaksud dalam pasal 229 ayat 1 huruf C
pengemudi, pemilik dan atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan
bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan atau biaya
pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana”.5
Tuntutan pidana dalam kasus kecelakaan yang menyebabkan
korbannya meninggal dunia disebutkan dalam pasal 310 ayat (4) “Dalam hal
4
5
Lihat, UU No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 106
Lihat, UU No. 22 Tahun 2009 TentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 235
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
kecelakaan sebagaimna yang dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah)”.6
Umumnya bagi kejahatan-kejahatan mengharuskan bahwa kehendak
terdakwa ditujukan pada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana.
Kecuali keadaan yang dilarang itu mungkin sebagian besar berbahayanya
terhadap keamanan umum mengenai orang atau barang dan jika terjadi
menimbulkan banyak kerugian, sehingga harus bertindak pula terhadap
mereka yang tidak berhati-hati dan yang teledor.7 Menurut hukum pidana,
yang temasuk ke dalam alasan penghapusan kesalahan atau alsan pemaafan
antara lain, daya paksa (overmachrt), pembelaan terpaksa yang melampaui
batas (noodweer ekses), dan pelaksanaan perintah jabatan tanpa wewenang
yang didasari oleh ik’tikad baik.8 Jadi dalam kasus kealpaan atau kurang hatihatinya pelaku dalam melakukan perbuatan tidak dapat dijadikan alasan untuk
penghapusan kesalahan atau alasan pemaafan dalam hukum pidana.
Menghilangkan nyawa seseorang dengan cara sengaja maupun tidak
sengaja dalam Islam disebut dengan tindak pidana pembunuhan. Pembunuhan
pertama dalam kehidupan manusia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh
Qobil terhadap Habil. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
surat al-Maaidah ayat 30:
6
Ibid. Pasal 310.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1993), 198.
8
Mahrus Ali,” Dasar-Dasar Hukum Pidana”, (Jakarta: Sinar grafika, 2012), 181.
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di
antara orang-orang yang merugi”.(QS. Al-Maaidah(5): 30).9
Pembunuhan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan proses,
perbuatan, atau cara membunuh. Sedangkan pengertian membunuh adalah
mematikan, menghilangkan (menghabisi, mencabut) nyawa. Dalam arti
istilah, pembunuhan didefinisikan oleh Wahabah Zuhaili yang mengutip
pendapat Syarbini Khatib sebagai berikut: “pembunuhan adalah perbuatan
yang menghilangkan atau mencabut nyawa seseorang”. Sedangkan Abdul
Qadir Audah memberikan definisi sebagai berikut: “pembunuhan adalah
perbuatan manusia yang menghilangkan kehidupan yakni pembunuhan itu
adalah menghilangkan nyawa manusia dengan sebab perbuatan manusia yang
lain”.10
Pembunuhan adakalanya terjadi karena disengaja oleh pelakunya dan
adakalanya terjadi karena tidak sengaja. Berkenaan dengan ini, terjadi
perbedaan pendapat di antara para ulama dalam mengklasifikasikan bentukbentuk pembunuhan. Perbedaan pengklasifikasian tersebut adalah. Ulama
Malikiyah mengklasifikasi bentuk-bentuk pembunuhan menjadi dua yaitu:
pembunuhan sengaja dan kekeliruan, sedangkan jumhur mengklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja dan kekeliruan.11
9
Depag RI. al-Qur’an dan Tarjamah, 88.
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,(Jakarta: Sinar Grafika, 2005),135-137.
11
Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Jinayah (asas-asas hukum pidana),(Jakarta: Pustaka Bani
Quraisy,2004),9.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Sanksi bagi pembunuhan ada beberapa jenis, yaitu: hukuman pokok,
hukuman pengganti dan hukuman tambahan. Hukuman pokok pembunuhan
adalah qis}as }atau diyat dimaafkan,
maka hukuman penggantinya adalah ta’zi>r. Menurut sebagian ulama, yakni
Imam Syafi’i, ta’zi>r tadi ditambah kaffa>rah. Hukuman tambahan sehubungan
dengan ini adalah pencabutan atas hak waris dan hak wasiat harta dari orang
yang dibunuh, terutama jika antara pembunuh dengan yang dibunuh
mempunyai hubungan kekeluargaan.12
Pembunuhan sengaja sebagaimna dikemukakan oleh Abdul Qodir
Audah adalah: “pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimna
perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa itu disertai dengan niat
untuk membunuh korban”. Dalam redaksi yang lain, Sayid Sabiq memberikan
definisi pembunuhan sengaja sebagai berikut: “sengaja adalah suatu
pembunuhan di mana seorang mukalaf sengaja untuk membunuh orang lain
yang dijamin keselamatannya, dengan menggunakan alat yang menurut
dugaan
kuat
untuk
dapat
membunuh
(mematikannya)”.
Seperti
yangdifirmankan Allah dalam surah al-Nisa>’ 93
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
12
A. Djazuli, Fiqih Jinayah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997), 135-136.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya.(QS. Al-Nisa>’ (4): 93).13
Pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik. Sebagai contoh:
seorang guru memukulkan pengaris kepada kaki seorang muridnya tiba-tiba
muridnya yang dipukul meninggal dunia, maka perbuatan guru tersebut
dinyatakan sebagai pembunuhan semi sengaja.14 Adapun Syafi’iyah dan
Hanabilah berpendapat bahwa pembunuhan semi sengaja adalah pembunuhan
yang dilakukan dengan menggunakan alat yang pada galibnya tidak
mematikan.15 Sementara itu, hukuman pokok pada pembunuhan semi sengaja
adalah diyat dan kaffa>rah, sedangkan hukuman penggantinya adalah puasa dan
ta’zi>r dan hukuman tambahannya adalah terhalangnya menerima waris dan
wasiat.16
Pembunuhan tidak sengaja adalah pembunuhan yang terjadi tanpa
maksud melawan hukum, baik dalam perbuatannya maupun objeknya.17
Pembunuhan tidak sengaja disebut juga dengan pembunuhan karena kesalahan
atau kelalaian.18 Pembunuhan karena kelalaian atau kekeliruan tidak
mengandung unsur sengaja, apabila terjadi tindak pidana pembunuhan, hanya
karena kelalaiandari pelaku.Seperti yang di jelaskan dalam al-Qur’an surat alNisa>’ ayat 92:
13
Depag RI. al-Qur’an dan Tarjamah, 74.
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar grafika, 2012), 24.
15
Jaih Mubarok, Kaidah Fikih Jinayah, 15.
16
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani,2003), 37.
17
Wahbah Zuhali, Al fiqh Al Islami wa Adillatuhu,Juz VI,(Dar al Fikr, Demaskus, 1989),223.
18
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana islam,146.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan
seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia
mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang
mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak
memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(QS. Al-Nisa>’ (4): 92).19
Hukuman pokok bagi pelaku pembunuhan tidak sengaja adalah
kafa>rah, memerdekaan hambah sahaya yang mukmin dan menyerahkan
sejumlah harta atau uang kalau hal tersebut dihapus keluarga korban,
hukuman penggantinya adalah hukuman ta’zi>r dan bagi pelaku pembunuhan
yang mempunyai kaitan kewarisan dengan orang yang dibunuh mendapat
hukuman tambahan, yaitu terputusnya hak waris yang bersangkutan.20
Pemaparan di atas mendorong penulis untuk memaparkan lebih jauh
tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan yang
19
Depag RI. Al-Qur’an dan Tarjamah, 74.
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah),(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000),
121-122.
20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
mengakibatkan korban meninggal dunia, dipandang dari sudut hukum positif
dan hukum Islam dengan judul “ Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap
Kelalaian Pengemudi yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia, luka
Berat, luka Ringan Dan Kerusakan Barang (Studi Putusan Nomor 589 / Pid .
sus / 2015 /PN. Bil) ”.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah :
a. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
b. Yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan lalu lintas
c. Pertimbangan hukum hakim dalam penerapan pasal 310 yang digunakan
oleh hakim dalam putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil tentang
Sanksi
Hukum Pidana Perkara Kecelakaan
Lalu
Lintas yang
menyebabkan orang lain meninggal duni, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang
d. Dasar hukum hakim Pengadilan Negeri Bangil dalam memutus perkara
tindak pidana mengemudikan yang karena kelalaiannya mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, yaitu UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan
e. Sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang. Berdasarkan pasal 310 adalah di ancam dengan
hukuman maksimal 6 tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp.
12.000.000,00- (Dua belas juta rupiah).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
f. Sanksi pidana terhadap pengemudi yang terlibat kecelakaan sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang dalam perspektif fikih jinayah.
2. Batasan Masalah :
a. Pertimbangan hakim terhadap tindak pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain
meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam
putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil
b. Tinjauan hukum pidana islam terhadap pertimbangan hukum hakim
pengadilan negeri bangil dalam tindak pidana perkara kecelakaan lalu
lintas sehingga menyebabkan korban meninggal dunia dalam perspektif
fikih jinayah
C. Rumusan Masalah
Agar lebih praktis, maka permasalahan yang hendak dikaji di
formulasikan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan nomor 589 / Pid. Sus /
2015 / PN. Bil tentang kelalaian pengemudi yang menyebabkan orang lain
meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang ?
2. Bagaiman analisis Hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim
dalam putusan nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN.Bil tentang kelalaian
pengemudi yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang ?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian penelitian yang telah ada.21 Penulis
telah melakukan kajian tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia. Namun,
skripsi yang peneliti bahas ini sangat berbeda dari skripsi-skripsi yang ada.
Hal ini dapat dilihat dari judul-judul skripsi yang ada, walaupun mempunyai
kesamaan tema, tetapi berbeda dari titik fokus pembahasannya. Lebih jelasnya
penulis akan kemukakan beberapa skripsi yang mempunyai bahasan dalam
satu tema yang dapat peneliti jumpai, antara lain:
1. Skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Penerapan
Pasal 359 KUHP dalam Perkara Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus di
PN Lamongan”. yang ditulis Romli Jurusan SJ (Siyasah Jinayah) IAIN
Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2005. Karyanya memuat tentang tinjauan
hukum pidana Islam terhadap Penerapan Pasal 359 KUHP dalam perkara
kecelakaan lalu lintas di PN Lamongan, dari studi kasus yang diambil
karena kelalaiannya kurang berkonsentrasi dalam berkendara sehingga
menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan 4 orang mengalami luka ringan
21
Fakultas syariah UIN Sunan Ampel, 2015, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi,Surabaya, 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
dan dalam putusannya majlis hakim memutuskan 5 bulan 24 hari potong
tahanan yang ternyata lebih ringan dari tuntutan JPU 9 bulan penjara
potong tahanan (berdasarkan Pasal 359 KUHP). Dalam perkara kecelakaan
yang di analisis oleh penulis diatas Hakim PN.Lamongan masih
menggunakan KUHP dalam putusannya. karena masih belum ada UU lain
yang mengaturnya.22
2. Kemudian skripsi yang di tulis M.Bustanul Arifin (2013) berjudul ”Sanksi
Pidana Bagi Pengemudi Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas Sehingga
Menyebabkan Korban Meninggal Dunia Menurut KUHP Pasal 359 JO
Pasal 310 UU No. 22 Tahun 2009 Dalam
Perspektif Fikih Jinayah.23
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode diskriptif analisis.
Dimana mengemukakan beberapa kasus penjatuhan sanksi pada pengemudi
yang terlibat kecelkaan lalu lintas.
3. Dan juga skripsi yang di tulis Bidayatul masruro (2014) berjudul “ Tinjauan
Fikih Jinayah Terhadap Penerapan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 310 Di PN. Lamongan : Studi Putusan
No.299/Pid.B/2012/PN. Lmg Perihal mengemudikan Kendaraan bermotor
yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia.24
Romli, “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Penerapan Pasal 359 KUHP dalam Perkara
Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus di PN Lamongan )” (skripsi--, Iain Sunan Ampel Surabaya,
2005).
23
Arifin, M. Bustanul, “Sanksi Pidana Bagi Pengemudi Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
Sehingga Menyebabkan Korban Meninggal Dunia Menurut KUHP Pasal 359 JO Pasal 310 UU
No. 22 Tahun 2009 Dalam Perspektif Fikih Jinayah.” (skripsi--, Uin sunan Ampel Surabaya
2013)
24
Masruro, Bidayatul, “Tinjauan Fikih Jinayah Terhadap Penerapan UU No.22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 310 di PN Lamongan :Studi Putusan No. 299/Pid.
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Dari ketiga (3) skripsi tersebut terdapat persamaan dengan skripsi yang
penulis bahas yaitu sama-sama penerapan sanksi pidana bagi pengemudi
yang terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan korban
meninggal dunia. Sedangkan yang membedakan dengan skripsi sebelumnya
adalah penulis menggunakan putusan nomor 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil
mengenai kecelakaan lalu lintas menyebabkan orang lain meninggal dunia,
luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dan menganalisanya dengan
menggunakan hukum pidana islam.
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai sejalan dengan pertanyaanpertanyaan di atas tadi adalah:
1. Untuk mengetahui secara jelas tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang menurut pasal 310
undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Untuk mengetahui secara jelas tentang sanksi pidana bagi pengemudi yang
terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam perspektif fikih
jinayah.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
B/2012/PN. Lmg Perihal Mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena Kelalaiannya
Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia.” (skripsi--, Uin sunan Ampel Surabaya 2014)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Kegunaan hasil penelitian memuat uraian yang mempertegas
bahwa masalah penelitian itu bermanfaat, baik dari segi teoretis maupun
praktis untuk di jawab melalui penelitian.25 Maka dari itu hasil dari penelitian
ini diharapkan ada nilai guna pada dua aspek:
1. Aspek keilmuan, untuk memperkaya hazanah ilmu pengetahuan tentang
sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga
menyebabkan orang lain meninggal dunia menurut pasal 310 UU No. 22
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan dalam perspektif
fikih jinayah.
2. Aspek praktis, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menerapkan sanksi pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu
lintas sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka
ringan dan kerusakan barang terutama bagi masyarakat Islam.
G. Definisi Operasional
Agar tidak menyimpang apa yang dimaksud, maka di sini perlu
dijelaskan dan dibatasi pengertian dari judul skripsi.
1. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda.26
Dalam kasus yang terjadi di gempol pasuruan, karena pengemudi kontainer
lalai tidak mengecek kondisi kendaraannya yang ternyata kondisi kontainer
25
26
Fakultas syariah UIN Sunan Ampel, 2015, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi,Surabaya, 8
Lihat,UU No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
sedang dalam keadaan rem kurang baik dan akibatnya terjadi kecelakaan
yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan
kerusakan barang.
2. Hukum Pidana Islam : Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sanksi
bagi pembunuhan tidak sengaja seperti diyat, kaffa>rah dan hukuman ta’zi>r
yang diambil dari dalil-dalil al-Qur’an, Hadis, dan pendapat ulama.
3. Penerpan UU lalu lintas adalah sesuatu hal yang mengikat yang berkaitan
dengan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, dalam
penerapan UU. No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
H. Metode Penelitian
1. Data Yang Dikumpulkan
Data yang di kumpulkan adalah data yang berkaitan dengan tindak
pidana perkara kecelakaan lalu lintas berakibat korban dalam putusan
Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini
digunakan dua sumber data, yaitu :
a. Sumber Primer : Sumber primer dari penelitian ini adalah putusan
Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589/ Pid. Sus / 2015/ PN. Bil .
b. Sumber Sekunder : Sumber sekunder adalah sumber yang didapat
dari sumber tidak langsung berfungsi sebagai pendukung terhadap
kelengkapan penelitian. Data yang dimaksud antara lain :
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
1) A.Djazuli, Fikih Jinayah (Upaya menanggulangi kejahatan
dalam Islam).
2) Kaidah Fiqh Jinayah karya Jaih Mubarok.
3) Membumikan Hukum Pidana Islam karya Topo Santoso,
4) Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq.
5) Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemah Indonesia.
6) Hukum pidana Islam karya Ahmad Wardi Muslich.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini di lakukan dengan metode sebagai
berikut :
a. Wawancara, merupakan kegiatan saling mengirim informasi atau
pembicaraan dengan pihak lain untuk mendapatkan data yang
lebih spesifik, objektif dan terukur. Dalam hal ini penulis
menggunakan
wawancara
non
terstruktur
karena
format
wawancara yang di gunakan mengikuti alur yang terjadi dengan
komunikasi yang terbuka sesuai mood informan.
b. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subjek penelitian melalui dokumen,
atau melalui berkas yang ada. Dokumen yang diteliti adalah
putusan Pengadilan Negeri Bangil tentang tindak pidana perkara
kecelakaan berakibat korban meninggal dalam putusan Nomor 589
/ Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
4. Teknik Pengolahan Data
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Data yang di dapat dari dokumen dan terkumpulkan kemudian di
olah, berikut tahapan-tahapannya :
a. Editing : Melakukan pemeriksaan kembali terhadap data-data
yang di peroleh secara cermat baik dari sumber primer maupun
sumber sekunder , tentang kajian hukum pidana Islam terhadap
tindak pidana perkara kecelakaan yang menyebabkan orang lain
meninggal, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang dalam
putusan Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil .
b. Organizing : Menyusun data secara sistematis mengenai kajian
hukum pidana Islam terhadap tindak pidana perkara kecelakaan
yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat, luka
ringan dan kerusakan barang (Studi putusan Nomor 589 / Pid. Sus
/ 2015 / PN. Bil).
c. Analyzing : Tahapan analisis terhadap data, kajian hukum pidana
Islam mengenai pertimbangan hukum hakim dalam memutuskan
sanksi tidak pidana perkara kecelakaan yang menyebabkan orang
lain meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan
barang dalam putusan Pengadilan Negeri Bangil Nomor 589 / Pid.
Sus / 2015 / PN. Bil.
5. Teknik Analisis Data.
Metode yang digunakan dalam menganalisa data sebagai berikut:
a. Analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap sanksi
pidana bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang dengan menyusun fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga membentuk konfigurasi masalah
yangdapat difahami dengan mudah27
b. Metode deduktif yaitu teori yang digunakan untuk mengkaji data
yang diperoleh secara umum yang kemudian dianalisis untuk
disimpulkan secara khusus28 dalam putusan Pengadilan Negeri
Bangil Nomor 589 / Pid. Sus / 2015 / PN. Bil dan relevansinya
dengan hukum pidan Islam.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum
Pidana Islam terhadap Kelalaian Pengemudi yang Menyebakan Orang Lain
Meninggal Dunia, luka Berat, Luka Ringan dan Kerusakan Barang (Studi
Putusan Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil) ” dijelaskan dalam lima bab, yaitu:
Bab I, pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan yang menjelaskan
gambaran umum yang memuat pola dasar penulisan skripsi ini, yaitu meliputi
(a). Latar belakang,(b). Identifikasi masalah dan Batasan masalah, (c).
Rumusan masalah,(d). Kajian pustaka,(e) Tujuan penelitian,(f). Kegunaan
hasil penelitian, (g). Definisi operasional,(h). Metode penelitian, dan (i).
Sistematika pembahasan.
27
Consuelo G.Sevilla, Pengantar Metode penelitian, jakarta: UI-Press. 1993.171.
M.Arhamul Wildan, metode penalaran deduktif dan induktif , dalam
Wildan.blogspot.com.1.
28
Arhamul
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bab II, bab ini membahas tentang landasan teori mengenai kelalaian
pelaku berkendara yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, luka berat,
luka ringan dan kerusakan barang. Dalam bab ini dibahas tentang sanksi
pidana bagi pelaku pembunuhan dalam pandangan Hukum Pidana Islam dan
UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Bab III, tentang penyajian data dari putusan Pengadilan Negeri
Bangil Nomor 589/Pid.sus/2015/PN.Bil. Bab ini akan memaparkan deskripsi
kasus tindak pidana perkara kecelakaan menyebabkan orang lain meninggal
dunia, luka berat, luka ringan dan kerusakan barang, landasan dan
pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim Pengadilan Negeri Bangil.
Bab IV, bab ini mengemukakan tentang analisis hukum pidana islam
dan analisis terhadap keberlakuan atau penerapan UU No. 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan Pasal 310 di PN. Bangil dalam Putusan
No. 589/Pid.Sus/2015/PN. Bil perihal mengemudikan kendaraan bermotor
yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia, luka
berat, luka ringan, dan kerusakan barang. Bab ini mengemukakan analisis
tentang dasar hakim Pengadilan Negeri Bangil atau sistem pemidanaan hakim
tentang putusan Nomor : 589/Pid.Sus/2015/PN.Bil, serta nilai kesesuaian
hukuman tindak pidana tersebut.
Bab V, bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang memuat uraian
jawaban permasalah dari penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KELALAIAN BERKENDARA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAMA DAN UU NO.22 TAHUN 2009
A. Kecelakaan Lalu Lintas
1. Definisi kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapakan serta ada penyebabnya. Dikarenakan ada penyebabnya,
hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan harus ditemukan dan
dianalisis, agar dapat dilakukan tindak korektif terhadap penyebab itu dan
dengan upaya yang preventif lebih lanjut kecelakaan bisa dihindari dan
dicegah. Menurut Hobbs (1995) mengungkapkan bahwa kecelakaan lalu
lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana
terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan
tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung
meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan
dari kendaraan.1
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan jalan, Pengertian Kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan
1
F.D.Hobbs,Traffic Planning and Engineering, Second edition 1979), edisi Indonesia, terjemahan
Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua,Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995)
21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.2
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas
merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak terduga dan
tidak diinginkan serta sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya.
sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau
kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
2. Penggolongan Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229, karakteristik kecelakaan lalu
lintas dibagi menjadi 3 (tiga) golongan,3 diantaranya :
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan dan/atau barang.
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.
3. Dampak kecelakaan Lalu Lintas
2
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Surabaya:
Kesindo Utama,2012),5
3
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Surabaya:
Kesindo Utama,2012)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat
diklasifikasi berdasarkan kondisi korban menjadi 3 (tiga ),4 yaitu:
a. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal
dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam
jangka waktu lebih Universitas Sumatera Utara dari 30 hari sejak terjadi
kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu
anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak
dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.
c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang
tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari
30 hari.
4. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan raya adalah jalan yang dipenuhi dengan alat transportasi darat
yang saling berpacu untuk mencapai tempat tujuan masing-masing. Setiap
kendaraan ada kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat
ini di Indonesia sangat banyak kasus kecelakaan kendaraan bermotor, baik
mobil, sepeda motor, truck, angkutan umum, dan lain sebagainya.
4
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan, (Jakarta, 1993 )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Hobbs (1979) mengelompokkan faktor – faktor penyebab terjadinya
kecelakaan menjadi tiga, yaitu : a. Faktor pemakai jalan (manusia), b.
Faktor kendaraan, c. Faktor jalan dan lingkungan.5
a. Faktor Manusia.
Faktor manusia menjadi faktor yang paling dominana dalam
peristiwa Kecelakaan Lalu Lintas. Sebagian besar kejadian kecelakaan
ini diawali dengan melanggar rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran ini
bisa terjadi karena tidak sengaja melanggar peraturan, ketidak tahuan
atau ketidak sadaran akan arti aturan yang berlaku ataupun tidak
memperhatikan ketentuan yang diberlakukan dalam berkendara.
Menurut Hamzah, kesalahan pengemudi terjadi karena ketidakhatihatian atau lalai dalam mengendarai kendaraannya. Dalam pandangan
hukum pidana, kelalaian atau Culpa terletak antara sengaja dan
kebetulan. Culpa dinilai lebih ringan daripada sengaja. Hukuman dari
akibat kelalaian diadakan pengurangan hukuman pidana.6
Tidak sedikit jumlah kecelakaan yang terjadi di Jalan raya
diakibatkan karena ulah pengemudi, mulai dari mengendarai dalam
keadaan kelelahan, mengantuk, tidak menggunakan helm atau sabuk
pengaman saat berkendara, bermain hand-phone saat berkendara,
mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan lain sebagainya.
5
6
F.D.Hobbs,Traffic Planning and Engineering, Second edition 1979), edisi Indonesia, terjemahan
Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua,Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1995)
Andi Hamzah, Asas-asas hukum pidana (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 125.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Hadiman mengatakan bahwa ada beberapa faktor dari pengemudi
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,diantaranya :
1) Daya konsentrasi kurang baik
2) Daya reaksi lamban
3) Sikap mental yang kurang baik
4) Kelelahan
5) Mabuk / minum minuman keras
6) Gangguan emosional
7) Kelainan fisik
8) Pelanggaran terhadap kecepatan/ peraturan lalu lintas
9) Daya perkiraan yang buruk dalam mengambil keputusan segera dan
Tepat
10) Kurang terampil
11) Kesalahan saat mendahului/didahului kendaraan lain. 7
b. Faktor kendaraan
Kecelakaan Lalu Lintas tidak lepas dari faktor kendaraan. Faktor
kendaraan yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan antara lain
rem tidak berfungsi sebagaimana mestinya ( rem blong ), pecah ban,
kondisi mesin yang tidak baik, kondisi kendaraan yang sudah tidak layak
pakai, dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan
yang berimplikasi pada kecelakaan lalu lintas sangat erat hubungannya
7
Hadiman, Menyongsong Hari Esok yang Lebih Tertib Jadilah Pengemudi yang Baik (
Jakarta: Dislitbang Polri, 198