MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PENDA TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PENDA
TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh:
FAJAR IKA NOFIANINGSIH
A 420 102 011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

LEARNING MOTIVATION SCIENCE FOR GRADE VII AT JUNIOR
HIGH SCHOOL OF PENDA TAWANGMANGU ACADEMIC YEAR OF
2013/2014
Fajar Ika Nofianingsih, A420102011, Department of Biology, School of Teacher
Trainer and Education, University Muhammadiyah of Surakarta, 2014, 66 of

pages.
ABSTRAK
In the all of education process which happened in school, study is the most
important activity (Slameto, 2003). Student have many factor influence or their
result of study and achievement. The purpose of this research to know the
students' motivation to learn science VII for grade Junior High School Penda
Tawangmangu academic year of 2013/2014. Kind o this research is descriptive
with a qualitative approach. The location of this research is in Junior High
School Penda Tawangmangu. We use observation and questionnaire as a data
source. The result of data source from 32 sample with simple random sampling
technique to determine the students' motivation to learn science class VII Junior
High School Penda Tawangmangu academic year of 2013/2014. From
triangulation technique to analysis data we found basic of research. Result is 23
(71,875%) students who interested whit examination, 20 (62,5%) try to finished
the difficulty. From 30 (93,75%) students more like working by them self. There
are 24 (75%) active students and 23 (71,875%) enthusiastic students. This
conclusions is all of the student should have a motivation to study. For the
purpose of study can research.

Keyword: learning motivation, student


A. Pendahuluan
Keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kompenen yang ada dalam pendidikan itu sendiri, antara lain dipengaruhi oleh
peserta didik, pendidik, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lingkungan
pendidikan/sekolah.
Di dalam keseluruhan proses pendidikan yang terjadi di sekolah,
belajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini menunjukkan bahwa
berhasil tidaknya tujuan pembelajaran banyak bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003).
Aunurrahman (2009) mendefinisikan belajar sebagai setiap perubahan
tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan
pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu 1) belajar adalah
perubahan tingkah laku, 2) perubahan tingkah laku terjadi karena latihan atau
pengalaman, dan 3) perubahan tingkah laku tersebut bersifat permanen atau
tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Berdasarkan definisi belajar di atas,
seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku pada
dirinya (Siregar, 2011).
Dalam diri siswa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan
prestasi siwa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tersebut adalah

faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dalam menanggapi suatu
fenomena dalam proses belajar.
Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah motivasi
belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Ada tiga komponen
utama dalam motivasi, yaitu 1) kebutuhan, 2) dorongan, dan 3) tujuan
(Dimyati, 2006).
Menurut Aunurrahman (2009), motivasi dalam kegiatan belajar
merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk
mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yang ada di luar
dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hamdu, Ghulam
dan Lisa Agustina (2011) tentang pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar IPA sekolah dasar diperoleh hasil bahwa tanggapan siswa
terhadap motivasi belajar dinilai baik dan pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar sebesar 48,1%.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi belajar IPA siswa
kelas VII SMP Penda Tawangmangu tahun pelajaran 2013/2014 maka
dilakukan penelitian tentang “Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP

Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan mulai pembuatan proposal
sampai dengan ujian sripsi, yaiu mulai bulan Februari samapai Juli 2014.
Penelitian dilaksanakan di SMP Penda Tawangmangu pada bulan April 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Penda
Tawangmangu tahun pelajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas 32 siswa diambil dari 25% jumlah keseluruhan
populasi, yaitu 128 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik simple random sampling.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi
dan angket (questionnaire). Observasi digunakan untuk mendapatkan data
berupa gambar lokasi maupun kegiatan yang dilakukan selama penelitian.
Data yang diperoleh digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar
telah dilakukan. Sedangkan angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, karena pilihan jawaban responden telah disediakan di
dalamnya.
Analisa data diperoleh melalui sumber yang berasal dari data angket
dan observasi. Taknik yang digunakan untuk menganalisa data tersebut adalah

dengan teknik triangulasi data, yaitu memadukan dan mengeneralisasikan
hasil data ke dalam bentuk kalimat deskriptif secara terperinci dan apa adanya.

C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Penda
Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014
Mansur dalam Hamdani (2010) menyebutkan bahawa motivasi
adalah daya atau perbuatan yang dapat mendorong seseorang, tindakan
atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi
tersebut.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui
motivasi belajar IPA siswa kelas VII SMP Penda Tawangmangu tahun
pelajaran 2013/2014, peneliti menggunakan angket dan observasi untuk
mendapatkan data yang akan diolah dan diinterpretasikan sehingga
diperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Penda Tawangmangu tahun
pelajaran 2013/2014 sebanyak 128 siswa.
Setiap siswa kelas VII SMP Penda Tawangmangu tahun pelajaran
2013/2014 memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, ada yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada juga yang memiliki

motivasi belajar yang rendah. Hal ini dikarenakan masing-masing siswa
sebagaiman yang diungkapkan oleh Imron dalam Siregar, Eveline dan
Hartini Nara (2011), bahwa ada enam unsur atau faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu 1) citacita/aspirasi

pembelajar,

2)

kemampuan

pembelajar,

3)

kondisi

pembelajar, 4) kondisi lingkungan pembelajar, 5) unsur-unsur dinamis
belajar/pembelajaran,


dan

6)

upaya

guru

dalam

membelajarkan

pembelajar.
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi biasanya akan
cenderung lebih bersungguh-sungguh dalam pembelajaran daripada siswa
yang sedikit motivasi belajarnya. Dengan demikian, siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi akan dengan mudah dapat mencapai tujuan
pembelajaran.

2. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

a. Kumulatif Jumlah Angket
Gambaran motivasi belajar IPA siswa kelas VII SMP Penda
Tawangmangu tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh melalui simple
random sampling dengan mengambil sampel 25% dari populasi kelas

VII SMP Penda Tawangmangu tahun pelajaran 2013/2014 yaitu 128
siswa, sehingga diperoleh sampel sebesar 32 responden.
Jumlah angket yang diberikan kepada responden sebanyak 32
buah dan semua angket kembali dalam keadaan baik, sehingga semua
angket dapat diolah sebagai data penelitian.
b. Penyajian Data Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas VII
SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Angket Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas VII
SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014 (Sumber: Lampiran 7).

No

Indikator

1


Tekun dalam menghadapi tugas
Ulet dalam menghadapi
kesulitan
Senang bekerja mandiri
Aktif dalam pembelajaran
Antusias dalam pembelajaran

2
3
4
5

Jawaban
Memiliki
Tidak memiliki
motivasi
motivasi
Angka
%

Angka
%
23
71,875
9
28,125

Jumlah

Angka
32

%
100

20

62,5

12


37,5

32

100

30
24
23

93,75
75
71,875

2
8
9

6,25
25
28,125

32
32
32

100
100
100

3. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Motivasi Belajar Siswa Dilihat dari Tekun dalam Menghadapi Tugas
Ketekunan dalam menghadapi tugas dalam penelitian ini yang
akan diungkapkan mengenai pemberian tugas oleh guru baik tugas
rutin maupun tugas-tugas yang lain.
Dari tabel 4.1 komponen A menunjukkan hasil bahwa secara
keseluruhan siswa memberikan informasi tentang motivasi belajarnya.
Dari item angket sebanyak 24 (75%) siswa menyatakan tidak cepat
bosan terhadap tugas-tugas rutin. Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa siswa, di dalam pembelajaran IPA kelas VII guru selalu

memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada
di dalam modul. Sebanyak 8 (25%) siswa menyatakan cepat bosan
terhadap tugas-tugas rutin. Hal ini dikarenakan mereka kurang tekun
dalam mengerjakan tugas.
Sebanyak 13 (40,625%) siswa membuat ringkasan ketika guru
memerintah untuk membuat. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat ringkasan materi pelajaran dengan tujuan agar siswa
mau membaca dan belajar materi pelajaran. Dari hasil angket ternyata
terdapat sebanyak 19 (59,375%) menyatakan tidak membuat ringkasan
ketika guru meminta mereka untuk membuatnya. Hal ini dikarenakan
mereka kurang paham tentang manfaat membuat ringkasan materi,
sehingga dapat disimpulkan sebagian besar siswa kurang memahami
manfaat membuat ringkasan materi untuk mereka.
Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan
oleh guru, yaitu sebesar 31 (96,875%) siswa. Bukan hanya tugas
meringkas materi saja yang dikerjakan, tetapi tugas lain yang diberikan
oleh guru juga dikerjakan. Hanya 1 (3,125%) saja siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa tekun dalam menghadapi tugas.
b. Ulet dalam Menghadapi Kesulitan
Keuletan dalam menghadapi kesulitan yang akan diungkapkan
dalam penelitian ini adalah pemanfaatan waktu untuk mencari materi
yang belum paham, bertanya pada orang lain ketika ada kesulitan, dan
ketertarikan terhadap bermacam-macam masalah dalam kegiatan
belajar.
Sebanyak 18 (56, 25%) siswa menyatakan memanfaatkan waktu
untuk mencari materi IPA yang belum dipahami. Siswa berusaha
mencari solusi dari ketidakpahaman terhadap suatu materi pelajaran
dan tidak mudah putus asa dalam mnghadapi kesulitan. Sedangkan
sebanyak 14 siswa (43,75%) tidak memanfaatkan waktu untuk mecari
materi pelajaran yang kurang mereka pahami, hal ini dikarenakan

siswa tersebut mudah putus asa terhadap kesulitan yang mereka hadapi
dan tidak berusaha untuk memecahkannya.
Sebanyak 28 (87,5%) siswa selalu bertanya kepada guru atau
teman jika ada kesulitan dalam belajar. Rasa ingin tahu yang tinggi
membuat siswa tidak enggan untuk bertanya kepada guru atau teman
sebayanya. Tutor sebaya akan lebih membantu siswa dalam memahami
pelajaran. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Djamarah dan Zain (2002) yang menyatakan bahwa pembelajaran tutor
sebaya merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena
pembelajaran dari siswa ke siswa yang memiliki status umur, harga
diri, dan kematangan yang tidak jauh berbeda sehingga anak tidak
begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dari guru (teman sebayanya).
Sebanyak 4 (12,5%) siswa tidak bertanya kepada guru atau teman jika
ada kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa ingin
tahu dan malu untuk bertanya kepada guru atau teman.
Siswa yang tertarik terhadap bermacam-macam masalah dalam
pembelajaran sebanyak 14 atau 43,75% . Hal ini menunjukkan bahwa
hanya sedikit siswa yang tidak mudah putus asa terhadap masalah yang
ada dalam proses pembelajaran, karena siswa yang tidak tertarik
terhadap

bermacam-macam

masalah

yang ada

dalam

proses

pembelajaran sebanyak 18 (56, 25%). Kebanyakan siswa menganggap
remeh suatu permasalahan yang ada.
c. Senang Bekerja Mandiri
Secara harfiah, belajar mandiri menurut Hammond dan Collins
(dalam Darsinah, 2004) diartikan sebagai suatu bagian dari kepribadian
individu yang mampu dan mau untuk belajar dengan inisiatif sendiri
dengan atau tanpa bantuan orang laindalam hal penentuan tujuan
belajar. Sebanyak 29 (90,625%) siswa lebih senang mengerjakan tugas
secara mandiri. Hal ini bisa diperkuat dengan hasil yang menunjukkan
sebanyak 31 (96,875%) siswa tidak pernah mencontek ketika ulangan.

Hanya 3 (9,375%) siswa yang tidak senang belajar mandiri dan 1
(3,125%) yang pernah mencontek ketika ulangan.
d. Aktif dalam Pembelajaran
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting
bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001).
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi

pengetahuan

mereka

sendiri.

Mereka

aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
Sebanyak 19 (59,375%) siswa di dalam proses pembelajaran
menjawab pertanyaan ketika ada pertanyaan dari guru atau teman
diskusi kelompok. Menjawab pertanyaan akan melatih kecerdasan
berpikir siswa dan juga mengukur kesiapan siswa dalam belajar. Akan
tetapi masih ada 13 (40,625%) siswa yang tidak menjawab pertanyaan
ketika ada pertanyaan dari guru atau teman diskusi kelompok. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dan kurang memiliki kesiapan
dalam belajar.
Sebanyak 28 (87,4%) siswa ikut berdiskusi dalam diskusi
kelompok. Salah satu motode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajran IPA kelas VII SMP Penda adalah dengan menggunakan
metode diskusi. Metode diskusi berfungsi untuk siswa dalam
memecahkan

masalah

secara

bersama-sama

dengan

teman

sekelompoknya. Di dalam diskusi, setiap siswa diminta aktif atau turut
serta dalam menyumbangkan pikirannya. Data yang diperoleh tersebut
merupakan angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan siswa
yang siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam diskusi kelompok, yaitu 4
(12,5%) siswa saja. Siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam diskusi
kelompok tersebut berpikir masa bodoh dan mengandalkan orang lain
untuk menyelesaikan masalah.

e. Antusias dalam Pembelajaran
Sebanyak 10 (31,25%) siswa memanfaatkan jam kosong atau
istirahat untuk pergi ke perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa memiliki semangat untuk belajar yang tinggi, ditinjau dari
kemauan siswa untuk mencari buku referensi di perpustakaan. Namun
masih banyak siswa yang tidak memanfaatkan jam kosong atau jam
istirahat untuk pergi ke perpustakaan, yakni sebanyak 22 (68,75%).
Saat jam kosong atau jam istirahat, kebanyakan siswa memilih duduk
di kelas atau jajan di kantin.
Sebanyak 32 (100%) siswa mencatat keterangan guru IPA yang
dianggap penting. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa antusias
dalam pembelajaran IPA. Siswa berpikir bahwa dengan mencatat halhal penting dari keterangan yang telah dijelaskan oleh guru IPA dapat
memudahkan siswa dalam mengingat materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru.
Sebanyak 23 (71,875%) siswa memperhatikan guru selama
proses belajar mengajar. Perhatian siswa terhadap guru selama proses
pembelajaran menunjukkan kesungguhan siswa dalam belajar. Tetapi 9
(28,125%) tidak memperhatikan guru selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada saat proses
pembelajaran

dilakukan,

ada

sebagian

siswa

yang

tidak

memperhatikan guru ketika mengajar. Mereka malah ngobrol dengan
teman atau asyik bermain sendiri.
Sebanyak 26 (81, 25%) siswa membaca materi pelajaran
sebelum diajarkan di kelas oleh guru. Membaca materi pelajaran
sebelum diajarkan di kelas akan mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran yang akan diajarkan, karena siswa sudah
memiliki bekal pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan
sehingga siswa siap menerima materi pelajaran berikutnya. Sedangkan
sebanyak 6 (18,75%) siswa tidak membaca materi pelajaran sebelum
diajarkan di kelas oleh guru. Sikap siswa tersebut akan menghambat

proses

pembelajaran,

karena

siswa

belum

mempunyai

bekal

pengetahuan tentang materi yang akan dipelajari di dalam proses
pembelajaran. Siswa berperilaku demikian dikarenakan kurangnya
semangat dalam belajar (malas) atau kurangnya motivasi belajar.
Sebanyak 22 (68,75%) siswa mengingat materi yang telah
dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hanna
(2009) bahwa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya ingat
seseorang salah satunya yaitu motivasi. Sedangkan siswa yang tidak
mengingat materi yang telah dipelajari sebanyak 10 (31,25%) siswa.
Siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang rendah karena karena
dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan, sehingga
ilmu yang diserap hanya sedikit saja.

D. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai motivasi belajar
IPA siswa kelas VII SMP Penda Tawangmangu tahu pelajaran 2013/2014
dapat disimpulkan bahwa:
1. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Tekun dalam Menghadapi Tugas
Sebanyak 23 (71,875%) siswa tekun dalam menghadapi tugas,
sedangkan 9 (28,125%) siswa tidak tekun dalam menghadapi tugas.
2. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Keuletan dalam Menghadapi
Kesulitan
Sebanyak 20 (62,5%) siswa ulet dalam menghadapi kesulitan,
sedangkan 12 (37,5%) siswa tidak ulet dalam menghadapi kesulitan.
3. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Senang Bekerja Mandiri
Sebanyak 30 (93,75%) siswa senang bekerja mandiri, sedangkan 2
(6,25%) siswa tidak senang bekerja mandiri.
4. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Sebanyak 24 (75%) siswa aktif dalam pembelajaran, sedangkan 8
(25%) siswa tidak aktif dalam pembelajaran.
5. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Antusiasme Siswa dalam
Pembelajaran
Sebanyak 23 (71,875%) siswa antusias dalam pembelajaran,
sedangkan 9 (28,125%) siswa tidak antusias dalam pembelajaran.

E. Daftar Pustaka
A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Alfabeta.
Darsinah. 2004. “Pengaruh Pra Kemampuan Akuntansi dan Kemandirian
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi: Penelitian pada Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi KIP UMS”. Penelitian
Pendidikan. vol 16 No. 1 Juni 2004.
Dimyati dan Mojiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta: Rineka Cipta
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamdu, Ghulam dan Lisa Agustina. 2011. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap
Siswa Kelas VI SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya)”. Penelitian Pendidikan, Vol 12 Nomor 1
Santoso, Hanna dan Andar Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia
(Uraian Medis & Pedagogis Pastoral). Jakarta: Gunung Mulia.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran .
Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

92226 STPM Matrikulasi Diploma 2014 2015

0 12 36

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DISCOVERY DALAM Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry Dan Discovery Dalam Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII Di SMP Penda Tawangmangu Tahun Ajaran 2013

0 1 15

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry Dan Discovery Dalam Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII Di SMP Penda Tawangmangu Tahun Ajaran 2013/2014.

0 4 7

MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PENDA TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENDAHULUAN Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 4

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Multimedia Interaktif Dengan Mengoptimalkan Media Microsoft Powerpoint Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 8

Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

0 3 217

Deskripsi motivasi belajar siswa siswi kelas VII SMP Negeri 1 Binangun Cilacap tahun ajaran 2013/2014.

0 0 77

Deskripsi motivasi belajar siswa siswi kelas VII SMP Negeri 1 Binangun Cilacap tahun ajaran 2013 2014

0 0 75