PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014 Oleh AGTIFAH SARI

Penelitian ini membahas rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung sebanyak 12 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 343 orang. Pencarian sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel adalah

probability sample dengan menggunakan simple random sampling. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis ketiga menggunakan regresi linier multiple didapat sampel sebanyak 185 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey.

Berdasarkan analisis data dinyatakan bahwa: (1) ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, (2) ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, (3) ada pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo pada tanggal 9 Agustus 1993 dengan nama lengkap Agtifah Sari. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sartono dan Ibu Sarniyati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu.

1. SD Negeri 2 Bumi Waras diselesaikan pada tahun 2004

2. SMP Negeri 17 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007 3. SMK Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Non-SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Semarang-Solo-Yogyakarta-Bali-Bandung. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Pekon Kota Besi, Dusun Bumbon, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat.


(7)

Moto

“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”.

(QS. Ra’d: 31)

”Jika kita berfikir besar maka hasilnya akan besar, tapi jika kita

berfikir kecil maka hasilnya pun akan kecil“.

(Ustadz Yusuf Mansur)

“Bersyukur dengan apa yang kita punya sekarang, kehidupan yang

kita jalani, keluarga, sahabat, orang-orang terdekat maupun fasilitas

yang kita miliki”.

(Dicky S.)

“Orang yang tidak pernah bersyukur pada akhirmya tidak akan

mendapatkan apa-apa karena ia tidak mensyukuri apa yang ia

punya”.

(Agtifah Sari)


(8)

Persembahan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Terimakasih atas berjuta kesempatan untuk selalu mensyukuri nikmat mu yang tak terhingga. Dengan segala cinta dan

kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Bapak dan Ibu tercinta

yang selalu berdo’a untuk keberhasilanku dengan semangat dan kesabaran walaupun air matamu terlalu sering luruh dalam keringatmu dengan penuh kasih

sayang yang tercurah.

Adik-adikku dan Keluarga Besarku

yang selalu mendoakan, memberikan keceriaan, dan selalu memberi semangat demi keberhasilanku.

Para Pendidik ku

Atas bimbingan dan ajarannya hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu dan mempunyai keberanian untuk menjalani hidup.

Sahabat – sahabatku

Yang menemaniku saat suka dan dukaku, memberi pengalaman serta menjadikan hari-hari yang ku lalui lebih berwarna dengan kebersamaan.

Seseorang yang kelak akan mendampingi hidupku di masa depan. Almamater tercinta Universitas Lampung


(9)

SANCAWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah menjelaskan kepada manusia tentang isi kandungan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki sehingga banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada.


(10)

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S., Jaya, M. Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M. H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai penguji.

7. Bapak Dr. R. Gunawan S. S.Pd., S.E, M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing I terimakasih atas motivasi dan masukan yang diberikan.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Ibu Hj. Siti Kordiah, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Bandar Lampung Waka Kurikulum, yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini.


(11)

11. Seluruh dewan guru, karyawan, serta staf tata usaha SMP Negeri 3 Bandar Lampung.

12. Semua siswa-siswi SMP Negeri 3 Bandar Lampung khususnya kelas VII, terimakasih atas perhatian, kerjasama, dan dukunganya.

13. Bapak Sartono dan Ibu Sarniyati yang selalu memberikan dukungan dan do’anya selama ini. Beribu kata terimakasih ku karena telah mendoakanku. Kesabaran, senyuman, air mata, tenaga, dan pikiran tercurah disetiap perjuangan dan doa kalian yang menjadi kunci kesuksesanku.

14. Adik-adikku tercinta Dino Siwa Ramadhan dan Marlinda Tri Utami yang selalu memberikan canda tawa di sela-sela rasa lelahku dan memberi keceriaan sehingga aku semangat menyelesaikan studiku.

15. Keluarga besarku di Solo dan di Lampung yang telah mendo’akan dan mendukung keberhasilanku, terimakasih telah memberi motivasi dan saran untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

16. Teman-teman terdekatku sejak masa sekolah dan sampai saat ini Ria, Vicky, Dicky, Melgy, Ichan, Novri, Septa, Mugi, Rio terimakasih telah memberikan semangat dan dukungan saat aku jatuh, memberi keceriaan di sela rasa lelahku, terimakasih untuk kebersamaan kalian.

17. Teman-temanku bencong-bencong Benk, Cia, Suki, Henong, Cece, Bibi, Emak, Tendy, terimakasih untuk kebersamaan kalian, banyak kenangan indah dan hal yang kita lewatkan bersama.

18. Teman-teman angkatan 2010 Ganjil (Chindy, Poppy, Nira, Asti, Mbok, Muti, Jennyi, Eva, Ica, Fitri, Mami, Ardi, Ali, Ajat, Rama, Kus,). Teman-teman


(12)

Amel, Riza, Ana, Wulan) dan semua teman-teman yang tidak disebutkan terimakasih untuk kebersamaanya.

19. Kakak tingkat 2008-2009, khususnya Kak Dani yang telah memberi masukan dan informasi selama menyelesaikan skripsi ini serta adik tingkat 2011-2012. 20. Teman-teman KKN-KT dan PPL ku, Pemi, Mita, Eka, Mey, Iis, Tekek, Desi,

Erna, Rika, Vero, Hery, Satria kalian telah menjadi keluarga baru

dikehidupanku. Bang El, Bang Agus, Bang Penda, Bang Aceng, Bang Badrun serta semua pihak yang telah membantu selama KKN di dusun Bumbon. 21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun penulis

berterimaksih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Perumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Kegunaan Penelitian ... 9

1.7. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1. Hasil Belajar ... 11

2.1.2. Motivasi Belajar ... 23

2.1.3. Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah ... 34

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 41

2.3. Kerangka Pikir ... 43

2.4. Hipotesis ... 45

III.METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 46

3.2. Populasi Dan Sampel ... 47

3.2.1. Populasi ... 47

3.2.2. Sampel ... 48

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 49

3.3. Variabel Penelitian ... 50

3.4. Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional Variabel ... 51

3.4.1. Definisi Konseptual Variebel ... 51


(14)

3.5.1. Observasi ... 55

3.5.2. Dokumentasi ... 55

3.5.3. Angket ... 56

3.6. Uji Persyaratan Instrumen ... 57

3.6.1. Uji Validitas ... 57

3.6.2. Uji Reliabilitas ... 59

3.7. Teknik Analisis Data ... 62

3.7.1. Uji Normalitas ... 62

3.7.2. Uji Homogenitas ... 64

3.8. Uji Asumsi Klasik ... 64

3.8.1. Uji Kelinieran Dan Kenerartian Regresi ... 64

3.8.2. Uji Multikolinieritas ... 67

3.8.3. Uji Autokorelasi ... 69

3.8.4. Uji Heteroskedastisitas ... 70

3.9. Uji Hipotesis ... 72

3.9.1. Regresi Linier Sederhana ... 72

3.9.2. Regresi Linier Multipel ... 74

IV.HASIL PENELITI1AN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Singkat Berdirinya Smp Negeri 3 Bandar Lampung ... 75

4.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 79

4.1.2. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 79

4.1.3. Pengenalan Keadaan Siswa ... 83

4.2. Deskripsi Data ... 84

4.2.1. Data Motivasi Belajar (X1) ... 85

4.2.2. Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah (X2) ... 87

4.2.3. Data Hasil Belajar Ips Terpadu (Y) ... 89

4.3. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 93

4.3.1. Uji Normalitas Data ... 93

4.3.2. Uji Homogenitas ... 99

4.4. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 100

4.4.1. Uji Kelinieran Regresi ... 100

4.4.2. Uji Multikolinearitas ... 103

4.4.3. Uji Autokorelasi ... 104

4.4.4. Uji Heterokedastisidas ... 106

4.5. Pengujian Hipotesis ... 108

4.5.1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 108

4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 115

4.6. Pembahasan ... 119

4.6.1. Pengaruh Motivasi Belajar (X1) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 119

4.6.2. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Belajar (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 121


(15)

4.6.3. Pengaruh Motivasi Belajar, dan Pemanfaatan Sarana

Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 126 V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ... 128 5.2. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... … 5

2. Penelitian yang Relevan ………. ...41

3. Data Jumlah Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... ………48

4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 49

5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran ... 54

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Motivasi Belajar (X1) ... 58

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... ... 59

8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 61

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 61

10.Daftar Analisis Varians (ANOVA) ... ... 66

11.Daftar Nama Kepala Sekolah Sejak Berdirinya ... ... 77

12.Jumlah Tenaga Kerja Dan Staf TU ... ... 77

13.Daftar Nama Guru ... ... 78

14.Visi dan Misi ... ... 79

15.Data Jumlah Gedung dan Fasilitas Sekolah ... ... 80

16.Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... ... 85

17.Kategori Motivasi Belajar ... ... 86

18.Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah ... ... 87

19.Kategori Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah ... 88


(17)

21.Kategori Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu ... ... 91

22.Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1 ... ... 93

23.Hasil Pengujian Normalitas Variabel X2 ... ... 95

24.Hasil Pengujian Normalitas Variabel Y ... ... 97

25.Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... ... 98

26.Hasil Pengujian Homogenitas ... ... 99

27.Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... ... 100

28.Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Motivasi Belajar Siswa (X1) ... ... 101

29.Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... ... 102

30.Rekapitulasi Hasil Uji Linearitas Regresi ... ... 102

31.Hasil Uji Multikolinearitas ... ... 103

32.Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinieritas ... ... 104

33.Hasil Uji Autokorelasi ... ... 105

34.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... ... 107

35.Rekapitulasi Uji Heteroskedastisitas ... ... 108

36.Pengaruh Motivasi Belajar (X1) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... ... 108

37.Koefisien Regresi Motivasi Belajar (X1) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... ... 109

38.Pengaruh Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... ... 112

39.Koefisien Regresi Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... ... 113

40.Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... ... 115

41.Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... ... 116

42.Koefisien Regresi Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 117


(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Paradigma Pengaruh X1 Dan X2 Terhadap Y ...44

Gambar 2. Kurva Normal Q-Q Plot Motivasi Belajar ...94

Gambar 3. Kurva Normal Q-Q Plot Pemanfaatan Sarana Belajar ...96


(19)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Yang dirasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Dan hasil itu diperoleh setelah membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam

meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di


(20)

berbagai bidang. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan adalah rendahnya sarana fisik, rendahnya prestasi siswa, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan.

Peningkatan mutu pendidikan diupayakan oleh berbagai pihak dan dengan

berbagai cara, seperti menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan sarana belajar, perbaikan kurikulum, dan peningkatan mutu pendidikan. Salah satu indikator pendidikan yang memadai dan mencapai keberhasilan adalah

meningkatnya hasil belajar dari siswa. Pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran. Dalam pendidikan di sekolah proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting. Hasil belajar yang baik menunjukkan proses belajar yang baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan

memberikan hasil yang baik pula. Proses belajar mengajar yang baik seharusnya memerlukan peran aktif siswa dalam proses belajar untuk dapat menyelesaikan materi yang diberikan oleh guru. Peran aktif siswa harus berasal dari kemauan siswa itu sendiri tanpa adanya paksaan dari guru atau dari teman. Guru harus membantu siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa agar siswa dapat menyerap dan mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan begitu proses belajar mengajar akan berjalan lancar tanpa ada siswa yang pasif.

Faktor motivasi dapat menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan


(21)

3 daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah salah satu cara membangun semangat siswa dalam belajar di sekolah dan menjadikan siswa lebih aktif untuk berfikir sendiri dalam

memecahkan masalah yang diberikan guru dalam pelajaran dan lebih aktif untuk berinteraksi dengan siswa lainnya. Namun pada kenyataannya motivasi belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar saat ini sangat minim atau kurang.

Seperti yang kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Sarana pembelajaran juga turut menjadi salah satu faktor semakin terpuruknya

pendidikan di Indonesia. Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah yang kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standar, dan pemakaian teknologi informasi tidak memadai. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

Pemanfaatan sarana belajar di sekolah sangat penting bagi sekolah untuk melakukan kegiatan belajarnya, baik untuk mengulang kembali mata pelajaran yang telah diberikan maupun untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan serta melakukan latihan-latihan mandiri untuk memperdalam materi. Semakin lengkap sarana belajar yang dimiliki di sekolah seperti ruang belajar, kelengkapan buku,


(22)

LCD, dan alat-alat sekolah, memungkinkan anak dapat belajar sehingga aktivitas belajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses merupakan sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah penggunaan atau pemanfaatan sarana pembelajaran. Sarana belajar merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penggunaan sarana belajar yang kurang maksimal dari siswa terkadang menjadi permasalahan pencapaian hasil belajar yang baik. Penggunaan sarana belajar yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal bagi siswa dalam menyerap materi yang disampaikan dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Rendahnya motivasi belajar dan pemanfaatan sarana fisik membuat pencapaian hasil belajar siswa menjadi tidak memuaskan. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh

masing-masing guru mata pelajaran. Namun masih banyak siswa di sekolah yang masih belum bisa memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran, itu artinya masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang masih rendah.

Sarana fisik yang masih rendah mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal. Seperti sarana ruang belajar yang kurang memadai sehingga proses belajar dibagi dua yaitu siswa yang masuk pagi dan masuk siang. Pada SMP Negeri 3 Bandar Lampung, siswa kelas VII masuk pada siang hari. Siswa yang masuk pada siang hari memiliki semangat belajar yang kurang, tidak seperti siswa yang masuk pada


(23)

5 pagi hari. Akibatnya siswa yang masuk pada siang hari biasanya mudah

mengantuk dan malas mendengarkan penjelasan guru pada saat proses belajar, sehingga hasil belajar kurang optimal.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung dan keterangan guru bidang studi IPS Terpadu diketahui bahwa hasil belajar yang dicapai oleh para siswa belum mencapai hasil yang optimal, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dapat dilihat dari nilai ujian mid semester ganjil mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

No. Kelas Nilai Jumlah

Siswa

Keterangan < 70 ≥ 70

1. VII A 29 0 29

2. VII B 23 5 28

3. VII C 28 1 29

4. VII D 28 0 28 Kriteria

Ketuntasan

5. VII E 28 0 28

6. VII F 22 7 29 Minimum yang

7. VII G 24 5 29 Ditetapkan oleh

Sekolah adalah 70

8. VII H 26 3 29

9. VII I 18 11 29

10. VII J 27 2 29

11. VII K 19 9 28

12. VII L 26 2 28

Jumlah 298 45 343

Presentase (%)

86,88% 13,11%

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa presentase siswa yang menguasai bahan pelajaran lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tuntas belajar


(24)

(memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 70) hanya 13,11% atau 45 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (memiliki nilai kurang dari 70)

sebanyak 86,88% atau 298 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang atau tergolong rendah.

Rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut depengaruhi oleh bebepara faktor, baik berupa faktor yang berasal dari siswa (faktor internal) seperti rendahnya semangat belajar karena siswa memiliki motivasi belajar yang masih terbilang rendahmaupun faktor dari luar siswa (faktor eksternal) seperti ketersediaan dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah. Pemanfaatan sarana belajar di sekolah merupakan faktor yang sangat penting karena aktivitas belajar anak sangat memerlukan ruang atau tempat belajar yang khusus dengan

dilengkapi penerangan yang baik, serta perlengkapan belajar seperti buku-buku pelajaran. Sarana penunjang lain yang dapat membantu dalam belajar adalah buku cetak, buku catatan, dan buku latihan.

Proses berjalannya pembelajaran di sekolah sangat bergantung pada pemanfaatan sarana belajar di sekolah tersebut, pihak sekolah harus menyediakan sarana belajar yang sesuai dengan keperluan siswa untuk mendukung proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam pendidikan. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil apabila ada kerjasama yang baik antara guru dengan siswa. Sebagian siswa mempunyai hasil belajar yang rendah disebabkan oleh berbagai hal, baik dari dalam maupun dari luar ruang lingkup sekolah. Hasil belajar seseorang tidak selalu konstan, adakalanya menurun. Hal tersebut juga


(25)

7 terjadi terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3

Bandar Lampung.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka, penelitian ini mengkaji mengenai motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah serta pengaruhnya terhadap hasil belajar.

Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS Terpadu, sehingga hasil belajar tidak memuaskan.

2. Pemanfaatan sarana belajar di sekolah belum maksimal, sehingga siswa maupun guru kurang efektif dalam menggunakannya.

3. Kurangnya peran guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

4. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(26)

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu motivasi belajar (X1) dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X2) dan variabel terikat yaitu hasil belajar IPS Terpadu (Y), kedua aspek ini (X1,X2) dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar dan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, terutama hasil belajar IPS Terpadu.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh motivasi belajarterhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?

3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar dan pemanfatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajarterhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(27)

9 2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatansarana belajar di sekolah terhadap

hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

1.6. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS Terpadu sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

c. Sumbangan khasanah keilmuan bagi pembaca berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar IPS Terpadu pada khususnya. 2. Kegunaan Praktis

a. Sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang memadai siswa dalam proses belajar.

b. Bahan informasi bagi para guru dan calon guru agar membantu

menumbuhkan motivasi belajar kepada para siswa dalam meningkatkan hasil belajar di sekolah.


(28)

c. Sumbangan pemikiran kepada para siswa untuk menggunakan sarana belajar yang ada di sekolah sebaik mungkin untuk peningkatan hasil belajar.

d. Bagi para siswa agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. e. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang

ingin melakukan penelitian di bidang ini.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi sebagai berikut.

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah, dan hasil belajar IPS Terpadu siswa.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian pada tahun 2013/2014. 5. Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu pendidikan, khususnya bidang studi IPS Terpadu.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang motivasi belajar, pemanfaatan sarana belajar di sekolah, dan hasil belajar IPS Terpadu. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah, terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

2.1.1. Hasil Belajar

Siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan mengetahui hasil belajarnya selama ini, sehingga setelah belajar individu

mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Untuk dapat mengetahui hasil dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan


(30)

evaluasi kepada siswa. Sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dan diperoleh siswa setelah proses pembelajaran.

Hasil belajar dapat diperoleh karena adanya proses atau aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan hasil belajar yang terdiri dari pengertian belajar menurut beberapa ahli, teori belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan hasil belajar IPS Terpadu. Pembahasan hal-hal tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

a. Definisi Belajar

Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Setelah belajar, setiap individu memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan lain sebagainya (Sardiman, 2008: 20). Hal tersebut senada dengan Hamalik (2004: 28), Belajar dapat diartikan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.


(31)

13 Belajar menjadi suatu kebutuhan setiap manusia, karena dengan belajar

seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan yang baik bagi dirinya maupun dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan James O. Wittaker dalam Soemanto (2006: 104) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Kemudian pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Darsono (2001: 4) yang menyatakan Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

mengahasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Menurut Trianto (2009: 17), belajar merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat lagi bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Selanjutnya menurut Slameto (2003: 2), Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar meliputi pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan keterampilan yang didapat melalui pengalaman dan berlangsung secara aktif dengan lingkungan belajarnya yang akan nampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas sebagai hasil dari pengalaman belajar.


(32)

Proses belajar yang sedang diamati dan dialami peserta didik ditandai dengan terjadinya perubahan perilaku dalam diri peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang tercermin dalam hasil belajar.

b. Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar diantaranya sebagai berikut.

a. Teori belajar Gestalt yaitu teori yang menyatakan bahwa dalam belajar yang penting adalah penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulang hal-hal yang dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (Slameto, 2003: 9).

b. Teori Conditioning yaitu teori yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan respon dan reaksi. Yang terpenting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang kontinyu (Purwanto, 2002: 89).

c. Teori Connectinisme yaitu dalam teori ini terdapat dua proses yaitu Trial and error (mencoba dan gagal) dan low of effect berarti segala tingkah laku yang berakibat suatu keadaan yang memuaskan, yang diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya (Purwanto, 2002: 89).

Berdasarkan beberapa teori di atas, yang digunakan dalam mata pelajaran IPS Terpadu adalah gabungan teori Gesalt dan teori Conditioning. Memakai teori Gesalt karena mata pelajaran IPS Terpadu memerlukan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam. Sedangkan menggunakan teori Conditioning karena mengingat mata pelajaran IPS Terpadu sebagian besar berhubungan


(33)

15 dengan kehidupan sehari-hari dan pengetahuan yang luas dan memerlukan latihan-latihan yang kontinyu.

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28), sebagai berikut. a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar.

1. Dalam belajar setiap siswa diusakan partisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuan dan belajar dengan efektif. 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar.

1. Belajar itu proses kontinyu. 2. Belajar adalah proses organisasi. 3. Belajar adalah proses kontinguitas. c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari.

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar.

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Menurut Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.

a. Kematangan jasmani dan rohani b. Memiliki kesiapan

c. Memahami tujuan d. Memiliki kesungguhan e. Ulangan dan latihan

Salah satu prinsip belajar adalah mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah


(34)

sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan psikologi untuk melakukan kegiatan belajar. Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan fisik berarti memiliki tenaga dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar.

Semua orang yang hendak belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk

melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Sebaliknya, orang yang belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif. Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Mengulang pelajaran adalah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam belajar peserta didik perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam belajar. Prinsip-prinsip ini perlu


(35)

17 prinsip-prinsip tersebut dengan baik maka hasil yang akan dicapai dapat optimal.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-48), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut.

 Faktor interen, yaitu faktor yang datang dari dalam diri individu yang sedang belajar meliputi.

1. Faktor jasmaniah atau biologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh; 2. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan; 3. Faktor kelelahan.

 Faktor ektern, yaitu faktor yang datang dari luar individu yang sedang belajar, meliputi.

1. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan;

2. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah;

3. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat tersebut, disebutkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Baik faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang meliputi aspek fisiologis maupun psikologis peserta didik, ataupun faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang meliputi lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial.

e. Hasil Belajar IPS Terpadu

Salah satu tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan belajar peserta didik untuk mencapai hasil belajar optimal yang


(36)

diperoleh pada akhir kegiatan pembelajaran. Kemampuan belajar peserta didik tidak akan pernah terpisahkan dari proses pembelajaran, karena proses

pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Setiap proses pembelajaran akan selalu diakhiri dengan hasil belajar yang nyata. Hasil belajar tersebut dapat diukur sebagai pencapaian dari suatu yang telah dikerjakan peserta didik. Hasil belajar siswa pada umumnya diwujudkan dalam bentuk skor atau angka. Nilai yang berbentuk skor atau diperoleh setelah para siswa mengikuti tes atau ujian pada saat berakhirnya proses pembelajaran. Hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung didapat dari nilai hasil mid semester. Nilai yang diperoleh dikumpulkan dari dokumentasi nilai yang didapat dari guru mata pelajaran IPS Terpadu setelah mereka melakukan ujian tengah semester.

Menurut Sukmadinata, (2007:102) “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempuhnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006);3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Burton (dalam


(37)

19 Hamalik, 2004:31), menyatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, abilitas, dan keterampilan.

Menurut Arikunto (2006:63), sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil evaluasi diperoleh dari ulangan harian yaitu setelah guru menyelesaikan satu kompetensi dasar, kemudian dari mid semester yaitu ulangan yang dilakukan pada pertengahan semester, dan ulangan semester yaitu ulangan yang dilakukan pada akhir semester.

Hasil belajar dikatakan tuntas apabila telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajarannya. Dimana hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (dalam Sardiman, 2008:23) yaitu hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi 3

ranah/domain/jangkauan kemampuan (level of competence) yaitu sebagai berikut.

a. Kogninif Domain (Ranah Kognitif) 1) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh) 3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

4) Syhthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) 5) Evaluation (menilai)

6) Application (menerapkan) b. Affective domain (Ranah Afektif)

1) Receiving (sikap menerima) 2) Responding (memberikan respon) 3) Valuing (nilai)


(38)

5) Characterization (karakteristik)

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotorik) 1) Intiatory level

2) Pre-routine level 3) Routinized level

Menurut Hamalik (2008:30), hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek, yaitu sebgai berikut.

1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani

9. Etis 10.Sikap

Mata pelajaran IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan kepada peserta didik dengan tujuan agar pelajaran IPS Terpadu dapat digunakan dalam mengimplikasikan antara materi yang diajarkan

dengan berbagai bentuk kegiatan sosial sehari-hari. Melalui pembelajaran diharapkan pelajaran IPS Terpadu tidak sekedar hapalan semata tetapi menampilkan berbagai sikap dan keterampilan yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar IPS Terpadu adalah tingkat pencapaian keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS Terpadu di sekolah dan bukti dari pelaksanaan proses pembelajaran tersebut dilaksanakan secara maksimal yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor. Nilai atau skor tersebut didapat dari evaluasi pembelajaran seperti ujian tengah semester dan ujian semester.


(39)

21 Menurut Djamarah (2005:96-97), keberhasilan hasil belajar biasanya di ukur dengan tes prestasi (hasil belajar). Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil belajar dapat dimanfaatkan untuk penilaian sebagai berikut.

a. Tes Formatif

Penilaian ini untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses interaksi edukatif bahan tertentu dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahasan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat hasil belajar anak didik. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses interaksi edukatif dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.

c. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya untuk menetapkan tingkat atau keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking), atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu diperoleh peserta didik setelah peserta didik melakukan kegiatan belajar di sekolah, dimana hasil belajar tersebut memberikan informasi kepada peserta didik dan guru sejauh mana keberhasilan belajar telah diraih. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Djamarah (2005:97), yang mengemukakan keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkat atau taraf, yaitu sebagai berikut.

a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

c. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66% sampai dengan 75% saja.


(40)

Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu yang dapat dicapai oleh peserta didik merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya setelah seorang peserta didik melaksanakan usaha-usaha belajar pada suatu periode tertentu.

f. Evaluasi Hasil Belajar

Salah satu kesuksesan seorang guru sebagai pendidik adalah tercapainya hasil belajar peserta didik yang optimal, dalam hal ini guru harus memiliki data hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang sesuai karakteristik mata pelajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar peserta didik, guru dapat mengambil langkah-langkah instruksional yang konstruktif.

Secara konkrit guru mengambil langkah-langkah sebagai berikut. a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa, yaitu dengan cara mengadakan

evaluasi proses kegiatan pembelajaran setiap akhir pekan.

b. Menganalisa data hasil belajar siswa, dengan dilakukannya analisa data hasil belajar siswa maka guru dapat mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.

c. Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut

diperolehnya feed back untuk masing-masing siswa dan hal ini perlu diketahui oleh guru. Dengan feed back dari siswa maka guru dapat melakukan follow up atau menindaklanjuti hasil belajar siswa (Sardiman, 2008:174).

Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kualitas atau kemampuan guru dapat dilihat dari aspek intelektual maliputi sebagai berikut.

1. Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks.


(41)

23 b. Pemahaman

c. Penerapan d. Analisis e. Sintesis f. Penilaian

2. Etika sebagai pengembangan efektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis.

a. Kesadaran b. Partisipasi

c. Penghayatan nilai d. Pengorganisasian nilai e. Karakterisasi diri

3. Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan menkoordinasi gerakan.

a. Gerakan refleks b. Gerakan dasar

c. Kemampuan perseptual d. Kemampuan jasmani e. Gerakan terlatih

f. Komunikasi nondiskursif (Sagala, 2011:32).

2.1.2. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2005: 73). Setiap siswa mempunyai kekuatan mental yang menjadi penggerak berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Daya penggerak itu adalah motivasi. Motivasi yang timbul dari dalam akan lebih tahan lama dalam

memungkinkan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Menurut pendapat Hamalik (2004: 159) “Belajar yang efektif bila didasari oleh dorongan yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri. Peranan motivasi


(42)

sangat besar terutama untuk mendorong kegiatan belajar, serta untuk mencapai tujuan belajar siswa”.

Peranan motivasi dalam belajar sangat besar pengaruhnya untuk menetukan arah belajar dan tujuan belajar. Hal ini didukung oleh pendapat Sardiman (2001: 85) yang menyatakan “Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya”.

Menurut Mc Cellan et al (2001) berpendapat bahwa : A motive is the

redintegration by a cue of change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari

(redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulus) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga dapat perubahan tersebut tampak adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dari dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu dari dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan, Hamzah (2006 :9).

Motivasi belajar dapat menimbulkan rasa senang dan semangat dalam kegiatan belajar, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong mereka melakukan kegiatan belajar dengan skala tinggi. Dengan usaha yang tekun dan dilandasi motivasi yang kuat maka akan menghasilkan prestasi yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2005: 85) bahwa.

“Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, adanya motivasi yang baik menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan usaha yang


(43)

25 tekun dan terutama didasarkan pada motivasi maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik”.

Motivasi akan memberikan semangat, keinginan yang kuat dan perasaan senang, seperti yang diungkapkan Slameto (2003: 57) seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, dan semangat. Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas dan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Proses belajar mengajar dituntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.

Slameto (2003: 11-12) mengungkapkan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui “mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran) apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran memuaskan diri peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

Sardiman (2008: 75) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Sedangkan


(44)

Suryabrata (2003: 70) mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi belajar seseorang tercermin dari aktivitas belajarnya. Motivasi berkaitan erat dengan situasi pada saat pencapaian tujuan itu dilaksanakan. Oleh karena itu, situasi yang berbeda dapat menimbulkan motivasi yang berbeda pula. Definisi motivasi menurut Whittaker dalam Soemanto (2006: 25) bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Sedangkan Hamalik (2001: 108) mempunyai pendapat bahwa “Motivasi

menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan dan prestasi belajar siswa, belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disusun indikator-indikator motivasi belajar yaitu.

1. Siswa mempunyai keinginan untuk belajar

2. Siswa mempunyai kemauan untuk memecahkan masalah

3. Siswa mempunyai ketekunan dan tanggungjawab untuk memecahkan masalah 4. Siswa mempunyai perhatian dan rasa senang dalam belajar

5. Siswa mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar 6. Siswa mempunyai dorongan untuk bersikap aktif 7. Siswa mempunyai keinginan untuk bersaing.

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat selama itu pula


(45)

27 segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi siswa yang bersangkutan. Sesungguhnya kemauan atau motivasi itu merupakan motor penggerak pertama dan utama dalam proses belajar.

Semua perbuatan memiliki motif tertentu. Demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar agar hasil belajar siswa meningkat dapat diupayakan dengan membangkitkan motivasi belajar siswa yang bersangkutan.

Menurut Syarifudin (2005: 69)

“Ada beberapa cara untuk mengembangkan motivasi belajar siswa dalam belajar diantaranya:

1. Memadukan motivasi baru yang kuat yang sudah ada 2. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai

3. Merangsang pencapaian kegiatan 4. Memberikan contoh yang positif 5. Berikan hasil kerja yang telah dicapai”.

“Adapun ciri seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah: 1. Tekun menghadapi tugas dan tidak pernah berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

6. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.

Menurut Hakim (2000: 30-31), motivasi belajar seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar. Adapun cara menimbulkan motif intrinsik adalah:

a. Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran atau kuliah.

b. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. c. Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.


(46)

Untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar, yaitu:

1. Keinginan mendapatkan ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas atau umum 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

8. Keinginan untuk menjadi sarjana

9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi

10.Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa.

11.Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru, dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat.

Menurut pendapat Ali Imron (2005: 31-32), terdapat beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar antara lain : 1. Dengan memberikan kebiasaan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak

(dengan pengajaran, mendidik anak dengan memberi latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan)

2. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya

3. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dapat mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajarnya

4. Memberikan hadiah penghargaan atas keberhasilan yang telah siswa capai.

Proses belajar mengajar di sekolah guru juga berperan penting dalam memotivasi siswa belajar seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 99) yaitu membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, menjelaskan secara konkret kepada siswa dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik dikemudian hari dan membentuk kebiasaan belajar yang baik.


(47)

29 Motivasi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting yang merupakan

pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.

Sehubung dengan fungsi motivasi Rohani dan Ahmadi (2005: 11) menyebutkan fungsi motivasi sebagai berikut :

1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga.

2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dari hasil jangka panjang.

Proses belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing guru dituntut untuk menghidupkan dan memberikan

motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Motivasi mempunyai nilai yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Menurut Sardiman (2008: 89) menyatakan bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan, dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan ini perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi menurut Sardiman (2008: 85) adalah bermacam-macam. Motivasi memegang fungsi sangat penting. Motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak yang melepaskan energi.

2. Menentukan arah dan perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai 3. Menyediakan perbuatan-perbuatan yang harus dijalankan dengan serasi guna


(48)

Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki kemauan dan motivasi belajar yang kuat maka segala hambatan dan kesulitan dalam proses belajar di sekolah dapat teratasi atau setidaknya dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan kerugian pada siswa yang bersangkutan.

Menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch dalam Sardiman (2008: 20). a. Cronbach memberikan definisi belajar adalah “ Learning is show by a change

in behavior as a result of experience”

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

b. Harold Spears memberikan batasan “ Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

c. Geoch, mengatakan : “ Learning is a change in performance as a result of

practice”

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Ketiga definisi di atas belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran, mendorong timbulnya


(49)

31 tingkah laku serta mengubah tingkah laku (Hamalik, 2004: 108). Itu sebabnya motivasi merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Mengenai prinsip-prinsip motivasi belajar, Hamalik (2004: 114) mengutip

pendapat Kenneth H. Hoover yang menggolongkan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut :

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman

b. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang perlu mendapat kepuasan c. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada

motivasi berasal dari luar

d. Pemahaman yang jelas terdapat tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar

e. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreatifitas.

Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula suatu kegiatan belajar mengajar.

(Sardiman, 2008: 86).

Menurut Sardiman (2006: 92-95), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:

1. Memberi angka 2. Hadiah

3. Saingan atau kompetitor 4. Ego-involvement

5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10.Minat

11.Tujuan yang diakui

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angka-angkanya baik.


(50)

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut. Saingan atau kompetitor dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan


(51)

33 membangkitkan harga diri. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik. Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab, dengan

memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:

1. Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.

2. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar. 3. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

4. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

5. Menggunakan metodeyang bervariasi.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru

menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang


(52)

disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar. Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur antara lain yaitu

penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan. Metode yang

bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.

Menurut Sardiman (2001: 88), bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi: 1. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Berdasarkan uraian di atas, maka motif intrinsik dan ekstrinsik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena peranan motivasi bagi siswa atau mahasiswa adalah mengarahkan serta menjaga ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajarnya akan baik.

2.1.3. Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah

Sarana Belajar adalah peralatan belajar yang dibutuhkan dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan


(53)

35 efisien. Sekolah merupakan sistem yang memiliki tujuan. Bekaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut semua menjadi satu kesatuan manajemen

perlengkapan sekolah.

Fasilitas belajar menurut Sudjana dan Rivai dalam Idris (2005: 81) adalah “segala daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara sebagian maupun keseluruhan”. Sedangkan menurut Suryobroto (2007: 292) bahwa yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.

Lebih luas lagi fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat berupa benda-benda maupun uang. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimiyati dan Mujiono (2000: 249) mengungkapkan bahwa lengkapnya sarana pembelajaran menentukan

kondisi pembelajaran yang baik, meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah.

Secara sederhana, manajemen perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal, 2003: 2). Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses penddikan di sekolah (Bafadal, 2003: 2).


(54)

Sarana pendidikan dalam hubungannya dengan pendidikan, menurut Nawawi dalam Bafadal (2003: 2) mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Berdasarkan klasifikasi dari beberapa macam sarana pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama.

a. Sarana pendidikan yang habis dipakai.

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, tinta pada alat print yang biasa digunakan untuk mencetak surat surat dan berkas lain yang dibutuhkan administrasi di sekolah. Semua contoh di atas merupakan sarana pendidikan yang benar-benar habis dipakai. Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang sering kali digunakan oleh guru dalam mengajar materi pelajaran keterampilan. Sementara, sebagai contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin tik, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.

b. Sarana pendidikan yang tahan lama.

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, komputer, dan LCD.


(55)

37 2. Ditinjau dari pendidikan bergerak atau tidaknya

a. Sarana pendidikan yang bergerak.

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan salah satu sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah kemana-mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah kemana saja.

b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak.

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindah. Misalnya saja suatu sekolah yang memiliki jejaring atau tower internet. Semua peralatan yang berkaitan dengan itu tidak mudah untuk dipindah ke tempat-tempat tertentu.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Sarana belajar mengajar dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang tidak secara langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Prasarana sekolah menurut Bafadal (2003: 3) bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana yang

keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah, dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.


(56)

Menurut Arsyad (2005: 25-26), pemanfaatan sarana belajar memberikan beberapa manfaaat sebagai berikut.

1. Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk siswa belajar sendiri sesuai kemampuan dengan kemampuan dan minatnya.

3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karya wisata dan lain-lain.

Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan beberapa indera. Semakin banyak indera yang terlibat dalam menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan baik informasi atau pesan dalam materi yang disajikan.

Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2005: 7-8), klasifikasi pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang cukup, semakin lengkap sarana belajar akan membuat seorang siswa belajar dengan semakin baik.

Terdapat berbagai sarana pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dari


(57)

39 yang paling sederhana hingga media yang sudah canggih antara lain sebagai berikut.

a. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam merekam bahan pelajaran atau alat pelajaran kegiatan belajar. Papan tulis, komputer, LCD, laptop misalnya termasuk alat pelajaran guru untuk menulis materi pelajaran. Termasuk juga kapur atau sepidol dan penghapus papan tulis, buku tulis, pensil, pulpen atau bolpoin, penghapus (karet stip), juga termasuk alat pelajaran.

b. Media pendidikan

Media pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berisikan pesan berupa materi pelajaran dari pihak pemberi pelajaran kepada pihak yang diberi pelajaran. Termasuk buku pelajaran, CD berisi materi pelajaran,

tayangan TV yang berupa materi pelajaran, rekaman suara yang berupa materi pelajaran, dan sebagainya.

Sarana belajar memegang peranan penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan belajar (Slameto, 2003: 280), sedangkan menurut Slameto (2003: 76) untuk dapat belajar efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur misalnya sebagai berikut.

a. Ruangan belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi pikiran.

b. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang ada mengganggu mata. c. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar misalnya alat pelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution dalam Agustari (2006: 10) sarana pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai


(58)

dan memperhatikan sarana belajar yang digunakan. Pemanfaatan sarana belajar dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang disampaikan.

Hamalik (2001: 51) berpendapat bahwa alat bantu belajar, menggunakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien. Dengan

demikian sarana belajar sangat penting dalam menunjang dan memperlancar proses belajar siswa, karena dengan tersedianya sarana belajar yang lengkap atau memadai maka siswa akan dapat belajar dengan baik. Sebaliknya bila tidak tersedia sarana belajar, hal ini akan menghambat siswa dalam belajar.

Hamalik (2004: 48) berpendapat bahwa tersedianya sarana dan alat-alat yang diperlukan, bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan sebagai pembantu proses pembelajaran siswa tersebut. Kekurangan dalam hal-hal tersebut setidaknya akan turut menghambat kelancaran belajar anak. Sementara menurut Surya (2004: 91) peralatan atau perlengkapan belajar siswa yang harus disediakan diantaranya: buku tulis, pulpen, tinta, pensil, penggaris, penghapus, busur, perekat, kertas, jangka, pensil warna, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas pemanfaatan sarana belajar merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar, sebab aktivitas belajar anak akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana belajar yang baik dan memadai sebaliknya bila tidak ada sarana dan prasarana yang baik


(1)

V. KESIMPULAN

Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data diperoleh thitung 13,072 > ttabel 1,970 yang ditunjukkan dengan koefisien

determinasi (r2) 0,483 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar sebesar 48,3% dan sisanya 51,7% dipengaurhi oleh faktor lain. Jika motivasi belajar siswa tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika motivasi belajar siswa rendah, maka hasil belajar siswa pun akan menurun.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(2)

129 dengan koefisien determinasi (r2) 0,255 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh pemanfaatan sarana belajar di sekolah sebesar 25,5% dan sisanya 74,5% dipengaurhi oleh faktor lain. Jika sarana belajar di sekolah dimanfaatkan dengan optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika sarana belajar di sekolah tidak dimanfaatkan secara optimal, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data diperoleh F hitung 117,171 > F tabel 3,05

yang ditunjukkan dengan regresi linier multiple dengan koefisien determinasi (r2) 0,563 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah sebesar 56,3% dan sisanya 43,7% dipengaurhi oleh faktor lain.Jika motivasi belajar siswa tinggi dan sarana belajar di sekolah dimanfaatkan secara optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, motivasi belajar siswa rendah dan sarana belajar di sekolah tidak dimanfaatkan secara optimal, maka hasil belajar yang diperoleh siswapun akan rmenurun.

5.2. Saran

Berdasarkan‎hasil‎penelitian‎mengenai‎“Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti


(3)

130 1. Hendaknya siswa lebih meningkatkan motivasi belajar di kelas,

memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan baik.

2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya lebih meningkatkan motivasi dari dalam diri sendiri untuk belajar. Motivasi belajar bukan merupakan suatu paksaan melainkan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan sehingga dengan adanya motivasi belajar meningkatkan daya saing sesama siswa akan meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik dan optimal. Hal itu dikarenakan, dengan memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik dan optimal, maka siswa akan

mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik dan optimal, maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa dan

pemanfaatan sarana belajar siswa saja. Tetapi hasil belajar juga diduga dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat menelti faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad,Azhar. 2005. Media Pemblajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan

Aplikasinya. Jakarta : Bumi Aksara. Diakses dari

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-27848-081277110010%20daftar%20pustaka.pdf. Tanggal 30 Maret 2014. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, M. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang. Diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe/article/viewFile/244/274 Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan Sudarmanto. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Diakses dari

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Pustaka/2007-2-00337-MN-Pustaka.pdf. Tanggal 30 Maret 2014.

Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/8036/2/Bibliography.pdf. Tanggal 30 Maret 2014

Hamzah, B, Uno. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


(5)

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Diakses dari

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-pskgj-26480-14.%20109008413%20Daftar%20Pustaka.pdf. Tanggal 30 Maret 2014. Kurniyati, Vitta. 2010. Hubungan Antara Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah,

Pemanfaatan Media Belajar dan Konsep Diri Dengan Prestasi Ekonomi/Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Metro Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Lampung.

Mulyanto, Agus. 2011. Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo

TP 2009/2010. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Diakses dari

http://digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Master-25934-8106.Tanggal 30 Maret 2014.

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soemanto, Wasty. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Diakses dari http://wordpress.com/2012/01/13/hakikat-aktivitas/. Tanggal 30 Maret 2014

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya. Diakses dari

http://lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/.../07110253.pdf‎‎teraM‎30‎laggnaT‎. 2014

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susila, Riabalga. 2009. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(6)

Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta. Diakses dari

http://eprints.uny.ac.id/9149/4/bab%205%20-08511241027.pdf. Tanggal 30 Maret 2014

Syarifudin. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Tari, Ria, Agus. 2008. Pengaruh Motivasi Belajar dan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA

Surya Dharma 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008. Bandar


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 75

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BEAJAR IPS TERPADU SISW A KELAS VIII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 83

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 9 85

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP UTAMA 3 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 81

PENGARUH CARA BELAJAR, MINAT BACA DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 66

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 46 78

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT OLEH SISWA DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DISEKOLAH MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 103